BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang Pendidikan merupakan investasi terpenting yang dilakukan orang tua bagi masa depan anaknya. Dapat dikatakan, pendidikan merupakan salah satu pembentuk pondasi bagi tumbuh dan berkembangnya seorang anak untuk memperoleh masa depan yang lebih baik. Menurut penelitian mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, usia dini (0-6 tahun) merupakan usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter dan kepribadian seorang anak. Usia itu sebagai usia penting bagi pengembangan intelegensi permanen dirinya, mereka juga mampu menyerap informasi yang sangat tinggi. Informasi tentang potensi yang dimiliki anak usia itu, sudah banyak diketengahkan di media massa dan media elektronik lainnya. Bahkan sudah banyak penelitian yang dilakukan untuk membuktikan, pada usia itu memiliki kemampuan intelegensi yang sangat tinggi. Yaitu kemampuan dalam mengoptimalkan kecerdasan majemuk nya. Menurut Dr. Andyda Meliala, sebagian besar orang tua tidak memahami akan potensi luar biasa yang dimiliki anak-anak pada usia itu. Keterbatasan pengetahuan dan informasi yang dimiliki orang tua dalam mendidik anak usia dini, menyebabkan potensi yang dimiliki anak tidak berkembang secara maksimal. Di samping itu, tingginya tingkat kesibukan orang tua juga mendukung dibutuhkannya lembaga pendidikan untuk anak usia dini. Dewasa ini, banyak ibu muda yang masih aktif bekerja, setelah melahirkan anak. Dari hasil wawancara penulis dengan beberapa ibu muda, pendidikan anak usia dini (PAUD) menjadi alternatif untuk pendidikan 1
serta pengasuhan anaknya. Kesibukan para ibu muda yang bekerja dari pagi hingga sore, membuat mereka tidak punya waktu untuk mengurus anak. Sedangkan anak usia dini membutuhkan perhatian ekstra dalam pertumbuhannya, para ibu lebih memilih lembaga PAUD, daripada menitipkan anak mereka kepada baby siter atau pramuwisma. Kegiatan belajar untuk anak usia dini memerlukan perhatian ekstra dari pengasuh atau pembimbing, karena kegiatannya lebih banyak bermain sambil belajar. Sehingga, ruang belajar untuk anak usia dini berbeda spesifikasinya dengan ruang pada umumnya. Ada beberapa hal yang wajib diperhatikan, misalnya dimensi, pemilihan furniture, bahan furniture, dan sebagainya. Untuk mewadahi aktivitas anak usia dini, fleksibilitas merupakan hal yang penting dalam mendesain ruang belajar, sebab dengan ruang fleksibel, fungsi dan letak sebuah benda atau furniture dapat diubah sesuai dengan kebutuhan kegiatan anak. Berdasarkan kebutuhan orangtua akan PAUD yang semakin meningkat terutama di kota – kota besar inilah, maka penulis pun berkeinginan untuk merancang bangunan yang ditekankan pada pengolahan fleksibilitas ruang dalam dan luar sebagai acuan desain agar dapat mewadahi kegiatan anak yang dapat membantu meningkatkan pendidikan maupun kreativitas anak.
1.2. Rumusan Masalah Bagaimana merancang Pusat Pendidikan Anak Usia Dini di Yogyakarta yang dapat menampung anak usia dini (0-6 tahun), dengan fasilitas yang dapat mewadahi kegiatan anak. Dengan fleksibilitas ruang dalam dan ruang luar untuk anak.
2
1.3. Tujuan Merancang Pusat Pendidikan Anak Usia Dini di Yogyakarta yang dapat menampung anak usia dini, dengan fasilitas yang dapat mewadahi kegiatan anak. Dengan fleksibilitas ruang dalam dan ruang luar untuk anak.
1.4. Sasaran a) Melakukan studi tentang Pendidikan Anak Usia Dini b) Melakukan studi tentang Yogyakarta c) Melakukan studi tentang anak usia dini d) Melakukan studi tentang kegiatan anak di PAUD e) Melakukan studi tentang ruang dalam dan luar f) Melakukan studi tentang fleksibilitas ruang luar dan ruang dalam.
1.5. Lingkup a) Pendidikan anak usia dini dibatasi pada Taman Kanak-kanak, Playgroup dan Taman Penitipan Anak. b) Yogyakarta dibatasi pada hal yang berhubungan dengan pemilihan site untuk bangunan tersebut. c) Anak usia dini dibatasi pada anak usia 0-6 tahun, anak usia TPA yaitu 0-3 tahun, anak usia Playgroup yaitu 2-4 tahun, anak usia TK yaitu 46 tahun. d) Kegiatan anak di PAUD dibatasi pada aktivitas anak 0-6 tahun di Daycare centre (TPA), usia 2-4 tahun di Playgroup dan 4-6 tahun di TK (kegiatan belajar dan bermain). e) Ruang luar dan dalam dibatasi pada ruang di dalam bangunan PAUD. Ruang luar untuk bermain anak dan ruang dalam untuk kegiatan lainnya. f) Fleksibilitas ruang dibatasi pada ruang kelas dan ruang bermain.
3
1.6. Metode 1.6.1 Mencari Data a. Wawancara Ditujukan kepada peneliti PAUD di Yogyakarta, kantor DEPDIKNAS DIY, bertanya jawab dengan sumber data, yaitu pada pengelola PAUD, anak-anak PAUD, orang tua yang memasukan anaknya ke PAUD, dll. b. Kuisioner Ditujukan kepada orang tua yang mempunyai anak usia dini di DIY. c. Observasi Pengamatan langsung pada PAUD yang ada di Yogyakarta dan kegiatan anak-anaknya. d. Studi pustaka Mempelajari buku-buku tentang Pendidikan Anak Usia Dini, anak usia dini, fleksibilitas ruang kelas dan bermain, dll. e. Studi banding Melihat
langsung
Yogyakarta,
bangunan
sejenis
yang
ada
di
di kota lain maupun luar negri melalui
internet.
4
1.6.2 Menganalisis Data a. Kuantitatif : Temuan-temuan dikomunikasikan dengan angka-angka (numerik). Tabel jumlah PAUD di Yogyakarta serta jumlah maupun prosentase anak-anak yang sudah terlayani maupun yang belum terlayani PAUD di Yogyakarta. b. Kualitatif : Temuan-temuan dikomunikasikan dengan naratif. Jumlah ibu rumah tangga yang bekerja kantoran saat ini meningkat, sehingga banyak anak-anaknya yang kurang mendapat pendidikan yang cukup.
1.7. Sistematika Penulisan Bab 1
Pendahuluan Mengungkapkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan, sasaran, lingkup, metode, dan sistematika penulisan.
Bab 2
Tinjauan Pusat Pendidikan Anak Usia Dini Di Yogyakarta, dan tinjauan teoritisnya. Mengungkapkan potensi dan jenis atau bentuk PAUD di Yogyakarta beserta segala fasilitas yang menyertainya. Dan Mengungkapkan design requirement Pendidikan Anak Usia Dini. Contoh: melihat bentuk-bentuk PAUD yang ada di Yogyakarta, misalnya Tk, Playgroup, TPA, dan lain-lain. Dan mencari tahu kebutuhan ruang yang harus ada di PAUD.
Bab 3
Tinjauan Teoritis Fleksibilitas Ruang Dalam dan Ruang Luar Untuk Anak 5
Mengungkapkan tinjauan tentang fleksibilitas ruang dalam dan luar. Contoh: Ruang dalam yang menggunakan atap yang dapat di buka atau dinding yang dapat digeser. Bab 4
Analisis
Menuju
Konsep
Perencanaan
dan
Perancangan Pusat Pendidikan Anak Usia Dini Mengungkapkan proses untuk menemukan ide-ide konsep perencanaan
melalui
metode-metode
tertentu
yang
diaplikasikan pada lokasi tertentu. Contoh: mencari, melihat, dan membaca ide-ide atau konsep perancangan melalui media internet, buku, maupun survey langsung pada PAUD yang ada, untuk mencari metode yang cocok untuk diaplikasikan pada lokasi tersebut. Bab 5
Konsep
Perencanaan
dan
Perancangan
Pusat
Pendidikan Anak Usia Dini Mengungkapkan
konsep-konsep
yang
akan
ditransformasikan kedalam rancangan fisik arsitektural. Yaitu: dengan menggunakan konsep Fleksibilitas Ruang dalam dan luar sebagai acuan design.
6