BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Perguruan tinggi merupakan satuan pendidikan yang menyelenggarakan
pendidikan tinggi dan sebagai organisasi yang menghasilkan pendidikan. Perguruan tinggi yang baik adalah perguruan tinggi yang secara kultur terintegrasi sehingga semua personal memiliki komitmen yang sama untuk mencapai tujuan organisasi (Majorsy, 2011). Perguruan tinggi yang memiliki perkembangan yang pesat dapat dilihat dari jumlah mahasiswa atau peserta didik yang terus meningkat dari tahun ke tahun, hal ini akan berdampak pacta persaingan perguruan tinggi untuk dapat bertahan dan menarik mahasiswa baru (Yohansen dan Sandra, 201 0). Universitas mcrupakan
Pcrguruan
Tinggi
yang
menyelenggarakan
pendidikan akademik dan dapat menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam berbagai rumpun Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi dan jika memenuhi syarat,
universitas
dapat
menyelenggarakan
pendidikan
profesi
(hap:/Idikt i.go. id/proOl-dikt i!sĀ·istem-pendidikan-l inggi{). Universitas "X" adalah salah satu Universitas Swasta di Surabaya yang sudah berdiri selama puluhan tahun. Universitas sebagai organisasi yang menghasilkan pendidikan memerlukan sumber daya manusia yang mampu bekc~ja sama dengan universitas sehingga kemajuan organisasi pendidikan tersebut juga didukung dengan sejauh mana kualitas dan kapabilitas sumber daya manusia yang ada di dalamnya. Individu
yang
terlibat
dalam
aktivitas
universitas
adalah
staf
akademik/pengajar dan staf non akademik. Keterikatan secara psikologis dari para
1
2
staf terhadap
orgamsasr
maupun
peker:jaannya
sangat
diperlukan.
Keterikatan antara staf dengan orgamsasr dan peker:jaannya disebut sebagai komitmen organisasional. Di Universitas "X" tempat peneliti beker:ja, sebagaian besar karyawan non akademik telah beke~ja cukup lama, bahkan hingga puluhan tahun bekerja. Data masa ke~ja para karyawan non akademik dapat dilihat pada tabel 1.1 di bawah ini :
Tabell.l Data Masa Bekerja Karyawan Non Akademik
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 ~-
Masa ke~ja (dalam tahun) 0-5 6-10 11-15 16-20 21-25 26-30 31-35 36-40 41-45 Total
Jumlah karyawan aktif 42 5 68 69
77 18 17 10 2 308 --~
Sumber :Human Resource Department Un1vers1tas "'X' 2013/2014
Peneliti memilih untuk melakukan penelitian kepada karyawan non akademik, karena peneliti merasa lebih mampu dan memiliki hubungan yang dekat serta akses yang baik dengan karaywan non akademik daripada dengan karyawan akademik. Peneliti menilai dan mengamati
karyawan di Universitas
"X" memiliki tingkat kesejahteraan lebih rendah dibandingkan dengan karyawan yang beke~ja di perusahaan manufaktur. dan tentunya sebagai karyawan non akademik tidak memiliki jenjang karir. Dari hasil penelitian dan pengamatan tersebut, karyawan non akademik sering merasa tidak puas dengan penghasilan dan
karir
yang
mereka
miliki.
yang
mengakibatkan
karyawan
sering
3
meninggalkan tugas dan tanggung jawabnya. serta senng membicarakan keburukan organisasi, untuk itulah komitmen organisasional dan kepuasan kerja dijadikan variabel yang akan diteliti lebih lanjut. Kaplan (2012) menyatakan bahwa komitmen organisasional dan kepuasan
ke~ja
merupakan faktor yang
penting dalam keberhasilan sebuah organisasi. Komitmen organisasional merupakan salah satu sikap kerja yang merupakan ref1eksi dari perasaan seseorang (suka atau tidak suka) terhadap organisasi di tern pat individu terse but
beke~ja
(Robbins, 2013 : 108-1 09). Luthans
(2006: 249) juga menyatakan bahwa komitmen merupakan sikap yang merefleksikan loyalitas karyawan pada organisasi dan proses berkelanjutan dimana anggota organisasi mengekspresikan perhatiannya terhadap organisasi dan keberhasilan serta kemajuan yang berkelanjutan. Komitmen yang tinggi pada organisasi dapat diartikan bahwa loyalitas karyawan pada organisasi juga tinggi. Kesediaan karyawan untuk tetap hadir, aktif dan bertahan di lingkungan universitas dapat dikarenakan kepuasan yang dirasakannya (Majorsy, 2011 ). Kepuasan berkaitan dengan sikap karyawan terhadap pekerjaan, dan komitmen berkaitan dengan level organisasi. Banyak karyawan yang puas dengan pekerjaan mereka, tetapi mereka tidak menyukai banyaknya birokrasi organisasi dimana mereka beke~ja dan lain sebagainya (Lutham, 2012: 248). Kepuasan ke~j a merupakan konsep praktis yang san gat penting karen a merupakan dampak atau hasil dari keefektifan performa dari kesuksesan dalam bekerja. Kepuasan yang perlu diperhatikan dalam suatu organisasi yang pertama adalah kepuasan sosial, bagaimana karyawan puas dengan dengan lingkungan
4
sosial dalam organisasi dan juga status sosialnya. Kepuasan kedua adalah kepuasan ekstrinsik, seperti gaji, bonus dan promosi. Kepuasan ketiga adalah kepuasan intrinsik yang berhubungan dengan kemampuan, keberhasilan, tanggung jawab serta rasa aman dalam bekerja (Rahmjo & Nafisah, 2006). Lingkungan yang SU!JOrtif dan produktif akan meningkatkan kine~ja organisasi dan kepuasan kerja (Sarwat et al., 2011). Kepuasan ke~ja karyawan benar-benar mempengaruhi komitmen organisasional karyawan tersebut dalam organisasi yang menaunginya (Setyawan. 2005), tetapi penelitian yang dilakukan oleh Yiing & Ahmad (2008) menemukan bahwa komitmen organisasi berhubungan negatif dengan kepuasan ke~ja.
Komitmen organisasional karyawan selain memiliki hubungan dengan kepuasan ke(ja, kualitas pertukaran pemimpin-anggota juga berkontribusi dalam mempengaruhi
komitmen
organisasional
seorang
karyawan
(Lee,
2005).
Pertukaran pemimpin-anggota merupakan sebuah teori yang mendukung kreasi pemimpin dalam hubungan di dalam dan di luar kelompok, bawahan dengan status kelompok akan memiliki peringkat kine~ja yang lebih tinggi, mengurangi
turnover, dan kepuasan kerja yang tinggi (Robbins, 2013:411 ). Interaksi yang semakin baik antara atasan dan bawahan maka akan semakin baik komitmen organisasionalnya, dan sebaliknya j ika interaksi an tara atasan dan bawahan rendah atau buruk maka komitmen karyawan pada organisasi mer~jadi rendah (Suhermin, 20 12). Sharkie (2009) menyatakan bahwa ada bukti kuat bahwa kerentanan karyawan dalam hubungan kerja telah meningkatkan pentingnya kepercayaan dalam mendorong perilaku peran tambahan karyawan di luar kewajiban hukum dan kontrak mereka.Namun penelitian yang dilakukan oleh Ristaniar (20 10) yang
5
menemukan tidak adanya hubungan antara kualitas LMX dengan komitmen orgamsas1. Uraian yang telah dipaparkan diatas, dijadikan landasan oleh penulis untuk meneliti tentang hubungan antara pertukaran pemimpin-anggota dengan kepuasan kerja dan komitmen organisasional karyawan non akademik di Universitas "X".
1.2
Rumusan Masalah
Kepuasan
ke~ja
seorang karyawan, dan bagaimana mereka memiliki
komitmen yang kuat terhadap organisasi dipengaruhi oleh pertukaran pemimpinanggota, maka rumusan masalah penelitiannya adalah : 1. Apakah pertukaran pemimpin-anggota memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan ke~ja? 2. Apakah pertukaran pemimpin-anggota memiliki pengaruh yang signifikan terhadap komitmen organisasional? 3. Apakah kepuasan
ke~ja
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
komitmen organisasional '?
1.3
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis dan membuktikan : 1. Pengaruh pertukaran pemimpin-anggota terhadap kepuasan kerja 2. Pengaruh
pertukaran
pemimpin-anggota
terhadap
organisasional 3. Pengaruh kepuasan ke~ja terhadap komitmen organisasional
komitmen
6
1.4
Manfaat Penelitian Diharapkan penelitian m1 dapat memiliki manfaat teoritis dan praktis
sebagai berikut : 1. Manfaat teoritis a. Hasil penelitian ini dapat memberikan penjelasan lebih lanjut tentang pengaruh pertukaran pemimpin-anggota terhadap kepuasan kerja dan komitmen organisasi b. Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan khasanah ilmu pengetahuan dalam bidang manajemen sumber daya manusia. 2. Manfaat praktis Bagi pihak manajemen Universitas agar dapat mengetahui bagaimana pengaruh antara pertukaran pemimpin-anggota terhadap kepuasan kerja dan komitmen organisasi, sehingga pihak manajemen dapat menentukan kebijakan yang terkait masalah tersebut.