ANALISIS PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL, LIKUIDITAS, NON PERFORMING LOANS, EQUITY TO ASSET RATIO DAN TIME DEPOSIT RATIO TERHADAP RETURN ON ASSETS BANK (Studi Empiris Pada Bank Umum Konvensional di IndonesiaPeriode 2006-2010)
Anita Fitriyana
Drs. Wisnu Mawardi, S.E.
ABSTRACT This research aim to know influence of Capital Adequacy, Liquidity, Non Performing Loans, Equity to Assets Ratio and Time Deposit to Return On Assets of conventional banks in Indonesia. Independent variables used in this research is CAR, LDR, NPL, EAR and TDR to dependent variable ROA. The sampling technique by sample selection aims (Purposive Sampling) with selection method based on the consideration (Judgement Sampling). Samples used are all conventional banks that listed in Indonesia Stock Exchange 2006-2010 period amounted to 22 banks with linear regression analysis techniques. Based on testing performed all the classical assumptions show the result of regression equation has assumption of normality, no problem multikolonieritas, heterocedastity and autocorrelation. The result of analysis with t-statistical test showed that partially only NPL and TDR have an significant impact on ROA with a significance level less than 0,05 (both 0,000). While CAR, LDR and EAR doesn’t significantly with each level of significance 0,953, 0,423 and 0,063 greater than 0,05. Simultaneously based on test result of the F-Statistic variable CAR, LDR, MPL, EAR and TDR proved significant effect on ROA banks at significance level of 0,000 less than 0,05. Adjusted R2 value 0f 0,387 indicates predictive ability of the five variables on ROA is 38,7% and the remaining 61,3% influence by other factors beyond the research model. Keywords : ROA, CAR, LDR, NPL, EAR and TDR
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang Kinerja kegiatan di sektor riil dalam suatu perekonomian sangat terkait dengan kinerja sektor moneternya. Salah satu sumber pendanaan yang mempunyai pengaruh besar terhadap perekonomian Indonesia yaitu industri perbankan. Perbankan mempunyai fungsi utama untuk menghimpun dana dari masyarakat dan kemudian menyalurkannya lagi kepada masyarakat untuk kegiatan-kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi (A. Susty Ambarriani, 2003). Perbankan menjadi salah satu tonggak dalam pembangunan ekonomi Indonesia terutama dalam menghadapi era perdagangan bebas dan globalisasi, baik sebagai perantara antara sektor defisit (lack of funds) dan sektor surplus (surplus of funds) maupun sebagai agent of development (Tony Wijaya, 2007). Sejak semester kedua tahun 2008, pasar uang di berbagai belahan dunia mengalami kondisi ekonomi yang tidak menguntungkan. Keadaan ini dipicu oleh krisis kredit perumahan di Amerika Serikat yang meluas ke investasi, produk keuangan terstruktur dan pasar komoditas. Gejolak jatuhnya Pasar Sub-prime Mortgage ini ditambah dengan kenaikan nilai dolar AS yang tajam dan serangkaian perusahaan yang mengalami kebangkrutan dan diambil alih oleh entitas lain, mengakibatkan terjadinya krisis perbankan dan keuangan di akhir tahun. Bagi sektor perbankan di Indonesia pada umumnya, krisis disebabkan oleh terbatasnya likuiditas baik dalam mata uang asing, langkanya fasilitas kredit sebagai akibat dari kebijakan konsolidasi yang dilakukan oleh perbankan atas portfolio kredit mereka, kenaikan tingkat suku bunga dan kenaikan biaya kredit seiring dengan naiknya resiko kredit (Infobank, 2009). Sejak diberlakukannya paket deregulasi perbankan tanggal 29 Mei 1993 yang mengatur beberapa hal antara lain : kewajiban penyertaan modal minimum (Capital Adequacy Ratio), batas maksimum pemberian kredit (legal lending limit), kualitas aktiva produktif (KAP) dan penilaian tingkat kesehatan bank, maka 2
pengelolaan perbankan Indonesia dihadapkan pada berbagai peluang sekaligus ancaman dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat. Sejak periode krisis samapai saat ini CAR menjadi acuan utama dalam menentukan kesehatan bank (SK Dir BI April 1999), dimana salah satu program API adalah mensyaratkan modal minimum bagi bank umum (termasuk BPD) menjadi 100 miliar dengan CAR minimum 8% selambat-lambatnya pada tahun 2010 (Yacub Azwir, 2006). Likuiditas juga mempunyai peranan penting dalam pengelolaan kinerja perbankan karena menyangkut pemecahan antara reserve requirement yang ditetapkan Bank Sentral, penarikan dana oleh deposan dan debitur serta pembayaran kewajiban jatuh tempo. Salah satu ukuran untuk menghitung Likuiditas Bank yaitu menggunakan Loan to Deposit Ratio (LDR) yang ditetapkan maksimum 110% sesuai dengan Peraturan BI Nomor 5/20/P.BI/2003. Salah satu resiko yang muncul akibat semakin kompleknya kegiatan perbankan adalah munculnya non performing loan (NPL) yang semakin besar. Atau dengan kata lain semakin besar skala operasi suatu bank maka aspek pengawasan semakin menurun, sehingga NPL atau resiko kredit semakin besar. Perkembangan kondisi eksternal dan internal perbankan dapat memacu persaingan dikalangan perbankan semakin tajam dalam rangka memperebutkan pangsa pasar. Dengan demikian bank-bank yang mampu meningkatkan kredit dan menekan NPL sudah memenangkan setengah persaingan, apalagi jika sudah berhasil mencetak laba dan mempertahankan CAR (Wisnu Mawardi, 2005). Kemampuan sektor perbankan mendukung produksi barang dan jasa disektor riil antara lain dipengaruhi oleh tingkat efisiensi yang merupakan salah satu faktor pembentuk kinerja atau performance yang diproksikan dengan Equity to Asset Ratio (EAR). Semakin tinggi motivasi pemilik atas kelangsungan usaha banknya, maka pemilik akan semakin terdorong untuk mempengaruhi pihak manajemen bank mengelola secara profesional sehingga kinerja akan meningkat. Kedua Time Deposit Ratio (TDR) yaitu tingkat ketersediaan dana dengan tingkat likuiditas yang sesuai kebutuhan atau dapat diperkirakan dengan tepat jangka waktu jatuh temponya. 3
Semakin besar jumlah dana yang tersedia memungkinkan bank lebih leluasa mengembangkan usahanya dan tidak mudah mengalami kesulitan likuiditas sehingga efisiensi pengelolaan dana secara umum juga meningkat (A. Susty Ambarriani, 2003). Informasi tentang posisi keuangan perusahaan, kinerja perusahaan, aliran kas dan informasi lain dapat diperoleh dari laporan keuangan. Untuk memahami informasi tentang laporan keuangan diperlukan analisis laporan keuangan yang meliputi perhitungan dan interpretasi rasio keuangan. Pada umunya digunakan lima aspek penilaian yaitu CAMEL (Capital, Assets, Management, Earning, Liquidity). Empat dari lima aspek tersebut dinilai dengan rasio keuangan. Hal ini menunjukkan rasio keuangan juga bermanfat dalam memprediksi laba perusahaan (Penman, 1992 : Machfoedz, 1994). Sinta Sudarini (2005) dalam penelitiannya menguji pengaruh rasio keuangan menunjukkan bahwa CAR tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba. Namun penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Hesty Werdaningtyas (2002) menunjukkan bahwa variabel CAR berpengaruh positif terhadap profitabilitas secara signifikan baik secara bersama-sama maupun parsial. Penelitian Tony Wijaya (2007) dalam penelitiannya menguji pengaruh CAR, NPL, PPAP, LDR, BOPO,NIM menunjukkan bahwa LDR berpengaruh positif terhadap perubahan laba perusahaan perbankan. Tetapi hal ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan Sinta Sudarini (2005) bahwa peningkatan dana dan LDR justru mengurangi profitabilitas. Resiko kredit (NPL) menurut penelitian yang dilakukan Wisnu Mawardi (2005) berpengaruh signifikan negatif terhadap kinerja keuangan bank umum sehingga perlu menjaga agar jumlahnya tidak membengkak sesuai ketentuan Bank Indonesia yakni 5%. Sedangkan hasil penelitian Mabruroh (2004) resiko kredit berpengaruh signifikan positif dan dominan terhadap kinerja keuangan perbankan. EAR dan TDR menurut A. Susty Ambarriani (2003) berpengaruh signifikan positif terhadap tingkat efisiensi perbankan di Indonesia.
4
Perumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka dapat dikemukakan permasalahan penelitian yang terjadi yaitu adanya perbedaan hasil penelitian (fenomena gap) dan research gap, yaitu hasil penelitian yang berbeda antara peneliti satu dengan peneliti yang lainnya mengenai pengaruh rasio kecukupan modal, likuiditas, non performing loans, equity to asset ratio dan time deposit ratio terhadap kinerja bank yang diproksikan sebagai return on assets bank.
Tujuan dan Kegunaan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk menganalisis pengaruh antara CAR (Capital Adequacy Ratio), LDR (Loan to Deposit Ratio), NPL (Non Performing Loans), EAR (Equity To Asset Ratio) dan TDR (Time Deposit Ratio) terhadap ROA pada Bank Umum Konvensional di Indonesia. Adapun kegunaan dari penelitian ini yaitu : 1.
Perusahaan Perbankan, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar untuk merencanakan pengelolaan dana dalam rangka meningkatkan laba pada periode mendatang.
2.
Investor, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai alat bantu dalam mempertimbangkan keputusan investasinya di pasar modal.
3.
Masyarakat, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan sebagai bukti empiris di bidang perbankan.
4.
Penelitian Selanjutnya, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi untuk penelitian selanjutnya secara luas dan mendalam yang berkaitan dengan kinerja keuangan.
5
TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Kinerja Perbankan Kinerja
bank
merupakan
ukuran
keberhasilan
suatu
bank
yang
mencerminkan kemampuan manajemen dalam mengelola usahanya. Penilaian kinerja adalah penilaian yang dilakukan secara sistematis, mandiri dan objektif dengan berorientasi pada masa depan, atas kebijakan atau keputusan manajemen dalam mengelola sumber daya dan dana yang dipercayakan kepadanya dalam rangka meningkatkan kemampuan pelaksanaan fungsi manajemen yang lebih baik (Aprilia Ayu P, 2009).
Analisi Laporan Keuangan Menurut Munawir (2002) analisis rasio keuangan sangat bermanfaat untuk (1) Corporate Management Model yang membantu manajemen dalam pengambilan keputusan jangka pendek maupun panjang, peningkatan efisiensi dan efektivitas operasi serta untuk mengevaluasi dan meningkatkan kinerja. Selain itu untuk (2) Bank Lending Decision Making Model, (3) Portfolio Selection Model dan (4) Analisis Bagi Kreditor untuk memperkirakan potensi risiko pembayaran bunga dan pengembalian pokok pinjaman (Sinta Sudarini, 2005).
Return On Assets Return on assets merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan keuntungan (laba) dari pengelolaan aset secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset.
6
Hipotesis Inti dari penelitian ini tidak terlepas dari faktor CAMEL (Capital, Assets, Management, Earning dan Liquidity) sebagaimana dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu. Namun penelitian ini dilihat dari variabel modal diukur dengan CAR, variabel likuiditas dengan LDR, variabel risiko kredit dengan NPL, dan variabel EAR dan TDR. Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis CAR (Capital Adequacy Ratio)
H1 (-)
LDR (Loan to Deposit Ratio) NPL
H2 (+) H3 (-)
ROA
(Non Performing Loans) EAR
(Return on Assets) H4 (-)
(Equity to Assets Ratio) TDR (Time Deposit Ratio)
H5 (+)
7
METODE PENELITIAN
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
Notasi
Pengertian
Rumus
Capital Adequacy Ratio (Variabel Independen)
CAR
Rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung resiko.
Dendawijaya, 2006
Loan to Deposit Ratio (Variabel Independen)
LDR
Rasio mengukur seberapa besar dana bank dilepas ke perkreditan
Hesty Werdaningtyas (2002)
Non Performing Loans (Variabel Independen)
NPL
Rasio mengukur kredit
bermasalah dari total kredit yang ada
Wisnu Mawardi (2005)
Equity to Asset Ratio (Variabel Independen)
EAR
Rasio antara total modal sendiri dengan total asset sebuah bank
A. Susty Ambarriani (2003)
Time Deposit Ratio (Variabel Independen)
TDR
Rasio antara dana TDR= !"#$! deposito yang dihimpun $%' () sebuah bank dengan total dana simpanan yang berhasil dihimpun oleh sebuah bank (giro, tabungan, deposito)
A.Susty Ambarriani (2003)
Return on Asset (Variabel Dependen)
ROA
Rasio yang mengukur * kemampuan + manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan.
Dendawijaya, 2006
8
Sumber
Populasi dan Sampel Penelitian ini menggunakan populasi seluruh Bank Umum Konvensional yang menyajikan laporan keuangan per 31 Desember selama periode 2006 - 2010 serta dilaporkan ke Bank Indonesia dan terdaftar di BEI. Pada akhir tahun 2010 terdapat 22 bank yang yang listing di BEI dan sesuai dengan kriteria pengambilan sampel.
Metode Analisis Analisis Regresi Berganda Model yang digunakan dalam penelitian adalah model regresi linier berganda. Hal ini disebabkan penelitian dirancang untuk mengetahui arah, pengaruh dan kekuatan hubungan dari variabel independen terhadap variabel dependen. Adapun model dasarnya dapat dirumuskan sebagai berikut: Adapun model dasar dari regresi linier berganda dari penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
Y = a + b 1 x 1 + b 2 x2 + b 3 x3 + b 4 x4 + b 5 x 5 + e Dimana : Y
=
Return on Asset (ROA)
a
=
konstanta
b1-b5
=
koefisien regresi
x1
=
Capital Adequacy Ratio (CAR)
x2
=
Loan to Deposit Ratio (LDR)
x3
=
Non Performing Loans (NPL)
x4
=
Equity to Asset Ratio (EAR)
x5
=
Time Deposit Ratio (TDR)
e
=
variabel residual
9
Besarnya konstanta tercermin dalam “a” dan besarnya koefisien regresi dari masingmasing variabel independen ditunjukkan dengan b1, b2, b3, b4, dan b5. Pada model persamaan di atas dapat diketahui tanda positif atau negatif dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Agar model tersebut memberikan hasil estimasi yang terbaik, maka model harus memenuhi asumsi regresi linier klasik, yaitu tidak terjadi gejala multikolonieritas, autokorelasi, heterokedastisitas, dan berdistribusi normal ataupun mendekati normal.
Pengujian Hipotesis Uji Signifikansi Simultan (Uji F) Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat (Ghozali, 2006). Uji F dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dengan F tabel dan melihat nilai signifikansi F pada output hasil regresi menggunakan SPSS dengan nilai signifikansi 0,05. Dengan cara sebagai berikut: a. Bila F hitung > F tabel atau probabilitas < nilai signifikan (Sig ≤ 0,05), maka hipotesis tidak dapat ditolak, ini berarti bahwa secara simultan variabel independen mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen. b. Bila F hitung < F tabel atau probabilitas > nilai signifikan (Sig ≥ 0,05), maka hipotesis tidak dapat diterima, ini berarti bahwa secara simultan variabel independen tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) Uji t dipakai untuk melihat signifikansi dari pengaruh independen secara individu terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel lain bersifat konstan. Uji ini dilakukan dengan memperbandingkan t hitung dengan t tabel (Ghozali, 2006). Dilakukan dengan cara sebagai berikut: a.
Bila t hitung > t tabel atau probabilitas < tingkat signifikansi (Sig < 0,05), maka menolak Ho dan menerima Ha.
10
b.
Bila t hitung < t tabel atau probabilitas > tingkat signifikansi (Sig > 0,05) maka menerima Ho dan menolak Ha.
Koefisien Determinasi Koefisien determinasi (R²) mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2006). Nilai R² mempunyai interval antara 0 sampai 1 (0 ≤ R² ≤ 1). Semakin besar R² (mendekati 1), semakin baik hasil untuk model regresi tersebut dan semakin mendekati 0, maka variabel independen secara keseluruhan tidak dapat menjelaskan variabel dependen. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2006).
11
HASIL DAN PEMBAHASAN
Statistik Deskriptif Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Descriptive Statistics N
Minimum Maximum
Mean
Std. Deviation
CAR
109
10.80
44.84 18.2478
6.38999
LDR
109
35.83
120.31 70.7972
17.73600
NPL
109
.35
EAR
109
TDR ROA
16.34
3.3745
2.52247
4.99
21.04 10.6235
3.62608
109
24.50
93.22 64.3166
18.41928
109
-.33
2.84
1.1719
.75053
Valid N 109 (listwise) Sumber : Data sekunder yang diolah Berdasarkan hasil pengolahan data diketahui bahwa N atau jumlah data pada setiap variabel yang valid yaitu 109, data yang hilang (missing) ada satu yaitu data 86 pada Bank Tabungan Pensiunan Nasional dan semua data siap diproses. Hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa ROA (Return on Asset) memiliki nilai terendah -0,33% pada Bank Agroniaga tahun 2006 dan mencapai nilai tertinggi 2,84% pada Bank Rakyat Indonesia tahun 2010. CAR (Capital Adequacy Ratio) memiliki nilai minimum sebesar 10,80% pada Bank Victoria Internasional tahun 2010 dan nilai tertinggi 44,84% pada Bank Windu Kentjana Internasional tahun 2007. LDR (Loan to Deposit Ratio) dapat dilihat bahwa nilai terendah sebesar 35,83% pada Bank Victoria Internasional tahun 2010 dan mencapai nilai tertingginya 120,31% pada Bank Permata tahun 2006. NPL (Non Performing Loan) menunjukkan nilai terendah 0,35% pada Bank Ekonomi Raharja tahun 2010 dan memiliki nilai tertinggi sebesar 16,34% pada Bank Mandiri tahun 2006. EAR (Equity to Asset Ratio)
12
memiliki nilai terendah 4,99% pada Bank Artha Graha Internasional tahun 2006 dan memiliki nilai tertinggi sebesar 21,04% pada Bank Mayapada tahun 2007. TDR (Time Deposit Ratio) berdasarkan tabel statistik deskriptif memiliki nilai terendah 24,50% pada Bank Central Asia tahun 2010 dan mencapai nilai tertinggi 93,22% pada Bank Victoria Internasional tahun 2010. Standar deviasi untuk semua variabel lebih kecil dari nilai rata-ratanya. Standar deviasi yang lebih kecil dari mean menunjukkan bahwa tidak terdapat variasi dan kesenjangan yang besar pada data tersebut.
Koefisien Determinasi Koefisien determinasi (R2) pada intinya untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat (dependen). Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. Nilai yang semakin mendekati 1 artinya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen adalah semakin kuat dan variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Sedangkan nilai koefisien determinasi (adjusted R2) yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel bebas adalah terbatas. Nilai koefisien determinasi untuk data silang (crossection) relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan. Insukindro (1998) menenkankan bahwa koefisien determinasi hanyalah salah satu dan bukan satu-satunya kriteria memilih model yang baik (Ghozali, 2009). Besarnya koefisien determinasi (R2) dapat dilihat pada tabel berikut ini:
13
Uji Goodness of Fit Model Summaryb Adjusted Model R 1
.645a
R Std. Error of Durbin-
R Square Square
the Estimate
Watson
.415
.58759
1.935
.387
a. Predictors: (Constant), TDR, NPL, CAR, LDR, EAR b. Dependent Variable: ROA Sumber : Data Sekunder yang diolah
Berdasarkan hasil perhitungan koefisien determinasi pada tabel di atas, besarnya nilai adjusted R2 dalam model regresi adalah sebesar 0,387 atau 38,7%. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja perbankan yang diproksikan sebagai ROA dipengaruhi oleh variabel independen yaitu CAR, LDR, NPL, EAR dan TDR dapat diterangkan oleh model persamaan ini adalah sebesar 38,7% sedangkan sisanya sebesar 61,3% dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar model. Dengan koefisien determinasi yang sangat kecil (38,7%) dalam penelitian ini sangat dimungkinkan karena ROA tidak hanya dipengaruhi oleh faktor fundamental yang diwakili oleh kelima rasio tersebut., namun ROA juga dipengaruhi variabel makro ekonomi seperti kurs, inflasi dan lain-lain. Selain itu nilai R2 juga kecil yaitu sebesar 0,415 atau 41,5% yang berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas.
Uji Hipotesis Secara Simultan (Uji F) Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model regresi mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadapvariabel terikat (Ghozali, 2009). Hasil perhitungan uji F ditunjukkan pada Tabel 4.8 berikut:
14
Uji F ANOVAb Sum Model 1
Squares
of df
Mean Square F
Sig.
Regression 25.273
5
5.055
.000a
Residual
35.562
103
.345
Total
60.835
108
14.640
a. Predictors: (Constant), TDR, NPL, CAR, LDR, EAR b. Dependent Variable: ROA Sumber : Data Sekunder yang diolah
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh bahwa secara bersama-sama besar kecilnya variabel independen secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Hal ini ditunjukkan dengan nilai F sebesar 14,640 dengan probabilitas 0,000. Karena probabilitas signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 maka dalam model regresi dapat dikatakan bahwa variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen.
Hasil Analisis Regresi Dalam penelitian ini, analisis regresi linier digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel bebas yaitu CAR, LDR, NPL, EAR dan TDR terhadap variabel dependen yang mencerminkan kinerja perbankan yaitu ROA. Berdasarkan hasil uji asumsi klasik yang dilakukan dapat diketahui bahwa data memenuhi asumsi normalitas, tidak ada multikolonieritas, tidak terjadi autokorelasi dan tidak terdapat heterokedastisitas. Maka dapat disimpulkan bahwa data yang tersedia sudah memenuhi syarat untuk menggunakan model regresi linier berganda. Hasil analisis 15
regresi linier berganda dan uji hipotesis secara parsial (Uji t) dapat dilihat pada tabel berikut: Hasil Analisis Regresi Coefficientsa
Model 1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Beta
t
Sig.
5.868
.000
(Constant) 2.019
.344
CAR
-.001
.017
-.009
-.059
.953
LDR
.003
.004
.078
.804
.423
NPL
-.106
.023
-.358
-4.658
.000
EAR
.057
.030
.275
1.881
.063
TDR
-.020
.003
-.499
-6.007
.000
a. Dependent Variable: ROA Sumber : Data Sekunder yang diolah
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel di atas maka dapat disusun persamaan regresi sebagai berikut: ROA = 2,019 , 0,001 CAR + 0,003 LDR , 0,106 NPL + 0,057 EAR , 0,020 TDR + e Hasil analisis di atas menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh dominan adalah variabel NPL dengan koefisien 0,106. Lalu variabel EAR dengan koefisien 0,057 kemudian variabel TDR dengan koefisien 0,020 dan variabel LDR dengan koefisien 0,003. Sedangkan variabel paling lemah dalam mempengaruhi adalah variabel CAR dengan koefisien 0,001. Berdasarkan persamaan regresi tersebut terlihat bahwa variabel LDR dan EAR berpengaruh positif terhadap ROA, artinya
16
semakin tinggi LDR dan EAR maka ROA juga akan meningkat. Sebaliknya jika LDR dan EAR menurun maka ROA juga akan menurun. Sedangkan variabel yang berpengaruh negatif terhadap ROA adalah variabel CAR, NPL dan TDR. Artinya apabila CAR, NPL dan TDR naik akan mengakibatkan menurunnya ROA, sebaliknya jika CAR, LDR dan TDR turun akan meningkatkan ROA.
Pembahasan Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen (CAR, LDR, NPL, EAR dan TDR) secara individual atau parsial dalam menerangkan variasi variabel dependen yang diproksikan dalam ROA. Berdasarkan hasil perhitungan uji secara parsial pada tabel di atas dapat dilihat nilai konstanta sebesar 2,019. Hal ini mengindikasikan bahwa ROA mempunyai nilai sebesar 2,019 apabila variabel independen lainnya dianggap konstan, namun menunjukkan hasil yang tidak signifikan. Untuk melihat besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependennya dapat dilihat dari nilai beta unstandardized coefficient. Sedangkan untuk melihat dominasi variabel independen terhadap variabel dependennya tercermin dalam beta standardized coefficient. Hasil pengujian masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen dapat dianalisis sebagai berikut: 1)
Pengujian terhadap variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) Dari hasil perhitungan uji secara parsial diperoleh koefisien beta sebesar – 0,001 dan nilai t hitung sebesar – 0,059 dengan nilai signifikansi sebesar 0,953 dimana nilai ini tidak signifikan karena lebih besar dari 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel CAR berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap ROA. Hipotesis penelitian yang menyatakan CAR berpengaruh negatif dan signifikan ditolak. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa kecukupan modal yang tercermin dalam CAR menunjukkan bahwa semakin tinggi CAR maka semakin rendah kinerja perbankan dari segi permodalan. Kecukupan modal yang 17
digunakan untuk aktivitas operasionalnya menanggung aktiva berisiko. Sehingga CAR yang relatif rendah lebih riskan, tetapi menunjukkan bahwa manajemen perbankan telah mengoperasikan aktiva lancar secara efektif yang mampu meningkatkan keuntungan perusahaan. Jadi CAR yang terlalu besar perlu menjadi pertimbangan manajemen karena mengindikasikan bahwa modal sendiri tidak dioperasionalkan secara optimal sehingga beban bank meningkat dengan menanggung biaya dana yang besar. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Sinta Sudarini (2005) yang menunjukkan pengaruh negatif antara kecukupan modal dengan kinerja perbankan. Berdasarkan hasil analisis CAR tidak berpengaruh signifikan karena adanya peraturan Bank Indonesia tentang CAR Bank Umum minimal 8%. Kondisi ini mengakibatkan bank cenderung menjaga CARnya tidak lebih dari 8% karena berarti idle fund atau pemborosan sebab modal utama bank adalah kepercayaan sedangkan CAR hanya dimaksudkan untuk menyesuaikan kondisi perbankan internasional sesuai BIS. Bank yang profitable tidak harus dengan CAR 8% yang penting ada kepercayaan masyarakat. CAR yang lebih dari 8% disebabkan adanya penambahan modal pemilik berupa fresh money untuk mengantisipasi perkembangan skala usaha yang berupa ekspansi kredit atau pinjaman diberikan (Wisnu Mawardi, 2005).
2)
Pengujian terhadap variabel Loan to Deposit Ratio (LDR) Dari hasil perhitungan uji secara parsial diperoleh koefisien beta sebesar 0,003 dan nilai t hitung sebesar 0,804 dengan nilai signifikansi sebesar 0,423 dimana nilai ini tidak signifikan karena lebih besar dari 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel LDR berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap ROA. Hipotesis penelitian yang menyatakan LDR berpengaruh positif dan signifikan ditolak. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi LDR menunjukkan semakin riskan kondisi likuiditas bank, sebaliknya semakin 18
rendah LDR manunjukkan kurangnya efektivitas bank dalam menyalurkan kredit. Semakin tinggi LDR maka keuntungan perusahaan semakin meningkat dengan asumsi bahwa manajemen bank tersebut mampu menyalurkan kreditnya dengan efektif sehingga bank memiliki sumber dana yang cukup tersedia untuk memenuhi kewajiban dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dan likuiditasnya terpenuhi. Hasil penelitian ini mendukung penelitian dari Tony Wijaya (2007) dan Mabruroh (2004) yang menunjukkan bahwa LDR mampu memprediksi ROA. LDR tidak berpengaruh signifikan karena likuiditas bukan masalah utama bank pada sistem perbankan yang kompetitif. Selain likuiditas terdapat faktor lain yaitu bank dalam melakukan usahanya dituntut untuk senantiasa menjaga keseimbangan antara pemeliharaan likuiditas yang cukup dengan pencapaian profitabilitas yang wajar serta pemenuhan kebutuhan modal yang memadai. Untuk memperkecil risiko likuiditas bank harus menyediakan alatalat likuid yang cukup dan mempunyai tingkat risiko minimal, mengadakan penyusunan cash budgeting atau cash flow yang lebih cermat.
3)
Pengujian terhadap variabel Non Performing Loans (NPL) Dari hasil perhitungan uji secara parsial diperoleh koefisien beta sebesar – 0,106 dan nilai t hitung sebesar – 4,658 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 dimana nilai ini berpengaruh signifikan karena lebih kecil dari 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel NPL berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Hipotesis penelitian yang menyatakan NPL berpengaruh negatif dan signifikan diterima. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi NPL akan meningkatkan biaya cadangan aktiva produktif maupun biaya lainnya yang berpengaruh negatif terhadap kinerja dan keuntungan bank, sehingga manajemen perlu menjaga agar jumlah NPL tidak membengkak karena pengukuran risiko sangat berhubungan dengan tingkat return yang akan 19
diterima perusahaan perbankan. Hal ini terjadi karena peraturan Bank Indonesia tentang non performing loan mengatur bahwa setiap kenaikan outstanding pinjaman diberikan, harus dicover dengan cadangan aktiva produktif dengan cara mendebet rekening biaya cadangan aktiva produktif dan mengkredit rekening cadangan penghapusan aktiva produktif, sehingga setiap kenaikan outstanding pinjaman diberikan akan menambah biaya cadangan aktiva produktif yang pada akhirnya mempengaruhi ROA. Selain itu penurunan NPL mempunyai pengaruh yang baik karena kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil dan kinerja bank meningkat karena tingkat kredit macet (bad debt) turun. Hasil penelitian ini mendukung penelitian dari Wisnu Mawardi (2005) yang menunjukkan bahwa NPL berpengaruh signifikan negative terhadap perubahan laba dan kinerja bank. NPL yang merupakan indikator risiko kredit karena adanya ketidakpastian tentang pembayaran kembali pinjaman oleh debitur, sehingga penyelesaian kredit bermasalah perlu menjadi perhatian penting agar kinerja perbankan tidak menurun. Penyelesaian tersebut antara lain dengan penjadwalan kembali (rescheduling), penataan kembali (restructuring) yaitu berupa konversi seluruh atau sebagian kredit menjadi penyertaan dalam perusahaan, maupun persyaratan kembali (reconditioning) yaitu perubahan sebagian atau seluruh syarat-syarat kredit (Hesty Werdaningtyas, 2002).
4)
Pengujian terhadap variabel Equity to Asset Ratio (EAR) Dari hasil perhitungan uji secara parsial diperoleh koefisien beta sebesar 0,057 dan nilai t hitung sebesar 1,881 dengan nilai signifikansi sebesar 0,063 dimana nilai ini tidak signifikan karena lebih besar dari 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel EAR berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap ROA. Hipotesis penelitian yang menyatakan EAR berpengaruh negatif dan signifikan ditolak.
20
Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi EAR maka semakin tinggi pula ROA, sebaliknya semakin rendah EAR akan menurunkan ROA. Karena EAR sebagai indikator tersedianya modal untuk menjaga likuiditas (protective function) dan kelangsungan operasionalnya dapat melindungi para pemilik modal dari pailit karena adanya peranan pemilik yang mampu mendorong pihak manajemen meningkatkan efisiensi kinerja yang akan berimbas pada laba yang didapatkan perusahaan sekaligus memenuhi ketentuan yang diwajibkan oleh peraturan. Selain itu melindungi nasabah dari kerugian yang timbul dan menjaga kepercayaan masyarakat karena adanya modal yang tersedia untuk menjaga dana mereka. Hasil penelitian ini mendukung penelitian dari A. Susty Ambarriani (2003) yang menunjukkan bahwa EAR berpengaruh positif terhadap ROA. EAR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA karena manajemen adalah faktor utama yang mempengaruhi kinerja bank bukan besar kecilnya modal yang dimiliki. Keberhasilan bank bukan terletak pada jumlah modal yang dimiliki tetapi bagaimana bank “mempergunakan” modal itu untuk menarik dana dan meminjamkannya kepada masyarakat sesuai dengan fungsi bank.
5)
Pengujian terhadap variabel Time Deposit Ratio (TDR) Dari hasil perhitungan uji secara parsial diperoleh koefisien beta sebesar – 0,020 dan nilai t hitung sebesar – 6,007 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 dimana nilai ini berpengaruh signifikan karena lebih besar dari 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel TDR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Hipotesis penelitian yang menyatakan TDR berpengaruh positif dan signifikan ditolak. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi TDR maka ROA akan semakin turun, sebaliknya semakin rendah TDR maka akan meningkatkan ROA. Salah satu problem yang dihadapi bank dalam 21
menjalankan usahanya berdasarkan time deposit yaitu tingkat suku bunga. Tingkat bunga mempunyai pengaruh atas besar kecilnya deposit terutama bila menyangkut titipan berjangka sebab motivasi deposito berjangka untuk memperoleh bunga (pendapatan) dan tingkat bunga yang tinggi dapat menarik pemilik dana menitipkannya di bank. Namun tingkat suku bunga yang relatif tinggi akan menyebabkan biaya dana atau cost of capital yang harus dibayar menjadi tinggi pula dan hal ini tidak menarik bagi perusahaan yang membutuhkan modal karena menyebabkan harga produknya tinggi dan susah dipasarkan. Oleh karena itu, jika tidak diimbangi oleh manajemen liability yang baik akan berpengaruh terhadap penurunan keuntungan yang didapat. Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian dari A. Susty Ambarriani (2003) yang menunjukkan bahwa TDR berpengaruh signifikan positif terhadap ROA.
22
PENUTUP
Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu selama periode penelitian menunjukkan bahwa data penelitian telah memenuhi asumsi normalitas, tidak ada multikolonieritas, tidak terjadi autokorelasi dan tidak terdapat heterokedastisitas. Maka dapat disimpulkan bahwa data yang tersedia sudah memenuhi syarat untuk menggunakan model regresi linier berganda. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh CAR, LDR, NPL, EAR dan TDR terhadap kinerja keuangan bank yang diproksikan sebagai ROA. 1.
Berdasarkan Uji Determinasi, kinerja keuangan yang dipengaruhi variabel CAR, LDR, NPL, EAR dan TDR secara parsial dalam menjelaskan variasi dan memberi informasi terhadap variabel dependen yaitu ROA sebesar 38,7% sedangkan sisanya sebesar 61,3% disebabkan faktor lain yang tidak dimasukkan dalam persamaan ini.
2.
Berdasarkan hasil analisis uji F, secara bersama-sama variabel penelitian yang terdiri dari CAR, LDR, NPL, EAR dan TDR mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perbankan yang diproksikan dalam variabel ROA, dengan tingkat signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05.
3.
Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa dilihat dari hubungan atau sifat pengaruh terhadap ROA maka variabel LDR dan EAR mempunyai pengaruh yang positif terhadap ROA dan variabel CAR, NPL serta TDR mempunyai pengaruh negatif. Dari kelima variabel independen, hanya variabel NPL dan TDR yang terbukti berpengaruh signifikan karena peningkatan NPL akan meningkatkan resiko kredit dan biaya cadangan aktiva produktif sehingga perusahaan harus menerapkan Manajemen Resiko secara konsisten agar kinerjanya tidak menurun, sedangkan peningkatan TDR akan meningkatkan biaya dana yang besar 23
akibat tingginya suku bunga yang harus dibayar sehingga bank harus mampu mengelola dananya dengan baik. Variabel CAR, LDR dan EAR tidak berpengaruh signifikan karena nilai signifikansinya kurang dari 0,05%. Berdasarkan hipotesis yang diajukan hanya ada satu hipotesis yang diterima yaitu hipotesis 3, dimana hanya variabel NPL yang terbukti berpengaruh signifikan negatif terhadap ROA. 4.
Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa NPL merupakan variabel paling dominan dengan tingkat pengaruh sebesar 0,106 terhadap ROA. Lalu variabel EAR yang mempunyai tingkat pengaruh sebesar 0,057 terhadap ROA, tingkat pengaruh TDR terhadap ROA adalah sebesar 0,020. LDR mempunyai urutan keempat sebesar 0,003 dalam pengaruhnya terhadap ROA. Sedangkan CAR merupakan variabel paling kecil pengaruhnya terhadap ROA yaitu sebesar 0,001.
Keterbatasan Penelitian Penelitian ini mempunyai keterbatasan yang dapat menghambat ataupun mengurangi keakuratan hasil penelitian. Keterbatasan tersebut antara lain: 1.
Faktor makro ekonomi lain seperti tingkat kurs, tingkat suku bunga dan inflasi belum digunakan dalam penelitian
ini
yang kemungkinan
mempengaruhi kegiatan usaha perbankan yang dapat mempengaruhi hasil dari penelitian. 2.
Hasil penelitian ini relatif kurang baik karena nilai koefisien determinasi untuk data silang (crossection) relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan. Hal ini ditunjukkan dengan kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen terbatas yaitu nilai R2 hanya sebesar 38,7%. Penelitian ini hanya terbatas pada bank konvensional saja dan belum mencakup semua bank yang ada di Indonesia serta perbedaan model penelitian yang berpengaruh hasil analisis terhadap kinerja perbankan. 24
3.
Hasil yang tidak sesuai antara teori dan hipotesis mengenai arah dan pengaruh dari beberapa variabel dalam mempengaruhi ROA. CAR, LDR dan EAR terbukti tidak signifikan terhadap ROA. Sedangkan EAR tidak terbukti berpengaruh negatif terhadap ROA dan TDR tidak terbukti berpengaruh positif terhadap ROA. Oleh karena itu perlu dipertimbangkan bagaimana kucukupan modal yang efektif, likuiditas dan kualitas kredit yang baik akan mempengaruhi cara perusahaan perbankan dalam melakukan kegiatan operasionalnya dengan efisien, pengelolaan aset dan manajemen yang lebih baik sehingga kinerja dan keuntungan perusahaan perbankan akan meningkat.
Saran Adapun saran-saran yang dapat diberikan melalui hasil peneltian ini adalah sebagai berikut: 1.
Rasio NPL pada penelitian ini mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap kinerja Bank Konvensional selama periode 2006 – 2010, sehingga dapat diharapkan bank mampu menjaga rasio NPL tidak melebihi batas maksimal yang ditentukan yaitu sebesar 5% agar dapat meningkatkan kinerja perbankan dalam mengelola risiko kredit untuk mendapatkan keuntungan.
2.
Sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan yang sama dengan penelitian ini dengan memperluas sampel penelitian, data penelitian maupun alat analisisnya. Contohnya dengan menggunakan periode penelitian yang lebih panjang dan jumlah sampel yang digunakan lebih kompleks, sehingga memungkinkan perolehan tingkat kinerja bank yang lebih baik.
3.
Berdasarkan hasil yang tidak sesuai dengan teori dan hipotesis tentang arah dan pengaruh dari beberapa variabel dalam mempengaruhi ROA, penelitian selanjutnya hendaknya mengkaji ulang hasil penelitian pada periode penelitian dan metode analisis yang berbeda, guna menguji konsistensi hasil dari penelitian ini sehingga dapat memperbaiki kekurangan yang ada. 25
DAFTAR PUSTAKA Ambarriani, A. Susty. 2003. “Faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi perbankan di Indonesia”. MODUS Vol 15 (1): 37-46 Ayu.P, Aprilia. 2009. Analisis Pengaruh CAR, Liquidity Risk Factor, Credit Risk Factor, FCR, EAR dan TDR Terhadap ROA Bank-bankyang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi Ekonomi Universitas Diponegoro Azwir, Yacub. 2006. Analisis Pengaruh Kecukupan Modal, Efisiensi, LIkuiditas, NPL dan PPAP terhadap ROA Bank. Tesis Program Pasca Sarjana Magister Manajemen Universitas Diponegoro Budisantoso, Totok dan Sigit Triandaru. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Salemba Empat. Jakarta Dendawijaya, Lukman. 2001. Manajemen Perbankan. Ghalia Indonesia. Jakarta Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. UNDIP Semarang Iswardoyo. 1996. Uang dan Bank. BPFE Yogyakarta. Yogyakarta Januarti, Indira. 2002. “Variabel Proksi CAMEL dan Karakteristik Bank Lainnya Untuk Memprediksi Kebangkrutan Bank di Indonesia”. Jurnal Bisnis Strategi Vol 10 Kasmir. 2005. Bank dan lembaga Keuangan Lain. PT. Raja Grafindo Perkasa. Edisi 6. Jakarta Mawardi, Wisnu. 2005. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Bank Umum di Indonesia (studi kasus pada Bank Umum dengan total assets kurang dari 1 triliun). Jurnal Bisnis Strategi Vol. 14 No.1 Mabruroh. 2004. “Manfaat dan Pengaruh Rasio Keuangan dalam Analisis Kinerja Keuangan Perbankan”. BENEFIT Vol. 8 No.1 Muljono, Teguh Pudjo. 2006. Aplikasi Manajemen Audit (Dalam Industri Perbankan). BPFE. Yogyakarta
26
Murtanto, dan Zeny Arfiana. 2002. “Analisis Laporan Keuangan dengan Menggunakan Rasio CAMEL dan Metode Altman sebagai Alat untuk Memprediksi Tingkat Kegagalan Usaha Bank”. Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi Vol.2 No.2 Siamat, Dahlan. 1993. Manajemen Bank Umum. Infomedia. Jakarta Sinungan, Muchdarsyah. 2000. Manajemen Dana Bank. Bumi Aksara. Jakarta Sudarini, Sinta. 2005. “Penggunaan Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Laba Pada Masa Yang Akan Datang”. Jurnal Akuntansi san Manajemen Vol XVI Nomor 3 Suhardjono, Mudrajad Kuncoro. 2002. Manajemen Perbankan. Yogyakarta Wasis. 1993. Perbankan Pendekatan Manajerial. Satya Wacana. Semarang Werdaningtyas, Hesty. 2002. “Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank Take Over Pramerger di Indonesia”. Jurnal Manajemen Indonesia Vol.1 No.2 Wijaya, Toni. 2007. “Kontribusi Rasio Keuangan terhadap Perubahan Laba Perbankan di Bursa Efek Surabaya”. MODUS Vo. 19 No. 1
27