BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Penelitian Penerapan International Financial Accounting Standard (IFRS) di Indonesia
saat ini masih belum banyak dilakukan oleh kalangan ekonomi di Indonesia bahkan tidak semua perusahaan di Indonesia menggunakan IFRS. Padahal penerapan IFRS dalam sistem akuntasi perusahaan akan menjadi salah satu tolak ukur yang menunjukkan kesiapan bangsa Indonesia bersaing di era perdagangan bebas. IFRS saat ini menjadi topik hangat di kalangan ekonomi, khususnya di kalangan akuntan.IAI telah menetapkan tahun 2012 Indonesia sudah mengadopsi penuh IFRS, khusus untuk perbankan diharapkan tahun 2010.Tetapi sampai sekarang masih belum siap, padahal Indonesia sudah mengacu pada IFRS ini sejak 1994. Skema menuju konvergensi penuh dengan IFRS pada tahun 2012 dapat dijabarkan sebagai berikut: Pada akhir 2010 diharapkan seluruh IFRS sudah diadopsi dalam PSAK; Tahun 2011 merupakan tahun penyiapan seluruh infrastruktur pendukung untuk implementasi PSAK yang sudah mengadopsi seluruh IFRS;Tahun 2012 merupakan tahun implementasi dimana PSAK yang berbasis IFRS wajib diterapkan oleh perusahaan-perusahaan yang memiliki akuntabilitas publik. Salah satu PSAK yang mengalami perubahan dengan penerapan adopsi IFRS adalah PSAK 34 Tentang “Kontrak Konstruksi.”Dalam PSAK 34 (Revisi 2010) ini diatur tentang atribusi dan alokasi biaya ke kontrak dan Pembebanan biaya kepada pelanggan. PSAK 34 (Revisi 2010) ini menggantikan PSAK 34 (1994) tentang pengakuan, pendapatan, dan pengungkapan kontrak konstruksi. Ada beberapa perubahan didalam PSAK 34 (Revisi 2010) dibandingkan dengan PSAK 34 (1994) yaitu: dalam PSAK 34 (Revisi 2010) ini dijelaskan mengenai biaya peminjaman dapat diatribusikan pada aktivitas kontrak secara umum dan dapat dialokasikan pada kontrak tertentu dan termasuk biaya administrasi umum dan biaya pengembangan yang penggantiannya ditentukan dalam persyaratan kontrak.
1
2 PSAK 34 (Revisi 2010) menggambarkan perlakuan akuntansi pendapatan dan biaya yang berhubungan dengan kontrak konstruksi.Oleh karena sifat dari aktivitas yang dilakukan pada kontrak konstruksi, tanggal saat aktivitas kontrak mulai dilakukan dan tanggal saat aktivitas tersebut diselesaikan biasanya jatuh pada periode akuntansi yang berlainan.Oleh karena itu, persoalan utama dalam akuntansi kontrak konstruksi adalah alokasi pendapatan kontrak dan biaya kontrak pada periode di mana pekerjaan konstruksi tersebut dilaksanakan.Pernyataan ini menggunakan kriteria pengakuan yang diatur dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan untuk menentukan kapan pendapatan dan biaya suatu kontrak konstruksi diakui sebagai pendapatan dan beban dalam laporan laba rugi komparatif. PT WISE merupakan bergerak di bidang Pengadaan, Pemasangan dan Servis (Maintenance) elevator, travolator, dan escalator dan sebagai agen dari Shanghai Mitsubishi Elevator Co. Ltd. China. Sebagaimana melakukan perjanjian kontrak dengan perusahaan konstruksi lainnya antara lain seperti bangunan. Terkait dengan hal itu, tentu saja menghasilkan perlakuan akuntansi yang berbeda. Penulis tertarik untuk meneliti masalah-masalah yang ada dalam penerapan PSAK 34 pada perusahaan yang bergerak dibidang konstruksi, sehingga hal ini dapat membantu perusahaan-perusahaan konstruksi lainnya khususnya PT WISE sebagai bahan evaluasi dan perbandingan penyajian kontrak konstruksi yang sesuai dengan standar akuntansi yang diterapkan di Indonesia. Oleh karena itu, penulis membuat penelitian dengan judul “Analisis penerapan PSAK 34 (revisi 2010) pada perusahaan konstruksi. Studi kasus pada PT WISE.”
3 1.2
Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian tersebut maka formulasi masalah skripsi ini adalah
sebagai berikut: 1. Menganalisis penyajian dan perlakuan kontrak konstruksi pada laporan keuangan yang diterapkan oleh perusahaan dengan menggunakan persentase penyelesaian pendekatan fisik? 2. Menganalis penyajian dan perlakuan kontrak konstruksi di Perusahaan dengan menggunakan persentase penyelesaian pendekatan biaya yang sesuai dengan PSAK 34 (Revisi 2010)?
1.3
Ruang Lingkup Ruang Lingkup dalam penulisan skripsi ini adalah suatu analisis dan
penjelasan terhadap penerapan PSAK 34 (Revisi 2010) Tentang “Kontrak Konstruksi” berlaku 1 januari 2012, dalam hal laporan keuangan yang dibuat Perusahaan.
1.4
Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1. Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui penyajian dan perlakuan laporan keuangan yang diterapkan
oleh
perusahaan
dengan
menggunakan
persentase
penyelesaian pendekatan fisik 2. Untuk mengetahui penyajian dan perlakuan kontrak konstruksi di Perusahaan dengan menggunakan persentase penyelesaian pendekatan biaya yang sesuai dengan PSAK 34 (Revisi 2010)
4 1.4.2. Manfaat penelitian ini adalah:
1.4.2.1. Bagi penulis Untuk mengetahui bagaimana penerapan PSAK 34 (Revisi 2010) tentang “Kontrak Konstruksi” dan pengaruhnya terhadap laporan keuangan dan untuk mengaplikasikan ilmu yang selama ini telah penulis dapatkan selama di perkuliahan.
1.4.2.2.
Bagi perusahaan
Sebagai gambaran kepada perusahaan tentang penerapan PSAK 34 (Revisi 2010) dan sebagai bahan masukan dan evaluasi untuk perusahaan-perusahaan konstruksi lainnya untuk melakukan penyajian laporan keuangan sesuai dengan PSAK 34 (Revisi 2010)
1.4.2.3.
Bagi akademis Memberikan sumbangsih terhadap studi mengenai penerapan PSAK 34
(Revisi 2010) Tentang “Kontrak Konstruksi” pada perusahaan konstruksi di Indonesia.
1.5
Ringkasan Metodelogi Penelitian Metode dalam pengumpulan data yang akan digunakan dalam penulisan
skripsi adalah sebagai berikut: 1. Wawancara Penulis melakukan wawancara langsung dengan pihak yang berwenang dan bertanggung jawab dari perusahaan untuk mendapatkan informasi yang relevan. 2. Observasi Penulis melakukan peninjauan langsung dalam mencari dan memperoleh data-data yang dibutuhkan oleh penulis untuk melengkapi penulisan skripsi sebagai tugas akhir. 3. Dokumentasi
5 Penulis mengumpulkan dokumen-dokumen dari perusahaan terkait dengan topik penelitian antara lain seperti; Laporan keuangan perusahaan, Berita Acara Pembayaran dan juga Perjanjian Kontrak.
1.6
Sistematika Pembahasan Dalam penulisan skripsi ini, dapat disimpulkan secara singkat, yang terdiri
dari lima bab, dimana bab satu dengan bab lainya salin berkaitan. Penjabarannya adalah sebagai berikut: BAB 1
:
Pendahuluan Dalam bab 1 ini dibahas secara singkat gambaran umum materi yang ada di dalam skripsi tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, ruang lingkup, tujuan dan manfaat kegiatan, ringkasan metodelogi penelitian, tinjauan pustaka dan
BAB 2
:
sistematika pembahasan.
Landasan Teori Dalam bab ini dijelaskan tentang teori-teori yang menjadi landasan dari penulisan skripsi ini. Dibahas pengertian, pengukuran dan pengakuan pendapatan. Pendekatan yang diterapkan oleh perusahaan dan pendekatan biaya (cost to cost). Dan juga dibahas tentang PSAK 34.
BAB 3
:
Objek dan Metoda Penelitian Dalam bab ini diuraikan tentang sejarah perusahaan, bidang usaha, produk jasa, sistem yang digunakan perusahaan untuk laporan keuangan, perjanjian kontrak, struktur organisasi, desain penelitian dan metode analisis.
BAB 4
:
Pembahasan Dalam bab ini penulis mencoba menjelaskan masalah yang muncul, yaitu pendekatan yang diterapkan oleh perusahaan. Sudahkah pelaporan laporan keuangan perusahaan sesuai dengan acuan PSAK 34 (Revisi 2010).
6 BAB 5
:
Kesimpulan dan Saran Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dari apa yang telah penulis bahas pada bab sebelumnya, yaitu pada bab pembahasan.
1.7
Penelitian Sebelumnya Adapun penelitian sebelumnya yang dapat dijadikan acuan adalah penelitian
yang ditulis oleh Gustati, Anda Dwi Haryadi, dan Elfitri Santi pada tahun 2011 dengan judul “Pengaruh Pengakuan Pendapatan Dalam Penerapan Akuntansi Kontrak Konstruksi (PSAK No. 34) Terhadap Penentuan Laba/Rugi Periodik (Studi Kasus Pada 3 perusahaan Bidang Usaha Kontrak Konstruksi di Kota Padang)”. Kesimpulan penelitian ini adalah dari ketiga perusahaan belum menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No. 34). Ketiga perusahaan tersebut melakukan pengakuan pendapatan, biaya, dan laba transaksi penjualan regular, yaitu pada saat penandatangan kontrak konstruksi. Seharusnya, pengakuan pendapatan, biaya, dan laba harus disesuaikan dengan jangka waktu kontrak konstruksi dan tahap penyelesaian kontrak kerja.
Pada jurnal akuntansi yang berjudul “Analisis Pengakuan Pendapatan Jasa Konstruksi Pada CV. Samudera Konstruksi Palembang Berdasarkan PSAK No. 34.” Oleh Rahayu Endang pada tahun 2012. Kebanyakan perusahaan bertujuan untuk memaksimalkan laba atau keuntungan. Laba (profit) adalah selisih antara jumlah yang diterima dari pelanggan atas barang atau jasa yang dihasilkan dengan jumlah yang dikeluarkan untuk membeli sumber daya alam dalam menghasilkan barang atau jasa tersebut. Oleh karena itu, salah satu unsur yang sangat berkaitan dalam menghasilkan besar kecilnya laba perusahaan adalah pendapatan. Pendapatan harus diukur dengan wajar dan harus dipastikan sesuai dengan pengakuan pendapatan dan prinsip – prinsip Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. CV. Samudera Konstruksi Palembang menggunakan metode kontrak selesai untuk semua proyek yang dilaksanakan, baik itu proyek jangka pendek maupun proyek jangka panjang yang waktu penyelesaiannya lebih dari satu periode akuntansi. Metode pengakuan pendapatan yang digunakan oleh perusahaan belum sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku yaitu PSAK No. 34 tentang jasa konstruksi karena perusahaan menggunakan metode kontrak selesai, dimana metode tersebut
7 seharusnya digunakan hanya untuk proyek jangka pendek. Semestinya perusahaan menggunakan metode persentase penyelesaian untuk proyek jangka panjang yang sesuai menurut PSAK No. 34 tentang jasa konstruksi.
Pada jurnal internasional yang berjudul “IFRS and Environmental Accounting” pada tahun 2012 oleh Minga Negash. Tujuan dari jurnal tersebut adalah untuk menguji apakah Pelaporan Keuangan Internasional Standar (IFRS) dapat digunakan untuk memantau kerusakan lingkungan. Sebuah kajian komprehensif literatur akademik dan profesional menunjukkan bahwa rezim IFRS memberikan manfaat konseptual dan kerangka praktis bagi perusahaan-perusahaan yang beroperasi
di
industri
yang
peka
terhadap
lingkungan
pemantauan.
Desain/metodologi/pendekatan - menggunakan metode penelitian kualitatif dan studi kasus, laporan keuangan tiga perusahaan yang peka terhadap lingkungan dipelajari. Temuan - Laporan keberlanjutan yang dihasilkan oleh perusahaan terdapat informasi dan propaganda. Kredibilitas laporan berkelanjutan yang dipublikasikan tidak jelas. Ukuran dan kecukupan kontribusi dari perusahaan terhadap berbagi biaya pembongkaran, rehabilitasi dan pemulihan lingkungan tidak diungkapkan. Sebuah laporan baru diusulkan. Implikasi Praktis - Implikasi kebijakan di tingkat nasional dan internasional banyak. Implikasi sosial - kertas menunjukkan lingkungan yang memiliki baik keuangan dan non-keuangan implikasi. Efek dari kerusakan lingkungan hidup di habitat dan masyarakat serius.
8 Pada jurnal internasional yang berjudul “Implementing IAS-IFRS in The Moroccan Context: An Explanatory Model” pada tahun 2012 oleh Khalifa Ahsina. Jurnal ini bertujuan untuk mengusulkan model jelas variabel yang mempengaruhi pelaksanaan IAS- IFRS dalam konteks Maroko. Berdasarkan teori kontingensi, pengujian hubungan antara penerapan standar-standar ini dan faktor kontingensi. Analisis data empiris memungkinkan untuk mengamati pengaruh variabel-variabel diadopsi dari standar akuntansi internasional. Transisi ke IAS / IFRS telah menjadi periode yang kaya untuk praktik akuntansi karena transformasi yang telah diinduksi dalam laporan keuangan tetapi juga dalam organisasi bisnis yang sama. Perubahan ini telah memperkenalkan ketidakpastian radikal di jantung akuntansi perubahan desain Maroko dan akuntansi praktek. Dalam lingkungan yang tidak pasti, perusahaan mencari pengakuan dari lingkungan sosial-ekonomi dengan mengadopsi repositori diakui oleh masyarakat. Selain itu, di bawah tekanan yang diberikan oleh akuntabel formal dan lembaga informal. Proyek-proyek internasional standar-setter, interpretasi IFRIC, dan rekomendasi dari dewan Etis surat berharga atau posisi dari ofaccounting Dewan Nasional merupakan komponen dari proses pengambilan keputusan, belum lagi berat profesi akuntansi. Akhirnya, pilihan transisi sebagian besar tunduk pada perilaku preparers. Dengan demikian, kompleksitas normatif dan teknis IAS / IFRS telah menyoroti kemampuan kognitif terbatas praktisi yang tidak mampu menangkap seluruh tubuh secara optimal, apalagi untuk mengantisipasi efek dari bagian dari laporan keuangan.
9 Pada jurnal internasional yang berjudul “Libya’s IAS/IFRS Adoption and Accounting Quality” pada tahun 2014 oleh Najeb Masoud. Jurnal ini memberikan review literatur tentang adopsi IAS/IFRS di Libya, saat keputusan standar IFRS dibuat di negara-negara Uni Eropa. Penerapan IAS/IFRS di Eropa pada kualitas pelaporan keuangan adalah contoh standardisasi akuntansi antara negara-negara dengan kerangka kerja kelembagaan yang berbeda dan aturan pelaksanaan. Pengaruh dari penerapan ini di Libya akan mendapatkan banyak manfaat termasuk meningkatkan kualitas pelaporan keuangan, kurang manajemen laba, lebih komparatif, dan lebih handal, akurat, transparansi, dan relevansi yang tinggi untuk penentuan harga saham informasi akuntansi keuangan. Temuan ini bisa berbuah dan bermanfaat bagi pengguna di luar laporan akuntansi dan juga bagi regulator dan legislator dalam upaya mereka untuk membatasi kejadian praktik akuntansi pendapatan dan untuk meningkatkan kualitas informasi akuntansi. Untuk mengeksplorasi relevansi (penerapan) standar akuntansi internasional ke negaranegara berkembang seperti Libya adalah topik yang menarik perhatian di antara pengungkapan (non-akuntansi informasi) pengguna. Ini adalah subjek kunci untuk tujuan pengaturan standar seperti IAS/IFRS telah diadopsi di banyak negara yang berbeda di seluruh dunia, dan banyak orang lain cenderung mengadopsi mereka dalam waktu dekat (termasuk, Libya).
10