Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Manusia dalam menjalankan kegiatan, baik sebagai mahasiswa, dosen, karyawan, ibu rumah tangga dan lain-lain yang tentunya kita sebagai mahkluk sosial, tidak akan pernah terlepas dari kegiatan berkomunikasi dengan orang lain. Karena pada dasarnya bahasa merupakan alat yang ampuh untuk menghubungkan dunia seseorang dengan dunia luar, dunia seseorang dengan lingkungannya, dunia seseorang dengan alamnya, bahkan dunia seseorang dengan Tuhannya (Pateda, 1993:6). Tanpa adanya bahasa maka komunikasi tidak akan berjalan dengan baik. Baik itu menggunakan bahasa lisan maupun bahasa tulis. Keduanya memiliki peranan yang sangat penting dalam berkomunikasi. Bahasa adalah salah satu fenomena yang sangat penting dan berharga dalam sejarah kehidupan umat manusia. Prawiroatmojo dan Hoed (1997:115) menyatakan bahwa peranan bahasa dalam kehidupan manusia sangat besar. Melalui penguasaan bahasa yang baik dan benar, seseorang akan mampu berkomunikasi, baik secara lisan maupun tertulis dengan pihak lain sesuai konteks dan situasinya. Setiap bahasa di dunia tentu saja memiliki karakteristik yang berbeda-beda antara yang satu dengan yang lain. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan melalui bahasanya. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:88) mengartikan bahasa sebagai sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh
anggota
suatu
masyarakat
untuk
bekerja
sama,
berinteraksi,
dan
mengidentifikasikan diri. Setiap negara pasti memiliki ciri-ciri tertentu dalam 1
berbahasa yaitu dalam tulisan, ucapan, dan segi penggunaan. Demikian juga dalam bahasa Jepang yang memiliki keunikan dan kekhasan dalam berbahasa. Sudjianto dan Dahidi (2004:11-12) mengatakan bahwa bahasa Jepang merupakan bahasa yang unik berbeda dengan bahasa lainnya, seperti bahasa Inggris, Malaysia, Brunei dan bahasa Indonesia maupun bahasa-bahasa yang lainnya. Unik karena dalam mempelajari bahasa Jepang kita harus menguasai hiragana, katakana, dan kanji, serta mempelajari tekhnik pengucapan agar lawan bicara tidak salah paham ketika berbicara dengan kita. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Chaer (1994:51), salah satu hakekat bahasa adalah bahasa itu bersifat unik, artinya mempunyai ciri khas yang spesifik yang tidak dimiliki oleh yang lain. Ciri khas ini bisa menyangkut sistem bunyi, sistem pembentukan kata, sistem pembentukan kalimat, atau sistemsistem yang lain. Salah satu karakter yang unik yang tidak dimiliki oleh bahasa lain salah satunya terdapat dalam bahasa Jepang. Keunikan dalam bahasa Jepang juga dapat dilihat dan diamati dari huruf yang di pakainya, kosa kata, partikel, sistem pengucapan, gramatika, dan ragam bahasa. Apabila kita cermati secara seksama, bahasa Jepang kaya akan partikel, selain itu dalam bahasa Jepang banyak juga kata yang memiliki bunyi ucapan yang sama tetapi ditulis dengan huruf kanji yang berbeda sehingga menunjukkan makna yang berbeda pula. Prawiroatmodjo dan Hoed (1997:116) mengatakan bahwa bahasa memiliki variasi. Banyaknya variasi dan perbedaan yang terdapat dalam bahasa Jepang tentunya akan sangat berpengaruh ketika pemelajar bahasa Jepang ingin mempelajari bahasa tersebut.
2
Terdapatnya variasi dalam bahasa Jepang seperti yang telah disebutkan berarti bahasa Jepang memiliki variasi partikel. Partikel dalam bahasa Jepang dibagi menjadi sepuluh jenis. Partikel dalam bahasa Jepang disebut Joshi「助詞」. Partikel adalah kata bantu yang menempel pada verba, nomina, dan lain-lain. Jika partikel berdiri sendiri maka tidak akan memiliki arti. Memahami fungsi penggunaan dan makna partikel dalam suatu kalimat, mahasiswa seringkali mengalami kesulitan dalam memhaminya, khususnya dalam hal menerjemahkan kalimat. Oleh karena itu, penulis hanya akan meneliti dua jenis partikel yaitu Heiritsu Joshi「並立助詞」untuk toka 「とか」dan Jodoushi 「助動詞」untuk tari「たり」. Penulis sebagai pemelajar bahasa Jepang, seringkali menemukan kedua jenis joshi 「助詞」yang telah disebutkan di atas pada kalimat bahasa Jepang. Toka「とか」 dan tari 「 た り 」 digunakan orang Jepang pada saat menyampaikan saran atau pendapat yang boleh saja diikuti oleh lawan bicaranya atau boleh saja tidak dilakukan. Penggunaan yang lainnya adalah ketika kita ingin menyebutkan kegiatan yang telah kita lakukan dengan menyebutkan perwakilan dari semua kegiatan yang telah kita lakukan. Tetapi dalam penggunaan penyebutan kegiatan dengan toka「とか」dan tari「たり」terdapat perbedaan, yaitu jika menggunakan toka「とか」, kita harus mencari bukti-bukti kegiatan lain yang berhubungan dengan satu contoh kegiatan yang telah disebutkan. Misalnya, ”Saya mempelajari Bahasa Jepang, Budaya Jepang, dan lain-lain di Fakultas Sastra Jepang.” Dari kalimat yang disebutkan, terdapat kata ”dan lain-lain”, oleh karena itu kita harus mencari bidang lain lagi yang berhubungan dengan pelajaran di Fakultas Sastra Jepang misalnya pelajaran Kanji, Sejarah Jepang, Teori penerjemahan Jepang, dan lain-lain. Jika menggunakan tari 3
「たり」, kita tidak perlu mencari bukti, karena kegiatan yang kita sebutkan adalah hal-hal yang dilakukan oleh diri kita sendiri dan tidak perlu mencari bukti-bukti lain. Misalnya, ”Pada hari Minggu, saya pergi ke gereja, berbelanja, dan lain-lain.” dari kalimat yang telah disebutkan, lawan bicara tidak perlu memikirkan lagi kegiatan lain yang telah kita lakukan. Dilihat dari penggunaan toka「とか」dan tari「たり」, ketika mempelajarinya, penulis merasakan adanya keterbatasan pengetahuan dan informasi mengenai fungsi dari pemakaian Heiritsu Joshi「並立助詞」untuk toka 「とか」dan Jodoushi 「助動詞」untuk tari「たり」dalam kalimat bahasa Jepang, mengingat fungsi pemakaian dari Joshi「助詞」tersebut cukup banyak. Hal inilah yang melatarbelakangi penulis untuk menganalisis fungsi pemakaian Heiritsu Joshi 「並立助詞」untuk toka 「とか」dan Jodoushi 「助動詞」untuk tari「たり」 secara lebih mendalam. Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan novel karya Aoki Azami yang berjudul Massuguni sebagai korpus data. Penulis memilih novel tersebut karena dalam novel tersebut cukup banyak ditemukan kalimat yang terdapat Heiritsu Joshi「並立助詞」untuk toka 「とか」dan Jodoushi 「助動詞」untuk tari「たり」di dalamnya.
1.2 Rumusan Permasalahan
Rumusan permasalahan dalam skripsi ini adalah analisis fungsi perbedaan yaitu 「とか」dan「たり」dalam sebuah novel Jepang.
4
1.3 Ruang Lingkup Permasalahan
Ruang lingkup permasalahan dalam skripsi ini adalah menganalisis perbedaan fungsi penggunaan 「 と か 」 dan 「 た り 」 sebagai joshi atau partikel. Fungsi
perbedaaan dibagi dalam lima fungsi perbedaan penggunaan「とか」dan empat fungsi perbedaan penggunaan「たり」serta perbedaan jenis partikel 「とか」 sebagai Heiritsu Joshi 「 並 立 助 詞 」 dan 「 た り 」 sebagai Jodoushi 「 助 動 詞」,dalam novel Massuguni karangan Aoki Azami sebagai sumber data yang akan dianalisis.
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk kemajuan ilmu pengetahuan terutama dalam bidang linguistik Bahasa Jepang. Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk memahami fungsi perbedaan penggunaan 「とか」dan 「たり」.Fungsi perbedaan dilihat dari fungsi penggunaan dan jenis partikel 「とか」
dan「たり」. Sedangkan, manfaat dari penelitian ini adalah agar dapat membantu pembaca dan mahasiswa jurusan Sastra Jepang untuk memahami fungsi perbedaan yang diteliti dari fungsi penggunaan serta jenis partikel 「とか」dan「たり」 sehingga ini dapat mempermudah pembelajaran bahasa Jepang terutama mengenai fungsi perbedaan penggunaan 「とか」dan「たり」. 5
1.5 Metode Penelitian
Pertama untuk mengumpulkan data dan teori pendukung, maka peneliti akan menggunakan metode kepustakaan. Data diperoleh dari buku, kamus, novel, dan juga internet. Peneliti mencarinya di SALLC Universitas Bina Nusantara, Perpustakaan Japan Study dan Perpustakaan Japan Foundation.
Untuk menganalitis data, peneliti menggunakan metode deskriptif analitis, yaitu melakukan analisis berdasarkan data-data yang telah diperoleh dari korpus data yang digunakan penulis. 1.6 Sistematika Penulisan Dalam bab 1 Pendahuluan, berisi gambaran tentang permasalahan secara umum dari topik yang akan diteliti oleh penulis. Dalam bab ini juga akan dijelaskan mengapa penulis mengambil topik ini untuk dijadikan penelitian. Bab ini merupakan pendahuluan dari penulisan skripsi. Bab ini menjelaskan latar belakang, rumusan permasalahan, ruang lingkup permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penelitian. Pada bab 2 Landasan Teori, penulis menguraikan teori-teori yang dijadikan sebagai landasan atau dasar dalam membahas permasalahan penelitian. Selain uraian teoritis, bab ini juga akan mencantumkan kutipan-kutipan cara pandang dari para pakar pada topik yang telah dipilih oleh penulis. Pada bab 3 Analisis Data, berisi hasil analisis dari penulis. Setelah membaca dan menganalisis data, penulis akan memilih data yang akan dijadikan sebagai acuan penelitian dan penulis akan membandingkan dan meneliti antara teori yang ada dan materi dari korpus data. 6
Dalam bab 4 Simpulan dan Saran, penulis menjabarkan simpulan dari hasil analisis data yang ada pada bab 3, dengan bahasa yang lebih singkat dan jelas. Disamping itu, dalam bab ini juga berisi saran agar pihak-pihak yang terkait dapat mengambil manfaat dari penelitian ini, dan untuk para peneliti selanjutnya dapat memberikan wawasan untuk melanjutkan penelitian ini. Bab 5 Ringkasan, merupakan isi skripsi singkat dari isi penelitian penulis mulai dari latar belakang penelitian, rumusan permasalahan, serta tujuan penelitian dan hasil penelitian sebagai jawaban dari permasalahan yang diangkat.
7