ISBN 978-602-95471-0-8 APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK ANALISIS MATA AIR PADA DUA DESA DI KECAMATAN PURWODADI, PASURUAN Diah Harnoni Apriyanti1) 1)UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Purwodadi - LIPI Jl. Raya Surabaya Malang Km. 65, Purwodadi, Pasuruan Jawa Timur E-mail:
[email protected] ABSTRACT The existence of the spring became an attention today. There are amount of the clean water requirement, but stock of clean water has already reduced. This happen because of the impact of global warming, which one of the factor was the use of land, whereas this land must be a water catchment area, together with the pressure of human interest then it changed to house, etc. This reality dragged the existence of the spring so the spring became lost or still exist but the volume was decreased. Purwodadi Botanic Garden-LIPI was gathering the data of the spring that still exist around Purwodadi and also gathering the environmental data around the spring. To make easy in the analysis and taking policy, so it need an application of geographic information system about the springs. The method that was used is collected the data that produced by spring stocktaking, afterwards was processed into a Geographic Information System at map shape and combine with data from Simtaru Pasuruan. The result is a geographic information system that can help in analysis process and taking policy to save the spring in Purwodadi, Pasuruan. Kata kunci: the spring, the clean water, environment, Geographic Information System, an map, Simtaru Pasuruan
PENDAHULUAN Seperti diketahui bersama bahwa mata air mempunyai peranan yang sangat penting bagi suplai air penduduk di bumi. Oleh karena itu konservasi lahan pada daerah di sekitar mata air ini akan memberikan sumbangsih yang cukup berarti bagi kelestarian daerah tersebut. Pada akhirnya nanti akan berpengaruh pula terhadap kesinambungan suplai air bagi penduduk di sekitarnya. Kebun Raya Purwodadi-LIPI selain mempunyai tugas untuk mengkonservasi tanaman, juga mempunyai peran penting dalam penelitian flora dimana hasil penelitian yang didapat kemudian diinformasikan kembali kepada masyarakat sehingga mempunyai manfaat dan nilai guna. Begitu mendalam perhatian Kebun Raya Purwodadi-LIPI terhadap permasalahan air, sehingga dirasa perlu dilakukan penelitian tentang kawasan di sekitar mata air guna menyelamatkan kawasan tersebut. Salah satunya adalah penelitian untuk mengetahui jenis dan pengaruh tumbuhan yang ditanam di sekitar mata air terhadap debit air yang dihasilkan. Sementara itu, dengan perkembangan teknologi informasi yang sudah sangat maju, kita dapat meningkatkan kinerja koordinasi, serta mempermudah analisis dan pengambilan kebijakan. Seiring dengan kemajuan teknologi informasi tersebut, alangkah lebih baik jika data-data penelitian tentang mata air yang diperoleh dari lapangan disusun dalam suatu aplikasi berbasis komputer berbentuk sistem informasi sehingga dapat dengan mudah dianalisis lebih lanjut. Penyusunan sistem informasi dapat menggunakan perpaduan antara data spasial dan tabular yang diperoleh dari hasil eksplorasi. Pengolahan data spasial tersebut dikenal dengan istilah Sistem Informasi Geografi atau disingkat SIG. Perangkat lunak ini mulai dikenal pada awal 1980-an dan berkembang sangat pesat pada era 1990-an.
Seminar Nasional Biologi XX dan Kongres PBI XIV UIN Maliki Malang 24-25 Juli 2009
179
ISBN 978-602-95471-0-8 SIG diartikan sebagai suatu komponen yang terdiri dari sistem komputer (perangkat keras dan perangkat lunak), data geografis dan sumberdaya manusia yang bekerja bersama secara efektif untuk menyimpan, memperbaharui, mengelola, mengintegrasikan, menganalisa, dan menampilkan data dalam suatu informasi berbasis geografis. Informasi spasial memakai lokasi dalam suatu sistem koordinat tertentu, sebagai dasar referensinya. Oleh karena itu, SIG mempunyai kemampuan untuk menghubungkan berbagai data pada suatu titik tertentu di bumi, menggabungkannya, menganalisa dan akhirnya memetakan hasilnya. Aplikasi SIG menjawab beberapa pertanyaan seperti: lokasi, kondisi, trend, pola, dan pemodelan. Kemampuan inilah yang membedakan SIG dari sistem informasi lainnya. SIG merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai komponen yang tidak dapat berdiri sendiri-sendiri. Memiliki perangkat keras komputer dan perangkat lunaknya belum berarti sudah memiliki SIG jika data geografis dan sumberdaya manusia yang mengoperasikannya belum ada. Sebagaimana sistem komputer pada umumnya, SIG hanyalah sebuah ‘alat’ yang mempunyai kemampuan khusus. Kemampuan sumberdaya manusia untuk memformulasikan persoalan dan menganalisa hasil akhir sangat berperan dalam keberhasilan SIG. TUJUAN Tujuan dibuatnya Sistem Informasi Geografi ini adalah mempermudah dalam menganalisis dan pengambilan kebijakan oleh pihak-pihak yang terkait dalam rangka konservasi mata air sehingga mata air tetap terjaga keberadaannya dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Pasuruan, khususnya di sekitar daerah Purwodadi. CARA KERJA Metode yang digunakan adalah pengumpulan data hasil inventarisasi mata air pada desa Cowek dan Lebakrejo di Kecamatan Purwodadi, Pasuruan yang dilakukan pada bulan Februari, Maret dan April tahun 2009. Data yang diperoleh berupa titik-titik koordinat yang diambil dengan GPS. Titik-titik koordinat yang didapat tersebut kemudian ditransfer ke komputer dan diolah menjadi suatu Sistem Informasi Geografis berbentuk peta menggunakan program ArcView 3.3, kemudian digabungkan dengan data-data yang diperoleh dari Simtaru Pasuruan. HASIL DAN PEMBAHASAN Data-data yang diolah dibuat dengan sistem layer sehingga dapat memudahkan dalam proses analisis. Layer-layer yang dapat digunakan untuk analisis antara lain layer kemiringan tanah, jenis tanah, jenis batuan, geohidrologi, land use, dan kawasan kritis. Di samping layer-layer tersebut, faktor iklim dan tanaman juga sangat berpengaruh untuk analisis mata air. Hasil yang diperoleh adalah Sistem Informasi Geografis yang mempunyai kegunaan antara lain sebagai berikut:
180
Prosiding Bioteknologi
ISBN 978-602-95471-0-8 1. Mengetahui peta persebaran mata air
Gambar 1. Peta persebaran mata air di Purwodadi, Pasuruan Dari titik koordinat yang didapat dari data lapangan menggunakan GPS, didapatkan titik-titik tersebut tersebar pada dua desa di kecamatan Purwodadi. Ada sekitar 34 mata air di kedua desa tersebut. Terletak antara S7 49.046 E112 44.286 sampai dengan S7 49.198 E112 45.718 dan S7 48.499 E112 45.509 sampai dengan S7 49.556 E112 45.112. 2. Mengetahui pola kelompok mata air
Gambar 2. Peta Kelompok Mata Air di Purwodadi, Pasuruan Dari peta tersebut, dapat diketahui bahwa titik-titik koordinat tempat terdapatnya mata air berkumpul secara berkelompok. Sehingga oleh pengambil kebijakan dapat digolongkan menjadi kelompok-kelompok tertentu untuk dianalisis lebih lanjut. Dari
Seminar Nasional Biologi XX dan Kongres PBI XIV UIN Maliki Malang 24-25 Juli 2009
181
ISBN 978-602-95471-0-8 gambar tersebut terdapat 11 kelompok mata air yaitu kelompok mata air Sempol Atas, Sempol Bawah, Putuk Atas, Putuk Bawah, Coban Endek, Globak, Mliwis, Sumber Kenongo, Jolo Atas, Jolo Bawah dan Kaiman. 3. Dapat mengetahui hubungan antara kemiringan tanah dengan letak mata air
Gamba r 3. Peta Mata Air dan Kemiringan Tanah Dengan sistem overlay terlihat bahwa kebanyakan mata air terletak pada kemiringan tanah sekitar 8-15 dan 15-25 derajat. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kemiringan tanah dengan letak mata air, perlu analisis dan penelitian lebih lanjut mengenai hal tersebut. 4. Dapat dianalisis lebih lanjut hubungan antara jenis tanah, textur tanah dengan mata air. Menurut Hanafiah, K.A (2005), faktor tanah mempunyai peranan dalam menentukan kadar dan ketersediaan air tanah. Kadar air tanah bertekstur liat lebih besar daripada kadar air tanah yang bertekstur lempung dan pasir. Selain itu masih ada layer-layer lain seperti jenis batuan, geohidrologi, land use, kawasan kritis, yang dapat dianalisis lebih lanjut apakah ada keterkaitannya dengan mata air. Secara garis besar, keuntungan yang dapat diperoleh dari aplikasi Sistem Informasi Geografi untuk analisis mata air pada dua desa di Kecamatan Purwodadi ini dapat digambarkan dalam tabel dan gambar berikut ini.
182
Prosiding Bioteknologi
ISBN 978-602-95471-0-8 Tabel 1. SIG versus Pekerjaan Manual
Gambar 4. Perbandingan dalam Manajemen Informasi Geospasial Sesuai tabel 1 dan gambar 4 di atas, begitu SIG diterapkan, didapat keuntungan antara lain penanganan data geospatial menjadi lebih baik dalam format baku, revisi dan pemutakhiran data menjadi lebih mudah, data geospatial dan informasi lebih mudah dicari, dianalisis dan direpresentasikan, menjadi produk bernilai tambah, produktivitas staf meningkat dan lebih efisien, penghematan waktu dan biaya, keputusan yang akan diambil menjadi lebih baik. KESIMPULAN DAN SARAN Aplikasi Sistem Informasi Geografis untuk analisis mata air pada dua desa di Kecamatan Purwodadi, Pasuruan ini mengetahui pola persebaran mata air, mengetahui kelompok-kelompok mata air, mengetahui hubungan antara keberadaan mata air dengan jenis tanah, batuan, ketinggian, kemiringan, dan lain-lain, sehingga sangat bermanfaat untuk analisis dan pengambilan kebijakan dalam rangka menyelamatkan mata air di Purwodadi, Pasuruan. Sistem Informasi Geografis ini dapat dilengkapi dan diolah lebih
Seminar Nasional Biologi XX dan Kongres PBI XIV UIN Maliki Malang 24-25 Juli 2009
183
ISBN 978-602-95471-0-8 lanjut dengan memasukkan data-data seperti curah hujan, data-data lingkungan di sekitar mata air berupa jenis-jenis tanaman yang tumbuh dan foto, sehingga diperoleh suatu aplikasi Sistem Informasi Geografi yang lengkap yang memudahkan dan mempercepat user dalam mencari suatu informasi, menganalisis dan mengambil suatu kebijakan. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih disampaikan kepada Ir. Soejono sebagai koordinator penelitian ini, dan juga teman-teman tim eksplorasi mata air yang berjuang mencari data di lapangan sehingga data-data tersebut ada dan bisa terangkum dalam suatu aplikasi komputer berbasis Sistem Informasi Geografi. DAFTAR PUSTAKA Hanafiah. K.A. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta: Raja Grafindo Persada. http://www.scribd.com/doc/13922186/Pengantar-GIS, diakses tanggal 25 Juni 2009 Karman, M. 1999. Getting to Know Arcview GIS. California: ESRI Press. Prabowo, H. 2007. Aplikasi Sistem Informasi Geografi Pada Perubahan Sosial dan Spasial Kampung Kota Jakarta (Studi Kasus pada Kampung Pasar Minggu, Jakarta Selatan). Proceeding Komputer dan Sistem Inteligen (KOMMIT 2002). Universitas Gunadarma Jakarta.
Tim Perumus Rekomendasi Kebijakan. 2007. Basis Data Pengelolaan Sumber Daya Air di Pulau Jawa. Jakarta: Direktorat Pengairan dan Irigasi Bappenas.
184
Prosiding Bioteknologi