PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP
Anita Sri Rejeki Hutagaol STKIP Persada Khatulistiwa Sintang, Jl. Pertamina-Sengkuang Sintang
[email protected] Abstract: This study aims to: 1) determine the effectiveness of the learning tools developed through Problem Based Learning models to improve understanding of concepts and students' mathematical disposition in this study, 2) determine the increase in the ability of understanding mathematical concepts students using the model of learning through Problem Based Learning, 3) determine the increase of students' mathematical disposition capabilities using the model of learning through Problem Based Learning. Development of test results: 1) practical teaching materials based on the results from revision team of experts, the results of observations during the learning process, and interviews, as well as 2) meet the criteria of effectivines based on the result observations the teachers ability to manage learning equal to 3,53 good enough predicate, achievement percentage ideal time fulfilling tolerance range criterion 5%, the test results meet the thoroughness mathematical concepts ability equal to 89,71%, and from the results of the questionnaire responses of students bigger than 80% with criterion very positive, and 3) the ability of students' mathematical disposition of using tools developed through Problem Based Learning model higher than before of using tools developed through Problem Based Learning model. Keywords: Teaching Materials, Problem Based Learning Model, 4-D Development Model, The Ability Of Mathematical Concepts And Disposition. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui efektifitas perangkat pembelajaran yang dikembangkan melalui model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep dan disposisi matematis siswa dalam penelitian ini. 2) mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa menggunakan perangkat pembelajaran melalui model Pembelajaran Berbasis Masalah. 3) mengetahui peningkatan kemampuan disposisi matematis siswa menggunakan perangkat pembelajaran melalui model Pembelajaran Berbasis Masalah. Dari hasil uji pengembangan diperoleh hal-hal berikut: 1) perangkat pembelajaran yang praktis berdasakan hasil revisi dari tim ahli dan hasil wawancara, 2) memenuhi kriteria keefektifan berdasarkan hasil pengamatan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran sebesar 3,53 kategori cukup baik, pencapaian persentase waktu ideal memenuhi kriteria batas toleransi 5%, hasil tes kemampuan pemahaman konsep matematis memenuhi ketuntasan klasikal sebesar 89,71, dan dari hasil angket respon siswa lebih besar dari 80% dengan kriteria sangat positif, 3) kemampuan disposisi matematis siswa dengan menggunakan perangkat pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi daripada kemampuan disposisi siswa sebelum menggunakan perangkat pembelajaran berbasis masalah. Kata Kunci: Perangkat Pembelajaran, PBM, Model Pengembangan 4-D, Kemampuan Pemahaman Konsep dan Disposisi Matematis.
PENDAHULUAN
solving),
(2)
Melihat pentingnya matematika maka
ide/gagasan
(communication),
matematika termasuk salah satu mata
Memberikan alasan induktif maupun
pelajaran yang menjadi perhatian
deduktif
utama, namun matematika masih
mempertahankan, dan mengevaluasi
merupakan pelajaran yang sulit bagi
argumen
siswa.
Menggunakan
Fakta
menunjukkan
di
lapangan
bahwa
Menyampaikan
untuk
(3)
membuat,
(reasoning),
(4)
pendekatan,
kemampuan
keterampilan, alat, dan konsep untuk
matematika siswa masih rendah. Hal
mendeskripsikan dan menganalisis
ini juga dikarenakan oleh aturan
data (representation), (5) Membuat
pendidikan yang tidak sesuai dengan
pengaitan
di lapangan. Guru hendaknya tidak
membuat model, dan mengevaluasi
hanya memberikan materi secara
struktur matematika (connection).
instant, tetapi mampu menggiring siswa
kepada
Dalam
ide
matematik,
pembelajaran,
aspek
untuk
pemahaman konsep dan aplikasinya
dipelajari
merupakan hal yang sangat penting
sehingga belajar siswa menjadi lebih
yang harus dimiliki siswa. Jika
bermakna. Salah satu kemampuan
konsep dasar yang diterima siswa
yang mampu menyelesaikan masalah
salah, maka sulit untuk memperbaiki
diatas
kemampuan
kembali,
mengerti
kemampuan
antar
konsep
yang
adalah
terutama
jika
sudah
pemahaman
konsep.
Kemampuan
diterapkan dalam menyelesaikan soal-
pemahaman
konsep
merupakan
soal matematika. Pengetahuan konsep
kemampuan yang sangat penting bagi
yang
siswa,
kemudahan
dalam
NCTM
(National
kuat
akan dalam
memberikan meningkatkan
Council of Teacher Mathematics)
pengetahuan prosedural matematika
juga menyatakan tujuan pembelajaran
siswa.
matematika
tanpa
difokuskan
pada
Karena dasar
prosedur-prosedur
konsep
ini
hanya
kecakapan sebagai berikut (NCTM,
merupakan aturan tanpa alasan yang
2000:67)
akan membawa kepada kesalahan
menggunakan
(1)
Kemampuan konsep
dan
dalam matematika.
keterampilan
matematis
untuk
Kenyataan di lapangan tidak
memecahkan
masalah
(problem
sesuai dengan yang di harapkan. Guru
menganggap
siswa
mengkonstruk sendiri,
sehingga
menyajikan
tidak
dapat
dapat mengidentifikasi perbandingan
pengetahuannya
senilai dari contoh-contoh besaran
guru
sering
yang diberikan, dan (3) 93,3% siswa
pengetahuan
dalam
belum
mampu
menyelesaikan
bentuk jadi. Rendahnya kemampuan
masalah tersebut dengan benar. Hal
pemahaman konsep
ini dapat menunjukkan bahwa siswa
siswa dapat
dilihat dari contoh kasus melalui hasil
tersebut
tes pemahaman konsep terhadap 30
mengaplikasikan
orang
perbandingan tersebut.
siswa.
kemampuan
Dari
indikator
pemahaman
konsep
matematika dari 30 orang siswa terdapat; hanya 3 orang siswa mampu menuliskan dengan
definisi
kata-kata
perbandingan sendiri
dari
keseluruhan siswa selebihnya tidak mampu
menuliskan
definisi
perbandingan; 5 orang siswa mampu memberikan contoh dan bukan contoh dari keseluruhan siswa selebihnya tidak mampu memberikan contoh; dan hanya 2 orang siswa mampu mengaplikasikan
konsep
dalam
pemecahan masalah, sedangkan siswa yang lainnya tidak dapat memberikan jawaban yang benar dari salah satu soal dari tiga soal yang diberikan. Soal yang diberikan sebanyak 3 soal, pada 30 orang siswa dapat dianalisis bahwa untuk soal no (1) 90% siswa belum dapat menuliskan mengenai
perbandingan
senilai
dengan benar, (2) 83,3% siswa belum
belum
mampu konsep
Salah satu materi pelajaran yang diajarkan di SMP kelas VIII adalah materi Perbandingan. Menurut kebanyakan siswa sesuai dengan hasil observasi dan wawancara, konsep perbandingan ini sukar dipahami dan sukar diimplementasikan siswa dalam kehidupan sehari-hari. Siswa sering menghadapi masalah konsep perbandingan ini dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan yang tidak kalah penting
dengan
pemahaman
kemampuan
konsep
adalah
Pentingnya pengembangan disposisi matematis sesuai dengan pernyataan Sumarmo, (2013:334) bahwa dalam pembelajaran matematika pembinaan komponen ranah afektif memerlukan kemandirian yang kemudian akan membentuk kecenderungan yang kuat yang
dinamakan
matematik
pula
disposisi
(mathematical
disposition). Sikap disposisi ini oleh Polking (dalam Hidayat 2013:104) dirumuskan dalam beberapa indikator
yaitu: (a) rasa percaya diri dalam menggunakan
Oleh sebab itu ketertarikan
matematika,
siswa untuk menyelesaikan masalah
memecahkan
masalah,
memberi
juga kurang atau disposisi matematis
alasan
mengkomunikasikan
siswa masih rendah. Hal ini didukung
fleksibilitas
dalam
dengan studi pendahuluan ke sekolah,
menyelidiki gagasan matematik dan
berdasarkan hasil wawancara dari
berusaha mencari metoda alternatif
salah seorang guru matematika bahwa
dalam memecahkan masalah; (c)
siswa
tekun mengerjakan tugas matematik;
mendapatkan
kendala
dalam
(d) minat, rasa ingin tahu, dan daya
menyelesaikan
masalah.
Mereka
temu
cenderung
dan
gagasan,
(b)
dalam
melakukan
tugas
mudah
putus
tidak
asa
ketika
tertarik
untuk
matematik; (e) cenderung memonitor,
mencoba cara lain atau berusaha lagi
merefleksikan
untuk
penampilan
dan
mendapatkan
jawaban.
penalaran mereka sendiri; (f) menilai
Selanjutnya dari hasil wawancara
aplikasi matematika ke situasi lain
terhadap
dalam matematika dan pengalaman
mendapatkan keterangan tentang hal-
sehari-hari; (g) memberikan apresiasi
hal yang menyebabkan rendahnya
peran matematika dalam kultur dan
ketertarikan
nilai, matematika sebagai alat, dan
metematika mencakup: (1) proses
sebagai bahasa. Disposisi matematis
pembelajaran yang didominasi oleh
merupakan salah satu faktor yang ikut
guru, guru pada saat pembelajaran
menentukan
selalu
keberhasilan
belajar
beberapa
siswa
siswa
dalam
menjelaskan
untuk
belajar
kemudian
siswa. Siswa memerlukan disposisi
langsung memberikan rumus-rumus,
yang akan menjadikan mereka gigih
contoh-contoh
menghadapi
lebih
memberikan soal dimana contoh-
menantang, untuk bertanggung jawab
contoh dan soal-soal hanya angka-
terhadap belajar mereka sendiri, dan
angka bukan contoh atau soal yang
untuk
kebiasaan
dekat dengan kehidupan siswa, (2)
baik di matematika. Namun demikian,
guru tidak memberitahukan manfaat
perhatian guru dalam proses belajar
mempelajari
mengajar
dipelajari, (3) belajar matematika
masalah
mengembangkan
terhadap
yang
disposisi
matematis siswa masih kurang.
soal
materi
setelah
yang
itu
akan
tidak menarik karena siswa merasa
tertekan, takut pada guru karena tidak
ditingkatkan melalui pembelajaran
ada kebebasan bertanya, (4) kata-kata
matematika
dalam buku dan lembar kerja siswa
karakteristik dengan menggunakan
sulit dipahami oleh siswa, (5) jika
model pembelajaran yang efektif dan
siswa tidak mampu menyelesaikan
bermakna, dan menunjukkan bahwa
soal-soal yang diberikan oleh guru
matematika sangat bermanfaat dalam
maka guru langsung mengerjakan
kehidupan
soal-soal tersebut dipapan tulis sambil
memberikan masalah
menjelaskan.
dengan
(6)
dalam
belajar
yang
mempunyai
sehari-hari
kehidupan
dengan
yang dekat siswa,
serta
matematika tidak penah ada diskusi
memberikan motivasi kepada siswa,
antara guru dengan siswa atau siswa
memberikan
kebebasan
dengan siswa hanya belajar sendiri,
penyelesaian
soal,
tidak ada diskusi kelompok atau
diskusi
persentase
1993:23).
kelompok.
Selain
itu,
dilihat dari proses pembelajaran yang digunakan
guru
menggunakan Pada
masih
pembelajaran
pembelajaran
dipandang
dominan
ini,
sebagai
biasa. guru
dalam
dalam
memberikan
kelas
(Jensen,
Menyikapi permasalahan yang terjadi dilapangan yaitu dalam proses pembelajaran matematika di sekolah, terutama
yang
berkaitan
dengan
sumber
pentingnya kemampuan pemahaman
pengetahuan dan siswa hanya perlu
konsep dan disposisi siswa yang
menerima pengetahuan tersebut tanpa
akhirnya mengakibatkan rendahnya
harus terlibat secara maksimal dalam
hasil
proses pembelajaran di kelas.
adanya
Berdasarkan wawancara dari
belajar
matematika.
solusi
berupa
pembelajaran
Perlu model
yang
dapat
aspek guru dan siswa menyebabkan
mengakomodasi
peningkatan
siswa tidak memiliki rasa percaya
kemampuan konsep dan disposisi
diri, fleksibel, gigih dan ulet dalam
siswa.
mengerjakan
Model
pembelajaran
tugas
matematika,
berdasarkan masalah dianggap cocok
melakukan
refleksi,
menghargai
untuk
apikasi
matematika
dan
mengatasi
Pembelajaran
masalah
Berbasis
ini.
Masalah
mengapresiasi peranan matematika.
adalah
Disposisi
lebih memfokuskan pada siswa yang
matematis
siswa
dapat
model pembelajaran yang
mengarahkan
siswa
menjadi
Sejalan
dengan
pernyataan
pembelajar yang mandiri dan terlibat
tersebut, Undang-Undang Republik
langsung
dalam
Indonesia nomor 14 tahun 2005
pembelajaran. Boud dan Feleti (dalam
tentang guru dan dosen pada pasal 20
Rusman
menyatakan
secara
aktif
2012:230)
bahwa
menyatakan
Pembelajaran
Berbasis
bahwa
dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan,
Masalah adalah inovasi yang paling
guru
signifikan dalam pendidikan. Jerome
pembelajaran, melaksanakan proses
Bruner (dalam Suprijono 2010:71)
pembelajaran yang bermutu, serta
mengemukan
menilai
memberikan
bahwa arti
PBM
penting
belajar
berkewajiban
dan
merencanakan
mengevaluasi
hasil
pembelajaran. Selanjutnya pada pasal
konsep dan belajar menggeneralisasi.
35
Pembelajaran ini berorientasi pada
Indonesia nomor 14 tahun 2005
kecakapan peserta didik memproses
tentang guru dan dosen menyatakan
informasi.
bahwa beban kerja guru mencakup
Untuk
menciptakan
Undang-Undang
Republik
kegiatan pokok yaitu merencanakan
pembelajaran yang menarik, guru
pembelajaran,
diberi tuntutan dalam mempersiapkan
pembelajaran,
menilai
hasil
desain
pembelajaran,
membimbing
dan
pembelajaran
perangkat
melalui
pembelajaran.
Pengembangan perangkat diperkuat dengan
dengan
bunyi
melatih
melaksanakan
peserta
didik,
serta
melaksanakan tugas tambahan.
Undang-
Guru
Undang Sisdiknas nomor 20 pasal 1
komponen
ayat 19 tahun 2003 menyatakan
pembelajaran merupakan pemegang
bahwa
peranan yang sangat penting. Untuk
kurikulum
adalah
sebagai
salah
dalam
satu proses
“Seperangkat rencana dan pengaturan
menciptakan
mengenai tujuan, isi, dan bahan
menarik, guru diberi tuntutan dalam
pembelajaran
yang
mempersiapkan desain pembelajaran
pedoman
yang dituangkan dalam perangkat
kegiatan
pembelajaran.
digunakan
serta sebagai
penyelenggaraan
cara
pembelajaran
yang
Pengembangan
pembelajaran untuk mencapai tujuan
perangkat
pembelajaran
ini
juga
pendidikan tertentu”.
merupakan tanggungjawab guru di
sekolah, karena dengan kreativitas
pembelajaran
guru
siswa. selain RPP, buku teks. Dan
dalam
perangkat
mengembangkan
pembelajaran
yang
mengaktifkan
akan
LKS yang juga salah satu perangkat
menghasilkan kegiatan pembelajaran
pembelajaran merupakan suatu acuan
yang
Perangkat
yang digunakan oleh guru dalam
pembelajaran antara satu dengan yang
mengajarkan suatu materi pelajaran
lainnya harus saling mempengaruhi
juga perlu untuk menjadi perhatian.
satu sama lain (sinkron).
Keseluruhan perangkat pembelajaran
bermakna.
Hal
ini
Peraturan
diperkuat
Pemerintah
dengan
Nomor
19
tidak sinkron dan tidak menggunakan suatu model pembelajaran yang dapat
Tahun 2005 Pasal 20, diisyaratkan
menunjang
bahwa
mampu
pembelajaran. Selanjutnya Buku teks
materi
dan LKS yang dipakai berasal dari
pembelajaran. Berdasarkan penjelasan
penerbit yang berbeda-beda. Sebagian
di atas, terlihat jelas bahwa perangkat
besar perangkat pembelajaran yang
pembelajaran memiliki peranan yang
diperoleh guru berasal dari internet
sangat penting dalam pelaksanaan
yang tidak dimodifikasi oleh guru dan
pembelajaran.
tidak disesuaikan dengan kebutuhan
guru
diharapkan
mengembangkan
Namun berdasarkan beberapa
Pelaksanaan
kenyataannya,
wawancara
orang
informasi
yang
pada
guru,
dengan diperoleh
bahwa Pembelajaran
dipakai
(RPP)
tujuan
dan kemampuan siswa. Bahan ajar tersebut langsung menyajikan rumusrumus
atau
penyajian
dalil-dalil
contoh
kemudian
soal
dan
soal
kompetensi, sehingga anak cenderung
bersifat
menghapal
rumus
konvensional serta RPP yang dibuat
memahami
konsep
guru tidak mengambarkan kegiatan
Disamping
pembelajaran yang dilakukan dan
pembelajaran yang ada hanya untuk
tidak dikondisikan dengan kebutuhan
memenuhi kelengkapan administrasi
siswa. RPP yang dibuat tidak dapat
saja dan sebagian besar alasannya,
membantu siswa mencapai tujuan
karena
pembelajaran dan dalam RPP yang
sumber
ada
merancang perangkat kurang.
jarang
masih
Rencana
tercapainya
menggunakan
model
tetapi
matematika.
itu
keterbatasan bacaan
tidak
perangkat
waktu guru
dan dalam
Dari
uraian
disimpulkan
di
perlu
atas
dapat
dikembangkan
pembelajaran melalui
yang
dikembangkan
model
Pembelajaran
suatu perangkat pembelajaran yang
Berbasis
disesuaikan dengan kondisi siswa.
meningkatkan
Tujuan
pengembangan
pemahaman konsep dan disposisi
perangkat pembelajaran adalah untuk
matematis siswa dalam penelitian ini,
mendapatkan produk perangkat yang
mengetahui peningkatan kemampuan
efektif.
pemahaman konsep matematis siswa
dilakukan
Perangkat
pembelajaran
Masalah
kemampuan
tersebut perlu dikaitkan dengan tujuan
menggunakan
yang ingin dicapai dalam proses
pembelajaran
pembelajaran,
Pembelajaran Berbasis
terutama
dalam
meningkatkan kemampuan matematis
dan
siswa. Sehingga dengan demikian
kemampuan
untuk
siswa
mengatasi
permasalahan-
permasalahan
tersebut
solusinya
dengan
salah
satu
melalui
Pengembangan
untuk
perangkat melalui
mengetahui
model Masalah,
peningkatan
disposisi
matematis
menggunakan
perangkat
pembelajaran
melalui
model
Pembelajaran Berbasis Masalah.
Perangkat
Pembelajaran Menggunakan Model Pembelajaran
untuk
Berbasis
Meningkatkan
METODE PENELITIAN
Masalah
Penelitian ini termasuk penelitian
Kemampuan
pengembangan dengan menggunakan
Pemahaman Konsep dan Disposisi
model
Matematis Siswa SMP.
pembelajaran menurut Thiagarajan,
Secara umum tujuan penelitian
pengembangan
Semmel dan Semmel yaitu model 4-D
ini adalah Pengembangan Perangkat
(four
Pembelajaran Menggunakan Model
pengembangan
Pembelajaran
pengembangan
untuk
Berbasis
Meningkatkan
Masalah Kemampuan
perangkat
D
models).
Penelitian
berorientasi produk,
pada produk
penelitian ini adalah sebuah perangkat
Pemahaman Konsep dan Disposisi
pembelajaran
Matematis Siswa SMP. Secara lebih
pembelajaran berdasarkan masalah
khusus
yang valid, praktis dan efektif beserta
penelitian
ini
bertujuan
menggunakan
mengkaji secara komprehensif yaitu
seluruh
mengetahui
pembelajaran yang diperlukan untuk
efektifitas
perangkat
perangkat-perangkat
proses
pengembangan
tersebut. yang
Perangkat
akan
penelitian
perangkat
pembelajaran
dikembangkan ini
adalah
dalam
perangkat
konsep
dan
angket
disposisi
matematis siswa, dan vi) simulasi perangkat pembelajaran. Tahap kedua adalah
implementasi
perangkat
pembelajaran yang meliputi Rencana
pembelajaran yang dianggap sudah
Pelaksanaan
layak berdasarkan hasil ujicoba untuk
Pembelajaran,
Buku
Siswa, dan Buku Guru, dan instrumen
mengetahui
penelitian yang meliputi: Lembar
pembelajaran
Kerja Siswa dan Tes Kemampuan
dikembangkan.
Pemahaman Konsep. Penelitian ini
efektifitas
perangkat
yang
Teknik
analisis
telah
data
yang
dilaksanakan di SMPN 1 Bilah Hilir
digunakan dalam penelitian ini adalah
kelas VIII semester genap tahun
analisis
pelajaran 2014/2015
diperoleh dianalisis dan diarahkan
pada materi
perbandingan. Subjek
deskriptif.
Data
yang
untuk menjawab pertanyaan apakah dalam
penelitian
ini
instrument
dan
perangkat
adalah siswa kelas VIII-4 SMP
pembelajaran menggunakan
Negeri 1 Bilah Hilir. Sedangkan
pembelajaran berbasis masalah yang
objek dalam penelitian ini adalah
dikembangkan
perangkat pembelajaran berupa buku
kriteria kevalidan, kepraktisan, dan
pegangan guru, buku siswa, RPP,
keefektifan atau belum. Data yang
lembar
diperoleh dari tim ahli atau praktisi
kerja
siswa,
dan
tes
kemampuan pemahaman konsep.
dianalisis
Penelitian ini dibagi dalam dua
sudah
dan
menjawab
memenuhi
diarahkan
apakah
model
untuk
perangkat
tahap, yaitu tahap pertama adalah
pembelajaran menggunakan
pengembangan
pembelajaran berbasis masalah yang
pembelajaran. perangkat meliputi pelaksanaan
perangkat Pengembangan
pembelajaran i)
validitas
yang rencana
pembelajaran,
dikembangkan kriteria
sudah
kevalidan.
model
memenuhi Selanjutnya
melalui hasil validasi perangkat dan
ii)
wawancara kepada siswa tentang
validitas buku siswa, iii) validitas
penggunaan perangkat pembelajaran
buku guru, iv) validitas LKS,v)
yang dikembangkan apakah sudah
validitas tes kemampuan pemahaman
memenuhi
kriteria
kepraktisan.
Sedangkan data uji coba dilapangan
perangkat pembelajaran ini terdiri
digunakan untuk menjawab apakah
dari lima orang ahli. Dari hasil
instrumen
validasi yang dilakukan oleh validator
dan
perangkat
pembelajaran menggunakan
model
tersebut, maka dapat disimpulkan
pembelajaran berbasis masalah yang
seperti tabel 1.
dikembangkan
mengelola pembelajaran, ketuntasan
2. Hasil Keefektifan Perangkat Pembelajaran pada Uji Lapangan a. Hasil Pengamatan Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran Dari hasil di atas dapat
hasil belajar siswa, waktu ideal
disimpulkan
aktivitas siswa, dan respon positif
keseluruhan kemampuan guru dalam
siswa.
mengelola pembelajaran memperoleh
HASIL DAN PEMBAHASAN
penilaian 3,53 yang dikategorikan
1. Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran Uji validitas dilakukan
“cukup baik”. Nilai kemampuan guru
kriteria
sudah
keefektifan
memenuhi atau
belum.
Adapun jenis data yang dianalisis yaitu
kemampuan
guru
dalam
untuk
melihat kekurangan dari dfrat I baik dari segi isi (content) yang berisikan kompetensi dasar, materi, contoh
bahwa
dalam mengelola pembelajaran untuk masing-masing tahap untuk seluruh pertemuan digambarkan pada Gambar 1.
soal, soal latihan dan evaluasi pada setiap akhir sub bab. Tim ahli (validator)
yang
terlibat
dalam
pengembangan Tabel 1. Rangkuman Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran oleh Ahli N o 1 2 3 4
Objek yang dinilai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Buku Guru (BG) Buku Siswa (BS) Lembar Kerja Siswa (LKS)
secara
Nilai rata-rata total validitas
Tingkat Validasi
4,56 4,52 4,68 4,67
Sangat Valid
3,7
3,4
4
3,7
3,4
3,8
3,7 3
2 0 Tahap Tahap Tahap Tahap Tahap Tahap Tahap 1 2 3 4 5 6 7 Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran
Gambar 1. Nilai Perolehan Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran
b. Hasil Pencapaian Persentase Waktu Ideal Aktivitas Siswa 30
25,74
22,18
23,16
15,56
20
11,89
10
1,59
0
Nilai Rata-rata Aktivitas Siswa
Gambar 2. Persentase Pencapaian Waktu Ideal Aktivitas Siswa c.
Ketuntasan Belajar Siswa
Dari diagram di atas hasil
Berdasarkan hasil analisis data
persentase pencapaian waktu
yang
ideal aktivitas siswa di dalam
sebelumnya bahwa ketuntasan
pembelajaran pada uji coba
yang diperoleh selama uji coba
lapangan pada masing-masing
lapangan
pertemuan
sebanyak 34 orang siswa adalah
sebanyak memenuhi
yang tiga
dilakukan kali
sudah
kriteria
yang
diinginkan atau berada pada interval toleransi.
89,71%.
telah
dikemukakan
dengan
Secara
subjek
keseluruhan
pencapaian ini telah memenuhi kriteria 85% dengan
ketuntasan dari
klasikal
jumlah
ketuntasan
siswa
individu
nilai
minimal
2,67
dengan
predikat B-. Berikut ini akan
masing-masing pertemuan pada uji coba lapangan.
dijabarkan jumlah siswa yang mencapai
ketuntasan
untuk
100
85,29
90
88,24
91,18
94,12
80 Persentase ketuntasan Klasikal Pertemuan 1
Pertemuan II
Pertemuan III
Pertemuan IV
. Gambar 3. Diagram Persentase Ketuntasan Klasikal Tiap Pertemuan d. Angket Respon Siswa
siswa
setelah
diberikan
Dari hasil angket respon
pembelajaran
dengan
yang diberikan, siswa secara
menggunakan
perangkat
keseluruhan
pembelajaran
merasa
terbantu
ini
dan senang dengan perangkat
positif”.
pembelajaran
disajikan hasil angket respon
dengan
model
pembelajaran berbasis masalah
Berikut
“sangat ini
akan
siswa pada uji coba lapangan.
yang dikembangkan, dengan kata lain respon yang diberikan Tabel 2. Rata-Rata Persentase Respon Siswa No
Aspek
1
Pernyataan senang terhadap komponen perangkat pembelajaran Pernyataan baru terhadap komponen perangkat pembelajaran Pernyataan berminat terhadap komponen perangkat pembelajaran Pernyataan ketertarikan dan mudah memahami komponen perangkat pembelajaran
2 3 4
e. Kemampuan Matematis Siswa
Disposisi
Rata-rata Persetase 91,74% 94,12% 91,17% 92,64%
Untuk kemampuan
melihat disposisi
matematis
siswa
pertemuan
pertama dengan terakhir dapat
kita lihat pada diagram berikut ini.
28,88 30 20
22,68 13,65 14,53
16,94 9,38
10
21 10,4711,71 5,59
14,21 6,41
10,88 6,18
0
Pertemuan Pertama
Pertemuan Terakhir
Gambar 4. Diagram Kemampuan Disposisi Matematis Siswa
hasil validasi perangkat berada
SIMPULAN DAN SARAN Dari
hasil
penelitian
yang
telah
dilakukan maka kesimpulan yang dapat diuraikan dalam penelitian ini adalah: a. validitas
kategori “sangat valid”. b. Kepraktisan Perangkat pembelajaran yang telah
Berdasarkan untuk,
dalam kriteria kevalidan dengan
1)
validasi hasil
tim
validasi
ahli buku
divalidasi
oleh
menyatakan
tim
bahwa
yang
pegangan guru yang divalidasi oleh
dikembangkan
tim ahli dengan rata-rata total 4,52;,
atau digunakan dilapangan dengan
2) hasil validasi buku siswa dengan
sedikit revisi atau tanpa revisi,
rata-rata total 4,68, 3) hasil validasi
selanjutnya
RPP dengan rata-rata total 4,56, 4)
wawancara yang dilakukan kepada
hasil validasi LKS dengan rata-rata
siswa
total 4,67, dan 5) validasi tes
pembelajaran yang dikembangkan
pemahaman konsep dan disposisi
bahwa siswa terbantu dan mudah
matematis siswa, dimana tim ahli
dalam
menyatakan valid. Nilai rerata total
pembelajaran. Sehingga merujuk
keseluruhannya berada pada nilai
kepada
4
pembelajaran di Bab III bahwa
Va 5. Sehingga merujuk pada
kriteria kevalidan di Bab III bahwa
dapat
ahli,
diterapkan
melalui
mengenai
menggunakan
perangkat
kepraktisan
pembelajaran
hasil
perangkat
perangkat
perangkat
dengan
menggunakan model pembelajaran berbasis
masalah
memenuhi
Masalah. Volume 1 Tahun 2013. ISSN 977-2338831. NCTM. 2000. The National Council of Teacher of Mathematics. Reston, VA
kategori kepraktisan. c. Keefektifan. Berdasarkan indikator keefektifan yaitu:
1)
mengelola
kemampuan pembelajaran
guru dengan
rata-rata total 3,53 dengan kategori “cukup
baik”,
2)
Pencapaian
persentase waktu ideal aktivitas siswa
toleransi waktu 5%, 3) Rata-rata Ketuntasan klasikal hasil belajara siswa sebesar 89,71% sehingga memenuhi
kriteria 4)
ketuntasan
Respon
positif”. perangkat
pembelajaran
dengan model pembelajaran berbasis masalah
memenuhi
Rusman, 2012. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Prpfesionalisme guru. Edisi kedua. Jakarta: Raja Grafindo Sanjaya, W. 2010. Strategi Pembelajaran Bororientasi Standar Proses
siswa
menunjukkan respon yang “sangat
Sehingga
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 20 Jakarta: Presiden Republik Indonesia.
berada dalam pencapaian
waktu ideal aktivitas siswa dengan
klasikal,
Permendiknas Nomor 11 Tahun 2005 Tentang Buku Teks Pelajaran. Jakarta: Menteri Pendidikan Nasional.
kriteria
Sumarmo, U. 2013. Berpikir dan Disposisi Matematik serta Pembelajaran. Bandung: UPI Suprijono, A. 2010. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
keefektifan. DAFTAR RUJUKAN Jensen, R. J. 1993, Affect: Critical component of mathemathical learning in early childhood. New York: NCTM. Hidayat, Wahyu. 2013. Mengembangkan Kemampuan Komunikasi Dan Berpikir Logis Serta Disposisi Matematik Siswa SMA Melalui Pembelajaran Berbasis
Undang-undang Nasional 2003.
Sistem Nomor
Pendidikan 20 Tahun
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen