PROSIDING 20 12© Arsitektur
Elektro
Geologi
Mesin
HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK Perkapalan Sipil
ANALISA PENGARUH PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKUATAN SAMBUNGAN LAS BAJA KARBON TINGGI Ilyas Jamal, Haryadi Adma S. Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Tamalanrea - Makassar, 90245
Abstrak Baja karbon adalah salah satu jenis meterial teknik yang banyak digunakan dalam Industri dan Konstruksi Rancang bangun dewasa ini, dikarenakan bahan ini memiliki sifat-sifat yang baik seperti sifat mekanik, sifat mampulas, mampu dikeraskan dan pengelasan sebagai salah satu bagian teknik manufaktur banyak digunakan dalam konstruksi rancang bangun untuk penyambungan dan pemotongan logam dengan menggunakan Energi panas. Energi panas dalam pengelasan dapat mencipatkan tiga daerah panas yaitu daerah las, daerah pengaruh panas dan daerah logam Induk (tidak terpengaruh panas las).Pengaruh masukan panas las mampu mengubah Microsttur bahan yang berdampak terhadap sifat mekanik, hal ini terlihat pada penelitian dimana kekuatan tarik bajhan sebelum di las adalah σu = 77,7 kg/mm2 dan lokasi putus berda pada tengah spesimen uji, sesudah di las untuk kampun V adalah = 78, kg/mm2 dan kampuh X adalah σu = 80,1 kg/mm2 dengan arus 110 A. dan lokasi putus keduanya berada di daerah logam Induk (bawah), ini membuktikan kekuatan las lebih besar dari kekuatan yang dicapai dan pengelasan meningkatkan kekuatan bahan. Keuletan dan ketangguhan bahan menurn pada kampuh X dari ε = 0,18 dan U = 0,111 kg/mm2 menjadi ε = 0,17 dan U = 0,111, sedang kampuh V tidak berubah. Perlakuan panas sebagai sarana mengubah sifat mekanik bahan sesuai batas kemampuannya, mampu mengubah sifat mekanik bahan yang telah dilas, yaitu untuk Quenching σu = 82 kg/mm2 pada kampuh V dan σu = 87,5 kg/mm2kampuh X, sedang regangan adalah ε = 0,17 pada kampun dan ε = 0,155 pada X untuk ketangguhan mengalami penurunan, pada proses Normalizing juga memperlihatkan peningkatan kekuatan V pada kampu X, tetapi lebih rendah dari peningkatan kekuatan yang dicapai proses Quenching yaitu σu = 78,4 kg/mm2, tetapi pada kampuh V terjadi penurunan σu = 69,7 kg/mm2 keuletan dan ketangguhan bahan terlihat menurun pada bahan yang mengalami peningkatan kekuatan dan meningkat pada bahan yang mengalami penurunan kekuatan. Kata kunci: baja karbon, perlakuan panas , sambungan las
PENDAHULUAN Pengelasan merupakan salah satu bagian teknik manufaktur yang banyak digunakan dalam bidang industri dan rancang bangun kontruksi bangunan dan mesin sebagai sarana penyambungan logam. Lingkup penggunaan pengelasan ini sangat luas dan universal meliputi perkapalan, jembatan, rangka baja kendaraan rel, konveyor sabuk dan lain sebagainya. Hal ini menunjukkan bahwa pengelasan digunakan bukan hanya untuk pembebananpembebanan statis tetapi juga ditujukan untuk pembebanan dinamis, sifat mekanik pengelasan seperti kekuatan, ketangguhan, kekuatan lelah dan lainnya, diharapkan mampu menerima pembebanan yang ada, agar dalam penggunaannya tidak mengalami kegagalan dan kegagalan ini adalah akibat terjadinya retak, patah ataupun patah ulet pada sambungan. Perlakuan yang diberikan bertujuan untuk memperbaiki sifat mekanik pengelasan. Sebagai dampak pengelasan akibat faktor termal, elektroda, arus dan lain sebagainya. Salah satu contoh akibat termal, pada pengelasan terbentuk tiga daerah yaitu daerah logam induk, daerah pengaruh panas dan daerah lasan, dimana ketiga daerah ini mempunyai perbedaan sifat mekanik dan struktur mikro, dengan perlakuan diharapkan perbedaan dapat diminimalkan, perlakuan yang diberikan adalah perlakuan panas, perlakuan panas adalah proses pemanasan dan pendinginan logam untuk mengubah sifat mekanik logam sesuai batas kemampuannya, dan perlakuan panas mempunyai banyak pilihan seperti mengeraskan (Quenching), melunakkan (Annealing), Menormalkan (Normalizing) dan lain sebagainya.
Volume 6 : Desember 2012
Group Teknik Mesin TM3 - 1
ISBN : 978-979-127255-0-6
Analisa Pengaruh Perlakuan Panas.... Arsitektur Elektro
Geologi
Mesin
Ilyas Jamal, Haryadi Adma S. Perkapalan Sipil
Baja Pembentukan baja melalui proses pengecoran, penempaan dan lain-lain. Karbon merupakan salah satu unsur penting dalam baja, karena dapat meningkatkan kekerasan dan kekuatan baja. Tinggi rendahnya kadar karbon mempengaruhi tinggi rendahnya suhu kritis (batas zona struktur logam).
Gambar 1. 1. Diagram DiagramBesi Besi-Karbida-Besi Gambar – Karbida Besi i Sumber :: B.H. B.H. Amstead Amstead (1991) (1991) Sumber
Bila kadar karbon baja melampaui 0,20%, suhu dimana sifat ferrite mulai terbentuk dan mengendap dari austenite turun. Baja yang berkarbon 0,80% disebut baja autectoid dan struktur terdiri dari 100% pearlite. Titik eutectoid adalah suhu terendah dalam logam dimana terjadi perubahan dalam keadaan larut padat dan merupakan suhu keseimbangan terendah dimana austenite terurai menjadi ferrite dan cementite. Bila kadar karbon baja lebih besar dari pada eutectoid, perlu diamati garis pada diagram besi-karbida besi. Garis ini menyatakan suhu dimana karbida besi mulai memisah dari austenite. Karbida besi ini dengan rumus Fe3C disebut cementite. Cementite sangat keras dan rapuh. Baja yang mengandung kadar karbon kurang dari eustectoid (0,80%) disebut baja hypoeutectoid dan baja yang mengandung kadar karbon lebih dari eutectoid disebut baja hypereutectoid (B.H. Amstead, 1991).
Pengelasan Menurut DIN (deutche Industrie Normen) adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam atau pun logam paduan yang terjadi dalam keadaan cair, sedangkan secara umum las adalah proses penggabungan material secara metalurgi ataupun termis dengan menggunakan energi panas yang berasal dari energi kimia, energi mekanik atau energi listrik. Dalam pengelasan dibutuhkan energi panas yang tinggi yang mampu melemahkan elektroda dan bagian logam yang akan disambung. Hal ini berdampak terbentuknya daerah pengaruh panas pada pengelasan yaitu : Daerah logam las (weld metal) Daerah pengaruh panas (HAZ) Daerah logam induk (base metal)
Pengelasan Baja Karbon Tinggi Baja karbon tinggi mengadung banyak karbon dan unsur lain yang dapat memperkeras baja, hal ini mempengaruhi daerah HAZ pengelasan menjadi mudah keras, dibanding baja karbon rendah, sifat mudah keras adanya hidrogen difusi selama pengelasan, membuat baja ini sangat peka terhadap retak las karena getas. Kemungkinan terjadinya retak las pada pengelasan baja karbon tinggi dapat dihindari dengan pemanasan mula pada suhu yang sangat tergantung pada kadar karbon atau harga ekuivalen karbon yaitu temperatur 260oC
ISBN : 978-979-127255-0-6
Group Teknik Mesin TM3 - 2
Volume 6 : Desember 2012
PROSIDING 20 12© Arsitektur
Elektro
Geologi
Mesin
HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK Perkapalan Sipil
sampai 420oC, untuk baja dengan kadar karbon antara 0,45 sampai 0,80. Selain itu sifat mudah keras atau pengerasan dari daerah HAZ dapat dikurangi dengan pendinginan lambat. Hubungan kekerasan maksimum dengan kadar karbon pada daerah HAZ pengelasan baja karbon dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 2. Hubungan Kekerasan Maksimum dengan kadar karbon pada daerah HAZ pengelasan baja karbon
METODE PENELITIAN
Gambar 3. Diagram alur penelitian
Volume 6 : Desember 2012
Group Teknik Mesin TM3 - 3
ISBN : 978-979-127255-0-6
Analisa Pengaruh Perlakuan Panas.... Arsitektur Elektro
Geologi
Ilyas Jamal, Haryadi Adma S. Perkapalan Sipil
Mesin
Bentuk spesimen uji seperti terlihat di bawah ini: 10 mm
600 5 mm
5 mm
10 mm
55 mm
Gambar 4. Spesimen uji impak
PEMBAHASAN Pengujian Tarik Bahan uji yang dilas tanpa perlakuan panas, dengan kampuh V dan Arus 100 Amp kekuatannya hampir sama dengan bahan yang tidak dilas yaitu u = 77,6 kg/mm2 dan = 0,18 sedang arus 110 Amp dengan kampuh yang sama yaitu u = 77,6 kg/mm2 dan = 0,18, dan arus 120 Amp dengan kampuh yang sama kekuatannya sebesar u = 81 kg/mm2 dan = 0,17, hal ini menunjukkkan bahwa pengaruh pengelasan dengan kampuh V terjadi peningkatan kekuatan pada Arus pengelasan 120 A dimana peningkatan yang dicapai sebesar 0,024 atau 2,4 persen. Ini sangat kecil, dimana pengaruh panas las tidak mengubah mikro struktur yang ada pada baja karbon tinggi. Dengan kampuh X (Doubel V) pada arus pengelasan 100 Amp, 110 Amp, dan 120 Amp, masingmasing kekuatannya u = 79,5 kg/mm2 dan = 80,1 dan u = 82, kg/mm2. Hal ini menunjukkan peningkatan kekuatan dibanding bahan yang tidak dilas, dengan peningatan masing-masing sebesar 0,5 persen, 1,2 persen dan 4,3 persen. Peningkatan kekuatan relative kecil, sama dengan kampuh V, masukan panas las tidak mengubah banyak mikro struktur bahan.
Pengujian Tumbuk (Impact test) Dari hasil pengujian tumbuk (Impact) untuk specimen normal nilai ketangguhannya 0,111 joule/mm 2 , dan specimen dilas dengan kampuh V dengan arus pengelasan 100 Amp, 110 Amp dan 120 Amp adalah masingmasing U = 0,119, 0,111 dan 0,102 joule/mm2 , hal ini memperlihatkan terjadinya peningkatan nilai ketangguhan bahan sebesar 16,7 persen pada pengelasan arus 100 Amp, sedang pada 120 Amp terjadi penurunan sebesar 8,8 persen, dan pengelasan 110 Amp tidak ada peningkatan, selanjutnya specimen dilas dengan kampuh X, peningkatan ketangguhan tidak terjadi untuk arus pengelasan 100 Amp dan untuk arus pengelasan 110 Amp dan 120 Amp terjadi penurunan mencapai 8,8 persen, hal ini dapat dikatakan peningkatan ketangguhan untuk specimen dilas kampuh V ketangguhannya lebih tinggi dibanding dilas kampuh X. Perlakuan panas dengan penidinginan air dari spesimen yang dilas baik kampuh X mauppun V, menunjukkan penurunan ketangguhan dari spesimen yang hanya dilas dimana untuk kampuh V memcapai U = 0,102 joule/mm2 pada Arus pengelasan 120 Amp dan Kampuh X mencapai U = 0,098 joule/mm2, sedang spesmen yang hanya dilas tanpa perlakukan panas pada Arus pengelasan yang sama 120 Amp hanya mencapai nilai ketangguhan yaitu untu spesimen dengan Kampu X mencapai nilai U = 0,102 joule/mm 2. Untuk spesimen yang di normalizing setelah dilas menunjukkan nilai ketangguhan lebih tinggi dari bahan yang di kuens dengan Air, dan juga menunjukkan peningkatan dari ketangguhan spesimen normal untuk spesimen dilas dengan Kampuh X. Sedang untuk spesimen dilas Kampuh V ketangguhannya jauh lebih tinggi dari spesimen kampuh X, dimana ketangguhan mencapai U = 0,145 joule/mm 2 untuk 100 A, dan U = 0,139 joule/mm2. Untuk 110 Amp dan U = 0,145 joule/mm2 pada 120 Amp atau peningkatan ketangguhan rata-rata 25,2 persen.
Kekuatan Lelah Hasil perhitungan kekuatan lelah secara empiris dari pengujian tarik dan pengujian tumbuk. Menunjukkan peningkatan, dimana spesmen normal di dapat Sg = 35,6 kg/mm2. Sedang spesimen dilas Kampuh X tertinggi SG = 37,1 kg/mm2, dan dilas Kampuh V tertinggi SG = 36,4 kg/mm2, hal menunjukkan peningkatan kekuatan lelah pada spesimen dilas Kampuh X lebih dari spesimen dilas Kampuh V.
ISBN : 978-979-127255-0-6
Group Teknik Mesin TM3 - 4
Volume 6 : Desember 2012
PROSIDING 20 12© Arsitektur
Elektro
Geologi
Mesin
HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK Perkapalan Sipil
Tabel 1. Hubungan Sifat Mekanik Bahan Baja Karbon Tinggi Jenis Spesimen Tanpa Dilas
Kampuh Las V
Dilas X
V Dilas dan Diquench air X
V Dilas dan Dinormalizing X
Arus (Amp) 100 110 120 100 110 120 100 110 120 100 110 120 100 110 120 100 110 120
𝝈𝑼 (kg/mm2) 79,1 77,61 78 81 79,5 80,1 82,5 80,5 81 82 83,5 85,5 87,5 75,5 75,6 75,8 78,5 78,2 82,5
SG (kg/mm2) 35,6 34,9 35,1 36,4 35,8 36,01 37,1 36,2 36,4 36,9 37,6 38,5 39,1 34 34,02 34,1 35,3 35,6 37,1
Impak (Joule/mm2) 0,111 0,119 0,111 0,102 0,111 1,102 0,102 0,111 0,102 0,102 0,098 0,098 0,098 0,145 0,139 0,128 0,119 0,111 0,102
Tabel 2. Hasil perhitungan kelelahan pada pengujian impak Jenis Spesimen Tanpa Dilas
Kampuh Las V
Dilas X
V Dilas dan Diquench air X
V Dilas dan Dinormalizing X
Arus (Amp) 100 110 120 100 110 120 100 110 120 100 110 120 100 110 120 100 110 120
𝑼 (Joule/mm2) 0.102 0.111 0.119 0.111 0.111 0.128 0.128 0.128 0.139 0.111 0.128 0.145 0.098 0.098 0.098 0.111 0.111 0.128
KIc (kg/mm2) 32.73 34.14 35.35 34.14 34.14 36.7 36.7 36.7 38.2 34.14 36.7 39.02 32.1 32.1 32.1 34.14 34.14 36.7
Tabel 3. Hasil perhitungan pengujian tarik Jenis Spesimen Tanpa Dilas
Kampuh Las V
Dilas X
V Dilas dan Diquench air X
V Dilas dan Dinormalizing X
Volume 6 : Desember 2012
Arus (Amp) 100 110 120 100 110 120 100 110 120 100 110 120 100 110 120 100 110 120
𝝈𝒀𝒊𝒆𝒍𝒅 (kg/mm2)
36.5 37.1 37 37.92 37.5 38.5 38.2 38 38.5 39 40.6 41.5 43 36.4 37 38 37 37.5 38
Group Teknik Mesin TM3 - 5
𝝈𝑼 (kg/mm2) 79.6 77.61 78 81 79.5 80.1 82.1 80.5 81 82 83.5 85.5 87.5 75.5 75.6 75.8 78.5 78.2 82.5
𝝈 𝑷𝒂𝒕𝒂𝒉 kg/mm2)
73.5 73.39 75.03 75.84 75.03 75.84 78.69 75.84 75.84 76.7 77 79.9 82.4 70.1 69.5 69.7 74.2 75.8 78.4
∈% 0.18 0.18 0.18 0.17 0.18 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 0.16 0.155 0.19 0.19 0.2 0.18 0.17 0.17
ISBN : 978-979-127255-0-6
q% 0.4 0.4 0.4 0.39 0.4 0.39 0.39 0.39 0.39 0.38 0.38 0.34 0.33 0.44 0.44 0.46 0.4 0.39 0.38
Geologi
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
Mesin
σ Ultimate Kg/mm2)
σ Ultimate (Kg/mm2)
Analisa Pengaruh Perlakuan Panas.... Arsitektur Elektro
NORMAL
DILAS KAMPUH V
DILAS KAMPUH X
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 KAMPUH V
Bentuk Kampuh NORMAL
100
110
KAMPUH X
Bentuk Kampuh 100 110 120
120
Gambar 5. Grafik nilai kekuatan material
Gambar 7. Grafik nilai kekuatan material yang dilas lalu dikuens
σ Ultimate (Kg/mm2)
Ilyas Jamal, Haryadi Adma S. Perkapalan Sipil
Gambar 6. Grafik nilai kekuatan material yang dilas dan Normalizing
Gambar 8. Grafik nilai kekuatan material untuk kampuh V
0.16
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
0.14 0.12 0.1 0.08 0.06
DILAS DAN DIQUENCHING
DILAS DAN DI NORMALIZING
DILAS
NORMAL
0.04 0.02 0 Kampuh V
Arus (Amp) NORMAL
100
110
100
120
Gambar 9. Grafik nilai kekuatan material untuk kampuh X
ISBN : 978-979-127255-0-6
Kampuh X 110
120
Gambar 10. Grafik nilai kekuatan material yang dilas untuk kampuh V dan X
Group Teknik Mesin TM3 - 6
Volume 6 : Desember 2012
PROSIDING 20 12© Arsitektur
Elektro
Geologi
Mesin
HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK Perkapalan Sipil
KESIMPULAN Dari hasil perhitungan dan Analisa data dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: Peningkatan sifat mekanik yaitu kekuatn tarik terjadi pada bahan yang dilas dengan Kampuh X dan tertinggi pada pengelasan Arus 120 Ampere yaitu mencapai u =82,5 kg/mm2 atau peningkatan sebesar 4,2 persen dari kekuatan bahan tanpa dilas yaitu u = 79,1 kg/mm2, sedang bahan yang dilas dan diperlakukan panaskan dengan pendinginan air kekuatannya u =87,5 kg/mm2. merupakan peningkatan tertinggi yang dicapai terjadi pada kampuh X, arus 120 Amper yaitu 12,8 persen dibanding kekuatan bahan tanpa perlakukan Kekuatan tumbuk bahan, peningkatan terjadi pada bahan dilas dengan Kampuh V dan tertinggi pada pengelasan dengan Arus 100 Ampere, yang mencapai U = 0,119 joule/mm2 atau peningkatan sebesar 7,2 persen dari harga Impak bahan tanpa dilas, sedang bahan dilas dan diperlaku panaskan dan di dinginkan dengan Air, mencapai nilai ketangguhan terendah pada kampuh X dan Arus pengelasan 120 Ampere yaitu U = 0,098 joule/mm2 atau penurunan sebesar 11,7 persen dari bahan tanpa perlakuan Peningkatan kekuatan lelah bahan terjadi pada bahan dilas dan diquench air dengan Kampuh X, dan tertinggi pada arus pengelasan 120 Ampere yaitu SG = 39,1 kg/mm2 dari hasil uji tarik, sedang dari hasil uji tumbuk peningkatan kekuatan retak pasa kampuh V dengan arus pengelasan 100 Ampere dan dinormalizing KIc = 75,0 kg/mm2 Pengaruh Arus pengelasan terhadap peningkatan sifat mekanik baja karbon tinggi adalah makin tinggi Arus pengelasan, makin besar peningkatan kekuatan dan kegetasan yang terjadi, sebaliknya ketangguhan menurun.
DAFTAR PUSTAKA American welding Society, AWS DI.I/DI.IM., 2002, Structural Welding Code-Steel, 18th Edition, Miami, Florida. Conveyor Equepment Manufacture Assosiation (CEMA), 1997, Bel Conveyor for Bulk Materials, 5th Edition, Published by Conveyor Manufactures Assosiation. Fuch H, O., 1980, Metal Fotique in engineering, John Wiley & Sons, New York. Shigley, J, E, 2001, Mechanical Engineering Desaign, 6th Edition McGraw-Hill Co, New York. MSC Nastan for Windows 2003 MCS/Fatique Manual, 2000 Juvinal, R,C. Engineering Consideration of Stress-Strain and Strengt, McGraw-Hill Co, New York. Wiryosumarto, H, 2004, Teknologi Pengelaan Logam, Pradnya Paramita, Jakarta. Soni Wahyudi , 2005, Penelitian Kegagalan Lelah Sambungan Las pada Penggerak Conveyor Sabuk, ITB Bandung.
Volume 6 : Desember 2012
Group Teknik Mesin TM3 - 7
ISBN : 978-979-127255-0-6
Analisa Pengaruh Perlakuan Panas.... Arsitektur Elektro
ISBN : 978-979-127255-0-6
Geologi
Mesin
Group Teknik Mesin TM3 - 8
Ilyas Jamal, Haryadi Adma S. Perkapalan Sipil
Volume 6 : Desember 2012