BAB 1 PENDAHULUAN
Pada pendahuluan ini pada awalnya akan menjelaskan mengenai latar belakang penelitian yang ada dimana akan terlihat apa yang menjadi latar belakang masalah yang ada. Selain itu ada rumusan masalah yang mengumpulkan semua masalah dari latar belakang, tujuan dari penelitian, manfaat dari penelitian bagi perusahaan atau bagi karyawan, dan terakhir ialah ruang lingkup penelitian ini.
1.1
Latar Belakang Belajar merupakan cara kita mendapatkan suatu pengetahuan baru.
Semakin berkembangnya jaman dan semakin banyaknya kompetitor, sebuah perusahaan harus terus berkembang.Perkembangan yang dilakukan sebuah perusahaan dapat dilakukan dengan berbagai hal seperti inovasi produk baru, penggunaan teknologi terkini, dan bisa juga dengan menambah pelayanan dalam perusahaan tersebut.Dengan perkembangan dan perubahan yang ada, karyawankaryawan yang ada perlu adanya pembelajaran mengenai perkembangan dan perubahan yang ada. Bagi karyawan lama yang sudah ada di sebuah perusahaan lebih dari satu tahun setidaknya jika ada perkembangan lebih lanjut mereka tidak perlu mempelajari sistem perusahaan tersebut dari awal lagi, akan tetapi bagi karyawan baru yang baru masuk, suatu sistem perusahaan yang baru saja dia temui perlu bagi karyawan tersebut untuk mempelajari dari awal.
1
2
Suatu perusahaan yang memiliki divisi teknologi informasi di dalamnya atau perusahaan tersebut merupakan perusahaan dengan bisnis utama di bidang teknologi informasi perlu mengikuti perkembangan teknologi saat ini.Cara mereka mengikuti perkembangan teknologi yang yaitu dengan belajar.Cara belajar yang dapat dilakukan dengan banyak hal seperti training, sharing knowledge, mentoring, bisa juga dengan mencari sendiri di internet materi-materi untuk belajar.Saat ini mencari materi-materi untuk belajar teknologi informasi saat ini sudah cukup banyak di internet atau bisa disebut juga sebagai e-learning.Media yang digunakan pun banyak variasinya baik dari internet, komputer, penggunaan satelit, video, interactive TV, CD, dan banyak lainnya (Weng, Shih, & Hung, 2013) . Self Learning membantu pengajar ataupun tutor dalam menyampaikan materi training karena memang perlu belajar sendiri lagi untuk dapat saling mengerti bedasarkan gaya belajar masing-masing (Mokmin & Masood, 2015). Elearning dapat meningkatkan motivasi trainee saat belajar (Harandi, 2015). Bedasarkan literature yang ada bahwa e-learning dapat membantu baik dari trainer, materi, dan trainee untuk meningkatkan kemampuan dan dapat disesuaikan dengan gaya belajar. Bahkan untuk karyawan dapat memudahkan mereka untuk mengikuti training tanpa perlu hadir di ruang training apabila mereka yang berasal dari cabang kantor yang jauh atau memiliki jumlah pekerjaan yang relatif banyak atau tidak dapat ditinggal pekerjaanya (Navimipour & Zareie, 2015). Model Belajar Kooperatif (Cooperative Learning) merupakan model strategi pengajaran yang dirancang untuk dapat saling bekerja sama dan berinteraksi antar pengajar dan antarsiswa (Jacobsen, Eggen, & Kauchak, 2009).
3
Model ini diharapkan membuat orang yang belajar dapat belajar secara aktif dengan saling berdiskusi dengan pengajar dan antarsiswa.Self Determined Learning (Heutagogy) merupakan pendekatan belajar secara holistik dimana belajar dengan proses yang aktif dan proaktif, pembelajar menjadi seorang agen yang menentukan pembelajaran sebagai hasil dari pengalaman dari diri sendiri (Blaschke, Sustaining Lifelong Learning: a Review of Heutagogical Practice and Self-Determined Learning, 2012).Hal ini membuat para peserta didik yang aktif dalam menentukan pembelajaran, evaluasi, kurikulum, dan dalam kegiatan belajar. Yayasan Bina Nusantara merupakan sebuah organisasi yang bergerak di bidang pendidikan yang dahulu merupakan tempat kursus computer sekarang memliki universitas, sekolah, dan bahkan mulai merambah ke arah bisnis consulting dan IT consulting.Berawal dari kursus komputer lalu menjadi salah satu universitas dengan teknologi informasi yang kuat, membuat Binus lebih dikenal dengan IT atau teknologinya.Di Binus sendiri memiliki divisi IT didalamnya yang merupakan bagian divisi yang membantu dalam IT di segala lini bisnis Binus maupun divisi lainnya. Di dalam divisi IT Binus terdapat tujuh departemen
yaitu
Software
Development
Higher
Education,
Software
Development Function and School, Data Center and ERP, IT Operation, Technology Development, IT Quality Assurance and Architecture dan Resources Center. Departemen Resources Center dalam divisi IT Binus ini memiliki keunikan dimana departemen ini yang membantu divisi IT dalam masalah sumber daya manusia dalam hal programmer, system analyst, system quality assurance, researcher, dan application designer.Selain sumber daya manusia, juga
4
membantu dalam penyimpanan pengetahuan tiap individu, best practice ,maupun mendukung setiap pengembangan aplikasi di Bina Nusantara. Di departemen Resources Center ini sudah terdapat 40programmer part time dimana sedang menjalankan S1 dan 40 programmer full time yang berstatus sedang menjalankan S1, 10 programmerfull time yang sudah S1, dan 14system analyst full time yang berstatus sedang menjalankan S1. Di dalam departemen ini juga ada karyawan outsource dan mahasiswa-mahasiswa yang sedang magang. Untuk semua itu dalam departemen ini dibantu oleh tiga karyawan bagian Resources and Development yang mengurus manajemen dan pengembangan manusia lalu adanya dua Technology Leader dan satu Technology Specialist yang membantu dalam hal teknikal seperti server untuk pengembangan aplikasi, code convention, masalah teknikal dalam pengembangan aplikasi, dan membantu juga saat training, mentoring, dan dalam membagikan pengetahuan-pengetahuan dalam hal teknik informatika. Total karyawan dalam divisi Resources Center yaitu 96 karyawan. Dalam suatu perusahaan tentu saja ada karyawan yang akan keluar atau pindah dan ada karyawan yang baru masuk. Di divisi IT Binus juga mengalami hal seperti itu, berdasarkan data masuk programmer di Divisi IT Binus juga terus mengalami kebutuhan programmer. Berikut datanya seperti pada Tabel 1.1
5
Tabel 1.1 Data Karyawan Baru Tahunan IT Binus Tahun
Jumlah Karyawan Baru
2014
46 karyawan
2015
42 karyawan
2016
71 karyawan
Karyawan baru yang masih belum mengerti mengenai sistem-sistem yang akan dikerjakan dan umumnya yang paling banyak ialah mahasiswa yang masih menjalani S1 dari yang masih semester dua hingga semester akhir. Dalam hal ini, juga perlu adanya training mengenai bahasa pemograman dan teknikal skill lainnya seperti cara testing, ada juga desain dan modeling. Selain yang masih mahasiswa, bagi yang baru lulus atau fresh graduate juga masih ada yang perlu diberikan training teknikal atau adanya bahasa pemograman atau teknologi baru yang perlu diberikan training ke semua karyawan divisi IT yang terkait pekerjaanya. Sampai saat ini relatif banyak cara yang dilakukan untuk mengatasi hal seperti itu, baik dari training awal sebelum karyawan-karyawan baru tersebut sebelum masuk proyek, ada juga sistem mentoring dimana adanya training selama dia mengerjakan proyek atau sudah masuk kerja. Selain itu ada juga sharing knowledge dan technologyupdate untuk saling membagi pengetahuan dan pengetahuna mengenai teknologi terkini. Selain dari divisi IT Binus, Binus sendiri sebagai perusahaan yang bergerak di bidang pendidikan memiliki divisi sendiri yang mengurus training dan pengembangan manusia untuk seluruh bagian Binus atau seperti corporate university.
6
Tabel 1.2 Data Training di Resources Center Tahun 2013 2014 2015
Jumlah Karyawan Baru 42 training 69 training 70 training
Menurut dengan Tabel 1.2 dengan banyaknya fasilitas dan cara untuk belajar bagi karyawan, akan tetapi sering kali adanya hambatan untuk bisa menjalankan training atau mendapatkan pengetahuan yang ada. Setiap adanya training kita perlu mencari trainer yang dapat mengajarkan materi, namun ada kesulitan dimana pekerjaanya tidak bisa ditinggal.Jika menggunakan trainer dari luar Binus akan mengeluarkan biaya lagi dan belum tentu bisa memberikan materi sesuai dengan sistem kerja dan masalah yang biasa terjadi dalam pekerjaannya nanti. Selain training, dalam hal sharing knowledge atau mentoring juga adanya kesulitan karena karyawan-karyawan yang sudah lama memiliki pekerjaan yang relative banyak sehingga adanya keluhan bahwa tidak ada waktu untuk melakukan kegiatan mentoring atau sharing knowledge,
paling hanya bisa melakukan
kegiatan itu dengan karyawan baru yang kebetulan satu proyek dengan karyawan lama tersebut. Selain itu adanya juga programmer senior yang kurang kooperatif dalam membagikan pengetahuannya sehingga membiarkan juniornya atau hanya memberikan materi dan meminta juniornya untuk belajar sendiri dan cari materi sendiri. Begitu pula jika ingin membuat training bagi karyawan yang ada, susah untuk semua bisa datang ke training karena semua sibuk dengan pekerjaan dan proyek masing-masing. Karyawan-karyawan yang ada sebenarnya bisa belajar sendiri dari internet jika terjadi kesulitan-kesulitan saat bekerja, akan tetapi di divisi IT Binus, socialmedia dan media belajar seperti youtube pun di blok oleh
7
pihak direktur karena banyak yang menyalahgunakan media-media tersebut bukan untuk belajar namun untuk hiburan yang membuat menjadi lupa waktu. Hal ini yang membuat perlu adanya sebuah LMS (Learning Management System) dengan sistem model cooperativelearning yang membuat karyawan dapat belajar secara lebih fokus dan efektif. Dengan model cooperative learning, membuat karyawan bisa belajar sesuai dengan kebutuhannya dan membuat dia menjadi lebih aktif dalam belajar sehingga membuat juga mengurangi beban waktu dan biaya untuk harus mencari tempat dan jasa trainer untuk mengajar, membuat kurikulum, dan membuat materi. Selain itu, dengan bantuan dari model SelfDeterminedLearning dapat membuat peserta belajar yang harus aktif dalam belajar untuk kebutuhannya sendiri dalam meningkatkan pekerjaanya.
1.2
Rumusan Masalah Bedasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan bahwa . rumusan
masalah yang terjadi ialah, •
Bagaimana cara merancang sistem e-learning pada LMS Resources Center untuk membantu operasional bagian Resources and Development dari Resources Center dalam meminimalisasi beban waktu dan beban biaya untuk mengadakan training?
•
Bagaimana cara mengimplementasi sistem model belajar kooperatif (Cooperative Learning) dan Self Determined Learning (Heutagogy)?
1.3
8
Tujuan Penulisan Tujuan yang didapat dari penulisan ini yaitu bedasarkan dari sub-bab
sebelumnya bahwa tujuannya adalah •
Menganalisa kerangka Belajar Kooperatif (Cooperative Learning).
•
Menganalisa kerangka Self Determined Learning (Heutagogy).
•
Implementasi sistem model e-cooperative learning pada LMS Resources Center.
1.4
Manfaat Penulisan Manfaat yang diberikan dari penulisan ini bagi perusahaan terutama bagi
Binus yaitu •
Membantu karyawan-karyawan yang memiliki masalah teknis dalam pekerjaanya.
•
Mengurangi biaya training (biaya trainer, konsumsi, dan transportasi).
•
E-learning sendiri akan dapat diakses sewaktu-waktu sehingga jika karyawan sudah lupa dengan materinya, dia dapat mengakses kembali materi tersebut di sistem e-learning.
•
Meningkatkan kompetensi karyawan, komunikasi, kerja sama, dan menerima keberagaman karyawan dalam training maupun kerja karena pada umumnya karyawan divisi IT Binus hanya berinteraksi dengan komputer dan kurang dapat berkomunikasi dengan rekan-rekan kantor yang lain.
9
1.5
Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini hanya berfokus pada divisi IT Binus, sehingga penelitian ini
akan dilaksanakan pada karyawan aktif divisi IT Binus terlebih dahulu. Penelitian akan dilakukan bagi semua karyawan divisi IT yang mengikuti training. Trainingtraining yang ada, itu pun merupakan training yang diselenggarakan oleh departemen Resources Center IT Division Binus. Penelitian ini juga hanya menganalisa dari dua kerangka model belajar yaitu Cooperative Learning dan Self Determined Learning (Heutagogy). Kerangka model tersebut akan dianalisa bagian mana saja yang akan diimplementasi. Materi pembelajaran yang diteliti yaitu materi teknikal yang ada dibutuhkan divisi IT Binus seperti HTML, PHP, SQL, ASP.Net, dan sebagainya. Demikian ruang lingkup penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini.
10