TUGAS E - BISNIS
ANALISIS E-COMMERCE ‘AIR ASIA DAN LION AIR’
OLEH :
Robbyanto 01-2014-027
DOSEN : Prof. DR Ir Rudy C Tarumingkeng, MF, PhD
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA 2015
KATA PENGANTAR
Terima kasih,Pujian dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas anugerah,hikmat serta kekuatan yang diberikanNya sehingga memampukan saya untuk menyelesaikan makalah ini. Tepat pada waktunya. Makalah ini disusun guna memenuhi persyaratan tugas Akhir pada mata kuliah Management Strategic dengan dosen pengajar Prof. Rudy C Tarumingkeng,PhD, dengan topik yang dibahas adalah ANALISIS E-COMMERCE ‘AIR ASIA DAN LION AIR’. Isi makalah ini menggunakan teori yang dii peroleh dari e-book dan silabus mata kuliah Prof. Rudy C Tarumingkeng,PhD., survey lapangan dan pemikiran sendiri. Dalam penyusunan makalah ini, tentu masih terdapat kekurangan dan kesalahan, oleh sebab itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca demi tercapai kesempurnaan dalam makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan dalam kegiatan belajar mengajar guna peningkatan ilmu pengetahuan terutama dalam mata kuliah Manajemen Strategi. Akhir kata Tuhan Yesus Memberkati kita semua.
Hormati Saya,
ROBBYANTO
2
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR......................................................................................................... 2 DAFTAR ISI........................................................................................................................ 3 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Tujuan Pembahasan e-commerce.................................................... 5 1.2 Ruang Lingkup Penulisan................................................................................................ 6 BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Tentang Air Asia--------------------------------------------------------------------------------- 8 2.2 Sejarah Air Asia--------------------------------------------------------------------------------- 8 2.3 Sejarah Lion Air-------------------------------------------------------------------------------- 8 2.4 E-Commerce pada Air Asia dan Lion Air------------------------------------------------- 10 BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1 E-commerce ................................................................................................................... 13 3.1.1 Pengertian E-commerce................................................................................................ 13 3.1.2 Mekanisme dalam E-commerc..e.............................................................................. ... 13 3.2 Business to Customer (B2C)............................................................................................ 13 3.2.1 Mekanisme dalam Business to Customer..................................................................... 13 3.2.1.1 Electronic Storefronts dan Malls............................................................................... 13 3.2.1.2 Electronic Storefronts................................................................................................ 13 3.2.1.3 Electronic Malls........................................................................................................ 13 3.3 Pelayanan Industri Secara Online................................................................................... 13 3.4 Issues in E-tailling.......................................................................................................... 13 3.4.1 Channel Conflict.......................................................................................................... 14 3.4.2 Order Fulfillment.......................................................................................................... 15 3.5 Electronic Payments....................................................................................................... 15 3.6 Legal Issues Specific to E-commerce.............................................................................. 16 3.6.1 Kecurangan Di Internet................................................................................................ 16 3.6.2 Domain Names............................................................................................................. 16 3.6.3 Cybersquatting............................................................................................................. 16 3.6.4 Taxes and Other Fees................................................................................................... 17 3.6.5 Copyright...................................................................................................................... 17 BAB 3 KESIMPULAN DAN SARAN 3.1 Kesimpulan....................................................................................................................
18 3
2.2 Saran-------------------------------------------------------------------------------------------------18 DAFTAR REFERENSI...................................................................................................... 19
4
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Tujuan Pembahasan E-commerce Dengan perkembangan teknologi informasi saat ini, telah menciptakan jenis-jenis dan peluang-peluang bisnis yang baru di mana transaksi-transaksi bisnis makin banyak dilakukan secara elektronika. Sehubungan dengan perkembangan teknologi informasi tersebut memungkinkan setiap orang dengan mudah melakukan perbuatan hukum seperti misalnya melakukan jual-beli. Perkembangan internet memang cepat dan memberi pengaruh signifikan dalam segala aspek kehidupan kita. Internet membantu kita sehingga dapat berinteraksi, berkomunikasi, bahkan melakukan perdagangan dengan orang dari segala penjuru dunia dengan murah, cepat dan mudah. beberapa tahun terakhir ini dengan begitu merebaknya media internet menyebabkan banyaknya perusahaan yang mulai mencoba menawarkan berbagai macam produknya dengan menggunakan media ini. Dan salah satu manfaat dari keberadaan internet adalah sebagai media promosi suatu produk. Suatu produk yang dionlinekan melalui internet dapat membawa keuntungan besar bagi pengusaha karena produknya di kenal di seluruh dunia. Penggunaan internet tidak hanya terbatas pada pemanfaatan informasi yang dapat diakses melalui media ini, melainkan juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan transaksi perdagangan yang sekarang di Indonesia telah mulai diperkenalkan melalui beberapa seminar dan telah mulai penggunaannya oleh beberapa perusahaan yaitu electronic commerce atau yang lebih dikenal dengan E-Commerce, yang merupakan bentuk perdagangan secara elektronik melalui media internet. E-Commerce pada dasarnya merupakan suatu kontak transaksi perdagangan antara penjual dan pembeli dengan menggunakan media internet. Jadi proses pemesanan barang dikomunikasikan melalui internet. Keberadaan E-Commerce merupakan alternatif bisnis yang cukup menjanjikan untuk diterapkan pada saat ini, karena E-Commerce memberikan banyak kemudahan bagi kedua belah pihak, baik dari pihak penjual (merchant) maupun dari pihak pembeli (buyer) di dalam melakukan transaksi perdagangan, meskipun para pihak berada di dua benua berbeda sekalipun. Dengan E-Commerce setiap transaksi tidak memerlukan pertemuan dalam tahap negoisasi. Oleh karena itu jaringan internet ini dapat menembus batas geografis dan teritorial termasuk yurisdiksi hukumnya.
5
1.2 Ruang Lingkup Penulisan Dalam tugas kelompok ini, kami membahas tentang bagaimana sistem ecommerce berjalan pada Air Asia dan Lion Air. Bagaimana proses yang terjadi dan bagaimana kelebihan serta kekurangan dari sistem secara keseluruhan.
6
7
BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1Tentang AirAsia AirAsia adalah maskapai Malaysia bertarif murah. Maskapai ini mengoperasikan penerbangan domestik dan internasional untuk kota-kota besar seluruh Asia’s. AirAsia adalah pelopor maskapai penerbangan bertarif murah di Asia. AirAsia di Indonesia merupakan anak perusahaan yang AirAsia memiliki dengan saham sebesar 49%. Maskapai ini memulai operasinya pada 2000 dengan nama Awair, tetapi semua penerbangan dihentikan pada Maret 2002. Awair mulai beroperasi lagi Pada Desember 2004 di dalam negeri sebagai anak perusahaan dari AirAsia, setahun kemudian namanya diubah menjadi Indonesia AirAsia
2.2 Sejarah AirAsia Indonesia Siapa yang tak kenal dengan maskapai yang satu ini? Mengusung warna merah sebagai warna identitasnya, AirAsia pernah membuat kejutan bagi masyarakat Indonesia dengan meluncurkan tiket penerbangan harga murah yang pada saat itu harga tiket penerbangan di Indonesia relatief mahal dan hanya bisa dijangkau oleh kalangan menengah atas. Namun AirAsia berani membuat gebrakan yang lain daripada yang lain mengusung slogan Now Everyone Can Fly, AirAsia menerapkan sistem What You Pay Is What You Get sehingga tiket penerbangan AirAsia bisa dijangkau oleh kalangan yang lebih jauh. Dengan sistem tersebut, Air Asia mampu mencuri perhatian para konsumen penerbangan Indonesia dan berhasil menjadi salah satu maskapai yang paling diminati sampai saat ini. Awal berdirinya Indonesia AirAsia diawali oleh PT AWAIR International pada September 1999 yang memiliki maskapai bernama Awair (Air Wagon International) yang didirikan oleh Abdurrahman Wahid. Awair pertama kali beroperasi di tahun 2000 dengan melayani rute berbagai kota di Indonesia dan dilanjutkan dengan pembukaan rute baru ke luar negeri yaitu Singapura. Namun di tahun pertamanya AWAIR sudah mengalami banyak kendala karena ketatnya persaingan antara maskapai penerbangan di Indonesia hingga akhirnya pada tahun 2004, Awair diakuisisi oleh perusahaan penerbangan AirAsia. Setelah itu PT. AWAIR International berubah nama menjadi PT. Indonesia Air Asia dengan maskapai bernama Indonesia AirAsia. Setelah berubah nama, maskapai ini kembali meramaikan dunia penerbangan Indonesia dengan konsep penerbangan berbiaya murah sesuai dengan slogannya, Now Everyone Can Fly.
2.3 Sejarah Lion Air. Didirikan pada tanggal 19 Oktober 1999 dan beroperasi pada tanggal 30 Juni 2000. Maskapai Lion Air beroperasi pertama kalinya dengan menggunakan Boeing 737-200 yang disewa untuk membuka rute ke Pontianak. Maskapai penerbangan ini dikomandoi oleh Rusdi Kirana 8
dan keluarganya. Dalam perkembangannya, Maskapai penerbangan ini berencana untuk bergabung dengan IATA, tetapi sebelum masuk ke dalam IATA, organisasi ini mengharuskan maskapai ini untuk lulus ujian IATA, IOSA. Namun, gagal karena masalah keamanan. Tetapi, Lion Air tak patah arang meski sempat gagal. Lion bersama Boeing mendesain framework untuk workshop dalam pengaplikasian prosedur Kinerja Navigasi Berpemandu (KNB) di Indonesia. Pada bulan November 2009, Maskapai mendatangkan armada terbesarnya Boeing 747-400 yang merupakan purna pakai dari maskapai Oasis Hong Kong Airlines yang bangkrut pada tahun 2008, di tahun berikutnya Lion Air menambah jumlah penerbangan ke Jeddah sebanyak lima kali seminggu yang dilayani oleh 2 armada Boeing 747-400 dengan total kursi sebanyak 992 kursi dalam sekali terbang. Pada tanggal 19 Juli 2011, Lion Air melakukan pemberhentian sementara untuk ke 13 armadanya akibat gagalnya maskapai memenuhi OTP (on time performance) yang ditetapkan oleh Dirjen Perhubungan Udara sampai Lion Air dapat memenuhi sekurang-kurangnya 80 persen dari OTP. Dalam catatan resmi Kementerian Perhubungan, OTP Lion Air hanya 66.45 persen dan merupakan yang terburuk dari 6 maskapai penerbangan utama dari bulan Januari hingga April tahun 2011 di 24 bandar udara di seluruh Indonesia. Pada tanggal 18 November 2011, maskapai penerbangan bersama dengan Boeing mengumumkan pemesanan 201 pesawat Boeing 737 MAX dan 29 pesawat Boeing 737-900ER dan ini tercatat sebagai pemesanan tunggal terbanyak oleh satu maskapai penerbangan komersial sebanyak 230 dengan nilai $21.7 miliar. Pada bulan Januari 2012, Lion Air dikenakan sanksi oleh Kementerian Perhubungan setelah ditemukan beberapa pilot dan awak pesawat memiliki dan menggunakan bahan Narkotika. Sebelumnya, hal ini dipicu ketika ditemukannya awak maskapai (pilot dan kru darat) tertangkap basah menggunakan Sabu-sabu dan metafetamin secara terpisah. Lion Air mendirikan maskapai penerbangan layanan penuh dengan nama Batik Air, yang akan mulai beroperasi pada tahun 2013 dengan menggunakan 737-900ER. Lion Air juga menandatangani komitmen dengan Boeing untuk memesan lima buah pesawat 787 Dreamliner untuk maskapai penerbangan ini, dan ini membuat Lion Air menjadi maskapai penerbangan Indonesia pertama yang memesan tipe ini sejak Garuda Indonesia membatalkan pemesannya untuk 10 Dreamliner pada tahun 2010, dan diperkirakan akan dikirim pada tahun 2015.[6] Maskapai ini juga telah mempertimbangkan memesan pesawat berbadan lebar Airbus A330, tetapi memilih untuk membeli 787. Pada 11 September 2012, Lion Air dan National Aerospace & Defence Industries Sdn Bhd (Nadi) menandatangani perjanjian Joint Venture untuk mendirikan maskapai penerbangan baru di Malaysia, dengan nama Malindo Airways pada Mei 2013. Kedua mitra juga sepakat untuk membentuk JV lain untuk memberikan layanan perawatan pesawat untuk semua pesawat di Grup Lion Air, termasuk maskapai penerbangan patungan di antara mereka. Pada 18 Maret 2013, Lion Air menandatangani kontrak pembelian 234 pesawat Airbus senilai US$ 24 miliar atau sekitar Rp 233 triliun di Perancis dan disaksikan langsung oleh Presiden Prancis Francois Hollande. Pesawat yang dipesan adalah jenis A320 dan A321
9
2.4 E-commerce pada Air Asia dan Lion Air.
AIR ASIA
LION AIR
Dalam Air Asia dengan website-nya, Lion Air dengan website www.lionair.co.id www.airasia.com memiliki fitur: memiliki fitur: Ticketless booking Online Ticketing Calon penumpang dapat melakukan Pemesanan tiket via online maupun pemesanan tiket secara online. Air Asia juga SMS. Pelanggan hanya perlu membeli tiket menawarkan pemesanan tiket dengan paket di website dan mereka akan mengeluarkan liburan yang ditawarkan pada websitenya jadwal penerbangan dengan nomor yang juga bekerjasama dengan pemesanan pemesanan. Ketika mereka tiba di bandara, hotel. pelanggan hanya perlu merujuk ke nomor Web check-in pemesanan mereka untuk check-in. Pada airasia.com, pelanggan dapat check-in Mobile 7 Check In dan Drive Thru Check In hari sebelum dan hingga 4 jam sebelum Para calon penumpang tinggal check in pada jadwal keberangkatan. Setelah waktunya karena segala macam hal yang melakukannya, pelanggan bisa mencetak berhubungan dengan pemesanan tiket sudah boarding pass mereka. Melewati mereka hanya perlu diverifikasi dengan dokumen selesai secara online. Metode pembayaran perjalanan mereka di bandara sehingga dapat E-Payment: Pesan di mana saja dan bayar menghemat waktu. Metode Pembayaran online menggunakan kartu kredit VISA atau Untuk pilihan kartu kredit, pelanggan dapat Master Card, Pembayaran melalui membayar dengan Visa, MasterCard, JCB ATM,Internet Banking,SMS atau American Express. Pengguna juga Banking and Mandiri Call Banking, dan memiliki pilihan untuk pembayaran debit Mobile Banking. langsung.
10
BAB 3 LANDASAN TEORI
3.1 E-commerce 3.1.1 Pengertian E-commerce Definisi electronic commerce atau yang biasa disebut e-commerce menurut Rainer and Cegielsky adalah proses membeli, menjual, mentransfer, atau menukar produk, jasa, atau informasi via jaringan komputer, yang meliputi internet. Secara singkatnya kita bisa mendekripsikan e-commerce adalah transaksi berdasarkan proses dan transmisi data secara elektronik. Sedangkan e-business konsepnya agak menyerupai e-commerce, sebagai tambahan, dalam proses menjual dan membeli barang, jasa, e-business juga merujuk untuk melayani pengguna, berkolaborasi dengan rekan bisnis, dan membentuk transaksi elektronik dengan organisasi terkait. Ada beberapa tipe dari e-commerce : 1. Business-to-Business (B2B). Dalam B2B, penjual dan pembeli adalah organisasi bisnis. 2. Business-to-Cunsomer (B2C). Dalam B2C, penjual adalah sebuah organisasi atau perusahaan, dan pembeli adalah individu. 3. Consumer-to-Consumer (C2C). Dalam C2C, penjual dan pembeli sama-sama individu. 4. Business-to-employee (B2E). Dalam B2E, perusahaan menggunakan ecommerce secara internal untuk menyediakan informasi dan pelayanan terhadap karyawannya. 5. E-Government adalah penggunaan teknologi internet secara umum dan e-commerce digunakan untuk menyampaikan informasi dan pelayanan publik kepada masyarakat yang biasa disebut called government to citizen atau G2C 6. EC Mobile commerce (m-commerce).
3.1.2 Mekanisme dalam e-commerce Ada beberapa mekanisme yang menyambungkan antara pebisnis dan pembelinya dalam sebuah dunia maya. Yang sangat sering digunakan adalah katalog elektronik, lelang secara elektronik, e-malls, e-storefronts, dan emarketplaces.
11
3.2 Business to Customer (B2C) Pada kasus Lazada (www.lazada.co.id) kita lebih berfokus kepada tipe ecommerce B2C atau Business to Customer karena tujuan utama perusahaan adalah menyerap customer individu yang melakukan transaksi di situs mereka. Dalam Business to Customer kita akan lebih terfokus bagaimana mekanisme dasar bagi pembeli untuk mengakses perusahaan tersebut di dalam sebuah web yang sudah disediakan oleh perusahaan. Setelah itu bagaimana pelayanan situs tersebut dan yang paling rumit adalah bagaimana menciptakan tantangan utama untuk penjualan.
3.2.1 Mekanisme dalam Business to Customer 3.2.1.1 Electronic Storefronts dan Malls Saat ini penjualan melalui katalog yang tersedia secara online menjadi lebih menarik dibandingkan dengan katalog yang bisa dibawa-bawa dalam bentuk kertas. Oleh karena itu diciptakanlah sebuah sistem yang bisa membuat kita bisa dengan mudah mengakses katalog tersebut secara online atau yang disebut Electronic retailling atau e-retailling . e-retailling adalah penjualan dan pelayanan secara langsung melalui Electronic Storefronts dan Electronic Malls, biasanya didesain secara format katalog elektronik. E-commerce memberikan pengalaman berbelanja yang sesungguhnya dengan dapat membeli dari rumah dan dapat dilakukan selama 24 jam dalam sehari, 7 hari dalam seminggu.
3.2.1.1 Electronic Storefronts Electronic Storefronts adalah situs yang merepresentasikan toko tunggal. Dalam dunia maya terdapat berbagai macam Electronic Storefronts yang memiliki alamat web sendirisendiri atau URL (Uniform Resource Locator). Beberapa dari Electronic Storefronts memiliki toko secara fisik atau tidak hanya memiliki toko secara maya, seperti Hermes, Sharper Image, dan Wall-Mart.
3.2.1.2 Electronic Malls Electronic Malls atau bisa juga disebut dengan cybermall atau e-mall adalah kumpulan dari beberapa toko yang berada dalam sebuah alamat internet yang sama. Ide dasar dari emalls adalah bagaimana memberikan pengalaman berbelanja sama seperti saat anda
12
berbelanja di dalam mall fisik. Sebagai contohnya adalah Microsoft Shopping sekarang yang berubah menjadi bingshopping (www.bing.com/shopping). Ada 2 tipe dari e-malls: 1. Refferal malls : dimana anda tidak dapat membeli apapun, sebagai gantinya anda akan dialihkan kepada storefronts yang berpartisipasi ke web tersebut. 2. Tipe kedua, anda dapat benar-benar membeli. Dalam tipe mall seperti ini anda mungkin berbelanja dari beberapa toko, tetapi anda hanya membayar nya secara keseluruhan diakhir.
3.3. Pelayanan Industri Secara Online Dalam e-commerce pembelian produk secara online akan menurunkan biaya penjualan dari perusahaan sebesar 20-40%. Lebih lanjutnya pengurangan biaya tersebut sebenarnya sangat sulit untuk dicapai karena produk yang telah dibeli oleh pembeli harus diantar secara fisik. Walaupun ada yang bisa dikirim dalam bentuk digital seperti software atau music. Oleh karena itu pelayanan yang diberikan oleh perusahaan penjual seperti membeli tiket pesawat untuk mengirim barang, termasuk asuransinya. Tidak mengherankan lagi jika saat ini banyak sekali bermunculan perusahaan pengiriman barang seperti DHL, FedEx, JNE, TIKI dengan jutaan pembeli yang menggunakan setiap tahunnya. Salah satu isu yang sangat menekan terkait dengan pelayanan secara online adalah disintermediation. Para perantara atau yang bisa disebut pedagang memiliki 2 fungsi : 1. Menyediakan informasi, dan 2. Melakukan pelayanan nilai tambah seperti konsultasi. Fungsi pertama dapat dipenuhi secara otomatis dan akan lebih disukai karena menyediakan infomasi secara gratis. Ketika ini terjadi, para perantara yang hanya melakukan fungsi seperti ini dapat dieliminasikan. Proses inilah yang disebut disintermediation. Kita dapat memeriksa beberapa beberapa pelayanan industri secara online seperti banking, trading of securities (stocks, bonds), job matching, dan travel services. 1. Cyberbanking Electronic banking atau yang biasa disebut e-banking atau cyberbanking melibatkan berbagai aktivitas perbankan yang dapat diakses dari rumah, tempat kerja, maupun pada saat dijalan tanpa harus mendatangi bank terkait. Electronic banking memiliki kemampuan berkisar dari mebayar tagihan sampai mengajukan pinjaman.
13
2. Online Securities Trading Emarkerter.com mengestimasikan bahwa sekitar 40juta orang di Amerika Serikat menggunakan komputer mereka untuk bermain saham dan instrument keuangan lainnya. Karena ini lebih murah daripada pelayangan yang menyeluruh dari pialang saham. Di dalam web, investor dapat menemukan informasi yang sangat berarti terkait dengan perusahaan yang akan diinvestasikan, contohnya www.bloomberg,com 3. The Online Job Market Internet menawarkan berbagai macam lahan pekerjaan berdasarkan jenis atau lingkup pekerjaan yang kita inginkan. Ribuan perusahaan dan lembaga pemerintah memasang lowongan pekerjaan yang kosong didalam sebuah situs internet yang mengelola situs tersebut. 4. Travel Services Internet adalah tempat yang ideal untuk meletakkan rencana, pertualangan, dan mengatur jadwal untuk sebuah perjalanan secara ekonomis. Perusahaan travel akan melayani anda dengan cara meberikan kemudahan untuk membeli tiket pesawat secara online, memesan hotel, dan meminjam mobil ditempat tujuan wisata atau perjalanan kita.
3.4 Issues in E-tailling Ada 2 isu utama yang bisa diangkat dari e-commerce yaitu channel conflict (konflik dalam penyaluran) dan order fulfillment (pemenuhann order).
3.4.1 Channel Conflict Perusahaan dengan sistem Clicks (penjualan secara online) dan Mortar (penjualan melalui toko fisik) akan menghadapai situasi dengan distributor mereka pada saat mereka menjual secara langsung kepada pembeli secara online. Situasi seperti ini disebut channel conflict yang dapat menghilangkan andil dari distributor. Beberapa perusahaan memisahkan bagian penjualan secara online dan penjualan secara offline, tetapi pendekatan seperti ini akan meningkatkan biaya dan mengurangi keterkaitan antara 2 metode penjualan. Oleh karena itu banyak perusahaan akhirnya mengintegrasikan antara penjualan secara online dan secara offline, proses inilah yang disebut multichanneling.
14
3.4.2 Order Fulfillment Dalam proses penjualan melalui sistem pemenuhan order, ini akan menyangkut berbagai aktivitas pemenuhan order seperti : 1. Mencari dengan cepat barang yang akan dikirim; 2. Mengemasnya; 3. Mengatur bagaimana mengirimkan barang secepatnya kepada pembeli; 4. Menagih uang pembayaran dari pembeli, baik secara COD (Cost On Delivery) atau secara tagihan. Proses seperti ini sangat sulit untuk ditempuh secara efektif dan efisiensi dalam B2C, karena perusahaan harus mengirimkan paket kepada pembeli secara cepat. Dengan alasan inilah perusahaan yang termasuk dalam B2C sering mengalamai kesulitan dalam rantai penawaran mereka (supply chain). Sebagai tambahan untuk menyediakan pembeli dengan produk yang mereka order atau pesan dan melakukannya secara tepat waktu, pemesanan dalam pemenuhan order juga mengikutkan customer service yang terkait.
3.5 Electronic Payments Sistem pembayaran secara online memungkinkan anda membayar produk dan pelayanan secara elektronik, dibandingkan dengan membayar secara kas ataupun menggunakan cek. Pembayaran secara elektronik meliputi : 1. Elektronik Cek 2. Elektronik Kartu Kredit 3. Purchasing Cards 4. Electronik Kas Dalam beberapa hal, pembayaran secara traditional tidak efektif dalam sistem ecommerce. Uang kas sangat tidak berguna karena tidak adanya pertemuan antara penjual dan pembeli dalam e-commerce. 1. Cek Elektronik Electronic checks (e-checks) pada dasarnya sama dengan cek yang ditulis tangan. Pada e-checks membutuhkan tanda tangan dalam bentuk digital. 2. Electronic Credit Cards Kartu E-credit memungkinkan pembeli untuk mengenakan biaya yang seharusnya dia bayar kepada akun credit card pembeli. Beberapa perusahaan yang mengeluarkan 15
kartu kredit menawarkan pembeli pilihan untuk berbelanja secara online dengan menggunakan 1 nomor kartu kredit. 3. Purchasing Cards Dalam beberapa negara perusahaan yang bertransaksi dengan perusahaan lain mebayar kewajiban yang mereka harus tanggung dengan menggunakan purchasing cards daripada menggunakan kertas cek. 4. Electronic Cash E-cash terlihat dalam 4 bentuk utama : a. Stored-Value Money Cards b. Smart Cards c. Person-to-Person Payments d. Digital Wallets
3.6 Legal Issues Specific to E-commerce Banyak isu yang terkait dengan e-commerce. Bagaimana ini bisa terjadi. Ketika pembeli dan penjual tidak saling bertatapan, ini memberikan celah kepada orang-orang yang memiliki niat tertentu untuk berbuat curang dan perbuatan kriminal lainnya.
3.6.1 Kecurangan Di Internet Perkembangan sistem telah meningkatkan jumlah kecurangan yang dilakukan oleh pengguna internet itu sendiri. Kecurangan dapat dilakukan baik oleh pembeli maupun oleh penjual.
3.6.2 Domain Names Isu lainnya adalah terkait dengan domain names. Pada umumnya perusahaan penjual biasanya melacak siapa yang membeli produknya untuk disesuai dengan yang diinformasikan pada data dirinya.
3.6.3 Cybersquatting Cybersquatting mengarah kepada praktek menggunakan domain names untuk tujuan keuntungan dari goodwill atau trademark yang telah dimiliki perusahaan lain. Tetapi pada dasarnya Cybersquatting bukanlah suatu hal yang ilegal walaupun mungkin adalah perbuatan yang tidak pantas. 16
3.6.4 Taxes and Other Fees Dalam transaksi secara offline, setiap transaksi bisnis telah dimaksukkan nilai dari pajaknya. Permasalahan utama dalam isu ini adalah ketika penjual elektronik seharusnya membayar pajak atas lisensi bisnisnya, francise fees, groosreceipts- fees, privilege taxes dan utility taxes.
3.6.5 Copyright Seperti yang kita ketahui, bahwa kekayaan intelektual dilindingi oleh hukum dan tidak bisa digunakan secara bebas. Tetapi pada banyak hal yang terjadi adalah ketika pembeli telah membeli sebuah software, dia berhak untuk menggunakan software tersebut, bukan berarti dia berhak untuk menyebarkan software tersebut.
17
BAB 3 KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan Air Asia dan Lion sangat di untungkan dengan sistem penjualan On Line atau E-Commerce. Dengan terus meningkatnya pengguna Internet di Indonesia,maka akan meningkat pula pembelian secara On-line. Dengan ditutupnya counter-counter penjualan tiket di Bandara,khususnya di Bandara Soekarno Hatta,hal ini juga akan meningkatkan penjualan tiket lewat On-line. 3.2 Saran. 1.Air Asia dan Lion Air harus terus meningkatkan keamanan dan kemudahan dalam pembelian tiket lewat Internet,pada sistem pembayaran.. 2.Terus berinovasi dalam memberikan layanan pembelian tiket lewat Internet. 3.Berikan Promosi-promosi yang menarik untuk pembelian tiket lewat internet,sehingga semakin banyak customer yang tertarik.
18
DAFTAR REFERENSI Rainer and Cegielsky, 3rd edition http://dailysocial.net http://www.rocket-internet.de www.zappos.com www.blog.ub.ac.id http://www.techinasia.com http://www.businessweek.com www.rocket.-internet.com http://www.linkedin.com/company/2515442 https://plus.google.com/101850977969394149607/posts
19