BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang
Secara umum sebuah usaha memproduksi sebuah produk untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Seperti diketahui perkembangan dunia usaha sekarang sangat pesat. Hal ini ditandai dengan tajamnya persaingan dalam dunia usaha guna mempertahankan dan meningkatkan usaha itu sendiri. Dengan adanya hal itu usaha kecil diharapkan mempunyai strategi yang dapat mempertahankan dan meningkatkan usahanya. Mengingat penjualan dari produk yang dihasilkan merupakan sumber pendapatan utama bagi badan usaha tersebut, maka badan usaha dituntut untuk antisipatif terhadap segala kemungkinan yang terjadi dalam persaingan yaitu dengan cara penentuan harga jual. Siomay Hade adalah perusahaan yang bergerak dalam kegiatan usaha produksi siomay yang terletak di Jl. Raya Darta kampung gunung Letik Rt.03 Rw.14 Desa gunung letik kecamatan Ciparay. Perusahaan Siomay Hade sudah berdiri sejak tahun 2010 dan sekarang perusahaan ini telah memiliki dua tempat produksi. Dalam sehari kedua pabrik tersebut mampu memproduksi kurang lebih sebanyak 600 kg siomay dengan bahan baku utama siomay adalah tepung tapioka (aci), tepung terigu. Pabrik siomay hade telah memiliki 80 orang pekerja borongan dan 6 orang pekerja tetap. Pekerja borongan dan pekerja tetap tidak memiliki perhitungan gaji yang sama. Jika pekerja borongan dapat menghasilkan 1 kg siomay maka pekerja borongan diberi upah senilai Rp1.200. Sedangkan pekerja tetap diberi gajinya tergantung dengan ruang lingkup tanggung jawabnya. Keuntungan bersih yang diperoleh pemilik pabrik dalam sehari berkisar antara Rp800.000 – Rp2.000.000. Dalam proses pencatatan biaya-biaya yang dikeluarkan pada saat produksi, pemilik masih mencatat dan menghitung menggunakan alat tulis dan kalkulator. Selain itu, pemilik pabrik siomay juga belum mengetahui harga sebenarnya dari bahan baku yang dikeluarkan setiap harinya. Biaya yang dicatat hanya biaya bahan baku utama siomay dan biaya gaji pegawai. Seringkali pabrik siomay ini mengalami masalah saat melakukan pembelian bahan baku, karena persediaan bahan baku yang terdapat di daerah tersebut tidak tersedia. Oleh karena itu, pemilik
17
siomay harus mencari bahan baku di daerah lain yang akan mempengaruhi dalam penentuan nilai persediaan bahan baku dan kualitas produk yang dihasilkan. Dalam penentuan harga pokok produksi, setiap harinya belum ada patokan tetap, setiap hari harga pokok produksinya masih berubah-ubah, sehingga pihak manajemen harus memperhatikan perbedaan harga jual atau kuantitas produk tersebut. Penentuan harga jual yang tidak tepat dapat menimbulkan resiko yang fatal, misalnya kerugian yang terus menerus atau menimbunnya produk di gudang karena kemacetan pemasaran. Harga jual adalah harga yang diperoleh dari penjumlahan biaya produksi, biaya non produksi serta laba yang diharapkan. Untuk membantu pihak manajemen tersebut, diusulkan menggunakan metode Standard costing. Metode merupakan biaya yang ditetapkan lebih dahulu menurut norma-norma efisiensi yang berlaku bagi suatu perusahaan tertentu yang diperlukan untuk menghasilkan suatu produk/barang. Berdasarkan uraian permasalahan di atas diusulkan “Aplikasi Perhitungan Harga Pokok Produksi Menggunakan Metode Standard Costing Berbasis Web (Studi Kasus: Pabrik Siomay Hade, Ciparay)”.
1.2.
Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang di atas, rumusan masalah yang terdapat dalam pembuatan aplikasi ini adalah sebagai berikut. a. Bagaimana melakukan perhitungan biaya standar dengan metode standard costing? b. Bagaimana perhitungan selisih biaya standar dengan biaya sesungguhnya? c. Bagaimana membuat hasil catatan akuntansi yang dapat menghasilkan jurnal, buku besar, laporan biaya produksi, dan laporan pembelian?
1.3.
Tujuan
Tujuan dari pembuatan proyek akhir ini adalah menghasilkan aplikasi yang mampu: a.
Menghitung biaya standar dengan metode standard costing,
b.
Menghitung selisih biaya standar dengan biaya sesungguhnya, dan
c.
Mencatat akuntansi yang dapat menghasilkan jurnal, buku besar, laporan pembelian dan laporan biaya produksi.
18
1.4.
Batasan Masalah
Dalam pembuatan aplikasi ini, perlu adanya batasan-batasan masalah yang akan diuraikan sebagai berikut. a.
Analisis selisih biaya produksi menggunakan metode satu selisih.
b.
Hanya menangani perhitungan harga pokok produksi yang membandingkan standard costing dengan actual costing.
c.
Perhitungan HPP Metode Standard costing hanya membandingkan standard costing dengan metode actual costing.
d.
Pada aplikasi ini tahap System Development Life Cycle (SDLC) hanya sampai bagian integration and system testing.
e.
Aplikasi ini dibuat dengan menggunakan bahasa pemograman PHP dan menggunakan MySQL sebagai basis datanya.
1.5.
Definisi Operasional
a. Aplikasi Aplikasi adalah suatu program komputer yang berasal dari kebutuhan user yang diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman, yang dibuat untuk menolong manusia dalam melakukan tugas tertentu yang berfungsi dalam penggunaan atau penerapan suatu konsep yang menjadi pokok pembahasan. b.
Laporan Harga Pokok Produksi
Laporan Harga Pokok Produksi adalah laporan aktivitas suatu departemen produksi selama satu periode. Laporan harga pokok produksi dibuat setiap akhir periode (bulan). Isi laporan harga pokok produksi adalah laporan produksi secara fisik, laporan tentang biaya yang dibebankan dan harus dipertanggungjawabkan oleh departement. c. Web Web adalah suatu metode untuk menampilkan informasi di internet, baik berupa teks, gambar, suara maupun video yang interaktif dan mempunyai kelebihan untuk menghubungkan (link) satu dokumen dengan dokumen lainnya (hypertext) yang dapat diakses melalui sebuah browser.
19
d. Metode Standard costing Standard costing dapat didefinisikan sebagai suatu patokan atau norma yang dapat digunakan sebagai dasar pengukuran kinerja. Standar tersebut dapat berupa standard kuantitas menunjukan jumlah suatu elemen biaya seperti jam tenaga kerja atau bahan baku yang akan digunakan dalam pembuatan satu unit produk atau penyediaan jasa. Standar biaya menunjukan jumlah biaya penggunaan waktu atau bahan yang akan terjadi.
1.6.
Metode Pengerjaan
Dalam pembuatan system informasi, metode yang digunakan adalah System Development Life Cycle (SDLC). SDLC berfungsi untuk menggambarkan tahapan-tahapan utama dan langkahlangkah dari proses pengerjaan proyek secara keseluruhan. Perancangan system informasi yang akan digunakan dengan metode SDLC menerapkan model waterfall. Penggunaan sistem waterfall memiliki penerapan sistem Deadline yaitu fase berikutnya tidak boleh dimulai sebelum fase sebelumnya selesai, sehingga proses yang satu tidak akan menghambat proses yang lain. Gambar 1-1 menunjukkan model Waterfall yang dimuat. Berikut adalah gambaran dari model System Development Life Cycle (SDLC)
20
Requirement definition
System and software design
Implementation and unit testing
Integration and system testing
Operation and maintenance
Gambar 1. 1 Model System Development Life Cycle
Berdasarkan teori System Development Life Cycle (SDLC) dengan model Waterfall sistem, pengerjaan aplikasi ini dimulai dari tahap analisis kebutuhan dan pendefinisiannya sampai dengan pengoperasiannya. a. Requirement Analysis and Definition Dalam tahapan ini, dilakukan pengumpulan data kebutuhan secara lengkap untuk dianalisis dan didefinisikan kebutuhan sistem pada pabrik Siomay. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan pengamatan langsung. b.
System and Software Design
Tahap desain bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi dan rancangan fungsionalitas terstruktur yang didapat dari tahap pertama ke dalam bentuk flowmap dan Data Flow Diagram (DFD) yang menggambarkan aliran data dari proses bisnis serta Entity – Relationship Diagram (E-RD) yang menggambarkan relasi antar entitas yang digunakan dalam basis data serta perancangan User interface menggunakan balsamiq mockups.
21
c. Implementation and Unit Testing Programmer dapat menerjemahkan desain perangkat lunak ke dalam bahasa komputer dengan bahasa pemrograman Hypertext Preprocessor (PHP) dengan basis data menggunakan MySQL. d.
Integration and System Operation
Tahap pengujian ini menggunakan metode Black Box Testing. Black box testing adalah tipe testing yang memperlakukan perangkat lunak yang tidak diketahui kinerja internalnya, sehingga para tester memandang perangkat lunak seperti layaknya sebuah “kotak hitam” yang tidak penting dilihat isinya, tapi cukup dikenal proses testing di bagian luar [1].
1.7.
Jadwal Pengerjaan
Berikut adalah jadwal dari pengerjaan proyek akhir ini. Tabel 1.1
Jadwal Pengerjaan
22