BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Jurnalisme berarti pekerjaan ataupun kegiatan mengumpulkan, mengolah, menyusun, dan menyajikan berita tentang peristiwa sehari - hari. Tujuan pokok jurnalisme adalah menyediakan informasi yang akurat, dapat diandalkan dan yang dibutuhkan oleh warga agar mereka bisa berfungsi dalam sebuah masyarakat yang bebas. Media massa adalah alat dari jurnalisme yang digunakan dalam penyampaian pesan – pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat – alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, TV (Cangara, 1998:134). Selain itu, pada masa sekarang ini, internet juga sudah menjadi salah satu media massa yang digunakan sebagai alat jurnalisme. Dua fungsi dari media massa adalah media massa memenuhi kebutuhan akan fantasi dan informasi (Rakhmat, 2001:207). Orang yang bekerja untuk media massa disebut wartawan atau jurnalis. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi tahun 2008 mendefinisikan wartawan atau jurnalis sebagai orang yang pekerjaannya mencari dan menyusun berita untuk dimuat dalam surat kabar, majalah, radio, dan televisi; juru warta; jurnalis. Wartawan adalah orang yang secara teratur melaksanakan kegiatan jurnalistik (Pasal 1UU No 40 Tahun 1999 tentang Pers). Di masa sekarang, di mana perkembangan zaman dan teknologi yang sudah semakin maju. Jurnalisme sudah tidak hanya dikuasai oleh kaum wartawan ataupun media massa. Dengan media yang ada saat ini, khususnya internet, orang
Universitas Sumatera Utara
awam yang tidak berprofesi sebagai seorang wartawan ataupun jurnalis dapat melakukan kegiatan jurnalisme. Mereka dapat melakukannya melalui banyak media, seperti di rubrik opini surat kabar, web blog, ataupun di website khusus seperti WWW.Kompasiana.Com. Fenomena tersebut dinamakan sebagai Citizen Journalism atau Jurnalisme Warga dalam Bahasa Indonesia. Citizen journalism sebenarnya bukanlah hal baru, namun baru beberapa tahun terakhir ini dikenal di Indonesia. Citizen Journalism sendiri oleh Shayne Bowman dan Chris Willis didefinisikan sebagai “the act of citizens playing an active role in the process of collecting, reporting, analyzing, and disseminating news and information”. (http://www.fisip.undip.ac.id). Citizen Journalism dapat diartikan sebagai kegiatan jurnalisme yang meliputi proses pencarian, pengolahan, pelaporan, penganalisaan berita dan informasi oleh warga (non-jurnalis) dimana warga memiliki peran yang aktif dalam kegiatan tersebut. Citizen Journalism bermula di Amerika Serikat ketika Pemilihan Presiden tahun 2004, dua calon presiden, George W Bush dari Partai Republik dan John Kerry dari Partai Demokrat bersaing ketat. Banyak warga Amerika yang bosan dengan berita-berita yang disampaikan oleh media konvensional seperti koran, karena media tersebut dikuasai oleh partai politik. Akhirnya, untuk memperoleh berita dengan persepsi yang berbeda, orang – orang mencarinya di web blog. Inilah contoh konkrit Citizen Journalism. Inti Citizen Journalism adalah masyarakat menjadi obyek sekaligus subyek berita. Bisa dikatakan bahwa Citizen Journalism lahir dari perkembangan teknologi. Sekarang, berita-berita di media cetak sudah mulai didampingi oleh internet, bahkan setiap orang bisa menjadi
Universitas Sumatera Utara
penulis. Hal ini bukan merupakan bentuk persaingan media, tapi justru merupakan perluasan media. Perkembangan Citizen Journalism di Indonesia masih belum lama. Yang mengawali adalah Detik.com yang menampilkan berita-berita segar dan tidak terkungkung. Tetapi situs ini dibuat oleh insitusi untuk banyak orang. Berbeda dengan blog yang disiapkan oleh banyak orang untuk dibaca orang banyak pula. Bisa dibilang, keberadaan blog di Indonesia saat ini sudah sangat banyak, salah satu blog terbaik adalah perspektif.net sebagaimana masuk dalam 10 blog terbaik pilihan Majalah Tempo (http://www.fisip.undip.ac.id). Namun, kalau dilihat dari standar jurnalistiknya, Citizen Journalism masih perlu dipertanyakan, karena jika di lihat dari realitas yang ada, Citizen Journalism khususnya di Indonesia kebanyakan berbentuk opini dari penulisnya masih harus dipertanyakan keakuratan serta objektivitasnya. Istilah keakuratan yang berasal dari kata akurat yang berarti dipercaya benar sesuai keadaan objektif ketika
peristiwa
terjadi
(http://www.dewanpers.org).
Hal
yang
masih
membingungkan seperti bagaimana kelengkapan unsur beritanya, apakah ada dlakukan verifikasi data, imparsialitasnya, independensinya. Misalnya saja, The New York Times yang pernah mempertanyakan keakuratan dan objektivitas hasil peliputan citizen journalism. Jurnalis tradisional juga mengaku skeptis dan menganggap citizen journalism tidak dapat melakukan peliputan dengan baik karena hanya jurnalis terlatih yang mengetahui etika media saat melakukan peliputan (sumber: http/www.fisip.undip.ac.id). Meski mendapat kritikan pedas semacam ini, namun citizen journalism terus berkembang, bahkan pada beberapa
Universitas Sumatera Utara
peristiwa penting di dunia citizen journalism menjadi pihak yang paling banyak memberikan informasi kepada masyarakat. Misalnya saja saat tsunami terbesar di Samudera Hindia, video dan informasi penting justru bersumber dari blog yang dimiliki warga. Blog-blog pribadi warga juga menjadi saksi peristiwa besar lain seperti perang Irak, runtuhnya World Trade Center di Amerika Serikat, Bom Bali I dan II, dan lain – lain. Saat tsunami di Aceh, citizen journalism dengan blogger dan gambar video amatir yang diunggah di www.youtube.com, berhasil memberikan data multimedia yang ternyata membantu menggalang dana besar dari seluruh penjuru Indonesia bahkan dunia bagi para korban di Aceh. Citizen journalism melalui blogger di Indonesia pada dasarnya memberikan kontribusi besar saat terjadi masa reformasi di Indonesia tahun 1998, pada saat itu para blogger lah yang melaporkan indikasi adanya KKN di keluarga cendana. Belum lama ini pada tanggal 1 Mei 2011, terjadi kehebohan di seluruh dunia karena tewasnya Osama Bin Laden oleh Pasukan Amerika Serikat. Dan tentu saja peristiwa ini menjadi perbincangan semua orang di dunia. Tak dapat dipungkiri juga menjadi bahan berita oleh media massa. Namun selain media massa, banyak juga blogger dan kompasianer (penulis di kompasiana) yang juga menulis tentang peristiwa tersebut. Meskipun banyak yang membaca artikel – artikel tersebut, untuk standar jurnalistiknya sendiri masih perlu kita pertanyakan. Berdasarkan latar belakang di atas, dapat kita ketahui bahwa citizen journalism yang walaupun tidak dilakukan oleh wartawan profesional, ternyata juga berdampak besar pada suatu peristiwa. Bahkan tidaak jarang di bahas pada
Universitas Sumatera Utara
media mainstream. Namun, untuk standar jurnalistik artikel – artikel citizen journalism tersebut masih perlu kita pertanyakan. Adapun yang menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi FISIP USU angkatan 2008, 2009, dan 2010. Sebab, sebagai mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi yang salah satu konsentrasi studinya tentang media komunikasi dan jurnalisme sudah tentu harus memperhatikan perkembangan yang terjadi di media – media terutama tentang fenomena Citizen Journalism. Pada penelitian ini peneliti ingin melihat bagaimana persepsi mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi FISIP USU angkatan 2008, 2009, dan 2010 terhadap standar artikel tentang tewasnya Osama Bin Laden di WWW.Kompasiana.Com. 1.2 PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : “Bagaimanakah Persepsi Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi angkatan 2008, 2009, dan 2010 FISIP USU Terhadap Standar Jurnalistik Artikel Tewasnya Osama Bin Laden di WWW.Kompasiana.Com?” 1.3 PEMBATASAN MASALAH Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti mencoba membatasi masalah yang menjadi dasar penelitian dalam menyusun skripsi yaitu :
Universitas Sumatera Utara
1. Objek penelitian yang dimaksud adalah mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi FISIP USU angkatan 2008, 2009, dan 2010. 2. Penelitian ini hanya melihat persepsi mahasiswa terhadap standar jurnalistik artikel tewasnya Osama Bin Laden di WWW.Kompasiana.Com dari tanggal 2 – 15 Mei 2011. 3. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan April 2011 – Juni 2011 1.4 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 1.4.1 TUJUAN PENELITIAN Adapun tujuan penelitian ini yaitu : 1. Untuk mengetahui persepsi mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi FISIP USU angkatan 2008, 2009, dan 2010 tentang standar jurnalistik artikel – artikel di WWW.Kompasiana.Com. 2. Untuk mengetahui wawasan mahasiswa tentang Citizen Journalism. 1.4.2 MANFAAT PENELITIAN Adapun manfaat penelitian ini yaitu : 1. Secara akademik, penelitian ini akan disumbangkan kepada FISIP USU khususnya Jurusan Ilmu Komunikasi dalam rangka memperkaya khasanah penelitian dan sumber bacaan. 2. Secara teoritis, penelitian ini diharapka dapat memperkaya khasanah penelitian khususnya dalam bidang jurnalistik.
Universitas Sumatera Utara
1.5 KERANGKA TEORITIS Setiap penelitian sosial memerlukan teori, karena salah satu unsur yang paling besar peranannya dalam penelitian adalah teori (Singarimbun, 1995:37). Teori yang berguna untuk menjelaskan titik tolak atau landasan berpikir dalam memecahkan atau menyoroti masalah. Fungsi teori yang dimaksud adalah untuk menerangkan, meramalkan, memprediksi, dan menemukan keterpautan fakta – fakta yang ada secara sistematis (Effendy, 2003: 224). Untuk kerangka teori dalam penelitian ini menggunakan : 1.5.1 Komunikasi Massa Banyak definisi tentang komunikasi massa yang telah dikemukakan para ahli komunikasi. Banyak ragam dan titik tekan yang dikemukakannya. Tetapi, dari sekian banyak definisi itu ada benang merah kesamaan definisi satu sama lain. Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik). Sebab awal perkembangannya saja, komunikasi massa berasal dari pengembangan kata media of mass communication (media komunikasi massa) (Nurudin, 2003:2). Dalam perkembangan komunikasi massa yang sudah sangat modern dewasa ini ada satu perkembangan tentang media massa yakni ditemukannya internet. Belum ada, untuk mengatakan tak ada, bentuk media dari definisi komunikasi massa. Padahal, jika ditinjau dari cirri, fungsi dan elemennya, internet jelas masuk dalam bentuk komunikasi massa. Dengan demikian, bentuk komunikasi massa juga ditambah dengan internet (Nurudin, 2003:3).
Universitas Sumatera Utara
Ada satu definisi komunikasi massa yang dikemukakan oleh Michael W Gamble dan Teri Kwal Gamble (1986) akan memperjelas apa itu komunikasi massa. Menurut mereka sesuatu bisa didefinisikan sebagai Komunikasi Massa jika mencakup (Nurudin, 2003:6); 1. Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan modern untuk menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat kepada khalayak yang luas dan tersebar. Pesan itu disebarkan melalui media modern pula antara lain surat kabar, majalah, televisi, film atau gabungan diantara media tersebut. 2. Komunikator dalam komunikasi massa dalam menyebarkan pesan – pesannya bermaksud mencoba berbagai pengertian dengan jutaan orang yang tidak saling kenal atau mengetahui satu sama lain. Bahkan pengirim dan penerima pesan tidak saling mengenal satu sama lain. 3. Pesan adalah publik. Artinya, bahwa pesan ini bisa didapatkan dan diterima oleh banyak orang. Karena itu, diartikan sebagai milik publik. 4. Sebagai sumber, komunikastor massa biasanya organisasi formal seperti jaringan, ikatan atau perkumpulan. Dengan kata lain, komunikatornya tidak berasal dari seseorang, tetapi lembaga. Lembaga ini pun biasanya berorientasi pada keuntungan buka organisasi suka rela atau nirlaba. 5. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper (pentapis informasi). Artinya pesan – pesan yang disebarkan atau dipancarkan dikontrol oleh sejumlah individu dalam lembaga tersebut sebelum disiarkan lewat media massa. Ini
Universitas Sumatera Utara
berbeda dengan komunikasi antar pribadi, kelompok atau public dimana yang mengontrol tidak oleh sejumlah individu. Beberapa individu dalam komunikasi massa itu ikut berperan dalam membatasi, memperluas pesan yang disiarkan. Contohnya, adalah seoraang reporter, editor film, penjaga rubrik dan lembaga sensor lain dalam media itu bisa berfungsi sebagai gatekeeper. 6. Umpan balik dalam komunikasi massa sifatnya tertunda. Kalau dalam jenis komunikasi lain, umpan balik bisa bersifat langsung. Misalnya, dalam komunikasi antar persona. Dalam komunikasi ini umpan balik langsung dilakukan, tetapi komunikasi yang dilakukan lewat surat kabar tidak bisa langsung dilakukan alias tertunda (delayed). Ada pula fungsi komunikasi massa bagi masyarakat menurut Alexis S Tan (Nurudin, 2003:63). 1. Memberi informasi 2. Mendidik 3. Mempersuasi 4. Menyenangkan; memuaskan kebutuhan komunikasi 1.5.2 Citizen Journalism Citizen Jurnalism atau dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai jurnalisme warga sebenarnya bukanlah hal baru, namun baru beberapa tahun terakhir ini dikenal di Indonesia. Citizen Journalism sendiri oleh Shayne Bowman dan Chris
Universitas Sumatera Utara
Willis didefinisikan sebagai “the act of citizens playing an active role in the process of collecting, reporting, analyzing, and disseminating news and information”. Jadi Citizen Journalism bisa diartikan kegiatan jurnlisme yang meliputi proses pencarian, pengolahan, pelaporan, penganalisaan berita dan informasi oleh warga (non-jurnalis) dimana warga memiliki peran yang aktif dalam kegiatan tersebut. J.D.
Lasica,
dalam Online
Journalism
Review (2003),
mengategorikan
media citizen journalism ke dalam 6 tipe, yaitu:
Audience participation (seperti komentar user yang diattach pada kisahkisah berita, blog-blog pribadi, foto, atau video footage yang diambil dari handycam pribadi, atau berita lokal yang ditulis oleh anggota komunitas).
Situs web berita atau informasi independen (contoh: Kompasiana).
Situs berita partisipatoris murni (contoh: OhmyNews).
Situs media kolaboratif (contoh: Slashdot, Kuro5hin).
Bentuk lain dari media ‘tipis’ (contoh: mailing list, newsletter e-mail).
Situs penyiaran pribadi (contoh: situs penyiaran video, seperti KenRadio).
1.5.3 Persepsi Persepsi adalah proses internal yang memungkinkan kita memilih, mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita, dan proses tersebut mempengaruhi perilaku kita (Mulyana, 2005:167). Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan – hubungan yang diperoleh
Universitas Sumatera Utara
dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan stimuli pada stimuli indrawi (sensory stimuli). (Rakhmat, 2005:51). Kimbal Young (Walgito, 1986:89) mengatakan, “persepsi adalah sesuatu yang menunjukkan aktivitas merasakan, mengintrepetasikan dan memahami objek, baik fisik maupun sosial”. Pendapat young ini sejalan dengan William James (Adi, 1994:55) yang mengatakan bahwa persepsi terbentuk atas dasar data – data yang kita proses dari lingkungan yang diserap oleh indera kita serta sebagian lainnya diperoleh kembali berdasarkan pengalaman yang kita miliki. Dari uraian di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa persepsi merupakan suatu hal penting yang dialami oleh setiap orang. Setiap orang akan menerima segala sesuatu berupa informasi ataupun segala rangsangan yang datang dari lingkungannya, dalam batas – batas kemampuannya, segala rangsangan yang diterimanya tersebut diolah, dan selanjutnya diproses. Dari segi psikologis dikatakan bahwa tingkah laku seseorang merupakan fungsi dari cara dia memandang. Oleh sebab itu untuk mengubah tingkah laku seseorang harus dimulai dengan mengubah persepsinya. Dijelaskan bahwa dalam persepsi terdapat 3 komponen utama, yaitu (Sobur, 2003:446): 1. Seleksi, adalah proses penyaringan indera terhadap rangsangan dari luar, intensitas dan jenisnya dapat banyak atau sedikit. 2. Interpretasi,
yaitu
proses
mengorganisasikan
informasi
sehingga
mempunyai arti bagi seseorang. interpretasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti pengalaman masa lalu, sistem nilai yang dianut, motivasi
Universitas Sumatera Utara
kepribadian, dan kecerdasan. Interpretasi juga bergantung pada kemampuan seseorang untuk mengadakan pengkategorian informasi yang diterimanya, yaitu proses mereduksi informasi yang kompleks menjadi sederhana. 3. Reaksi, yaitu persepsi yang kemudian diterjemahkan dalam bentuk tingkah laku sebagai reaksi. 1.5.4 Internet Internet adalah jaringan komputer dunia yang mengembangkan ARPANET, suatu sistem komunikasi yang terkait dengan pertahanan – keamanan yang dikembangkan pada tahun 1960-an (Werner, 2005:443). Internet memungkinkan hampir semua orang di belahan dunia mana pun untuk saling berkomunikasi dengan cepat dan mudah. Fitur internet yang paling populer adalah e-mail, sebuah fitur yang dipakai oleh para pengguna Internet untuk bertukar pesan dengan orang lain yang memiliki alamat e-mail, dan world wide web (www), sebuah sistem komputer yang sangat luas yang dapat dikunjungi oleh siapa saja dengan program browser dan dengan menyambungkan sebuah komputer dengan internet. Selain itu, internet juga mengubah komunikasi dengan cara fundamental. Media massa tradisional pada dasarnya menawarkan model komunikasi “satuuntuk-banyak”. Sedangkan internet memberikan model tambahan: “banyak-untuksatu” (e-mail ke satu alamat sentral, banyaknya pengguna yang berinteraksi dengan satu website) dan “banyak-untuk-banyak” (e-mail, milis, kelompok – kelompok baru). Internet menawarkan potensi komunikasi yang lebih terdesentralisasi dan lebih demokratis dibandingkan yang ditawarkan oleh media massa sebelumnya (Werner, 2005:445).
Universitas Sumatera Utara
1.6 Kerangka Konsep Kerangka sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang bersifat kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dan dapat mengantarkan pada perumusan hipotesa (Nawawi, 1995: 40). Konsep adalah generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu, sehingga dapat dipakai untuk menggambarkan fenomena yang sama. Kerangka konsep dari suatu gejala sosial yang memadai diperlukan untuk menyelesaikan maslaah penelitiaan dengan cara yang jelas dan dapat diuji, karena itu variabel – variabel yang penting harus didefinisikan dengan jelas, setidaknya beberapa variabel yang harus didefinisikan secara operasional untuk memungkinkan dalil – dalil yang dapat diuji. Adapun konsep yang akan dijelaskan dalam penelitian ini yaitu persepsi mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi FISIP USU angkatan 2008, 2009 dan 2010 tentang keakuratan artikel - artikel di WWW.Kompasiana.Com. Dalam hal ini, penelitian yang dimaksud adalah terhadap artikel tewasnya Osama Bin Laden di WWW.Kompasiana.Com. 1.7 Model Teoritis Berdasarkan variabel – variabel yang telah dikelmpokkan dalam kerangka konsep, maka dibentuk suatu model teoritis, yaitu: Gambar I.1 Model Teoritis Persepsi Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP USU Angkatan 2008, 2009, dan 2010
Standar jurnalistik artikel tewasnya Osama Bin Laden di WWW.Kompasiana.com
Universitas Sumatera Utara
1.8 Operasional Variabel Berdasarkan kerangka konsep di atas, maka dibuat operasional variabel yang berfungsi untuk kesamaan dan kesesuaian dalam penelitian berikut: Tabel I.1 Operasional Variabel No Variabel Penelitian 1
Persepsi Terhadap
Sub Variabel
Mahasiswa
-
Indikator
Seleksi
a. Intensitas
Artikel
b. Motif
Tewasnya Osama Bin
Hiburan
Laden
Informasi
di
www.Kompasiana.com
Pendidikan -
Interpretasi
a. Pengalaman
-
Reaksi
a. Respon Positif Negatif
2
Standar Jurnalistik
-
Faktual
-
Unsur
berita
Adanya berita sejenis 5W+1H (What, who, where, when, why, dan how)
-
Berimbang
Sumber berita tidak hanya 1 sisi
-
Imparsial
Netralitas tulisan / Tidak berpihak
-
Akurat
Cek dan ricek data
Universitas Sumatera Utara
1.9 Definisi Operasional Definisi operasional merupakan suatu petunjuk pelakasanaan mengenai cara – cara untuk mengukur variabel – variabel. Adapun yang menjadi definisi operasional dalam penelitian ini adalah: 1. Persepsi mahasiswa terhadap artikel – artikel yang tergolong citizen journalism: o Seleksi: tahap dimana terjadi proses penyaringan oleh indera terhadap rangsangan, intensitasnya dapat banyak atau sedikit.
Intensitas : seberapa sering membaca atau mengakses.
Motif: alasan membaca atau mengakses. Alasan terdiri dari:
Hiburan
Informasi
Pendidikan
o Interpretasi: proses pengorganisasian informasi, sehingga memiliki arti bagi seseorang.
Pengalaman: pengetahuan tentang suatu rangsangan
o Reaksi: yaitu, persepsi kemudian diterjemahkan dalam bentuk tingkah laku.
Respon: dapat berupa respon positif ataupun negatif
Universitas Sumatera Utara
2. Standar Jurnalistik: o Faktual: berkaitan dengan benar atau tidaknya sebuah artikel yang ditulis dan dipublikasikan.
Adanya berita sejenis di media – media lainnya.
o Unsur Berita: berkaitan dengan 5W+1H artikel, apakah lengkap atau tidak. o Berimbang: cover both side, berkaitan dengan sumber berita, apakah hanya melihat dari 1 sisi atau lebih.
Jumlah sisi yang diambil di artikel.
o Imparsial: berkaitan dengan ada atau tidaknya pihak yang diuntungkan dalam artikel yang dipublikasikan tersebut.
Netralitas penulisan berita
o Akurasi: berkaitan dengan ada atau tidaknya ricek ulang sumber data dalam penulisan artikel.
Kebenaran data.
1.10 Asumsi penelitian Penelitian pada dasarnya dilakukan untuk memperoleh suatu gambaran yang jelas serta hubungan teori dengan kenyataan di lapangan. Oleh karena itu diperlukan suatu pernyataan yang menjadi patokan awal penelitian. Adapun anggapan dasar pada penelitian ini adalah : “Diduga Persepsi Mahasiswa Bahwa
Universitas Sumatera Utara
Artikel Tentang Tewasnya Osama Bin Laden di WWW.Kompasiana.Com itu Sesuai dengan standar jurnalistik”.
Universitas Sumatera Utara