Promine Journal, December 2016, Vol. 4 (2), page 52 - 60
Aplikasi Sistem Informasi Geografis Untuk Zonasi Kawasan Pertambangan Majenang-Bantarkawung (GIS Application For Majenang-Bantarkawung Mining Zonation)
1
Yazid Fanani1 Jurusan Teknik Pertambangan, Institut Teknologi Adhi Tama Suarabaya
Abstract The position of Majenang-Bantarkawung region become important and strategic because has a lot of mineral and coal resources. However, there is no effort in mining area regulation to optimalization management of mining resources who can useful for people prosperity. Mining zonation of MajenangBantarkawung make with weighting and scoring in determination of mining parameters than processing the parameters with overlay method. The parameters are : Land height, Land elevation, Disaster-prone areas, Overburden thickness, Ground water, River area, Water infiltration areas, Forest areas and Agricultural area. According to overlay of 10 mining parameters, MajenangBantarkawung mining zonation can be divided into can be permitted to mined, can be permitted to mined with certain condition, and can’t be permitted to mined. Banyumas regency has 61 distribution of mining resources location. Cilacap regency has 75 distribution of mining resources location. Brebes regency has 53 distribution of mining resources location. Keywords: Mining zonation, weighting, scoring yang praktis karena dapat menyimpan data yang mempresentasikan dunia nyata dan kemudian diproses sedemikian rupa sehingga akhirnya dapat disajikan dalam bentuk-bentuk yang sederhana. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi sebaran potensi bahan tambang yang kemudian dibuat zonasi penambangan yang dapat diberi izin ditambang, dapat diberi izin ditambang dengan bersyarat, dan tidak dapat diberi izin ditambang. Hasil dari zonasi penambangan bermanfaat sebagai masukan bagi instansi terkait dalam rangka pengambilan kebijakan yang akurat, tersedianya informasi yang pasti bagi investor untuk pengembangan usaha atau penanaman modal dalam bidang pertambangan, dan teridentifikasinya potensi bahan galian yang ada di kawasan yang mempunyai prospek dan siap dikembangkan.
1. Pendahuluan Kawasan Majenang-Bantarkawung di daerah perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Barat mempunyai potensi bahan tambang yang cukup besar khususnya bahan galian mineral dan batubara. Namun upaya penataan kawasan pertambangan belum optimal terutama pengelolaan bahan galian yang dapat dimanfaatkan terutama untuk peningkatan pendapatan daerah. Sistem pengelolaan potensi tambang yang ada selama ini terdapat ketimpangan karena ada beberapa pihak yang diuntungkan secara berlebih dan ada pula yang dimarjinalkan, sehingga pemanfaatan kekayaan sumberdaya mineral dan batubara tersebut memerlukan pengawasan. Kurangnya pengawasan tidak hanya berakibat pada pemborosan sumberdaya mineral dan batubara tapi juga dikhawatirkan terjadinya tumpang tindih lahan sehingga tidak terkelolanya kesejahteraan rakyat secara berimbang. Era komputerisasi telah membuka wawasan dan paradigma baru dalam proses pengambilan keputusan berikut penyebaran informasinya. Sistem informasi geografi (SIG) merupakan tools
Lokasi Penelitian Secara umum lokasi kawasan pertambangan Majenang-Bantarkawung terletak di Kabupaten Cilacap, Banyumas, dan Brebes (Gambar 1). Secara detil (Gambar 2) merupakan peta lokasi penelitian kajian zonasi mineral dan batubara kawasan pertambangan MajenangBantarkawung.
* Korespodensi Penulis: ( Yazid Fanani) Jurusan Teknik Pertambangan, Institut Teknologi Adhi Tama Suarabaya, Jalan Arief Rachman Hakim 100 Surabaya 60117, Jawa Timur E-mail:
[email protected] HP : 081368491059
52
Promine Journal, December 2016, Vol. 4 (2), page 52 - 60
(a.)
(b.)
Gambar 1. (a.) Kawasan Pertambangan Majenang-Bantarkawung, dan (b.) Peta Administrasi Kawasan Pertambangan Majenang-Bantarkawung dapat dibagi menjadi dua yaitu faktor pembatas internal dan faktor pembatas eksternal.
Tinjauan Pustaka Geologi Regional Menurut Van Bemmellen (1949), secara umum fisiografi Jawa Tengah mulai dari utara ke selatan dapat dibagi ke dalam lima zona fisiografi, yaitu: Dataran pantai utara, Pegunungan Serayu Utara, Zona Deperesi Sentral. Berdasarkan kondisi fisiografi Jawa Tengah tersebut maka daerah penelitian termasuk dalam wilayah Gunungapi Kuarter dan Zona Depresi. Peta geologi daerah penelitian (Gambar 3).
Gambar 3. Peta Geologi Kawasan MajenangBantarkawung Parameter Penentuan Zonasi Pertambangan Parameter penentuan zonasi pertambangan merupakan faktor pembatas kedapatan tambang yang harus ditentukan terlebih dahulu dan merupakan langkah awal kearah analisis. Parameter tersebut akan dapat memprioritaskan penataan kawasan yang dapat diberi izin untuk ditambang dengan bersyarat, tidak dapat diberi izin untuk ditambang dan dapat diberi izin untuk ditambang (Masberry, 2008). Faktor pembatas
© Mining Engineering, Univ. of Bangka Belitung
53
a. Faktor Pembatas Internal Faktor pembatas internal adalah faktor pembatas yang terkait antara lokasi potensi bahan galian dan sektor strategis yang terdapat di loksi tersebut (Prabawasari, 2003). Faktor pembatas internal ini meliputi : (1) Geologi - Batuan dan formasi - Penyebaran bahan galian - Ketinggian lahan - Kemiringan lahan - Ketebalan tanah penutup (2) Hidrogeologi - Air tanah - Sungai - Mata Air - Peresapan Air (3) Ekologi (Lingkungan) - Hutan/Perkebunan - Pariwisata - Cagar, Suaka dan Situs Budaya - Pemukiman - Penggunaan lahan Pertanian (4) Ekonomi - Jenis Bahan galian - Cadangan - Nilai Ekonomi/Harga Jual Setempat b. Faktor Pembatas Eksternal Faktor pembatas eksternal adalah faktor pembatas yang terkait dengan potensi pengembangan usaha pertambangan yang terdapat di lokasi tersebut (Prahasta, 2009). Faktor pembatas eksternal ini meliputi : (1) Fasilitas Umum - Jaringan Jalan - Jaringan Listrik - Jaringan Telpon - Jaringan Air minum
Promine Journal, December 2016, Vol. 4 (2), page 52 - 60
- Akses Jalan (Infrastruktur) (2) Kebijakan - Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) - Satuan Wilayah Pengembangan (SWP) (3) Kependudukan - Pendidikan - Ketenagakerjaan - Dukungan Masyarakat
kawasan hutan, sungai, kawasan rawan bencana, penggunaan lahan pertanian, mata air dan peresapan air. b) Pengolahan Data Spasial Proses penggambaran peta dan digitasi peta menggunakan software pengolah data spasial MapInfo Professional 11.0 dan Arc Gis 9.3. Hasil dari penggambaran dan digitasi peta adalah peta parameter zonasi kawasan pertambangan kemudian dilakukan pertampalan (overlay) pada masing-masing peta untuk proses pembobotan (weighting) dan penilaian (scoring).
Analisis Spasial Analisis spasial di arahkan untuk mengetahui aspek apa saja yang berpengaruh terhadap penentuan kedapatan penambangan di lokasi sebaran potensi bahan galian untuk dijadikan lahan usaha pertambangan. Metode yang diterapkan untuk penentuan kedapatan penambangan adalah menggunakan pembobotan (weighting) dan penilaian (scoring) serta dikerjakan dengan metode penampalan (overlay) terhadap semua sektor yang terkait sebagai penentu penambangan (Edy, 2007). Adapun sektor-sektor terkait yang dapat di lakukan dengan metode pertampalan (overlay) ini berjumlah 10 parameter yaitu sebagai berikut: (1) Ketinggian lahan (2) Sungai dan Bangunan (3) Kemiringan lahan (4) Mata air dan Peresapan air (5) Rawan bencana longsor (6) Hutan dan Perkebunan (7) Ketebalan tanah penutup (8) Pemukiman (9) Air tanah (10)Penggunaan lahan pertanian
c) Penyusunan Zonasi Kawasan Pertambangan Zonasi Pertambangan ditentukan berdasarkan pembobotan (weighting) dan nilai (scoring). Penyusunan Zonasi Kawasan Pertambangan didasarkan pada 10 parameter yang dipakai dalam metode pertampalan. Jumlah total pembobotan (weighting) adalah 1, sehingga nilai masing-masing bobot adalah 0,1. Berdasarkan 10 parameter yang dipakai dalam metode pertampalan, terdapat 4 (empat) parameter yang mempunyai peringkat maksimum 210. Keempat parameter tersebut masingmasing mempunyai faktor dominan yang bersifat mutlak. Apabila nilai berada pada peringkat maksimum, maka secara otomatis diarahkan secara mutlak untuk masuk kategori tidak dapat ditambang. Adapun keempat parameter dengan penilaian maksimum 210 adalah sebagai berikut: 1. Apabila lokasi bahan galian berada di tubuh sungai. 2. Apabila lokasi bahan galian berada di wilayah hutan lindung atau kawasan lindung yang di arahkan untuk Tidak dapat ditambang. 3. Apabila lokasi bahan galian berada pada radius kurang dari 100 m untuk berbagai jenis wisata. 4. Apabila lokasi bahan galian berada pada wilayah persawahan teknis dan setengah teknis lahan pertanian yang terganggu dengan perpindahn lapangan kerja penduduk ke bidang pertambangan dapat menimbulkan dampak sosial dan ekonomi.
2. Metode Penelitian Metode yang akan diterapkan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data, pengolahan data spasial dan penyusunan zonasi kawasan pertambangan. Data penelitian diolah dengan metode pertampalan (overlay) untuk penentuan zonasi penambangan yang dapat ditambang, dapat ditambang dengan bersyarat dan tidak dapat ditambang. Pengolahan data menggunakan software pengolah data spasial diantaranya MapInfo Professional 11.0, Arc Gis 9.3, dan software lain yang menunjang penelitian ini. Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu : a) Pengumpulan data, tentang : 1. Data geologi dan geografis kawasan Majenang-Bantarkawung meliputi : geologi, sebaran bahan galian, ketinggian lahan, kemiringan lahan, kedalaman muka air tanah, ketebalan tanah penutup. 2. Peta RTRW Kabupaten Banyumas, Brebes dan Cilacap meliputi : kawasan pemukiman, © Mining Engineering, Univ. of Bangka Belitung
54
Promine Journal, December 2016, Vol. 4 (2), page 52 - 60
Tabel 1. Parameter penentuan Zonasi Pertambangan
peringkat 210 sehingga nilainya = 104 maka total nilai yang merupakan nilai tertinggi adalah 119. Untuk menguji peranan peringkat mutlak yaitu pada peringkat 210 maka apabila kesepuluh parameter mempunyai peringkat 10 sehingga nilai = 9, dan 1 parameter lainnya mempunyai peringkat 210 sehingga nilai = 21 maka total nilainya = 30 yaitu sama dengan batas nilai kategori Tidak Dapat ditambang. Batas interval 16 apabila setengah atau 5 parameter mempunyai peringkat rendah yaitu 10, sehingga nilai = 4, dan 6 parameter lainnya mempunyai peringkat 20 sehingga nilai = 12 maka total nilainya = 16. Batas interval 24 apabila setengah atau 5 parameter mempunyai peringkat tinggi yaitu 30, sehingga nilai = 12 dan 6 parameter lainnya mempunyai peringkat 20, sehingga nilai = 12 maka total nilainya = 24.
Setelah penentuan sepuluh parameter dan faktor pertimbangan bersyarat, maka dapat ditentukan bahwa Zonasi Pertambangan sebagai berikut: a. Zona Dapat Diberi Izin Ditambang Adalah suatu luasan di permukaan bumi yang telah memenuhi atau tidak bertentangan dengan 10 parameter yang ditetapkan, dan merupakan suatu zona yang potensial pengembangan pertambangan dan tidak berdampak negatif terhadap sektor strategis serta didukung seluruh faktor pertimbangan persyaratan, dengan rentang Nilai (score) antara 10 – 16. Walaupun demikian, pada Zona Dapat diberi izin ditambang juga perlu memperhatikan pertimbangan dinamika kebijakan pemerintah. Oleh sebab itu status Zona Dapat diberi izin ditambang tersebut tidak bersifat mutlak, melainkan harus pula mempertimbangkan faktor pertimbangan bersyarat.
Berdasarkan Tabel 1 di atas diperoleh aspek penting yaitu: Jumlah parameter adalah 10. Peringkat (rank) besar ke peringkat kecil adalah 210, 30, 20 dan 10. Bobot (weight) yaitu 0,1. Nilai (score) adalah hasil perkalian antara Peringkat dan Bobot. Penentuan interval kelas adalah sebagai berikut: Nilai terendah apabila semua parameter dengan peringkat 10, sehingga nilai terendah yang merupakan batas Dapat ditambang = 10. Nilai tinggi apabila semua parameter dengan peringkat 30, sehingga nilai tinggi yang merupakan batas Tidak Dapat ditambang = 30 Jarak nilai terendah dan nilai tertinggi = 20 Jumlah kelas adalah 3, dengan interval klas adalah: Nilai antara 10 - <16 adalah Dapat ditambang Nilai antara 16 – 24 adalah Dapat ditambang Bersyarat Nilai yang > 24 adalah Tidak Dapat ditambang Nilai tertinggi apabila keenam parameter mempunyai peringkat 30 sehingga nilainya = 15, dan 5 parameter lainnya mempunyai © Mining Engineering, Univ. of Bangka Belitung
b. Zona Dapat Diberi Izin Ditambang Bersyarat Adalah suatu luasan di permukaan bumi yang sebagian sudah memenuhi atau sebagian tidak bertentangan dengan 10 parameter yang ditetapkan, dan merupakan suatu zona yang potensial untuk pengembangan pertambangan dengan memperhatikan faktor pertimbangan persyaratan. Zona Dapat diberi izin ditambang Bersyarat ini dengan rentang nilai (score) antara 16 – 24. Zona Dapat diberi izin ditambang Bersyarat juga mengandung arti masih diizinkan melakukan kegiatan pertambangan dengan memberikan perhatian yang lebih baik terhadap dampak negatif yang mungkin terjadi dan melakukan monitoring, antisipasi atau pencegahan. Monitoring, antisipasi atau pencegahan harus
55
Promine Journal, December 2016, Vol. 4 (2), page 52 - 60
lebih difokuskan beberapa parameter yang mempunyai nilai (score) 24 karena nilai tersebut akan memberikan efek negatif yang paling besar. Sebagai contoh: Bila tebal tanah penutup lebih besar 3 m akan diberikan peringkat 30. Oleh karena itu pengusahaan kegiatan penambangan harus menjamin bahwa tanah pucuk yang subur tidak hilang dengan melakukan teknik penambangan back filling digging method. 0 Bila kemiringan lereng >45 akan diberikan peringkat 30, maka pengusahaan kegiatan pertambangan harus menjamin bahwa tidak akan terjadi kelongsoran lereng dengan melakukan teknik penambangan benching method dengan ketinggian jenjang maksimal 6m. Ketinggian jenjang dizinkan lebih tinggi dari 6m, apabila telah melakukan kajian terhadap kestabilan lereng yang memadai. Selain itu, sebagaimana Zona Dapat diberi izin ditambang, maka pada Zona Dapat diberi izin ditambang Bersyarat juga tetap memperhatikan faktor pertimbangan persyaratan.
-
1. Sumberdaya Batugamping, terdapat di Kecamatan Ajibarang sebanyak 2 lokasi (Desa Darmakradenan dan Tipar Kidul) dan Kecamatan Gumelar sebanyak 4 lokasi (Desa Cihonje, Gancang, Karangkemojing dan Desa Paningkaban). 2. Sumberdaya Bijih Emas, terdapat di Kecamatan Gumelar sebanyak 6 lokasi (Desa Cihonje, Cilangkap, Gancang, Kedungurang, Paningkaban dan Desa Tlaga), Kecamatan Lumbir yaitu di Desa Dermaji dan Kecamatan Pekuncen sebanyak 3 lokasi (Desa Cibangkong, Petahunan dan Semedo). 3. Sumberdaya Kaolin, terdapat di Kecamatan Gumelar yaitu di Desa Cihonje. 4. Sumberdaya Batupasir, terdapat di Kecamatan Gumelar yaitu di Desa Kedungurang. 5. Sumberdaya Talk, terdapat di Kecamatan Gumelar yaitu di Cilangkap dan Kecamatan Lumbir Desa Dermaji.
c. Zona Tidak Dapat Ditambang Adalah suatu luasan di permukaan bumi yang tidak dizinkan dilakukan kegiatan pertambangan “dengan alasan apapun”, dengan rentang nilai (score) >24. Hal tersebut mempunyai arti bahwa zona tersebut pada dasarnya tidak dapat dilakukan kegiatan penambangan, tetapi dengan pertimbangan khusus untuk tujuan strategis dan vital maka zona ini dapat dilakukan penambangan. Strategis menyangkut hajat hidup masyarakat banyak, dan vital untuk kestabilan dan keamanan negara.
-
Zona Dapat Diberi Izin Ditambang Bersyarat: 1. Sumberdaya Batugamping, terdapat di Kecamatan Ajibarang sebanyak 2 lokasi (Desa Darmakradenan dan Tipar Kidul) dan Kecamatan Gumelar sebanyak 4 lokasi (Desa Cihonje, Gancang, Karangkemojing dan Desa Paningkaban). 2. Sumberdaya Bijih Emas, terdapat di Kecamatan Gumelar sebanyak 6 lokasi (Desa Cihonje, Cilangkap, Gancang, Kedungurang, Paningkaban dan Desa Tlaga), Kecamatan Lumbir yaitu di Desa Dermaji dan Kecamatan Pekuncen sebanyak 2 lokasi (Desa Cibangkong dan Petahunan). 3. Sumberdaya Kaolin, terdapat di Kecamatan Gumelar yaitu di Desa Cihonje. 4. Sumberdaya Batupasir, terdapat di Kecamatan Gumelar yaitu di Desa Kedungurang dan Desa Gumelar. 5. Sumberdaya Talk, terdapat di Kecamatan Gumelar yaitu di Cilangkap dan Kecamatan Lumbir Desa Dermaji.
3. Hasil dan Pembahasan Berdasarkan penentuan zonasi pertambangan (Tabel 1), peta sebaran potensi bahan tambang (Lampiran 1) dan tata guna lahan di Kawasan Majenang-Bantarkawung maka dapat ditentukan zonasi pengembangan kawasan pertambangan di tiap kabupaten. Berdasarkan peta Zonasi Potensi Bahan Galian (Lampiran 2) maka ditetapkan Zonasi Pertambangan di masing-masing kawasan sebagai berikut : a. Kawasan Majenang-Bantarkawung dalam wilayah Kabupaten Banyumas
-
Zona Tidak Dapat Ditambang : 1. Sumberdaya Batugamping, terdapat di Kecamatan Ajibarang sebanyak 2 lokasi (Desa Darmakradenan dan Tipar Kidul) dan Kecamatan Gumelar sebanyak 4 lokasi (Desa Cihonje, Gancang, Karangkemojing dan Desa Paningkaban). 2. Sumberdaya Bijih Emas, terdapat di Kecamatan Gumelar sebanyak 6 lokasi (Desa Cihonje, Cilangkap, Gancang,
Kabupaten Banyumas memiliki sebaran zonasi pengembangan pertambangan di 61 lokasi dengan 22 lokasi Dapat Diberi Izin Ditambang, 19 lokasi Dapat Diberi Izin Ditambang bersyarat, dan 20 lokasi tidak Dapat Ditambang, yaitu sebagai berikut :
© Mining Engineering, Univ. of Bangka Belitung
Zona Dapat Diberi Izin Ditambang :
56
Promine Journal, December 2016, Vol. 4 (2), page 52 - 60
Kedungurang, Paningkaban dan Desa Tlaga), Kecamatan Lumbir yaitu di Desa Dermaji dan Kecamatan Pekuncen sebanyak 3 lokasi (Desa Cibangkong, Petahunan dan Semedo). 3. Sumberdaya Kaolin, terdapat di Kecamatan Gumelar yaitu di Desa Cihonje. 4. Sumberdaya Batupasir, terdapat di Kecamatan Gumelar yaitu di Desa Kedungurang dan Desa Gumelar. 5. Sumberdaya Talk, terdapat di Kecamatan Gumelar yaitu di Cilangkap dan Kecamatan Lumbir Desa Dermaji.
lokasi (Desa Sadabumi, Sadahayu, Salebu, Sepatnunggal) dan Kecamatan Wanareja sebanyak 2 lokasi (Desa Cigintung dan Desa Jambu). -
1. Sumberdaya Bentonit, terdapat di Kecamatan Karangpucung (Desa Tayem). 2. Sumberdaya Bijih Emas, terdapat di Kecamatan Karangpucung sebanyak 4 lokasi (Desa Bengbulang, Ciruyung, Sidamulya, Surusunda), Kecamatan Majenang sebanyak 4 lokasi (Desa Sadabumi, Sadahayu, Salebu, Sepatnunggal) dan Kecamatan Wanareja sebanyak 3 lokasi (Desa Cigintung, Jambu, Limbangan). 3. Sumberdaya Lempung, terdapat di Kecamatan Cimanggu sebanyak 3 lokasi (Desa Cijati, Negarajati, Pesahangan) dan Kecamatan Majenang sebanyak 8 lokasi (Desa Cibeuying, Cilopadang, Jenang, Padangjaya, Salebu, Sindangsari, Bener dan Desa Boja). 4. Sumberdaya Lignit, terdapat di Kecamatan Dayeuhluhur sebanyak 4 lokasi (Desa Bingkeng, Datar, Dayeuhluhur dan Desa Hanum) dan Kecamatan Wanareja (Desa Palugon). 5. Sumberdaya Talk, terdapat di Kecamatan Karangpucung (Desa Tayem).
b. Kawasan Majenang-Bantarkawung dalam wilayah Kabupaten Cilacap Kabupaten Cilacap memiliki sebaran zonasi pengembangan pertambangan di 74 lokasi dengan 36 lokasi Dapat Diberi Izin Ditambang, 9 lokasi Dapat Diberi Izin Ditambang bersyarat, dan 30 lokasi tidak Dapat Ditambang, yaitu : -
Zona Dapat Diberi Izin Ditambang : 1. Sumberdaya Bentonit, terdapat di Kecamatan Karangpucung sebanyak 2 lokasi (Desa Surian dan Desa Tayem). 2. Sumberdaya Bijih Emas, terdapat di Kecamatan Karangpucung sebanyak 7 lokasi (Desa Bengbulang, Ciruyung, Pamulihan, Sidamulya, Tayem, Tayem Timur dan Desa Surusunda), Kecamatan Majenang sebanyak 4 lokasi (Desa Sadabumi, Sadahayu, Salebu dan Desa Sepatnunggal) dan Kecamatan Wanareja (Desa Limbangan). 3. Sumberdaya Lempung, terdapat di Kecamatan Cimanggu sebanyak 6 lokasi (Desa Cibalung, Cijati, Cilempuyang, Negarajati, Pesahangan dan Desa Rejodadi), Kecamatan Majenang sebanyak 9 lokasi (Desa Cibeuying, Cilopadang, Jenang, Padangjaya, Pangadegan, Salebu, Ujungbarang, Bener dan Desa Boja) dan Kecamatan Wanareja (Desa Limbangan). 4. Sumberdaya Lignit, terdapat di Kecamatan Dayeuhluhur sebanyak 4 lokasi (Desa Bingkeng, Datar, Dayeuhluhur dan Desa Hanum) dan Kecamatan Wanareja (Desa Jambu). 5. Sumberdaya Talk, terdapat di Kecamatan Karangpucung (Desa Tayem).
-
c. Kawasan Majenang-Bantarkawung dalam wilayah Kabupaten Brebes Kabupaten Brebes memiliki sebaran zonasi pengembangan pertambangan di 53 lokasi dengan 22 lokasi Dapat Diberi Izin Ditambang dan 12 lokasi Dapat Diberi Izin Ditambang bersyarat dan 19 lokasi tidak Dapat Ditambang, yaitu : -
Zona Dapat Diberi Izin Ditambang : 1. Sumberdaya Bijih Emas, terdapat di Kecamatan Salem sebanyak 3 lokasi (Desa Gunungtajem, Gunungjaya dan Desa Windusakti). 2. Sumberdaya Lempung, terdapat di Kecamatan Salem sebanyak 8 lokasi (Desa Tembongraja, Salem, Pabuaran, Bentar, Bentarsari, Gununglarang, Ganggawang, Gunungsugih). 3. Sumberdaya Lignit, terdapat di Kecamatan Salem sebanyak 8 lokasi (Desa Bentar, Bentarsari, Citimbang, Gandoang, Gunungjaya, Gunungsugih, Tembongraja, Wanoja). 4. Sumberdaya Batupasir, terdapat di Kecamatan Bantarkawung sebanyak 3 lokasi (Desa Bentarsari, Cibentang, Pangebatan).
Zona Dapat Diberi Izin Ditambang Bersyarat :
Sumberdaya Bijih Emas, terdapat di Kecamatan Karangpucung sebanyak 3 lokasi (Desa Bengbulang, Ciruyung dan Desa Sidamulya), Kecamatan Majenang sebanyak 4 © Mining Engineering, Univ. of Bangka Belitung
Zona Tidak Dapat Ditambang :
57
Promine Journal, December 2016, Vol. 4 (2), page 52 - 60
-
Zona Dapat Diberi Izin Ditambang Bersyarat :
tidak terkait dengan batas administrasi, dan memperhatikan sifat peraturan yang dinamis sesuai dengan dimensi ruang dan waktu saat itu. Oleh sebab itu kebijakan di sektor pertambangan seyogyanya bersifat integratif melibatkan instansi dan stake holder. 3. Zona Dapat Diberi Izin Ditambang pada dasarnya masih bersifat gambaran makro, sehingga perlu mendapat kajian yang lebih detil untuk setiap wilayah administrasi dan setiap bahan galian.
1. Sumberdaya Bijih Emas, terdapat di Kecamatan Salem sebanyak (Desa Gunungtajem, Gunungjaya dan Desa Windusakti). 2. Sumberdaya Lempung, terdapat di Kecamatan Salem sebanyak 6 lokasi (Desa Tembongraja, Salem, Bentarsari, Gununglarang, Ganggawang, Gunungsugih). 3. Sumberdaya Lignit, terdapat di Kecamatan Salem (Desa Citimbang, Gunungjaya, Gunungtajem). -
Daftar Pustaka
Zona Tidak Dapat Ditambang :
Anonim (2003), Mengatasi Tumpang Tindih antara Lahan Pertambangan dan Kehutanan, Direktorat Sumber Daya Mineral Dan Pertambangan Edy Harseno dan Vickey Igor R Tampubolon (2007), Aplikasi Sistem Informasi Geografis Dalam Pemetaan Batas Administrasi, Tanah, Geologi, Penggunaan Lahan, Lereng, Daerah Istimewa Yogyakarta Dan Daerah Aliran Sungai Di Jawa Tengah Menggunakan Software Arcview Gis, Majalah Ilmiah UKRIM Edisi 1/th XII/2007 Masberry (2008), Inventarisasi Potensi Bahan Galian Tambang Dengan Menggunakan Penginderaan Jauh & GIS, Jurnal Sains dan Teknologi 7. Prabawasari (2003), Aplikasi Teknologi Sistem Informasi Geografis dalam Manajemen Tanah Perkotaan, Jurnal Desain dan Konstruksi Vol. 2 No. 2 Prahasta, Eddy (2009), Sistem Informasi Geografis : Konsep-konsep Dasar (Perspektif Geodesi dan Geomatika), Informatika, Bandung. Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas No. 10 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyumas. Peraturan Daerah Kabupaten Brebes No. 2 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Brebes. Peraturan Daerah Kabupaten Cilacap No. 9 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Cilacap Peraturan Menteri Kehutanan No.18 Tahun 2011 Tentang Pedoman Pinjam Pakai Kawasan Hutan. Peraturan Pemerintah No.22 Tahun 2010 Tentang Wilayah Pertambangan. Peraturan Pemerintah No.38 Tahun 2011 Tentang Sungai. Undang-undang No.1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Undang-undang No.24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana. Undang-undang No.41 Tahun 2009 Perlindungan Lahan Pertanian Pangan.
1. Sumberdaya Bijih Emas, terdapat di Kecamatan Salem (Desa Gunungjaya). 2. Sumberdaya Lempung, terdapat di Kecamatan Salem sebanyak 9 lokasi (Desa Tembongraja, Salem, Pabuaran, Bentar, Bentarsari, Gununglarang, Ganggawang, Gunungsugih, Pasirpanjang). 3. Sumberdaya Lignit, terdapat di Kecamatan Salem sebanyak 6 lokasi (Desa Bentar, Bentarsari, Citimbang, Gunungsugih, Tembongraja, Wanoja). 4. Sumberdaya Batupasir, terdapat di Kecamatan Bantarkawung sebanyak 3 lokasi (Desa Bentarsari, Cibentang, Pangebatan).
4. Kesimpulan 1. Zonasi kawasan pertambangan MajenangBantarkawung dapat dibagi menjadi : - Zona Tidak Dapat Diberi Izin Ditambang Terdapat 69 lokasi yang termasuk dalam zona tidak dapat diberi izin pertambangan. 20 lokasi pada kabupaten Banyumas, 30 lokasi pada kabupaten Cilacap dan 19 lokasi pada kabupaten Brebes. - Zona Dapat Diberi Izin Ditambang Terdapat 80 lokasi yang termasuk dalam zona dapat diberi izin pertambangan. 22 lokasi pada kabupaten Banyumas, 36 lokasi pada kabupaten Cilacap dan 22 lokasi pada kabupaten Brebes. - Zona Dapat Diberi Izin Ditambang Bersyarat Terdapat 40 lokasi yang termasuk dalam zona dapat diberi izin pertambangan bersyarat. 19 lokasi pada kabupaten Banyumas, 9 lokasi pada kabupaten Cilacap dan 12 lokasi pada kabupaten Brebes. 2. Penilaian Zona Dapat Diberi Izin Ditambang, Zona Dapat Diberi Izin Ditambang Bersyarat, maupun Zona Tidak Dapat Diberi Izin Ditambang melibatkan dimensi geologi yang
© Mining Engineering, Univ. of Bangka Belitung
58
Promine Journal, December 2016, Vol. 4 (2), page 52 - 60
Lampiran 1 Peta Sebaran Bahan Galian
© Mining Engineering, Univ. of Bangka Belitung
59
Promine Journal, December 2016, Vol. 4 (2), page 52 - 60
Lampiran 2 Peta Peta Zonasi Potensi Bahan Galian
© Mining Engineering, Univ. of Bangka Belitung
60