ARTIKEL SKRIPSI
EVALUASI PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN INFARK MIOKARD AKUT DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM BAHTERAMAS
Oleh Achmad Kaharuddin 01A114175
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2017
EVALUASI PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN INFARK MIOKARD AKUT DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM BAHTERAMAS EVALUATION OF DRUG USE IN PATIENTS ACUTE MYOCARDIAL INFARCTION INSTALLATION IN WARDAT GENERAL HOSPITAL BAHTERAMAS Oleh Achmad Kaharuddin
01A114175 Jurusan Farmasi,Fakultas Farmasi,Universitas Halu Oleo ABSTRAK Infark miokard akut adalah penurunan aliran darah melalui satu atau lebih arteri koroner sehingga mengakibatkan iskemia miokard atau nekrosis. Gambaran secara umum infark miokard akut disebabkan oleh iskemik miokard yang berlangsung lama dan sebagian besar kasus infark miokard dipacu oleh thrombus koroner yang menyumbat di lokasi plaque (plak) aterosklerosis. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi penggunaan obat pada pasien infark miokard akut di instalasi rawat inap rumah sakit umum Bahteramas tahun 2015. Penelitian ini berupa penelitian deskriptif secara retrospektif. Teknik pengambilan sample dengan metode total sampling dan diambil berdasarkan data rekam medik yang berisi nomor rekam medik, identitas pasien, diagnosis, data penggunaan obat, regimen dosis (dosis dan frekuensi pemberian), serta data laboratorium. Penilitian dilakukan terhadap 66 kasus penderita penyakit infark miokard akut. Dari hasil penelitian diperoleh sebanyak 57 pasien laki-laki (86,36%) dan perempuan sebanyak 9 pasien (13,64%) menderita infark miokard akut. Penderita infark miokard akut paling banyak berada pada usia 61-80 tahun sebanyak 48 pasien (72,73%). Dari hasil evaluasi karakteristik penggunaan obat infark miokard akut, golongan obat yang paling sering digunakan yaitu antiaritmia, analgetik, antikoagulan, antitrombolitik, dan sedatif (100%). Untuk evaluasi kerasionalan dinilai dari jenis obat yang digunakan, sebagian besar terapi obat pada pasien infark miokard akut menunjukkan persentase tinggi pada tepat indikasi (94,94%), tepatobat (94,94%), tepat rute dan lama pemberian (95,82%) serta tepat dosis (95,60%). Kata kunci: penyakit infark miokard, rasionalitas, obat infark miokard akut
Page | 1 “EVALUASI PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN INFARK MIOKARD AKUT DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM BAHTERAMAS” By.ACHMAD KAHARUDDIN…. 01 A114175. FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HALUOLEO
ABSTRACT Acute myocardial infarction is decreased blood flow through one or more coronary arteries resulting in myocardial ischemia or necrosis. A general description of acute myocardial infarction caused by myocardial ischemia lasting and most cases of myocardial infarction triggered by coronary thrombus clogging at the site of plaque (plaque) atherosclerosis. This study was conducted to evaluate the use of the drug in patients with acute myocardial infarction inpatient general hospitals Bahteramas 2015. This study retrospectively in the form of descriptive research. The sampling technique total sampling method and taken based on medical records containing medical record number, patient identification, diagnosis, data on the use of drugs, dosage regimen (dose and frequency of administration), and laboratory data. The studies carried out on 66 cases of patients with acute myocardial infarction disease. The results were obtained by 57 patients (86.36%) and women as much as 9 patients (13.64%) suffered an acute myocardial infarction. Patients with acute myocardial infarction are located mainly at the age of 61-80 years were 48 patients (72.73%). From the results of the evaluation of drug use patterns characteristic of acute myocardial infarction, a class of drugs most commonly used are antiarrhythmic, analgesic, anticoagulant, antitrombolitik, and sedatives (100%). For the evaluation of rationality assessed on the types of drugs used, the majority of drug therapy in patients with acute myocardial infarction showed a high percentage in the appropriate indication (94.94%), the right medication (94.94%), the exact route and duration administration (95.82 %) as well as the appropriate dose (95.60%).
Key words: acute myocardial infarction, rationality, acute myocardial infarction drug’s
Page | 2 “EVALUASI PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN INFARK MIOKARD AKUT DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM BAHTERAMAS” By.ACHMAD KAHARUDDIN…. 01 A114175. FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HALUOLEO
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Infark miokard akut adalah penurunan aliran darah melalui satu atau lebih arteri koroner sehingga mengakibatkan iskemia miokard atau nekrosis. Infark miokard akut sering terjadi sebagai hasil terbentuknya thrombus di pembuluh darah koroner sehingga menghambat aliran darah dan distribusi oksigen ke jaringan di bagian distalnya. Trombus yang terbentuk diawali oleh proses aterosklerosis yang disebabkan oleh penimbunan lipid (fatty strea) yang berkembang menjadi plak aterosklerosis (Auronson dan word 2013). Gambaran secara umum infark miokard akut disebabkan oleh iskemik miokard yang berlangsung lama dan sebagian besar kasus infark miokard dipacu oleh trombus koroner yang menyumbat di lokasi plaque (plak) aterosklerosis (Tiereney, 2004). Pada keadaan ini pembuluh darah nadi menyempit karena terjadi endapanendapan lemak atrheroma dan plaque pada dindingnya. Penyakit jantung korener terutama disebabkan oleh kelainan miokardium akibat infusiensi aliran darah korener karena arteroklerosis yang merupakan proses generatif, disamping banyak faktor lainya. Dengan bertambahnya usia harapan hidup manusia Indonesia, kejadiannya akan meningkat dan menjadi suatu penyakit yang penting, apalagi sering menyebabkan kematian mendadak. Di antara penyakit jantung korener, infark miokard akut (IMA) merupakan bentuk yang paling berbahaya dengan angka
kematian 2013).
yang paling
tinggi(Auronson,
Menurut WHO (2008), pada tahun 2002 penyakit infark miokard akut merupakan penyebab kematian utama di dunia untuk penyakit tidak menular, terhitung sebanyak 7.200.000 (12,2%) kematian terjadi akibat penyakit infark miokard akut di seluruh dunia.Survey kesehatan rumah tangga yang dilakukan secara berkala oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia menunjukkan bahwa penyakit kardiovaskuler memberikan kontribusi sebesar 19,8% dari seluruh penyebab kematian pada tahun 1993 dan meningkat menjadi 24,4% pada tahun 1998 khsususnya infark miokard akut (Depkes, 2009). B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagaimana gambaran karakteristik pasien Infark Miokard Akut di Instalasi Rawat Inap RSU Bahteramas periode Januari Desember2015? 2. Bagaimana karakteristik pengunaan obat pada pasienInfark Miokard Akut di Instalasi Rawat Inap RSU Bahteramas periode Januari–Desember 2015? 3. Bagaimana rasionalitas penggunaanobat infark miokard akut dari segi tepat indikasi, tepat obat, tepat rute dan lama pemberian serta tepat dosis di Instalasi Rawat Inap RSUBahteramas periode Januari–Desember2015? Page | 3
“EVALUASI PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN INFARK MIOKARD AKUT DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM BAHTERAMAS” By.ACHMAD KAHARUDDIN…. 01 A114175. FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HALUOLEO
C. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Mengetahui gambaran karakteristik pasien Infark Miokard Akut di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Bahteramas periode Januari-Desember 2015. 2. Mengetahui karakteristik penggunaan obat pada pasien Infark Miokard Akut di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Bahteramas periode JanuariDesember 2015. 3. Mengetahui rasionalitas penggunaan obat infark miokard akut dari segi tepat indikasi, tepat obat, tepat rutedan lama pemberian serta tepat dosisdi Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Bahteramas periode Januari-Desember 2015. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi perkembangan ilmu pengetahuan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dalam bidang pengobatan serta dapat menambah wawasan mengenai kerasionalan penggunaan obat pada pasien infark miokard akut di RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara. 2. Bagi Institusi, penelitian ini dapat memberikan kontribusi berupa hasil penelitian sehingga dapat digunakan
sebagai acuan untuk perkembangan penelitian selanjutnya. 3. Bagi Masyarakat, penelitian ini dapat memberikan pengetahuan tentang faktor resiko yang ditimbulkan pada pasien penyakit Infark Miokard Akut. 4. Bagi Peneliti, dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama perkuliahan menambah keterampilan dalam mengolah data tentang kerasionalan penggunaan obat pada pasien infark miokard akut. TINJAUAN PUSTAKA A. Infark Miokard Akut Infark adalah area nekrosis koagulasi pada jaringan akibat iskemia lokal, disebabkan oleh obtruksi sirkulasi ke daerah itu paling sering karena thrombus atau embolus (Dorland, 2002).Iskemia terjadi oleh karena obstruksi, kompresi, ruptur karena trauma vasokontriksi.Obstruksi pembuluh darah dapat disebabkan oleh embolus, thrombus atau plak aterosklerosis kompleks.Kompresi secara mekanik dapat disebabkan oleh tumor volvulus atau hernia.Ruptur karena trauma yang disebabkan aterosklerosis. Vasokontriksi pembuluh darah dapat disebabkan oleh obatobatan seperti kokain (Auronson dkk, 2013). Infark miokard akut (IMA) didefinisikan sebagai pembentuk infark dimana suatu infark dapat terjadi apabila sirkulasi darah ke daerah jantung mengalami penyumbatan dan menimbulkan nekrosis, hal ini ditandai dengan adanya nyeri hebat,
Page | 4 “EVALUASI PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN INFARK MIOKARD AKUT DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM BAHTERAMAS” By.ACHMAD KAHARUDDIN…. 01 A114175. FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HALUOLEO
sering kali disertai pucat, berkeringat, mual, sesak nafas dan pusing (Harun, 2000). 1. Etiologi Infark Miokard Akut (IMA) Menurut Alpert (2010), pembagian infark miokard atau disebut juga acute myocardial infarction, berdasarkan penyebabnya yang heterogen, antara lain. 1. Infark miokard tipe 1 2. Infark miokard tipe 2. 3. Infark miokard tipe 3 4. Infark miokard tipe 4 5. Infark miokard tipe 5 Infark miokard akut terjadi jika suplai oksigen yang tidak sesuai dengan kebutuhan tidak tertangani dengan baik sehingga menyebabkan kematian sel-sel jantung tersebut.Beberapa hal yang menimbulkan gangguan oksigenasi tersebut diantaranya. 1. Berkurangnya suplai oksigen ke miokard Penyebab dari berkurangnya suplai oksigen ini bisa dikarenakan oleh faktor pembuluh darah.Hal ini berkaitan dari pembuluh darah sebagai jalan mencapai selsel jantung.Beberapa hal yang bisa menganggu pembuluh darah diantaranya yaitu karena spasme, aterosklerosis dan arteritis.Spasme pembuluh darah khususnya pembuluh darah korenerini bisa juga terjadi pada orang yang tidak memiliki riwayat penyakit jantung sebelumnya, dan biasanya terkait dengan beberapa hal diantara hal tersebut adalah mengkonsumsi obat tertentu, stres, emosional, terpapar suhu ekstrim dan merokok.Menurunnya suplai oksigen disebabkan oleh tiga faktor, antara lain. 2. Meningkatnya kebutuhan oksigen tubuh
Pada orang normal meningkatnya kebutuhan oksigen mampu dikompensasi diantaranya dengan meningkatkan denyut jantung untuk meningkatkan COP. Akan tetapi jika orang tersebut telah mengidap penyakit jantung, mekanisme kompensasi justru pada akhirnya makin memperberat kondisinya karena kebutuhan oksigen semakin meningkat, sedangkan suplai oksigen tidak bertambah. Oleh karena itu segala aktivitas yang menyebabkan meningkatnya kebutuhan oksigen akan memicu terjadinya infark, misalnya aktifitas berlebih, emosi, makan terlalu banyak dan lain-lain. Hipertropi miokard bisa memicu terjadinya infark karena semakin banyak sel yang harus disuplai oksigen, sedangkan asupan oksien menurun akibat dari pemompaan yang tidak efektif (Depkes II, 2006). 2. Faktor Resiko Infark Miokard Akut Secara garis besar terdapat dua jenis faktor resiko bagi setiap orang untuk terkena IMA, yaitu faktor resiko yang bias dimodifikasi dan faktor risiko yang tidak bisa dimodifikasi. a. Faktor Resiko Yang Dapat Dimodifikasi. Merupakan faktor risiko yang bisa dikendalikan sehingga dengan intervensi tertentu maka bisa dihilangkan. Yang termasuk dalam kelompok ini diantaranya. 1. Merokok 2. Konsumsi alkohol 3. Infeksi 4. Hipertensi Sistematik. 5. Obesitas Page | 5
“EVALUASI PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN INFARK MIOKARD AKUT DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM BAHTERAMAS” By.ACHMAD KAHARUDDIN…. 01 A114175. FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HALUOLEO
6. Penyakit Diabetes b. Faktor Resiko Yang Tidak Dapat dimodifikasi Merupakan faktor risiko yang tidak bisa dirubah atau dikendalikan, yaitu diantaranya. 1. Usia 2. Jenis Kelamin 3. Riwayat Keluarga 4. Ras 5. Geografi 6. Tipe kepribadian 7. Kelas sosial B. Patofisiologi Infark Miokard Akut Infark miokard akut tidak terjadi secara singkat. Injuri iskemi berkembang beberapa jam sebelum menjadi nekrosis atau infark yang sempurna. Proses iskemik mempengaruhi lapisan subendocardial, yang paling sensitif terhadap hipoksia. Mekanisme ini mengakibatkan penekanan pada kontraktilitas otot jantung (miokardium), tubuh mencoba mengkompensasi penurunan fungsi jantung dengan merangsang sistem saraf simpatis yang menyebabkan heart rate.Perubahan heart rate menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen yang selanjutnya menekan miokardium (Harun, 2000). Terbendungnya aliran darah menghambat darah yang kaya oksigen mencapai bagian otot jantung yang disuplai oleh arteri tersebut. Kurangnya oksigen akan merusak otot jantung. Jika sumbatan itu tidak ditangani dengan cepat, otot jantung yang rusak itu akan mulai mati. Selain
disebabkan oleh terbentuknya sumbatan oleh plak ternyata infark juga bisa terjadi pada orang dengan arteri koroner normal (5%). Diasumsikan bahwa spasme arteri koroner berperan dalam beberapa kasus ini. Kejadian infark miokard diawali dengan terbentuknya aterosklerosis yang kemudian ruptur dan menyumbat pembuluh darah.Penyakit aterosklerosis ditandai dengan formasi bertahap fatty plaque di dalam dinding arteri.Lama-kelamaan plak ini terus tumbuh ke dalam lumen, sehingga diameter lumen menyempit. Penyempitan lumen mengganggu alirandarah ke distal dari tempat penyumbatan terjadi (Price, 2005). C. Diagnosis Infark Miokard Akut Diagnosis infark miokard akut ditegakkan bila didapatkan dua atau lebih dari 3 kriteria, yaitu. 1. Adanya nyeri dada, Sakit dada terjadi lebih dari 20 menit dan tidak hilang dengan pemberian nitrat biasa. 2. Perubahan elektrokardiografi (EKG) 3. Peningkatan pertanda biokimia 4. EKG sebagai Penegakan Diagnosis Infark Miokard D. Komplikasi Infark Miokard akut Meskipun pasien sudah diterapi segera setelah infark, tetap dapat terjadi komplikasis setelah terjadinya infark miokard. 1. Perluasaan Infark dan Iskemia pasca Infark. Infark ulang didaerah infark dalam 10-14 hari pertama terjadi pada kira-kira Page | 6
“EVALUASI PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN INFARK MIOKARD AKUT DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM BAHTERAMAS” By.ACHMAD KAHARUDDIN…. 01 A114175. FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HALUOLEO
10% pasien.Ini dapat dikaitkan dengan nyeri dada yang berkepanjangan atau intermite.Pada banyak kasus proses ini relatif tersembunyi dan dapat dideteksi dengan EKG rutin, tes laboratorium,atau dengan terjadinya gagal jantung. Perluasan infark setidaknya dua kali lebih sering dalam infark non-gelombang Q dan cenderung terjadi setelah terapi trombolitik, sekitar 30% pasien akan mengalami angina pasca infark. 2. Syok kardiogenik Dapat terjadi apabila curah jantung sangat berkurang dalam waktu lama. Syok kardiogenik dapat fatal pada waktu infark atau menimbulkan kematian atau kelemahan beberapa hari atau minggu kemudian akibat gagal paru atau ginjal karena organ-organ ini mengalami iskemia. E. Penatalaksanaan Infark Miokard Akut Tujuan utama tatalaksana infak miokard akut adalah diagnosis cepat, menghilangkan nyeri pada dada, penilaian dan implementasi stretegireperfusi yang mungkin dilakukan, adapun tatalaksanaan infark miokard akut adalah sebagai berikut. 1. Tatalaksana di Ruang Emergensi 2. Tatalaksana Terapi Infark Miokard Akut METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2016di RSU Bahteramas Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif non eksperimental dengan pengambilan data secara retrospektif. Metode penelitian
deskriptif adalah penelitian yang berhubungan dengan variabel yang ada tanpa membuat suatu perbandingan atau menghubungkan (Arikunto, 2010). Restropektif adalah penelitian yang berusaha melihat kebelakang dengan cara melakukan kajian kerasionalitas penggunaan obat pada data rekam medik pasien infark miokard akut periode Januari–Desember 2015 di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Bahteramas.Cara pengumpulan data dari catatan rekam medik secara retrospektif yang melalui dua tahap penelitian. Tahap pertama yaitu tahapan pengumpulan data yang diambil dari catatan rekam medik penderita infark miokard akut(IMA) yang meliputi dua hal yaitu identitas pasien dan pengobatan infark miokard akut pada pasien instalasi rawat inap RSU Bahteramas. Identitas pasien dicatat meliputi jenis kelamin, umur, tanggal masuk dan keluar dari rumah sakit, keadaan keluar dan cara keluar, pengobatan infark miokard akut meliputi catatan obat dan bentuk sediaan obat tersebut. Tahap kedua adalah tahap pengolahan data tentang pasien, karekteristik pasien, pola pengobatan dan rasionalitas pengobatan.Data pasien diolah dalam bentuk tabel dan grafik. Populasi dan sampel penelitian Populasi dan sampel dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Populasi dalam penelitian ini adalah semua data catatan pasien dari rekam medik semua umur dengan diagnosis infark miokard akutdi Instalasi Rawat Inap RSU Page | 7
“EVALUASI PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN INFARK MIOKARD AKUT DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM BAHTERAMAS” By.ACHMAD KAHARUDDIN…. 01 A114175. FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HALUOLEO
Bahteramas periode Januari-Desember 2015, dengan jumlah 73 rekam medik pasien. 2. Jumlah sampel dalam penelitian ini secara menyeluruh diambil dari catatan rekam medik dengan diagnosis infark miokard akut yang memenuhi kriteria sampel yaitu sebanyak 66 data rekam medik.
tidak ditemukan. Hal ini disebabkan terjadinya kekeliruan penyimpanan dan kode rekam medik dipusat data data elektronik, sehingga terdapat 66 data rekam medik pasien infark miokardyang diteliti sebagai subjek penelitian. Data yang diambil meliputi data karakteristikpasien (umur, jenis kelamin, keadaan keluar dan cara keluar),data karakteristik pola pengunaan obat (nama dan golongan obat, cara pemberian obat, bentuk sedian obat, dosis obat) dan rasionalitas pengobatan infark miokard akut (tepat indikasi, tepat obat, tepat rute dan lama pemberian, tepat dosis).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelusuran data pasien secara elektonik di pusat penyimpanan rekam medik pasien maka didapatkan data pasien IMA 73 kasus, pada saat pengecekan rekam medik pasientersebut diruangan penyimpanan, terdapat 7 data rekam medik A. Karakteristik Pasien Infark Miokard Akut (IMA) Berdasarkan penelitian yang dilakukan terkait karakteristik pasien meliputi jenis kelamin, umur, keadaan dan cara keluar pasien Infark Miokard Akut (IMA) di Instalasi Rawat Inap RSU Bahteramas Tahun 2015. Tabel 1. Persentase berdasarkan jenis kelamin, umur Karakteristik Jumlah Pasien Pasien (n) Jenis 57 kelamin Laki-laki Perempuan 9 Umur 18-40 13 41-60 18 61-80 35 Sumber: Data yang diolah dari rekam medis RSU Bahteramas
Karakteristik pasien berdasarkan jenis kelamin pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penyakit infark miokard akut yang terjadi pada laki-laki dan perempuan.Pada Tabel 1 diatas bahwa persentase kejadian berdasarkan jenis kelamin lebih banyak tingkat kejadian pada laki-laki (86,36%) dibandingkan tingkat
Persentase (%) 86,36 13,64 19,70 27,27 53,03
kejadian pada perempuan (13,64%). Hasil ini seperti dalam penelitian yang dilakukan oleh Yunita (2005) di RSUP DR Sarjito Yogyakarta bahwa pasien infark miokard akut lebih banyak diderita pada laki-laki (78,95%) dibandingkan perempuan (21,05%). Penyakit IMA pada perempuan terjadi sekitar 10-15 tahun lebih lambat dari Page | 8
“EVALUASI PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN INFARK MIOKARD AKUT DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM BAHTERAMAS” By.ACHMAD KAHARUDDIN…. 01 A114175. FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HALUOLEO
pada laki-laki disebabkan peningkatan faktor Namun pada pasien laki-laki gejala-gejala resiko aterogenik, hal ini berkaitan dengan klinis lebih cepat direspon, sedangkan menurunya kadar estrogen (Brown, 2005). perempuan cenderung datang belakangan Tidak terdapat perbedaan antara pasien lakidan sering memiliki gejala ringan atau laki dan perempuan dalam hal penanganan atipikal (Rochmad, 2015). khusus pada kasus infark miokard akut. Catatan rekam medik mencantumkan keadaan keluar dan cara keluarnya pasien ketika selesai menjalani rawat inap di RSU Bahteramas seperti pada Tabel 2. Tabel 2. Persentase berdasarkan keadaan dan cara keluar keadaan dan cara keluar Jumlah Pasien Persentase (n) (%) Membaik dan diizinkan pulang 41 62,12 Pulang paksa 6 9,09 Di rujuk ke RS lain 4 6,06 Meninggal dalam waktu <48 jam 3 4,55 Meninggal dalam waktu >48 jam 5 7,58 Tidak tercatat 7 10,61 Sumber: Data yang diolah dari rekam medis RSU Bahteramas
Keadaan dan cara keluar yang tertera dalam catatan rekam medik mengambarkan bahwa membaik dan diizinkan pulang 41 pasien (62,12%). Pasien ini diizinkan pulang berdasarkan hasil pemeriksaan gejala dan keluhan maupun fisik sudah dinyatakan dalam kondisi membaik.Kondisi pasien yang dinyatakan membaik bukan berarti tidak mengalami infark miokard akut lagi atau terbebas dari penyakit yang diderita, hal ini dikarenakan penyakit infark miokard akut (IMA) menunjukan injury atau nekrosis seluler yang bersifat ireversibel, sehingga obat-obatan yang diberikan selama perawatan di rumah sakit bukan berfungsi memperbaiki fungsi anatomi jantung, melainkan untuk menanggulangi gejala yang dirasakan oleh pasien yang secara umum berupa nyeri dada yang tidak tertahankan
serta gejala-gejala lain yang diderita (Rochmad, 2015). B. Karekteristik Penggunaan Obat pada Pasien Infark Miokard Akut di RSU Bahteramas Terapi infark miokard akut didasarkan pada pengetahuan tentang mekanisme, manifestasi klinis, perjalanan alamiah dan patologis baik sisi seluler, anatomis dan fisiologis dari kasus infark miokard ini yang hendak diobati. Pada prinsipnya terapi pada kasus IMA ditujukan untuk mengatasi nyeri dengan cepat, intensif dan mencegah berlanjutnya iskemia serta terjadinya infark miokard atau kematian mendadak. Oleh karena setiap kasus berbeda derajat keparahan atau riwayat penyakitnya, maka terapi terbaik adalah individualisasi dan bertahap dimulai dengan masuk rumah sakit (ICCU) dan istirahat total bed rest (Depkes II, 2006). Page | 9
“EVALUASI PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN INFARK MIOKARD AKUT DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM BAHTERAMAS” By.ACHMAD KAHARUDDIN…. 01 A114175. FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HALUOLEO
Tabel 3. Persentase karakteristik penggunaan obat pada pasien Infark Miokard Akut (IMA) di RSU Bahtermas Periode Januari-Desember 2015 Golongan obat
Jenis Obat
Rute
Jumlah pasien (n)
Jenis
Golongan
Obat (%)
(%)
Terapi Utama Antiaritmia
Amiodaron iv 23 34,85 100,00 Digoksin po 43 65,15 Ca Antagonis Amlodipin po 34 51,52 72,73 Diltiazem po 8 12,12 Nifedipin po 6 9,09 Ace Inhibitor Kaptopril po 27 40,91 53,03 Ramipril po 8 12,12 Beta Adrenoreseptor Bisoprolol po 34 51,52 51,52 Analgetik/narkotika Tramadol iv 13 19,70 100,00 Morfin iv 24 36,36 Pethidin iv 20 30,30 Parasetamol iv 9 13,64 Antikoagulan Aspilet po 66 100,00 100,00 Klopidogrel po 66 100,00 Antitrombolitik Enoksaparin iv 49 74,24 100,00 Fondaparinus iv 17 25,76 Streptokinase iv 66 100,00 Fibrinoloitik Nitrogliserin iv 21 31,82 31,82 Isosorbid sl 47 71,21 71,21 Vasodilator dinitrat Antilipidemia Simvastatin po 53 80,30 80,30 Terapi penyakit penyerta Antibiotik Seftriakson iv 8 12,12 18,18 Levofloksasin iv 4 6,06 Diuretik Furosemid iv 20 30,30 65,15 Spironolakton po 23 34,85 Multivitamin Neurosanbe iv 16 24,24 24,24 Sedatif Alprazolam po 37 56,06 100,00 Diazepam po 29 43,94 Gastrointestinal Pantoprasol iv 19 28,79 28,79 Sumber. Data yang diolah dari Rekam Medis RSU Bahtermas Tahun 2015
Page | 10 “EVALUASI PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN INFARK MIOKARD AKUT DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM BAHTERAMAS” By.ACHMAD KAHARUDDIN…. 01 A114175. FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HALUOLEO
C. Rasonalitas Penggunaan Obat pada Pasien Infark Miokard Akut Rasionalitas penggunaan obat infark miokard akut dalam penelitian ini meliputi tepat indikasi, tepat obat, tepat rute dan lama pemberian, tepat dosis.Standar acuan yang digunakan untuk menilai rasionaitas terapi yaitu Pedoman Standar Pengobatan PharmaceuticalCare penyakit infark miokard akut (Depkes, 2006), Pedoman Tatalaksana Sidrom Koroner Akut Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia (Rochmad, 2015),
Informasi Spesialis Obat ISO Indonesia (Martono, 2014,) dan Formularium Rumah Sakit 2015. 1. Ketepatan Indikasi pada Terapi Pasien Infark Miokard Akut Tepat indikasi adalah pemberian obat yang sesuai dengan diagnosa yang telah ditulis dokter di rekam medik pasien. Kesalahan dalam penegakan diagnosa akan berpengaruh pada pemilihan obat sehingga menyebabkan obat yang tersebut tidak memberikan efek yang diinginkan.
Tabel 4. Persentase penggunaan obat berdasarkan tepat indikasi di Instalasi Rawat Inap RSU Bahteramas tahun 2015 Jenis Obat Amiodaron Digoksin Amlodipin Diltiazem Nifedipin Kaptopril Ramipril Bisoprolol Tramadol Morphin Pethidin Parasetamol Aspilet Clopidogrel Enoxaparin Fondaparinus Streptokinase Nitrogliserin Isosorbid Simvastatin Seftriakson Levofloksasin Furosemid
Jumlah Sampel 23 43 34 8 6 27 8 34 13 24 20 9 66 66 49 17 66 21 47 53 8 4 20
Tepat Indikasi 23 43 34 8 4 27 8 25 13 24 20 9 66 66 49 17 66 21 47 53 5 0 20
Tidak Tepat Indikasi
2
9
3 4
Page | 11 “EVALUASI PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN INFARK MIOKARD AKUT DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM BAHTERAMAS” By.ACHMAD KAHARUDDIN…. 01 A114175. FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HALUOLEO
Spironolakton Neurosanbe Alprazolam Diazepam Pantoprasol Total
23 16 37 29 19 790
23 0 37 29 13 750 (94,94%)
16
6 40 (5,06%)
Sumber: Data yang diolah dari rekam medis RSU Bahteramas tahun 2015
2. Ketepatan obat Infark Miokard Akut (IMA) Ketepatan atau tepat obat didefinisikan adalah obat yang digunakan sesuai standar atau pedoman yang digunakan merupakan lini pertama dan efektif selama digunakan (Depkes I, 2006). Parameter yang digunakan untuk menilai ketepatan yang diberikan pada pasien infark miokard akut sebagai acuan adalah Pedoman
tatalaksanaan korener akut untuk terapi obat pada pasien infark miokard akut (IMA), PharmaceuticalCare penyakit infark miokard akut (Depkes II, 2006), Pedoman Tatalaksana Sidrom Koroner Akut Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia (Rochmad, 2015), Informasi Spesialis Obat ISO Indonesia (Martono, 2015).
Tabel 5. Ketepatan penggunaan obat pada pasien infark miokard akut di Instalasi Rawat Inap RSU Bahteramas tahun 2015 Jenis Obat Amiodaron Digoksin Amlodipin Diltiazem Nifedipin Captopril Ramipril Bisoprolol Tramadol Morphin Pethidin Parasetamol Aspilet Klopidogrel Enoxaparin Fondaparinus Streptokinase Nitrogliserin Isosorbid dinitrat Simvastatin
Jumlah Sampel 23 43 34 8 6 27 8 34 13 24 20 9 66 66 49 17 66 21 47 53
Tepat Obat 23 43 34 8 4 27 8 25 13 24 20 9 66 66 49 17 66 21 47 53
Tidak Tepat Obat
2
9
Page | 12 “EVALUASI PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN INFARK MIOKARD AKUT DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM BAHTERAMAS” By.ACHMAD KAHARUDDIN…. 01 A114175. FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HALUOLEO
8 4 20 23 16 37 29 19 790
Ceftriakson Levofloksasin Furosemid Spironolakton Neurosanbe Alprazolam Diazepam Pantoprazol Total
5 0 20 23 0 37 29 13 750 (94,94%)
3 4
16
6 40 (5,06%)
Sumber. Data yang diperoleh di rekam medis RSU Bahteramas 2015
Lama pemberian meliputi frekuensi yang akan berkaitan dengan kadar obat dalam darah yang menghasilkan efek terapi maksimal, kemudian dievaluasi kerasionalan penggunaan obat berdasarkan ketepatan rute dan lama pemberian berdasarkanliteratur acuan.
3. Ketepatan Rute dan lama Pemberian Ketepatan rute dan lama pemberian yang diteliti adalah ketepatan cara pemberian obat sedangkan lama pemberian yang dimaksud adalah berdasarkan waktu pemberian obat yang diresepkan dalam perharinya dan selama proses perawatan pada pasien infark miokard akut (IMA).
Tabel 6. Ketepatan rute dan lama pemberian obat pada pasien infark miokard akut di instalasi Rawat Inap RSU Bahateramas Tahun 2015 Jenis Obat
Rute
Jumlah
Tepat rute
Tepat lama
Tidak tepat lama pemberian
Pemberian
Sampel
pemberian
pemberian
Amiodaron
iv/po
23
23
23
Digoksin
iv/po
43
43
34
Amlodipin
po
34
34
34
Diltiazem
iv
8
8
8
9
Nifedipin
p
6
6
6
Captopril
po
27
27
27
Ramipril
po
8
8
6
2
Bisorolol
po
34
34
29
5
Tramadol
iv
13
13
13
Morphin
iv
24
24
24
Pethidin
iv
20
20
20
Parasetamol
iv
9
9
5
Aspilet
po
66
66
66
Klopidogrel
po
66
66
66
Enoksaparin
iv
49
49
49
Fondaparinus
iv
17
17
17
Streptokinase
iv
66
66
66
4
Page | 13 “EVALUASI PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN INFARK MIOKARD AKUT DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM BAHTERAMAS” By.ACHMAD KAHARUDDIN…. 01 A114175. FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HALUOLEO
iv
21
21
21
iv/po
47
47
38
Simvastatin
po
53
53
53
Seftriakson
iv
8
8
8
Levofloksasin
iv
4
4
4
iv/po
20
20
20
Spironolakton
po
23
23
23
Neurosanbe
iv
16
16
16
Alprazolam
po
37
37
37
Diazepam
po
29
29
29
Pantoprasol
iv
19
19
15
4
790
790 (100%)
757 (95,82%)
33 (4,18%)
Nitrogliserin Isosorbid
Furosemid
Total :
9
Sumber. Data yang diperoleh di rekam medis RSU Bahteramas 2015 Keterangan : iv (intravena), po (per oral), sl (subliqual)
4.Ketepatan dosis obat pada Pasien Infark Miokard akut Tepat dosis adalah ketepatan jumlah obat yang diberikan pada pasien, dimana dosis berada dalam jangkauan dosis yang direkomendasikan serta disesuaikan dengan
usia dan kondisi pasien (WHO, 2002). Pemberian dosis yang berlebihan, khususnya untuk obat yang dengan rentang terapi sempit akan sangat berisiko timbulnya efek samping, sebaliknya dosis yang terlalu kecil tidak akan menjamin tercapainya kadar terapi yang diharapkan (Depkes I RI, 2006).
Tabel 7. Ketepatan dosis obat pada pasien infark miokard akut di Instalasi Rawat Inap RSU Bahteramas tahun 2015 Jenis Obat Amiodaron Digoksin Amlodipin Diltiazem Nifedipin Kaptopril Ramipril Bisoprolol Tramadol Morphin Pethidin Parasetamol Aspilet Klopidogrel Enoksaparin
Jumlah Sampel 23 43 34 8 6 27 8 25 13 24 20 9 66 66 49
Tepat Dosis 23 34 34 8 6 27 6 29 13 24 20 5 66 66 49
Tidak Tepat Dosis 9
2 5
4
Persentasi (%) 0,00 26,47 0,00 0,00 0,00 0,00 33,33 17,24 0,00 0,00 0,00 80,00 0,00 0,00 0,00
Page | 14 “EVALUASI PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN INFARK MIOKARD AKUT DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM BAHTERAMAS” By.ACHMAD KAHARUDDIN…. 01 A114175. FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HALUOLEO
Fondaparinus Streptokinase Nitrogliserin Isosorbid dinitrat Simvastatin Seftriakson Levofloksasin Furosemid Spironolakton Neurosanbe Alprazolam Diazepam Pantoprasol Total
17 66 21 47 53 8 4 20 23 16 37 29 13 750
17 66 21 38 53 8 4 20 23 16 37 29 9 717 (95,60%)
9
4 33 (4,40%)
0,00 0,00 0,00 23,68 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 26,67
Sumber. Data yang diperoleh di rekam medis RSU Bahteramas 2015
PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa rasionalitas penggunaan obat pada penyakit infark miokard akut di Instlatasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Bahteramas tahun 2015 sebagai berikut. 1. Gambaran karakteristik Pasien Infark Miokard Akut dalam penelitian iniadalah. a. Berdasarkan jenis kelamin maka jumlah persentase pasien IMA adalah Laki-laki 86,36% (57 kasus), Perempuan 13,64%(9 kasus), sedangkan Berdasarkan umur 18-40 tahun 19,70% (13 kasus), umur 4160 tahun 27,27%(18 kasus), kemudian umur 61-80 tahun 53,03% (35 kasus). b. Berdasarkan persentase keadaan dan cara keluar pasien IMA adalah
membaik dan diizinkan pulang 62,12% (41 kasus), pulang paksa 9,09% (6 kasus), dirujuk diRS lain 6,06% (4 kasus),meninggal dalam waktu<48 jam 4,54% (3 kasus), meninggal dalam waktu >48 jam 7,58% (5 kasus) dan tidak tercatat 10,61% (7 kasus). 2. Gambaran karakteristik penggunaan obat infark miokard akut dari penelitian ini dapat diketahui bahwa golongan obat yang sering diresepkan oleh dokter spesialis jantung untuk menangani kasus infark miokard akut yaitu golongan obat antiaritmia(100,00%),antikoagulan(100, 00%), antitrombolitik (100,00%), Ca antagonis (72,73%), Ace Inhibitor (53,03%), beta adrenoreseptor (51,52%), fibrinolitik (31,82%), vasodilator (71,21%) dan antilipidemia (80,30%) sebagai obat kausalatau terapi spesifik. Sedangkan untuk obat simtomatik semua pasien infark miokard akut Page | 15
“EVALUASI PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN INFARK MIOKARD AKUT DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM BAHTERAMAS” By.ACHMAD KAHARUDDIN…. 01 A114175. FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HALUOLEO
menggunakan golongan obat analgetik (100,00%) dan sedatif (100,00%). 3. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tentang rasionalitas penggunaan obat pada pasien Infark Miokard Akut di Instalasi Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Bahteramas Tahun 2015 disimpulkan bahwa nilai persentasi rata-rata dengan tingkat keberhasilan terapi yang cukup tinggi dengan nilai tepat indikasi (94,94%), tepat obat (94,94%), tepat rute (100%) dan lama pemberian (95,82%) serta tepat dosis (95,60%). B. Saran Demi perbaikan dan peningkatan bidang kesehatan maka penulis memberikan dan menyampaikan saran sebagai berikut. 1. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai kerasionalitas pengobatan serta interaksi obat yang terjadi pada penyakit IMA. 2. Dapat digunakan sebagai sumber data atau literatur bagi fakultas dan penelitian selanjutnya. 3. Standar pelayanan medis perlu diperlengkap, terutama mengenai data-data pasien dan terapi pengobatan yang diberikan pada pasien. 4. Perlu peningkatan pengetahuan dan pelatihan bagi tenaga kesehatan agar lebih baik dalam pelayanan pasien khususnya penanganan kegawatdaruratan pasien Infark Miokard Akut
DAFTAR PUSTAKA Aditama,T.Y, 2000, Manajemen Administrasi Rumah Sakit, Penerbit UI Press, Jakarta. Alwi, 2006, Tatalaksana Infark Miokard Akut dengan Elevasi ST dalam Buku Ajar Ilmu penyakit Dalam Jilid III Edisi IV. Pusat Penerbit Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta. Anonim, 2003, Informasi Spesialis Obat Indonesia, Volume 38, ISFI Jakarta. Arikunto, S, 2010, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi, Rineka Cipta,Yogyakarta. AY.Sutedo, 2008, Mengenal obat-obatan secarah mudah dan aplikasinya dalam perawatan.penerbit Amara Books, Yogyakarta. Auronson dan Ward, 2013,Sistem Kardiovaskuler Edisi III, penerbit Erlangga, Jakarta. Brown dan Carol T, 2005, Penyakit Aterosklerotik Koroner dalam Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6 Volume 1, Jakarta , EGC. Depkes I RI, 2006, Penggunaan Obat Rasional. Direktorat Jendral Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Direktorat Bina Penggunaan Obat Rasional. Jakarta. Depkes II RI, 2006, Pharmaceutical Care Pasien Penyakit Jantung Korener Akut.Direktorat Jendral Bina Page | 16
“EVALUASI PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN INFARK MIOKARD AKUT DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM BAHTERAMAS” By.ACHMAD KAHARUDDIN…. 01 A114175. FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HALUOLEO
Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Jakarta. Elin
Yulina Sukandar, 2003, Iso Farmakoterapi, ISFI, Jakarta, Erlangga.
Haeril aswar, 2015, Formularium rumah Sakit Bahteramas Edisi III. kendari Guyton,
2006, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran( terjemahan).Jakarta EGC.
Gunawan,S.G, 2007, Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Universitas Indonesia, Jakarta. Martono winotopradjoko, 2014, Informasi Spesialis Obat Indonesia, Anem kosong, Jakarta Harun, 2000, Infark Miokard Akut, dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I edisi 3. FKUI. Jakarta. Harun, Sjaharuddin, dan Idrus Alw, 2000. Infark Miokard Akut Tanpa Elevasi ST. erlangga.jakarta .
Price, Sylvia Anderson, 2005. Penyakit Aterosklerotik Koroner. Dalam Patofisiologi, konsep klinis prosesproses penyakit Edisi 6, Jakarta. Patrick Davey, 2003, At a Glance medicine penerbit erlangga, Jakarta Rochmad, 2015, Pedoman Tatalaksana Sidrom Korener Akut, Edisi IV, Perki , Jakarta.. Sudoyo, W. Aaru, Bambang Setiyohadi, 2007, Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV, FKUI Jakarta. Tjay, H.T, Rahardja,K.2008, Obat-obat Penting Khasiat,Penggunaan dan Efek-efek Sampingnya, Edisi VI, Jakarta, Penerbit PT.Elex Media Komputindo. Yunita .2005. Risalah Ilmiah Pola penggunaan Obat Infark Miokard Akut di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr Sarjito. Bagian Farmakologi dan Farmasi Klinik Fakultas Farmasi Universitas gajah mada Yokyakarta
Katzung,B.G, Lofholm 1998, Peresepan Rsional dan Penulisan Resep, in Katzung,B.G, farmakologi Dasar dan Klinik, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Mandal,BK, Wilkins, E.G.L, Dunbar,E.M, dan White,R.T Mayon. 2004. Lecture Notes Penyakit Infeksi.Erlangga. Jakarta Tiereney, 2004, diagnosis dan terapi kedokteran Edisi III, Penerbit Salemba medika, Jakarta. Page | 17 “EVALUASI PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN INFARK MIOKARD AKUT DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM BAHTERAMAS” By.ACHMAD KAHARUDDIN…. 01 A114175. FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HALUOLEO