Analisis Risiko Bencana-.... (Akhmad Ganang H.)
ANALISIS RISIKO BENCANA ERUPSI GUNUNGAPI SUNDORO DI KECAMATAN NGADIREJO KABUPATEN TEMANGGUNG DISASTER RISK ANALYSIS OF SUNDORO VOLCANIC HAZARD ERUPTION IN THE DISTRICT NGADIREJO REGENCY TEMANGGUNG Oleh: Akhmad Ganang Hasib Program Studi Pendidikan Geografi Universitas Negeri Yogyakarta.
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh faktor-faktor bahaya, kerentanan, dan kapasitas terhadap terjadinya bencana (2) tingkat dan sebaran risiko bencana erupsi Gunungapi Sundoro. Penelitian ini merupakan penelitian survey deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini ialah seluruh wilayah Kecamatan Ngadirejo. Sampel diambil menggunakan metode purposive sampling berdasarkan pada Peta Kawasan Rawan Bencana Gunungapi Sundoro. Metode pengumpulan data yang digunakan ialah (1) wawancara dan (2) observasi untuk memperoleh data kapasitas bencana, (3) dokumentasi dan interpretasi untuk memperoleh data kerentanan bencana dan ancaman bahaya erupsi Gunungapi Sundoro. Analisis data yang digunakan ialah analisis overlay, scoring, dan deskriptif. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh kesimpulan: (1) Masing-masing faktor bahaya, kerentanan, dan kapasitas memiliki pengaruh yang bervariasi terhadap terjadinya bencana. Faktor bahaya dan kerentanan adalah faktor yang dapat meningkatkan tingkat risiko bencana, sedangkan faktor kapasitas adalah faktor yang dapat memperkecil tingkat risiko bencana (2) Tingkat dan sebaran risiko bencana erupsi dibagi menjadi tiga tingkatan yaitu tingkat risiko sedang, rendah, dan sangat rendah. Tingkat risiko sedang dengan luas 146,96 ha mendominasi sebagian wilayah Desa Katekan dan Giripurno. Tingkat risiko rendah dengan luas 1080,52 ha mendominasi sebagian besar wilayah Katekan, Tegalrejo dan Giripurno. Tingkat risiko sangat rendah dengan luas 870,50 ha mendominasi sebagian Desa Purbosari, Tegalrejo, dan Banjarsari. Tingkat risiko sangat rendah juga berada ada di wilayah Desa Medari, Campursari, Manggong, Gondangwinangun, Karanggedong, Kataan, Ngadirejo, Gandu Wetan, Munggangsari, Gejagan, Medari, Pringapus, dan Mangunsari. Kata kunci: Erupsi Gunungapi Sundoro, Risiko Bencana, Kecamatan Ngadirejo Abstrack This study aimed to determine: (1) the influence of the factors hazards, vulnerabilities, and capacities to disasters (2) the level and distribution of risk Sundoro Volcano eruption. This study is a descriptive survey research with quantitative approach. The population in this study is that all of the District Ngadirejo. Samples were taken using purposive sampling method is based on the Volcanic Hazard Map of Sundoro. Data collection methods used are (1) interviews and (2) observations to obtain data on the capacity of disaster, (3) to obtain the documentation and interpretation of data disaster vulnerability and Sundoro Volcanic eruption hazard. Analysis of the data used is the overlay, scoring, and descriptive analysis. Based on the analysis of data obtained conclusions: (1) Each factor of hazards, vulnerabilities, and capacities have varying influence on the occurrence of disaster. Hazard and vulnerability factors can increase the risk of disaster, while the capacity factor is a factor that can reduce the level of disaster risk (2) The level and distribution of eruption risk is divided into three levels of risk level medium, low, and very low. Medium risk level with an area of 146.96 ha is dominated most Katekan and Giripurno Village area. Low risk level with an area 1080.52 ha dominate most areas Katekan, Tegalrejo and Giripurno. Very low risk level with an area of 870.50 ha dominate much of the village Purbosari, Tegalrejo, and Banjarsari. Very low risk level as well be in the region of the village of Medari, Campursari, Manggong, Gondangwinangun, Karanggedong, Kataan, Ngadirejo, Gandu Wetan, Munggangsari, Gejagan, Medari, Pringapus, and Mangunsari. Keywords: Volcanic Eruption of Sundoro, Disaster Risk, District Ngadirejo
Ngadirejo juga memiliki potensi pariwisata yang
PENDAHULUAN Pulau Jawa merupakan salah satu bagian
cukup potensial untuk dikembangkan yaitu
dari ring of fire di Indonesia. Di Pulau Jawa
Komplek
Situs
Liyangan
yang
ditemukan
terdapat rangkaian gunungapi yang memanjang
kembali tahun 2008. Komplek Situs Liyangan
dari barat ke timur. Gunung Sundoro (sebagian
masih mengalami proses ekskavasi oleh para ahli
masyarakat lokal menyebut Gunung Sindoro),
sampai dengan penelitian ini dilaksanakan.
dan Gunung Sumbing merupakan dua gunungapi
Gunung Sundoro merupakan gunungapi
yang terletak pada bagian tengah Provinsi Jawa
tipe A, artinya memiliki catatan aktivitas
Tengah
kegunungapian
tepatnya
pada
perbatasan
antara
semenjak
tahun
1600-an.
Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Temanggung
Gunung Sundoro memiliki ketinggian 3.150
dan Kabupaten Magelang. Kecamatan Ngadirejo
mdpl. Manfaat yang diperoleh dari adanya
di Kabupaten Temanggung ialah salahsatu
gunungapi ini sangat beragam, akan tetapi
wilayah yang terletak di kaki kedua gunungapi
potensi bahaya yang dapat di timbulkan juga
ini.
tidak kalah besar. Aktivitas kegunungapian yang Kondisi Topografi Kecamatan Ngadirejo
sangat
dipengaruhi
Gunung
apabila dibandingankan dengan gunungapi lain
Kecamatan
seperti Gunung Merapi dan Gunung Kelud
Ngadirejo memiliki relief pegunungan dan
dalam jangka 10 tahun terakhir. Menurut V. M.
lembah-lembah. Gunung Sundoro memberikan
Y. Degroot (2009: 71) Gunung Sundoro agak
banyak manfaat pada penduduk yang tinggal di
lebih aktif dari pada Gunung Sumbing yang
bawahnya,
berada di sebelah tenggaranya.
Sundoro.
Hal
oleh
ini
adanya
ditunjukan Gunung Sundoro tidak terlalu besar
menjadikan
termasuk
penduduk
Kecamatan
Ngadirejo. Mereka adalah warga masyarakat
Tercatat terakhir kali Gunung Sundoro
yang rentan karena tinggal terlalu dekat dengan
mengalami peningkatan aktivitas pada akhir
sumber ancaman. Wilayah seperti ini pada
tahun 2011. Pada saat itu status Gunung Sundoro
umumnya mempunyai daya tarik dalam rupa
sempat naik dar aktif normal menjadi Waspada.
tanah yang subur untuk bercocok tanam, mata air
Menurut Thornbury (1969: 16) dalam ilmu
dan pemandangan yang menarik, sehingga
geomorfologi dikenal adanya sebuah konsep
masyarakat senang tinggal dan beraktivitas di
yaitu hukum dan proses fisika yang sama yang
wilayah tersebut. Wilayah Kecamatan Ngadirejo
berlaku saat ini, berlangsung pula sepanjang
tergolong memiliki lahan yang subur, sehingga
waktu geologi meskipun intensitasnya tidak
banyak penduduk yang bekerja pada sektor
selalu sama dengan intensitasnya saat ini. Hal
pertanian.
tersebut menunjukan bahwa Gunung Sundoro
Selain
itu,
wilayah
Kecamatan
dapat mengalami peningkatan aktivitas sewaktu-
kondisi wilayah Kecamatan Ngadirejo baik
waktu atau bahkan terjadinya erupsi meskipun
secara geologis, geomorfologis, dan klimatis
saat ini statusnya aktif normal.
yang sangat potensial mengalami bencana alam
Situs Liyangan yang sekarang menjadi aset
terutama erupsi gunungapi. Dalam jangka satu
berharga pariwisata di Kabupaten Temanggung
dekade
khususnya Kecamatan Ngadirejo juga menjadi
menampakan
petunjuk
Gunung
signifikan. Hasil observasi awal yang dilakukan
Sundoro pada masa lampau. Keunikan situs ini
peneliti menunjukan bahwa ketiadaan aktivitas
ialah
kegunungapian yang signifikan dalam jangka
aktivitas
sebuah
kegunungapian
perdusunan
Mataram
Kuno
terakhir
Gunung
aktivitas
tidak
kegunungapian
waktu
pada masa lalu. Situs Liyangan terkubur kedalam
pengetahuan
beberapa tahapan yaitu terkubur oleh aliran awan
bahaya
panas
material
terjadinya bencana di Kecamatan Ngadirejo
piroklastik pada lapisan yang terletak paling
tidak hanya dipengaruhi oleh faktor bahaya saja,
bawah. Tahap kedua ialah adanya aliran lahar
akan tetapi juga faktor kerentanan dan kapasitas
yang mengubur Situs Liyangan dibuktikan
bencana.
dengan material batu yang tersebar tidak
menyebabkan timbulnya risiko yang harus
beraturan menurut ukurannya. Tahap terakhir
dihadapi penduduk yang hidup di Kecamatan
ialah terkuburnya Situs Liyangan oleh endapan
Ngadirejo
dari debu vulkanik dan lapili. Bukti-bukti
Penanggulangaan bencana memerlukan berbagai
tersebut
sebuah
faktor pendukung antaralain berupa informasi
peristiwa besar yang terjadi pada masa lalu di
mengenai risiko bencana alam. Sampai saat ini
Komplek Situs Liyangan sesuai dengan teori
belum ada kajian secara menyeluruh terhadap
“the present is the key to the past” yang
sebaran tingkat risiko bencana yang ditimbulkan
dikemukakan oleh Thornbury (1969: 17).
oleh adanya erupsi gunungapi di Kecamatan
dibuktikan
mengindikasikan
Kecamatan karakteristik
dengan
adanya
Ngadirejo
wilayah
yang
memiliki
di
menyebabkan
yang
ditemukannya bekas-bekas rumah dan pertanian
yang
lama
Sundoro
penduduk Kecamatan
Potensi
(Nurjanah
kurangnya
mengenai
ancaman
Ngadirejo.
terjadinya
dkk,
Potensi
bencana
2011:
15).
Ngadirejo.
berpotensi
Berdasarkan latar belakang tersebut, salah
menimbulkan risiko bencana yang diakibatkan
satu elemen penting dalam penanggulangan
oleh erupsi gunungapi. Faktor-faktor bahaya
bencana adalah informasi tingkat risiko bencana.
yang berpotensi terjadi di Kecamatan Ngadirejo
Informasi ini dapat dimanfaaatkan sebagai acuan
merupakan suatu keadaan yang tidak dapat
baik pra bencana (mitigasi dan kesiapsiagaan),
diubah. Hal ini merupakan konsekuensi dari
penanganan darurat pada saat bencana, maupun
pemulihan pasca bencana (Sudibyakto, 124:
Penelitian ini menggunakan pendekatan
2011). Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk
kuantitatif dalam melakukan analisis data. Data
mengadakan penelitian kajian tingkat risiko
yang terkumpul selanjutnya akan dianalisis
bencana alam di Kecamatan Ngadirejo dengan
menggunakan teknik scoring dan overlay dalam
“Analisis
Erupsi
Sistem Informasi Geografis (SIG), serta analsis
Gunungapi Sundoro di Kecamatan Ngadirejo
deskripstif untuk menunjukan sebaran tingkat
Kabupaten Temanggung”.
risiko bencana erupsi Gunung Sundoro.
METODE PENELITIAN
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
judul
Risiko
Bencana
Penelitian ini merupkakan penelitian survei
Masing-masing faktor bahaya, kerentanan,
deskriptif. Hasil penelitian ini digunakan untuk
dan kapasitas memiliki karakteristik tersendiri
mengetahui
bahaya,
dalam mempengarhui terjadinya bencana erupsi
kerentanan, dan kapasitas terhadap terjadinya
Gunungapi Sundoro di Kecamatan Ngadirejo.
bencana erupsi Gunung Sundoro dan mengetahui
Faktor bahaya adalah faktor yang berasal dari
tingkat dan sebaran risiko bencana erupsi
alam
Gunung Sundoro di Kecamatan Ngadirejo.
sedangkan faktor kerentanan dan kapasitas
pengaruh
faktor-faktor
yang
sifatnya
tidak
dapat
dirubah,
Populasi dalam penelitian ini ialah seluruh
adalah faktor yang berasal dari penduduk
desa atau kelurahan di Kecamatan Ngadirejo
setempat yang sifatnya dapat dirubah. Faktor
yang termasuk dalam Kawasan Rawan Bencana
bahaya dan kerentanan adalah faktor yang dapat
(KRB)
dalam
meningkatkan tingkat risiko bencana, sedangkan
penelitian ini ditentukan menggunakan teknik
faktor kapasitas adalah faktor yang dapat
purpossive sampling berdasarkan peta KRB
memperkecil tingkat risiko bencana.
Gunung
Sundoro.
Sampel
untuk memperoleh data kapasitas bencana. Penentuan
lokasi
pengembilan
sampel
Berikut ialah pembahasan tingkat dan sebaran pada masing-masing variabel yang
berdasarkan pada luas dan tingkat bahaya
berpengaruh terhadap tingkat risiko bencana.
bencana erupsi di setiap desa atau kelurahan
1.
yang terancam. Data bahaya dan kerentanan merupakan
data
menggunakan dokumentasi, merupakan
sekunder teknik
sedangkan data
primer
yang
diperoleh
interpretasi
dan
data
kapasitas
yang
diperoleh
menggunakan teknik wawancara.
Tingkat dan Sebaran Bahaya pada Bencana Erupsi Gunungapi Sundoro Tingkat dan sebaran Bahaya erupsi Gunung Sundoro dibagi menjadi: a. KRB (Kawasan Rawan Bencana) I 1) Kawasan Rawan Bencana terhadap Aliran Massa (Lahar dan Awan Panas)
Kawasan
rawan
bencana
ke semua arah pada saat terjadi letusan
terbadap aliran massa berupa lahar dan
berupa bom vulkanik berasal dari
kemungkinan
magma dan juga pecahan batuan tua.
perluasan
atau
penyimpangan awan panas. Lahar
c. KRB (Kawasan Rawan Bencana) III
kemungkinan besar dapat terjadi di
1) Kawasan Rawan Bencana terhadap
bagian timur dan timurlaut Gunung
Awan Panas
Sundoro melalui sungai-sungai besar
Berdasarkan data geologi dan
yang mengalir ke arah tersebut.
sejarah
2) Kawasan Rawan Bencana terhadap
masa
lampau
menunjukkan bahwa produk letusan
Lontaran Batu (Pijar) Berdasarkan
kegiatan
Gunung Sundoro didominasi oleh erupsi
Gunung
aliran piroklastik (awan panas) dan
Sundoro di masa silam menunjukan
aliran lava.
bahwa lontaran batu (Pijar) berukuran
Berikut ialah luas masing-masing KRB
maksimum 2 cm dapat mencapai jarak
bencana erupsi Gunung Sundoro di Kecamatan
antara 5-8 km dari pusat erupsi,
Ngadirejo
sedangkan abu letusan dapat mencapai
Tabel 1. Luas Wilayah Terancam per KRB di Kecamatan Ngadirejo Luas % Luas Wilayah Wilayah No. KRB Teranca Teranca m (ha) m Total 1 KRB I 881,21 37,71 2 KRB II 56,00 1.308,73 3 KRB III 6,29 146,96 Jumlah 2.336,90 100,00 Rata-rata 778,97 33,33 Sumber: Analisis Data Sekunder, 2014
jarak lebih dari 8 km. b. KRB (Kawasan Rawan Bencana) II 1) Kawasan Rawan Bencana terhadap Aliran Massa. Kawasan awan bencana terhadap aliran massa Gunung Sundoro di bedakan menjadi dua bagian yaitu: a) Kawasan
Rawan
Bencana
terhadap Aliran Piroklastik (Awan Panas) b) Kawasan
2.
Tingkat dan Sebaran Kerentanan pada Bencana Erupsi Gunung Sundoro
Rawan
Bencana
terhadap Aliran Lava 2) Kawasan Rawan Bencana terhadap Bahan Lontaran dan Hujan Abu Lebat
Tingkat
dan
sebaran
kerentanan
bencana dibagi menjadi: a. Kerentanan Sosial Kerentanan
sosial
terhadap
Bahan lontaran adalah semua
bencana erupsi Gunung Sundoro di
jenis bahan letusan yang di lontarkan
Kecamatan Ngadirejo memiliki dua
tingkat kerentanan. Tingkat kerentanan tinggi
mendominasi
semua
Kerentanan total terhadap bencana
wilayah desa di Kecamatan Ngadirejo,
erupsi Gunung Sundoro di Kecamatan
kecuali Desa Pringapus dan Desa
Ngadirejo
Gejagan
kerentanan. Tingkat kerentanan sangat
yang
hampir
e. Kerentanan Total
memilki
tingkat
kerentanan sedang.
empat
tingkat
tinggi mendominasi di wilayah desa
b. Kerentanan Ekonomi Kerentanan
memiliki
yang terletak relatif lebih dekat dengan
ekonomi
terhadap
Gunung Sundoro seperti Desa Katekan,
bencana erupsi Gunung Sundoro di
Giripurno, Tegalrejo, Purbosari, dan
Kecamatan Ngadirejo memiliki tiga
Banjarsari.
tingkat kerentanan. Tingkat kerentanan
mempengaruhi
tinggi mendominasi di wilayah desa
sangat tinggi di desa-desa tersebut ialah
yang terletak relatif lebih dekat dengan
desa-desa tersebut memiliki tingkat
Gunung Sundoro seperti Desa Katekan,
kerentanan
Giripurno, Tegalrejo, Purbosari, dan
kerantanan fisik, sosial, ekonomi, dan
Banjarsari.
lingkungan.
c. Kerentnan Fisik
Faktor
yang
tingkat
tinggi
paling
kerentanan
pada
variabel
Tingkat Kerentanan tinggi ada di
Kerentanan fisik terhadap bencana
Desa Dlimoyo, Medari, Campursari,
erupsi Gunung Sundoro di Kecamatan
dan
Ngadirejo
Karanggedong, dan Mangunsari. Faktor
memiliki
tiga
tingkat
Manggong.
kerentanan. Tingkat kerentanan tinggi
yang
mendominasi di wilayah Desa Katekan,
kerentanan tinggi di desa-desa tersebut
Giripurno, dan Manggong.
ialah
d. Kerentanan Lingkungan Kerentanan
paling
Gondangwinangun,
mempengaruhi
desa-desa
tersebut
memiliki
tingkat kerentanan tinggi pada variabel lingkungan
kerentanan sosial dan memiliki tingkat
(penggunaan lahan) terhadap bencana
kerentanan
sedang
erupsi Gunung Sundoro di Kecamatan
kerentanan
ekonomi,
Ngadirejo
lingkungan.
memiliki
tingkat
dua
tingkat
kerentanan. Pada setiap desa tersebar
pada
variabel
fisik,
dan
Tingkat kerentanan sedang ada di
dua tingkat kerentanan lingkungan yaitu
Desa
Kataan,
tingkat sedang dan tinggi.
Gondangwinangun,
Karanggedong,
Gandu
Munggangsari.
Wetan,
dan
Ngadirejo,
Faktor
yang
paling
mempengaruhi
Kapasitas
total
terhadap
bencana
tingkat kerentanan sedang di desa-desa
erupsi Gunung Sundoro di Kecamatan
tersebut
tersebut
Ngadirejo memiliki dua tingkat kapasitas.
memiliki tingkat kerentanan sedang
Tingkat kapasitas rendah mendominasi di
pada variabel kerentanan fisik dan
wilayah desa yang terletak relatif lebih dekat
kerentanan
dengan Gunung Sundoro seperti Desa
ialah
desa-desa
rendah
pada
variabel
kerentanan ekonomi.
Katekan dan Giripurno. Faktor yang paling
Tingkat kerentanan rendah ada di
mempengaruhi tingkat kapasitas rendah di
Desa Pringapus dan Gejagan. Faktor
kedua desa tersebut ialah ketiadaan lokasi
yang
pengungsian.
paling
mempengaruhi
tingkat
Kedua
desa
tersebut
kerentanan rendah di desa-desa tersebut
merupakan desa yang paling dekat jaraknya
ialah
memiliki
dengan puncak Gunung Sundoro, sehingga
tingkat kerentanan rendah dan sebagian
apabila terjadi erupsi warga kedua desa akan
kecil sedang pada semua variabel
mengungsi ke desa-desa yang terletak di
kerentanan baik fisik, sosial, ekonomi,
bagian timur desa tersebut.
desa-desa
tersebut
dan lingkungan.
Tingkat kapasitas sedang ada di Desa
Berikut ialah luas masing-masing tingkat
Tegalrejo, Purbosari, Banjarsari, Dlimoyo,
kerentanan bencana erupsi Gunung Sundoro di
Medari,
Campursari,
Kecamatan Ngadirejo.
Karanggedong,
Tabel 2. Luas Wilayah Terancam pada Setiap Tingkat Kerentanan di Kecamatan Ngadirejo
Gondangwinangun, Karanggedong, Gandu
Luas % Luas No Tingkat Wilayah Wilayah . Kerentanan Teranca Teranca m (ha) m Total 1 Sangat Tinggi 1.775,19 53,30 2 Tinggi 636,84 19,12 3 Sedang 660,52 19,83 4 Rendah 258,12 7,75 Jumlah 3.330,66 100,00 Rata-rata 832,67 25,00 Sumber: Analisis Data Sekunder, 2014
Faktor yang paling mempegaruhi tingkat
Tingkat
dan
Sebaran
Kapasitas
Bencana Erupsi Gunung Sundoro
pada
Ngadirejo,
Wetan, Munggangsari dan Mangunsari.
kapasitas sedang di desa-desa tersebut ialah keberadaan lokasi pengungsian. Hal ini dikarenakan desa-desa tersebut terletak lebih jauh dari puncak Gunung Sundoro, sehingga apabila terjadi erupsi desa-desa tersebut lebih
layak
untuk
dijadikan
lokasi
pengunungsian daripada Desa Katekan dan Giripurno.
3.
Kataan,
Manggong
Berikut ialah luas masing-masing tingkat kapasitas bencana erupsi Gunung Sundoro di Kecamatan Ngadirejo.
di wilayah KRB II yang memiliki ancaman bahaya lebih rendah dibandingkan KRB III. Tingkat risiko sangat rendah mendominasi
Tabel 3. Luas Wilayah Terancam pada Setiap Tingkat Kapasitas di Kecamatan Ngadirejo Luas Wilayah Tingkat Kapasitas Teranca m (ha) 1 Rendah 992,42 2 Sedang 2.338,24 Jumlah 3.330,66 Rata-rata 1.665,33 Sumber: Analisis Data Primer, 2014
No .
% Luas Wilayah Teranca m Total 29,80 70,20 100,00 50,00
sebagian
Desa
Purbosari,
Tegalrejo,
dan
Banjarsari. Tingkat risiko sangat rendah juga berada ada di wilayah Desa Medari, Campursari, Manggong, Gondangwinangun, Karanggedong, Desa Kataan, Ngadirejo, Karanggedong, Gandu Wetan,
Munggangsari,
Gejagan,
Medari,
Pringapus, dan Mangunsari. Faktor yang paling mempengaruhi ialah sebagian besar wilayah dengan tingkat risiko sangat rendah berada di
Berdasarkan tingkat dan sebaran bahaya,
wilayah
KRB
I.
Faktor
lain
yang
juga
kerentanan, dan kapasitas bencana tingkat risiko
mempengaruhi ialah tingkat kerentanan yang
dibagai menjadi tiga yaitu sedang, rendah, dan
didominasi dari tingkat kerentanan sangat rendah
sangat
sedang
sampai rendah. Selain itu, tingkat kapasitas di
mendominasi sebagian wilayah Desa Katekan
wilayah dengan tingkat risiko sangat rendah ini
dan
memiliki tingkatan rendah.
rendah.
Tingkat
Giripurno.
Faktor
risiko
yang
paling
mempengaruhi ialah sebagian wilayah yang
Berikut ialah luas masing-masing tingkat
memiliki tingkat risiko sedang di kedua desa
risiko bencana erupsi Gunung Sundoro di
tersebut merupakan wilayah KRB III yang
Kecamatan Ngadirejo.
memiliki ancaman bahaya paling tinggi apabila
Tabel 4. Luas Wilayah Terancam pada Setiap Tingkat Risiko di Kecamatan Ngadirejo Luas % Luas Wilayah Wilayah No. Tingkat Risiko Teranca Teranca m (ha) m Total 1 Sedang 146,96 7,00 2 Rendah 1080,52 51,50 3 Sangat Rendah 870,50 41,49 Jumlah 2.097,98 100,00 Rata-rata 699,33 33,33 Sumber: Analisis Data Primer dan Sekunder, 2014
terjadi erupsi Gunungapi Sundoro. Faktor lain yang mempengaruhi ialah dominasi tingkat kerentanan sangat tinggi dan tingkat kapasitas yang rendah di wilayah ini. Tingkat
risiko
rendah
mendominasi
wilayah besar wilayah Desa Katekan, Tegalrejo dan Giripurno. Wilayah dengan tingkat risiko rendah ini memiliki tingkat kerentanan sangat tinggi dan kapasitas rendah, akan tetapi sebagian besar wilayah dengan tingkat risiko tinggi berada