ANALISIS KOMPETENSI DAN MOTIVASI DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI PADA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN CIREBON
JURNAL
Disusun oleh SUPARDI NPM : 111140019
MAGISTER ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2013
1
Bahasa Indonesia Penelitian berjudul “Analisis Kompetensi dan Motivasi Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai Pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon” bertujuan untuk mengetahui : 1. Bagaimana Kompetensi Pegawai Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon ? 2. Bagaimana pelaksanaan pemberian motivasi Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon ? 3. Bagaimana Kinerja pegawai Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon ? Masalah yang penulis temukan pada saat studi pendahuluan adalah berkaitan dengan Kompetensi dan Motivasi dalam meningkatkan kinerja pegawai pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon. Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan diskriptif, dari data primer dan data sekunder yang diperoleh dengan wawancara dari nara sumber Key Informan dan Informan serta data dari berbagai sumber yang ada kaitannya dengan Kompetensi dan Motivasi dalam meningkatkan kinerja pegawai Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon. Pembahasan hasil penelitian menunjukkan bahwa Kompetensi dan Motivasi erat kaitannya dengan kinerja pegawai, dan hasil pembahasan menunjukkan bahwa : 1. Kompetensi sebagai karakteristik dasar seseorang yang secara langsung mempengaruhi kinerja seseorang secara individu maupun dalam organisasi pegawai belum terpenuhi oleh pegawai Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon dan perlu mendapat perhatian lebih lanjut untuk ditingkatkan. 2. Motivasi sebagai salah satu fungsi manajemen yang penting dalam mendorong pegawai untuk beraktivitas dalam meningkatkan kinerja pegawai, belum dilaksanakan secara optimal oleh Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon dan perlu mendapat perhatian untuk dapat ditingkatkan dimasa-masa mendatang 3. Kinerja pegawai Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon dilihat dari hasil pekerjaan secara kuantitatif, kualitatif dan ketepatan waktu masih rendah dan perlu ditingkatkan Antara kompetensi, motivasi dan kinerja pegawai merupakan parameter yang saling berkaitan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, khususnya kalangan dunia usaha oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon.
1
2
Bahasa Inggris The study entitled "Analysis of Competence and Motivation In Improving Employee Performance At the Department of Industry and Trade Cirebon" aims to find out: 1. How Employee Competency Department of Industry and Trade of Cirebon? 2. How the implementation of motivation Head of Industry and Trade of Cirebon? 3. How Performance of Industry and Commerce Bureau staff Cirebon? The problem that I have found during the preliminary study is related to the competence and motivation in improving the performance of employees at the Department of Industry and Trade Cirebon. In this research uses descriptive qualitative method approach, from primary data and secondary data obtained through interviews of informants and informant Key Informants and data from various sources that have anything to do with the competence and motivation in improving the performance of the Department of Trade and Industry officials Cirebon. Discussion of the results showed that the competence and motivation is closely related to employee performance, and discussion of the results showed that: 1. Competence as a basic characteristic of a person that directly affect a person's performance individually and in an employee organization have not been met by employees of the Department of Industry and Trade Cirebon and needs to be improved further attention. 2. Motivation as one of the management functions that are important in encouraging employees to be active in improving employee performance, has not been implemented optimally by the Head of Industry and Trade Cirebon and require attention to be big in the future improved 3. Performance of Industry and Commerce Bureau staff Cirebon seen from the results of work in quantitative, qualitative and timeliness are still low and needs to be improved Between competence, motivation and performance of employees is interrelated parameters to improve services to the public, especially the business community by the Department of Industry and Trade Cirebon.
3
A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Masalah Reformasi Birokrasi menuntut adanya perubahan kearah yang lebih baik dalam penyelenggaraan Pemerintahan, termasuk didalamnya pelayanan aparatur pemerintah terhadap masyarakat dapat dilaksanakan dengan cepat, tepat, mudah, murah, berkualitas dan adil tidak diskriminatif antara masyarakat satu dengan yang lainnya, sehingga masyarakat merasa puas mendapatkan pelayanan sesuai yang diharapkan. Hal tersebut sebagai cerminan Pelayanan Prima dari Pegawai Negeri Sipil selaku abdi negara dan abdi masyarakat. Pegawai Negeri Sipil sebagai Sumber Daya Manusia (SDM) dalam organisasi publik memiliki peranan penting untuk memajukan dan mengembangkan organisasi.Oleh sebab itu kemampuan dan profesionalisme pegawai menjadi suatu kebutuhan, dedikasi kerja dan loyalitas pegawai sangat diharapkan di dalam mendukung tercapainya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan persoalan kompleks yang menuntut pimpinan organisasi membuat pola dan menyusun konsep yang jelas sesuai dengan kondisi dan kebutuhan organisasi yang dinamis.Sumber Daya Manusia mempunyai kedudukan yang sangat vital, Sumber Daya Manusia sebagai sumber inspirasi bagi setiap organisasi yang sanggup menentukan arah dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kesuksesan organisasi untuk mencapai tujuannya sangat tergantung dari kualitas Sumber Daya Manusianya dan Sumber Daya Manusia yang berkualitas diindikasikan dari kemampuan melaksanakan tugas menunjukkan kinerja yang maksimal. Sumber Daya Manusia dalam organisasi memiliki latar belakang dan tingkat kemampuan yang berbeda-beda.Agar dapat dijadikan sebagai asset organisasi yang baik, maka perlu dikelola dan dikoordinasikan antar Sumber Daya Manusia dalam organisasi agar dapat bekerjasama sebagai satu kesatuan dalam mencapai tujuan organisasi. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon sebagai lembaga Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Kabupaten Cirebon, sesuai dengan Peraturan Bupati Cirebon Nomor 60 Tahun 2008 Tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Perindustrian dan Perdagangan mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintah daerah di Bidang Perindustrian dan Perdagangan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. Keberadaan organisasi ini diharapkan untuk membantu Pemerintah Kabupaten Cirebon dalam mencapai visi Kabupaten Cirebon yaitu “Terwujudnya masyarakat Kabupaten Cirebon yang beriman, sehat, cerdas, dan sejahtera”.Oleh sebab itu Pemerintah Kabupaten Cirebon harus proaktif mengembangkan Sumber Daya Manusia agar lebih kreatif, inovatif dan profesional dalam memanfaatkan sumber daya yang ada serta dapat melayani masyarakat terutama yang bergerak di bidang perindustrian dan perdagangan.
4
Pegawai Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon mempunyai posisi penting dalam mendukung program pengembangan organisasi dan usaha industri dan perdagangan, dengan perkataan lain bahwa pegawai sebagai obyek dan sekaligus sebagai subyek dalam pembangunan di bidang perindustrian dan perdagangan. Kebijakan pengembangan Sumber Daya Manusia bertujuan untuk menciptakan pegawai yang handal berkemampuan dan memiliki dedikasi, loyalitas tinggi yang dapat meningkatkan kinerja. Beberapa faktor yang dapat meningkatkan kinerja pegawai mulai dari kompetensi pegawai itu sendiri dalam arti mampu melaksanakan pekerjaan yang dibebankan oleh pimpinan kepada pegawai bersangkutan, memotivasi pegawai agar mau melaksanakan sesuatu untuk kepentingan organisasi sampai dengan peranan dalam menerapkan fungsi-fungsi manajemen dalam organisasi. Hampir setiap organisasi memilki persoalan yang berkaitan dengan kompetensi pegawai.Kompetensi merupakan standar tingkat kemampuan, keterampilan yang dimiliki seseorang untuk dapat melakukan suatu tugas atau pekerjaan. Apabila seseorang memiliki kompetensi yang memadai, maka cenderung akan dapat melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik sehingga pegawai akan merasakan ketenangan dan kenyamanan tidak menjadi beban mental. Sebaliknya seseorang yang tidak memiliki kompetensi memadai, setiap menghadapi pekerjaan akan menjadi beban mental yang berujung hasil pekerjaan tidak maksimal dilihat dari kualiats maupun kuantitasnya. Sumber Daya Manusia yang memilki kompetensi mempunyai peranan penting dalam pencapaian kinerja pegawai itu sendiri dan produktivitas organisasi.Produktivitas organisasi bisnis dapat diukur dari besaran keuntungan yang dihasilkan, sehingga kompetensi Sumber Daya Manusia dalam organisasi bisnis sangat diutamakan.Sedangkan dalam organisasi publik yang sifatnya memberi pelayanan kepada masyarakat produktivitasnya dapat diukur dari tingkat kepuasan masyarakat yang menerima pelayanan.Bagi organisasi publik umumnya belum menerapkan persyaratan kompetensi pegawai yang ideal sebagaimana yang diterapkan di organisasi bisnis, sehingga produktivitasnya masih rendah dibandingkan dengan organisasi bisnis, meskipun parameter yang digunakan dalam mengukur produktivitas berbeda. Banyak hal dari manusia yang berkaitan dengan kompetensi, diantaranya : bakat alami, sikap dan mental, motivasi, system nilai, keterampilan, cara pandang dan pengetahuan. Namun hal tersebut tidak semua dapat terlihat dari perilaku, tetapi masih ada yang tidak tampak terpendam di bawah sadar manusia dan harus digali, dikembangkan agar menjadi kompeten.Pengembangan kompetensi manusia dapat melalui berbagai cara diantaranya melalui pendidikan formal, pelatihan magang dan pengalaman kerja. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengukur kompetensi seseorang yaitu melalui referensi dari professional, dari lembaga yang membidanginya, dari para ahli, psikiater, assessment centre,
5
wawancara langsung, observasi, perilaku dan biodata. Dan untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam merekrut calon pegawai yang memiliki kompetensi sesuai kebutuhan hendaknya menggunakan semua alat tersebut. Unsur-unsur kompetensi individu pegawai yang meliputi keterampilan dalam melaksanakan tugas pengetahuan, sikap, motif dan watak pegawai menjadi parameter penelitian, disamping motivasi yang diberikan oleh Kepala Dinas kepada pegawai di lingkungan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon yang berdampak kepada kinerja pegawai maupun organisasi. 2. Fokus Penelitian dan Rumusan Masalah a. Fokus Penelitian Kinerja organisasi erat kaitannya dengan kinerja individu pegawai, sedangkan kinerja pegawai berkaitan dengan kompetensi pegawai serta motivasi dari pimpinan. Oleh sebab itu penulis membatasi focus penelitian mengenai kompetensi pegawai serta motivasi dari Kepala Dinas. b. Rumusan Masalah 1) Bagaimana kompetensi pegawai Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon 2) Bagaimana pelaksanaan motivasi pegawai pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon 3) Bagaimana kinerja pegawai pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon 3. Landasan Teori Penelitian ini dilandasi kerangka pemikiran yang mencerminkan alur pikir penulis dalam memahami permasalahan yang ditemukan di lapangan berkaitan dengan kompetensi, motivasi dan kinerja pegawai. Kompetensi dan motivasi pegawai dalam suatu organisasi akan berdampak pada kinerja pegawai dan organisasi. Oleh sebab itu perlu adanya analisis kompetensi individu seseorang pegawai pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon dalam penentuan tingkat atau level kompetensi menurut Moeheriono (2012:14) tentang kompetensi individu sebagai berikut : 1) Skill (Keterampilan atau Keahlian) Kemampuan dasar seseorang untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu secara fisik maupun mental. Pegawai yang memiliki keterampilan tinggi sangat mendukung dalam pencapaian kinerja yang tinggi secara pribadi dan organisasi. 2) Knowledge (Pengetahuan) Penguasaan informasi yang dimiliki seseoarang pada bidang tertentu yang sangat mendukung dalam pelaksanaan tugas, meliputi pengetahuan tentang peraturan perundang-undangan, administrasi yang berhubungan dengan tugas pokok dan fungsi
6
3) Self Concept (Bawaan) Sikap dan nilai-nilai yang dimiliki seseorang untuk melakukan sesuatu yang dapat membentuk kewibawaan dan pengakuan dari lingkungan, sifat bawaan dapat lebih produktif apabila pegawai bersangkutan merasa dihormati dan dihargai oleh lingkungan kerja. 4) Motive (Motif) Setiap orang memiliki keinginan sehingga mendorong untuk melakukan tindakan, semakin banyak keinginan dapat terpenuhi, maka semakin sering melakukan aktivitas yang produktif berhubungan dengan tugas pokok dan fungsinya sebagai pegawai. 5) Traits (Watak) Sikap dan perilaku seseorang dalam menghadapi tugas-tugas yang diberikan oleh pimpinan, akan bersikap tenang, tabah dan percaya diri apabila memiliki keahlian sesuai tugas pokok dan fungsinya semakin terampil dalam bidang tugas tertentu, maka seseorang akan semakin tenang dalam setiap menghadapi tugas pekerjaan. Sehubungan dengan perlunya penerapan asas-asas motivasi dalam penggerakan, maka penulis kemukakan pendapat Hasibuan (2007:146), menyatakan bahwa asas-asas motivasi adalah sebagai berikut : 1. Asas mengikutsertakan 2. Asas komunikasi 3. Asas pengakuan 4. Asas wewenang yang didelegasikan 5. Asas perhatian timbal balik 1) Asas mengikutsertakan Motivasi untuk mencapai hasil-hasil akan bertambah, jika kepada para bawahan diberikan kesempatan untuk ikut serta berpartisipasi dalam keputusan-keputusan yang mempengaruhi hasil-hasil itu. Jika para bawahan diberikan kesempatan untuk memberikan ide-ide, rekomendasi-rekomendasi, maka mereka merasa ikut bertanggungjawab atas tercapainya tujuan tersebut.Dengan demikian kegairahan kerja dapat ditingkatkan. 2) Asas komunikasi Motivasi untuk mencapai hasil-hasil cenderung meningkat jika bawahan diberi tahu tentang soal-soal yang mempengaruhi hasil-hasil itu.Pada dasarnya semakin banyak seseorang mengetahui suatu soal, semakin banyak pula minat dan perhatiannya terhadap hal tersebut. 3) Asas pengakuan Motivasi untuk mencapai hasil-hasil cenderung meningkat, jika kepada bawahan diberikan pengakuan atas sumbangannya terhadap hasil-hasil yang dicapai. Bawahan akan bekerja keras dan rajin bila mereka terus-menerus mendapat pengakuan dan kepuasan dari usahausahanya. Jika kita memberikan pujian kepada seseorang yang patut menerimanya, maka seakan-akan ditegaskan bahwa kita
7
menganggapnya seorang anggota regu yang penting dan patut dihargai. Pengakuan dan pujian harus diberikan dengan ikhlas, apalagi kalau pengakuan dan pujian itu diberikan dihadapan umum, maka artinya akan dua kali lipat. 4) Asas wewenang yang didelegasikan Motivasi untuk mencapai hasil-hasil akan bertambah kalau bawahan diberikan wewenang untuk mengambil keputusan-keputusan yang mempengaruhi hasil-hasil itu. Pemimpin yang paling cakap adalah seorang yang mendelegasikan sebanyak mungkin wewenang dan menghindari pengendalian yang teliti atau terperinci.Pola delegasi tersebar dari pucuk pimpinan sampai bawahan di dalam organisasi. Memberikan bawahan wewenang untuk mengambil keputusankeputusan sendiriberarti memperlengkapinyadengan kepentingankepentingan atas hasil-hasil yang dicapainya.Tidak ada kekuatanpendorong yang lebih besar daripada menjadikan bawahan bertanggungjawabatassebagiandariusaha, memberikan wewenang kepadanya untuk mengambil keputusan-keputusan yang membawa hasil atau kegagalan dan memberikan ganjaran berdasarkan prestasinya. 5) Asas perhatian timbal balik Para bawahan biasanya akan dapat dimotivasikan untuk mencapai hasil-hasil yang diinginkan, sejauh kita menaruh minat tethadap hasilhasil yang mereka inginkan. Asas ini menyatakan bahwa kita akan hanya memperoleh sedikit motivasi bila selalu ditekankan betapa pentingnya bagi orang-orang lain untuk mencapai tujuan-tujuan kita, tujuan-tujuan dari suatu bagian atau seluruh organisasi. Dinas Perindustrian dan Perdagangan merupakan salah satu instansi otonom Kabupaten Cirebon yang memiliki tugas pokok dan fungsi, berkaitan dengan perekonomian, tugas yang berat untuk membangun ekonomi kerakyatan secara merata sampai ketingkat pedesaan. Pembangunan ekonomi merupakan salah satu dari tiga pilar Indeks Pembangunan Manusia (IPM) melaui daya beli, disamping pembangunan sektor pendidikan dan kesehatan. Selain daerah pertanian kabupaten cirebon yang dikenal sebagai daerah penghasil komoditas industri pengolahan, seperti Rotan, Batik, Makanan ringan dan Kerajinan lainnya yang sudah dikenal oleh masyarakat dunia, karena hasil produksinya banyak diekspor ke mancanegara, oleh sebab itu tugas pokok dan fungsi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon sungguh berat tetapi mulia karena mendorong perkembangan perekonomian kabupaten cirebon melalui ekonomi kerakyatan. Sebagian besar usaha industri dan berdagangan merupakan usaha kecil dan bersifat padat karya. Hal tersebut sesuai dengan visi dan misi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon, sebagai berikut: “ Terwujudnya industri dan perdagangan yang maju dan memiliki daya saing di jawa barat”. Dari visi tersebut terkandung makna bahwa industri
8
dan perdagangan yang merupakan usaha eknomi masyarakat. Perlu terus didorong perkembanganya, agar lebih maju, mandiri dan memiliki daya saing tinggi di jawa barat. Untuk merealisasikan visi tersebut disusun misi sebagai berikut : 1. Menumbuh kembangkan industri dan perdagangan yang mampu bersaing, maju dan berwawasan lingkungan. 2. Menciptakan persaingan usaha yang sehat 3. Meningkatkan perlindungan konsumen Dari misi tersebut, memberikan gambaran bahwa Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon, sebagai organisasi perangkat daerah yang membidangi perindustrian dan perdagangan harus mengadakan langkah-langkah yang mudah dioperasionalkan, yaitu : 1. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, khususnya kepada kalangan dunia usaha, dengan mudah, murah dan cepat. 2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas produk dalam rangka perkuatan pasar. 3. Meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan melalui penerapan standardisasi dan gugus kendali mutu. 4. Meningkatkan kemampuan perusahaan, terutama industri kecil dan pedagang kecil tentang teknologi, permodalan dan manajerial perusahaan. 5. Memperkuat jejaring kerja melalui kluster-kluster industri. 6. Memperluas pemasaran produk, melalui media promosi dan eventevent lainnya. 7. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dibidang indutri dan perdagangan dan perlindungan konsumen dilingkungan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon. 8. Mendorong regulasi, tentang peijinan usaha, pajak dan distribusi barang agar lebih efisien. 9. Sosialisasi undang-undang nomer 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen kepada kalangan dunia usaha dan masyarakat umum. 10. Meningkatkan sarana dan prasarana bekerja bagi pegawai Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon. 11. Tersedianya sumber daya manusia, aparatur Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebn yang memiliki kompetensi dan berkinerja tinggi. Dengan pegawai yang memiliki kompetensi tinggi akan menghasilkan kinerja tinggi secara perorangan dan semakin banyak pegawai yang kinerjanya tinggi berdampak kepada kinerja organisasi juga tinggi. Untuk mengukur kinerja pegawai Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon penulis menggunakan landasan teori menurut Dharma (2000:46) yaitu : 1) Kuantitas 2) Kualitas 3) Waktu
9
1) Kuantitas Setiap pekerjaan memiliki karakteristik dan tingkat kesulitan yang berbeda-beda serta target waktu yang telah ditentukan, terutama pekerjaanpekerjaan yang berhubungan dengan pelayanan publik atau masyarakat, pelaku usaha industri dan perdagangan adalah orang yang menghargai waktu, megharapkan setiap pekerjaan telah dihitung hasil persatuan waktu. Setiap organisasi, baik organisasi bisnis maupun organisasi pelayanan publik telah menghitung beban kerja bagi organisasi maupun bagi setiap orang pegawai. Pegawai yang memiliki keterampilan dan keahlian serta adanya motivasi dari dalam maupun dari luar akan bekerja secara efektif dan efisien sehingga dapat menyelesaikan beban tugas sesuai dengan target yang ditentukan berdasarkan jumlah, berat, luas atau dengan ukuran satuan lainnya. 2) Kualitas Kinerja pegawai Dinas Perindustrian dan Perdaangan Kabupaten Cirebon tidak hanya di ukur dari kuantitas, tetapi juga di ukur dari kualitas kinerjanya. Kriteria yang di gunakan dalam penilaian kualitatif hasil pekerjaan di ukur dari banyaknya hasil pekerjaan yang dapat diselesaikan dengan tingkat kesalahan atau ketidaksempurnaan dan memerlukan perbaikan ulang yang membutuhkan waktu, biaya dan tenaga, atau dilihat dari tingkat kepuasan konsumen yaitu masyarakat yang memerlukan pelayanan. Kesalahan yang terjadi, dapat merupakan kesalah kecil seperti kesalahan pengetikan, kurang terbaca, tidak rapih dan lain-lain atau dapat berupa kesalahan besar yang hasilnya tidak sesuai dengan rencana. Hal-hal yang demikian menunjukkan kinerja pegawai rendah dan tidak di dukung dengan sumber daya manusia yang memiiki kompetensi di bidangnya, tidak memiliki keterampilan, keahlian, pengetahuan dan wawasan serta rasa tanggung jawab di bidang pekerjaannya masih kurang bahkan dapat terjadi karena kurangnya pemberian motivasi dari atasan maupun pimpinan. 3) Waktu Selain diukur dari kuantitas dan kualitas hasil pekerjaan diukur dari waktu yang telah ditentukan berdasarkan beban kerja. Penyelesaian pekerjaan yang sesuai dengan target kuantitas, kualitas dan waktu merupakan harapan dari seorang pegawai maupun organisasi 4. Metodologi Penelitian a. Obyek Penelitian Yang menjadi obyek penelitian adalah pihak-pihak terkait dengan Kompetensi dan Motivasi dalam meningkatkan kinerja pegawai pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon, penelitian dilakukan selama 6 (enam) bulan pada bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2013, sesuai dengan tujuan penelitian yaitu menganalisis variabel kompetensi, motivasi dan kinerja pegawai. Maka penelitian
10
akan dilakukan di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon yang beralamat di Jalan Sunan Kalijaga No.10 Komplek Perkantoran Pemerintah Daerah Kabupaten Cirebon di Sumber Telp : 0231-321073. b. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, yaitu penelitian yang dilakukan dengan menganalisis gejala-gejala yang berkaitan dengan kompetensi, motivasi dan kinerja pegawai. Kemudian untuk memperoleh informasi yang lengkap dan obyektif tentang kompetensi dan motivasi dalam penelitian ini penulis menetapkan Key Informan dan Informan sebagai berikut : Key Informan : Kepala Dinas, Sekretaris dan Kepala Sub Bagian Umum Informan : - Kepala Bidang Perdagangan dan Promosi - Kepala Bidang Pengelolaan Pasar - Kepala Seksi Industri Kimia dan Agro - Pejabat Fungsional Penyuluh Industri - Staf Bagian Kepegawaian dan - Staf Pelaksana Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon 5. Hasil Penelitian dan Pembahasan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon merupakan salah satu organisasi Pemerintahan Daerah yang di bentuk berdasarkan Peraturan daerah Kabupaten Cirebon Nomor 5 Tahun 2008, tentang Pembentukan Organisasi Dinas Daerah. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon mempunyai tugas membantu atau melaksanakan tugas Bupati menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah dibidang perindustrian dan perdagangan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. Pembinaan sektor industri dan perdagangan merupakan salah satu pelimpahan wewenang yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah Kabupaten Cirebon dalam rangka menggerakkan roda perekonomian masyarakat di Kabupaten Cirebon.
11
Gambar 4.1. Gedung Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon Jl. Sunan Kalijaga No. 10 Sumber
Sektor industri dan perdagangan memiliki kontribusi yag cukup tinggi dalam perkembangan ekonomi di kabupaten Cirebon di samping sektor pertanian yang memerlukan pembinaan dan pendampingan dari pemerintah dan salah satu lembaga pemerintah yang berperan dalam pendampingan tersebut adalah Dinas Perindustrian dan Perdagangan. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon sebagai instansi otonomi mempunyai hak untuk mengurus dan melaksanakan urusan rumah tangganya sendiri di bidang pembinaan dan pengembangan para pelaku industri dan perdagangan. Berbagai program dan kegiatan telah di persiapkan melalui lembaga strategi dan kebijakan membangun regulasi yang jelas, menata infrastruktur dan utilitasnya, memberikan insentif kepada investor lokal maupun dari luar Kabupaten Cirebon dalam rangka menarik investor yang sebanyak-banyaknya untuk membangun ekonomi di Kabupaten Cirebon kedepan secara merata dengan meminimalisir kesenjangan antara pelaku usaha dari berbagai strata dan klasifikasi. Dinas perindustrian dan perdagangan, sebagai institusi pemerintah yang menangani masalah produksi dan distribusi dituntut dapat menghasilkan produk berkualitas yang memiliki daya saing tinggi serta pendistribusian barang-barang keperluan masyarakat secara merata, tepat waktu, memenuhi volume kebutuhan dengan tingkat harga yang wajar. Untuk memenuhi kriteria tersebut dibutuhkan dukungan dan fasilitas sarana prasaraa yang memadai, disamping kesiapan sumber daya manusia yang ada dilingkungan dinas perindustrian dan perdangangan kabupaten Cirebon, dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai lembaga otonomi yang mempunyai tugas menyelenggarakan uusan pemerintaan daerah dibidang perindustrian dan perdagangan. Jumlah pegawai Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon cukup banyak yaitu 103 orang yang ditempatkan di sekretariat dinas serta bidang-bidang teknis termasuk yang berada dilapangan di
12
pasar-pasar pemerintah daerah. Kondisi pegawai sangat hiterogen dilihat dari latar belakang pendidikan usia, masa kerja, jenis kelamin, golongan kepangkatan dan jabatan yang kesemuanya itu belum mencerminkan kompetensi masing-masing pegawai, untuk kelancaran pelaksanaan tugas penyelenggaraan urusan pemerintah daerah di bidang perindustrian dan perdagangan. Profesionalisme seseorang dapat terbentuk dari pendidikan formal maupun non formal serta pengalaman bekerja. Latar belakang pendidikan pegawai yang heterogen serta seringnya berpindah-pindah dari unit kerja yang satu ke unit kerja lainnya mengakibatkan tingkat keterampilan atau keahlian dan wawasannya di bidang pengetahuan tertentu menjadi terbatas dan kompetensi pegawai rendah. Kondisi tersebut apabila diperparah dengan perilaku negatif pegawai yang tidak disiplin sering melanggar peraturan berdampak kepada kinerja individu serta kinerja organisasi. Tugas pokok dan fungsi lembaga tidak dilaksanakan dengan baik dan pelayanan publik tidak optimal. Banyak sedikitnya jumlah pegawai dalam suatu organisasi bersifat relatif. Yang dijadikan sebagai ukuran adalah hasil analisis beban kerja dalam suatu badan, dinas atau organisasi, dengan prinsip, efisien dan efektif dengan hasil kerja maksimal. Jumlah pegawai yang terlalau besar disbanding beban kerja, maka organisasi kerja tidak efisien dan menjadi beban keuangan dan berdampak kepada produktivitas organisasi. Sebaliknya organisasi pegawai terbatas dengan beban kerja tinggi akan menjadi beban fisik dan psikoligis bagi pegawai, berdampak pada pelayanan publik yang tidak maksimal dilihat dari kaulitas dan kuantitasnya. Sering mengalami keterlambatan waktu serta penurunan kualitas hasil pekerjaan. Dinas Perindustrian dan Perdagangan, mempunyai tugas pokok dan fungsi secara luas, mulai dari urusan produksi sampai dengan urusan distribusi barang-barang konsumsi masyarakat luas. Agar tidak menimbulkan gejolak social bagi masyarakat dalam pelaksanaannya dibutuhkan Sumber Daya Manusia yang handal memiliki keterampilan, keahlian, pengetahuan luas serta berperilaku positif. Disamping itu harus disesuaikan antara beban kerja dan jumlah pegawai yang tersedia, berdasarkan tugas pokok dan fungsi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon, beban kerja pegawai tertinggi di Bidang Industri dan Bidang Perdagangan. Oleh sebab itu pegawai yang ditempatkan dikedua Bidang tersebut dituntut memiliki kompetensi tinggi serta moral yang baik disamping jumlah personal yang memadai. Disamping bidang-bidang tersebut Bidang Pengelolaan Pasar serta Bidang Perlindungan Konsumen dan Sekretariat yang memiliki tugas pokok dan fungsi dengan beban kerja sedang juga harus disesuaikan antara beban kerja dan jumlah pegawai yang memadai serta memiliki kompetensi tinggi di bidangnya. Dari beban kerja serta dukungan Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan dengan jumlah memadai akan dapat bekerja secara efisien
13
dan efektif. Demikian pula beban kerja rendah dan didukung Sumber Daya Manusia yang terbatas jumlahnya dengan kompetensi rendah maka tingkat efisiensi suatu organisasi akan rendah karena kinerja pegawai secara individu rendah dan berdampak kepada organisasi juga rendah. Organisasi yang maju dan berkembang, adalah organisasi yang memiliki kinerja tinggi, organisasi yang dikelola dengan manajemen yang baik efisien dan selalu berorientasi nilai tambah. Organisasi yang demikian memerlukan sarana dan prasarana kerja pegawai yang memadai serta sumber daya manusia yang berkualitas, mulai dari unsur pelaksana sampai dengan unsur pimpinan. Sumber daya manusia yang berkualitas yang memiliki kompetensi akan berkinerja tinggi dibandingkan sumber daya manusia atau pegawai yang tidak memiliki kompetensi akan rendah kinerjanya. 6. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang analisis kompetensi danmotivasidalam meningkatkan kinerjapegawai pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon, penulis menyimpulkan sebagai berikut: 1. Kompetensi Pegawai Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon memiliki kompetensi yang berbeda-beda, disebabkan oleh latar belakang pendidikan yang tidak sama dan system pengadaan dan kepangkatan pegawai dan pejabat belum berbasis kompetensi. 2. Motivasi Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon telah memberikan motivasi ke pada pegawai, tetapi belum maksimal, hal tersebut dapat dilihat dari kinerja pegawai yang belum optimal dan masih ada pegawai yang tidak melakukan aktifitas pada jam kerja. 3. KinerjaPegawai Kinerja pegawai masih rendah dan perlu terus ditingkatkan, dilihat dari kuantitas, kualitas dan ketepatan waktu. Antara kompetensi, motivasi dan kinerja pegawai adalah ketiga hal yang saling berhubungan dalam upaya meningkatkan kinerja organisasi. Saran-saran Beradasarkanpembahasandankesimpulantersebutpenulismenyarankanbeber apahalsebagaiberikut: a. Pengadaan pegawai baru dan pengangkatan pejabat struktural di lingkungan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon hendaknya berdasarkan kompetensi yang dibutuhkan, untuk meningkatkan kinerja pegawai dan kepuasan publik dari pelayanan yang di berikan oleh lembaga Dinas Perindustrian dan Perdagangan kedepan.
14
b. Motivasi pegawai perlu ditingkatkan, baik yang timbul dari dalam maupun motivasi yang diberikan dari unsur pejabat dan Kepala Dinas, dengan harapan semangat kerja pegawai lebih tinggi lagi untuk meningkatkan kinerja pegawai dan organisasi. c. Fungsipengawasandalammanajemenperluditerapkandalamupaya meningkatkankinerjapegawai, baikdari target, kuantitas, kualitasdan waktu yang di tetapkanakanmenjadilebihbaik. Dengan upaya-upaya tersebut diharapkan kinerja pegawai akan lebih baik dan kinerja organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon juga akan lebih tinggi lagi.
15
DAFTAR PUSTAKA
A. UNDANG-UNDANG Peraturan Perundang-undangan : Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 yang diperbaharui dengan Undang-undang Nomor 12 tahun 2008 Tentang Pemerintah Daerah. Peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 1997 Tentang Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil. Peraturan Daerah Kabupaten Cirebon tahun 2008 Tentang Bagan Struktur Organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon. Surat Keputusan Mendiknas No.045/U/2002 Tentang Pengertian Kompetensi. Peraturan Bupati Cirebon Nomor 60 tahun 2008 Tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon.
B. BUKU A.Anwar Prabu Mangku Negara (2004) Manajemen Sumber Daya Manusia, Remaja Rosdakarya, Bandung. A.Dale Timple (1992) Kinerja Jakarta : PT. Gramedia Amin T, Wijaya, 2003, Manajemen Suatu Pengantar, Cetakan Pertama, PT, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. Badudu, Z. (1994). Kamus Umum Bahasa Indonesia (cetakan pertama). Jakarta : Pustaka Sinar Harapan. Bambang Kusiyanto. (1991). Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Jakarta : Salemba Empat. Dharma, Agus, 2000. Manajemen Supervisi. Jakarta : Rajawali Press Handayaningrat, S., 2000, Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Handoko (2003). Manajemen. Yogyakarta : BPFE UGM. Hasibuan, Malayu S. P 2005 Organisasi dan Motivasi, Bumi Aksara, Bandung Indonesia. LAN (1992). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : STIA LAN Press. Mangkunegara, AA. Anwar Prabu. (2005). Evaluasi Kinerja SDM. Bandung : Refika Aditama. Melinda (2005). Kamus Besar Bahasa Inggris, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Mitrani, A, Daziel, M. And Fitt, D 2005. “Competency Based Human Resource Management : Value-Driven Strategies for Recruitment, Development and Reward”, Kogan Page Limited :London. Moehariono. 2012.Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi, Edisi Revisi : PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Moekijat.2000.Manajemen Sumber Daya Manusia (Manajemen Kepegawaian), Cetakan Kedelapan. Bandung : Mandar Maju. Moloeng.2007.Metodologi Penelitian Kualitatif.Remaja Rosda Karya.Bandung.
16
Mursanto.2000.Motivasi dan Pemotivasian, PT. Raja Grafindo Perkasa, Jakarta. Rahman, Arif.1997.Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja.DPTK IKIP Bandung. Siagian, S.P. (2005) Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara. Silalahi, Ulbert.2003.Studi tentang Ilmu Administrasi, Cetakan Ke-empat. Bandung : Sinar Baru Algasindo. Sutrisno, Edy (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Kencana Prenada Media Group.