ANALISIS PANGSA PASAR MINUMAN TEH DALAM KEMASAN DENGAN METODE RANTAI MARKOV
DEVI ANGRAINI
DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Pangsa Pasar Minuman Teh dalam Kemasan dengan Metode Rantai Markov adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2014 Devi Angraini NIM G54070048
ABSTRAK DEVI ANGRAINI. Analisis Pangsa Pasar Minuman Teh dalam Kemasan dengan Metode Rantai Markov. Dibimbing oleh BUDI SUHARJO dan HADI SUMARNO. Pertumbuhan ekonomi pada era globalisasi menuntut setiap perusahaan baik yang bergerak dalam bidang industri maupun jasa untuk mampu bersaing dengan perusahaan lainnya. Industri minuman ringan merupakan salah satu jenis industri yang memiliki potensi untuk berkembang. Dengan banyaknya perusahaan minuman teh dalam kemasan dan merek-merek minuman teh dalam kemasan yang bermunculan saat ini, mengakibatkan konsumen semakin teliti dan kritis. Adanya pesaing yang berpotensi memasuki pasar merupakan tantangan bagi perusahaan yang harus dihadapi. Oleh karena itu perusahaan perlu memantau secara periodik pangsa pasarnya dan produk pesaing-pesaingnya. Dalam tulisan ini prediksi pangsa pasar produk dilakukan dengan menggunakan metode rantai Markov. Kata kunci: pangsa pasar, rantai Markov.
ABSTRACT DEVI ANGRAINI. Analysis of Market Share in the Packaged Tea Beverage with the Markov Chain Method. Supervised by BUDI SUHARJO and HADI SUMARNO. In the era of economic globalization, companies require to compete with other companies. Soft drink industry has a potential to grow with a number of companies that produce bottle tea drinks making costumers more critical and careful in the selection process. The existence of potential competitors to enter the market is a challenge for companies. Therefore companies need to periodically monitor its market share and competitors products in order to analyze the products and determine the market share of the market. In this study the market share of product was determined using the Markov Chain method. Keywords: market share, Markov Chain.
ANALISIS PANGSA PASAR MINUMAN TEH DALAM KEMASAN DENGAN METODE RANTAI MARKOV
DEVI ANGRAINI
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Departemen Matematika
DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
Judul Skripsi : Analisis Pangsa Pasar Minuman Teh dalam Kemasan dengan Metode Rantai Markov Nama : Devi Angraini NIM : G54070048
Disetujui oleh
Dr Ir Budi Suharjo, MS Pembimbing I
Dr Ir Hadi Sumarno, MS Pembimbing II
Diketahui oleh
Dr Toni Bakhtiar, M Sc Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Penyusunan karya ilmiah ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Keluargaku tercinta : Syamsuri (bapak) dan N. Julaeha (umi), kakakku Desi Ismayanti, adikku Tri Indra Setiawan, kakak iparku H. Ahmad Ari Yusri Hadi, keponakanku M. Zidan Hudori, dan keluarga besarku atas doa, dukungan, motivasi, kerja keras dan kasih sayangnya. 2. Dr. Ir. Budi Suharjo, MS. selaku dosen pembimbing I atas semua ilmu, kesabaran, motivasi dan bantuan selama penulisan skripsi ini. 3. Dr. Ir. Hadi Sumarno, MS. selaku dosen pembimbing II atas semua ilmu, saran dan motivasinya. 4. Ir. Ngakan Komang Kutha Ardana, M.Sc. selaku dosen penguji atas ilmu dan sarannya. 5. Semua dosen Departemen Matematika atas semua ilmu yang telah diberikan. 6. Keluarga besar dan staf Departemen Matematika: Pak Yono, Bu Susi, Bu Ade, Mas Hery, Mas Deni. 7. Luky Wijaya atas dukungan dan motivasinya. 8. Teman-teman Math 44: Devina, Qurrotul, Wenti, Istiti, Sari, Tyas, Imam, Sholihudin, Lukman, Ruhiyat, Siska, Lilis, Eka, Aqil, Tendhy, Lina, Zaenal, Dian, Yogie, Copa, Fani, Ikhsan, Pandi, Eny, Aze, Ncel, Aswin, Della, Tanti, Dika. Ali, Arina, Cita, Rofi, Lili, Ima, Denda, Abe, Indin, Nurus, Ucu, Puying, Ririh, Na’im, Ipul, Iresa, Lugina, Wahyu, Fani Kodok, Yuli, Mutia, Diana, Masayu, Rachma, Fitri, Endro, Ayung, Lingga, Yanti, Sri, Iam, Nurul Ain, Ayum, Fajar, Tita, Nadiroh, Anis, Ruhi, Pepi, dan Atik. 9. Teman-teman Departemen Matematika: Adam, Beni, Ridwan, Gita, Ka David, Ka Sapto, dan lain-lain. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi dunia ilmu pengetahuan khususnya Matematika dan menjadi inspirasi bagi penelitian-penelitian selanjutnya.
Bogor, Mei 2014 Devi Angraini
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian LANDASAN TEORI Analisis Rantai Markov Matriks Probabilitas Transisi Probabilitas Transisi n-step Vektor Keadaan (State Vektor) Limit Peluang pada Rantai Markov Populasi dan Penentuan Sampel Populasi Sampel Jenis dan Sumber Data Data Primer Data Sekunder Kuesioner (Angket) Skala Likert Wawancara Analisis Kuantitatif Atribut-Atribut Dasar dalam Pengukuran Kepuasan Konsumen Uji Reliabilitas HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Reliabilitas Karakteristik Responden Karakteristik Pembelian Analisis Rantai Markov SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
i iii iv 1 13 3 4 4 4 5 5 6 6 6 6 6 7 7 7 7 8 8 8 9 10 10 11 11 13 15 18 18 19 19 21
DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Tingkat Konsumsi Teh Masyarakat Indonesia Tahun 20002005 Tabel 1.2 Pangsa Pasar Teh Siap Minum dalam Kemasan 2008-2011 Tabel 2.1 Skor/ Nilai Tingkat Kepentingan Tabel 2.2 Dimensi Kualitas pada Minuman Teh Botol Sosro Tabel 3.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 3.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Tabel 3.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Tabel 3.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Tempat Tinggal Tabel 3.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Sumber Informasi Tentang Teh Botol Sosro Tabel3.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Tempat Pembelian Teh Botol Sosro Tabel 3.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Rata – Rata Konsumsi Teh Botol Sosro Tabel 3.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Keputusan Pembelian Teh Botol Sosro Tabel 3.9 Karakteristik Responden Berdasarkan Pemberi Pengaruh dalam Pembelian Teh Botol Sosro Tabel 3.10 Pola Perpindahan Merek dari Satu Merek ke Merek Lainnya Tabel 3.11 Probabilitas Transisi Tabel 3.12 Prediksi Proporsi Konsumsi Minuman Teh dalam Kemasan
1 3 8 9 12 12 12 13 13 14 14 15 15 16 17 17
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Lampiran 2. Lampiran 3. Lampiran 4.
Uji Reliabilitas Hasil Perkalian Matriks Kejadian dengan Matriks Probabilitas Transisinya untuk Prediksi Pangsa Pasar Limit Peluang Kuesioner
21 22 23 24
PENDAHULUAN Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi dalam era globalisasi menuntut setiap perusahaan baik yang bergerak dalam bidang industri maupun jasa untuk mampu bersaing dengan perusahaan lainnya. Industri minuman ringan merupakan salah satu jenis industri yang memiliki potensi yang amat besar untuk berkembang. Sejalan dengan meningkatnya permintaan konsumen akan produk tersebut, maka terbuka peluang bagi para pengusaha khususnya industri minuman ringan untuk menyediakan kebutuhan tersebut. Minuman ringan (soft drink) adalah minuman yang tidak mengandung alkohol, merupakan minuman olahan dalam bentuk bubuk atau cair yang mengandung bahan makanan dan bahan tambahan lainnya, baik alami maupun sintetik yang dikemas dalam kemasan siap untuk dikonsumsi (Euromonitor 2004). Minuman ringan terdiri dari dua jenis, yaitu minuman ringan dengan karbonasi dan minuman ringan tanpa karbonasi. Menurut Euromonitor (2004), situasi industri minuman ringan di Indonesia selama tahun 2002 sampai 2005 terbilang cukup dinamis. Hal ini ditandai dengan cukup beragamnya produk minuman ringan yang tersedia di pasar. Salah satu jenis produk minuman ringan yang cukup dikenal di Indonesia adalah minuman teh dalam kemasan yang hingga saat ini banyak dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Menurut hasil lembaga riset antara lain AC Nielsen, Mars dan Swa, sejak tahun 1999 hingga saat ini tingkat penetrasi pasar untuk teh mencapai lebih dari 95%. Hal ini menunjukkan bahwa setiap anggota masyarakat Indonesia hampir telah atau pernah mengkonsumsi minuman teh. Data dari Food and Agriculture of The United Nations (FAO) pada tahun 2005 menunjukkan bahwa konsumsi masyarakat terhadap teh cenderung mengalami peningkatan pada tahun 2000 sampai 2005. Tingkat konsumsi teh masyarakat Indonesia dapat dilihat pada Tabel 1.1. Tabel 1.1 Tingkat Konsumsi Teh Masyarakat Indonesia Tahun 2000 sampai 2005 Tahun Konsumsi (per 1000 ton) 2000 70.84 2001 69.37 2002 68.79 2003 68.90 2004 69.48 2005 70.17 a
Sumber: Food and Agriculture of The United Nations (2007).
Minuman teh dalam kemasan adalah minuman yang mengandung kafein, sebuah infusi yang dibuat dengan cara menyeduh daun, pucuk daun, atau tangkai daun yang dikeringkan dari tanaman Camellia sinensis dengan air panas dan dikemas dengan pembungkus dari plastik, kertas atau botol. Di Indonesia
2
minuman teh dalam kemasan mudah diperoleh baik di warung kecil hingga pusat perbelanjaan di kota besar. Dengan banyaknya perusahaan minuman teh dalam kemasan dan merek-merek minuman teh dalam kemasan yang bermunculan saat ini, mengakibatkan konsumen semakin teliti dan kritis dalam memilih minuman teh dalam kemasan yang sesuai dengan kebutuhannya. Tingginya tingkat persaingan industri minuman khususnya minuman teh dalam kemasan yang semakin beragam akan mempengaruhi tingkat keputusan pembelian konsumen. Beragam rasa dan merek minuman dalam kemasan bermunculan dan terus bersaing sesuai dengan pasarnya masing-masing dan konsumen akan dihadapkan pada berbagai jenis minuman dengan variasi yang berbeda. Produk yang berkualitas dengan harga bersaing merupakan kunci utama dalam memenangkan persaingan, yang pada akhirnya akan dapat memberikan nilai kepuasan yang lebih tinggi kepada pelanggan. Pelanggan kini memiliki tuntutan nilai yang jauh lebih besar dan beragam karena pelanggan dihadapkan pada berbagai pilihan berupa barang maupun jasa yang dapat mereka beli. Dalam hal ini penjual harus memberikan kualitas produk yang dapat diterima, karena apabila tidak, pelanggan akan segera beralih kepada pesaing. Adanya pesaing yang berpotensi memasuki pasar merupakan tantangan bagi perusahaan yang harus dihadapi. Oleh karena itu perusahaan perlu memantau secara periodik posisi produknya terhadap produk pesaing-pesaingnya guna menganalisis pangsa pasar produknya dan mengetahui perubahan pasar yang terjadi. PT. Sinar Sosro merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam industri teh. Perusahaan ini merupakan perusahaan pelopor minuman teh dalam botol. Perusahaan ini memproduksi dan memperkenalkan teh botol pada tahun 1970 dengan merek Teh Cap Botol. Pada tahun 1974, terjadi pergantian desain botol dari kemasan lama menjadi kemasan yang dikenal sampai saat ini dan kemasan kotak merek Teh Botol Sosro diluncurkan pada tahun 1981. Kesuksesan yang diraih oleh Teh Botol Sosro pada saat itu diikuti dengan munculnya pemain baru dalam industri minuman teh dalam kemasan. Akibatnya banyak merek teh dalam kemasan botol muncul dan timbul persaingan antar produsen. Adapun merek-merek minuman teh dalam kemasan yang saat ini sedang berkembang yaitu Teh Sosro, Frestea, Fruit Tea, Tekita, Teh Kotak Ultrajaya. Dengan berbagai macam rasa dan kemasan yang berbeda serta keunggulan masing-masing produk ditawarkan kepada konsumen dalam rangka memenangkan persaingan. Adanya fenomena tersebut menyebabkan pelanggan dihadapkan pada berbagai pilihan produk yang pada akhirnya bisa memungkinkan pelanggan untuk beralih ke merek lain, terlebih lagi jika merek tersebut membuat suatu perubahan dan menawarkan karakteristik produk yang lebih unggul dari berbagai sudut atributnya. Persaingan berbagai merek teh dalam kemasan membuat perusahaan lebih berhati-hati dalam merancang strategi pemasarannya. Salah satu cara agar dapat merebut pangsa pasar adalah dengan memperoleh pelanggan sebanyakbanyaknya. Perusahaan akan berhasil memperoleh pelanggan dalam jumlah yang banyak apabila dinilai dapat memberikan kepuasan bagi pelanggan. Pelanggan yang puas akan mudah didorong menjadi loyal. Mempertahankan pelanggan yang ada umumnya akan lebih mudah dibandingkan dengan akuisisi pelanggan karena biaya untuk menarik pelanggan baru bisa lima kali lipat dari biaya mempertahankan seorang pelanggan yang sudah ada (Kotler 2000). Jadi
3 mempertahankan pelanggan sama dengan mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Berikut ini disajikan data mengenai pangsa pasar teh siap minum dalam kemasan antara tahun 2008 dan 2011. Tabel 1.2
Pangsa Pasar Teh Siap Minum dalam Kemasan Tahun 2008 sampai 2011 Pangsa Pasar Merek 2008 2009 2010 2011 Teh Sosro 79.2% 77.7% 72.0% 70.8% Fresh Tea 6.2% 5.1% 4.1% 5.3% Fruit Tea 4.0% 2.5% 3.5% 2.5% Tekita 1.9% 1.7% Teh Kotak Ultrajaya 3.4% 4.1% 3.8% 8.0%
a
Sumber: SWA No.16/ XXII/ Juli-Agustus 2008; SWA No.18/ XXVI/ Agustus-September 2009; SWA No.16/ XXV/ Juli-Agustus 2010; SWA No.15/ XXVI/ Juli 2011.
Tabel 1.2 menunjukkan bahwa pangsa pasar Teh Sosro pada tahun 2008 yaitu sebesar 79.2% secara perlahan semakin berkurang menjadi 70.8% pada tahun 2011. Pangsa pasar Frestea yang semula sebesar 6.2% pada tahun 2008 menjadi 5.3% pada tahun 2011. Minuman teh dalam kemasan merek Fruit Tea pada tahun 2008 pangsa pasarnya sebesar 4.0% berkurang menjadi 2.5% pada tahun 2011. Sedangkan Teh Kotak Ultrajaya pada tahun 2008 pangsa pasarnya sebesar 3.4% mengalami peningkatan pada tahun 2011 menjadi 8.0%. Jadi dalam hal ini Teh Sosro masih menguasai pasar teh meski setiap tahun mengalami penurunan, padahal Teh Sosro merupakan pelopor utama untuk minuman teh dalam kemasan. Hal tersebut menjelaskan adanya permasalahan pada keputusan pembelian Teh Sosro. Suatu perusahaan dapat memprediksi pangsa pasar produknya dengan menggunakan metode analisis seperti salah satunya yaitu dengan menggunakan metode rantai Markov (Markov Chain). Teknik rantai Markov dapat digunakan untuk memperkirakan perubahan-perubahan di waktu yang akan datang dalam variabel-variabel dinamis atas dasar perubahan-perubahan dari variabel-variabel dinamis tersebut di waktu yang lalu. Teknik ini dapat juga digunakan untuk menganalisis kejadian-kejadian di waktu mendatang secara sistematis.
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan dalam penelitian ini adalah: Bagaimana cara melakukan prediksi pangsa pasar minuman teh dalam 1. kemasan? 2. Bagaimana pangsa pasar minuman teh dalam kemasan? 3. Bagaimana keseimbangan pasar jangka panjang?
4
Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan karya ilmiah ini adalah: 1. Mempelajari metode rantai Markov untuk prediksi pangsa pasar minuman teh dalam kemasan. 2. Menganalisis pangsa pasar produk minuman teh dalam kemasan dengan memeriksa dan meramalkan perilaku konsumen dengan menggunakan metode rantai Markov. 3. Menganalisis keseimbangan pasar jangka panjang.
LANDASAN TEORI Analisis Rantai Markov Besarnya pangsa pasar akan berubah sesuai dengan perubahan selera konsumen, atau berpindahnya minat konsumen dari suatu produk ke produk lain. Salah satu teknik untuk memprediksi pangsa pasar di waktu yang akan datang biasa digunakan analisis rantai Markov (Markov Chain). Rantai Markov adalah suatu teknik yang digunakan dalam menganalisis perilaku saat ini dari beberapa variabel dengan tujuan untuk memprediksi perilaku dari variabel yang sama pada masa mendatang (Isaacson dan Madson 1976). Konsep dasar Markov Chain baru diperkenalkan sekitar tahun 1907, oleh seorang matematikawan Rusia Andrei A. Markov (1856-1922). Model ini berhubungan dengan suatu rangkaian proses di mana kejadian akibat suatu eksperimen hanya tergantung pada kejadian saat ini dan tidak tergantung pada kejadian-kejadian sebelumnya. Analisis Markov adalah bentuk khusus dari teknik probabilistik yang sering disebut stochastic process. * ( ) + adalah suatu koleksi (gugus, himpunan, Proses stokastik atau kumpulan) dari peubah acak (random variables) yang memetakan suatu ruang contoh (sample space) Ω ke suatu ruang state (state space) S (Ross 1996). Jika pada waktu t proses stokastik * + berada pada state i, maka kita tuliskan kejadian ini sebagai Xt = i. Rantai Markov adalah proses stokastik yang mempunyai sifat khusus yaitu dan semua t ≥ 0, berlaku: untuk semua * | + * | + Gambaran mengenai rantai Markov ini kemudian dituangkan dalam Gambar 1 di mana gerakan-gerakan dari beberapa variabel di masa yang akan datang bisa diprediksi berdasarkan gerakan-gerakan variabel tersebut pada masa lalu. K4 dipengaruhi oleh kejadian K3, K3 dipengaruhi oleh kejadian K2 dan demikian seterusnya di mana perubahan ini terjadi karena peranan probabilitas transisi (transition probability). Kejadian K2 misalnya, tidak akan mempengaruhi kejadian K4. 2.1
5 Probabilitas Transisi
...
K1
Probabilitas Transisi
K2
Probabilitas Transisi
...
K3
...
...
K4
Kn
Gambar 1. Peristiwa dalam Rantai Markov Kejadian-kejadian di atas sifatnya berantai. Oleh karena itu, teori ini dikenal dengan nama rantai Markov. Matriks Probabilitas Transisi Kemungkinan perubahan dari satu keadaan ke keadaan yang lain dalam proses Markov disebut kemungkinan transisi yang ditampilkan dalam bentuk matriks probabilitas transisi satu langkah P yang terlihat seperti berikut ini: 2.2
[
]
dengan pij menyatakan probabilitas bahwa jika proses tersebut berada pada state i maka berikutnya akan beralih ke state j (Taylor dan Karlin 1998). Elemenelemen dari matriks P bernilai tak negatif dan jumlah elemen-elemen pada satu baris pada matriks probabilitas transisi ini harus sama dengan 1. 2.3
Probabilitas Transisi n-step ( ) Peluang transisi n-step , adalah peluang bersyarat suatu sistem yang berada pada state i akan berada pada state j setelah proses mengalami n transisi, yang rumusnya sebagai berikut: ( ) * | + ( )
Oleh karena itu adalah peluang bersyarat, peluang tersebut harus bernilai tak negatif, dan oleh karena prosesnya harus membuat perubahan ke state yang lain maka peluang tersebut harus memenuhi sifat berikut ini: 1. 2.
( )
≥ 0, untuk setiap i, j, n = 1, 2, ...
( ) ∑ untuk setiap i,j,n= 1, 2, ... Matriks peluang transisi n-step sebagai berikut:
( )
Ketika n = 1, maka
( )
[ = pij.
( )
( )
( )
( )
( )
( )
( )
( )
( )
]
6
2.4
Vektor Keadaan (State Vector) State atau keadaan pada rantai Markov yang ditulis dalam bentuk vektor yang dinamakan vektor state (state vector). Vektor state untuk sebuah pengamatan pada suatu rantai Markov dengan X(t) state adalah vektor baris x. Dapat dituliskan: , Jika P merupakan matriks transisi rantai Markov dan x(n) adalah vektor state pada pengamatan ke-n, maka: ( )
( )
2.5
Limit Peluang pada Rantai Markov * +, yang tiap komponennya menyatakan Vektor peluang peluang bahwa proses akan berada pada berturut-turut state 0, 1, 2, … untuk , disebut vektor peluang steady state atau sebaran steady state. Karena adalah vektor peluang, maka harus memenuhi syarat bahwa semua unsurnya adalah bilangan tak negatif serta jumlah semua unsurnya sama dengan satu. ( ) Diberikan bahwa ada dan bebas terhadap state awal i, maka tidak sulit untuk melihat bahwa nilai-nilai harus memenuhi persamaan: ∑ * + dan ∑ Akan diturunkan ekspresi untuk ( ) lewat peluang bersyarat sebagai berikut: (
)
∑ (
) (
)
∑ ( ) Dengan dan mengasumsikan bahwa penentuan nilai limit bisa ditentukan sebelum melakukan penjumlahan, maka kita peroleh ∑ Diperlihatkan bahwa , yaitu nilai limit peluang bahwa proses akan berada pada state j pada waktu n, adalah sama dengan proporsi waktu dalam jangka panjang di mana proses berada pada state j. 2.6 Populasi dan Penentuan Sampel 2.6.1 Populasi Menurut Walpole (1992), populasi adalah keseluruhan pengamatan yang menjadi perhatian kita. Dalam penelitian ini populasi bersifat infinit, artinya populasi tidak dapat ditentukan atau diukur. Populasinya adalah seluruh pengunjung kantin bu Nonong yang bertempat di jalan Kh. Sholeh Iskandar, Bogor. Pengambilan sampel dilakukan karena jumlah populasi yang sangat banyak, tersebar dan sulit diketahui secara pasti. 2.6.2 Sampel Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin diteliti. Sampel dianggap sebagai perwakilan dari populasi yang hasilnya mewakili keseluruhan gejala yang diamati.
7 Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah non probability sampling dengan sampel aksidental (accidental sampling), yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang berada di tempat. Responden yang dipilih adalah orang yang pernah mengkonsumsi Teh Botol Sosro dan telah berpindah ke merek yang lain, serta berdomisili di Bogor. Tujuan penggunaan teknik purposive sampling dalam penelitian ini untuk memperoleh responden yang telah melakukan perpindahan merek dari Teh Botol Sosro ke merek lain. Pengambilan sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan rumus: ( ) Keterangan: n = = e =
jumlah sampel tingkat distribusi normal pada taraf signifikan 5% error dugaan, yaitu tingkat kesalahan maksimal pengambilan sampel yang masih dapat ditoleransi atau yang diinginkan. Bila error dugaan sebesar 10%, maka jumlah sampel minimal yang dapat diambil sebesar:
( ) Berdasarkan hasil perhitungan maka jumlah sampel yang digunakan adalah sekitar 96 responden. 2.7 2.7.1
Jenis dan Sumber Data Data Primer Data adalah catatan tentang fakta, di mana fakta itu sendiri merupakan sesuatu yang dapat ditangkap oleh panca indera. Data primer adalah data paling pokok yang bersumber dari penelitian. Data primer secara khusus menjawab pertanyaan penelitian. Pada penelitian ini, data primer meliputi data hasil penyebaran kuesioner dan wawancara dengan responden. 2.7.2
Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan secara tidak langsung dari sumbernya. Data ini didapat dari hasil penelitian atau hasil data dari orang lain atau lembaga tertentu yang dipublikasikan untuk umum yang diperoleh melalui jurnal-jurnal penelitian, majalah, koran, dan literatur-literatur lain menyangkut obyek yang diteliti. Data sekunder dikumpulkan melalui kepustakaan, yakni dengan cara membaca, mempelajari, atau mengkaji literatur yang mengemukakan masalah-masalah yang berkaitan dengan judul penelitian. 2.7.3 Kuesioner (Angket) Sebagian besar penelitian umumnya menggunakan kuesioner sebagai metode yang dipilih untuk mengumpulkan data. Kuesioner merupakan alat/teknik untuk pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengajukan seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner atau angket memang mempunyai banyak kebaikan sebagai instrumen pengumpul data. Manfaat/kegunaan kuesioner yaitu:
8
1. Membantu peneliti dalam pengumpulan data tentang hal-hal yang perlu ditanyakan kepada responden. 2. Peneliti bisa secara sistematis dan berurutan dalam mengajukan pertanyaan. 3. Pertanyaan yang diajukan kepada responden dapat diseragamkan, sehingga data yang diperoleh bisa diperbandingkan satu sama lainnya. Kuesioner dibuat dengan menggunakan pertanyaan terbuka, yaitu terdiri dari pertanyaan-pertanyaan untuk menjelaskan identitas responden dan pertanyaan tertutup, yaitu pertanyaan yang meminta responden untuk memilih salah satu jawaban yang tersedia dari setiap pertanyaan. Jawaban yang diberikan oleh responden kemudian diberi skor dengan skala tertentu. Urutan skala terdiri dari: 1. Sangat setuju mendapat skor 5 2. Setuju mendapat skor 4 3. Kurang setuju mendapat skor 3 4. Tidak setuju mendapat skor 2 5. Sangat tidak setuju mendapat skor 1. 2.7.4 Skala Likert Skala Likert merupakan skala yang dapat memperlihatkan tanggapan konsumen terhadap karakteristik suatu produk. Informasi yang diperoleh dengan skala Likert berupa skala pengukuran ordinal, sehingga terhadap hasilnya hanya dapat dibuat rangking tanpa dapat diketahui berapa besarnya selisih antara satu tanggapan ke tanggapan lainnya (Durianto 2001). Misalnya peneliti memberi lima alternatif jawaban kepada responden, maka rentang skala yang digunakan adalah antara 1 sampai 5. Tabel 2.1 Skor/Nilai Tingkat Kepentingan Skor/ Nilai Tingkat Kepentingan 5 Sangat Penting 4 Penting 3 Cukup Penting 2 Agak Penting 1 Tidak Penting a
Sumber : Durianto (2001).
2.7.5 Wawancara Menurut pengertian Kamus Besar Bahasa Indonesia, wawancara adalah tanya jawab peneliti dengan narasumber untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai suatu hal. Wawancara juga digunakan untuk mendukung akurasi dan kelengkapan data yang terkumpul melalui kuesioner. Metode ini digunakan karena peneliti membutuhkan data yang bersifat kompleks dan sensitif yaitu mengenai alasan responden berpindah dari Teh Botol Sosro ke merek lain, yang kemungkinan jika hanya melalui kuesioner, akan kurang memperoleh tanggapan dari responden. 2.7.6 Analisis Kuantitatif Analisis kuantitatif adalah suatu analisis data yang diperlukan untuk mengolah data yang diperoleh dari hasil kuesioner, kemudian analisis berdasarkan metode statistika. Analisis kuantitatif merupakan metode analisis dengan angkaangka yang dapat dihitung maupun diukur. Analisis kuantitatif dimaksudkan
9 untuk memperkirakan besarnya pengaruh secara kuantitatif dari perubahan satu atau beberapa kejadian lainnya, dengan menggunakan alat analisis statistika. Pengolahan data dengan analisis kuantitatif melalui beberapa tahap: 1. Proses editing Tahap awal analisis data adalah melakukan edit terhadap data yang telah dikumpulkan dari hasil survey di lapangan. Pada prinsipnya proses editing data bertujuan agar data yang nanti akan dianalisis telah akurat dan lengkap. 2. Proses coding Proses pengubahan data kualitatif menjadi angka dengan mengklasifikasikan jawaban yang ada menurut kategori-kategori yang penting (pemberian kode). 3. Proses scoring Proses penentuan skor atas jawaban responden yang dilakukan dengan membuat klasifikasi dan kategori yang cocok tergantung pada anggapan atau opini responden. 4. Tabulasi Menyajikan data yang diperoleh dalam tabel, sehingga diharapkan pembaca dapat melihat hasil penelitian dengan jelas. Setelah proses tabulasi selesai kemudian data dalam tabel tersebut akan diolah dengan bantuan software statistika yaitu SPSS version 11.5. 2.7.7 Atribut–Atribut Dasar dalam Pengukuran Kepuasan Konsumen Atribut-atribut produk digunakan sebagai dasar pengukuran tingkat kepentingan dan kinerja produk dalam mewujudkan kepuasan konsumen. Atributatribut yang tercakup dalam produk Teh Botol Sosro dapat diterapkan dalam lima faktor pendukung utama kepuasan, yaitu: Tabel 2.2 Dimensi Kualitas pada Minuman Teh Botol Sosro Dimensi Produk Atribut Performance (kinerja) Rasa manis Aroma Pelepas dahaga Harga produk Features (fitur) Kepekatan Kepraktisan Desain kemasan Reliability (keandalan) Komposisi Kandungan bahan pengawet Ukuran kemasan Dapat diminum kapan saja Jaminan produk steril dan aman untuk dikonsumsi Ketersediaan atau kemudahan didapat Durability (usia produk) Tanggal kadaluarsa Conformanceto specification Jaminan produk halal dan izin dari Depkes a
Sumber : Sunarto (2006), disesuaikan oleh penulis.
10
2.8
Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian atau keakuratan yang ditunjukkan oleh instrumen pengukuran. Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui adanya konsistensi alat ukur dalam penggunaannya, atau dengan kata lain alat ukur tersebut mempunyai hasil yang konsisten apabila digunakan berkalikali pada waktu yang berbeda. Suatu instrumen dapat dikatakan reliabel apabila dapat digunakan untuk mengukur suatu gejala pada waktu yang berlainan dan senantiasa menunjukkan hasil yang sama atau secara konsisten menunjukkan hasil yang sama. Metode Alpha Cronbach sangat cocok digunakan pada skor berbentuk skala (misal 1 sampai 4, 1 sampai 5) atau skor dikotomi (0 dan 1). Uji signifikansi dilakukan pada taraf signifikansi 0.05, artinya instrumen dapat dikatakan reliabel bila nilai alpha lebih besar dari r kritis product moment. Uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach sebagaimana dikemukakan oleh Arikunto (2004): ∑ [ ][ ] ( ) = koefisien reliabilitas instrumen Keterangan: r k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal ∑ = total varians butir = total varians Rumus varians total adalah sebagai berikut: ∑
(∑ )
Rumus varians butir adalah sebagai berikut: ∑
(∑ )
Instrumen dapat dikatakan andal (reliabel) apabila memiliki koefisien keterandalan ≥ 0.6. Selanjutnya pengujian instrumen dapat dilakukan dengan bantuan program SPSS version 11.5.
HASIL DAN PEMBAHASAN Minuman ringan (soft drink) adalah minuman ringan yang tidak mengandung alkohol, merupakan minuman olahan dalam bentuk bubuk atau cair yang mengandung bahan makanan atau bahan tambahan lainnya, baik alami maupun sintetik yang dikemas dalam kemasan siap untuk dikonsumsi (Euromonitor 2004). Minuman ringan terdiri dari dua jenis, yaitu minuman ringan dengan karbonasi dan minuman ringan tanpa karbonasi. Menurut Euromonitor (2004), situasi industri minuman ringan di Indonesia selama tahun 2002 sampai 2003 terbilang cukup dinamis, hal ini ditandai dengan cukup beragamnya jenis-jenis produk minuman ringan yang tersedia di pasar seperti minuman kopi siap saji, minuman teh siap saji dan berbagai jenis minuman ringan lainnya. Pada kategori minuman ringan ini cukup banyak pemain yang
11 bersaing secara ketat. Secara umum dalam kategori ini dapat kita bagi menjadi dua bagian yaitu minuman ringan dengan karbonasi yang diantaranya adalah Coca Cola, Pepsi Cola, Fanta dan Sprite. Minuman ringan tanpa karbonasi diantaranya adalah Teh Botol Sosro, Tekita, Fresh Tea, Fruit Tea dan Teh Kotak Ultrajaya. Industri minuman ringan memiliki persaingan yang cukup tinggi dalam dunia bisnis, industri ini cukup menarik untuk dibahas karena disebagian masyarakat minuman merupakan kebutuhan sehari-hari, terutama teh dalam kemasan sebagai pelengkap makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat, sehingga hal ini menyebabkan persaingan diantara berbagai perusahaan dalam menciptakan produk minuman untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Tingginya tingkat persaingan industri minuman khususnya minuman teh dalam kemasan yang semakin beragam akan mempengaruhi tingkat keputusan pembelian konsumen. Macam-macam rasa dan merek minuman dalam kemasan bermunculan dan terus bersaing sesuai dengan pasarnya masing-masing dan konsumen akan dihadapkan pada berbagai jenis minuman dengan variasi yang berbeda. Para pengusaha dihadapkan pada tantangan yang besar dalam menjalankan usahanya agar dapat menjaga kelangsungan hidup perusahaan serta mampu mengembangkan usaha-usaha yang telah dikelolanya dengan seoptimal mungkin. Olah karena itu setiap perusahaan senantiasa dituntut lebih kreatif dalam memanfaatkan peluang yang ada, karena manusia mempunyai kebutuhan dan keinginan yang beragam dan terus menerus mengalami perkembangan sesuai dengan perubahan zaman. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan alat pengumpulan data yang digunakan. Kuesioner yang reliable berarti mampu mengungkapkan data yang dapat dipercaya. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach. Pengujian dengan membandingkan nilai alpha dengan nilai tabel r product moment. Jika nilai alpha ≥ nilai tabel r produk moment maka data dapat dikatakan reliabel. Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas diperoleh nilai alpha sebesar 0.7528. Jika dibandingkan dengan nilai tabel r product moment yaitu sebesar 0.361, ternyata nilai alpha ≥ nilai tabel r produk moment maka data dapat dikatakan reliabel. Untuk hasil pengujian reliabilitas dapat dilihat pada Lampiran 1.
3.1
3.2
Karakteristik Responden Responden yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 96 orang yang dilakukan pada konsumen warung nasi Ibu Nonong. Karakteristik umum konsumen pada penelitian ini meliputi jenis kelamin, umur, pekerjaan, dan tempat tinggal. Karakteristik Jenis Kelamin Berdasarkan jawaban responden yang didapat melalui kuesioner, diketahui bahwa minuman teh dalam kemasan merek Teh Botol Sosro lebih banyak dikonsumsi oleh perempuan sebesar 54.2% dan sisanya sebesar 45.8% dikonsumsi oleh laki-laki (Tabel 3.1).
12
Tabel 3.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah a
Frekuensi (orang) 44 52 96
Persentase (%) 45.8 % 54.2 % 100 %
Sumber: Hasil penelitian (2014).
Karakteristik Umur Dari pengelompokan responden berdasarkan umur, diketahui bahwa sebagian besar responden berumur antara 15-24 tahun yang mengkonsumsi Teh Botol Sosro sebesar 29.2%, responden yang berumur antara 25-34 tahun sebesar 59.4%, responden yang berumur antara 35-44 tahun sebesar 8.3%, dan responden yang berumur ≥ 45 tahun sebesar 3.1% (Tabel 3.2). Tabel 3.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Kelompok Umur Frekuensi (orang) 15 – 24 tahun 28 25 – 34 tahun 57 35 – 44 tahun 8 ≥ 45 tahun 3 96 Jumlah a
Persentase (%) 29.2 % 59.4 % 8.3 % 3.1 % 100 %
Sumber: Hasil penelitian (2014).
Karakteristik Pekerjaan Berdasarkan jenis pekerjaannya, responden pada penelitian ini lebih banyak tergolong pegawai swasta yaitu sebesar 39.6%, disusul dengan responden yang bekerja sebagai guru/pengajar sebesar 17.7% (Tabel 3.3). Tabel 3.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan Frekuensi (orang) Persentase (%) Pelajar/mahasiswa 10 10.4% Pegawai Negeri 16 16.7% Wiraswasta 6 6.2% Ibu Rumah Tangga 9 9.4% Pegawai Swasta 38 39.6% Guru/pengajar 17 17.7% 96 100% Jumlah a
Sumber: Hasil penelitian (2014).
Karakteristik Tempat Tinggal Dilihat dari karakteristik responden berdasarkan tempat tinggal, sebagian besar responden sudah menempati rumah sendiri yaitu sebesar 44.8%, ada juga yang tinggal di rumah orang tua mereka sebanyak 29.2%, tinggal di tempat kost sebesar 10.4%, dan yang tinggal di rumah kontrakan sebesar 15.6% (Tabel 3.4).
13 Tabel 3.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Tempat Tinggal Tempat Tinggal Frekuensi (orang) Persentase (%) Kost 10 10.4% Rumah Orang Tua 28 29.2% Rumah Kontrakan 15 15.6% Rumah Sendiri 43 44.8% 96 100% Jumlah a
Sumber: Hasil penelitian (2014).
3.3
Karakteristik Pembelian Karakteristik responden berdasarkan aspek konsumen yaitu karakteristik konsumen yang dilihat dari berbagai faktor yang berhubungan dengan perilaku pembeliannya. Karakteristik ini dianalisis melalui sumber informasi tentang Teh Botol Sosro, tempat pembelian, rata-rata konsumsi, keputusan pembelian, dan konsumen berdasarkan aspek pembeliannya.
Sumber Informasi Tentang Teh Botol Sosro Berdasarkan dari data yang telah diperoleh, terlihat bahwa jumlah persentase responden yang mendapat informasi tentang produk Teh Botol Sosro dari iklan di televisi sebesar 52.1%. Banyaknya responden yang mendapat informasi mengenai Teh Botol Sosro dari iklan televisi menunjukkan bahwa kegiatan promosi yang dilakukan oleh PT. Sinar Sosro melalui iklan di televisi sudah cukup efektif. Sedangkan jumlah responden yang mendapat informasi dari relasi (teman, keluarga, dll) yaitu sebesar 7.3%. Hal ini menunjukkan bahwa kemauan konsumen untuk mempromosikan produk yang dikonsumsinya masih rendah. Data karakteristik responden berdasarkan sumber perolehan informasi tentang Teh Botol Sosro dapat dilihat pada Tabel 3.5. Tabel 3.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Sumber Informasi Tentang Teh Botol Sosro Frekuensi Sumber Informasi Persentase(%) (orang) Iklan di televisi 50 52.1% Iklan di surat kabar 2 2.1% (majalah/tabloid/koran) Iklan di radio 1 1.0% Materi promosi (reklame, billboard, 13 13.5% poster, dll) Relasi (teman, keluarga, dll) 7 7.3% Toko kelontong/warung/kios 18 18.8% Hypermarket/supermarket/minimarket 5 5.2% 96 100% Jumlah a
Sumber: Hasil penelitian (2014).
Tempat Pembelian Teh Botol Sosro Dari data yang diperoleh di bawah ini berdasarkan tempat pembelian menunjukkan bahwa sebagian responden lebih memilih melakukan pembelian di toko/warung dan responden yang melakukan pembelian di kantin, pedagang kaki
14
lima, dan supermarket jumlahnya cukup merata. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi PT. Sinar Sosro sudah baik. Data karakteristik responden berdasarkan tempat pembelian Teh Botol Sosro dapat dilihat pada Tabel 3.6. Tabel 3.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Tempat Pembelian Teh Botol Sosro Frekuensi Persentase Tempat Pembelian (orang) (%) Hypermarket/supermarket/minimarket 15 15.6% Toko/warung 35 36.4% Pedagang kaki lima 18 18.8% Kantin 28 29.2% 96 100% Jumlah a
Sumber: Hasil penelitian (2014).
Rata–Rata Konsumsi Teh Botol Sosro Dari data yang diperoleh, terlihat bahwa responden yang rata-rata konsumsinya terhadap Teh Botol Sosro tidak menentu memiliki persentase sebesar 30.2%. Responden yang rata-rata konsumsinya satu kali dalam seminggu sebesar 24.0%. Responden yang mengkonsumsi 2 sampai 3 kali seminggu sebesar 19.8%. Kemudian dilanjutkan oleh responden yang mengkonsumsi Teh Botol Sosro 2 sampai 3 kali dalam satu bulan sebesar 15.6%. Sementara yang mengkonsumsi satu kali dalam satu bulan hanya sebesar 10.4%. Hal ini menunjukkan bahwa Teh Botol Sosro belum menjadi kebutuhan hidup untuk setiap konsumen yang menjadi responden, sehingga PT. Sinar Sosro perlu meningkatkan kegiatan promosi misalnya melalui iklan yang mendidik melalui televisi, menjadi sponsor acara olahraga dan lainnya. Data karakteristik responden berdasarkan rata-rata konsumsi Teh Botol Sosro dapat dilihat pada Tabel 3.7. Tabel 3.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Rata–Rata Konsumsi Teh Botol Sosro Frekuensi Persentase Rata–Rata Konsumsi (orang) (%) Setiap hari 0.0% 2-3 kali seminggu 19 19.8% 1 kali seminggu 23 24.0% 2-3 kali sebulan 15 15.6% 1 kali sebulan 10 10.4% Lainnya, tidak tentu 29 30.2% 96 100% Jumlah a
Sumber: Hasil penelitian (2014).
Keputusan Pembelian Teh Botol Sosro Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden paling banyak melakukan pembelian tanpa terencana terlebih dahulu sebesar 52.1%, kemudian dilanjutkan oleh responden yang melakukan pembelian tergantung situasi saat ini sebesar
15 21.9%. Sedangkan responden yang melakukan pembelian dengan merencanakannya terlebih dahulu hanya sebesar 8.3%. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran konsumen untuk melakukan pembelian yang terus-menerus masih rendah dan kebanyakan konsumen yang menjadi responden melakukan pembelian yang bersifat tidak kontinu. Salah satu cara untuk menanggulangi keadaan ini adalah dengan mengetahui keinginan konsumen, mungkin dengan memperhatikan atribut-atributnya dan dengan mempromosikan Teh Botol Sosro sebagai gaya hidup. Data karakteristik responden berdasarkan keputusan pembelian dapat dilihat pada Tabel 3.8. Tabel 3.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Keputusan Pembelian Teh Botol Sosro Frekuensi Persentase Keputusan Pembelian (orang) (%) Selalu merencanakan terlebih dahulu 8 8.3% Tergantung situasi saat ini 21 21.9% Mendadak membeli saat produk tersedia 14 14.6% Tidak pernah merencanakannya 50 52.1% Lainnya, kalau tidak ada yang lain 3 3.1% Jumlah 96 100% a
Sumber: Hasil penelitian (2014).
Pemberi Pengaruh dalam Pembelian Teh Botol Sosro Dari hasil penelitian, sebagian kelompok responden melakukan pembelian Teh Botol Sosro berdasarkan inisiatif sendiri yaitu sebanyak 76.0%. Situasi ini menunjukkan bahwa tingkat kesadaran produk Teh Botol Sosro sudah ada seperti terlihat pada keefektifan iklan di televisi, tetapi belum sampai pada tingkat untuk melakukan pembelian. Oleh karena itu, hal yang harus dilakukan oleh PT. Sinar Sosro yaitu memperbanyak kegiatan promosi yang dapat mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian Teh Botol Sosro secara berulang. Data karakteristik responden berdasarkan pemberi pengaruh pembelian Teh Botol Sosro dapat dilihat pada Tabel 3.9. Tabel 3.9 Karakteristik Responden Berdasarkan Pemberi Pengaruh dalam Pembelian Teh Botol Sosro Frekuensi Persentase Keputusan Pembelian (orang) (%) Inisiatif sendiri 73 76.0% Orang tua 6 6.3% Teman 3 3.1% Pedagang 2 2.1% Iklan 12 12.5% 96 100% Jumlah a
Sumber: Hasil penelitian (2014).
Analisis Rantai Markov Proses Markov telah banyak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya untuk menganalisis tentang perpindahan merek (brand switching) dalam
3.4
16
pemasaran, perhitungan rekening, perencanaan penjualan, pemeliharaan mesin, antrian. Dalam analisis Markov yang dihasilkan adalah suatu informasi probabilistik yang dapat digunakan untuk membantu pembuatan keputusan. Informasi yang dihasilkan tidak mutlak menjadi suatu keputusan, karena sifatnya hanya memberikan bantuan dalam proses pengambilan keputusan. Selera konsumen selalu berubah dalam menggunakan suatu produk sehingga menyebabkan adanya perpindahan merek, yang merupakan gejala yang umum terjadi di kalangan konsumen pada umumnya. Untuk memahami lebih jelas tentang pergeseran selera atau perpindahan konsumen dari satu merek ke merek lain, berikut ini akan dibahas mengenai perpindahan merek minuman teh siap saji dalam bentuk kemasan dengan menggunakan metode analisis Markov Chain. Tabel 3.10 memperlihatkan Teh Botol Sosro sebagai minuman teh siap saji dalam bentuk kemasan yang paling diminati, saat ini digunakan oleh 68 orang dari 96 responden, akan tetapi sebelumnya diminati oleh 69 orang atau telah berkurang 1 orang. Ini karena Teh Botol Sosro memperoleh tambahan dari merek lain sebanyak 4 orang dan berpindah ke merek lain sebanyak 5 orang. Fresh Tea yang semula diminati oleh 4 orang responden, saat ini diminati oleh 5 orang responden atau bertambah 1 orang, ini disebabkan ada yang berpindah dari merek lain 2 orang, tetapi keluar memilih merek lain sebanyak 1 orang. Fruit Tea yang semula diminati oleh 3 orang konsumen, saat ini menjadi hanya 2 orang konsumen atau berkurang 1 orang. Hal ini disebabkan karena ada yang berpindah dari merek lain sebanyak 3 orang, tetapi ada yang keluar memilih merek lain sebanyak 4 orang. Tekita sama seperti tahun sebelumnya yaitu hanya 0 konsumen atau bisa dikatakan kurang diminati oleh konsumen. Sementara itu Teh Kotak yang semula diminati oleh 4 orang konsumen, saat ini menjadi 8 konsumen, hal ini karena berpindah dari merek lain sebanyak 10 orang dan berpindah ke merek lain 6 orang. Secara lebih rinci pola perpindahan merek minuman teh siap saji dalam bentuk kemasan diperlihatkan dalam Tabel 3.10. Tabel 3.10 Pola Perpindahan Merek dari Satu Merek ke Merek Lainnya Ke Merek Dari Merek
Teh Botol Sosro 62 1 1
Fresh Tea
Fruit Tea
Teh Kotak Ultrajaya 4 0 0
Lainnya
Resp. Saat ini 69 4 3
Teh Botol Sosro 0 2 1 Fresh Tea 2 0 1 Fruit Tea 0 2 0 Teh Kotak 1 0 0 2 1 4 Ultrajaya Lainnya 3 1 0 2 10 16 Resp. Saat ini 68 3 4 8 13 96 Bila diasumsikan bahwa pergeseran diantara merek minuman teh dalam kemasan dianggap stabil maka dapat dibuat probabilitas transisinya seperti pada Tabel 3.11 di bawah ini.
17
Tabel 3.11 Probabilitas Transisi Ke Merek Teh Teh Fresh Botol Fruit Tea Kotak Lainnya Tea Sosro Ultrajaya Teh Botol Sosro 0.898 0.000 0.029 0.058 0.015 Fresh Tea 0.250 0.500 0.000 0.000 0.250 Fruit Tea 0.333 0.000 0.667 0.000 0.000 Teh Kotak Ultrajaya 0.250 0.000 0.000 0.500 0.250 Lainnya 0.188 0.062 0.000 0.125 0.625 Market Share 0.708 0.031 0.042 0.083 0.135 Dari Tabel 3.11 dapat dilihat bahwa pelanggan Teh Botol Sosro yang loyal adalah 89.8%, berpindah dari Teh Botol Sosro ke Fruit Tea 2.9%, ke Teh Kotak Ultrajaya 5.8% dan ke merek lainnya 1.5%. Pelanggan Fresh Tea yang berpindah ke Teh Botol Sosro 25.0%, pelanggan yang loyal 50.0%, dan pindah ke merek lainnya 25.0%. Pelanggan Fruit Tea yang berpindah ke Teh Botol Sosro 33.3% dan pelanggan loyal 66.7%. Pelanggan Teh Kotak Ultrajaya yang berpindah ke merek Fresh Tea 25.0%, pelanggan yang loyal 50.0%, dan ke merek lain 25.0%. Sedangkan baris paling bawah menunjukkan pangsa pasar saat ini untuk semua jenis merek minuman teh dalam kemasan. Untuk melakukan prediksi pangsa pasar pada periode yang akan ( ) datang dapat dihitung dengan menggunakan rumus: yaitu mengalikan matriks kejadian dengan matriks probabilitas transisinya (P). Diasumsikan matriks probabilitas transisinya bersifat konstan dan hasil perhitungan dapat dilihat berikut ini: Dari Merek
(
)
(
(
)
(
)
)
(
)
Tabel 3.12 Prediksi Proporsi Konsumsi Minuman Teh dalam Kemasan Merek Teh Botol Sosro Fresh Tea Fruit Tea Teh Kotak Ultrajaya Lainnya
2013 (%)
2014 (%)
2015 (%)
70.8 3.1 4.2 8.3 13.5
70.4 2.4 4.9 9.9 12.3
70.2 2.0 5.3 10.6 11.8
18
Menarik sekali jika mencermati prediksi proporsi konsumsi minuman teh dalam kemasan, di mana Teh Botol Sosro sebagai merek yang paling digemari ternyata pangsa pasarnya secara perlahan semakin berkurang, yang semula tahun 2013 sebesar 70.8% kemudian tahun 2015 menjadi 70.2%. Pangsa pasar Fresh Tea semula 3.1% pada tahun 2013 selanjutnya tinggal 2.0% pada tahun 2015. Fruit Tea yang semula tahun 2013 sebesar 4.2% secara perlahan meningkat menjadi 5.3% tahun 2015. Teh Kotak Ultrajaya yang semula hanya 8.3% semakin meningkat menjadi 10.6% tahun 2015. Sementara itu merek lainnya yang semula 13.5% menjadi 11.8% pada tahun 2015. Yang termasuk ke dalam ini adalah minuman teh dalam kemasan yang semula tidak diperhitungkan seperti NU Green Tea, Tekita, Lipton Ice Tea, Teh Pucuk Harum. Hasil perkalian matriks kejadian dengan matriks probabilitas transisinya dapat dilihat pada Lampiran 2. Apabila iterasi perkalian matriks di atas diteruskan, maka akan diperoleh prediksi proporsi konsumsi minuman teh dalam kemasan di mana pangsa pasarnya akan bersifat konstan pada tahun-tahun berikutnya. Berdasarkan limit peluang, diperoleh prediksi pangsa pasar minuman teh dalam kemasan untuk jangka panjang sebagai berikut:
Dengan menggunakan software Mathematica diperoleh hasil:
Dari hasil perhitungan, diperoleh prediksi pangsa pasar minuman teh dalam kemasan untuk jangka panjang dalam kondisi stabil di mana pangsa pasar Teh Botol Sosro sebesar 70.5%, Fresh Tea sebesar 1.4%, Fruit Tea sebesar 6.1%, Teh Kotak Ultrajaya sebesar 10.9%, dan merek lainnya sebesar 11.0%. Hasil perhitungan limit peluang dengan menggunakan software Mathematica dapat dilihat pada Lampiran 3.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai analisis kepuasan dan loyalitas konsumen Teh Botol Sosro, maka dapat ditarik kesimpulan: Karakteristik konsumen Teh Botol Sosro yang menjadi responden 1. didominasi oleh jenis kelamin perempuan, berusia 25 sampai 34 tahun, menempati rumah sendiri, dan berprofesi sebagai pegawai swasta. Responden mendapatkan informasi mengenai Teh Botol Sosro dari iklan di
19
2.
3.
televisi, biasanya responden melakukan pembelian Teh Botol Sosro di toko/warung, dengan rata-rata konsumsi Teh Botol Sosro tidak menentu, atas inisiatif sendiri dan tidak pernah merencanakannya terlebih dahulu. Hasil analisis rantai Markov menunjukkan bahwa pelanggan Teh Botol Sosro yang loyal adalah 89.8%, berpindah dari Teh Botol Sosro ke Fruit Tea 2.9%, ke Teh Kotak Ultrajaya 5.8% dan ke merek lainnya 1.5%. Pelanggan Fresh Tea yang pindah ke Teh Botol Sosro 25.0%, pelanggan yang loyal 50.0%, dan pindah ke merek lainnya 25.0%. Pelanggan Fruit Tea yang berpindah ke Teh Botol Sosro 33.3% dan pelanggan loyal 66.7%. Pelanggan Teh Kotak Ultrajaya yang berpindah ke merek Fresh Tea 25.0%, pelanggan yang loyal 50.0%, dan ke merek lain 25.0%. Jika mencermati prediksi proporsi konsumsi minuman teh dalam kemasan, di mana Teh Botol Sosro sebagai merek yang paling digemari ternyata pangsa pasarnya secara perlahan semakin berkurang. Pangsa pasar minuman teh dalam kemasan akan mencapai kondisi stabil pada jangka panjang di mana pangsa pasar Teh Botol Sosro sebesar 70.5%, Fresh Tea sebesar 1.4%, Fruit Tea sebesar 6.1%, Teh Kotak Ultrajaya sebesar 10.9%, dan merek lainnya sebesar 11.0%.
Saran Dalam penelitian ini, keseimbangan pasar minuman teh dalam kemasan diteliti hanya dari aspek konsumsi dengan asumsi tidak ada merek baru yang masuk ke dalam pasar. Oleh karena itu, penelitian ini dapat dikembangkan dengan memasukkan aspek tersebut untuk antisipasi dinamika pasar di kemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto S. 2004. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Bandung: Rineka Cipta Durianto D. 2001. Strategi Menaklukkan Pasar Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Merek. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Eugenio N. 2003. A Markovian Model for Investment Analysis in Advertising. Proceedings of the seventh young statisticians meeting. Ljubljana: FDV Euromonitor. 2004. Packaged Food: Euromonitor from Trade Sources/National Statistics. http://www.euromonitor.com/ Isaacson DL and Madson RW. 1976. Markov Chains Theory and Applications. New York: John Wiley and Sons Kotler P. 2000. Manajemen Pemasaran. Jilid 11. Ed Milenium. Jakarta: Prenhalindo Reski N. 2008. Analisis Tingkat Kepuasan dan Loyalitas Konsumen Terhadap Minuman Teh Siap Minum (Ready to Drink) Merek Teh Botol Sosro di Jakarta Timur [Skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Departemen Manajemen Agribisnis, Institut Pertanian Bogor
20
Ross SM. 1996. Stochastic Processes. Ed ke-2. New York: John Wiley and Sons Rosvita. 2010. Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Promosi, dan Cuaca Terhadap Keputusan Pembelian Teh Siap Minum dalam Kemasan Merek Teh Botol Sosro. Semarang: Universitas Diponegoro Sunarto. 2006. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Yogyakarta: UST Press Swasembada. 2005. Pada Mulanya Adalah Botol. Majalah Swasembada. Ed ke-21 Taylor HM and Karlin S. 1998. An Introduction to Stochastic Modelling. London: Academic Press Walpole RE. 1992. Pengantar Statistika. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
21 Lampiran 1. Uji Reliabilitas ******Method 1 (space saver) will be used for this analysis****** _
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S
-
S C A L E(A L P H A)
Item-total Statistics Scale Mean if Item Deleted X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X13 X14 X15 TOTAL
Scale Variance if Item Deleted
111.4667 111.5333 111.4667 111.4667 111.4000 111.5333 111.6000 111.3000 111.3333 111.4667 112.0333 111.9333 111.8333 111.5333 56.0333
178.6023 179.7057 179.0851 186.8092 186.5931 188.3954 180.7310 180.8379 181.1954 180.1885 183.4816 183.3057 181.6609 183.2920 48.4471
Corrected ItemTotal Correlation 0.7256 0.7076 0.7033 0.4010 0.5415 0.4104 0.6584 0.6749 0.7132 0.5918 0.5526 0.6107 0.6768 0.5710 0.9898
Alpha if Item Deleted 0.7303 0.7321 0.7312 0.7447 0.7430 0.7464 0.7340 0.7340 0.7342 0.7342 0.7389 0.7380 0.7351 0.7384 0.8927
Reliability Coefficients N of Cases =
30.0
Alpha
0.7528
=
N of Items = 15
22
Lampiran 2. Hasil Perkalian Matriks Kejadian dengan Matriks Probabilitas Transisinya untuk Prediksi Pangsa Pasar >> A = [0.708 0.031 0.042 0.083 0.135]; >> B = [0.898 0.000 0.029 0.058 0.015; 0.250 0.500 0.000 0.000 0.250; 0.333 0.000 0.667 0.000 0.000; 0.250 0.000 0.000 0.500 0.250; 0.188 0.062 0.000 0.125 0.625]; >> C = A*B C = [0.704
0.024
0.049
0.099
0.123] % data untuk tahun 2014
0.020
0.053
0.106
0.118] % data untuk tahun 2015
>> D = C*B D = [0.702
23
Lampiran 3. Limit Peluang m1 = {{-0.102,0.25,0.333,0.25,0.188}, {0,-0.5,0,0,0.062},{0.029,0,0.333,0,0}, {0.058,0,0,-0.5,0.125},{1,1,1,1,1}}; b1 = {0,0,0,0,1}; LinearSolve[m1,b1] {0.705293,0.0136699,0.0614219,0.109374,0.110241}
24
Lampiran 4. Kuesioner No. Responden Tanggal Pengisian
: :
KUESIONER PENELITIAN Dengan Hormat, Sehubungan akan dilakukannya penelitian sebagai perolehan data untuk menyelesaikan tugas akhir, saya mahasiswa Jurusan Matematika Institut Pertanian Bogor memohon kesediaan Anda untuk meluangkan waktu guna mengisi kuesioner ini. Tujuan dari penyebaran kuesioner ini adalah untuk mengetahui kemungkinan terjadinya perpindahan merek minuman teh dalam kemasan merek Teh Botol Sosro ke merek lain. Saya sangat mengharapkan Bapak/Ibu/ dan Saudara/i untuk menjawab seluruh pertanyaan yang ada dengan sejujur-jujurnya. Jawaban yang disampaikan akan dijaga kerahasiaannya. Demikian permohon saya, atas kerja sama dan partisipasinya saya ucapkan Terima Kasih. Hormat Saya, Devi Angraini 1. Nama 2. Alamat 3. Jenis kelamin 4. Umur 6. Pekerjaan
:………………………………………………....................... :……………………………………..Notelp : …………...... : Laki-laki Perempuan : .............................................................................................. : Mahasiswa Ibu Rumah Tangga TNI Dokter Pegawai Negeri Pegawai Swasta Wiraswasta Lainnya, …………................. 7. Tempat Tinggal : Kost Rumah Kontrakan Rumah Orang Tua Rumah Sendiri Lainnya, (sebutkan)…………......................................... 8. Suku : .............................................................................................. 9. Berapa pengeluaran saudara/i per bulan untuk biaya hidup sehari-hari di luar cicilan kendaraan atau barang-barang rumah tangga lainnya: RP...................................................... Petunjuk: Silahkan anda mengisi pertanyaan di bawah ini dengan memberi tanda silang (x) pada salah satu jawaban yang dianggap sesuai. A1. Apakah anda pernah mengkonsumsi minuman teh dalam kemasan siap minum dalam 6 bulan terakhir? a. YA, (Lanjutkan ke pertanyaan nomor 2) b. TIDAK, (STOP) Terima Kasih Atas Partisipasinya
25 A2. Minuman teh dalam kemasan apa saja yang biasanya anda konsumsi dalam 6 bulan terakhir? Sebutkan…………………………………………………………………....... A3. Merek apa yang terakhir anda konsumsi ? Sebutkan........................................................................................................... Merk A2 A3 Teh Sosro 1 1 Fresh Tea 2 2 Fruit Tea 3 3 Tekita 4 4 Teh Kotak Ultrajaya 5 5 ............................. A4. Dari manakah saudara/i mengetahui informasi tentang Teh Botol Sosro ? (hanya satu jawaban) a. Iklan di televisi b. Iklan di surat kabar (majalah/tabloid/koran) c. Iklan di radio d. Materi Promosi (reklame, bilboard, poster dll) e. Relasi (teman, keluarga dll) f. Toko kelontong/warung/kios g. Hypermarket/supermarket/minimarket A5. Seberapa sering saudara/i mengkonsumsi minuman teh dalam kemasan merek Teh Botol Sosro dalam 6 bulan terakhir? (hanya satu jawaban) a. Setiap hari c. 1 kali seminggu e. 1 kali sebulan f. Lainnya, sebutkan............. b. 2-3 kali seminggu d. 2–3 kali sebulan A6. Dimanakah anda BIASANYA membeli minuman teh dalam kemasan merek Teh Botol Sosro? (boleh lebih dari satu jawaban) A7. Dimanakah anda PALING SERING membeli minuman teh dalam kemasan merek Teh Botol Sosro? (hanya satu jawaban) Tempat Membeli A6 A7 Hypermarket/supermarket/minimarket 1 1 Toko/warung 2 2 Pedagang Kaki Lima 3 3 Kantin 4 4 ....... A8. Bagaimana cara anda paling sering dalam memutuskan membeli minuman teh dalam kemasan merek Teh Botol Sosro? (hanya satu jawaban) a. Selalu merencanakannya terlebih dahulu b. Tergantung situasi saat ini c. Mendadak membeli saat produk tersedia d. Tidak pernah merencanakannya e. Lainnya, .............................
26
A9. Siapa yang mempengaruhi saudara/i dalam pembelian minuman teh dalam kemasan merek Teh Botol Sosro? (hanya satu jawaban) a. Inisiatif sendiri c. Teman e. Iklan b. Orang tua d. Pedagang Petunjuk: Tingkat Kepentingan: Berilah tanda (X) pada tabel sesuai pilihan saudara/i yang menunjukkan kepentingan dari setiap atribut produk yang Saudara/i rasakan saat ini: 1 = tidak penting 3 = antara penting dan tidak 5 = sangat penting 2 = kurang penting 4 = penting Penilaian Terhadap Kepentingan Atribut Teh Botol Sosro Yang Anda Harapkan Tingkat Kepentingan Atribut No. Atribut Produk 1 2 3 4 5 1. Rasa manis 2. Aroma 3. Desain Kemasan 4. Pelepas Dahaga 5. Komposisi Produk 6. Kandungan Bahan Pengawet 7. Dapat Diminum Kapan Saja 8. Harga Produk 9. Volume Produk 10. Kepraktisan 11. Jaminan Produk Steril dan Aman Dikonsumsi 12. Jaminan Halal dan Izin Depkes 13. Ketersediaan Tanggal Kadaluarsa 14. Ketersediaan Layanan Informasi untuk Diakses 15. Ketersediaan atau Kemudahan Didapat Petunjuk: Silahkan anda mengisi pertanyaan di bawah ini dengan memberi tanda silang (x) pada salah satu jawaban yang dianggap sesuai. Apa alasan Anda lebih sering mengkonsumsi Teh Botol Sosro? 1. Alasan 1 Rasanya sesuai dengan selera 1 Harga terjangkau 2 Mudah didapat 3 Kebiasaan 4 ....... ....... 2.
Seberapa puas anda terhadap Teh Botol Sosro ?
27 Tidak Puas Kurang Puas Antara Puas dan Tidak Puas Sangat Puas 3
1 2 3 4 5
Apa alasan Anda menyatakan demikian
4. Apakah anda masih berminat mengkonsumsi Teh Botol Sosro ? c. Biasa saja e. Tidak berminat a. Sangat berminat b. Berminat d. Kurang berminat 5. Apakah saudara/i bersedia menyarankan atau merekomemdasikan ke orang lain untuk membeli dan mengkonsumsi minuman teh dalam kemasan merek Teh Botol Sosro ? a. Ya sangat bersedia c. Antara bersedia dan tidak e. Tidak bersedia b. Bersedia d. Kurang bersedia 6. Di masa yang akan datang apakah anda akan mencoba dan mengkonsumsi merek lain selain Teh Botol Sosro? a. Tetap mengkonsumsi Teh Botol Sosro b. Ya akan mencoba, ke merek......................................................................... Merek 6b Teh Sosro 1 Fresh Tea 2 Fruit tea 3 Tekita 4 Teh Kotak Ultrajaya 5 ....... 7. Apa alasan Anda mengkonsumsi merek lain tersebut?
_TERIMA KASIH_
28
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 19 Januari 1989, dari pasangan Syamsuri dan N. Julaeha. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Pendidikan formal yang ditempuh penulis yaitu di TK Sejahtera 2 lulus pada tahun 1995, SD Negeri Kebon Pedes 1 lulus pada tahun 2001, SMP Negeri 1 Bogor lulus pada tahun 2004, dan SMA Negeri 2 Bogor lulus pada tahun 2007. Pada tahun yang sama penulis diterima di IPB melalui jalur Undangan Seleksi Mahasiswa IPB (USMI) dan tercatat sebagai mahasiswa Departemen Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor pada tahun 2008. Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam organisasi GUMATIKA sebagai staf kesekretariatan pada periode 2009-2010, dan staf sosinkom pada periode 2010-2011.