BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Pada era ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge-based business) saat ini, investasi pada intellectual capital menjadi salah satu hal yang penting dalam kesuksesan suatu perusahaan. Nilai suatu perusahaan tidak lagi hanya dilihat berdasarkan tangible assets, tetapi juga pada intangible assets yang dimiliki suatu perusahaan. Dengan diterapkannya knowledge-based business, penciptaan nilai perusahaan tidak lagi ditekankan pada penggunaan tangible assets, namun pada intangible assets. Istilah intellectual capital ini dicetuskan pertama kali oleh Galbraith pada tahun 1969. Adapun yang termasuk intellectual capital antara lain keahlian sumber daya manusia (Human Capital), ketersediaan pengetahuan dan informasi (Strctural Capital) dan hubungan dengan pihak eksternal perusahaan (Relational Capital). Penggunaan intellectual capital dalam perusahaan semakin berkembang dan banyak diterapkan karena memberikan kontribusi yang besar terhadap penciptaan nilai perusahaan. Hal ini didukung oleh survei yang menunjukkan bahwa terdapat perusahaan yang memiliki intangibles assets yang lebih besar dari pada aset fisik atau financial capital perusahaan tersebut seperti Coca Cola. Berdasarkan survei pada Oktober 2003, market value perusahaan publik di Amerika Serikat lima kali lebih
1
besar dari nilai buku di balance sheet, yang lebih mencerminkan aset fisik dan finansial perusahaan. Dengan demikian, sekitar tiga per empat nilai perusahaan, seperti yang diyakini oleh investor, mencerminkan nilai non-fisik dan aset non finansial perusahaan (Lev, 2005). Pada sebagian besar industri, intellectual capital merupakan pemicu nilai kunci perusahaan. Salah satu industri yang padat intellectual capital adalah industri manufaktur. Beberapa perusahaan manufaktur, misalnya, tercatat memiliki market value yang jauh lebih besar dari book value perusahaan. Dengan demikian, pemegang saham dapat memperoleh nilai perusahaan yang jauh lebih tinggi dari pada nilai bukunya. Perusahaan manufaktur dikenal sebagai industri yang menggunakan peralatan dan mesin dalam melaksanakan aktivitasnya mengubah bahan mentah menjadi barang jadi untuk dijual kepada konsumen. Selama revolusi industri, tenaga manusia digantikan dengan kekuatan mesin atau peralatan berat. Namun, pada abad ke-21, perusahaan manufaktur mulai berubah menjadi industri yang lebih knowledgeintensive dalam melaksanakan aktivitasnya (Jarboe, 2010). Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) mendefinisikan knowledge based economies sebagai “those which are directly based on the production, distribution and use of knowledge and information” (Smith, 2000). Perekonomian pada era yang secara langsung didasarkan pada produksi, distribusi dan penggunaan informasi dan pengetahuan. Perubahan orientasi perusahaan manufaktur menjadi knowledge-intensive activity membuat industri
2
manufaktur harus memperhatikan banyak aspek seperti keahlian karyawan, struktur organisasi dan proses produksi-teknologi (Jarboe, 2010). Pada era knowledge-based business, intellectual capital merupakan modal yang penting bagi kinerja perusahaan. Sumber intellectual capital yang dapat mendukung kinerja perusahaan manufaktur antara lain aktivitas pengembangan produk seperti paten, pengetahuan manajerial dan karyawan, desain produk, teknologi informasi seperti software dan database, brand equity, reputasi dan hubungan perusahaan dengan pelanggan dan supplier (Jarboe, 2010). Komponen tersebut menjadi komponen penting dalam membentuk intellectual capital yang dapat menunjang pencapaian tujuan perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan dalam industri manufaktur kini harus dapat memanfaatkan dan mengembangkan intellectual capital dalam strateginya untuk meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan perusahaan. Penelitian mengenai pengaruh intellectual capital terhadap kinerja perusahaan telah banyak dilakukan oleh peneliti terdahulu. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Gruian (2011) mengenai hubungan antara intellectual capital dan kinerja perusahaan di Rumania. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa terdapat korelasi positif antara intellectual capital dan kinerja keuangan. Selain itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa komponen physical capital employed secara kuat mempengaruhi kinerja keuangan pada negara emerging economies. Gamayuni (2015) menguji hubungan antara intangibles assets, kinerja keuangan, dan kebijakan keuangan terhadap nilai perusahaan going-public di Indonesia yang terdaftar di Bursa
3
Efek Indonesia periode 2007 – 2009. Hasil penelitian menunjukkan bahwa intangible assets, kebijakan keuangan dan kinerja keuangan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan secara bersamaan. Selanjutnya, Chen et al (2005) melakukan penelitian mengenai hubungan antara intellectual capital dan market value perusahaan dan hubungan antara intellectual capital dan kinerja keuangan sekarang dan masa mendatang perusahaan. Sampel penelitian diambil dari perusahaan yang terdaftar di Taiwan Stock Exchange. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa intellectual capital perusahaan berpengaruh positif terhadap market value dan kinerja keuangan, dan dapat digunakan sebagai indikator kinerja keuangan di masa depan. Penelitian yang dilakukan oleh Iranmahd et al (2014) mengenai pengaruh intellectual capital terhadap cost of finance dan nilai perusahaan menunjukkan hasil yang berbeda. Sampel penelitian adalah perusahaan di Tehran Stock Exchange yang tidak bergerak di bidang keuangan, asuransi, dan investasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan signifikan antara mekanisme nilai tambah intellectual capital dan nilai perusahaan. Variabel penjualan dan leverage sebagai variabel pengendali tidak berkorelasi secara signifikan dengan nilai perusahaan. Pada penelitian ini, penulis ingin mengetahui apakah intellectual capital dan komponennya secara terpisah yaitu human capital, structural capital, dan capital employed mempengaruhi kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014. Berdasarkan pemaparan diatas,
4
penulis mengambil penelitian yang berjudul “Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014”.
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dibuat rumusan masalah yaitu: 1. apakah intellectual capital mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 2. apakah value creation efficiency of capital employed (VACA), value creation efficiency of human capital (VAHU), dan value creation efficiency of structural capital (STVA) berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan?
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014.
5
2. untuk mengevaluasi pengaruh dan kepentingan relatif dari berbagai komponen intellectual capital terhadap kinerja keuangan.
1.4 Batasan Masalah Penelitian ini memiliki batasan masalah sebagai berikut: 1. Perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini terbatas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012 – 2014. 2. Pengukuran Intellectual Capital pada penelitian ini hanya menggunakan metode VAIC (Pulic, 1998). 3. Rasio keuangan yang digunakan sebagai pengukur kinerja keuangan perusahaan dalam penelitian ini hanya return on equity (ROE) dan earning-per-share (EPS).
1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya ilmu pengetahuan mengenai pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan perusahaan pada industri manufaktur bagi institusi pendidikan. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan mampu menjadi referensi bagi peneliti lain dan dapat memberikan
6
kontribusi pada penelitian di masa yang akan datang untuk mengembangkan teori dan pemahaman mengenai intellectual capital. 1.5.2 Manfaat praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris yang menunjukkan pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan perusahaan manufaktur dan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan perusahaan industri serupa untuk mengembangkan intellectual capital perusahaan.
1.6 Sistematika Penulisan Penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab yang masing-masing terdiri dari: BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang penelitian yang menjadi dasar penelitian. Pada bab ini diuraikan mengenai rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan penelitian. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini berisi landasan teori yang melandasi penelitian ini, pengulasan mengenai penelitian terdahulu, kerangka penelitian, serta perumusan hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini. BAB III METODA PENELITIAN Bab ini menguraikan tentang metoda penelitian yang digunakan dalam penelitian yang terdiri dari sumber dan metoda pengumpulan data, populasi dan
7
sampel, definisi dan pengukuran variabel penelitian, dan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini. BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini diuraikan mengenai deskripsi subyek penelitian, hasil analisis data, hasil pengujian hipotesis dan pembahasan. Bab ini merumuskan dan membahas mengenai hasil penelitian. BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi simpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, keterbatasan penelitian, dan saran peneliti untuk penelitian selanjutnya.
8