http://www.karyailmiah.polnes.ac.id
ANALISIS PENERIMAAN BERSIH USAHA TANAMAN PADA PETANI NENAS DI DESA PALARAN SAMARINDA H. Sabri Nurdin (Staf Pengajar Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda) Abstrak Sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya penerimaan bersih yang diperoleh para petani nenas yang ada di Desa Palaran Samarinda, sehingga dapat dijadikan bahan masukan atau informasi bagi semua pihak, khususnya bagi para petani yang berada di daerah setempat untuk menentukan kebijakan-kebijakan dalam sektor pertanian di Desa Palaran Samarinda, atau dapat pula dijadikan sebagai bahan acuan khusus untuk penelitian selanjutnya. Dengan menggunakan teori ekonomi produksi dapat diketahui bahwa: Per masa tanam Penerimaan dan hasil penjualan 20 responden petani tanaman nenas adalah sebesar Rp.204.637.500 dengan rata-rata per responden sebesar Rp.10.231.875,Biaya total produksi sebesar Rp.14.738.500 dengan rata-rata per responden sebesar Rp.736.925,- Sedangkan keuntungan atau pendapatan bersih yang diperoleh petani tanaman nenas adalah sebesar Rp. 189.899.000 dengan rata-rata sebesar Rp.9.494.950,Nilai rata-rata total revenue (X1) lebih besar dan nilai rata-rata total cat produksi (X2) atau sebesar Rp.10.231.875 > Rp.736.925 dan t hitung > t tabel atau sebesar 2,084 > 1,729, dengan demikian hipotesis diterima. Sehingga dapat dikatakan bahwa pendapatan bersih petani tanaman nenas di Desa Palaran Samarinda memberikan keuntungan yang nyata atau signifikan. Kata kunci : Total Revenue, Total Cost, Profit, Tanaman Nenas.
PENDAHULUAN
rakyat banyak serta menciptakan landasan yang kuat bagi pembangunan selanjutnya.
Dalam rangka mengisi pembangunan di Indonesia, maka semua potensi dipergunakan dan dimanfaatkan untuk lebih meningkatkan pembangunan itu sendiri, khususnya di bidang perekonomian. Hal ini menyebabkan pemerintah melakukan usaha-usaha dengan lebih menggiatkan pembangunan disegala bidang kehidupan masyarakat yang tujuannya pencapaian kemakmuran rakyat. Pembangunan dilakukan secara terpadu, terkait, terencana dan berkesinambungan.
Sasaran utama yang hendak dicapai dalam pembangunan jangka panjang adalah terciptanya landasan yang kuat bagi Bangsa Indonesia untuk tumbuh dan berkembang atas kekuatan sendiri menuju masyarakat adil dan makmur, dan sasaran pembangunan jangka panjang dibidang ekonomi adalah terciptanya struktur ekonomi yang seimbang dengan titik berat pada bidang industri yang didukung oleh bidang pertanian yang kuat yang akan dicapai secara bertahap.
Dinyatakan pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia seutuhnya, yang mempunyai tujuan dan sasaran untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan
Untuk dapat mencapai keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi, maka salah satu sektor yang perlu dikembangkan adalah sektor baik untuk industri dalam negeri yang terus berkembang maupun untuk meningkatkan pendapatan devisa
Riset / 1415
JURNAL EKSIS
Vol.6 No.1, Maret 2010: 1267 – 1266
dari sektor-sektor pertanian. Disamping itu pembangunan pertanian juga harus memperluas kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan petani, pekebun, peternak dan nelayan, mendorong pemerataan pembangunan daerah dengan tetap memperhatikan kelestarian sumber daya alamnya. Pembangunan pertanian di Kalimantan Timur melalui pendekatan sistem tani di dasarkan pada potensi yang dimiliki dengan menitik beratkan pada pembangunan sub sektor pertanian diarahkan untuk meningkatkan usaha melalui penerapan usaha tani. Sejalan dengan pembangunan yang terus dilaksanakan dan diupayakan peningkatannya, salah satu Wilayah di Samarinda ini tepatnya di Desa Palaran Samarinda, pembangunan pertanian juga terus diusahakan peningkatannya baik dari segi kuantitas maupun dari segi kualitasnya. Untuk itulah dengan melihat kondisi di Desa Palaran Samarinda maka perlu sekali kiranya suatu konsep pemikiran untuk mengusahakan peningkatan produksi nenas dengan penggunaan faktor-faktor produksi yang lebih efisien seiring dengan terus meningkatnya kebutuhan akan buah nenas untuk setiap harinya peningkatan produksi nenas yang penggunaan faktor-faktor produksi yang lebih efisien selain untuk membantu kebutuhan masyarakat akan buah nenas, diharapkan pula akan menjadi peningkatan terhadap pendapatan / penerimaan petani. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan hasil produksi terus dilakukan untuk memantapkan swasembada yang dilaksanakan antara lain: peningkatan mutu intensifikasi dengan memperluas pengendalian hama terpadu, memperluas lahan, perbaikan tata guna air dan pengembangan investasi. Selain itu, usaha-usaha yang tidak kalah pentingnya dalam peningkatan produksi usaha tani yaitu dengan peningkatan pemenuhan akan sarana produksi seperti pupuk, benih, dan lain-lain. Usaha penelitian dalam memperoleh bibit unggul, penggunaan pupuk buatan maupun pupuk alam juga ditingkatkan, peningkatan pelaksanaan penyuluhan baik sistem organisasi maupun pelaksanaannya oleh para penyuluh pertanian. Bertitik tolak dan latar belakang yang telah diuraikan tersebut diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : Seberapa besar Penerimaan bersih yang diperoleh petani dari hasil usaha tanaman nenas di Desa Palaran Samarinda. Sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya penerimaan bersih yang diperoleh para petani nenas yang ada di Desa Palaran Samarinda. Selanjutnya kegunaan dari penelitian ini
JURNAL EKSIS Vol.6 No.1, Maret 2010: 1100 – 1266
adalah merupakan bahan masukan atau informasi bagi semua pihak, khususnya bagi para petani yang berada di daerah setempat untuk menentukan kebijakan-kebijakan dalam sektor pertanian di Desa Palaran Samarinda, atau dapat pula dijadikan sebagai bahan acuan khusus untuk penelitian selanjutnya.
TINJAUAN PUSTAKA Teori Ekonomi Mikro Pada hakekatnya teori ekonomi mikro sering juga disebut dengan teen harga atau price theory yang berhubungan dengan individu atau rumah tangga, produsen dan pasar. Dengan bekerjanya sistem harga ini, ekonomi mikro juga mencoba melihat alokasi dari sumber daya serta distribusi pendapatan, juga mempelajari tingkah laku dan proses pengambilan keputusan dari unit-unit individu dalam perekonomian yang terdiri dari rumah tangga, perusahaan dan industri, serta hubungan di antara mereka. Dalam hubungan tersebut, maka terjadilah suatu arus dimana perseorangan atau rumah tangga mengkonsumsi barang-barang dan jasa-jasa, sedangkan perusahaan atau industri memproduksi barang-barang dan jasa-jasa tersebut. Salah satu komponen dari beberapa arus tersebut merupakan hal yang pokok dipelajari dalam teori ekonomi mikro adalah hal-hal yang menyangkut dengan masalah produksi, yaitu bagaimana mengalokasikan sumber daya atau Faktor-faktor produksi tersebut untuk berbagai alternatif. Teori Produksi Kebutuhan manusia itu pada dasarnya sangat besar jumlah dan jenisnya, tidak ada seorangpun yang dapat meramalkan, jumlah dan jenis barang mana yang dibutuhkan oleh seseorang, sehingga dapat dikatakan kebutuhan manusia itu tak terbatas. Untuk memuaskan kebutuhannya, manusia sangat memerlukan barang dan jasa. Dalam usaha untuk memuaskan kebutuhannya itu manusia dihadapkan pada kenyataan bahwa barang-barang dan jasa-jasa itu pada dasarnya sangat terbatas jumlahnya, karena faktor-faktor produksi yang ada harus dipadukan secara seksama, teratur dan serasi agar diperoleh penciptaan barang-barang dan jasa-jasa yang sebesar-besarnya. Faktor produksi tenaga kerja, dalam pengertian ekonomi meliputi semua daya upaya manusia, baik jasmaniah maupun rohaniah yang
Riset / 1416
http://www.karyailmiah.polnes.ac.id dipergunakan dalam proses produksi. Batasan ini mempunyai arti yang lebih luas karena meliputi semua kegiatan semua bagian dalam proses produksi pada suatu bidang usaha.
Dengan demikian, angka penerimaan penjualan adalah yang paling penting dalam masalah maksimalisasi keuntungan. Penerimaan produksi total akan ditentukan oleh harga produk dan jumlah produk yang terjual.
Faktor produksi skill, sebenarnya adalah suatu jenis tenaga yang terdapat dalam pengertian umum, oleh karena keterampilan ini merupakan tenaga kerja yang khusus. Skill disini adalah kemampuan seorang untuk mengkombinasikan ketiga faktor produksi di atas.
Sedangkan menurut Sofyan Assauri, mendifinisikan total revenue sebagai berikut: Total revenue dalam hal ini adalah besarnya penerimaan total yang diterima oleh perusahaan/produsen dari penjualan produk yang di produksinya.”
Dari uraian di atas jelaslah terlihat bahwa dalam usaha menciptakan dan menambah nilai suatu barang dan jasa sebagaimana yang telah dinyatakan di atas diperlukan suatu proses produksi dan dalam wujudnya merupakan usaha pengkombinasian dari beberapa faktor produksi, yang berarti adanya hubungan fungsional didalam proses produksi.
Tujuan Perusahaan dalam memproduksi barang adalah agar memperoleh pendapatan dari penjualan output sebagai sumber penerimaan utama atau revenue. Revenue yang berarti penerimaan adalah sebagai jumlah yang diperoleh dari penjualan sejumlah output yang dihasilkan seorang produsen atau perusahaan. Penerimaan atau revenue, adalah penghasilan dari penjualan barang-barang atau barang-barang dagangan.
“Hubungan antara faktor produksi dengan hasil produksi ini lazim disebut dengan hubungan input-output atau hubungan pengeluaran dan pemasukan.”
Penerimaan total atau total revenue pada umumnya dapat didefinisikan sebagai penerimaan dari penjualan barang-barang yang diperolch pcnjuai. Penerimaan total adalah sama banyaknya dengan satuan barang yang terjual dikalikan dengan harga penjualan tiap satuan atau dirumuskan sebagai berikut:
Hubungan antara tinggi basil produksi (output) dengan besarnya faktor produksi (input) dapat dituliskan sebagai berikut :
Y f (x) Dimana : Y = Output (basil produksi )
R = P.X R = Penerimaan total P = Harga tiap satuan barang X Banyaknya barang yang terjual
X = Input (Input faktor-faktor produksi) Jika persamaan tersebut dibaca maka Y (output) adalah fungsi dari X (input), atau output tergantung dari input. Jadi fungsi produksi itu sendiri adalah hubungan antara input dengan output.
Biaya Produksi
Penerimaan Hasil Usaha Besarnya penerimaan hasil usaha tergantung dari jumlah barang yang dapat dihasilkan dan harga jual diperoleh. Tinggi rendahnya harga di pasaran tidaklah selalu dapat dikuasai atau ditentukan oleh si pengusaha itu sendiri. Akan tetapi biaya produksi (cost) sedikit banyak dapat diatur sendiri. Seluruh jumlah pendapatan yang diterima oleh perusahaan dari menjual barang yang diproduksikannya dinamakan hasil penjualan total (TR) yaitu dari perkalian total revenue.” Menurut Richard A. Bilas dalam Buku Ekonomi Mikro menjelaskan : ”Penerimaan produksi total adalah penerimaan penjualan total dikurangi dengan biaya penjualan. Ini adalah penerimaan penjualan yang diberikan kepada bagian produksi dari perusahaan.”
Riset / 1417
Dalam kegiatan produksi untuk mengubah input menjadi output, perusahaan atau perseorangan tidak hanya menentukan input apa saja yang diperlukan, tetapi juga harus mempertimbangkan harga dari input tersebut yang merupakan biaya produksi dari output. Produksi menunjuk pada jumlah input yang dipakai dan jumlah fisik output yang dihasilkan, sedangkan biaya produksi menunjukkan pada perolehan input tersebut (nilai uangnya). Dalam ilmu ekonomi biaya adalah nilai dari faktor-fak-tor produksi yang dipergunakan untuk menghasilkan barang dan jasa. Dalam hal penggunaan faktor-faktor produksi perusahaan memerlukan pengeluaran yang disebut dengan biaya produksi, sebagai pengorbanan untuk mendapatkan output yang diinginkan. Biaya merupakan faktor utama dalam menentukan jumlah barang atau jasa yang akan dijual. Dalam ilmu ekonomi biaya diartikan sebagai semua pengorbanan yang perlu untuk suatu proses
JURNAL EKSIS
Vol.6 No.1, Maret 2010: 1267 – 1266
produksi, dinyatakan dalam uang menurut harga pasar yang berlaku.” Menurut Sofyan Assauri, pengertian biaya adalah: “Biaya adalah pengorbanan atau pengeluaran yang tidak dapat dihindarkan untuk menghasilkan/memproduksi suatu barang atau memasarkannya.” Sedangkan menurut Sadono Sukirno dalam buku Mikro Ekonomi yaitu: “Ongkos produksi dapatlah didefinisikan sebagai semua pengeluaran yang dilakukan oleh firma untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barangbarang yang diproduksikan firma tersebut.” Ongkos produksi yang dikeluarkan dapatlah dibedakan menjadi dua jenis ongkos yaitu : Ongkos eksplisit adalah pengeluaran-pengeluaran perusahaan atau perseorangan yang berusaha pembayaran dengan uang untuk mendapatkan faktor-faktor produksi dan bahan mentah yang dibutuhkan firma. Ongkos tersembunyi (imputed cost) adalah taksiran pengeluaran keatas faktorfaktor produksi yang dimiliki oleh firma itu sendiri. Menurut T. Gilarso yang dimaksud dengan biaya implisit dan eksplisit adalah: Biaya implisit adalah biaya yang secara ekonomis harus ikut diperhitungkan sebagai biaya produksi, meskipun tidak dibayar dalam bentuk uang. Misalnya upah tenaga kerja sendiri. Biaya eksplisit adalah semua pengeluaran yang dipergunakan untuk membayar faktor produksi, bahan bahan, transport, energi dan sebagainya. Dalam proses produksi biaya dapat dibedakan menjadi biaya tetap dan biaya variabel.
tingkat output termasuk biaya bahan baku, gaji dan bahan bakar termasuk pula semua biaya yang tidak tetap.” Apabila kita menghasilkan atau memproduksi dan memasarkan sejumlah barang atau jasa tertentu, maka kita mengeluarkan dan mengorbankan sejumlah biaya yang disebut dengan biaya total (total cost). Jadi biaya total (total cost) adalah sejumlah biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi dan atau memasarkan sejumlah barang atau jasa. Menurut Richard G. Lipsey, Peter 0. Seiner dan Douglas D. Purvis, dalam buku Pengantar Ekonomi Mikro menyebutkan: Biaya total (total cost) adalah biaya total untuk menghasilkan tingkat keluaran tertentu. Pada dasarnya ongkos total dibagi menjadi dua bagian yaitu ongkos tetap total (total fixed cost) dan ongkos variabel total (total variabel cost). Ongkos tetap total adalah keseluruhan ongkos yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor produksi yang tidak dapat diubah jumlahnya. Contohnya membeli mesin, mendirikan bangunan pabrik merupakan faktor produksi yang dianggap tidak mengalami perubahan dalam jangka pendek. Ongkos variabel total adalah keseluruhan ongkos yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor produksi yang dapat berubah jumlahnya. Sedangkan menurut Budiono dalam buku Mikro Ekonomi mengatakan bahwa : Total Fixed Cost (1`EC) atau ongkos tetap total adalah jumlah ongkos-ongkos yang tetap dibayar perusahaan (produsen) berapapun tingkat outputnya. Jumlahnya TFC adalah tetap untuk setiap tingkat output. (misalnya : penyusutan, sewa gedung dan sebagainya).
Biaya tetap adalah biaya yang berkenaan dengan penggunaan aset tetap, seperti mesin. Biaya ini dalam bentuk depresiasi. Suatu ciri depresiasi adalah bahwa depresiasi adalah biaya yang diperhitungkan, tetapi tidak dikeluarkan, melainkan masuk dalam cadangan perusahaan atau perseoragan. Biaya variabel merupakan pengeluaran bagi bahan mentah dan tanaga. Berbeda dengan biaya tetap yang tidak dipengaruhi oleh volume produksi, biaya variabel sejalan dengan volume produksi.
Total Variabel Cost (TVC) atau ongkos variabel total, adalah jumlah ongkos-ongkos yang berubah menurut tinggi rendahnya output yang diproduksikan. (misalnya : upah tenaga kerja, ongkos pembelian bahan baku, ongkos angkut dan sebagainya).
Paul A. Samuelson dan William D. Nordhaus dalatn buku Mikro Ekonomi menjelaskan: “Biaya tetap (fixed cost) merupakan total Rupiah yang harus dikeluarkan perusahaan, walaupun tidak berproduksi, biaya tetap tidak dipengaruhi oleh setiap perubahan kuantitas output.
Keuntungan
Biaya variabel (variabel cost) merupakan biaya yang bervariasi sesuai dengan perubahan
Hasil penjualan suatu barang adalah merupakan penerimaan perusahaan atau dikenai
JURNAL EKSIS Vol.6 No.1, Maret 2010: 1100 – 1266
Total Cost (TC) atau ongkos total adalah penjumlahan kedua biaya baik ongkos tetap total maupun ongkos variabel total. TC = TFC + TVC
Suatu pengusaha akan menerima suatu keuntungan atau menderita kerugian tergantung pada harga produknya dan ongkos rata-rata untuk menghasilkan suatu tingkat output tertentu.
Riset / 1418
http://www.karyailmiah.polnes.ac.id dengan istilah total revenue (TR) dai n apabila dikurangi dengan total cost yang dikeluarkan oleh perusahaan, maka jumlah selisihnya merupakan keuntungan atau kerugian.
Jadi dapat diartikan bahwa pendapatan yang diperoleh, dari hasil pengorbanan baik itu jasa maupun hasil penjualan tidak hanya bisa diukur dalam jangka waktu tertentu, tapi bisa dalam seminggu, sebulan, setahun ataupun jangka waktu lainnya.
Jadi keuntungan (profit) adalah total penerimaan perusahaan (total revenue) dikurangi dengan total biaya (total cost) yang dikeluarkan untuk memproduksi output. Biasa profit diberi notasi IT ;totus revenue (TR) ; total cost (TC), maka:
TR TC
= = = =
Sedangkan pendapatan menurut Ace Partadiredja diartikan bahwa : Pendapatan adalah sesuatu yang diterima berupa upah dan gaji sebagai balas jasa tenaga, sewa sebagai balas jasa tanah, bunga sebagai balas jasa modal dan keuntungan sebagai balas jasa kewiraswastaan (entrepreneur).
TR-TC Profit Harga dikalikan jumlah produksi yang dijual Biaya rata-rata per unit dikalikan jumlah produk yang dihasilkan
Teori Pendapatan Pendapatan merupakan salah satu indikator kemakmuran, baik suatu Negara yang diukur dari sudut pendapatan nasional maupun pendapatan individu yang diukur dari pendapatan per kapita. Pendapatan dapat diukur dengan menggunakan uang yang kita peroleh biasanya berasal dari hasil penjualan, upah sebagai tenaga kerja, hasil penyewaan barang, hasil pemberian jasa ataupun dari cara yang lainnya. Dari hasil pendapatan kita tersebut akhirnya kita bisa gunakan untuk keperluan sehari-hari dengan mengkonsumsinya, ataupun kita tabung sebagai persiapan terhadap keperluan kita yang akan datang. Jenis pekerjaan atau pendapatan seseorang dapat saja berbeda dengan lainnya, karena hasil tergantung pada keuletan dan produktivitas seseorang individu dalam usahanya mewujudkan segala bentuk pendapatan. Berkaitan dengan hal ini Sigit Purnomo mengemukakan sebagai berikut Tinggi rendahnya pendapatan seseorang tergantung pada : a) b) c) d)
Kecakapan dan kegiatan bekerja. Keahlian dan keuletan bekerja. Kesempatan kerja yang tersedia. Banyak sedikitnya modal yang digunakan dan e) Kekayaan yang dimiliki. Menurut Kadariah dalam bukunya yang berjudul Analisis Pendapatan Nasional, mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan pendapatan adalah Terdiri dari penghasilan berupa upah, gaji, bunga, deviden, keuntungan dan merupakan suatu arus barang yang diukur dalam suatu jangka waktu umpamanya seminggu, sebulan, setahun atau suatu jangka waktu yang lebih lama.
Riset / 1419
Dari kedua pendapatan diatas dapat disimpulkan bahwa pendapatan adalah suatu hasil yang berupa barang atau uang yang diperoleh sebagai upah/gaji, bunga, keuntungan yang diukur dalam jangka waktu tertentu misalnya seminggu, sebulan, setahun atau dalam suatu jangka waktu yang pendek atau panjang. Pendapatan ini diperoleh akibat penggunaan dari pada kekayaan atau jasa yang dimiliki oleh sesorang atau badan usaha. Merupakan hal yang lazim jika pendapatan yang diterima setiap orang itu berbeda-beda, karena hal tersebut tergantung pada keahlian dan keuletan seseorang dalam berusaha. Upaya manusia dalam meningkatkan pendapatannya antara lain dengan meningkatkan produktifitas kerja, menambah modal, menambah jam kerja dan lain sebagainya. Kesemua faktor-faktor di atas sangat mempengaruhi tingkat pendapatan seseorang. Pendapatan itu sendiri dapat dibedakan menjadi dua klasifikasi yaitu: a. Pendapatan Nominal, yaitu pendapatan yang berupa uang. b. Pendapatan Nyata yaitu pendapatan sejumlah barang dan jasa yang dibeli dengan pendapatan nominal. Secara keseluruhan bila kita membicarakan tentang pendapatan dan masalah produksi, kita tidak lepas membicarakan tentang pendapatan nasional. Pendapatan Nasional maupun pendapatan per kapita dapat dijadikan ukuran kemakmuran atau keadaan ekonomi suatu masyarakat atau bangsa. Pendapatan sering pula dipakai untuk ukuran atau cermin dari kekuatan dan kemampuan ekonomi seseorang baik memproduksi maupun mengkonsumsi barang-barang dan jasa dalam jangka waktu tertentu. Selanjutnya Richard G. Lipsey dalam bukunya menyebutkan untuk menghitung nilai barang dan jasa yang diciptakan oleh suatu
JURNAL EKSIS
Vol.6 No.1, Maret 2010: 1267 – 1266
perekonomian terdapat tiga cara yang dapat digunakan yaitu :
Pendekatan dari segi pendapatan Dalam pendekatan ini, pendapatan nasional diperoleh dengan cara menjumlahkan pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang digunakan untuk mewujudkan pendapatan nasional.
Pendekatan dari segi pengeluaran, Dengan cara ini pendapatan nasional dihitung dengan menjumlahkan pengeluaran keatas barangbarang dan jasa yang diproduksi dalam Negara tersebut.
Pendekatan dari segi produksi, Dengan cara ini pendapatan nasional dihitung dengan menjumlahkan nilai produksi barang atau jasa yang diwujudkan dalam berbagai sektor dalam perekonomian.
Menurut Paul A. Samuelson terdapat lima istilah dalam perhitungan pendapatan nasional, yaitu :
GNP (Gross National Product), atau produksi nasional bruto NNP (Net Nasional Product), atau produksi nasional bersih N I (National Income), atau pendapatan nasional P I (Personal Income), atau pendapatan perseorangan DPI (Disposible Personal Income), atau pendapatan perseorangan netto.
Produk Nasional Bruto (GNP) adalah produksi total suatu Negara atau output barangbarang serta jasa jasa dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun), yang dinilai menurut harga pasar dalam bentuk uang. Produk Nasional Netto (NNP) adalah nilai pasar semua barang dan jasa yang dihasilkan sebuah perekonomian didalam satu tahun, setelah dikurangi penyusutan untuk pemakaian barangbarang modal. Pendapatan Nasional (NI) adalah pendapatan agregat dan pada tenaga kerja dan hak milik yang timbul dari produksi barang dan jasa yang berlangsung dalam suatu perekonomian. Pendapatan Perseorangan (PI) adalah pendapatan yang dihasilkan oleh atau dibayarkan kepada perorangan sebelum dikurangkan dengan pajak penghasilan perorangan. Pendapatan Perseorangan Netto (DPI) adalah pendapatan yang mengandung pengertian siap untuk dikonsumsi, yaitu pendapatan perseorangan bruto setelah dikurangi pajak penghasilan perseorangan.
JURNAL EKSIS Vol.6 No.1, Maret 2010: 1100 – 1266
Seperti dikatakan sebelumnya bahwa faktor keseluruhan yang telah digunakan dalam proses produksi, diberikan imbalan jasa, yakni sewa tanah untuk modal, upah dan gaji untuk tenaga kerja, dan keuntungan untuk pengusaha. Kesemua balas jasa itu kembali kemasyarakat sebagai pendapatan. Definisi Konsepsional Untuk memberikan gambaran tentang penelitian serta gagasan yang jelas mengenai variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini, maka diberikan batasan konsepsional sebagai berikut :
Biaya produksi terdiri atas biaya yang dikeluarakan oleh suatu perusahaan atau perseorangan untuk memperoleh sumbersumber atau faktor-faktor produksi (input) untuk menghasilkan produknya (output). Ongkos total adalah merupakan penjumlahan dari total biaya tetap dan total biaya variabel untuk berbagai tingkat output.'' Penerimaan (revenue) adalah hasil uang yang diterima oleh suatu perusahaan dari penjualan barang-barang (goods) dan jasa-jasa (services) yang dihasilkannya. Keuntungan atau profit adalah perbedaan yang timbul ketika pendapatan (total revenue) suatu perusahaan lebih besar dari biaya total (tow! cost).
Hipotesis Berdasarkan permasalahan dan kerangkan teoritis yang telah diajukan, diduga bahwa petani nenas di Desa Palaran Samarinda memperoleh penerimaan bersih yang signifikan.
METODE PENDEKATAN Definisi Operasional Untuk memberikan penjelasan path indikator-indikator yang digunakan pada penelitian ini, dan dalam usaha pemecahan masalah dengan baik sesuai dengan judul penulisan, maka selanjutnya konsep-konsep yang telah dikemukakan terlebih dahulu secara operasional dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Penerimaan Penerimaan disini adalah pendapatan yang diterima oleh petani nenas dari hasil penjualan yang dihitung dalam satu musim tanam. 2. Keuntungan Keuntungan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keuntungan bersih petani yang diperoleh dari selisih total penerimaan tersebut dengan seluruh total Biaya dalam proses prouuksi. 3. Produksi
Riset / 1420
http://www.karyailmiah.polnes.ac.id Produksi yang dimaksud adalah banyaknya jumlah atau hasil produksi petani nenas di Desa Palaran Samarinda . 4. Biaya Produksi Yang dimaksud biaya produksi disini adalah semua biaya-biaya yang dikeluarkan petani nenas dalam usahanya selama satu musim tanam/ panen, dimana biaya itu terdiri dan biaya tetap dan biaya tidak tetap : a. Biaya tetap (Fixed Cost) adalah biaya yang dikeluarkan seperti : biaya pembelian peralatan, penyusutan peralatan. b. Biaya tidak tetap (Variabel cost) adalah biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi seperti upah tenaga kerja, biaya bahan baku, biaya angkut bahan baku, dan lainlain. Jangkauan Penelitian Jangkauan penelitian ini meliputi : Masalahmasalah yang diteliti terbatas pada masalah produsen tanaman sayur nenas, inti pembahasan yang menghitung bagaimana cara mengoptimalkan pendapatan bersih petani nenas di Desa Palaran Samarinda. Populasi dan Sampel Penulis dalam melakukan penelitian ini di dukung dengan data skunder yaitu penelitian kepustakaan dan data primer yaitu penulis turun langsung kelapangan guna mendapatkan keterangan yang pasti dengan cara melakukan wawancara langsung kepada responden yaitu para petani nenas. Adapun banyaknya sampel yang diambil yaitu 22% dari jumlah petani nenas yang ada di Desa Palaran Samarinda.
Untuk melakukan menggunakan metode Sampling.
penelitian ini penulis Purposive Random
Menurut Sutrisno Hadi dalam bukunya yang berjudul Metodologi Riset mengatakan : Dalam purposive sampling pemilihan sekelompok subjek berdasarkan atas ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang dipandang mirip. Sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Sebutan purposive menunjukkan bahwa teknik ini digunakan untuk tujuan-tujuan tertentu. 40 Purposive sampling didasarkan atas informasi yang mendahului (Proviouse Knowledge) tentang kedaan populasi dan informasi ini harus tidak lagi diragu-ragukan, masih samar-samar, atau masih berdasarkan dugaan-dugaan atau kira-kira dan peneliti secara intensional hanya mengambil daerah atau kelompok kunci (Key Areas, key group, or key cluster). Tidak semua daerah, group area atau cluster dalam populasi akan diwakili dalam sample-sampel penyelidikan. Alat Analisis dan Pengujian Hipotesis Sesuai dengan hipotesis yang telah dikemukakan terlebih dahulu maka profit (keuntungan) adalah total revenue dikurangi dengan total cost, yang secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :
Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang di dapat dari hasil penelitian lapangan pada petani nenas yang berada di Desa Palaran Samarinda. Teknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan dalam memperoleh dan mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Penelitian Lapangan (Field Work Research), yaitu melakukan penelitian lapangan untuk mendapatkan data-data primer dengan menggunakan beberapa teknik yaitu: a. Observasi, dalam hal ini penulis mengumpulkan data dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung pada objek yang diteliti. b. Wawancara, cara ini dilakukan dengan tanya jawab secara langsung kepada responden dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah disusun
Riset / 1421
berdasarkan masalah dan tujuan dari penelitian. 2. Penelitian Kepustakaan (Library Research), yaitu dengan mengadakan beberapa orientasi dan berbagai informasi yang tertuang dalam literatur atau buku-buku ilmiah lainnya, yang berhubungan dengan permasalahan yang akan dibahas.
= TR - TC
Dimana : = Profit atau keuntungan dari penjualan nenas. TR = Total Revenue adalah penerimaan total dari hasil penjualan nenas TC = Total Cost, yaitu biaya total yang dikeluarkan untuk produksi nenas Untuk menghitung biaya yang dikeluarkan, digunakan rumus sebagai berikut : TC = TFC + TVC Dimana : TFC = Total Fixed Cost atau total biaya tetap. TVC = Total Variabel Cost atau total biaya tetap Sedangkan untuk mengetahui total revenue rata-rata, total cost rata-rata dan keuntungan ratarata digunakan rumus sebagai berikut :
JURNAL EKSIS
Vol.6 No.1, Maret 2010: 1267 – 1266
X1
1 xi ....................41 n i 1
Kemudian menjadi :
rumus
tersebut
hipotesis apabila t hitung (t h ) lebih kecil dari pada t tabel dimodifikasi
(t1 )
H 0 : TR TC : t h t t , maka hipotesis diterima.
1 X 1 x1 n 1 X 2 x2 n
H1 : TR TC : t h t t , maka hipotesis ditolak HASIL PENELITIAN
Dimana:
Gambaran Umum Daerah Penelitian
x1 x2
= rata-rata total revenue
a. Letak Wilayah dan Goegrafis
= rata-rata total cost = jumlah sampel
Desa Palaran adalah salah satu desa yang berada di Samarinda Seberang Kota Samarinda, yang mana lokasinya berada ±10 - 15 Km arah timur laut dari Ibu Kota Propinsi Kalimantan Timur (Samarinda). Desa ini merupakan area pertanian yang memiliki relatif tanah bervariasi mulai dari dataran rendah (tanah rawa-rawa) hingga perbukitan terjal, dengan struktur tanah beraneka ragam seperti jenis tanah podsolid (kekuningkuningan), gambut, tanah liat dan jenis latosol (tanah kehitam-hitaman).
n
Selanjutnya untuk mengetahui tingkat kebenaran hipotesis yang menyatakan bahwa total revenue Iebih besar dari total cost digunakan uji t (uji beda) dengan rumus sebagai berikut:
t
( x1 x 2 ) (u1 u 2 ) n1n2 (n1 n2 2 ..............42 2 2 n1 n2 n1 S1 n2 S 2
Daerah Desa Palaran secara administratif termasuk dalam Wilayah Kecamatan Samarinda Seberang Kota Samarinda, sebagian besar penduduk bermata pencaharian sebagai petani.
Dimana
u1 u 2 0 x1 Total revenue rata rata n1 jumlah observasi x1 n2 jumlah observasi x2 s1 Variasi dari x1
1klim dan Cuaca Suhu udara rata-rata 33 C dengan curah hujan rata-rata di daerah ini sekitar 936 mm / tahun, dengan iklim tropis.
s2 Variasi dari x2 Untuk mencari varians dari masing-masing sampel digunakan rumus sebagai berikut :
S
n
1 ( x1 x1 ) 2 ................43 n 1 i 1 Sehubungan
dengan
penelitian
S 2 dimodifiaksi menjadi : 1 S ( x1 x1 ) 2 n 1 1 S22 ( x2 x 2 )2 n 1 2 1
Dalam analisis dan pembahasan diasumsikan bahwa : t tabel berada pada daerah kritis = 0,05 dengan derajat kebebasan sebesar n1 n2 1 secara satu arah.
Topografi Keadaan topografi desa Palaran sebagian besar merupakan daerah perbukitan dengan jenis tanah yang terdiri dari tanah alluvial dan padzolik merah kuning yang merupakan bahan endapan dan batuan beku. Keadaan Penduduk Keadaan penduduk daerah desa Palaran, berdasarkan data sampai akhir tahun 2007 tercatat sejumlah 13.633 jiwa, yang terdiri dari 7.155 jiwa berjenis kelamin laki-laki atau 52,61% dan 6.460 jiwa berjenis kelamin wanita atau 47,4% dari jumlah total penduduk di desa Palaran Bila kita melihat kebanyakan penduduk di desa Palaran bermata pencaharian sebagai petani dan selebihnya adalah PNS (Pegawai Negeri Sipil), swasta, buruh, dan sebagainya. Untuk lebih jelasnya lagi dapat kita lihat pada tabel berikut:
Kriteria menerima hipotesis apabila t hitung
(t h ) lebih besar daripada t tabel (t1 ) dan menolak
JURNAL EKSIS Vol.6 No.1, Maret 2010: 1100 – 1266
Riset / 1422
http://www.karyailmiah.polnes.ac.id ada sebagian petani tanaman nenas melakukan pengairan dengan sistem irigasi dan irigasinya hanya bersifat lokal dari sungai-sungai kecil yang ada di daerah tersebut. e. Penyiangan Agar tanaman nenas dapat hidup dengan baik dan tidak kekurangan zat-zat makanan, maka gulma atau tanaman pengganggu (rumput-rumput liar) harus disiangi atau dibuang. Cara yang dilakukan petani dengan mencabut rumput atau disemprot dengan obat-obatan herbisida (obat pembunuh gulma). f.
Pemupukan tanaman nenas biasanya dilakukan dua kali, yang pertama pada saat tanaman berumur 1 minggu dan yang kedua setelah tanaman mencapai umur 7 minggu, dengan tujuan untuk menambah zat-zat dan unsur-unsur makanan untuk pertumbuhan batang dan pembuatan buah.
b. Keadaan Sektor Pertanian Tanaman Nenas Peralatan Pertanian Dalam aktivitas bercocok taman nenas, penduduk di desa Palaran Samarinda masih sangat sederhana dalam hal penggunaan peralatan atau tergolong menggunakan sistem tradisional. Peralatan – peralatan yang digunakan petani nenas itu antara lain : cangkul untuk mengolah lahan, parang / sabit untuk membersihkan rumput, garu, gembor, lingga dan sprayer. Peralatan – peralatan ini digunakan sesuai dengan fungsinya masing-masing. c. Tahap-tahap bercocok tanam nenas 1. Persiapan lahan Sebelum dilakukan pengolahan lahan, langkah awal yang harus dilakukan petani adalah penebasan rumput (pembersihan). Kemudian pencangkulan atau pembajakan tanah yang mana petani di daerah ini masih menggunakan sistem tradisional, lalu para petani membuat gulatan (menggunakan tanah), penggemburan dan penyiraman. 2. Persemaian Hampir bersamaan waktu dengan pengolahan lahan, petani juga mulai membuat tempat persemaian. Tempat persemaian ini juga diolah sedemikian rupa sehingga benih nenas mudah untuk tumbuh dan agar sesuai biasanya dapat berproduksi sampai dengan 15 kali terhitung dari masa tanam sampai dengan pada akhirnya tanaman nenas mati. d. Penggairan Untuk memenuhi kebutuhan air dalam bercocok tanam tanaman nenas di desa Palaran Samarinda secara umum tergantung dari air hujan
Riset / 1423
Pemupukan
Jenis pupuk yang digunakan petani tanaman nenas di desa Palaran Samarinda adalah Urea, KCL, ZA, Pupuk Kandang, INK mutiara. g. Pengendalian Hama Untuk pengendalian hama para petani melakukan penyemprotan insectisida, yang fungsinya tidak lain adalah mencegah / menghindari terjadinya gagal panen yang diakibatkan oleh serangan hama tanaman nenas. h. Panen Setelah 4 bulan tanaman nenas sudah dapat dipetik. Cara yang digunakan petani pada saat memetik tanaman nenas masih tradisional, yang dilakukan para petani tanaman nenas pada saat panen seluruh hasil panen dikumpulkan dalam satu wadah/tempat yang biasanya berbentuk keranjang yang telah disediakan. i.
Hambatan-hambatan dalam bercocok tanam tanaman nenas
Hambatan-hambatan utama yang dihadapi para petani nenas di kelurahan lempake kecamatan Samarinda utara adalah faktor alam misalnya curah hujan yang tidak menentu sehingga untuk lahan yang letaknya agak rendah sering terendam air. Masalah berikutnya hama dan penyakit tumbuhan. j.
Data Produksi, Biaya Produksi, Penerimaan Keuntungan
Bertitik tolak pada tujuan penelitian yang telah diuraikan pada bab-bab terdahulu maka kegiatan penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan data primer sebagai bahan analisa dan pembahasan antara lain:
JURNAL EKSIS
Vol.6 No.1, Maret 2010: 1267 – 1266
1. Sampel yang diambil Telah dijabarkan pada metode pendekatan yang telah dikemukakan, dimana jumlah sampel yang akan diambil adalah sebanyak 20 orang responden di Desa Palaran Samarinda. Pada tabel berikut ini akan dilihat data responden petani tanaman nenas berdasarkan luas lahan, umur, dan tingkat pendidikan.
Biaya Produksi Biaya produksi disini adalah semua biayabiaya yang dikeluarkan oleh petani tanaman nenas dalam usahanya memproduksi tanaman nenas selama satu masa tanam. Hasil Produksi Tanaman Nenas. Produksi tanaman nenas adalah banyaknya jumlah tanaman nenas yang dihasilkan oleh petani tanaman nenas yang kemudian langsung dijual pada pembeli, mereka biasanya menjual ke pasar atau bisa juga pembeli yang langsung datang ketempat penanaman nenas. Dari data yang diperoleh para petani tanaman nenas menjual dengan harga Rp.2.500,- / Biji Data produksi tanaman nenas dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 3 :
Produksi Tanaman Nenas di desa Palaran Samarinda Tahun 2007.
JURNAL EKSIS Vol.6 No.1, Maret 2010: 1100 – 1266
Dalam penelitian ini biaya produksi yang dikeluarkan untuk tanaman nenas dibagi menjadi dua yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap. Biaya Tetap (Fixed Cost) Biaya yang besar kecilnya tidak tergantung oleh besar kecilnya produksi yang harus dikeluarkan. Biaya tersebut adalah biaya penyusutan peralatan yang diperoleh dari penyusutan alat-alat yang digunakan dalam menanam tanaman nenas yaitu alkon. Perhitungan biaya penyusutan ini didasarkan pada harga peralatan tersebut dibagi dengan umur ekonomis dari peralatan tersebut. Masa pakai untuk alkon adalah 20 tahun. Dari hasil penelitian diketahui total biaya penyusutan peralatan ke 20 responden adalah sebesar Rp. 1.200.000,- per tahun (lampiran 2). b. Biaya Tidak Tetap Biaya tidak tetap yaitu biaya yang besar kecilnya tergantung dari besar kecilnya produksi: 1) Pembelian Bibit: Pembelian bibit, dalam penelitian ini diketahui total biaya pembelian bibit yang dikeluarkan oleh 20 responden adalah sebesar Rp. 3.234.000,per masa tanam (lampiran 3) 2) Biaya Pupuk dan Obat-obatan; Biaya pupuk adalah biaya pembelian pupuk ke 20 responden yaitu jenis Urea adalah sebesar a.
Riset / 1424
http://www.karyailmiah.polnes.ac.id Rp. 8.539.500,- (lampiran 4). Sedangkan untuk obat-obatan petani tanaman nenas menggunakan 3 jenis obat-obatan yaitu Dithane, Puradon dan Score yang mana penggunaannya berdasarkan fungsinya masing-masing, total biaya untuk pembelian obat-obatan adalah sebesar Rp. 1.765.000,-(lampiran 5). Dengan demikian total biaya produksi yang dikeluarkan dalam proses produksi adalah sebesar Rp.14.738.500,-Total biaya produksi ini merupakan penjumlahan total biaya tetap dan total biaya tidak tetap dapat dilihat pada tabel berikut:
Somber Data
: Diolah dari data primer.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN Analisis Untuk dapat memecahkan permasalahan yang telah dikemukakan dan sekaligus membuktikan kebenaran hipotesis yang telah diajukan di muka, maka diperlukan analisa data yang diperoleh. Data yang akan dianalisis adalah sebagai berikut: Penerimaan Penerimaan (revenue) adalah pendapatan dari usaha tanaman nenas selama satu masa tanam. Penerimaan dari penjualan tanaman nenas yang diterima oleh 20 responden petani tanaman nenas adalah sebesar Rp. 204.637.500,-(lampiran 6) d. Keuntungan Keuntungan adalah pendapatan bersih dari tanaman nenas selama satu masa tanam setelah dikurangi total biaya dalam proses produksi. Dari hasil perhitungan diketahui pendapatan bersih atau keuntungan yang diperoleh dari 20 responden petani tanaman nenas adalah sebesar Rp.189.899.000,-. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut: c.
1. Penerimaan Total (Total Revenue) dari Tanaman Nenas Dari hasil penelitian dapat diketahui penerimaan total dari tanaman nenas yang ada di Desa Palaran Samarinda adalah jumlah penerimaan dari hasil penjualan tanaman nenas. Penerimaan dari hasil penjualan tanaman nenas ke 20 responden adalah sebesar Rp. 204.637.500,- (lihat tabel 10). Untuk rata-rata penerimaan total ( X 1 ) dari 20 responden adalah:
1 x1 n 1 x Rp.204.637.500 20
X1
= Rp.10231.875 Jadi rata-rata penerimaan total untuk satu masa tanam adalah sebesar Rp. 10.231.875 per responden. 2. Biaya Total Produksi (Total Cost) dari Tanaman Nenas.
Riset / 1425
JURNAL EKSIS
Vol.6 No.1, Maret 2010: 1267 – 1266
Untuk mengetahui biaya total produksi yang dikeluarkan dari tanaman nenas yang ada dengan menghitung jumlah biaya tetap (total fixed cost) dan jumlah biaya tidak tetap (total variabel cost). Biaya total produksi tanaman nenas ke 20 responden adalah sebesar RP.14.738.500 (lihat tabel 10). Kemudian untuk mengetahui rata-rata biaya total produksi (X2) adalah:
X1
1 x2 n
1 x Rp.14.738.500 20
= Rp. 736.925 Jadi rata-rata biaya total produksi tanaman nenas dari 20 responden adalah sebesar Rp.736.925 per masa tanam.
t
Rp.10.231.875 Rp.736.925 20x20(20 20 2) 20 20 20x538.500 20x499.715
Untuk nilai t tabel ( ; n - 1) = t ( 0,05 ; 20 - 1 ) Yaitu : ( 0,05 ; 19) = 1,729 (dari t tabel) Kriteria pengujian hipotesis : Ho diterima bila t hitung t tabel Ho ditolak dan menerima t hitung, bila t hitung t tabel Dari jumlah di atas diketahui X1 X2 atau (Rp.10.231.875 - Rp.736.925) dan nilai hitung t hitung t tabel atau (2,084 1,729), sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan menerima H1. Hal ini berarti bahwa hipotesis yang mengatakan bahwa petani tanaman nenas memperoleh keuntungan secara nyata dapat diterima.
3. Penerimaan Bersih atau Keuntungan (Profit) dari Tanaman Nenas. Untuk mengetahui penerimaan bersih atau keuntungan yang diperoleh dari 20 responden tanaman nenas adalah dengan menggunakan rumus: = TR – TC = 204.637.500 – 14.738.500 = 189.899.000 Jadi penerimaan bersih atau keuntungan dari 20 responden petani tanaman nenas untuk satu masa tanam adalah sebesar Rp.189.899.000. Dengan rata-rata keuntungan per masa tanam adalah sebesar Rp.9.494.950 (lihat tabel 10) Dari hasil perhitungan diatas menunjukkan bahwa penerimaan total responden tanaman nenas lebih besar dari biaya total yang dikeluarkan. Hal ini dikatakan menguntungkan secara ekonomis. Untuk membuktikan benar atau tidaknya pernyataan tersebut maka digunakan uji hipotesis, yaitu uji t (uji beda) sebagai berikut:
t
X1 X 2 n 1S12 n 2S 22
n 1 n 2 (n 1 n 2 2) n1 n 2
Dengan varians adalah
S12
1 n 1
(X
1
X1 )
1 x Rp.10.231.500 20 1
= Rp.538.500
S22
1 n 2 1
(X
1
X 2 )
1 x Rp.9.494.575 20 1
= Rp.499.715 Maka ;
JURNAL EKSIS Vol.6 No.1, Maret 2010: 1100 – 1266
Pembahasan Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap 20 petani responden tanaman nenas di Desa Palaran Samarinda diketahui penerimaan total yang diperoleh untuk masa tanam 2007 adalah sebesar Rp.204.637.500 dengan rata-rata per responden Rp.10.231.875 per masa tanam. Besarnya biaya produksi yang harus dikeluarkan selama masa tanam produksi adalah sebesar Rp.14.738.500 dengan rata-rata biaya total produksi per responden adalah sebesar Rp.736.925 per masa tanam. Jadi besarnya keuntungan yang diperoleh ke 20 responden adalah sebesar : Rp.204.637.500 - Rp.14.738.500 = Rp.189.899.000 untuk satu masa tanam. Dengan rata-rata keuntungan sebesar Rp.9.494.950 per masa tanam. Dari hasil analisis terhadap data yang diperoleh, diketahui bahwa X1 X2 atau Rp.10.231.875 - Rp.736.925 dan t hitung t tabel atau sebesar 2,084 > 1,729. Hal ini sesuai dengan hipotesis yang diajukan dimuka. Dengan demikian petani tanaman nenas di Desa Palaran Samarinda memberikan keuntungan yang secara statistik dinyatakan bermakna nyata (signifikan). Namun patani tanaman nenas di Desa Palaran Samarinda masih mengalami berbagai kendala dalam melakukan perkembangan pertaniannya. Kendala-kendala tersebut antara lain adalah kurangnya managemen dalam mengelola usaha pertaniannya tersebut dan sulitnya untuk memperluas pemasaran, selain sistem pertanian yang masih menggunakan metode tradisional. Untuk mengantisipasi kendalakendala tersebut diperlukan peranan atau
Riset / 1426
http://www.karyailmiah.polnes.ac.id keikutsertaan dari pihak pemerintah atau instansi terkait yang langsung turun tangan untuk memberikan pelatihan managemen bagi peningkatan usaha pertanian yang ada di Desa Palaran khususnya dan Kota Samarinda pada umumnya. Dengan cara memberikan penyuluhan kepada para petani tentang perlunya suatu managemen dalam mengelola usaha pertanian, dan perlu kiranya keterlibatan pihak swasta terutama dalam hal permodalan dan jaminan pemasaran untuk mengembangkan usaha pertanian tanaman nenas di Kota Samarinda. Dengan adanya antisipasi terhadap berbagai kendala yang menghambat perkembangan usaha pertanian tersebut maka diharapkan usaha-usaha pertanian yang ada di Kota Samarinda ini menjadi lebih baik dalam hal managemen usahanya, keterampilan atau metode penanaman dan memiliki daerah pemasaran yang lebih luas lagi.
Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, maka dapat disarankan hal-hal sebagai berikut: 1. Melihat besarnya pendapatan bersih yang diterima para petani tanaman nenas sangat menguntungkan, nampaknya usaha tanaman nenas ini sangat baik untuk dipertahankan dan ditingkatkan. 2. Peran instansi yang terkait untuk memberikan pelatihan manajemen bagi peningkatan usaha kecil dan menengah, dengan memberikan penyuluhan kepada mereka tentang perlunya suatu manajemen dalam mengelola suatu usaha kecil dan menengah. 3. Perlu kiranya keterlibatan pihak swasta terutama dalam hal permodalan dan jaminan pemasaran untuk mengembangkan usaha tanaman nenas di Kota Samarinda. 4. Perlu jalinan dan pemeliharaan persatuan dalam satu lembaga yang kuat diantara pengusaha dan eksportir agar dapat menembus pasar yang lebih luas lagi.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Pada bab terakhir ini adalah merupakan penyajian beberapa kesimpulan dan saran-saran yang berhubungan dengan hasil penelitian tentang “Analisis Profitabilitas Petani Tanaman Nenas di Desa Palaran Samarinda .” Berdasarkan data yang didapat dan dianalisis yang dilakukan oleh penulis, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Penerimaan dan hasil penjualan 20 responden petani tanaman nenas adalah sebesar Rp.204.637.500 dengan rata-rata per responden sebesar Rp.10.231.875 per masa tanam. 2. Dalam satu masa tanam produksi tanaman nenas mengeluarkan biaya total produksi sebesar Rp.14.738.500 dengan rata-rata per responden sebesar Rp.736.925 per masa tanam. 3. Sedangkan keuntungan atau pendapatan bersih yang diperoleh petani tanaman nenas adalah sebesar Rp. 204.637.500 Rp.14.738.500 = Rp. 189.899.000 atau bila di rata-ratakan adalah sebesar Rp.9.494.950 per masa tanam. 4. Nilai rata-rata total revenue (X1) lebih besar dan nilai rata-rata total cat produksi (X2) atau sebesar Rp.10.231.875 > Rp.736.925 dan t hitung > t tabel atau sebesar 2,084 > 1,729, dengan demikian hipotesis diterima. 5. Sehubungan dengan hal tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pendapatan bersih petani tanaman nenas di Desa Palaran Samarinda memberikan keuntungan yang nyata atau signifikan.
Riset / 1427
DAFTAR PUSTAKA Ace Partadiredja, 1990, Pengantar Ekonomika, BPFE, Yogyakarta. Anto Dayan, 1997, Pengantar Metode Statistik, Jilid II, LP3ES, Jakarta. Bruce R. Beattie dan C. Robert Taylor, 1993, Ekonomi Produksi, Gadjah Mada University. CE. Bisshop dan WD. Toussant, 1990, Pengantar Ekononu Pertanian, Mutiara, Jakarta. Cristopher Pass & Briyan Lowes, Kamus Lengkap Ekonomi, Edisi Kedua, Penerbit Erlangga, Jakarta. Kaslan A. Tohir, 1990, Ekonoml Selayang Pandang, Jilid II, Sumur, Bandung. Kadariah, 1991, Analisls Pendapatan Nasional, Bina Aksara, Jakarta. Marsudi Djojodipuro,1991, Teori Harga, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Mubyarto, 1995, Pengantar Ekonomi Pertanian, Cetakan Keempat, LP3ES, Jakarta. Paul A. Samuelson dan William D. Nordhaus,1996, Mikro Ekonomi, Edisi Keempat Belas, Erlangga, Jakarta. Richard A. Bilas, 1992, Ekonomi Mikro, PT. Rineka Cipta, Jakarta.
JURNAL EKSIS
Vol.6 No.1, Maret 2010: 1267 – 1266
Richard
G. Lipsey, 1993, Pengantar Makro Ekonomi, PT. Gebra Aksara Pratama, Jakarta.
Richard H. Lewftwich, 1991, Mikro Ekonomi, Terjemahan St. Djianjung, Penerbit PT. Bina Aksara, Jakarta. Sigit Purnomo dkk,1990, Ekonomi Umum 11, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan RI, Jakarta. Sri Mulyono, 1996, Matematika Ekonomi, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Safyan Assauri,1992, Matematika Ekonomi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Sofyan Assauri, 1991, Manajemen Produksi, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Soekartawi dkk,1990, Ilmu Usaha Tani dan Penelitian Untuk Pengembangan Petani Kecil, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta. Sumitro Djojohadikusumo, 1990, Sumber Daya Kelautan Indonesia, Jilid I, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta. Sutrisno Hadi, 2001, Metodologi Riset, Jilid 1, Penerbit Andi Yogyakarta, Cetakan ke 32. T. Gilarso,1991, Dunia Ekonomi Kita 2A, Harga dan Pasar, Kanisius, Yogyakarta. Winardi, 1996, Kamus Ekonomi Indonesia-Inggris, Alumni, Bandung.
JURNAL EKSIS Vol.6 No.1, Maret 2010: 1100 – 1266
Riset / 1428