BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang Salah satu keberhasilan suatu pemerintah bisa dilihat dari bidang ekonomi. Karena disitulah sejatinya kestabilan politik dan pemerintahan digantungkan. Di dunia usaha merupakan salah satu penggerak roda ekonomi. Lebih dari itu dunia usaha berperan menopang ketahanan ekonomi suatu bangsa. Namun, dunia usaha tak akan bisa menjalankan perannya tanpa aturnya yang dibuat pemerintah. Dalam 10 tahun terakhir pemerintah memang telah berusaha menghidupkan iklim yang kondusif. Namun, banyak pengusaha merasakan pemerintah belum bisa mengatur dunia usaha secara optimal. Infrastruktur, birokrasi, dan regulasi masih menjadi hambatan, dan kerap menimbulkan persoalan. Tingkatan usaha di Indonesia dibagi menjadi 4 yaitu : usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah dan usaha besar. Masing-masing tingkatan usaha tersebut memiliki kriteria tersendiri. Usaha mikro memiliki kriteria aset maksimal Rp.50.000.000,00 dan omset maksimal Rp.300.000.000,00. Usaha Kecil memiliki kriteria aset Rp.50.000.000,00 hingga maksimal Rp.500.000.000,00 dan omset Rp.300.000.000,00 hingga maksimal Rp.2.500.000.000,00. Usaha menengah memiliki kriteria aset Rp.500.000.000,00 hingga maksimal Rp.10.000.000.000 dan omset Rp.2.500.000.000,00 hingga maksimal Rp.50.000.000.000,00. Usaha besar memiliki kriteria aset lebih dari Rp.10.000.000.000,00 dan omset lebih dari Rp.50.000.000.000,00 (Mulyadi, 2012).
1
2
Perekonomian Indonesia pernah mengalami krisis di tahun 1998, pada saat itu perekonomian benar- benar hancur. berkat adanya Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Di Indonesia. Pada tahun 1998, UMKM terbukti juga dapat selamat dari krisis yang dimana pada saat itu banyak perusahaan besar yang gulung tikar. Perkembangan sektor UMKM di Indonesia menyiratkan bahwa terdapat potensi yang besar jika hal ini dapat dikelola dan dikembangkan dengan baik tentu akan dapat mewujudkan usaha menengah yang tangguh. Sementara itu, disisi lain UMKM juga masih dihadapkan pada masalah yang terletak pada proses administrasi. Pemerintah sudah mencoba membantu mengatasi kendala yang dihadapi oleh sebagian besar UMKM, seperti melakukan seminar-seminar entrepreneur dan pembinaan. Permasalahan yang muncul dalam suatu UMKM adalah mengenai laporan tentang biaya yang dikeluarkan selama proses produksi dalam suatu periode. Untuk memperoleh informasi biaya produksi tersebut dibutuhkan pengolahan data sesuai teori serta prinsip akuntansi, sehingga dapat juga digunakan dalam penentuan harga pokok produksi (HPP) yang tepat. Harga pokok produksi merupakan penentu dari penetapan harga jual. Ada dua metode untuk menentukan harga pokok produksi yaitu dengan metode biaya penuh (full costing) dan metode biaya variabel (variable costing). Metode variable costing adalah penentuan kos produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam kos produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel (Mulyadi, 2012).
3
Ada beberapa kelebihan penggunaan metode variable costing dalam penentuan harga pokok produksi, antara lain (arsip.uii.ac.id, 2012): 1. Metode variable costing mampu menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi manajemen dalam perencanaan laba jangka pendek. 2. Metode variable costing mampu menyajikan dampak pengambilan keputusan jangka pendek apabila keputusan tersebut berpengaruh terhadap biaya tetap, yaitu dapat menunjukkan dampak tersebut terhadap biaya tetap dan laba. Penelitian terkait dengan penentuan harga pokok produksi dilakukan oleh Salindeho (2015), Djumali (2014), Ricky (2014), Oentoe, (2013). Dari penelitian Djumali (2014), Ricky (2014), Oentoe, (2013), dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian mereka perusahaan dalam meperhitungan harga pokok produksi menggunaan metode full costing pada masing-masing perusahaan yang ditelitinya sehingga, saat peneliti membandingkan hasil penlitiannya dengan menggunakan metode variable costing diperoleh harga pokok produksi yang lebih rendah dibandingkan dengan menggunakan metode full costing. Sedangkan untuk penelitian yang dilakukan oleh Oentoe, (2013) perusahan yang diteliti menggunakan metode variable costing dan peneliti membandingkan hasil penlitiannya juga dengan menggunakan metode variable costing. terdapatkan hasil yang berbeda dengan perhitungan yang dibuat oleh perusahaan roti Jordan Tomohon. Dalam menggunakan perhitungan dengan pendekatan variable costing diperoleh total biaya produksi yang lebih rendah dibandingkan perhitungan yang dilakukan oleh perusahaan. Dimana perbedaan utama antara perhitungan riil perusahaan dengan perhitungan variable costing yang dilakukan oleh penulis yaitu
4
terletak pada perlakuan biaya overhead pabrik. Perhitungan riil perusahaan menggunakan perhitungan biaya overhead pabrik tetap dan variable sedangkan metode variable costing hanya menghitung biaya overhead variabel saja. Dari beberapa penelitian diatas diperoleh bahwa peneliti cenderung menggunakan metode variable costing untuk menghitung harga pokok produksi Sedangkan untuk perusahaan cenderung menggunakan perhitungan menggunakan cara yang sederhana, dimana masih terdapat biaya-biaya produksi yang belum dimasukkan kedalam perhitungannya. Hal ini dapat menyebabkan ketidak akuratan dalam menentukan harga jual dan keuntungan yang akan diperoleh perusahaan. Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti ingin meneliti perhitungan harga pokok produksi pada UMKM UD. Swara Prima Mandiri yang dimiliki oleh bapak Samsudin yang berlokasi di Kota Bekasi Jawa Barat. Dengan menggunakan metode variable costing, UMKM UD. Swara Prima Mandiri diharapkan mampu merencanakan laba jangka pedeknya sebab dalam memproduksi tahu TOP beliau menunggu pesan dari pelanggannya, sehingga volume produksi banyak tidaknya tergantung dari pesanan pelanggan. Untuk itu dalam keperluan menentukan perencanaan laba jangka pendek diperlukan metode variable costing, karena dalam perencanaan laba jangka pendek biaya tetap tidak berubah dengan adanya perubahan volume kegiatan, sehingga hanya biaya variabel yang perlu dipertimbangkan oleh manajemen. Sehingga peneliti ini mengusulkan mangambil judul skripsi.” Analisis Penentuan Harga Pokok Produksi Dengan Menggunkan Metode Variable Costing Pada Produk Tahu TOP”
5
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas maka, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana perhitungan harga pokok produksi yang ditentukan oleh UD. Swara Prima Mandiri? 2. Bagaimana analisis variabel costing terhadap harga pokok produksi pada UD. Swara Prima Mandiri? C. Tujuan penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk menganalisis bagaimana perhitungan harga pokok produksi yang di lakukan oleh UD. Swara Prima Mandiri. 2. Untuk menganalisis harga pokok produksi dengan metode variabel costing pada UD. Swara Prima Mandiri. D. Manfaat penelitian Penelitainn ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk semua pihak antara lain: 1. Bagi Perusahaan Sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan perhitungan harga pokok produksi. 2. Bagi Akademisi
6
Bagi pembaca dan mahasiswa akuntansi pada umumnya, dapat menambah wawasan tentang menentukan metode harga pokok produksi yang lebih efektif yang sesuai dengan perusahan.