557 JURNAL INFO KESEHATAN, VOL. 12, NOMOR 1, JUNI 2014
STUDI TENTANG PERBEDAAN BERAT BADAN ANTARA MANULA DENGAN KEHILANGAN GIGI-GELIGI POSTERIOR BILATERAL FREE-END DAN MANULA YANG MASIH MEMILIKI GIGI GELIGI POSTERIOR DI KELURAHAN CAMPLONG I Apri Adiari Manu, Melkisedek O. Nubatonis, Ratih Variani Abstract Lose part or all of the teeth can cause emotional effects, both systemic and functional. Functional impact of tooth loss that can lead to a decrease in masticatory function and subsequently cause a lack of nutrition for the body. Loss of teeth can also affect public health and the oral cavity that will affect the overall quality of life. Decreased masticatory function can result in weight loss, as well the possibility of other factors associated with the taste of that influence appetite, reduced muscle coordination, poor physical conditions, social and economic factors, as well as food absorption factor (absorption capacity). Occlusion is less well as loss of contact back teeth causing dental occlusion can not perform optimally function in chewing which causes the difficulty and limitations of mastication. Difficulties and limitations is what makes people choose softer foods and avoid eating foods that contain lots of fiber just as vegetables and fruits. Difficulty in chewing food semakain increase along with the increasing number of missing teeth, especially in the posterior part. This research is analytic study with cross-sectional design to describe the weight ratio between the Seniors with loss of Posterior Teeth Bilateral FreeEnd and Seniors who still have teeth Posterior aged 60-75. The population in this study were all people aged 60-75 years who have lost posterior teeth Bilateral Free-end and which still has a posterior teeth in the village Camplong I. The samples in this study were taken with Consecutive sampling method. The sample size in this study are 28 people with the details; Group I: sample totaled 13 and Group II: sample totaled 15 people. The results of this study are: when a soft-textured food consumed then there is no difference in the average weight loss in the elderly with teeth posterior free-end and seniors who still have a posterior teeth. When the hard-textured food consumed then there is the difference in average Weight loss in the elderly with posterior teeth free-end and seniors who still have a posterior teeth. Keywords: tooth loss, malnutrition, weight loss PENDAHULUAN Kesadaran
gigi. Hal ini terbukti dari timbulnya akan
pentingnya
perubahan yang sangat mendasar
fungsi gigi dan mulut telah sejak
dalam
konsep
lama ada di kalangan kedokteran
Kedokteran Gigi sejak kurang lebih
*) Dosen Program Studi Keperawatan Gigi - Poltekkes Kemenkes Kupang
perawatan
Apri Adiari Manu, Studi Tentang Perbedaan Berat Badan Antara Manula dengan Kehilangan Gigi-Geligi Posterior Bilateral Free-End dan Manula yang Masih Memiliki Gigi Geligi Posterior di Kelurahan Camplong I
40
tahun
yang
bentuk
lalu
yaitu
pelayanan
mengutamakan kemudian bagian
kesehatan terlihat
yang
kedaruratan
berkembang
dari
sistem
menjadi pelayanan
masyarakat.
dari
dari
Hal
kenyataan
ini
bahwa
sampai pertengahan abad ini, di seluruh
dunia,
pada
masa
sekarang
bukanlah
sekadar tenaga yang mengurusi keadaan
32
buah
melainkan dalam
gigi
saja,
bertanggungjawab
pemeliharaan
kesehatan
seluruh sistem stomatognatik agar fungsinya dapat tetap stabil. Gigi merupakan organ manusia
perawatan
yang penting. Tanpa gigi geligi,
kedokteran gigi ditujukan terutama
manusia tidak dapat mengunyah
untuk
makanan.
menghilangkan
rasa
sakit
Gigi
pada gigi dan jaringan periodontal
mengunyah
di
makanan
sekitarnya.
Sedangkan
pemasangan
gigi
ditujukan
untuk
tiruan
hanya
keperluan
berfungsi
untuk
beraneka
dengan
ragam
tekstur
yang
berbeda-beda. Kehilangan sebagian maupun
seluruh
gigi
dapat
kosmetika, bukan untuk perbaikan
menimbulkan dampak, baik berupa
fungsi mulut. Jika dipandang dari
dampak
emosional,
sistemik
segi
maupun
fungsional.
Dampak
kebutuhan
pencabutan gigi
fungsional,
merupakan awal
Fungsional kehilangan gigi yaitu
dari rangkaian masalah baru yang
dapat
akan timbul. Hilangnya gigi akan
fungsi
mengurangi
selanjutnya
kenyamanan
dan
menyebabkan
penurunan
pengunyahan
dan
menyebabkan
efisiensi mengunyah. Oleh karena
kurangnya asupan gizi bagi tubuh.
itu maka sekarang ini perawatan
Kehilangan
lebih diarahkan kepada perbaikan
mempengaruhi
dan atau pemeliharaan kestabilan
dan rongga mulut sehingga akan
fungsi seluruh sistem pengunyahan,
mempengaruhi
baik melalui tindakan perawatan,
secara
pencegahan, ataupun pemulihan.
demikian kesehatan gigi dan mulut
Hal ini berarti bahwa Dokter Gigi
merupakan
gigi
juga
kesehatan kualitas
keseluruhan. salah
satu
dapat umum hidup Dengan unsur
558
559 JURNAL INFO KESEHATAN, VOL. 12, NOMOR 1, JUNI 2014
penunjang.kesehatan
urnum
individu.
masih ada dalam lengkung rahang dan oklusi yang kurang baik. Pasien
Pengunyahan dan pencernaan makanan
yang
mengalami
gangguan
akan
timbulnya
gangguan
umum.
mengakibatkan
banyak memiliki kemampuan untuk mengunyah
lebih
baik
sehingga
asupan protein, lemak, karbohidrat, serat dan beberapa jenis vitamin
mengubah
dan mineral lebih banyak. Oklusi
pola hidup sehari-hari. Penurunan
yang kurang baik seperti hilangnya
fungsi pengunyahan bisa berakibat
kontak
pada
menyebabkan
bahkan
dapat
penurunan
disamping
berat
juga
adanya
faktor
berhubungan sehingga makan,
dalam
yang lebih
fungsi
mulut
Gangguan
kesehatan
dengan jumlah gigi
gigi
belakang
gigi tidak dapat
kemungkinan
melakukan fungsi secara maksimal
lain
dalam
dengan
yang
cita
mempengaruhi berkurangnya
otot, keadaan
badan,
oklusi
rasa selera
koordinasi
mengunyah
menyebabkan dan
yang
adanya
kesulitan
keterbatasan
pengunyahan.
dalam
Kesulitan
dan
fisik yang kurang
keterbatasan inilah yang membuat
baik, faktor ekonomi dan sosial,
orang memilih makanan yang lebih
serta faktor penyerapan makanan
lunak dan menghindari memakan
(daya
makanan
absorbsi).
pengunyahan disebabkan
Gangguan
juga karena
dapat penurunan
yang
banyak
mengandung serat sperti sayursayuran
dan
fungsi dari lidah, mukosa mulut,
Kesulitan
dalam
mengunyah
otot-otot kunyah,
makanan
semakain
bertambah
kelenjar ludah
dan sistim susunan syaraf. Gangguan kompleksnya
psikologis masalah
buah-buahan.
seiring dengan semakin banyaknya karena
kehidupan
gigi
yang
hilang
khususnya
di
bagian posterior.
juga dapat mempengaruhi selera
Berdasarkan latar belakang di
makan. Keadaan gigi geligi yang
atas maka peneliti tertarik untuk
dapat mempengaruhi pengunyahan
meneliti tentang perbedaan berat
adalah
badan
jumlah
gigi
geligi
yang
antara
Manula
dengan
Apri Adiari Manu, Studi Tentang Perbedaan Berat Badan Antara Manula dengan Kehilangan Gigi-Geligi Posterior Bilateral Free-End dan Manula yang Masih Memiliki Gigi Geligi Posterior di Kelurahan Camplong I
kehilangan Bilateral yang
Gigi-geligi
Free-End
masih
dan
memiliki
Posterior
yang
tahun
kelurahan
di
Kecamatan
Posterior Manula
gigi-geligi
berumur
60-75
camplong
Fatule’u
I
Kabupaten
Kupang.
perbedaan
berat
badan
yang
signifikan antara Manula dengan kehilangan Bilateral yang
Gigi-geligi
Free-End
masih
Posterior
dan
memiliki
Manula
gigi-geligi
Posterior yang berumur 60-75; dan 2)
Ada
yang
perbedaan
signifikan
berat
antara
badan Manula
Tujuan Penelitian
dengan
kehilangan
Tujuan Umum dari penelitian ini
Posterior
Bilateral
adalah
mengeetahui
Manula yang masih memiliki gigi-
perbedaan rata-rata Berat Badan
geligi Posterior yang berumur 60-
pada Manula dengan kehilangan
75.
untuk
Gigi-geligi
Free-End
dan
gigi geligi posterior free-end dan Manula yang masih memiliki gigi-
METODE PENELITIAN
geligi Posterior. Sedangkan tujuan
Penelitian
Khususnya
penelitian analitik dengan desain
adalah;
a)
untuk
ini
merupakan
mengetahui kondisi kehilangan gigi
cross
geligi posterior pada pasien,
menggambarkan
b)
jenis
sectional
untuk perbandingan
untuk mengetahui rata-rata berat
berat badan antara Manula dengan
badan
kehilangan
pada
Manula
dengan
geligi
posterior
kehilangan
gigi
free-end,
serta
c)
unutk
Bilateral yang
Gigi-geligi
Free-End
masih
dan
memiliki
yang
Posterior Manula
gigi-geligi
mengetahui rata-rata berat badan
Posterior
berumur
Manula yang masih memiliki gigi-
Populasi dalam penelitian ini adalah
geligi Posterior.
semua
masyarakat
60-75.
kelurahan
Camplong I yang berumur 60-75 Hipotesis: Yang
menjadi
tahun Hipotesis
pada
penelitian ini adalah: 1) Tidak ada
yang
posterior yang
kehilangan
Bilateral
masih
Free-end
memiliki
gigi dan
gigi-geligi
560
561 JURNAL INFO KESEHATAN, VOL. 12, NOMOR 1, JUNI 2014
Posterior. Sampel pada penelitian
Sedangkan
ini
adalah:
diambil
dengan
Consecutive
metode
sampling
yaitu
Kriteria
Pasien
penyakit
eksklusinya
dengan
diabetes,
riwayat kanker,
pengambilan sampel dimana setiap
gangguan fungsi pencernaan dan
pasien
penyakit kronis lainnya.
yang
penelitian penelitian tertentu
memenuhi
kriteria
dimaksukan sampai
kurun
dalam waktu
sehingga jumlah pasien
HASIL
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN
yang diperlukan terpenuhi. Besar sampel dalam penelitian ini adalah
Keterbatasan Analitis
28 orang dengan rincian; kelompok
Pada analisis ini, ada beberapa
I: sampel berjumlah 13 orang serta
keterbatasan untuk meneliti secara
Kelompok II: sampel berjumlah 15
komprehensif
orang.
perbandingan
rata-rata
Badan
Manula
dengan
geligi
posterior
Yang
menjadi
Kriteria
dalam
tentang
pada
pengambilan sampel sampel:
kehilangan
kelompok I ;
free-end dan Manula yang masih
-
Manula
yang
berumur
60-75
gigi
Berat
memiliki gigi-geligi Posterior.
tahun dengan kehilangan gigi geligi posterior bilateral free-end
Keterbatasan
tanpa penggantian dengan geligi
Analisis
tiruan.
Rancangan analisis yang digunakan
- Telah mengalami kehilangan gigi
Rancangan
dalam peneltian ini adalah cross
geligi posterior bilateral free-end
sectional
Minimal 1 tahun.
bertujuan
(potong
lintang),
untuk
mengamati
Kelompok II :
variable
-
bersamaan. Hasil analisis ini hanya
Manula yang berumur 60-75
independen
yang secara
tahun yang masih memiliki gigi-
menggambarkan
geligi posterior rahang atas dan
kemaknaan
bawah Unilateral.
independen dan hasil analisis ini
antara
tingkat variabel
Apri Adiari Manu, Studi Tentang Perbedaan Berat Badan Antara Manula dengan Kehilangan Gigi-Geligi Posterior Bilateral Free-End dan Manula yang Masih Memiliki Gigi Geligi Posterior di Kelurahan Camplong I
tidak
menggambarkan
hubungan
sebab akibat.
data. Dalam pengujian ini akan diperoleh informasi apakah varian kedua Kelompok yang di uji sama
Keterbatasan Variabel Analisis Beberapa
variable
menyebabkan baddan
yang
kehilangan
selain
dari
berat
penurunan
fungsi pengunyahan oleh karena kehilangan gigi tidak
diukur pada
penelitian ini.
analisis
ini
digeneralisasikan daerah
karena
sampel
belum
belum untuk
dapat semua
pengambilan mewakili
daerah
sosial dan ekonomi.
sama, maka langkah selanjutnya adalah menguji perbedaan Mean
Beda
Independen
Dua
tersebut
(mempunyai memiliki
gigi
Varian
belakang)
yang
berbeda,
maka langkah selanjutnya adalah menguji perbedaan Mean kedua kelompok
data
tersebut
dengan
badan
disajikan
Hasil
analisis
merupakan
yang data
untuk
kuantitatif dimana data didapatkan
ada
dari pemeriksaan status Gigi-Geligi
apakah berat
data
(bilateral Free-End) dan kelompok II
berbeda.
Bivariate
menganalisa
kelompok
menggunakan uji T untuk varian
Hasil Analisis
perbedaan
gigi belakang) memiliki Varian yang
varian yang sama. Jika kelompok I
dengan tidak dikontrolnya faktor
Mean
End dan kelompok II (mempunyai
dengan menggunakan uji t untuk
perkotaan dan juga sehubungan
Analisis
Jika kelompok I (bilateral Free-
kedua
Keterbatasan Sampel Analisis Hasil
atau tidak.
yang
dan
pengukuran
Berat
Badan
signifikan manula kelompok I dan
dikelurahan Camplong I kecamatan
manula
Fatuleu Kabupaten Kupang.
pertama
kelompok adalah
II.
Langkah
melakukan
uji
Data
kuantitatif
homogenitas varian untuk melihat
dalam
analisis
perbedaan variasi kedua kelompok
melihat
perbedaan
ini
disajikan
bivariat
untuk
perbandingan
berat badan antara Manula dengan
562
563 JURNAL INFO KESEHATAN, VOL. 12, NOMOR 1, JUNI 2014
kehilangan
Gigi-geligi
Posterior
yang
masih
memiliki
gigi-geligi
Bilateral Free-End dan Manula Posterior. Tabel : distribusi kelompok sampel dan rata2 berat badan serta standar deviasi Status Gigi-Geligi
n
Kelompok I : Kehilangan GigiGeligi Posterior bilateral Free-End Kelompok II : Memiliki GigiGeligi Posterior Hasil
uji
3
Sd
50,6
6,49
53
7,1
1 5
varian
(Bilateral Free-End) dan kelompok
dihasilkan informasi bahwa P value
manula yang masih memiliki gigi
> 0,1 yang berarti Ho gagal ditolak
belakang minimal pada satu sisi.
sehingga
homogenitas
1
X Berat badan
kesimpulannya
adalah
Dari data
pada tabel di atas
Berat Badan (BB) antara kelompok I
dapat dilihat bahwa memang ada
dan Kelompok II mempunyai varian
perbedaan rata-rata berat badan
yang
antara Kelompok I dan Kelompok II,
sama.
perhitungan
uji
Selanjutnya beda
dengan
tetapi
perbedaan
signifikan
yang sama.
kurang bermakna. Perbedaan ratarata
Berat
dapat
tidak
menggunakan uji t untuk varian Hasil perhitungan menghasilkan
atau
tersebut
Badan
dikatakan
yang
tidak
nilai P > 0,1 yang lebih besar dari
signifikan antara ke dua kelompok
nilai α (level of significance 0,05).
tersebut
Oleh karena ujinya adalah two tail
disebabkan karena para manula
maka P value > dari 0,2 maka Ho
dengan kehilangan gigi (Kelompok I)
gagal ditolak yang berarti tidak ada
lebih
perbedaan yang bermakna pada
makanan yang lebih lunak tetapi
Berat
kelompok
kaya akan kalori dan karbohidrat
manula yang tidak memiliki gigi-
yang memang dapat meningkatkan
geligi belakang pada kedua sisi
berat badan. Ada banyak bukti
Badan
antara
mungkin
memilih
dapat
mengkonsumsi
Apri Adiari Manu, Studi Tentang Perbedaan Berat Badan Antara Manula dengan Kehilangan Gigi-Geligi Posterior Bilateral Free-End dan Manula yang Masih Memiliki Gigi Geligi Posterior di Kelurahan Camplong I
dalam studi sebelumnya dimana
WHO : Berat badan normal : jika
sebagian
menggunakan
IMT < 25 Overweight : jika IMT
metode cross-sectional Study yang
antara 23 - 24,9 Obesitas : jika IMT
menunjukkan
responden
> 25. Penting untuk mengetahui
(kehilangan
apakah ke-2 kelompok, terutama
besar
dengan
bahwa
edentulous
gigi-geligi)
mungkin
memiliki
kerentan
terhadap
asupan
kelompok badan
1
mempunyai
berat
yang
normal
untuk
makanan, dan lebih memilih untuk
mengetahui
mengkonsumsi makanan bertekstur lembut
kaya
kalori,
makanan
apakah
kelompok
tersebut
mempunyai
kecukupan
nutrisi
sehubungan
berlemak tinggi dan karbohidrat
kehilangan
yang
kompleks
seperti
telah
dikatakan
diatas
responden
bahwa
pada
kelompok
yang
kehilangan
gigi
kurang
dibandingkan
dengan
gigi
dengan
geligi,
dimana
yang masih memiliki cukup banyak
mengalami
gigi asli.
cenderung untuk memilih makanan
Meskipun tidak ada perbedaan berat badan yang bermakna antara kelompok 1 dan Kelompok 2, tetapi
yg
bertekstur
lunak
yang
kaya
kalori dan karbohidrat. Pemilihan tekstur makanan oleh
perlu diketahui apakah berat badan
manula
dari
merupakan
respon
sebagai
penyesuaian
individu
terhadap
ke
berada
dua dalam
kelompok
tersebut
kategori
normal.
dengan
kehilangan
gigi
Untuk mengetahui apakah berat
keadaan
gigi-geliginya.
badan sesorang itu normal atau
penelitian
yang
tidak,
Chauncey Kapur (1981), ditemukan
bisa
menghitung
dilakukan IMT
(Indeks
dengan Masa
bahwa
Pada
dilakukan
oleh
pada responden dengan
Tubuh). IMT dapat digunakan untuk
kehilangan gigi lebih besar terlihat
menentukan
besar
adanya
resiko
seleksi
seseorang
seberapa
dapat
terkena
perubahan makanan
penyakit tertentu yang disebabkan
mempengaruhi
karena berat badannya. Menurut
hidup.
dalam
yang
gizi
dan
pola
mungkin kualitas
564
565 JURNAL INFO KESEHATAN, VOL. 12, NOMOR 1, JUNI 2014
Penelitian
lain
menunjukkan
berbagai penyakit sistemik pada
bukti kuat adanya hubungan antara
manula
berkurangnya fungsi pengunyahan
yang banyak. Kehilangan gigi tanpa
dan jumlah buah-buahan, sayuran,
pengantian
daging dan roti yang dikonsumsi.
dikaitkan
Brodeur et al. Mencatat
asupan
bahwa
dengan
kehilangan
gigi
palsu
dengan
gigi juga
berkurangnya
vitamin
B6
asupan buah-buahan dan sayuran
signifikan,
jauh lebih tinggi pada kelompok
asupan yang rendah untuk vitamin
dengan kemampuan pengunyahan
B1 dan C, serat, kalsium dan besi
tinggi
(Fontijn Tekamp FA, van't Hof MA et
dibandingkan
kelompok
dengan
pengunyahan
dengan
kemampuan
yang
rendah
Mekanisme adalah
sedangkan
Johansson
proses
melaporkan
kurangnya
al.
asupan
kecenderungan
al. 1996).
( Brodeur JM , Laurin D dkk. 1993 ), et
dan
secara
pengunyahan
tahap
pertama
pencernaan
,
dalam
dan
bila
terdapat gigi yang hilang, akan
buah-buahan, sayuran dan serat
terjadi
pada edentulous pria ( Johansson I,
pengunyahan.
Tidehag P dkk. 1994).
memberikan bukti bahwa kesulitan
Kurangnya asupan buah-buahan, sayuran
dan
serat
berarti
berkurangnya
asupan
essensial
tubuh.
bagi
juga nutrisi
efisiensi
Beberapa
dialami
oleh
studi
orang-orang
tanpa gigi, memaksa mereka untuk beradaptasi
terhadap
kebiasaan
ini
makan mereka dalam rangka untuk
berisiko terhadap timbulnya mengkompensasi kesulitan yang
yang dietnya cukup lunak, hal ini
dialami
mungkin tidak terlalu berpengaruh,
dalam
mengkonsumsi
kesulitan
untuk
makanan.
Mereka
kehilangan
cukup
apalagi
yang
merasakan menurun.
Hal
yang
penurunan
mengunyah yang banyak
belakang
sudah gigi, akan
efisiensi kunyahnya Pada
kelompok
orang
karena
pada
masa
kini
benyak
jenis makanan yang mudah dicerna hanya
dengan
pengunyahan
sedikit
saja.
Tetapi
proses pada
kelompok orang yang lain - yang karena alasan tertentu - dietnya
Apri Adiari Manu, Studi Tentang Perbedaan Berat Badan Antara Manula dengan Kehilangan Gigi-Geligi Posterior Bilateral Free-End dan Manula yang Masih Memiliki Gigi Geligi Posterior di Kelurahan Camplong I
cukup
keras,
berpengaruh.
mungkin
Untuk
akan
maka
peneliti
mencoba
mengetahui
memisahkan 5 orang sampel dari
apakah diet makanan yang keras
13 sampel pada Kelompok I seperti
berpengaruh terhadap berat badan
pada table dibawah ini:
Tabel 2. Distribusi kelompok manula dengan kehilangan gigi-geligi belakang dan tektur makanan yang dikonsumsi Umu r
Nama Yones Dima Yohanes mamu Raga Esther Ali Magdalena Reke Welhelmina Besie
Lima (5) yang
keras
orang dengan diet tersebut
berat
badannya di bandingkan dengan Kelompok
mempunyai
gigi-geligi
belakang
(kelompok II). Hasil
ini
sejalan
dengan
tabel.1 di atas untuk mengetahui
oleh Ritchie pada tahun 2000 di
apakah ada perbedaan atau tidak.
Inggris dengan metode Logitudinal
Perhitungan dengan menggunakan
study yang dilakukan pada populasi
uji
563
varian
data
39 48 52 49 47 x = 47 Sd = 4,33
penelitian yang pernah dilakukan
untuk
pada
BB
pada
t
II
Tekstur makanan keras keras keras keras keras
yang
sama
orang
manula
menghasilkan nilai t = 1,770 dan P
dikatakan
value < 0,05. Dengan demikian Ho
confounding factor-nya disesuaikan
di tolak yang berarti ada perbedaan
maka ditemukan bahwa kehilangan
berat badan yang bermakna antara
gigi-geligi tetap merupakan faktor
kelompok manula yang mengalami
resiko
kehilangan gigi geligi belakang dan
penurunan
kelompok
signifikan setelah 1 tahun.
manula
yang
masih
bahwa
dimana
independen berat
setelah
dalam badan
hal yang
566
567 JURNAL INFO KESEHATAN, VOL. 12, NOMOR 1, JUNI 2014
Dari
hasil
penelitian
seperti
1. Bila makanan yang dikonsumsi
yang telah dijabarkan diatas dapat
bertekstur
dijelaskan bahwa manula dengan
ada perbedaan rata-rata Berat
kehilangan
Badan
gigi-geligi
belakang
lunak
pada
maka
manula
tidak
dengan
pada kedua sisinya baik pada salah
kehilangan gigi geligi posterior
satu rahang ataupun pada kedua
free-end
rahang
masih
dan
mengkonsumsi
makanan dengan tektur yang lunak mempunyai rata-rata berat badan yang
hampir
kelompok
sama
manula
dengan
yang
masih
memiliki gigi-geligi belakang. Tetapi perlu diperhatikan bahwa apakah nutrisi esssensial tercukupi mengingat
para
kelompok
manula
tersebut
pada
kesulitan
mengunyah buah-buahan, sayuran dan
makanan
berserat
lainnya
untuk mendapatkan nutrisi yang penting bagi tubuh. Disisi lain, pada tabel 2 kita bisa melihat
bahwa
manula
yang
kehilangan gigi-geligi belakangnya dan mengkonsumsi makanan yang keras
maka
akan
terlihat
dan
manula
memiliki
yang
gigi-geligi
Posterior. 1. Bila makanan yang dikonsumsi bertekstur keras maka ada perbedaan rata-rata Berat Badan pada manula dengan kehilangan gigi geligi posterior free-end dan manula yang masih memiliki gigi-geligi Posterior. makanan yang 2. Pemilihan bertekstur keras atau lunak menentukan berat badan manula dengan kehilangan gigi geligi posterior free-end. 3. Pemilihan makanan yang bertekstur lunak bisa berakibat manula yang kehilangan gigi geligi posterior free-end mengalami kekurangan nutrisi yang essensial yang ada pada buah-buahan, sayuran dan makanan berserat.
perbedaan berat badan yang cukup
Daftar Rujukan
signifikan
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995, Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut, Jakarta. Haryanto A. G, dkk.,ilmu geligi tiruan sebagian lepasan, 1991, Jakarta,hipokrates.
bila
dibandingkan
dengan manula pada kelompok II. PENUTUP Kesimpulan:
Apri Adiari Manu, Studi Tentang Perbedaan Berat Badan Antara Manula dengan Kehilangan Gigi-Geligi Posterior Bilateral Free-End dan Manula yang Masih Memiliki Gigi Geligi Posterior di Kelurahan Camplong I
Itjiningsih,1991, Anatomi Gigi, Jakarta, EGC. mcDevitt,W.E., Anatomi Fungsional Dari Sistim Pengunyahan, 2001, Jakarta, EGC. 5). Notoatmodjo, Metodologi Penelitian Kesehatan, 2002, Jakarta, PT Rineka cipta http://webcache.googleusercontent. com/:pdf+hubungan+antara+ efisiensi+pengunyahan+dan+ penurunan+bearat+badan&cd =1&hl=id&ct=clnk&gl=id&clie nt=firefoxa&source=www.google.co.id http://www.google.com/url?sa=t&rc t=j&q=&esrc=s&source=web &cd=1&cad=rja&ved=0CDQQ FjAA&url=http%3A%2F%2Frep ository.usu.ac.id%2Fbitstream %2F123456789%2F22619%2F 4%2FChapter%2520II.pdf&ei= TMdkUaGoA87QrQfFx4DQBQ& usg=AFQjCNGATTnBcznGneph Aw5pbIfJ9_i2Jw&bvm=bv.4499 0110,d.bmk http://carapedia.com/menghitung_b erat_badan_ideal_info687.html
568