ANALISA KEPADATAN RUAS JALAN DI KECAMATAN RUNGKUT DENGAN PEMETAAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Hendrata Wibisana1 dan Siti Zainab2
ABSTRACT Traffic jam is a complex problem that has the wide impacts to the road and economical users. In this research, the connection between the traffic volume and the density citizen of a sub district will be analyzed. The location of this research taken place in Rungkut, its part of the municipality of Surabaya and for this research, the location is divided on the village zone. The method used for this research is Arc View 3.3, namely “Roads and Arterical Capacity method” with formulation C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs. The calculation result of the capacity value (C) is obtained by the value of degree saturation (DS) which describes the rate of comfortability of a road. The research shows that the degree saturation value whose more than 0,7 (DS > 0,7) is the roads of Medokan Ayu, Rungkut Puskesmas, Pandugo, Baruk Utara, Wonorejo Rungkut, Medokan Kampung. The road which has the middle degree saturation value ( 0,7 < DS < 0,85) is the roads of Rungkut Madya, KH Zamhuri, Rungkut Asri Tengah, Rungkut Asri Timur, Rungkut Asri Utara, Kedung Asem, and Kedung Baruk. The result of the calculation and analyse of the road route in Rungkut region is used as the data attribute and the spatial data of the road condition is used to building of thematic map, including the rate of density of the road in sub district of Rungkut, in the municipality of Surabaya. Key words: Geographic information system, degree saturation, municipality Rungkut mapping
ABSTRAK Kemacetan adalah permasalahan pelik yang berdampak luas kepada masyarakat pengguna jalan serta pelaku ekonomi. Kemacetan berhubungan dengan volume lalu lintas yang melintas pada suatu ruas jalan. Pada penelitian ini dilakukan analisa hubungan antara volume lalu lintas dengan kepadatan jumlah penduduk di sebuah kecamatan.Penelitian ini dilakukan di wilayah Rungkut kotamadya Surabaya, dimana jumlah penduduk dibagi dalam zona kelurahan. Metode yang digunakan untuk membantu proses analisa dan pemetaan adalah Arc View versi 3.3, metode “Roods dan metode Arterical Capacity” dengan persamaan rumus C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs. Dari hasil perhitungan nilai Kapasitas (C )maka akan didapat nilai derajat kejenuhan (DS) yang menggambarkan layak tidaknya jalan tersebut digunakan secara nyaman. Dan jalan yang mengalami derajat rendah (dengan nilai DS > 0.7 )adalah jalan Medokan Ayu, jalan Rungkut Puskesmas, jalan Pandugo, jalan Baruk Utara, jalan Wonorejo Rungkut, dan jalan Medokan Kampung. sedangkan jalan yang mengalami derajat kejenuhan sedang dengan nilai DS antara 0.7 < 0.85 )adalah jalan Rungkut Madya, jalan KH Zamhuri, jalan Rungkut Asri Tengah, jalan Rungkut Asri Utara, jalan Kedung Asem dan jalan Kedung Baruk. Hasil perhitungan dan analisa kepadatan ruas jalan di wilayah Rungkut dimasukkan sebagai data atribut dan dengan data spasial dari peta kondisi jalan di wilayah Rungkut dapat dibuatkan Peta Tematik Kepadatan Jalan di Kecamatan Rungkut Kotamadya Surabaya. Kata Kunci : Sistem Informasi Geografis, derajat kejenuhan, pemetaan kecamatan Rungkut.
1
E-mail:
[email protected] E-mail:
[email protected] Jurnal Sains dan Teknologi EMAS, Vol. 18, No. 3, Agustus 2008 2
143
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Surabaya, sebagai salah satu kota terbesar kedua di Indonesia masalah kemacetan sudah menjadi makanan penduduk kota sehari–hari. Dengan jumlah penduduk mendekati 5 juta jiwa, aktivitas kendaraan moda darat sangat padat terutama pada jam–jam sibuk di pagi dan sore hari. Kepadatan di kota Surabaya ini dapat terjadi karena ruas jalan yang ada kapasitasnya sudah tidak mencukupi lagi dengan banyaknya jumlah kendaraan yang melaju di jalan tersebut, belum lagi pengaruh hambatan samping yang memakan badan jalan cukup signifikan. Untuk mengatasi hal ini perlu penanganan yang serius, sistematis dan berkesinambungan agar diperoleh solusi yang efektif dan efisien dengan budget yang sesuai dengan anggaran pemerintah daerah setempat.
banyak dari kapasitas yang dipersyaratkan. Dengan alasan ini dan dengan bantuan alat bantu berupa perencanaan SIG yang terpadu diuraikan beberapa pokok permasalahan yaitu : a. Apakah Sistem Informasi Geografis (SIG) sebagai alat bantu mampu memetakan jumlah kendaraan pada suatu ruas jalan di kotamadya Surabaya. b. Dengan adanya SIG, apakah kemacetan yang terjadi pada suatu ruas jalan dapat diprediksikan sebelumnya? c. Apakah pemetaan kondisi ruas jalan di kota Surabaya, terutama jalan utama dapat memberikan informasi yang akurat dan terbaca dalam proses pengambilan keputusan, khususnya untuk perhitungan kapasitas (C) dan derajat kejenuhan (DS)
Sistem Informasi Geografis (SIG) sebagai salah satu disiplin ilmu yang baru berkembang (Lang, 1999 dan Prahasta, 2001) dirasakan cukup akurat untuk membantu memecahkan masalah kepadatan kendaraan di perkotaan terutama kota besar seperti Surabaya ini. SIG dipandang sebagai alat bantu yang tepat untuk diaplikasikan pada kasus ini mengingat kelebihan–kelebihan yang dimiliki. Dalam penelitian ini akan dilakukan kajian awal tentang peranan SIG dalam mengelola jumlah kendaraan yang melaju di suatu ruas dalam kota besar seperti Surabaya, mengingat belum banyak penelitian serupa yang dilakukan.
1.3. Tujuan Penelitian Tujuan melakukan penelitian ini adalah: 1. Untuk mencari nilai kapasitas (C) dan nilai derajat kejenuhan (DS) pada setiap ruas jalan arteri dan jalan kolektor di kecamatan Rungkut. 2. Untuk memberikan sistem informasi di ruas jalan di kawasan Rungkut dengan menggunakan SIG. 3. Untuk memetakan secara parsial ruas jalan beserta atributnya di ruas jalan di kecamatan Rungkut dengan meggunakan SIG.
1.2. Permasalahan Kemacetan di suatu ruas jalan dapat terjadi apabila kendaraan yang lewat pada ruas jalan tersebut jumlahnya lebih 144
1.4. Batasan Masalah 1. Penelitian ini dibatasi untuk daerah kecamatan Rungkut kotamadya Surabaya dimana jalan yang diukur hanya jalan arteri yang ada di kecamatan Rungkut serta tidak
Jurnal Sains dan Teknologi EMAS, Vol. 18, No.3, Agustus 2008
membahas jalan lokal yang ada di kecamatan Rungkut. 2. Volume kendaraan yang diteliti berdasarkan pengambilan data di lapangan secara langsung 3. Jumlah penduduk yang diteliti berdasarkan data sekunder yang diambil dari instansi tertertentu yaitu Badan Pusat Statistik (BPS) dan data yang diambil sebagian dari data kecamatan Rungkut. 1.5. Manfaat Penelitian Penelitian ini maksudkan sebagai bahan masukan akan penelitian dasar dan kajian awal sistem informasi geografis pada perencanaan
perhubungan darat berkenan dengan kondisi ruas jalan yang ada pada suatu kecamatan. Dan dapat juga dipakai sebagai database awal kondisi ruas jalan utama di kecamatan Rungkut kotamadya Surabaya. 1.6. Lokasi Studi Lokasi yang ditinjau dalam penelitian ini adalah jalan arteri pada Kecamatan Rungkut, yang mana meliputi berbagai Kelurahan. Diantaranya Kelurahan Medokan Ayu, Kelurahan Rungkut Kidul, Kelurahan Penjaringan Sari, Kelurahan Kedung Baruk, Kelurahan Wonorejo, Kelurahan Kali Rungkut.
Gambar 1. Lay out kecamatan Rungkut Jurnal Sains dan Teknologi EMAS, Vol. 18, No. 3, Agustus 2008
145
2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum Pada dasarnya sistem informasi geografis merupakan gabungan dari tiga pokok unsur pokok: sistem, informasi, dan geografis. Dengan demikian pengertian terhadap ketiga unsur pokok ini akan sangat membantu dalam memahami SIG. Dengan melihat unsur pokoknya SIG merupakan sistem sebuah informasi dengan tambahan unsur Geografi yakni penekanan pada unsur informasi geografi. 2.2. Konsep Sistem Informasi Semua organisasi pasti memiliki sistem informasi. Sistem informasi ini adalah entity (kesatuan) formal yang terdiri dari berbagai sumber daya fisik maupun logika. Dari organisasi ke organisasi, sumberdaya-sumberdaya ini disusun atau distrukturkan dengan beberapa cara yang berlainan karena organisasi dan sistem informasi merupakan sumber daya-sumber daya yang bersifat dinamis. Dengan demikian, struktur organisasi yang dibuat pada saat ini bisa jadi harus dapat menggambarkan struktur sistem informasi, yang dipresentasikan oleh semua sumberdaya fisiknya, untuk berbagai ukuran sistem informasi di dalam bermacam-macam tipe organisasi. 2.3. Penggunaan SIG dalam Kehidupan Berikut diberikan contoh – contoh kasus dalam berbagai disiplin ilmu antara lain : Dengan SIG, pengguna dapat menyatakan relasi atau hubungan (relationship), pola (pattern), dan kecenderaungan (trend) seperti telah disinggung dimuka. Seorang pakar jalan raya atau perencanaan perkotaan dapat 146
menampilkan segmen-segmen jalan mana saja berdasarkan informasi kondisi-kondisi segmen-segmen jalan tersebut, kemudian memutuskan segmen-segmen jalan mana saja yang memerlukan perbaikan. Selain itu, dengan penggunaan SIG, seorang pakar jalan raya dan perkotaan dapat menemukan lokasi-lokasi keecelakaan lalulintas di jalan raya atau jembatan. Mereka juga dapat men-zoom daerah-daerah tertentu. 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Percobaan Desain percobaan dijelaskan pada Gambar 1. 3.2 Prosedur Kerja Adapun tahapan–tahapan yang dilakukan dalam melakukan penelitian ini yaitu : 1. Observasi lapangan yaitu dengan cara mengumpulkan data–data yang dibutuhkan. Dalam pengumpulan data ini, dibagi menjadi 2 bagian : a. Data Primer, yaitu data yang didapat langsung dari lapangan. Contohnya Data: a) Volume Kendaraan b) Data Kepemilikan Kendaraan Data yang diambil dari SAMSAT. b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari berbagai instansi yang terkait dengan penelitian ini. Misalnya BPS (Badan Pusat Statistik), Kecamatan dan Kelurahan dimana data yang diambil dari berbagai instasi tersebut di masukkan sebagai atribut seperti yang tertera di bawah ini:
Jurnal Sains dan Teknologi EMAS, Vol. 18, No.3, Agustus 2008
START
OBSERVASI LAPANGAN SEKUNDER PRIMER -Volume Kendaraan
PENGUMPULAN DATA
PEMETAAN ( Poligon, Line, Point )
- DataJumlah Penduduk - Data Jenis Kelamin -Laki – Laki -Perempuan
PENYUSUNAN DATA BASE ( Atribut )
PENGOLAHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
ANALISA HASIL
PETA SIG RUAS JALAN KECAMATAN RUNGKUT
SELESAI Gambar 1. Desain percobaan
Jurnal Sains dan Teknologi EMAS, Vol. 18, No. 3, Agustus 2008
147
a) b) c) d) e)
2.
3.
4.
Data Jumlah Penduduk Data Kendaraan Data Angkutan Kerja Data Usia Sekolah Data Status Perkawinan Dari pengumpulan data–data tersebut dilakukan pemetaan dan penyusunan data base. Penyusunan data base menggunakan software Microsoft office excel 2003. Setelah dilakukan pemetaan dan penyusunan data base, baru kita olah dengan menggunakan sistem informasi geografis. Dari pengolahan data dengan sistem informasi geografis, didapat analisis hasil. Sehingga kita dapat menyusun peta thematik Kecamatan Rungkut untuk LHR kendaraan bermotor.
3.4 Prosedur Mencari Nilai Derajat Kejenuhan ( DS ) 1. Langkah awal mencari nilai Kapasitas ( C ), dengan rumus sbb: C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs (smp/jam) Dimana: a) C = Kapasitas (smp/jam) b) Co = Kapasitas dasar untuk kondisi tertentu (ideal) (smp/jam) c) FCw = Faktor penyesuaian lebar jalur lalu lintas d) FCsp = Faktor penyesuaian pemisah arah e) FCsf = Faktor penyesuaian hambatan samping f) FCcs = Faktor penyesuaian ukuran kota Dimana nilai C, Co, FCw, FCsp, FCsf dan FCcs didapat dari data yang ditentukan. 148
2. Setelah di dapat nilai C maka dilanjutkan dengan mencari nilai DS dengan rumus sbb : DS = Q / C Dimana : DS = Derajat Kejenuhan; Q = Arus Kendaraan 3. Katagori nilai derajat kejenuhan (DS) a. Tingkat Kapasitas Tinggi apabila didapat nilai DS diatas 0,85 b. Tingkat Kapasitas Sedang apabila didapat nilai DS antara 0,7 sampai 0.85 c. Tingkat Kapasitas Rendah apabiladidapat nilai DS dibawah 0,7. 3.5 Software yang Dipergunakan Microsoft Excel (Rosalina, 2005 dan LPKBM, 2000), digunakan untuk membuat data atribut, Auto Cad 2000, digunakan untuk penggambaran peta ruas jalan kemacetan Rungkut, Auto Cad Map, digunakan untuk transformasi peta format vector–raster, Arc View versi 3.3 (Budiyanto, 2002), digunakan untuk analisa sistem informasi geografis. 4. ANALISA DATA 4.1 Data Jumlah Kendaraan di Kecamatan Rungkut dan Perhitungan DS Data jumlah kendaraan yang diperoleh melalui survey lapangan di setiap ruas jalan dikecamatan Rungkut serta data jumlah penduduk yang didapat dari kecamatan diolah dan dianalisa dengan menggunakan rumus dan teori rekayasa lalu lintas (DGBM, 1997) dan rumus yang digunakan sebagai berikut (Pignataro, 1973):
Jurnal Sains dan Teknologi EMAS, Vol. 18, No.3, Agustus 2008
C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs (smp/jam) Dimana nilai C, Co, FCw, FCsp, FCsf dan FCcs didapat dari data yang ditentukan. Setelah di dapat nilai C maka mencari nilai DS rumusnya sebagai berikut: DS = Q / C Dimana : DS = Derajat Kejenuhan Q = Arus Kendaraan
C = Kapasitas 4.1.2
Perhitungan Kapasitas (C) dan Derajat Kejenuhan (DS) pada Setiap Ruas Jalan Kecamatan Rungkut Perhitungan nilai C dan DS pada ruas jalan Medokan Ayu dijelaskan berikut ini (Gambar 2).
Gambar 2. Layout jalan Medokan Ayu
Tabel 1. Standar derajat kejenuhan (DS)
Tingkat Derajat Kejenuhan ( DS ) Tinggi Sedang Rendah
Jurnal Sains dan Teknologi EMAS, Vol. 18, No. 3, Agustus 2008
Batasan Nilai > 0.85 0.7 – 0.85 < 0.70
149
Pada pagi hari, diketahui : Co : 2.900 (CO dari data yang ditentukan) FCw :1,25 (FCw dari data yang ditentukan) FCsp :1,00 (FCsp dari data yang ditentukan) FCsf :0,89 (FCsf dari data yang ditentukan) FCcs :1,04 (FCcs dari data yang ditentukan)
Pada sore hari, diketahui: Co : 2.900 (Nilai CO dari data yang ditentukan) FCw :1,25 (FCw dari data yang ditentukan) FCsp :1,00 (FCsp dari data yang ditentukan) FCsf :0,89 (FCsf dari data yang ditentukan) FCcs :1,04 (FCcs dari data yang ditentukan)
Jumlah kendaraan (Q ) : MC : 3.290 = 1.645 x 0.5 = 22,5 2
Jumlah kendaraan (Q ) : MC : 3.151 = 1.575,5 x 0.5 2 = 787,75 smp/jam
LV : 606 2
= 303 x 1
HV : 13 2
= 6.5 x 1,3
= 303
C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs = 2.900 x 1,25 x 1,00 x 0,89 x 1,04 = 3.355,3
DS = Q C = 1.133,5 3.355,3 = 0.338 smp/jam
150
594 = 297 x 1 = 297 smp/jam 2
HV :
2 2
= 8,45
Jadi nilai kapasitas (C) dan nilai derajat kejenuhan (DS) yang didapat adalah:
Q = MC + LV + HV = 822,5 + 303 + 8,45 = 1.133,95
LV :
= 2 x 1,3 = 2,6 smp/jam
Jadi nilai kapasitas (C) dan nilai derajat kejenuhan (DS) yang didapat adalah: C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs = 2.900 x 1,25 x 1,00 x 0,89 x 1,04 = 3.355,3 Q = MC + LV + HV = 787,75 + 297 + 2,6 = 1.087,35 DS = Q C = 1.087,35 3.355,3 = 0,324 smp/jam
Jurnal Sains dan Teknologi EMAS, Vol. 18, No.3, Agustus 2008
Tabel 2. Hasil perhitungan derajat kejenuhan ( DS ) dan kapasitas (C )
Berdasarkan standar derajat kejenuhan (DS), Tabel 1, jalan Medokan Ayu termasuk derajat kejenuhannya rendah dengan nilai DS antara 0.7 < 0.85 dan pada pagi hari sebesar 0,338 dan nilai DS pada sore hari sebesar 0,324 (Tabel 2). Serta ruas jalan yang mengalami derajat kejenuhan rendah selain jalan mendokan ayu adalah ruas jalan Rungkut Puskesmas, jalan Pandugo, jalan Baruk Utara, jalan Wonorejo Rungkut, dan jalan Medokan Kampung. Sedangkan jalan yang mengalami derajat kejenuhan sedang dengan nilai DS antara (0.7 < 0.85) adalah jalan Rungkut Madya, jalan KH Zamhuri, jalan Rungkut Asri Tengah, jalan Rungkut Asri Utara, jalan Kedung Asem dan jalan Kedung Baruk.
4.2 Hasil Dari Arc View Serta Atributnya Hasil akhir dari penelitian ini berupa gambar yang lengkap dengan atributnya. Atribut yang ditampilkan sebagai berikut (Gambar 3): Atribut yang masuk dalam line atau jalan antara lain: Nama jalan, Jumlah kendaraan jenis MC (Gambar 4), Jumlah kendaraan jenis LV (Gambar 5), Jumlah kendaraan jenis HV (Gambar 6), Nilai DS pagi dan sore hari, Nilai C pagi dan sore, Jenis jalan, Lebar jalan, Panjang jalan. Atribut yang masuk dalam polygon atau setiap kelurahan dikecamatan Rungkut antara lain: Nama kelurahan, Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin (Laki–laki, perempuan). Jumlah penduduk yang bekerja dan tidak bekerja.
Jurnal Sains dan Teknologi EMAS, Vol. 18, No. 3, Agustus 2008
151
Gambar 3. Arc view jalan dan atributnya
Gambar 4. Grafik jumlah kendaraan jenis MC
152
Jurnal Sains dan Teknologi EMAS, Vol. 18, No.3, Agustus 2008
Gambar 5. Grafik jumlah kendaraan jenis LV
Gambar 6. Grafik jumlah kendaraan jenis HV
5.
KESIMPULAN Kesimpulan dari tugas akhir ini adalah 1. Dengan adanya sistem informasi geografis sebagai alat bantu maka dapat memetakan jumlah kendaraan yang ada masing–masing ruas jalan dimana dari hasil perhitungan diperoleh ruas jalan yang paling ramai Rungkut asri tengah dengan nilai volume kendaraan 3.599 smp/jam 2. Dengan Sistem Informasi Geografis (SIG) dapat dipetakan secara kualitatif kemacetan yang terjadi
3.
pada suatu ruas jalan, khususnya yang diteliti pada ruas jalan dikecamatan Rungkut. Dengan SIG dapat juga dilihat faktor–faktor penyebab kemacetan lalu lintas antara lain kendaraan yang melintas pada ruas jalan serta kondisi geometrik jalan yang ada di kecamatan Rungkut Dengan sistem informasi geografis dapat diketahui kondisi aktual ruas jalan arteri dan jalan kolektor di kecamatan Rungkut sebagai contoh adalah informasi kapasitas (C) dan derajat kejenuhan (DS), dengan
Jurnal Sains dan Teknologi EMAS, Vol. 18, No. 3, Agustus 2008
153
Gambar 7. Peta jalan di kecamatan Rungkut
154
Jurnal Sains dan Teknologi EMAS, Vol. 18, No.3, Agustus 2008
hasil sebagai berikut derajat kejenuhan rendah (dengan nilai DS > 0.7)adalah jalan Medokan Ayu, jalan Rungkut Puskesmas, jalan Pandugo, jalan Baruk Utara, jalan Wonorejo Rungkut, dan jalan Medokan Kampung. Sedangkan jalan yang mengalami derajat kejenuhan sedang dengan nilai DS antara (0.7 < 0.85) adalah jalan Rungkut Madya, jalan KH Zamhuri, jalan Rungkut Asri Tengah, jalan Rungkut Asri Utara, jalan Kedung Asem dan jalan Kedung Baruk. Saran Saran yang dapat diberikan adalah: 1. Perlunya adanya pelebaran jalan pada jalan yang ramai yang terjadi pada jam–jam sibuk sebagai contoh jalan Rungkut Asri Utara dan Rungkut Asri Tengah.Sebagai salah satu alternatif penyelesaian kemacetan diruas jalan kecamatan Rungkut. 2. Penambahan pemasangan ramburambu seperti dilarang parkir atau
3.
berhenti di sepanjang jalan yang padat kendaraan. Sistem informasi geografis untuk kedepannya dapat dimasukkan sebagai bahan referensi untuk pembuatan peta jalan Surabaya
DAFTAR PUSTAKA Budiyanto, E. (2002), System Informasi Geografis Menggunakan ARC VIEW GIS, Andi, Jogyakarta. Directorate General Bina Marga/ DGBM (1997), Indonesia Highway Capasicy Manual (IHCM), Feb. Lang, L. (1999), Transportation GIS, Esri Press, California. Pignataro, L.J. (1973), Engineering Theory and Practice, Prentice – Hall, Inc, Englewood Cliffs, New Jersey, 1973 Prahasta, E. (2001), Sistem Informasi Geografis, Informatika, Bandung. Rosalina (2005), Analisa Statistik Menggunakan Aplikasi Excel, Alfabeta, Bandung. Tim Penelitian dan Pengembangan/ LPKBM Madcoms (2000), Microsoft Excel 2000, Andi Yogyakarta.
Jurnal Sains dan Teknologi EMAS, Vol. 18, No. 3, Agustus 2008
155