ARTIKEL PENELITIAN
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PRODICTION GUIDE DI SDN 10 SUNGAI SAPIH PADANG
Oleh: MAITRI YULIA NPM: 1210013411094
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BUNG HATTA PADANG 2015
HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL PENELITIAN
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PREDICTION GUIDE DI SDN 10 SUNGAI SAPIH PADANG
Disusun Oleh: MAITRI YULIA NPM: 1210013411094
Telah Disetujui oleh Dosen Pembimbing Skripsi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Sebagai Syarat Mengeluarkan Nilai Tugas Akhir Skripsi
Padang, Mei 2016 Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. Muhammad Sahnan, M.Pd
M. Tamrin, S.Ag., M.Pd
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PREDICTION GUIDE DI SDN 10 SUNGAI SAPIH PADANG Maitri Yulia 1, Muhammad Sahnan 1, M. Tamrin 1 Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar Fakultas Kuguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Email :
[email protected] Abstract This study was motivated by the lack of activities and learning outcomes of students in the learning process. The author will use the methode of Prediction Score to describe the increased activities and student learning outcomes, which based on classroom action study. This study was conducted in two cycles, each cycle consisting of two meetings. The instrument of this study are the observation sheet of the student activities, the observation sheet of the teacher and the achievement test results. The result of this study showed for the activity of the expresion of the students in the first cycle 56,41% with 47,43 average value class. And the second cycle was 80,05% with 76,92 average value class. For the writing activity in the first cycle was 66,66% with 61,53 average value class. An the second cycle was 82,05% with 79,48 average value class. On the other hand, for the result of the first cognitive learning in the first cycle was 76,9% with 77,2 average value class. For the second cycle was 94,8% with 87,6 average value class. And the result of the second cognitive learning in the first cycle was 61,5% with 68 average value class. For the second cycle was 76,9% with 77,1 average value class. Based on the result above it can be said that this Guide Prediction models can be increase the activity and student learning outcomes. Keyword: activity, method of prediction guide, result of learning student anak untuk mengembangkan dirinya secara
PENDAHULUAN Pendidikan
adalah
proses
pembentukan peserta didik agar berkembang
optimal. Menurut
Taufiq,
dkk
(2010:1.7)
secara optimal yaitu berkembang setinggi
menyatakan, Bahwa tujuan pendidikan di
mungkin, sesuai dengan potensi dan sistem
sekolah dasar dewasa ini harus sesantiasa
nilai yang dianutnya dalam masyarakat.
dikaitkan dengan pendidikan dasar karena
Pendidikan bukanlah memaksakan kehendak
sekolah dasar merupakan bagian dari sistem
orang dewasa (guru) kepada peserta didik,
(sobordinasi) pendidikan dasar. Pendidikan
melainkan upaya menciptakan kondisi yang
dasar adalah bagian dari pendidikan nasional.
kondusif bagi perkembangan anak, yaitu
Pendidikan dasar merupakan pendidikan
kondisi yang memberi kemudahan kepada
yang lamanya 9 tahun yang diselenggarakan selama 6 tahun sisekolah dasar (SD) dan 3
tahun di sekolah lanjutan tingkat pertama
mengemukakan
(SLTP) ataupun satuan pendidikan yang
dipermalukan dan takut mendapat hukuman.
sederajat.
Disaat
Hasil observasi dan wawancara yang
guru
pendapat,
pembelajaran
cenderung
takut
berlangsung
menggunakan
metode
peneliti lakukan pada tanggal 21 September
ceramah dan tanya jawab. Seperti diketahui
2015 dengan guru kelas IV D
metode
Ibu
ceramah
adalah
metode
yang
Hermayenni, diperoleh informasi bahwa
berpusat kepada guru. Selain itu selama
hasil belajar IPS yang masih rendah dan
pembelajaran
sering menjadi kendala dalam menentukan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk
keberhasilan siswa. Salah satu penyebab
membuat
rendahnya
adalah
menjelaskan pelajaran hal ini terbukti pada
rendahnya aktivitas atau kemampuan siswa
saat guru memberikan latihan kepada siswa
dalam menulis materi pelajaran tentang
dimana hanya 18 orang (46,15%) siswa yang
menghargai keberagaman suku bangsa dan
mendapatkan
budaya setempat dimana dari 39 orang siswa
sedangkan
hanya 16 orang (41,2%) siswa yang menulis
mendapatkan nilai yang kurang memuaskan.
hasil
belajar
materi pembelajaran,
siswa
guru
cenderung
pertanyaan
nilai 22
setelah
yang
orang
tidak
guru
memuaskan
(53,84%)
siswa
kurangnya aktivitas
Rendahnya hasil belajar IPS siswa
atau kemampuan siswa dalam menjawab
juga terlihat dari hasil UH II pada siswa
soal, diantara 39 orang siswa tersebut ada
kelas IV di SDN 10 Sungai Sapih Padang
beberapa orang
siswa yang masih belum
pada Tahun Ajaran 2015/2016. Mayoritas
tuntas, kurangnya aktivitas siswa dalam
siswa belum mencapai Kriteria Ketuntasan
bertanya
minimal (KKM) yaitu 76. Dari 40 orang
selama
berlangsung
proses
orang
siswa kelas IV hanya 15 orang (38,46%)
bertanya
siswa yang mendapat nilai diatas Kriteria
sedangkan 21 orang (53,84%) siswa hanya
Ketuntasan Minimal (KKM). Sedangkan
diam
nilai 24 orang (61,53%) siswa belum
(48,71%)
dimana
pembelajaran
siswa
saja,
hanya
yang
kurangnya
19
mau
aktivitas
atau
pengetahuan siswa dalam mengemukakan
mencapai
pendapat dimana dari 39 orang siswa hanya
pelaksanaan UH II pada tahun ajaran
14 orang (35,89%) siswa yang dapat
2015/2016 belum terlaksana secara optimal
menyebutkan
dan
contoh
bagaimana
cara
belum
KKM.
Dengan
mencapai
demikian
Standar
Kriteria
menghargai keberagaman suku bangsa dan
Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah
budaya setempat
ditetapkan sekolah.
siswa
merasa
dan 13 orang (33,33%) takut
salah
dalam
Berdasarkan
permasalahan
yang
dijelaskan tersebut, maka peneliti tertarik
untuk
memecahkan
masalah
dengan
1. Mendeskripsikan peningkatan aktivitas
melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
mengemukakan pendapat siswa kelas IV
dengan judul: “Peningkatan Aktivitas dan
dalam
Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPS
menggunakan model Prediction Guide
dengan menggunakan Model Prediction
pada di SDN 10 Sungai Sapih Padang.
Guide pada siswa Kelas IV di SDN 10 Sungai Sapih Padang.”
2.
pembelajaran
IPS
dengan
Mendeskripsikan peningkatan aktivitas menulis materi pelajaran siswa kelas IV
Berdasarkan batasan masalah tersebut
dalam
pembelajaran
IPS
dengan
maka perumusan masalah dalam penelitian
menggunakan model Prediction Guide
ini adalah:
di SDN 10 Sungai Sapih Padang.
1. Bagaimanakah
peningkatan
aktivitas
3. Mendeskripsikan
peningkatan
hasil
mengemukakan pendapat siswa kelas IV
belajar pada aspek kognitif tingkat
dalam
dengan
pengetahuan (C1) siswa kelas IV dalam
menggunakan model Prediction Guide di
pembelajaran IPS dengan menggunakan
SDN 10 Sungai Sapih Padang?
model Prediction Guide di SDN 10
pembelajaran
2. Bagaimanakah
IPS
peningkatan
aktivitas
menulis materi pelajaran siswa kelas IV dalam
pembelajaran
IPS
Sungai Sapih Padang. 4. Mendeskripsikan
peningkatan
hasil
dengan
belajar pada aspek kognitif tingkat
menggunakan model Prediction Guide di
pemahaman (C2) siswa kelas IV dalam
SDN 10 Sungai Sapih Padang?
pembelajaran IPS dengan menggunakan
3. Bagaimanakan peningkatan hasil belajar
model Prediction Guide di SDN 10
pada aspek kognitif tingkat pengetahuan
Sungai Sapih Padang.
(C1) siswa kelas IV dalam pembelajaran
KERANGKA TEORITIS
IPS
dengan
menggunakan
Prediction Guide di
model
Menurut Hamalik (2001:27) “Belajar
SDN 10 Sungai
adalah modifikasi atau mmperteguh kelakuan
Sapih Padang?
melalui pengalaman (learning is defined as te
4. Bagaimanakan peningkatan hasil belajar pada aspek kognitif tingkat pemahaman (C2) siswa kelas IV dalam pembelajaran IPS
dengan
menggunakan
model
modification or strengthening of behavior throug experiencing) Menurut mengatakan,
Trianto “bahwa
(2010:17) pembelajaran
Prediction Guide di SDN 10 Sungai
merupakan interaksi dua arah dari seorang
Sapih Padang.
guru dan peserta didik, dimana antara
Berdasarkan
rumusan
masalah
tersebut maka tujuan penelitian ini adalah:
keduanya terjadi komunikasi yang intens dan
terarah menuju pada suatu target yang telah
orang tersebut, misalnya dari yang tidak
ditetapkan sebelumnya”.
menjadi tahu, dan dari tidak mengerti
Menurut
Trianto
(2011:173)
IPS
menjadi
mengerti.”
Menurut
Sudjana
merupakan bagian dari kurikulum sekolah
(2011:22), “hasil belajar adalah kemampuan-
yang tanggung jawab utamanya adalah
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
membentu
menerima pengalaman belajarnya.”
peserta
didik
dalam
mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap,
nilai
yang
diperlukan
METODOLOGI PENELITIAN
untuk
Jenis penelitian ini adalah istilah dari
berpatisipasi dalam kehidupan masyarakat
penelitian tindakan kelas (PTK) sudah
yang baik di tingkat lokal, nasional maupun
dikenal sejak tahun 1910, lahir dari sebuah
global.
inspirasi ilmiah yang diadvokasi oleh Filfus Menurut Istarani (2012:204), ”model
John Dewey dalam bukunya berjudul How
Prediction Guide atau (tebak pelajaran)
We Think and The Source of a Science of
adalah pelajaran yang dikembangkan untuk
Edocation. PTK merupakan sebuah proses
menarik perhatian siswa selama mengikuti
pengamatan
pelajaran.” Sedangkan menurut pendapat
pembelajaran yang dilakukan oleh guru itu
Suprijono (2013:111) mengatakan bahwa
sendiri
“model Prediction Guide (tebak pelajaran)
pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar
merupakan metode pelajaran dikembangkan
siswa. Dikatakan sebuah proses karena PTK
untuk
selama
dilakukan harus melalui 4 (empat) tahap
mengikuti pembelajaran.” Ini adalah model
yang tersusun menjadi sebuah siklus, yaitu
yang digunakan untuk melibatkan peserta
tahap perencanan (Planning), pelaksanaan
didik dalam proses pembelajaran secara aktif
(action),
dari awal sampai akhir.
refleksi (reflection).
menarik
Sardiman
perhatian
(2011:96),
siswa
menyatakan,
reflektif
untuk
memperbaiki
pengamatan
Menurut
terhadap
kegiatan
kualitas
(observation)
Jalil
(2014:6),
dan
“PTK
“bahwa aktivitas merupakan prinsip atau asas
merupakan penelitian yang bersifat reflektif
yang sangat penting di dalam interaksi
karena
belajar-mengajar.” Di dalam belajar perlu
kelemahan-kelemahan
ada aktivitas, sebab pada prinsipnya belajar
keunggulan yang dilakukan oleh guru,
itu adalah berbuat untuk mengubah tingkah
sekaligus
laku. Tidak ada belajar kalau tidak ada
melaksanakan
aktivitas.
kelas.”
PTK
dilakukan
sebagai kegiatan
untuk
dan
melihat
keunggulan-
peneliti,
dalam
pembelajaran
di
Menurut Hamalik (2007:30), “Hasil
Penelitian ini dilaksanakan di kelas
belajar adalah perubahan tingkah laku pada
IV SDN 10 Sungai Sapih padang Kecamatan
Kuranji, Jln. By Pass Km 8 Balai Baru
1. Lembar observasi aktivitas siswa
Padang. Sekolah ini dipilih karena sekolah bersedia
menerima
inovasi
pendidikan
Data hasil observasi ini didapat melalui lembar observasi aktivitas siswa dan
terutama dalam proses pembelajaran.
digunakan
1. Observasi
perkembangan aktivitas yang terjadi selama
Menurut
Sudjana
(2009:84),
untuk
menggunakan
penilaian banyak digunakan untuk mengukur
Prediction Guide.
laku
individu
ataupun
proses
terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan.”
Tes digunakan untuk memperkuat data observasi yang terjadi didalam kelas dalam
P=
model
Pertemuan 1
1. Aktivitas mengemukakan pendapat
penguasaan
P=
pembelajaran dari unsur siswa. Hal ini
P=
dilakukan untuk memperoleh data yang akurat atas kemampuan siswa memahami pembelajaran.
15 X 100% = 38,46% 39
2. Aktivitas menulis materi pelajaran siswa
Pertemuan 2
22 X 100% = 56,41% 39
1. Aktivitas mengemukakan pendapat
siswa
3. Dokumentasi untuk
memperkuat
PENELITIAN
2. Aktivitas menulis materi pelajaran
DAN
PEMBAHASAN
P=
26 X 100% = 61,53% 39
Rata-rata persentase aktivitas siswa: Pertemuan 1
1. Hasil Penelitian Siklus I (observasi)
22 X 100% = 56,41% 39
siswa
SDN 10 Sungai Sapih Padang.
Pengamatan
P=
hasil
penelitian yang dilakukan peneliti kelas IV
HASIL
pembelajaran
Jumlah skor yang diperoleh siswa X 100 skor maksimal
materi
Bukti
dan
siswa
2. Tes
terutama
proses
proses pembelajaran berlangsung dengan
“Observasi atau pengamatan yaitu sebai alat
tingkah
melihat
dilakukan
sisetiap kali petemuan. hasillembar kegiatan guru di amati oleh guru kelas IV yang betindak sebagai observer pertama yaitu Ibu Hermayenni, Ama. Pd. dan lembar aktivitas siswa diamati oleh teman sejawat yaitu Intan Puspita Sari sebagai Observer kedua.
P=
38,46 + 56,41 = 47,43% 2
Pertemuan 2 P=
56,41 = 66,66 = 61,53% 2
Hasil observasi terhadap aktivitas siswa akan
rata-rata persentase meningkat sekitar
disajikan dalam tabel 1 berikut.
61,5 dalam kategori sangat baik.
Tabel 1: Jumlah dan Persentase Aktivitas Siswa pada Siklus I dalam Pembelajaran IPS dengan menggunakan metode pembelajaran Prediction Guide di Kelas IV Indikator
Pertemuan Ke
Rata-rata Persentase
1 2 Jumlah % Jumlah % Siswa Siswa 15 38,46 22 56,41 22 56,41 26 66,66
A B Jumlah Siswa
2. Lembar
Observasi
Pelaksanaan
Pembelajaran Guru
P=
Jumlah skor yang diperoleh guru
X 100
Pertemuan 1 47,43% 61,53%
39
Keterangan:
P=
12 X 100% = 60% 20
P=
14 X 100% = 70% 20
Pertemuan 2 Indikator A
: Kemampuan siswa dalam
mengemukakan pendapat Indikator B
:
Aktivitas
siswa
dalam
Rata-rata persentase aktivitas guru:
menulis materi pelajaran Berdasarkan
tabel
I
P=
dapat
dikemukakan persentase aktivitas siswa pada
Tabel 2.
60 + 70 = 65% 2
Persentase Aktivitas Guru dalam
bagian yang diamati dapat dijelaskan sebagai
Pembelajran IPS melalui Model
berikut:
Prediction Guide pada Siklus I
1. Siswa
yang
dalam
mengemukakan
pendapat pada pertemuan I siklus I berjumlah 15 siswa dengan persentase 38,46%, sedangkan, pada pertemuan 2 siklus I berjumlah 22 siswa dengan persentase 56,4% sehingga diperoleh persentase rata-rata meningkat sekitar 47,4 dengan kategori kurang 2. Siswa yang melakukan aktivitas menulis materi pelajaran pada pertemuan I siklus I berjumlah 22 siswa dengan persentase 56,4% sedangkan pada pertemuan 2 siklus I berjumlah 26 siswa dengan persentase 66,6% sehingga diperoleh
No 1 2
Pertemuan
Jumlah Skor 12 14
I II Rata-rata Target Tabel 2 persentase
Persentase 60 % 70 % 65 % 75 % guru dalam
mengelola pembelajaran. Pada siklus I pertemuan I terlihat dengan jumlah skor yang diperoleh yaitu 12 dengan persentase 60% pada pertemua II diperoleh skor dengan 14 dan persentase 65% sehingga memiliki ratarata pesentase 70% sehingga sudah dikatakan cukup baik tetapi belum mencapai indikator keberhasilan karena guru belum melakukan
keseluruhan indikator aktivitas guru yang
Sedangkan 12 orang lainnya belum mencapai
telah ditetapkan dalam proses pembelajaran.
kriterian ketuntasan yang telah ditentukan Dalam target ketuntasan belajar yang
3. Data Hasil Belajar Pada akhir siklus I, guru memberikan
diterapkan oleh peneliti pada indikator
tes kepada siswa untuk mengukur tingkat
keberhasilan,
keberhasilan
IPS
klasikal yaitu 75% dari jumlah siswa pada
melalui model Prediction Guide. Hasil
siklus I belum mencapai target ketuntasan
belajar diperoleh melalui tes berupa ulangan
belajar (baru mencapai 69,23%). Oleh karena
harian yang diberikan kepada siswa pada
intu peneliti ingin meningkatkannya pada
pertemuan tanggal 1 Maret 2016. Persentase
siklus II untuk mencapai Target ketuntasan
siswa yang tuntas dan tidak tuntas dapat
secara klasikal
dalam
pembelajaran
ketuntasan
belajar
secara
dilihat dari tabel 3 berikut ini:
P=
P=
Jumlah skor yang diperoleh siswa X 100 skor maksimal
Jumlah skor yang diperoleh siswa X 100 skor maksimal 27 P= x 100% = 69,23% 39
Hasil belajar ranah kognitif (C1)
2779 = 71,25 39
X=
X=
X=
∑x n
Tabel 3: Tingkat Ketuntasan Hasil Tes Belajar Siswa Siklus I Uraian Jumlah siswa yang mengikuti tes Jumlah siswa yang tuntas Jumlah siswa yang tidak tuntas Rata-rata nilai tes Presentase
Nilai
Target
39
-
27
-
12
-
71,25 69,23%
75%
Tabel 3 tersebut dapat dilihat bahwa persentase ketuntasan tes belajar siswa belum mencapai target 75%. Dapat digambarkan dari 39 orang siswa yang mengikuti tes hanya 27 siswa yang telah memenui kriteria ketuntasan yang telah ditetapkan yaitu 76.
30 x 100% = 76,89% 39
P=
X=
∑x n
3014 = 77,2 39
Hasil belajar ranah kognitif (C2) P=
24 x 100% = 61,5% 39
X=
X=
∑x n
2654 = 68 39
Tabel 4 : Tingkat Ketuntasan Hasil Tes Belajar Ranah Kognitif (C1) dan Ranah Kognitif (C2) Siklus I
belajar siswa pada sisklus I belum mencapai target
ketuntasan,
beberapa Uraian
Nilai C1
Jumlah siswa yang mengikuti tes Jumlah siswa yang tuntas Jumlah siswa yang tidak tuntas Rata-rata nilai tes Presentase ketuntasan
39
Target
C2 39
hal
kelemahan
24
9
15
disebabkan
selama
proses
pembelajaran berlangsung yaitu pada aspek guru: (a) guru belum maksimal dalam menjelaskan pelajaran,
30
ini
(b)
guru
masih
kurang terampil dalam menggunakan model Prediction Guide, (3) guru kurang mampu menguasai kelas selama proses pembelajaran
77,27
68
76,89%
61,5%
berlangsung, sehingga siswa tidak terkontrol 75%
secara maksimal. Aspek siswa juga memiliki beberapa
Tabel 4 tersebut dapat dilihat bahwa persentase ketuntasan tes belajar Ranah kognitif (C1) siswa sudah mencapai target 75%. Dapat digambarkan dari 39 orang siswa yang mengikuti tes hanya 30 siswa yang telah memenui kriteria ketuntasan yang telah ditetapkan yaitu 76. Sedangkan 9 orang lainnya belum mencapai kriterian ketuntasan yang telah ditentukan.
kelemahan yaitu: (a) siswa masih belum bisa menebak atau menulis kata-kata kunci tentang pembelajaran dengan baik, (b) kurangnya
belajar Ranah kognitif (C2) siswa belum mencapai target 75%. Dapat digambarkan dari 39 orang siswa yang mengikuti tes hanya 24 siswa yang telah memenui kriteria ketuntasan yang telah ditetapkan yaitu 76. Sedangkan 15 orang lainnya belum mencapai kriterian ketuntasan yang telah ditentukan
siswa
terhadap
pembelajaran yang sedang disampaikan, kebanyakan dari mereka hanya ribut saja dan hanya sebagian siswa yang pemperhatikan selama pembelajaran berlangsung, (c) siswa masih
Sedangkan persentase ketuntasan tes
perhatian
kurang
mengarti
dengan
model
pembelajaran yang dipakai sehingga banyak siswa yang tidak dapat memahami materi yang diajarkan dengan baik. Oleh karena itu peneliti ingin meningkatkannya pada siklus II untuk mencapai target ketuntasan belajar secara klasikal. 2. Hasil Penelitian Siklus II 1. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Dalam target ketuntasan belajar yang Berdasarkan
diterapkan oleh peneliti pada indikator keberhasilan,
ketuntasan
belajar
secara
klasikal yaitu 75% dari jumlah siswa. Sedangkan ketercapaian ketuntasan hasil
hasil
observasi
tiap
pertemuan pada siklus II secara umum penulis
susdah
melaksanakan
dan
menerapkan model pembelajaran Prediction
Guide dengan baik. Suasana kelas sudah berlangsung tertip, terkendali dan kondusif. Dengan demikian proses pembelajaran sudah berlangsung
seperti
yang
diharapkan.
Keberhasilan dari aktivitas guru dengan keterampilan
siswa
pembelajaran
serta
hasil
dalam
proses
belajar
I. Jumlah skor yang diperoleh siswa P= X 100 skor maksimal
Pertemuan 1
1. Aktivitas mengemukakan pendapat 28 X 100% = 71,79% 39
2. Aktivitas menulis materi pelajaran siswa
Pertemuan 2
A B Jumlah Siswa
Pertemuan Ke Rata-rata Persentase 1 2 Jumlah % Jumlah % Siswa Siswa 28 71,79 32 82,05 76,92 30 76,92 32 82,05 79,48 39
Keterangan: Indikator A
: Kemampuan siswa dalam
mengemukakan pendapat
siswa
P=
Indikator
siswa
mengalami peningkatan dibandingkan siklus
P=
Tabel 5: Jumlah dan Persentase Aktivitas Siswa pada Siklus II dalam Pembelajaran IPS dengan menggunakan metode pembelajaran Prediction Guide di Kelas IV
Indikator B
:
Aktivitas
siswa
dalam
menulis materi pelajaran 1. Kemampuan
siswa
dalam
mengemukakan pendapat pada siklus I 30 X 100% = 76,92% 39
1. Aktivitas mengemukakan pendapat
dengan
rata-rata
persentase
47,43%
sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 76,92% dengan kategori baik 2. Siswa yang melakukan aktivitas menulis
siswa P=
32 X 100% = 82,05% 39
2. Aktivitas menulis materi pelajaran siswa
materi pelajaran pada siklus I dengan rata-rata persentase 61,53% sedangkan pada
siklus
persentase P=
32 X 100% = 82,05% 39
Rata-rata persentase aktivitas siswa: Pertemuan 1 71,79 + 82,05 P= = 76,92% 2
Pertemuan 2
P=
76,92 + 82,05 = 79,48% 2
II
meningkat
rata-rata
79,48
dengan dengan
kategori sangat baik. 2. Persentase Pelaksanaan Pembelajaran Guru P=
Jumlah skor yang diperoleh guru
Pertemuan 1 P=
X 100
17 X 100% = 85% 20
3. Data Hasil Belajar
Pertemuan 2 P=
18 X 100% = 90% 20
Pada akhir siklus II, guru memberikan tes kepada siswa untuk mengukur tingkat
Rata-rata persentase aktivitas guru: P=
Tabel 6:
85 + 90 = 87,5% 2
keberhasilan
dilaksanakan guru pada siklus II mencapai 87,5% berada dalam keberhasilan sangat baik
IPS
belajar diperoleh melalui tes ulangan harian yang diberikan kepada siswa pada tanggal 15 Maret 2016. Hasil tes tersebut dapat dilihat dari tabel dibawah ini. P=
Jumlah skor yang diperoleh siswa X 100 skor maksimal 31 P= x 100% = 79,48% 39
sudah baik dan menunjukan peningkatan
∑x n
3162 = 81,07% 39
Uraian
Nilai
pada siklus II mencapai 82,05%. Pencapaian ini terjadi disebabkan oleh penempilan guru
X=
X=
pada aktivitas guru dan keberhasilan siswa
siklus
pembelajaran
melalui model Prediction Guide. Hasil
Persentase Pelaksanaan Pembelajaran Guru Jumlah No Pertemuan Persentase Skor 1 I 17 85% 2 II 18 90% Rata-rata 87,5 % Target 75 Keberhasilan tindakan yang
dibandingkan
dalam
Tabel 7 : Tingkat Ketuntasan Hasil Tes Belajar Siswa Siklus II
sebelumnya.
Target
dan siswa. Hal ini diperoleh dari pengamatan
Jumlah siswa yang 39 mengikuti tes Jumlah siswa yang 31 tuntas Jumlah siswa yang 8 tidak tuntas Persentase ketuntasan 79,48 % 75% Rata-rata nilai tes 81,07 76 Berdasarkan tabel 7. Tersebut dapat
dengan menggunakan lembar observasi dari
dilihat persentase tes hasil belajar siswa
aspek guru dan aspek siswa.
sudah
Peningkatan skor pengelolaan pelaksanaan pembelajatan
oleh
penghitungan
waktu
dalam pembelajaran, guru lebih memotivasi siswa dalam belajar serta guru mengusahakan agar terjadi interaksi yang baik antara guru
peningkatan aktivitas siswa terlihat dari hasil observasi, hasil
abservasi ini
mencapai
target
(75%).
Dapat
digambarkan bahwa jumlah siswa yang mengikuti
tes
akhir
belajar
siklus
II
melalui lembar observasi aktivitas siswa, dan
berjumlah 39 siswa dan sebanyak 31 orang
digunakan
dan
siswa dikatakan tutas dengan persentase
perkembangan aktivitas yang terjadi selama
79,48% yang dikatakan sudah mencapai
pembelajaran berlangsung.
KKM yang telah ditetapkan sekolah yaitu
untuk
melihat
proses
75%. Sedangkan 8 orang siswa lainya belum
mencapai
KKM
yang
ditetapkan
digambarkan bahwa jumlah siswa yang
dengan persentase 20,51%. Dengan demikian
mengikuti tes akhir belajar koknitif (C1)
dapat
disimpulkan
ketuntasan
telah
bahwa
persentase
pada siklus II berjumlah 39 siswa dan
siswa
mengalami
sebanyak 37 orang siswa dikatakan tutas
belajar
peningkatan.
dengan persentase 94,8% yang dikatakan
Jumlah skor yang diperoleh siswa P= X 100 skor maksimal
Hasil belajar ranah kognitif (C1) P=
37 x 100% = 94,8% 39
X=
X=
∑x n
ditetapkan dengan persentase 5,1%. penilaian
pada
ranah
siklus II berjumlah 39 siswa dan sebanyak 30 orang
mencapai
∑x X= n
dikatakan
tutas
dengan
KKM
yang
telah
ditetapkan
sekolah yaitu 75%. Sedangkan 9 orang siswa lainya belum mencapai KKM yang telah
3008 X= = 77,1 39
ditetapkan dengan persentase 23%. Dengan demikian
Tabel 8 : Tingkat Ketuntasan Hasil Tes Belajar Ranah Kognitif (C1) dan Ranah Kognitif (C2) Siklus II Uraian Nilai Target C1 C2 Jumlah siswa 39 39 yang mengikuti tes Jumlah siswa 37 30 yang tuntas Jumlah siswa 2 9 yang tidak tuntas Presentase 94,8% 76,9% 75% ketuntasan Rata-rata nilai 87,6 77,1 76 tes Berdasarkan tabel 8. Tersebut dapat dilihat persentase tes hasil belajar siswa (75%).
siswa
persentase 76,9% yang dikatakan sudah
30 P= x 100% = 76,9% 39
target
lainya belum mencapai KKM yang telah
koknitif (C2) siswa yang mengikuti tes pada
3420 = 87,6 39
mencapai
sekolah yaitu 75%. Sedangkan 2 orang siswa
Sedangkan
Hasil belajar ranah kognitif (C2)
sudah
sudah mencapai KKM yang telah ditetapkan
Dapat
dapat
disimpulkan
bahwa
persentase ketuntasan belajar siswa ada ranah kognitif (C1 dan ranah kognitif (C2) mengalami peningkatan. PEMBAHASAN 1. Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS. . Persentase rata-rata aktivitas siswa pada umumnya
mengalami
Pembelajaran
melalui
model
peningkatan. Prediction
Guide dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar. Hal ini dapat dilihat persentase rata-rata aktivitas siswa mulai dari siklus I sampai dengan siklus II.
Tabel 9.
Persentase Rata-rata Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran IPS pada siklus I dan Siklus II Rata-Rata Persentase No Aspek Keterangan Siklus Siklus I II Mengalami 1 A 47,43 82,05 kenaikan (34,62) Mengalami 2 B 61,53 82,05 kenaikan (20,58) Berdasarkan tabel 9 dapat disimpulkan
peningkatan melalui model Prediction Guide
bahwa pembelajaran IPS melalui model
disimpulkan
Prediction Guide yang telah dilaksanakan
pembelajaran
dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.
Guide ini dapat meningkatkan aktivitas guru
Hal ini terbukti dari kenaikan rata-rata
dalam proses pembelajaran. Hal ini terlihat
persentase untuk masing-masing indikator
dari adanya peningkatan persentase aktivitas
keberhasilan siswa yang telah ditetapkan.
guru dalam proses pelaksanaan pembelajaran
Aktivitas siswa untuk indikator aktivitas
ini. Hal ini dapat dilihat dari tabel berikut ini: Tabel 10. Persentase Pengelolaan Pembelajaran oleh Guru dalam Proses Pembelajaran pada Siklus I dan Siklus II: Siklus Pertemuan I II 1 60,00 85,00 2
70,00
90,00
Rata-Rata
65,00
87,5
Meningkat Sekitar 20% Berdasarkan Tabel 10 bahwa
dari siklus I
melalui
dapat
pelaksanaan model
Prediction
ke siklus II, mengalami
mengemukakan pendapat pada siklus I
peningkatan dari 65,00%
dengan
dikategorikan dalam kategori sangat baik.
persentase
47,43%
kemudian
menjadi 87,5%
meningkat pada siklus II dengan persentase
Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPS
82,05% begitu juga pada aktivitas siswa
Tabel 11
dalam menulis materi pelajaran mengalami peningkatan pada siklus II dari 62,53% meningkat
menjadi
82,05%.
Sehingga
diperoleh peningkatan pada siklus I dalam aktivitas
siswa
dalam
mengemukakan
pendapat mengalami peningkatan sebesar 34,62% sedangkan aktivitas menulis materi pelajaran mengalami peningkatan sekitar 20,58%. 2. Aktivitas
Guru
dalam
Proses
Pelaksanaan Pembelajaran Persentase
rata-rata
guru
dalam
melaksanakan proses pembelajaran terjadi
No Aspek
Perbandinga Persentase Ketuntasan Hasil Belajar siswa dari Siklus I dan II Rata-Rata Persentase Siklus Siklus I II
Ket
Hasil Mengalami 1 Belajar 71,25% 81,07% kenaikan Siswa (9,8%) Berdasarkan tabel. 11 tersebut dapat terlihat bahwa persentase ketuntasan hasil belajar siswa mengalami peningkatan sekitar 9,8%, yang mana peningkatan itu terjadi pada siklus I sekitar 71,25% menjadi 81,07% pada siklus II. Ini membuktikan bahwa
ketuntasan hasil belajar sudah mencapai
KESIMPULAN DAN SARAN
target
A. KESIMPULAN
yang
diharapkan
peneliti.
Ini
membuktikan model Prediction Guide dapat
Bahwa
hasil
pembahasan,
pembelajaran
peningkatan aktivitas siswa dan hasil belajar
yang
mengalami
dapat
dan
meningkatan hasil belajar siswa dalam IPS
maka
penelitian
disimpulkan
peningkatan dari siklus I ke siklus II.
siswa untuk setiap indikator yang telah
Tabel 12
ditetapkan yaitu peningkatan aktivitas dan
No
Perbandinga Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Ranah Kognitif (C1) dan Ranah Kognitif (C2) Siswa dari Siklus I dan II
Aspek
Ranah 1 Kognitif (C1) Ranah 2 Kognitif (C2)
Rata-Rata Persentase Siklus Siklus I II 76,9% 61,5%
ketuntasan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II dengan rincian sebagai berikut: 1. Terjadi
peningkatan
dengan
menggunakan model Prediction Guide Ket
Mengalami 94,8% kenaikan (17,9%) 76,9% Mengalami kenaikan (15,4%)
pada aktivitas mengemukakan pendapat siswa dalam pembelajaran IPS dikelas IV yang mana mengalami peningkatan dari siklus I dengan rata-rata nilai kelas 47,43 dengan persentase sebesar 56,41
Berdasarkan Tabel 12 tersebut dapat
% dan pada siklus II dengan rata-rata
terlihat bahwa persentase ketuntasan hasil
nilai kelas 76,92 dengan persentase
belajar ranah kognitif (C1) siswa mengalami
sebesar 82,05%.
peningkatan 17,9%, yang mana peningkatan
2. Terjadi
peningkatan
dengan
itu terjadi pada siklus I 76,9% menjadi 94,8%
menggunakan model Prediction Guide
pada
persentase
pada meningkatkan aktivitas menulis
ketuntasan hasil belajar ranah kognitif (C2)
materi pelajaran yang mana mengalami
siswa mengalami peningkatan 15,4%, yang
peningkatan dari siklus I dengan rata-
mana peningkatan itu terjadi pada siklus I
rata nilai kelas 61,53, dengan persentase
61,5% menjadi 76,9% pada siklus II. Ini
sebesar 66,66%
membuktikan bahwa ketuntasan hasil belajar
dengan rata-rata nilai kelas 79,48
sudah mencapai target yang diharapkan
dengan persentase 82,05%.
siklus
II.
Sedangkan
peneliti. Ini membuktikan model Prediction
dan pada siklus II
3. Terjadi peningkatan hasil belajar siswa
Guide dapat meningkatan hasil belajar siswa
pada ranah Kognitif
(C1) dengan
dalam pembelajaran IPS yang mengalami
menggunakan model Prediction Guide
peningkatan dari siklus I ke siklus II.
yang mana mengalami peningkatan pada siklus I dengan dengan rata-rata nilai kelas 77,2 dengan persentase
sebesar 76,9% dan pada siklus II dengan rata-rata nilai kelas 87,6 dengan persentase 94,8%. 4. Terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada ranah Kognitif
yang mana mengalami peningkatan pada siklus I dengan rata-rata nilai kelas 68 dengan persentase sebesar 61.5% dan pada siklus II dengan rata-rata nilai kelas 77,1 dengan persentase 76,9%. B. Saran hasil analisis data dapat
disarankan kepada:
siswa
melalui
model
Prediction Guide ini sehingga dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa. 2. Guru SD disarankan untuk menggunakan model
Prediction
Guide
dalam
melaksanakan
sehingga
memperoleh
hasil
maksimal
dan
yang
hasil
pembelajaran IPS lebih menarik. 3. Sekolah prasarana
supaya
melengkapi
sarana
yang
memadai
untuk
meningkatkan
Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali pers Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdokary Suprijono, Agus 2013. Cooperative Learning. Pustaka Pelajar: Yogyakarta Trianto. 2012. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.
1. Siswa agar dapat lebih meningkatkan pengetahuan
Jalil, Jasman. 2014. Pandukan Mudah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta: Prestasi Pustaka.
(C2) dengan
menggunakan model Prediction Guide
Berdasarkan
Istarani. 2012. Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada
kualitas
proses
pembelajaran. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. Dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: BumiAksara. Hamalik, Oemar.2007. ProsesBelajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.