ANALISIS EISIENSI LEMBAGA AMIL ZAKAT (LAZ) DI INDONESIA MENGGUNAKAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) PERIODE 2012-2013
PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam
Oleh : ARUM NOVIA MAWARYANI B300120066 / I000124024
TWINNING PROGRAM ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN DAN HUKUM EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS DAN FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
ii
iii
iv
ANALISIS EFISIENSI LEMBAGA AMIL ZAKAT (LAZ) DI INDONESIA MENGGUNAKAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) PERIODE 2012-2013
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat efisiensi Lembaga Amil Zakat di Indonesia, baik dalam kinerjanya menyalurkan dana maupun mengumpulkan dana zakat. Objek penelitian meliputi 3 lembaga amil zakat yaitu Rumah Zakat, Dompet Dhuafa, dan Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU) pada periode 2012-2013. Metode yang digunakan adalah Data Envelopment Analysis (DEA) yang menganalisis tingkat efisiensi antara penggunaan input dan output yang dihasilkan dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan yang telah dipublikasikan di situs resmi masing-masing lembaga amil zakat. Berdasarkan hasil perhitungan DEA, Lembaga Amil Zakat sebagai lembaga penyalur dana pada tahun 2012-2013 terdapat 1 lembaga yang tidak efisien pada tahun 2013 yaitu Rumah Zakat. Sedangkan lembaga lainnya sudah efisien. Dan lembaga amil zakat sebagai lembaga pengumpul dana tahun 2012-2013 masih terdapat lembaga yang tidak efisien yaitu Rumah Zakat dari tahun 2012 sampai 2013. Sedangkan 2 lembaga lainnya selalu mengalami efisien. Kata Kunci: Efisiensi, Lembaga Amil Zakat (LAZ), DEA (Data Envelopment Analysis) Abstacts The objective of this research is to determine the level of efficiency Amil Zakat institution in Indonesia, both in their channel and raise zakat funds. The object of this research includes three agencies namely Rumah Zakat, Dompet Dhuafa, Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU) in period year 2012-2013. The researcher used Data Envelopment Analysis (DEA) which analyzes the level of afficiency of the usage of inputs and outputs that are generated using secondary data obtained from financial reports that have been published on the official website of each institution amil zakat. Based on the calculations of DEA, amil zakat as the distributing agencies in period year 2012-2013 there is one institution that is not efficient in 2013, namely Rumah Zakat. While the other agencies have been efficient. Unfortunately, Amil Zakat Institution as collecting funds in period year 2012-2013 there is still inefficient institution, namely Rumah Zakat starts at 2012 to 2013. Meanwhile, two other institution have always experienced efficient. Keywords: Efficiency, Amil Zakat Institution, Data Envelopment Analysis (DEA)
1
1.
PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu Negara yang tercatat memiliki penduduk Islam terbesar di dunia. Jumlah penduduk di Indonesia setiap tahun selalu mengalami peningkatan. Berdasarkan data pertumbuhan terakhir yang diperoleh, penduduk di Indonesia pada tahun 2013 mencapai 249,9 juta jiwa dimana 88 persen penduduk di Indonesia beragama Islam, sehingga Indonesia memiliki jumlah penduduk muslim terbesar di dunia meskipun Indonesia bukan Negara Islam (BPS: 2014). Dengan jumlah penduduk yang terbilang cukup banyak, Indonesia termasuk ke dalam negara berkembang. Keberadaan Indonesia sebagai negara berkembang, tidak terlepas dari berbagai permasalahan di bidang ekonomi. Salah satu permasalahan yang sedang di hadapi Negara Indonesia adalah masalah kemiskinan. Melihat permasalahan seperti ini, agama Islam telah menawarkan solusi, yakni dengan kewajiban berzakat, serta disunahkannya infaq dan bershadaqah. Zakat merupakan suatu kewajiban bagi seluruh umat Islam yang mampu atau telah mencapai nisab dalam hartanya. Secara konsep, zakat merupakan sebuah hubungan yang vertikal sekaligus horizontal. Dalam hubungan horizontal, tujuan zakat tidak sekedar menyantuni orang miskin secara konsumtif, tetapi mempunyai tujuan yang lebih permanen yaitu mengentaskan kemiskinan (Qadir, 2001). Dalam rangka meningkatkan daya guna, zakat yang memiliki potensi besar harus dikelola secara melembaga sesuai dengan syariat Islam, amanah, keadilan, kepastian hukum, terintegrasi dan akuntabilitas sehingga dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelayanan dalam pengelolaan zakat (UU Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat). Oleh karena itu penelitian ini berusaha menganalisa tingkat efisiensi beberapa lembaga amil zakat di Indonesia dalam menyalurkan dan mengumpulkan dana zakat. Dengan demikian, dapat diketahui operasional-operasional yang dapat ditingkatkan efisiensinya dan seberapa besar potensi dana terhimpun dan dana yang tersalurkan dapat dioptimalkan. Penelitian ini akan menguji pengaruh variabel output dan input pada beberapa Lembaga Amil Zakat di Indonesia yaitu Rumah Zakat, Dompet Dhuafa dan Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU) periode 2012-2013 dengan menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA).
2.
METODOLOGI PENELITIAN Objek dalam penelitian ini adalah Lembaga Amil Zakat (LAZ) di Indonesia. Adapun LAZ yang dimaksud disini adalah LAZ yang telah dikukuhkan oleh pemerintah sebagai LAZ Nasional yang resmi dan boleh beroperasi dalam mengelola dana zakat, infaq, dan sedekah di Indonesia, diantaranya yaitu, Rumah Zakat, Dompet Dhuafa dan Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU). Data yang digunakan adalah data tahunan, laporan
2
keuangan dari 3 Lembaga Amil Zakat (LAZ) tersebut. Input yang digunakan adalah Total Aset, Biaya Operasional, dan Gaji Karyawan (Dana Amilin). Output yang digunakan adalah Penerimaan dana zakat dan Penyaluran dana zakat. Metode analisis penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif, yaitu pengolahan data berupa input dan output yang diambil dari neraca keuangan dari masing-masing lembaga. Dalam penelitian ini menggunakan alat analisis Data Envelopment Analysis (DEA). Menurut Cooper et al (2006) dan Cook dan Zhu (2007), DEA dapat digunakan untuk mengukur efisiensi secara relatif suatu unit pembuat keputusan (UPK)/Decision Making Unit (DMU), baik itu perusahaan, pemerintah maupun lembaga non-profit oriented yang dalam proses produksi atau aktivitasnya melibatkan penggunaan input tertentu untuk menghasilkan output tertentu. Pendekatan DEA berorientasi pada evaluasi dari kinerja DMU, yang dilakukan melalui analisis berdasarkan evaluasi terhadap nilai efisiensi relatif DMU yang sebanding (Cooper et al, 2006). Menurut Cooper et al (2006) dan Zhu dan Cook (2007), terdapat dua model yang sering digunakan dalam pendekatan DEA, yaitu : a. Model CCR Model Constant Return to Scale (atau disebut juga CCR) merupakan model dasar DEA menggunakan asumsi constant return to scale yang membawa implikasi pada bentuk efficient set yang linier. Model ini dikembangkan oleh Climes, Cooper dan Rhodes (model CCR), yang mengasumsikan bahwa rasio antara penambahan input dan output adalah sama (constant return to scale). Artinya jika ada tambahan input sebesar x kali, maka output akan meningkat sebesar x kali juga. Asumsi lain yang digunakan dalam model ini adalah bahwa setiap perusahaan atau unit pembuat keputusan (UPK) beroperasi pada skala yang optimal. Rumus dari model CCR dapat dituliskan sebagai berikut (Cooper, 2002): Maksimumkan hs = Dimana: hs m n yij xrj ui vr
: efisiensi masing-masing LAZ : jumlah output LAZ yang di amati : jumlah input LAZ yang diamati : jumlah ouput i yang digunakan masing-masing LAZ : jumlah input r yang digunakan masing-masing LAZ : bobot output i yang dihasilkan per LAZ : bobot input r yang diberikan per LAZ
Dengan kendala:
3
Xrj adalah banyaknya input ke tipe ke-j dari DMU ke-r dan Yij adalah jumlah output tipe ke i dari DMU ke-j. Nilai efisiensi selalu kurang atau sama dengan 1. DMU yang nilai efisiensinya kurang dari 1 berarti mengalami inefisiensi, sedangkan DMU yang memiliki nilai efisiensinya sama dengan 1 berarti DMU tersebut efisien. b. Model BCC Model ini dikembangkan oleh BCC (Banker, Charnes Cooper) pada tahun 1984 dan merupakan pengembangan dari model CCR. Model ini beranggapan bahwa perusahaan tidak atau belum beroperasi pada skala yang optimal, asumsi dari model ini adalah bahwa rasio antara penambahan input dan output tidak sama (variable return to scale). Artinya, penambahan input sebesar x kali tidak akan menyebabkan output meningkat sebesar x kali, bisa lebih kecil atau lebih besar dari x kali. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini data yang digunakan sebanyak 3 Lembaga Amil Zakat yaitu Rumah Zakat, Dompet Dhuafa dan Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU) pada periode 2012 – 2013 yang akan diukur efisiensinya dengan menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA). Ketiga obyek penelitian tersebut menggunakan input dan output masingmasing lembaga zakat sebagai penyalur dan penghimpun dana zakat. Hasil perhitungan menunjukkan pencapaian efisiensi masing-masing Lembaga Amil Zakat sebagai Lembaga Penyalur dan Pengumpul Dana pada tahun 2012-2013. Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Efisiensi LAZ sebagai Lembaga Penyalur Dana Berdasarkan DEA 2012-2013 Score Efisiensi Lembaga Amil Zakat 2012 2013 Rumah Zakat 1.000 0.802 Dompet Dhuafa 1.000 1.000 PKPU 1.000 1.000 Sumber : Hasil olah data dengan DEAP 2.1 Tabel 4.5 diatas menunjukkan skor efisien masing-masing lembaga amil zakat. Berdasarkan hasil pengolahan data diatas menunjukkan bahwa pada tahun 2012 semua lembaga amil zakat sebagai penyalur dana kinerjanya dikatakan efisien yaitu rumah zakat, dompet dhuafa, dan PKPU karena hasil nilai efisiensinya sama dengan 1 yang berarti UPK (Unit Pengambilan Keputusan) tersebut efisien. Sementara tahun 2013, berdasarkan hasil pengolahan data diatas menunjukkan bahwa terdapat 2 lembaga amil zakat sebagai penyalur dana yang kinerjanya dikatakan efisien yaitu Dompet Dhuafa dan PKPU.
4
Sementara 1 lembaga amil zakat lainnya mendekati efisien yaitu Rumah Zakat dengan skor efisiensi 0.802.
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Efisiensi LAZ sebagai Lembaga Pengumpul Dana Berdasarkan DEA 2012-2013 Score Efisiensi Lembaga Amil Zakat 2012 2013 Rumah Zakat 0.808 0.789 Dompet Dhuafa 1.000 1.000 PKPU 1.000 1.000 Sumber : Hasil olah data dengan DEAP 2.1 Tabel 4.6 tersebut menunjukkan skor masing-masing lembaga amil zakat. Berdasarkan hasil pengolahan data diatas menunjukkan bahwa dari ketiga lembaga amil zakat dalam pengumpulan dana terdapat 2 lembaga amil zakat yang telah efisien pada tahun 2012 dan 2013 yaitu Dompet Dhuafa dan Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU) karena hasil nilai efisiensinya sama dengan 1 yang berarti UPK (Unit Pengambilan Keputusan) tersebut efisien. Sementara 1 lembaga inefisien yaitu Rumah Zakat dengan skor 0.808 pada tahun 2012 dan skor 0.789 pada tahun 2013. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa dari tahun 2012-2013 ketiga lembaga amil zakat sebagai pengumpul dana yaitu Rumah Zakat, Dompet Dhuafa dan PKPU, satu diantaranya adalah Rumah Zakat mengalami penurunan kinerja dalam pengumpulan dana ditunjukkan dengan menurunnya skor efisiensi lembaga amil zakat tersebut. Sementara dua lembaga lainnya yaitu Dompet Dhuafa dan PKPU dapat mempertahankan kinerjanya dalam pengumpulan dana zakat tetap efisiensi. 4.
PENUTUP Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan analisis menggunakan alat analisis DEAP 2.1, dengan menggunakan 3 Lembaga Amil Zakat (LAZ) sebagai obyek penelitian yaitu Rumah Zakat, Dompet Dhuafa, dan Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU) dalam kurun waktu 2012-2013 terdapat beberapa lembaga amil zakat yang telah efisien, baik dalam kinerja pengumpulan dana zakat maupun penyaluran dana zakat, dan terdapat pula lembaga amil zakat yang termasuk dalam kategori inefisien. Adapun hasil yang diperoleh pada tahun 2012 lembaga amil zakat dalam pengumpulan dana zakat yang efisien yaitu
5
Dompet Dhuafa dan Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU). Sementara lembaga amil zakat yang belum efisien adalah Rumah Zakat. Hal ini dapat terlihat dari skor efisiensi rumah zakat sebesar 0.808 yaitu kurang dari 1. Pada tahun 2013, lembaga amil zakat dalam pengumpulan dana zakat yang efisien masih sama dengan tahun sebelumya yaitu dompet dhuafa dan PKPU. Kedua lembaga amil zakat tersebut dapat mempertahankan kinerjanya dalam pengumpulan dana zakat agar tetap efisien. Rumah zakat masih tergolong inefisien, bahkan mengalami penurunan skor efisiensi pada tahun 2013 menjadi 0.789. Sedangkan untuk hasil yang diperoleh pada tahun 2012 semua lembaga amil zakat sebagai penyalur dana kinerjanya sudah termasuk kategori efisien yaitu rumah zakat, dompet dhuafa, dan PKPU karena hasil skor efisiensinya sama dengan 1. Pada tahun 2013, berdasarkan hasil pengolahan data menunjukkan bahwa terdapat 2 lembaga amil zakat sebagai penyalur dana yaitu dompet dhuafa dan PKPU. Sementara 1 lembaga amil zakat yaitu rumah zakat belum mencapai efisien dengan skor efisiensi 0.802. 2. Ketiga lembaga amil zakat yang diteliti baik dalam pengumpulan maupun penyaluran dana zakat cenderung mengalami penurunan kinerja. Dapat dilihat pada lembaga amil zakat dalam pengumpulan dana dari tahun 2012-2013 yaitu dengan skor efisiensi sebesar 0.808 pada tahun 2012 menjadi 0.789 pada tahun 2013, rumah zakat masih termasuk kategori inefisien. Adapun rumah zakat dalam penyaluran dana zakat dari tahun 2012-2013 juga mengalami penurunan kinerja dengan skor efisiensi 1.000 dimana tergolong kategori efisien menjadi 0.802 dengan kategori inefisien. Untuk lembaga amil zakat lainnya yaitu dompet dhuafa dan PKPU sebagai lemba penyalur dan pengumpul dana dari tahun 2012-2013 telah masuk dalam kategori efisien. Kedua lembaga amil zakat tersebut dapat mempertahankan kinerjanya tetap baik dengan yang sama tiap tahunnya yaitu sama dengan 1. 3. Inefisien pada penelitian ini rata-rata disebabkan oleh variabel output dan salah satu variabel input dengan tingkat efisiensi yang berbeda-beda. Lembaga zakat yang dilihat dari kinerjanya dalam mengumpulkan dana tahun 2012-2013 ketidakefisiensinya terjadi karena pada variabel output yaitu penerimaan dana perlu adanya tambahan dana agar lembaga amil zakat tersebut dapat mencapai tingkat efisien. Dapat diperkirakan juga adanya penggunaan dana berlebih pada biaya opersional yang digunakan untuk sosialisasi zakat. Berdasarkan hasil yang telah diteliti perlu adanya pengurangan dana pada biaya operasional agar lembaga rumah zakat sebagai lembaga pengumpul dana dapat dikategorikan efisien. Oleh karena itu, biaya operasional harus digunakan dengan sebaik mungkin, sehingga tidak terjadi pemborosan pada biaya operasional. 4. Inefisien pada lembaga amil zakat yang dilihat kinerjanya dalam menyalurkan dana 2012-2013 terjadi karena variabel output yang mengalami kekurangan dana sehingga perlu adanya penambahan dana dalam penyaluran dana agar lembaga amil zakat tersebut menjadi efisien. Lembaga amil zakat tersebut adalah rumah zakat, pada tahun
6
2012 rumah zakat telah mengalami kinerja yang efisien tetapi pada tahun 2013 rumah zakat mengalami inefisien dalam penyaluran dana zakat. Salah satu penyebabnya adalah adanya pemasukkan aktiva lancar yang berlebih sehingga perlu adanya pengurangan dana pada input agar dapat dikategorikan efisien. Oleh karena itu, lembaga amil zakat perlu adanya penambahan variabel output karena lembaga amil zakat memiliki tugas utama untuk menghimpun dan mendistribusikan dana zakat sehingga perlu mencapai tingkat efisien pada penerimaan dan penyaluran dana zakat. 5. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas lembaga amil zakat (LAZ) dalam penyaluran dan pengumpulan dana zakat masih terdapat lembaga amil zakat yang belum efisien. Dari ketiga lembaga yang diteliti masih terdapat 1 lembaga amil zakat yang belum efisien baik dalam menyalurkan dana maupun mengumpulkan dana zakat. DAFTAR PUSTAKA Al-Quran dan terjemahannya. 2004. Jakarta: Departemen Agama. Ali, N. M. 2006. Zakat Sebagai Instrumen Kebijakan Fiskal. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Basyir, Ahmad Azhar. 1997. Hukum Zakat.Yogyakarta: Majlis Pustaka PP Muhammadiyah BPS. 2015. http://www.bps.go.id/. diakses pada tanggal 07-12-2015 Chu-fen Li. 2007. Problem in Bank Branch Ineficiency: Management, Scale and Location. Asian jurnal of Management and Humanity Sciences. Vol 1, No 4. Coelli, TJ. 1996. A Guide to DEAP Version 2.1 : A Data Envelopment Analysis (Computer) Program. Armidale : Department of Econometrics, University of New England Australia. Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008. Djupri. 2005. Zakat, infaq, dan Sedekah (Wujud Konsep Ekonomi Kerakyatan Islam. Proccedings of International Seminar On Islamic Economics as a solution. Medan 18-19 September 2005. Ikatan Ahli Ekonomi Islam. Dompet Dhuafa. 2015. Annual Report 2012 & 2013. http://www.dompetdhuafa.or.id diakses pada tanggal 23-11-2015 Farrell M.J. measyrement of Productive Efficiency. Jurnal of the Royal Statistical Society. Series A (General), Vol. 120, No 3. Firdaus, Muhammad, et. al. “Economic Estimation and Determinations of Zakat Potential in Indonesia”. IRTI-IDB Working Paper No. 1433. 07 Oktober 2012. Ghafur, Muhammad. 2007. Potret Perbankan Syariah di Indonesia Terkini: Kajian Kritis Perkembangan Perbankan Syariah. Yogyakarta: Biruni Press.
7
Hadad, Mualiaman. 2003. Pendekatan Parametrik untuk Efisiensi Perbankan Indonesia. Jurnal Bank Indonesia. Hafidhuddin, Didin. 2008. Zakat dalam Perekonomian Modern. Jakarta: Gema Insani. Iskandar, Tatang. 2009. Analisis Efisiensi Kinerja Keuangan pada LAZ PKPU Yogyakarta. Yogyakarta : Skripsi Fakultas Syariah UIN Kalijaga. Ismail, Mahadzir. 2005. A Dea Analysis of Bank Performance In Malaysia. Cardiff Business School, University of Wales. Kadri, Rahmad. 2014. Analisis Efisiensi LAZ di Indonesia dengan Metode Data Envelopment Analysis(Studi Kasus pada RZ, Lazis Swadaya Ummah, Dompet Dhuafa, dan YBUI BNI Tahun 2010-2012). skripsi. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga. Kartika, Elsi. 2006. Hukum Zakat dan Wakaf. Jakarta: Grasindo. Mankiw. 2002. Teori Makroekonomi, edisi keempat. Jakarta: Erlangga. Muharram, Harjum dan Rizki Pusvitasari. 2008. Analisis Efisiensi Perbankan Syariah di Indonesia dengan Menggunakan Data Envelopment Analisys (DEA). Jurnal Ekonomi dan Bisnis. PKPU. 2015. Laporan Keuangan 2012. http://www.pkpu.or.id diakses pada tanggal 22-12-2015 , 2015. Laporan Keuangan 2013. http://www.pkpu.or.id diakses pada tanggal 23-122015 Qadir, Abdul. 2002. Zakat dalam Perekonomian Modern, Jakarta. Gema Insani. Qardawi, Yusuf. 2004. Hukum Zakat. Terjemahan: Salman, dkk. Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa. ____________, 2007. Hukum Zakat. Cetakan kesepuluh, Jakarta: Litera Antar Nusa. Rahmawati, Annisa. 2014. Efisiensi Lembaga Amil Zakat dalam Mengelola Dana Zakat di Indonesia (Studi Kasus: PKPU, Rumah Zakat, dan BAMUIS BNI). Jakarta: Skripsi fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah. Ridwan, Ahmad Hasan. 2013. Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil. Cetakan ke satu, Bandung: CV Pustaka Setia. Rumah Zakat. 2015. Laporan Audit Keuangan 2012. http://www.rumahzakat.or.id diakses pada tanggal 16-12-2015 , 2016. Laporan Audit Keuangan 2013. http://www.rumahzakat.or.id diakses pada tanggal 16-12-2015
8
Sutama. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, PTK, R&D. Kartasura: Fairuz Media. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat. Wahyuny, Ikka Nur. 2015. Analisis Efisiensi Organisasi Pengelola Zakat Nasional dengan Metode Data Envelopment Analysis (Studi di Badan Amil Zakat Nasional, Dompet Dhuaf, dan Lazis Nahdlatul Ulama periode 2013). Yogyakarta : Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Wibisono, Yusuf. 2015. Mengelola Zakat Indonesia. Jakarta: Prenamedia Group. William, Cooper, Lawrence M. Seiford dan Kaoru Tone. 2006. Introduction to Data Envelopment Analysis and Its Uses. Newyork : Business Media Inc. Wulandari, Retno. 2012. Analisis Efisiensi Lembaga Zakat Nasional di Indonesia menggunakan Data Employment Analysis (DEA) Periode 2011-2012. Naskah Publikasi UMS.
9