SCIENTICA Volume III No. 2, Desember 2016
ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS KOTA BANDUNG SETELAH IMPLEMENTASI KEBIJAKAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
Gustiarini Magister Management Rumah Sakit Universitas Islam Bandung (Email
[email protected]) ABSTRACT National health insurance policy wich enacted on January 1st 2014 give increase impact in society needs of health care, but it didn’t accompany by readiness of primary health care infrastucture and human resources to balance the increase of healnth needs. This condition will impavt on the quality of health services, received by consument. By then researcher got interested in knowing and analyzing the quality of health service at 24 hour health care in bandung after implementation of health insurance. The aim of this researches is to know the quality of services of out patient at the public health care in bandung with servqual methode. Discrepency analysis of five services dimentions such as tangibles, responsiveness, reliability, assurance, and empathy. Teh type of this experimental study is descriptive analysis quantitative methode. The method that we use in this study is survey method is cross sectional method. We use slovin formula to find a number of responder with stratified proporsional random sampling for each public health care. Than we continue to performed patient expectation analysis, public health care performance, expected services discrepancy and the services that was received by the patient to service quality and positioning of quality of public health care service with importance performance analysis in cartesius diagram. The outcome is obtained that the service satisfaction from customer perspective is good with the highest value of satisfaction variable is responsiveness, with the value of 82.8%. assurance dimention with the value 73,7%, reliability with thw value of 79,1% and empathy with the value of 73,7% meanwhile for dimentions which stand at the category of enough is the tangible dimention with thw value of 67,8% analysis outcome for the discrepancy happens on tangible variable with the score of two on moderate descrapency. Empathy, reliability, responsiveness, and assurance dimentions with the scroe of one on low descrepancy. In general the quality of health service at 24 hour primary health care stands on the category of good. Keywords: National Health Insurance, Primary Health Care, Service Quality.
Republik
A. PENDAHULUAN Puskesmas Peraturan
sesuai
Menteri
Indonesia
Nomor 75
dengan
Tahun 2014 adalah fasilitas pelayanan
Kesehatan
kesehatan yang menyelenggarakan
46
SCIENTICA Volume III No. 2, Desember 2016
upaya
kesehatan
masyarakat
upaya
kesehatan
dan
perseorangan
kesehatan kepada masyarakat karena dihadapkan
dengan
beberapa
tingkat pertama. Puskesmas sebagai
tantangan dalam hal sumber daya
penyelenggara pelayanan kesehatan
manusia dan peralatan kesehatan yang
lini pertama di era-JKN dituntut
semakin canggih namun demikian
untuk dapat menberikan pelayanan
Puskesmas sebagai gatekeeper dalam
kesehatan
pelaksanaan
yang
bermutu.
menyelenggarakan kesehatan
pelayanan
yang
diperlukan
Untuk
sebaik-baiknya,
pelayanan
Jaminan
Kesehatan
Nasional sebagai pemberi pelayanan kesehatan
dituntut
untuk
tetap
yang
memberikan pelayanan yang bermutu
berorientasi kepada pasien, artinya
yang berorientasi terhadap kebutuhan
jasa yang didesain sesuai dengan
pasien.
kebutuhan
dan
harapan
pasien,
Pengukuran
dalam
upaya
dengan demikian mutu pelayanan
peningkatan mutu layanan kesehatan
dapat meningkat.
mutlak
Pengguna jasa pelayanan di
dilakukan.
pengukuran
tersebut
maka
diketahui
berkualitas tidak hanya menyangkut
dimensi mutu pelayanan kesehatan
kesembuhan pasien dari penyakit
yang telah diselenggarakan dapat
secara fisik akan tetapi juga kepuasan
memenuhi harapan pasien.
sikap,
keterampilan memberikan
pengetahuan petugas
pelayanan
dan dalam
Kualitas kesehatan
mana
dapat
Puskesmas menuntut pelayanan yang
terhadap
sejauh
Melalui
jasa
yang
dimensi-
pelayanan
diberikan
kesehatan
Puskesmas
serta tersedianya sarana dan prasarana
memenuhi
yang memadai dan dapat memberikan
didalam Permenkes No.5 Tahun 2014
kenyamanan.
tentang
Dengan
seyogyanya
di
standar
Panduan
yang
Praktik
dapat terdapat
Klinis
diberlakukannya kebijakan Jaminan
Dokter Di Fasilitas Pelayanan Primer
Kesehatan
dinyatakan bahwa untuk unsur mutu
Nasional
(JKN)
oleh
pemerintah tahun 2014 maka tugas
layanan sebagai berikut :
dan fungsi puskesmas semakin berat
1. Unsur Tangible, bahwa fasilitas
dalam
memberikan
pelayanan
kesehatan
primer
harus
47
SCIENTICA Volume III No. 2, Desember 2016
menyediakan fasilitas pelayanan
dengan
sesuai dengan kebutuhan standar
Registrasi dan Surat Izin Praktek
pelayanan primer;
sesuai PKM No.71 Tahun 2013
2. Unsur Empathy, bahwa dokter pelayanan
primer
memiliki
adanya
Surat
Tanda
tentang pelayanan kesehatan pada JKN.
perhatian dan kepedulian terhadap
Sedangkan fakta di lapangan,
pasien dalam memberi pelayanan
Puskesmas tidak semua unsur mutu
sesuai dengan bukti shahih, terkini
pelayanan diatas dipenuhi, sebagai
dan cocok dengan kondisi pasien,
contoh hasil pengamatan bahwa :
keluarga dan masyarakatnya;
1. Unsur Tangible, dimana saranan
3. Unsur Realiability, bahwa dokter layanan
primer
meningkatkan
dan
prasaranan
di
Puskesmas
masih kurang dari standar sebagai
mawas diri untuk mengembangkan
fasilitas
pengetahuan
keterampilan
Pelayanan puskesmas dan klinik
secara professional, tepat waktu,
yang ditunjuk sebagai penyedia
akurasi
dengan
JKN belum memadai, fasilitas
dan
banyak yang belum memenuhi
dan
tinggi
kebutuhan
sesuai pasien
lingkungannya; 4. Unsur
primer.
standar, jumlah dokter terhadap
Responsiveness,
bahwa
layanan
primer
dokter
kesehatan
pasien masih kurang ideal; 2. Unsur
Empathy,
dalam
mempertajam kemampuan sebagai
memberikan
pelayanan
gatekeeper pelyanan kedokteran
pasien terkadang masih kurang
dengan menapis penyakit dalam
ramah,
tahap dini secara tepat dan cepat;
kebutuhan pasien;
tidak
peduli
kepada
dengan
5. Unsur Assurance, bahwa dokter
3. Unsur Realiability, masih adanya
layanan primer dapat menjamin
petugas yang datang terlambat
keamanan rahasia pasien serta
tidak sesuai dengan waktu yang
secara
memiliki
dijanjikan
dilegalkan
pelayanan,
administrasi
kemampuan
yang
sesuai dengan Standar Kompetensi
dalam waktu
memberikan tunggu
pelayanan dan pengambilan obat
Dokter Indonesia yang ditandai
48
SCIENTICA Volume III No. 2, Desember 2016
yang terlalu lama tidak sesuai
dilakukan.
Untuk
dengan waktu yang dijanjikan;
penelitian
lebih
4. Unsur
Responsiveness,
kondisi
itu
diperlukan
lanjut
mengenai
pelayanan
kesehtan
di
dikarenakan jumlah pasien yang
Puskesmas Kota Bandung. Didalam
banyak sementara tenaga medis
penilitian ini, peneliti menetapkan
terbatas
dalam
kriteria yang diambil sebagai tempat
mediagnosa pasien terburu-buru
penelitian dengan kriteria sebagai
atau menjadi tidak cermat dan
berikut:
tidak tepat;
1. Puskesmas
sehingga
5. Unsur Assurance, mengenai dokter
yang
memberikan
pelayanan 24 jam;
layanan primer yang masih kurang
2. Jumlah dokter ≥ 5 orang;
ramah, kerahasiaan pasien yang
3. Jumlah kunjungan pasien perbulan
dapat diketahui pasien lain, masih
≥ 3000 orang;
ada keraguan tentang keamanan
4. Jumlah perawat ≥ 5 orang;
system data peserta dan secara
5. Jumlah bidan ≥ 10 orang.
adminstrasi masih ada yang belum memiliki
Surat
Praktek
UPT Puskesmas yang ada di Kota
sebagai tanda kredibilitasnya di
Bandung ada 6 puskesmas yang
dalam praktek.
memenuhi kriteria sebagai tempat
Lebih
Izin
Melalui kriteria tersebut, dari 30
lanjut
perkembangan
dalam
pelaksanaannya,
untuk dilakukan penelitian, yaitu UPT Puskesmas
Ibrahin
Aji,
UPT
program Jaminan Kesehatan Nasional
Puskesmas Puter, UPT Puskesmas
(JKN)
beberapa
Pagarsih, UPT Puskesmas Garuda,
permasalahan yang dikeluhkan oleh
UPT Puskesmas Kopo, dan UPT
pasien terkait dengan pelayanan yang
Puskesmas Padasuka.
muncul
diberikan, dapat menandakan bahwa menurunnya
mutu
pelayanan
Berdasarkan data diatas, maka penulis
kesehatan. Sekilas pengamatan, hal
mengenai
ini
kesehatan
tidak
jauh
berbeda
dengan
pelaksanaan JKN di Kota Bandung
tertarik
untuk
analisis setelah
meneliti pelayanan
implementasi
kebijakan jaminan kesehatan nasional
namun belum ada penelitian yang
49
SCIENTICA Volume III No. 2, Desember 2016
di Puskesmas Kota Bandung tahun
63,42%
dan
responden
laki-laki
2016.
sebanyak 64 orang dengan persentase sebesar 36,57%.
B. HASIL
PENELITIAN
DAN
Secara keseluruhan distribusi terbesar tingkat pendidikan responden
PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan
adalah tamat sekolah dasar/sederjat
bahwa responden di enam Puskesmas
dengan jumlah responden yaitu 55
24 jam Kota Bandung yang dilakukan
orang dengan persentase 31,42% dan
pada saat penelitian, sebagian besar
yang terendah pada kelompok tidak
berada pada kelompok umur 26-35
tamat sekolah dasar dan Diploma
tahun adalah 64 responden dengan
sebanyak
persentase
36,57%,
persentase sebesar 4%. Distribusi
sedangkan kelompok umur responden
pekerjaan responden yang datang
terkecil pada kelompok umur <18
berobat paling besar bekerja sebagai
tahun yaitu 5 responden dengan
Ibu Rumah Tangga sebanyak 94
persentase sebesar 2,85%. Adapun
responden dengan persentase sebesar
jenis kelamin perempuan merupakan
53,71% dan yang terkecil adalah
mayoritas responden yang datang
pelajar/mahasiswa
berobat di Puskesmas 24 jam. Jumlah
responden dengan persentase sebesar
responden perempuan sebanyak 111
4,57%.
orang
dengan
sebesar
persentase
7
responden
dengan
sebanyak
8
sebesar
Tabel 1.1: Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik di Puskesmas Layanan 24 Jam Kota Bandung
Karakteristik Responden Umur <18 th 18-25 th 26-35 th 36-45 th 46-55 th >46 th Jenis Kelamin Perempuan Laki-laki
Jumlah (n)
Persentase (%)
5 32 64 35 25 14
2,85 18,28 36,57 20 14,28 8
111 64
63,42 36,57
50
SCIENTICA Volume III No. 2, Desember 2016
Tingkat Pendidikan Tidak Sekolah SD/sederajat SMP/sederajat SMU/sederajat Diploma Sarjana
7 55 36 53 7 17
4 31,42 20,57 30,28 4 9,71
Pekerjaan Pelajar/Mahasiswa Pegawai Negeri/PNS Pegawai Swasta IRT Pensiunan Total
8 15 36 94 22 175
4,57 8,57 20,57 53,71 12,57 100
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dari
175
Kesenjangan paling besar pada unsur
responden
tersedianya tempat parkir, artinya di
harapan
puskesmas tidak tersedia tempak
responden terhadap dimensi tangible
parkir yang dapat memenuhi harapan
dengan nilai yang diperoleh 4012 atau
responden yang datang berobat ke
91,7% dari skor ideal yaitu 4375
puskesmas
berada pada kategori sangat penting
dilanjutkan
sementara tingkat kinerja puskesmas
bersih dan rapi, ruang tunggu yang
24 jam menunjukkan nilai yang
nyaman dan bersih dan kondisi
diperoleh 2969 atau 67,8% dari skor
bandungan puskesmas. Hal ini perlu
ideal yaitu 4375 berada pada kategori
menjadi peringatan bagi puskesmas
cukup. Kesenjangan antara harapan
karena
dan kinerja puskesmas layanan 24
kategori sangat tinggi. Sementara
jam menurut responden terhadap
unsur
dimensi tangible mengenai fasilitas
mendekati harapan responden dengan
fisik yang dimiliki oleh Puskesmas
nilai
layanan 24 jam Kota Badung bernilai
kesenjangan
gap negative dengan jumlah yaitu (-
Puskesmas layanan 24 jam memiliki
1,19)
kategori
peralatan yang cukup lengkap. Dari
tinggi.
hasil obsevasi di lapangan bahwa
menyatakan
tingkat
berada
kesenjangan
yang
pada sangat
dan
secara
berurutan
penampilan
pegawai
kesenjangan
pertanyaan
mendekati
berasa
yang
harapan
sebesar
(-0,4)
pada
dinilai
dengan yaitu
51
SCIENTICA Volume III No. 2, Desember 2016
pada Puskesmas layanan 24 jam
Puskesmas yang bukan layanan 24
peralatan
jam.
yang
dimiliki
cukup
lengkap bila dibandingkan dengan Tabel 1.2: Analisis Kesenjangan Tingkat Harapan dan Tingkat Kinerja Terhadap Dimensi Tangible
No. 1.
2. 3.
4.
5.
Item Kondisi bangunan puskesmas Tersedianya tempat parkir Ruang tunggu nyaman dan bersih Memiliki peralatan yang cukup lengkap Penampilan pegawai bersih dan rapi Jumlah
Hasil Analisis Tingkat Tingkat Harapan Persepsi Skor Skor Mean Mean Hasil Hasil
Kesenjangan Kategori (Gap)
644
3.68
841
4.8
-1.12
Sangat Tinggi
485
2.77
785
4.48
-1.71
Sangat Tinggi
595
3.4
811
4.63
-1.23
Sangat Tinggi
683
3.9
753
4.3
-0.4
Rendah
582
3.32
822
4.69
-1.37
Sangat Tinggi
2969
3.39
4012
4.58
-1.19
Sangat Tinggi
Hasil penelitian menunjukkan
jam menurut responden terhadap
bahwa tingkat harapan responden
dimensi empathy mengenai fasilitas
terhadap dimensi empathy dengan
fisik yang dimiliki oleh Puskesmas
nilai yang diperoleh 3924 atau 89,7%
layanan 24 jam Kota Badung bernilai
dari skor ideal yaitu 4375 berada
gap negative yaitu dengan jumlah (-
pada
penting
0,8) dan masuk ke dalam kategori
sementara tingkat kinerja puskesmas
kesenjangan sedang. Item pertanyaan
24 jam menunjukkan nilai yang
dengan nilai gap terbesar yaitu pada
diperoleh 3223 atau 73,7% dari skor
rasa kepedulian tenaga paramedik
ideal yaitu 4375 berada pada kategori
dalam hal ini adalah perawat atau
puas. Kesenjangan antara harapan
bidan yang memberikan pelayanan
dan kinerja puskesmas layanan 24
kepada pasien di Puskesmas dengan
kategori
sangat
52
SCIENTICA Volume III No. 2, Desember 2016
nilai gap sebesar (-1,3). Hal ini
yang
dimungkinkan
banyaknya
melayani pasien, melakukan tugas
tugas yang harus dikerjakan tenaga
asistensi dokter serta tugas program
bidan atau perawat dalam waktu
yang harus diselesaikan.
karena
bersamaan,
baik
dalam
Tabel 1.3: Analisis Kesenjangan Tingkat Harapan dan Tingkat Kinerja Terhadap Dimensi Empathy
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Item Rasa kepedulian dokter umum/dokter gigi dalam memberikan pelayanan medic kepada pasien Perhatian dokter umum dalam melayani konsultasi dan rujukan Rasa kepedulian perawat/bidan dalam memberikan pelayanan pada pasien Perhatian perawat/bidan dalam memberikan penyuluhan pada pasien Perhatian perawat/bidan dalam melakukan tugas asistensi dokter dalam pelayanan pada pasien Jumlah
Hasil Analisis Tingkat Tingkat Persepsi Harapan Skor Skor Mean Mean Hasil Hasil
Kesenjangan Kategori (Gap)
748
4.27
700
4
-0.27
Sedang
798
4.56
600
3.42
-1.14
Sangat Tinggi
847
4.84
620
3.54
-1.3
Sangat Tinggi
747
4.26
539
3.08
-1.18
Sangat Tinggi
784
4.48
764
4.36
-0.12
Rendah
3924
4.48
3223
3.68
-0.8
Sedang
53
SCIENTICA Volume III No. 2, Desember 2016
Hasil penelitian menunjukkan
dengan jumlah (-0,5), yang berarti
bahwa tingkat harapan responden
dimensi reliability dari pelayanan
terhadap dimensi reliability adalah
yang diberikan khususnya tenaga
menunjukkan nilai yang diperoleh
medis
5753 atau 93,9% dari skor ideal yaitu
puskesmas belum dapat memenuhi
6125.
Dengan
dan
tenaga
demikian
harapan
harapan pasien namun sudah berada
untuk
unsur
pada kategori puas. Item pertanyaan
responden/pasien
reliability berada pada kategori sangat
dengan
penting sementara tingkat kinerja
kemampuan
puskesmas 24 jam menunjukkan nilai
dalam
memberikan
yang diperoleh 4842 atau 79,1% dari
secara
terpecaya.
skor
dimungkinkan
ideal
paramedis
yaitu
6125.
Dengan
nilai
gap
terbesar
perawat
bila
atau
pada bidan
penyuluhan Hal
ini
dihubungkan
demikian unsur realiability berada
dengan hasil pada dimensi empathy
pada kategori puas. Kesenjangan
dimana kurangnya rasa kepedulian
antara harapan dan kinerja puskesmas
tenaga perawat atau bidan dalam
layanan 24 jam menurut responden
melayani pasien, sehingga apa yang
terhadap dimensi reliability mengenai
disarankan bidan atau perawat dalam
fasilitas fisik yang dimiliki oleh
penyuluhan membuat pasien merasa
Puskesmas layanan 24 jam Kota
kurang diperhatikan.
Badung bernilai gap negative yaitu
Tabel 1.4: Analisis Kesenjangan Tingkat Harapan dan Tingkat Kinerja Terhadap Dimensi Reliability
No . 1
Item Kemampuan dokter umum/dokter gigi dalam memberikan pelayanan medik secara teliti dan tidak berulang ulang
Hasil Analisis Tingkat Tingkat Harapan Persepsi Skor Skor Mean Mean Hasil Hasil
846
4.83
709
4.62
Kesenjangan Kategori (Gap)
-0.21
Rendah
54
SCIENTICA Volume III No. 2, Desember 2016
2
3
4
5
6
7
Kehadiran dokter umum/dokter gigi tepat waktu Kemampuan dokter umum/dokter gigi dalam melayani konsultasi dan rujukan secara terpercaya Kemampuan perawat/bidan dalam memberikan pelayanan pada pasien secara teliti Kehadiran perawat/bidan tepat waktu Kemampuan perawat/bidan dalam memberikan penyuluhan secara terpercaya Kemampuan perawat/bidan dalam melakukan tugas asistensi dokter secara teliti Jumlah
808
4.61
666
4.37
-0.24
Rendah
848
4.84
689
4.5
-0.34
Sedang
807
4.61
771
4.4
-0.21
Rendah
822
4.69
683
3.9
-0.79
Sedang
836
4.77
595
3.4
-1.37
Tinggi
786
4.49
729
4.16
-0.33
Sedang
5753
4.69
4842
4.19
-0.5
Sedang
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
diperoleh menunjukkan nilai 2897
tingkat harapan responden terhadap
atau 82,8% dari skor ideal yaitu 3500.
dimensi responsiveness menunjukkan
Dengan
nilai yang diperoleh 3194 atau 91,3%
Responsiveness berada pada kategori
dari skor ideal yaitu 3500. Dengan
puas. Kesenjangan antara harapan dan
demikian harapan responden/pasien
kinerja puskesmas layanan 24 jam
untuk unsur Responsiveness berada
menurut
perspektive
pada
terhadap
dimensi
kategori
sangat
penting
demikian
bahwa
unsur
responden
responsiveness
sementara tingkat kinerja puskesmas
terlihat
keseluruhan
item
24 jam menunjukkan nilai yang
pelayanan bernilai gap negative yaitu
55
SCIENTICA Volume III No. 2, Desember 2016
dengan jumlah (-0,43), yang berarti
memerlukan waktu agar pemeriksaan
dimensi
dari
yang dilakukan dapat lebih teliti. Dari
pelayanan yang diberikan khususnya
hasil observasi yang dilakukan pada
tenaga medis dan tenaga paramedic
saat penelitian didapatkan bahwa
puskesmas belum dapat memenuhi
kendalanya adalah jumlah tenaga
harapan
pasien. . Item pertanyaan
dokter umum dan dokter gigi masih
dengan nilai kesenjangan terbesar
kurang jika dibandingkan dengan
yaitu pada kemampuan dokter umum
jumlah pasien yang harus dilayani,
atau dokter gigi dalam melakukan
hal
pelayanan
medic
responden
menurut
penilaian
responsiveness
secara
cepat
ini
juga
membuat menilai
persepsi bahwa
responden.
pemeriksaan medis yang dilakukan
Pelayanan yang diberikan oleh tenaga
dokter menjadi lebih lama dan waktu
dokter ataupun dokter gigi tentu
tunggu
menjadi
Tabel 1.5: Analisis Kesenjangan Tingkat Harapan dan Tingkat
lebih
lama.
Kinerja Terhadap
Dimensi Responsiveness No.
1.
2.
Item Kemampuan dokter umum/dokter gigi dalam melakukan pelayanan medik secara tepat Kemampuan dokter umum/dokter gigi dalam melakukan tindakan medik secara cepat
Hasil Analisis Tingkat Harapan Tingkat Persepsi Skor Skor Mean Mean Hasil Hasil
Kesenjangan (Gap)
Kategori
784
4.48
746
4.26
-0.22
Rendah
785
4.48
712
4.06
-0.42
Sedang
56
SCIENTICA Volume III No. 2, Desember 2016
3.
Kemampuan perawat/bida n dalam memberikan pelayanan kepada pasien secara tepat Kemampuan perawat/bida n dalam melakukan tindakan kepada pasien secara cepat Jumlah
4.
778
4.45
722
4.13
-0.32
Sedang
785
4.48
717
4.09
-0.39
Sedang
3194
4.56
2897
4.13
-0.43
Sedang
Hasil penelitian menunjukkan
berarti
dimensi
assurance
dari
bahwa tingkat harapan responden
pelayanan yang diberikan khususnya
terhadap
assurance
tenaga medis dan tenaga paramedic
menunjukkan nilai yang diperoleh
puskesmas belum dapat memenuhi
6599 atau 94,3% dari skor ideal yaitu
harapan pasien. Kesenjangan antara
7000.
harapan
dimensi
Dengan
demikian
responden
/pasien
Assurance
berada
untuk
harapan
responden
dan
kinerja
unsur
puskesmas pada dimensi assurance
kategori
pada unsur pertanyaan mengenai
sangat penting, sementara tingkat
kemampuan perawat atau bidan untuk
kinerja
berkomunikai
pada
puskesmas
24
jam
mengenai
penyakit
menunjukkan nilai menunjukkan nilai
pasien. Faktor
yang diperoleh 5855 atau 80% dari
terjalinnya
skor
terhadap pasien adalah keterampilan
ideal
yaitu
7000.
Dengan
penting
hubungan
untuk
yang
demikian unsur Assurance berada
petugas
pada kategori puas. Kesenjangan
berkomunikasi mengelola hubungan
antara harapan dan kinerja puskesmas
dengan pasien. Salah satu upaya yang
layanan 24 jam menurut perspektive
dapat dilakukan untuk meningkatkan
responden
kemampuan
terhadap
dimensi
Puskesmas
baik
petugas
dalam
Puskesmas
assurance terlihat bahwa keseluruhan
dalam berkomunikasi yang efektif
item pelayanan bernilai gap negative
dengan
yaitu dengan jumlah (-0,53), yang
pelatihan komunikasi interpersonal
pasien
adalah
melalui
57
SCIENTICA Volume III No. 2, Desember 2016
dalam mengelola hubungan dengan
pasien.
Tabel 1.6: Analisis Kesenjangan Tingkat Harapan dan Tingkat Kinerja Terhadap Dimensi Assurance
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Item Kemampuan dokter umum/dokter gigi untuk berkomunikas i mengenai penyakit yang pasien diderita Kepercayaan pasien terhadap dokter umum/dokter gigi Kemampuan dokter umum/dokter gigi untuk memberikan rasa aman kepada pasien Kemampuan dokter umum/dokter gigi untuk bersikap sopan santun Kemampuan perawat/bidan untuk berkomunikas i dengan pasien mengenai penyakitnya Kepercayaan pasien terhadap perawat/bidan
Hasil Analisis Tingkat Tingkat Persepsi Harapan Skor Skor Mean Mean Hasil Hasil
Kesenjangan Kategori (Gap)
810
4.62
641
4.23
-0.39
Sedang
839
4.79
767
4.38
-0.41
Sedang
848
4.84
777
4.44
-0.4
Sedang
806
4.6
745
4.25
-0.35
Sedang
801
4.57
655
3.43
-1.14
Tinggi
842
4.81
780
4.45
-0.36
Sedang
58
SCIENTICA Volume III No. 2, Desember 2016
7.
8.
Kemampuan perawat/bidan untuk memberikan rasa aman kepada pasien Kemampuan perawat/bidan untuk bersikap sopan santun Jumlah
830
4.74
689
3.93
-0.81
Tinggi
823
4.7
601
4.31
-0.39
Sedang
6599
4.71
5655
4.18
-0.53
Sedang
Dari tabel diatas terlihat bahwa
C. PEMETAAN
DIMENSI
secra umum mutu layanan yang
SERVICE QUALITY DENGAN
diberikan tenaga medis dan paramedis
MENGGUNAKAN DIAGRAM
Puskesmas 24 jam Kota Bandung
KARTESIUS
sudah baik, ditandai dengan empat
Analisis
pemetaan
dimensi
dari lima dimensi mutu pelayanan
Service Quality untuk menjawab
berada pada kategori kesenjangan
pertanyaan
rendah
yaitu tentang posisi masing-masing
yaitu
reliability,
dimensi
empathy,
responsiveness,
penelitian
berikutnya
dan
dimensi menurut tingkat harapan dan
assurance, dan satu dimensi yang
kinerja menurut yang diterima oleh
berada pada kesenjangan sedang yaitu
pasien. Pemetaan ini dilakukan untuk
tangible
mengetahui
dan
dimensi
ini
harus
apa
yang
diinginkan
menjadi peringatan bagi manajemen
pasien dan aspek apa yang benar-
Puskesmas. Namun pada keempat
benar
dimensi dengan kesejangan rendah
memenuhi harapan pasien terhadap
apabila
kualitas pelayanan.
tidak
menjadi
perhatian
manajemen Puskesmas maka dapat menurunkan
mutu
pelayanan
perlu
ditingkatkan
untuk
Kuadran 1 menunjukkan unsur yang
dianggap
mempengaruhi
kesehatan di Puskesmas di masa yang
kepuasan pasien, termasuk unsur-
akan datang.
unsur jasa yang dianggap sangat penting, namun manajemen belum melaksanakannya sesuai keinginan konsumen, sehingga mengecewakan
59
SCIENTICA Volume III No. 2, Desember 2016
atau tidak puas. Item yang terdapat
responsiveness
pada kuadran 1 meliputi variable
dokter
Tangible yaitu kondisi bangunan
melakukan pelayanan medic secara
puskesmas, ruang tunggu nyaman dan
tepat,
bersih,
dalam memberikan pelayanan kepada
dan
penampilan
pegawai
yaitu
kemampuan
umum/dokter
kemampuan
dalam
perawat/bidan
bersih dan rapi. Untuk variable
pasien
empathy
assurance yaitu kemampuan dokter
yaitu
perawat/bidan pelayanan
rasa
kepedulian
dalam
pada
memberikan
pasien.
Untuk
secara
gigi
tepat.
Variabel
umum/dokter
gigi
untuk
berkomunikasi
mengenai
penyakit
variable reliability yaitu kehadiran
yang pasien diderita, kepercayaan
perawat/bidan
tepat
waktu,
pasien terhadap dokter umum/dokter
kemampuan
perawat/bidan
dalam
gigi,
memberikan
penyuluhan
secara
umum/dokter gigi untuk memberikan
terpercaya. Untuk variable assurance
rasa aman kepada pasien, kemampuan
yaitu
perawat/bidan
perawat/bidan untuk berkomunikasi
untuk memberikan rasa aman kepada
dengan pasien mengenai penyakitnya,
pasien.
kepercayaan
kemampuan
Kuadran 2 menunjukkan unsur jasa
pokok
yang
telah
kemampuan
dokter
pasien
terhadap
perawat/bidan.
berhasil
Kuadran 3 menunjukkan unsur-
dilaksanakan puskesmas, untuk itu
unsur
wajib dipertahankannya. Dianggap
dianggap tidak terlalu penting oleh
sangat
pelanggan,
penting
dan
sangat
yang
harus
tetapi
mendapatkan
harus
memuaskan. Item yang terdapat pada
dipertimbangkan
kuadran 2 meliputi variable reliability
Puskesmas
yaitu
dokter
terhadap manfaat yang dirasakan.
umum/dokter gigi dalam memberikan
Item yang terdapat pada kuadran 3
pelayanan medic secara teliti dan
meliputi
tidak berulang ulang, kemampuan
berkaitan dengan tersedianya tempat
dokter
parkir, memiliki peralatan yang cukup
kemampuan
umum/dokter
melayani
konsultasi
secara
terpercaya.
gigi dan
dalam rujukan Variabel
lengkap.
karena
variable
Variabel
oleh
tetap UPT
berpengaruh
tangible
empathy
yaitu
yaitu
perhatian dokter umum/ dokter gigi
60
SCIENTICA Volume III No. 2, Desember 2016
dalam
melayani
rujukan,
konsultasi
perhatian
dan
tindakan kepada pasien secara cepat.
perawat/bidan
Variable assurance yaitu kemampuan
dalam memberikan penyuluhan pada
dokter
pasien.
bersikap sopan santun.
Variabel
kemampuan
assurance
perawat/bidan
yaitu untuk
bersikap sopan santun.
umum/dokter
Dari
matriks
gigi
untuk
harapan
dan
penilaian didapat bahwa variable
Kuadran 4 menunjukkan unsur-
yang terdapat pada kuadran 1 yang
unsur yang harus mendapatkan tidak
dimiliki oleh Puskesmas layanan 24
terlalu penting di mata pelanggan, dan
jam yang menjadi tingkat kepuasan
dapat dikurangi agar UPT Puskesmas
pasien
dapat menghemat biaya. Item yang
kurang memperhatikan, untuk itu
terdapat pada kuadran 4 meliputi
harus
variable
empathy
berkaitan
Puskesmas layanan 24 jam untuk
dengan
rasa
dokter
mengatasi hal ini. Variabel yang
umum/dokter gigi dalam memberikan
terdapat di kuadran 2 adalah kekuatan
pelayanan pada pasien, perhatian
yang dimiliki oleh Puskesmas layanan
perawat/bidan
24 jam dan harus dipertahankan.
tugas
yaitu
kepedulian
dalam
asistensi
pelayanan
pada
melakukan
dokter pasien.
namun
pihak
menjadi
manajemen
prioritas
bagi
dalam
Variabel yang terdapat pada kuadran
Variable
3 dan 4 perlu menjadi perhatian untuk
reliability yaitu kehadiran dokter
dapat
umum/dokter
waktu,
pelaksanaannya agar pelayanan yang
dalam
diberikan di Puskesmas layanan 24
memberikan pelayanan pada pasien
jam dapat lebih efektif dan efisien
secara
sesuai dengan kebutuhan layanan
gigi
kemampuan
tepat
perawat/bidan
teliti,
perawat/bidan
dalam
kemampuan melakukan
kesehatan
di
evaluasi
yang
kembali
diinginkan
oleh
tugas asistensi dokter secara teliti.
pasien dan mutu pelayanan dapat
Variabel
lebih ditingkatkan.
responsiveness
yaitu
kemampuan dokter umum/dokter gigi dalam melakukan tindakan medik secara
cepat,
perawat/bidan
dalam
kemampuan melakukan
61
SCIENTICA Volume III No. 2, Desember 2016
Gambar 1 Diagram Kartesius Dari Dimensi Mutu Layanan Kesehatan 4.90 P24
P8
P13 P11
P1
4.80
P23
P16
P27 P28
P5
P15
P26
4.70 P18
Harapan (Y)
P3
4.60
P22
P12
P20
P29
P25
P14
P7 P19
P2
4.50
P17
P10
P21
4.40
P4
4.30
P9
P6
4.20
3.00
3.50
4.00
4.50
Kinerja (X)
2. Hasil analisis kesenjangan (gap)
D. SIMPULAN 1. Kepuasan layanan dari perspektif
terhadap
kepuasan
pelayanan
pasien yang datang berobat ke
menunjukkan
UPT.Puskesmas yang memberikan
kesenjangan antara kepuasan yang
pelayanan 24 jam di Kota Bandung
diberikan puskesmas dengan yang
dipersepsikan
dalam
diharapkan pasien. Kesenjangan
kategori baik. Variabel kepuasan
terjadi pada semua variabel dan
dengan
kesenjangan
berada
nilai
dimensi dilanjutkan
tertinggi
yaitu
Responsiveness, dimensi
variable
Assurance,
kategori
dimensi Reliability, dan dimensi
dimensi
Empathy.
kategori
Sedangkan
untuk
bahwa
terdapat
tertinggi
tangible
berada
kesenjangan empathy
pada
sedang,
berada
kesenjangan
pada
pada
rendah,
dimensi yang berada pada kategori
dimensi reliability berada pada
cukup adalah dimensi Tangible.
kategori
kesenjangan
rendah,
62
SCIENTICA Volume III No. 2, Desember 2016
dimensi
responsiveness
berada
dokter umum/dokter gigi dalam
pada kategori kesenjangan rendah,
memberikan pelayanan medic
dan dimensi assurance berada
secara teliti dan tidak berulang
pada kategori kesenjangan rendah.
ulang,
3. Distribusi item variabel terhadap
umum/dokter
kuadran pada diagram kartesius/
melayani
matriks
rujukan
performanceand
kemampuan
dokter
gigi
dalam
konsultasi secara
dan
terpercaya.
imfortance diperoleh:
Variabel responsiveness yaitu
a. Kuadran I (prioritas utama)
kemampuan
dokter
terdiri dari variable Tangible
umum/dokter
yaitu
melakukan
kondisi
puskesmas, nyaman
bangunan
ruang
dan
tunggu
bersih,
dan
secara
gigi
dalam
pelayanan
tepat,
medic
kemampuan
perawat/bidan
dalam
penampilan pegawai bersih dan
memberikan pelayanan kepada
rapi. Untuk variable empathy
pasien secara tepat. Variabel
yaitu
assurance
rasa
kepedulian
perawat/bidan memberikan pasien. reliability
dalam pelayanan
pada
yaitu
kemampuan
dokter umum/dokter gigi untuk berkomunikasi
mengenai
Untuk
variable
penyakit yang pasien diderita,
yaitu
kehadiran
kepercayaan pasien terhadap
perawat/bidan
tepat
kemampuan
waktu,
perawat/bidan
dokter
umum/dokter
kemampuan
gigi, dokter
dalam memberikan penyuluhan
umum/dokter
secara
memberikan rasa aman kepada
terpercaya.
variable
assurance
kemampuan
Untuk yaitu
perawat/bidan
pasien, perawat/bidan
gigi
untuk
kemampuan untuk
untuk memberikan rasa aman
berkomunikasi dengan pasien
kepada pasien.
mengenai
b. Kuadran
II
(pertahankan
prestasi) terdiri dari variable reliability
yaitu
penyakitnya,
kepercayaan pasien terhadap perawat/bidan.
kemampuan
63
SCIENTICA Volume III No. 2, Desember 2016
c. Kuadran III (prioritas rendah)
perawat/bidan
dalam
terdiri dari variable tangible
melakukan
yaitu
dengan
dokter secara teliti. Variabel
parkir,
responsiveness
berkaitan
tersedianya
tempat
tugas
memiliki peralatan yang cukup
kemampuan
lengkap.
umum/dokter
Variabel
empathy
gigi
melakukan
dokter gigi dalam melayani
secara
konsultasi
perawat/bidan
rujukan,
yaitu dokter
yaitu perhatian dokter umum/
dan
asistensi
dalam
tindakan
cepat,
medik
kemampuan dalam
perhatian perawat/bidan dalam
melakukan
memberikan penyuluhan pada
pasien secara cepat. Variable
pasien.
assurance
Variabel
yaitu
assurance kemampuan
perawat/bidan untuk bersikap
tindakan
yaitu
kepada
kemampuan
dokter umum/dokter gigi untuk bersikap sopan santun.
sopan santun. d. Kuadran
IV
(kemungkinan
berlebihan) terdiri dari variable empathy yaitu berkaitan dengan rasa
kepedulian
dokter
umum/dokter
gigi
dalam
memberikan
pelayanan
pada
pasien, perhatian perawat/bidan dalam
melakukan
asistensi
tugas
dokter
dalam
pelayanan pada pasien. Variable reliability
yaitu
kehadiran
dokter umum/dokter gigi tepat waktu,
kemampuan
perawat/bidan memberikan
dalam pelayanan
pada
pasien secara teliti, kemampuan
E. SARAN 1. Diupayakan
adanya
peningkatan dalam memberikan pelayanan
kesehatan
setelah
kebijakan pelaksanaan Jaminan Keehatan
Nasional
yang
dimulai Januari 2014. Dalam dua tahun pelaksanaan JKN diharapkan
pelayanan
yang
diberikan oleh UPT.Puskesmas 24 jam Kota Bandung dapat menigkatkan khususnya
pelayanan terkait
dimensi
tangible dan empathy yang berdasarkan nilai kesenjangan berada dibawah rata-rata, serta
64
SCIENTICA Volume III No. 2, Desember 2016
mempertahankan
pelayanan
terpercaya,
dan
kemampuan
yang telah baik terkait dimens
perawat/bidan
responsiveness, reliability, dan
memberikan rasa aman kepada
assurance.
pasien.
2. Pihak
Manajemen
Puskesmas
UPT. lebih
3. Pihak
untuk
manajemen
Puskesmas
UPT.
Kota
Bandung
memperhatikan penilaian yang
hendaknya memberi masukan
dianggap
dan konsultasi kepada Dinas
mempengaruhi
kepuasan pasien, dan sangat
Kesehatan
Kota
Bandung
penting,
belum
selaku
pemangku
kebijakan
sesuai
terkait
dimensi
tangible
keinginan konsumen, meliputi
terhadap
kondisi
bangunan
kondisi bangunan puskesmas,
puskesmas
sehingga
ruang
kedepannya
dapat
namun
melaksanakannya
tunggu
nyaman
dan
dilakukan
bersih, dan penampilan pegawai
perbaikan
bersih dan rapi, rasa kepedulian
puskesmas demi kenyamanan
perawat/bidan
dalam
pasien dan masyarakat Kota
pada
Bandung pada umumnya demi
pasien, kehadiran perawat/bidan
suksesnya pelaksanaan Jaminan
tepat
Kesehatan
memberikan
pelayanan
waktu,
perawat/bidan
kemampuan dalam
memberikan penyuluhan secara
DAFTAR PUSTAKA Azwar Azrul, Program Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan Aplikasi Prinsip Lingkaran Pemecahan Masalah, Yayasan Penerbitan Ikatan Dokter Indonesia, Jakarta. 1994.
dan
untuk
pembenahan
Nasional
yang
ditargetkan tercapai pada tahun 2019.
Azwar Azrul (a), Program Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan, Binarupa Aksara, Jakarta 1995. Basuki, Burhan. 2010. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, Kencana, Jakarta.
65
SCIENTICA Volume III No. 2, Desember 2016
Budiman, Isu Tataran Kesehatan Msyarakat, Refika Aditama, Bandung, 2015. Bustami, Penjaminan Mutu Pelayanan Kesehatan Dan Akseptabilitasnya, Erlangga, Jakarta, 2011. Chunlaka, Poramaphorn. 2010. International Patients Satisfaction toward Nurses Service Quality At Samitivej Srinakarin Hospital. Available from: http://thesis. swu.ac.th/swuthesis/Bus_Eng_ Int_Com / Poramaphorn.C.pdf. Accessed April 20, 2014. Dwiyanto, Agus, Manajemen Pelayanan Publik, Gadjah Mada University Press, 2010. Donabedian, Avendis, “Criteria, Norms and Standards of Quality: What Do They Mean?” American Journalof Public Health, April 1981, Vol.71, No.4. Evi Ester Ilutagon, Jurnal Kesehatan Masyarakat, Maret 2012September 2012, Vol. 6, No.2 Komunikasi Interpersonal Petugas Kesehatan Dalam Kegiatan Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Muara Siberut Kabupaten Mentawai Fais M Satrianegara, Organisasi Dan Manajemen Pelayanan Kesehatan, Salemba Medika, Jakarta, 2011. Hardiyansah, Kualitas Pelayanan Publik, Gava Media, Yogyakarta, 2011. Irawati, “Hubungan antara komunikasi, sikap dan ketrampilan perawat dengan kepuasan pasien di RS Ortopedi Prof.Dr.R.Soeharso Surakarta, 2012.
Koentjoro, Tjahjono. 2007. Regulasi Kesehatan Di Indonesia, Yogyakarta: C.V. Andi Offset. Lorin, V. (2013). The Assessment of Perceived Service Quality of Public Health Care Services in Romania Using the SERVQUAL Scale. Elsevier B.V., 6(13), 573–585. doi:10.1016/S22125671(13)00175-5 Muninjaya A.A.Gde, Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan, EGC, Jakarta, 2011. Notoatmodjo Soekidjo, Metodologo Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta, 2012. Passuraman, A. Zeithmal, VA.& Berry, L.L.,Servqual : A Multiple Item Scale for Measuring Consumer Perception of Service Quality, Journal of Retailing, Vol,64. Raffi, Forough. 2010. Nurse Caring In Iran and As Relationship With Patient Satisfaction. Australian Journal of Advanced Nursing, Vol: 26, No: 2. Salim A.Abass, Asuransi Dan Manajemen Resiko, Raja Grafindo Persada, 2005. Sabarguna S. Boy, Asuransi Kesehatan Prespektif Rumah Sakit, Universitas Indonesia (UI-Press), 2012. Schoenfelder, T. (2012). Primary Health Care : Open Access Patient Satisfaction : A Valid Indicator for the Quality of Primary Care ? Primary Health Care, 2(4), 4–5. doi:10.4172/21671079.1000e106.
66
SCIENTICA Volume III No. 2, Desember 2016
Soeratno & Lincolin Arsyad, Metodologi Penelitian: Untuk Ekonomi & Bisnis, Yogyakarta, 2003. Sugiono, Metodotogi Penelitian Kiantitatif dan Kualitatif Dan R & D, Alfabeta, Jakarta, 2008. Thabrany Hasbullah, Jaminan Kesehatan Nasional, Rajawali Pers, Jakarta, 2014. Undang Undang Dasar Negara RI 1945 dan Hasil Amandemen. TAP MPR No.X/MPR/2001 Tentang Penugasan kepada Presiden RI untuk membentuk Sistem Jaminan Sosial Nasional. Mahkamah Konstitusi RI, Putusan Perkara No.007/PUU-III/2005 Pengujian UU No.40 Tahun 2004 Tentang SJSN Terhadap UUD Negara RI 1945 Undang Undang No.40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Permenkes No. 922 Tahun 2008 Tentang Sistem Rujukan Perorangan. Undang Undang No. 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Gubernur Jawa Barat.2011. Draft Pergub Sistem Rujukan Pelayanan Kesehaatan. [internet]. Available from:
[Accessed 07 Juni 2015]. Undang Undang No.01 Tahun 2012 Tentang Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan.
Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. 2012. Pedoman Sistem Rujukan Nasional. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. Kementerian Kesehatan RI.2013. Bahan Paparan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dalam Sistem Jaringan Sosial Nasional. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan, 2013 Panduan Sistem Rujukan Berjenjang,.[internet].Availabl efrom: [Accessed 07 Juni 2015]. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan, No.1 Tahun 2014 Tentang Sistem Rujukan. Dinas kesehatan Provinsi Jawa Barat.2013. Situasi Terkini Kesiapan Jawa Barat Dalam Menyongsong Implementasi JKN Tahun 2014 [internet]. Available from:
67
SCIENTICA Volume III No. 2, Desember 2016
Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 Tentang Jaminan Kesehatan. Permenkes Nomor 69 Tahun 2013 tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama dan Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan Nasional. Dinas Kesehatan Kota Bandung (2015) Profil Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015, Bandung. UPT. Puskesmas Ibrahin Aji (2015) Laporan Tahunan UPT.Puskesmas Ibrahim Aji 2015, Bandung.
UPT. Puskesmas Padasuka (2015) Laporan Tahunan UPT.Puskesmas Padasuka 2015, Bandung. UPT. Puskesmas Pagarsih Tahun 2015 Laporan Tahunan UPT.Puskesmas Pagarsih 2015, Bandung. UPT. Puskesmas Garuda Tahun 2015 Laporan Tahunan UPT.Puskesmas Garuda 2015, Bandung. UPT. Puskesmas Kopo Tahun 2015 Laporan Tahunan UPT.Puskesmas Kopo 2015, Bandung. UPT. Puskesmas Puter Tahun 2015 Laporan Tahunan UPT.Puskesmas Kopo 2015, Bandung.
68