BAB 2 DATA DAN ANALISA
2.1 Sumber Data Perancangan film pendek animasi ini penulis melakukan riset dan mencari beberapa referensi untuk mengumpulkan data. Beberapa referensi diperoleh dari : referensi video, literatur buku, literatur internet, dan referensi video game.
2.1.1 Literatur Buku Beberapa referensi dari buku dan e-book sementara yg diambil untuk perancangan film pendek : 1.
Character Building 2 : Relasi dengan Sesama
2.
Animator’s Survival Kit
3.
National Geographic Traveler Magazine
2.1.2 Literatur Internet 1.
www.naked-traveler.com
2.
www.leeabbamonte.com
3.
www.hallmark.com
4.
www.google.com
2.1.3 Referensi Film dan Video Game Paperman, Signs, The Amazing Race, Kindness Boomerang – Life Vest Inside, We Love Katamari, NiGHTS into the Dreams, Sonic Unleashed.
2.2 Data Umum Gambaran tugas akhir penulis secara umum adalah sebuah perancangan sebuah animasi pendek yang bertemakan petualangan fantasi.
2
3
Cerita ini memiliki moral yang sangat menarik dan bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Moral yang dimaksud adalah, selalu berbuat baik di setiap kesempatan kepada siapapun, meski hanya perbuatan kecil. Justru dari hal kecil tersebut dapat membawa dampak yang lebih besar jika dilakukan oleh setiap orang. Semoga “rantai” kebaikan ini dapat terkomunikasikan secara baik.
2.2.1 Sejarah Singkat Animasi Indonesia Sejarah animasi di Indonesia dimulai pada sekitar tahun 70-an, dimana studio animasi pertama didirikan oleh seorang warga negara Amerika. Studio itu kemudian diberi nama Anima Indah. Anima Indah adalah salah satu studio animasi yang mempelopori animator di Indonesia dengan menyekolahkan tim animator-nya untuk belajar animasi di Inggris, Jepang, dan Amerika. Studio ini berkembang cukup baik, namun lebih banyak menggarap proyek periklanan. Festival film pertama di Indonesia diadakan tahun 70-an. Dimana adanya kamera seluloid 8mm marak digunakan oleh para pembuat film dan akhirnya mencetuskan ide untuk membuat festival film Indonesia. Banyak animasi seperti Timun Mas, Trondolo, dan Batu Setahun ditampilkan. Era tahun 80-an merupakan era dimana terdapat peningkatan signifikan bagi animasi. Film animasi “Rimba si Anak Angkasa” yang disutradai oleh Wagiono Sunarto dan dibuat atas kolaborasi ulangan “Si Huma” yang diproduksi oleh PPFN dan merupakan animasi untuk serial TV. Pada masa itu, lahir beberapa studio animasi lain seperti Asiana Wang Animation, Evergreen, Marsa Juwita Indah, Red Rocket Animation, dan lainnya. Era tahun 90-an, adalah masa dimana banyak sekali film animasi berkembang, seperti Legenda Buriswara, Satria Nusantara, Nariswandi Pilian, dll. Pada masa ini animasi masih menggunakan kamera seluloid 35mm. Pada tahun 1998 mulai bermunculan film animasi yang berbasis cerita rakyat seperti Bawang Merah dan Bawang Putih, Timun Mas, Si Kancil, dll. Di masa ini pula banyak animator local yang ikut berpartisipasi menggarap animasi eterkenal di negara lain.
4
Red Rocket Animation adalah studio animasi yang dikategorikan paling produktif di Indonesia. Tahun 2000, studio ini memproduksi beberapa serial animasi seperti Dongeng Aku dan Kau, Klilip dan Puteri Rembulan, Mengapa Domba Bertanduk dan Berbuntut Pendek, Si Kurus dan Si Macan. Film tersebut cukup popular karena sudah menggabungkan animasi 2D dengan 3D. Kemudian pada tahun 2003, serial animasi 3D mulai merambah ke layar lebar, salah stunya berjudul Janus Prajurit Terakhir. 7 Mei 2004, hadir film animasi 3D Indonesia berdurasi 30 menit, berjudul Homeland. Film digarap selama 1 tahun oleh Studio Kasatmata di Yogyakarta. Meski film ini kurang sukses, tapi menjadi sebuah babak baru bagi dunia peranimasian Indonesia. Sampai tahun 2009, Indonesia berhasil membuat film animasi bertaraf internasional dengan judul Sing to The Dawn atau Meraih Mimpi yang diproduksi oleh Infinite Frameworks Studio (IFW).
Sumber: http://albertotkj.blogspot.com/2013/01/sejarah-animasi-indonesia.html
2.2.2 Cerita Pendek dan Dongeng Cerita Pendek atau yang biasa dikenal cerpen adalah salah satu bentuk prosa naraktif fiktif. Cerpen cenderung padat dan langsung pada tujuannya. Karena singkatnya, cerita-cerita pendek yang sukses mengandalkan teknik-teknik sastra seperti tokoh, plot, tema, bahasa dan insight secara lebih luas dibandingkan dengan fiksi yang lebih panjang. Tentu saja cerpen memiliki unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik cerpen adalah unsur yang membangun karya itu sendiri. Unsur– unsur intrinsik cerpen mencakup : 1. Tema adalah ide pokok suatu cerita. 2. Latar (setting) adalah tempat, waktu, dan suasana yang terdapat dalam cerita. 3. Alur (plot) adalah susunan peristiwa yang membentuk cerita.
5
Sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangunan atau system organisme karya sastra, mencakup : 1. Nilai-nilai dalam cerita. 2. Latar belakang kehidupan pengarang 3. Situasi sosial ketika cerita itu diciptakan.
Sumber: http://koffieenco.blogspot.com/2013/02/pengertian-dan-ciri-ciricerpen.html http://id.wikipedia.org/wiki/Cerita_pendek
2.2.3 Christmas Eve Malam Natal adalah malam kudus, tepat sebelum hari Natal yang diperingati oleh seluruh dunia sebagai malam sebelum kelahiran Yesus Kristus. Jatuh pada 24 Desember pada penanggalan Masehi. Pada zaman ini, tidak hanya umat Kristiani saja yang memperingati, namun seluruh kalangan dan masyarakat di dunia ikut serta dalam merayakan malam kudus tersebut. Lambat laun, Malam Natal melebur dengan kebudayaan setempat dan tiap negara memiliki tradisi masing-masing untuk merayakannya. Secara universal, Malam Natal selalu dirayakan dengan berdoa bersama di gereja, membagi-bagikan kado, menggantung kaos kaki untuk meminta hadiah, menggantung kartu harapan di pohon Natal, dan bahkan acara makan & kumpul keluarga besar.
Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/Christmas_Eve
2.2.4 Dongeng Natal Tradisi, mitos, dan dongeng Natal biasanya berkembang dari negara-negara di Eropa, tepatnya sekitar Skandinavia. Tak asing bagi kita jika mendengar kata Santa Claus (Father Christmas), cerita mengenai dirinya merupakan mitos yang paling tenar di seluruh dunia. Selain itu, Natal juga identik dengan keajaiban yang
6
biasanya dapat ditemukan di buku-buku dan film anak-anak. Dan memang pada dasarnya mitos Natal diceritakan khusus untuk anak-anak, karena cerita tersebut memiliki pesan moral. Misalnya, Santa hanya memberikan hadiah kepada anakanak yang baik dan anak yang nakal akan dihukum oleh Black Pete. Sehingga anakanak diharapkan selalu berkelakuan baik dan siap menunggu keajaiban Natal yang akan terjadi pada malam itu. Meskipun zaman sudah modern, namun mitos mengenai keajaiban Natal tetap saja laris, bahkan diadaptasi ke film-film animasi. Sebut saja Polar Express, The Rise of The Guardians, dll.
Sumber: http://osr.org/christmas/20-famous-christmas-stories/ http://en.wikipedia.org/wiki/Santa_Claus
2.3 Sinopsis Film Pendek Animasi “The Letter’s Journey” Pada kesempatan ini, penulis mencoba membuat sebuah short animation yang bertemakan petualangan fantasi. Dimana rasa rindu seorang anak yang ingin sekali bertemu dengan keluarganya, namun mereka dipisahkan oleh lautan dan benua. Berlatar awal di sebuah gereja di kota kecil bagian negara Prancis pada malam Natal. Seperti biasanya, malam Natal dirayakan dengan tradisi membagibagikan kado, menaruh kaos kaki di atas perapian, dan menggantung kartu permohonan di pohon Natal. Terlihat seorang gadis yang menyendiri di luar gedung gereja. Tanpa sengaja, ia melihat seorang gadis kecil yang sedang diberikan kado Natal oleh ibunya. Melihat kejadian itu, ia teringat akan keluarganya yang berada jauh darinya Demi melepas rasa rindu yang mendalam, sang gadis mencurahkannya di atas kartu permohonan sambil sesaat memohon dan berdoa. Dengan harapan yang sungguh-sungguh, ia menggantungkan kartu itu di dahan pohon Natal di luar gereja bersama dengan anak-anak yang lainnya. Pada malam itu juga ia kembali pulang dan langsung beranjak ke tempat tidurnya. Tiba-tiba angin bertiup dan keajaiban
7
terjadi. Seluruh kartu yang digantung di pohon Natal itu perlahan bergerak terkena terpaan angin. Seketika kartu-kartu itu terbang melayang-layang mengikuti arah angin bertiup. Kartu itu terbang ke udara dan melintasi kota sang gadis tinggali. Kartu itu menuju Jerman dan mendarat mengenai kepala seorang anak muda yang sedang berpesta dengan teman-temannya. Ia geram dan ingin membuang kartu itu, namun tanpa sengaja ia melihat ada tulisan di kertas itu. Detik itu juga pemuda itu membuka kertas dan melihat isi suratnya. Pada saat yang bersamaan, ponsel pemuda itu berdering ada panggilan masuk. Tertera sebuah nama “Mama” di layar ponselnya, seketika ia beranjak dari tempatnya dan kembali pulang. Pesan di sebuah kartu itu membuat hatinya tergerak dan menyimpan benda itu di dalam dompetnya. Namun tanpa disadari, seorang gelandangan mencuri dompetnya saat jalan pulang. Tentu saja yang ia butuhkan adalah uangnya, maka kartu itu dibuang. Kartu itu terlempar hingga tersangkut di sebuah tas punggung milik seorang turis yang hendak beranjak ke airport. Singkat cerita, tibalah turis itu di airport dan ingin menaruh tas punggung-nya di bagasi check-in. Ia melempar tas nya di atas timbangan bagasi yang membuat kartu berguling keluar dan masuk ke dalam kantong tas di timbangan sebelahnya. Kartu terus melanjuti petualangannya melintasi berhari-hari melintasi beberapa negara di dalam pesawat. Kartu itu terbawa ke India di dalam kantong ransel milik seorang turis. Kartu itu terjatuh ke lantai ketika turis hendak menaruh ranselnya di atas troly. Selang beberapa menit, cleaning service datang dan kartu itu tersapu hingga terbuang ke tempat pembuangan sampah. Seorang pekerja membuang tumpukan sampah itu ke dalam truk sampah. Truk sampah tersebut mulai berjalan kencang hingga membuat kartu itu terbang tertiup angin. Kartu itu mengenai wajah seorang bocah lelaki di pinggir jalan. Segera ia menarik benda yang menghalangi wajahnya dan membaca sebuah pesan di kartu itu. Setelah membaca dan menurunkan kartu itu dari wajahnya, ia melihat seorang ibu yang hendak menyebrang dengan bawaan yang banyak. Karena telah membaca isi pesan di kartu, bocah tadi tergerak hatinya untuk membantu ibu untuk menyebrang jalan. Sang bocah merasa senang karena telah menolong ibu. Tanpa disadari, kartu yang ia pegang terjatuh di jalan. Kartu itu bergerak perlahan
8
terkena terpaan angin dari mobil-mobil yang lewat. Bocah itu tampak kebingungan mencari kartu yang ia pegang tadi. Tanpa ia sadari, kartu itu sudah terbang kembali ke udara. Kartu terbang hingga mencapai sebuah kota besar yang gemerlap. Namun itu mengarah ke sebuah gang kecil di pinggiran kota. Toko-toko sudah tutup sehingga gang itu terlihat sangat sepi. Terdengar sayup suara petikan gitar dari seorang pria di gang yang sepi. Pengamen pria itu terus bernyanyi dan berusaha menghapal lagu yang baru saja ia buat. Sekeras-kerasnya ia bernyanyi, namun tetap saja tidak ada seorangpun yang lewat. Kartu itu jatuh tepat di depan pria itu. Menyadari bahwa itu sebuah kertas, pria itu langsung membuka lipatan kertas dan menuliskan sebuah lagu yang baru saja ia ciptakan di atas kertas. Setelah selesai menulis, ia membalik kertas dan melihat sebuah pesan dalam tulisan tangan. Pria itu mengerti maksud dari pesan itu dan kartu itu kembali diterbangkan ke langit. Setelah melewati beberapa hari dan negara, kartu itu akhirnya mencapai tujuan akhirnya. Terangnya lampu-lampu gedung menghiasi langit malam sebuah kota. Kartu itu terbang menghampiri sebuah rumah yang terlihat terang lampunya dari luar. Melalui jendela yang terbuka, kartu itu masuk dan mendarat di tangan sang ibu. Sang ibu bahagia ketika membaca surat dari anaknya itu.
2.4 Data Cerita 2.4.1 Kartu Ucapan Kartu ucapan (Greeting Card) adalah sebuah kartu ilustrasi yang di atasnya dapat ditulis untuk menyampaikan pesan, biasanya dilipat jadi 2 bagian. Kartu ucapan biasanya diberikan pada momen perayaan tertentu, seperti ulang tahun, Tahun baru, Natal, dll. Kartu ucapan ini dikirim untuk mengungkapkan suatu perasaan si pengirim pada si penerima. Ada banyak bermacam-macam jenisnya, yang buatan tangan harganya lebih murah karena pembuatannya sederhana. Sedangkan yang tampilannya “wah” lengkap dengan hiasan cenderung lebih mahal. Di negara barat, kartu sejenis ini laris terjual, biasanya pada saat perayaan Natal dan akhir tahun. Produk kartu ini dipakai oleh semua kalangan. Konsumen
9
individu biasanya mengirimkan pada keluarga, teman, dan kerabat. Namun, sering juga kartu ucapan dipakai dalam bisnis yang besar. Misalnya, perusahaan jasa yang memberikan ucapan kepada para pelanggannya.
Gambar 2.1 Kartu Ucapan di Etalase Toko
Luasnya kebudayaan di dunia ini, tentu banyak cara untuk menyampaikan pesan lewat kartu ucapan. Di setiap negara memiliki tradisinya masing-masing. Misalnya, di Jepang ada festival Tanabata, dimana pada festival ini dimeriahkan tradisi menulis permohonan di atas secarik kertas warna-warni. Kertas-kertas yang berisi berbagai macam permohonan diikat di ranting bamboo dan berharap permohonannya dapat terkabul. Secara universal, hal tersebut juga dilakukan oleh beberapa kalangan di setiap negara. Salah satu contoh adalah menghias pohon Natal. Selain lampu ornament dan lampu warna-warni, ada pula yang menggantungkan kartu-kartu ucapan.
10
Gambar 2.2 Kartu Ucapan yang Digantung di Pohon
Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Greeting_card http://gojapan.about.com/cs/japanesefestivals/a/tanabata.htm 2.4.2 Referensi BG Pada film pendek ini penulis mencari beberapa referensi untuk setting dalam film animasi ini. Referensi berupa landscape perkotaan di Eropa dan Asia. Salah satu contohnya yaitu sebuah kota di bagian timur Prancis, Colmar.
Gambar 2.3 Kota Colmar
Gambar 2.4 Ilustrasi suasana kota saat Malam Natal
11
Gambar 2.5 Referensi : Piazza (kiri) dan Dhaka, Bangladesh (kanan)
Gambar 2.6 Referensi : Gang kecil (kiri) dan landscape kota (kanan)
Sumber: http://www.ot-colmar.fr/en/discover http://en.wikipedia.org/wiki/Colmar http://www.fanpop.com/clubs/italy/images/26913263/title/piazza-delcampo-wallpaper http://www.youtube.com/watch?v=YSRkHluVnsA 2.5 Pembanding 2.5.1 Paperman Paperman adalah film animasi yang memadukan cel animation dan CGI animation. Film ini merupakan short animated feature rilisan Disney yang ditampilkan sebelum Wreck-it Ralph dimulai.
12
Paperman berkisah tentang pertemuan seorang pria (George) dan wanita (Meg). Di mana pertemuan tersebut meninggalkan kesan yang mendalam bagi keduanya, terutama bagi si pria. Hal ini membuat si pria mengusahakan segala cara demi bertemu dan berkenalan dengan si wanita. Si Pria berusaha memanggil dengan menggunakan kertas yang ia lipat menjadi pesawat. Dan pada akhirnya, pesawatpesawat kertas yang dia lempar itulah yang mempertemukan keduanya.
Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Paperman
2.5.2 Signs Signs merupakan short movie yang ceritanya diawali tentang seorang pria kantoran yang hidupnya monoton. Setiap hari ia pergi kantor dengan perasaan lemas seakan hidup ini datar. Namun di suatu siang ia melihat seorang wanita cantik di gedung seberang yang ia belum pernah bertemu sebelumnya. Cerita berlanjut ketika mereka berdua mulai berkomunikasi antar jendela kantor dengan sebuah tulisan yang mereka tuliskan di atas kertas besar. Lewat peristiwa ini, si pria menjadi semangat menjalani hari-harinya. Percakapan yang semakin intens setiap hari yang pada akhirnya membuat mereka memutuskan untuk saling bertemu.
Sumber: http://www.youtube.com/watch?v=uy0HNWto0UY
Gambar 2.7 Signs
13 2.5.3 Kindness Commercial Cerita film pendek ini berdasarkan filosofi, bahwa berperilaku baik di setiap kesempatan pada siapapun akan membawa kita pada keterhubungan emosi yang lebih baik. Perbuatan yang “berantai” tersebut membawa dampak bahagia bagi dunia ini.
Gambar 2.8 Kindness Boomerang
Sumber: http://www.youtube.com/watch?v=nwAYpLVyeFU 2.6 Target Audiens Secara keseluruhan, animasi pendek ini ditargetkan untuk audiens yang masih tergolong dalam usia muda dan unisex. Memiliki ketertarikan pada seni, design, dan film. Mulai anak-anak hingga maksimal 20 tahun. Di mana pada usia muda tersebut adalah saat-saat pembentukan jati diri. Terutama bagi muda-mudi yang merantau/hidup mandiri jauh dari keluarganya, sehingga pesan moral dapat tersampaikan pada audiens dan dihayati oleh rentang usia tersebut.
2.7 Faktor Pendukung & Penghambat 2.7.1 Faktor Pendukung 1.
Mayoritas orang-orang gemar menonton film. Dengan film animasi dapat
memvisualkan alur yang lebih imajinatif. 2. Film bisu (silent film) mengandalkan elemen kejutan pada pola tingkah laku karakter yang mudah dimengerti oleh siapapun.
14
3.
Tema keajaiban Natal dengan alur cerita menyinggung realita tradisi dan
kegiatan sehari-hari, maka film ini dapat diterima oleh seluruh lapisan masyarakat.
2.7.2 Faktor Penghambat Film bisu tanpa dialog membutuhkan kecermatan penonton untuk mengikuti alur cerita secara utuh dari awal karena tidak disertai narasi.