Vol. 05 / No. 05 / Agustus 2014
Analisis Moralitas Tokoh Roman Ser! Ser! Plong! Karya Suparto Brata Oleh: Dias Septi Hastani Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa
[email protected]
Abstrak:Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) unsur-unsur intrinsik roman Ser! Ser! Plong!, dan (2) moralitas baik dan buruk roman Ser! Ser! Plong!. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa: (1) struktur roman Ser! Ser! Plong! karya Suparto Brata memiliki (a) tema: percintaan; (b) alur: alur sorot balik atau flash back; (c) tokoh dan penokohan terdiri dari tokoh utama yaitu Patut Raharja dan penokohannya pandai menari, berpendirian kuat, dan hati-hati dalam bertindak dan Amrik Ngambarwangi dan penokohannya suka bercanda, lincah dalam menari, memiliki pribadi yang kuat, berhati-hati dan waspada, dan tokoh pendamping yaitu Wungu dan penokohannya mudah mencintai laki-laki yang menurutnya tampan dan mapan, suka berbohong, sombong, dan cengeng; (d) latar terdiri dari latar tempat: Studio Tari Innamorata Dancer di Cikini, di dalam pesawat Garuda, di Bandara, di kawasan Kebon Nanas, di kawasan Kebon Sirih, di parkiran gedung Studio Joget Innamorata Dancer, di Sungai tepatnya belakang pabrik gula di Jatirata di Kabupaten Jember, di Taman Hiburan Rakyat di Surabaya; latar waktu: pagi hari, siang hari, dan malam hari; dan latar sosial: tinggi; (e) sudut pandang persona ketiga gaya “dia”; (f) amanat roman Ser! Ser! Plong! karya Suparto Brata: bertanggung jawab dan berhati-hati dalam bertindak; (2) moralitas dalam roman Ser! Ser! Plong! karya Suparto Brata terdiri dari (a) moralitas baik meliputi: setia, berhati-hati dalam bertindak, suka bercanda, waspada, tanggung jawab dengan tugas, berani mengakui pasangan di depan umum, dan suka menolong; (b) moralitas buruk meliputi: mudah jatuh cinta dengan lelaki yang mapan, cengeng, iri, suka mengejek, profokator, tidak sabar, dan melupakan orang tua kandung. Kata kunci: Moralitas, roman Ser! Ser! Plong!
Pendahuluan Kesusastraan berasal dari kata dasar sastra. Kata sastra berasal dari bahasa Sansekerta yaitu “sas” yang artinya mengarahkan atau mengajar dan “tra” yang artinya alat atau sarana (Endraswara, 2008: 4). Semi berpendapat bahwa sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objektifnya adalah manusia dan kehidupannya, dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya (Widayat, 2011: 9). Roman Ser! Ser! Plong! karya Suparto Brata memiliki kelebihan dan memiliki perbedaan dari novel lain. Kelebihannya adalah alur cerita yang merupakan pencerminan dunia realitas yang dialami oleh manusia di tengah-tengah masyarakat, sehingga ceritanya benar-benar hidup. Penggambaran kompleksitas tokohnya begitu tertata seakan terjadi di dunia nyata. Di dalam roman Ser! Ser! Plong! karya Suparto
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
47
Vol. 05 / No. 05 / Agustus 2014
Brata diceritakan cinta kasih dan kesetiaan dari seorang lelaki bernama Patut Raharja dengan teman semasa kecilnya yang juga sebagaipasangan menarinya yang bernama Wangi Lestari.Tokoh utama yang berperan adalah Patut Raharja, diaanak dari seorang administratur pabrik gula di Jatirata yang terletak di Kabupaten Jember bernama Bapak Sastraraharja. Setelah dewasa, Patut Raharja bekerja menjadi diplomat di staf KBRI di negara Belanda, ia pulang karena mendapat email dari ibunya yang berisi bahwa perempuan yang bernama Wangi Lestari, pasangan menari Patut sewaktu kecil sudah ditemukan dan berada di Jakarta. Sejak masa remaja, seorang perempuan hanya Wangi Lestari yang didambakan Patut untuk menjadi istrinya, sehingga sejak umur remaja hingga dewasa tidak ada seorang wanita selain Wangi Lestari yang mengisi hatinya. Penulis akan menganalisis moralitas tokoh. Nilai moral baik maupun buruk tokoh dalam sebuah karya sastra dapat mencerminkan pandangan hidupnya mengenai nilainilai kebenaran. Roman Ser! Ser! Plong! karya Suparto Brata menawarkan pesan-pesan moral yang berkaitan dengan sifat luhur manusia. Pesan-pesan moral tersebut digambarkan melalui sikap dan tingkah laku para tokoh dalam roman yang dapat membentuk pribadi pembaca menjadi lebih baik.
Metode Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Objek penelitian ini adalah analisis struktural dan moralitas tokoh pada roman Ser! Ser! Plong! karya Suparto Brata. Penelitian ini difokuskan pada analisis struktural dan moralitas tokoh pada roman Ser! Ser! Plong! karya Suparto Brata. Dalam pengumpulan data digunakan teknik pustaka dan teknik observasi. Teknik analisis data dilakukan dengan metode analisis isi, yakni penulis membahas dan mengkaji roman Ser! Ser! Plong! karya Suparto Brata berdasarkan aspek moral. Dalam penyajian hasil analisis digunakan teknik penyajian informal.
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
48
Vol. 05 / No. 05 / Agustus 2014
Hasil Penelitian 1.
Unsur intrinsik roman Ser! Ser! Plong! karya Suparto Brata meliputi : a. Tema Roman Ser! Ser! Plong!bertema percintaan. Hal ini dapat dibuktikan pada kutipan di bawah ini. “Patut ngekep Amrik, rumangsa marem banget wanita pepujane bisa direngkuh ing dhadhane. Mula dansah ngematake musik karo melu rengengrengeng........ (SSP:61) `Patut memeluk Amrik, merasa puas sekali wanita yang dipujanya bisa direngkuh di dadanya.` b. Alur Alur roman Ser! Ser! Plong!Adalah alur sorot balik atau flash back. Hal ini dapat dibuktikan pada kutipan di bawah ini. ”Iya, iya. Ora mboyong Amrik, ning mboyong cah ayu kaya kowe, ya ora rugi, ngenteni njenggruk neng bandara nganti telung jam. Ora kena instrukture, ya kena calon muride! Heh, kene rak durung kenalan. Jenengku Linuwih. Kowe sapa, Mbak?” (SSP:11) `Iya, iya. Tidak membawa Amrik, tetapi membawa wanita cantik seperti kamu, ya tidak rugi, jenuh menunggu di bandara sampai tiga jam. Tidak dapat instrukturnya, ya dapat calon muridnya! Heh, sini kita kan belum kenalan. Namaku Linuwih. Kamu siapa, Mbak?` Pada kutipan di atas cerita mulai berlangsung, kejanggalan yang dirasakan oleh Patut, ia menilai sosok Wangi yang sekarang berubah jadi sosok yng sombong dan Wangi tidak ingat dengan semua kenangan yang terjadi diantara mereka berdua. c. Tokoh Utama 1) Patut Raharja “Musik kanggo dansah umum anyak nyuwara, wiramane waltz guru wilangane telung prapatan, judhule Tennessee’s waltz, suarane Patty Page nganyut-anyut ati. Amrik karo Patut gage ambyur ing satengahe glanggang, awor campur karo pasangan dansah umum liyane. (SSP:59)
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
49
Vol. 05 / No. 05 / Agustus 2014
`Musik untuk menari umum akan dimulai, iramanya waltz hitungan tiga empatan, judulnya Tennessee’s waltz, suaranya Patty Page menyentuh hati. Amrik dan Patut menyampur di tengah panggung, bercampur dengan pasangan lain.` Pada kutipan di atas dapat dibuktipan bahwa Patut Raharja adalah orang yang sangat pandai menari. d. Tokoh Tambahan 1) Amrik Ngambarwangi Huh, ambune isih manten anyar!” komentare Amrik nalika diambung. “Jaremu nemune Wangi Lestari ing bandhara? La, apa dheweke neng kana? Ijen? ............ (SSP:52) `Huh, baunya masih pengantin baru!” komentarnya Amrik ketika dicium. “Katanya kamu dapat Wangi Lestari di bandara? Sendiri?` Pada kutipan di atas Amrik Ngambarwangi seorang yang suka bercanda. 2) Wungu “Kene dakambung dhisik! Jare kowe wis nampa lamarane ibuku?”Wangi mapanake pipine. Dirangkul lan diambung sengok-sengok-sengoook dening priya sing lagi daktepungi kuwi, gelem wae..................” (SSP:39) `Sini ku cium dulu! Katanya kamu sudah menerima lamarannya ibuku?” Wangi memberikan pipinya. Dirangkul dan dicium oleh lelaki yang baru dikenlnya, mau saja...............` Pada kutipan di atas Wungu seoarang yang mudah mencintai orang yang baru ia kenal. e. Latar tempat “Wangi ngetutake Linuwih, menyang parkiran mobil. Numpak honda jazz biru menhur, metu saka bandara tumuju Cikini.” (SSP:14) Wangi mengikuti Linuwih, menuju parkiran mobil. Naik honda jazz biru menhur, keluar dari bandara menuju Cikini.` Pada kutipan di atas terbukti bahwa di Bandara Patut bertemu wanita yang asyik untuk di ajak ngobrol.
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
50
Vol. 05 / No. 05 / Agustus 2014
f. Latar Waktu Isuk-isuk Honda Jazz biru benhur wis tekan Cikini,mboyong Wangi Lestari. Durung akeh sing teka, nanging ya wis ana bribik-bribike bakal ndang rame.” (SSP:14) `Pagi-pagi Honda Jazz biru benhur sudah sampai Ciikini, membawa Wangi Lestari. Belum ada yang datang sih, tapi sudah ada tanda-tanda bakal ramai.` Berdasarkan kutipan di atas perihal yang menunjukkan latar waktu malam dan pagi diceritakan oleh Linuwih dan Wangi Lestari. g. Latar Sosial “La kok, ibune banjur ngirim email sing malah masthekake yen Wangi kuwi jodhone Patut!” “Eloke barang nampa email kuwi, Patut Raharja kok ya geger njaluk idin mulih menyang Jakarta, alesane arep oleh bojo.” (SSP:22) `La kok, ibunya lalu mengirim email yang isinya memastikan kalau Wangi itu jodohnya Patut. Bagusnya setelah menerima email itu, Patut Raharja kok langsung minta ijin pulang ke Jakarta dengan alasan akan memperoleh istri.` h. Sudut Pandang “Sajrone rong wulan iki, dheweke kepengin sinau njoget.” (SSP:15) `Selama dua bulan ini, dia ingin belajar menari.` Pada kutipan di atas terlihat “dia” (dheweke) menggambarkan tokoh Wangi Lestari sebagai tokoh utama sering disebut, kadangkala menggunakan kata ganti “dia”. i. Amanat “Amrik waskitha banget dadi vendor organisasi joget. Dadi instruktur, manajer, ngatur administrasi, marketing. Kabeh lumaku becik marga waskithane pikirane.” (SSP:51) `Amrik lincah sekali jadi vendor organi joged. Jadi instruktur, manajer, mengatur administrasi, marketing. Semua berjalan bagus karena kelincahan pikirannya.`
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
51
Vol. 05 / No. 05 / Agustus 2014
Pada kutipan di atas menunjukkan amanat perihal bertanggung jawab. Selain itu amanat yang menunjukkan perihal berhati-hati dalam bertindak maksudnya sekecil apapun hal itu hendaknya kita pikirkan terlebih dahulu sebelum kita bertindak. 2.
Moralitas tokoh dalam roman Ser! Ser! Plong! karya Suparto Brata terdiri dari : a. Moralitas baik Moral baik meliputi: setia, berhati-hati dalam bertindak, suka bercanda, waspada, tanggung jawab dengan tugas, berani mengakui pasangan di depan umum, dan suka menolong. Berikut beberapa contoh moralitas baik. 1) setia “Bu, Wangi Lestari biyen kae saiki nang endi ya? Apa isih urip? Mesthine ya isih urip, ya? Durung ana wong wadon sing daktepungi, dakemong, daktresnani kaya Wangi Lestari.” (SSP:21) `Bu, Wangi Lestari yang dulu itu di mana ya? Apa masih hidup? Harusnya ya masih hidup, ya? Belum ada wanita yang aku kenal, aku manja, aku cintai seperti Wangi Lestari` 2) berhati-hati dalam bertindak “Mula Patut ya bisa ngempet tingkahe”. (SSP:50) `Maka Patut ya bisa menjaga sikapnya.` b. Moralitas buruk Moral buruk meliputi: mudah jatuh cinta dengan lelaki yang mapan, cengeng, iri, suka mengejek, profokator, tidak sabar, dan melupakan orang tua kandung. Berikut beberapa contoh moralitas buruk.
1) Cengeng “Wangi nangis mingseg-mingseg dhadhane Linuwih.” Kowe, ki jan, hihhih-hih, ora ngrasakake, hih-hih-hih, tratepe atiku! ......................“ (SSP: 30)
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
52
Vol. 05 / No. 05 / Agustus 2014
`Wangi nangis tersedu-sedu di dadanya Linuwih. Kamu, ini kok, hih-hihhih, tidak merasakan sedihnya hatiku.` 2) Suka mengejek “Wong wis prawan gerang memeti ngono, kok disebut bocah! Bocah ora mbocahi, wong wis pinter gendhakan, Mrik! Kanthong cintrongmu ki di dhodosi genduk kuwi, dakkandhani! Ujare Minarti kemropok.” (SSP:52) `Orang sudah perawan besar siap bertelur juga, kok disebut bocah! Bocah tidak membocahkan, orang sudah pintar selingkuh, Mrik! Cintamu itu ditukar sama perempuan itu, tak kasih tahu! Ujarnya Minarti manasmanasin.` Simpulan Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut.Struktur Roman Ser! Ser! Plong!Karya Suparto Brata terdiri dari: (a) tema roman Ser! Ser! Plong! ialah percintaan; (b) alur yang digunakan dalam roman Ser! Ser! Plong! adalah sorot balik atau flash back; (c) tokoh dan penokohan dalam roman Ser! Ser! Plong!, tokoh utama yaitu Patut Raharja, ia pandai menari, berpendirian kuat, dan hati-hati dalam bertindak; tokoh pendamping dalam roman Ser! Ser! Plong!adalah Amrik Ngambarwangi, ia seorang yang suka bercanda dan waspada; tokoh pendamping dalam roman Ser! Ser! Plong!adalah Wungu, ia seorang yang sombong, cengeng, dan mudah jatuh cinta; selanjutnya tokoh pendamping dalam roman Ser! Ser! Plong! adalah Linuwih, ia seorang yang bertanggung jawab dengan tugas dan bertanggung jawab dengan perkataannya; (d) latar yang digunakan dalam roman ini yaitu: (1) latar tempat: di dalam pesawat garuda, bandara Soekarno-Hatta, sungai yang terletak di belakang pabrik gula di Jatirata Kabupaten Jember, gedung Studio Tari Innamorata Dancer di Cikini Jakarta, rumah Amrik di Kebon Nanas Jakarta, dan rumah keluarga Sastraraharja di Kebon Sirih; (2) latar waktu: pagi hari, siang hari, dan malam hari; (3) latar sosial: tinggi; (e) sudut pandang yang digunakan dalam roman Ser! Ser! Plong!adalah sudut pandang persona ketiga gaya “dia”; (f) amanat roman Ser! Ser! Plong!yaitu pesan pengarang terhadap pembaca agar tidak sombong, memiliki rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan, memiliki keyakinan serta berpegang teguh pada apa yang menjadi prinsip hidup kita, dan hati-hati dalam bertindak. (2) Moralitas tokoh dalam roman Ser! Ser! Plong!karya Suparto Brata terdiri dari: (a) Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
53
Vol. 05 / No. 05 / Agustus 2014
moral baik: setia, berhati-hati dalam bertindak, suka bercanda, waspada, tanggung jawab dengan tugas, berani mengakui pasangan di depan umum, dan suka menolong; (b) moral buruk: mudah jatuh cinta dengan lelaki yang mapan, cengeng, iri, suka mengejek, profokator, tidak sabar, dan melupakan orang tua kandung. Dengan demikian, moral baik dan buruk dalam roman Ser! Ser! Plong!karya Suparto Brata dapat dijadikan pelajaran dalam kehidupan sehari-hari. Moral baik buruk yang dapat dicontoh dan nasihat tidak baik yang tidak boleh untuk dicontoh.
Daftar Pustaka Arikunto, Suharsini. 2010. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Widayat, Afendy. 2011. Teori Sastra Jawa. Yogyakarta: kanwa Publisher. Brata, Suparto. 2010. Ser! Randha Cocak. Yogyakarta: Narasi. Poespoprodjo. 1999. Filsafat Moral. Bandung: Pustaka Grafika.
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
54