ANALISA DAMPAK KASUS-KASUS PELEDAKAN BOM TERHADAP TINGKAT HUNIAN HOTEL BERBINTANG DI JAKARTA Oleh : Roy Daniel Samboh (Dosen AKPINDO)
Abstract The purpose of this research is to know the level of the impact of bomb tragedy that occurred in Indonesia particularly in Jakarta. From bomb threaths until bomb terror indeed has influnced tourism world, it can be seen from reduction of tourist visit in domestic or international. This research also shows that impact of bomb tragedy caused decreasing occupancy rates of star hotels in Jakarta.
Key words : tourist, hotel and correlation
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan pariwisata Indonesia sekarang ini, sangat pesat. Hal tersebut dilihat dari tingkat pertumbuhan ekonomi yang membaik dilihat dari segi/sudut pandang sektor pariwisata mengalami perubahan. Dengan perkembangan yang baik itulah sektor akomodasi hotel secara nasional ikut terangkat atau membaik. Hal ini bisa kita cermati dari tingkat hunian hotel di Indonesia khususnya Jakarta, mengalami peningkatan yang cukup tinggi/signifikan.
Dengan kunjungan wisatawan yang tinggi akan membantu faktor akomodasi hotel lebih baik, juga sebaliknya apabila sektor ini ada isu-isu yang negative seperti peledakan bom, akan sangat berampak ke arah negatif. Tetapi sektor ini sebagai mata rantai penggerak ekonomi untuk sektor pariwisata sangat riskan/sensitif, apabila sektor ini terpengaruh oleh tingkat keamanan yang kurang baik atau isu-isu negatif. Setelah penulis menelaah dengan seksama seharusnya hal ini menjadi tugas dan tanggung jawab pemerintah untuk
Panorama Nusantara Vol.2 No.1 / Januari – Juni 2007
16
menjaga stabilitas keamanan dan isu-isu yang dapat merusak nama bangsa dan Negara yang kita cintai, serta dukungan masyarakat yang saling terkait kita butuhkan untuk membantu pemerintah menyelesaikan masalah tersebut. Untuk itu penulis sangat tertarik untuk meneliti dampak dari kasuskasus peledakan bom terhadap tingkat hunian hotel berbintang yang ada di Jakarta. B. Rumusan Masalah Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini antara lain adalah apakah ada pengaruh dampak peledakan bom terhadap tingkat hunian hotel berbintang di Jakarta dilihat dari kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara yang datang ke Jakarta secara tahunan. C. Pembatasan Masalah Karena dampak terhadap suatu peristiwa meliputi banyak hal, maka dalam penelitian ini penulis membatasi hanya pada tingkat hunian hotel bintang tiga, empat dan lima yang diakumulasikan secara tahunan dan didasarkan pada tingkat kunjungan wisatawan ke Jakarta yang juga dilihat secara tahunan. D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh dari kasuskasus peledakan bom terhadap tingkat hunian hotel di Jakarta. E. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode deskriptif, dimana penulis mecoba untuk menganalisa hubungan antara data yang diperoleh secara sekunder anatara tingkat hunian hotel berbintang tiga, empat dan lima di Jakarta dengan tingkat kunjungan wisatawan yang datang ke Jakarta yang dihitung secara tahunan. 2. Teknik Analisa Data Tardapat tiga macam bentuk hubungan antar variabel, yaitu hubungan simetris, hubungan sebab-akibat (kausal) dan hubungan interaktif/resiprocal (saling mempengaruhi). Untuk mencari hubungan antara dua variabel atau lebih dilakukan dengan menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi merupakan angka yang menunjukkan arah kuatnya hubungan antar dua variabel atau lebih. Arahnya dinyatakan dalam bentuk
hubungan positif atau negatif, sedangkan kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi. Besarnya koefisien korelasi dapat diketahui berdasarkan penyebarana titik-titik pertemuan antara dua variabel misalnya X dan Y. bila titik-titik itu terdapat dalam satu garis, maka koefisien korelasinya = 1 atau – 1. bila titik-titik itu membentuk lingkaran, maka koefisien korelasinya = 0. (Sugiono,1999). Korelasi Rank Spearman digunakan untuk mencari hubungan atau untuk menguji signifikasi hipotesis asosiatif bila masingmasing variabel yang dihubungkan berbentuk ordinal, dan sumber data antar variabel tidak harus sama. Rumus korelasi Rank Spearman adalah sebagai berikut :
6 bi n( n 2 1) 2
1
ρ
dimana
………… (1)
koefisien korelasi Rank Spearman bi = selisih rangking ke-i n = banyaknya sampel Untuk menguji tingkat signifikan korelasinya dapat digunakan tabel ρ (rho), bila ρ hitung lebih besar dari ρ tabel maka Ho ditolak. Bila n lebih dari 30, dimana dalam tabel tidak ada, maka pengujian signifikasinya menggunakan rumus sebagai berikut :
t
=
n2 1 2
….……… (2)
Bila nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel maka ho ditolak dan h1 diterima. Besarnya nilai ttabel dapat dilihat pada tabel T. Jika mengunakan program SPSS cukup membandingkan nilai signifikasinya dengna taraf nyata yang digunakan. Bila nilai signifikasi lebih kecil dari taraf nyata berarti hipotesis nol ditolak pada taraf signifikansi tersebut. Tabel 1. Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Terhadap Koefisien Korelasi* Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 sangat rendah 0,20 – 0,399 rendah 0,40 – 0,599 sedang 0,60 – 0,799 kuat 0,80 – 1,000 sangat kuat *) Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung, 2002
Panorama Nusantara Vol.2 No.1 / Januari – Juni 2007
17
LANDASAN TEORI Pengertian Kepariwisataan Bila pariwisata dilihat sebagai suatu jenis usaha yang memiliki nilai ekonomi, maka pariwisata adalah sebagai sutau proses yang dapat menciptakan nilai tambah terhadap barang dan atau jasa sebagai satu kesatuan produk, baik yang nampak/nyata (tangible product). Disamping itu, kata wisata berasal dari bahasa Jawa kuno, menurut kamus besar bahasa Indonesia, kata itu tergolong verba (kata kerja)dan bermakna (1) bepergian bersama-sama (untuk memperluas pengetahuan, bersenang-senang dsb) dan (2) piknik. Wisatawan, sering juga di sebut “turis”, ialah orang yang bepergian untuk tujuan tertentu. Dari kata wisata juga terbentuk kata pariwisata sebagai padanan kata bahasa Inggris tourism. Kata pari dalam bahasa Jawa kuno bermakna “semua” “segala”, “sekitar” atau “sekeliling’. Maka pariwisata dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata. Wisata tidak hanya untuk mencari hiburan atau bersantai-santai saja. Menurut Norval, wisatawan adalah orang yang memasuki wilayah Negara asing dengan tujuan apapun asal bukan untuk tinggal menetap atau melakuakn usaha yang teratur, dan mengeluarkan uangnya dinegara yang dikunjungi serta memperoleh uang dari Negara tersebut (Pendit 1991 : 10). Orang wisata itu untuk menikmati perjalanan, berekreasi, menyehatkan badan, menghadiri pertemuan ilmiah, mengunjungi peristiwa olahraga, berkenalan dengan kebudayaan lain, dsb. Wisatawan bukan hanya orang yang memasuki Negara asing seperti yang disebutkan diatas, melainkan juga orang yang bepergian dariu daerah yang satu ke daerah yang lain di Negara sendiri. Karena itu kita mengenal wisatawan mancanegara dan wisatawan domestic. Pariwisata merupakan gejala ekonomi karena adanya permintaan dari pihak wisatawan dan penawaran dari pemberi jasa pariwisata (biro perjalanan, penginapan, rumah makan) atas produk dan berbagai fasilitas terkait (Myurphy 1985 : 9). Bila mencermati kegiatan pariwisata berkaitan dengan motivasi, kepribadian, nilai dan pengalaman yang memberikan bentuk dan pola interaksi wisatawan terhadap
lingkungannya (alam, budaya yang spesifik sebagai atraksi wisata). Di Indonesia, pariwisata didefinisikan dalam Undangundang Republik Indonesia No. 9, tahun 1990, sebagai berikut : Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut. Selanjutnya disebutka bahwa : Usaha pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa pariwisata atau menyediakan atau mengusahakan objek dan daya tarik wisata, usaha sarana pariwisata dan usaha lain yang terkait dibidang tersebut. Pengertian Hotel Definisi hotel menurut buku Managing Front Office Operatins dari AHMA (Amrican Hotel & Motel Association) yang ditulis oleh Charles E. Steadmon dan Michael L. Kasavana, pada halaman 4 disebutkan sebagai berikut : A hotel may be defined as an establishment whose primary business is providing lodging facilities for the general public furnishes one or of the following service: food and beverage service, room attendant service, uniformed service, laundering of linesns, and use of furniture and fixtures. Yang dapat diartikan sebagai berikut : hotel dapat didefinisikan sebagai sebuah bangunan yang dikelola secara komersial dengan memberikan fasilitas penginapan untuk umum dengan fasilitas pelayanan sebagai berikut : pelayanan makan dan minum, pelayanan barang bawaan, pencucian pakaian dan dapat menggunakan fasilitas perabotan dan menikmati hiasanhiasan yang ada didalamnya. Pengertian hotel menurut Hotel Proprietors Act, 1956, adalah : Hotel adalah suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan pelayanan makanan, minuman, dan fasilitas kamar untuk tidur kepada orangorang yang sedang melakukan perjalanan dan mampu membayar dengan jumlah yang wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima tanpa adanya perjanjian khusus. Sedangkan pengertian hotel yang dimuat oleh Grolier Electronic Publishing Inc. (1995), menyebutka bahwa : Hotel adalah
Panorama Nusantara Vol.2 No.1 / Januari – Juni 2007
18
usaha komersial yang menyediakan tempat menginap, makanan, dan pelayananpelayanan lain untuk umum. Selanjutnya disejaskan oleh United State Lodging Industry, bahwa yang utama hotel terbagi menjadi tiga jenis yaitu : 1. Transient Hotel, adalah hotel yang letak/lokasinya di tengah kota dengan jenis tamu yang menginap sebagian besar adalah untuk urusan bisnis dan turis. 2. Residential Hotel, adalah hotel yang pada dasarnya merupakan rumah-rumah berbentuk apartemen dengan kamarkamarnya, dan sewakan secara bulan atau tahunan, Residential Hotel juga menyediakan kemudahan-kemudahan seperti layaknya hotel, seperti restauran, pelayanan makanan yang diantar ke kamar, dan pelayanan kebersihan kamar. 3. Resort Hotel, adalah hotel yang pada umumnya berlokasi ditempat-tempat wisata, dan menyediakan tempat-tempat rekreasi dan juga ruang serta fasilitas konferensi untuk tamu-tamu. Pengertian Hotel di Indonesia Dengan mengacu pada pengertianpengertia tersebut diatas dan untuk menerbitkan perhotelan di Indonesia, pemerintah menurunkan peraturan yang dituangkan dalam Surat Keputusan Manparpostel No. KM 37/PW.340/MPPT-6, tentang Peraturan Usaha Penggolongan Hotel. Bab I , Pasal 1, ayat (b) dalam SK (Surat Keputusan) teresebut menyebutkan bahwa : Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa penginapan, makanan dan minuman serta jasa penunjang lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial. Kata akomodasi yang diserap kedalam bahasa Indonesia dari kata bahasa Inggris Accomodation memiliki beberapa makna. Di dalam kamus bahasa Inggris-Indonesia karangan Echols dan Shadily tercantum tiga makna, yakni, (1) pertolongan, bantuan, (2) penyesuaian diri, dan (3) pergunaan. Ketiga makna itu tidak ada kaitannya dengan maksud kata akomodasi dalam ayat diatas. Makna ‘penginapan’ menurut kamus itu
ialah accommodation (memakai-s), dan menurut Random House Webster’s college dictionary biasanya ditulis demikian. Katav accommodation menurut Random house bermakna (1) penginapan, (2) makanan dan penginapan, dan (3) tempat duduk, kamar tidur, dsb. Di kereta api, kapal terbang atau kendaraan umum lainnya. Mungkin itu sebanyak SK itu menganggap perlu untuk menjelaskan apa yang dimaksudnya dengan ‘akomodasi’. Penjelasan itu tercantum dalam Bab I, Ayat (a) sebagai berikut : Akomodasi adalah wahana untuk menyediakan pelayana jasa penginapan, yang dapat dilengkapi dengan pelayanan makan dan minum serta jasa lainnya. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa, hotel seharusnya adalah : 1. Suatu jenis akomodasi 2. Menggunakan sebagian atau seluruh bangunan yang ada 3. Menyediakan jasa penginapan, makanan dan minuman serta jasa penunjang lainnya. 4. Disediakan bagi umum. 5. Dikelola secara komersial, yang dimaksud dengan dikelola secara komersial adalah, dikelola dengan memperhitungkan untung atau ruginya, serta yang utama adalah bertujuan untuk mendapatkan keuntungan berupa uang sebagai tolak ukurnya. Pengertian hotel menurut Keputusan Manparpostel tersebut di atas, hendaknya dibedakan dengan penginapan atau losmen, dimana dalam keputusan Menteri Pariwisata, Pos dab Telekomuniasi tersebut dijelaskan (pasal 2) bahwa penginapan atau losmen tidak termasuk dalam pengertian hotel. Pengertian penginapan atau losmen adalah suatu usaha komersial yang menggunakan seluruh atau sebagian dari suatu bangunan yang khusus disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan sewa kamar untuk menginap. Dengan demikian bedanya dengan hotel adalah, bahwa penginapan tidak menyediakan pelayanan makanan dan minuman, serta jasa penunjang lainnya. Kriteria Klasifikasi Hotel Kriteria klasifikasi hotel di Indonesia secara resmi dikeularkan olehp peraturan pemerintah, dalam hal ini di bawah
Panorama Nusantara Vol.2 No.1 / Januari – Juni 2007
19
Deparpostel dan dibuat oleh Ditjen Pariwisata dengan SK : Kep-22/U/VI/78. Untuk mengklasifikasikan sebuah hotel dapat ditinjau dari berbagai faktor yang satu sama lain ada kaitannya. Faktor-faktor pengklasifikasikan hotel tersebut, antara lain faktor tingkatan atau bintang dari hotel, faktor tujuan pemakaian, faktor lokasi, faktor daya jual dan perencanaan penggunaan (hotel plan usage), faktor jumlah kamarnya, faktor ukuran hotel , faktor lamanya tamu menginap, faktor kegiatan tamu selama menginap dan faktor jenis tamu yang menginap. Adapun keterangan dari faktorfaktor tersebut di atas adalah sebagai berikut: 1. Faktor tingkatan atau bintang dari hotel Tingkatan atau kelas hotel dibedakan atas tanda bintang (). Semakin banyak jumlah bintang maka persyaatan, fasilitas dan pelayanan (service) yang dituntut semakin banyak dan baik. Kriteria klasifikasi hotel berdasarkan bintang adalah sebagai berikut : a. Hotel berbintang satu () b. Hotel berbintang dua () c. Hotel berbintang tiga () d. Hotel berbintang empat () e. Hotel berbintang lima () Khusus untuk hotel berbintang lima mempunyai tingkatan yaitu Palm, Bronze dan Diamond. 2. Faktor tujuan pemakaian hotel selama menginap Klasifikasi hotel berdasarkan faktor tujuan pemakaian selama menginap, dibagi menjadi dua bagian, yatu : a. Business hotel, hotel yang banyak digunakan oleh para usahawan. Hotel ini memiliki fasilitas yang lengkap untuk para business. b. Recreational hotel, hotel yang dibuat dengan tujuan untuk orang-orang yang akan santai atau berekreasi. 3. Klasifikasi hotel berdasarkan faktor lokasinya Klasifikasi hotel berdasarkan lokasinya, dapat dibagi menjadi lima bagian, yaitu : a. City hotel, adalah hotel yang terletak di dalam kota, dimana sebagian besar tamunya yang menginap melakukan kegiatan business.
b. Resort hotel, adalah hotel yang terletak dikawasan wisata, dimana sebagian besar tamu yang menginap tidak melakukan kegiatan usaha. Macam-mcam resort hotel berdasarkan lokasi, antara lain : 1. Mountain hotel (hotel yang berada dipegunungan). 2. Beach hotel (hotel yang berada dipinggir jalan) 3. Lake hotel (hotel berada di tepi danau) 4. Hill hotel (Hotel yang berada dipucak bukit) 5. Forest hotel (hotel yang berada di kawasan hutan lindung) c. Suburb hotel, adalah hotel yang lokasinya dipedesaan dan juah dari kota besar atau hotel yang terletak di daerah perkotaan yang baru yang tadinya hanya berupa desa. d. Airport hotel, adalah hotel yang berada dalam satu kompleks bangunan atau area pelabuhan atau di sekitar Bandar udara. 4. Klasifikasi hotel berdasarkan faktor daya jual dan perencanaan penjualan (hotel plan usage) Hotel plan usage adalah suatu sistem penjualan harga kamar di mana harga kamar yang dijual hanya berupa harga kamar saja atau merupakan sistem harga paket. Beberapa macam hotel plan usage, antara lain : a. European plan, biaya yang dikeuarkan untuk menyewa kamar hanya untuk kamar saja. Keistimewaan dari European plan, antara lain : 1. Praktis banyak digunakan di hotelhotel 2. Memudahkan sistem billing (pembayaran pada saat check out). 3. Semua sistem pemasaran kamar kebanyakan menggunakan sistem ini. b. American plan, sistem perencanaan harga kamar dimana harga yang dibayarkan sudah termasuk harga kamar itu sendiri ditambah dengan harga makan (meals). American plan dibagi dua bagian, yaitu : 1. Full Amrican Plan (MAP), yaitu harga kamar sudah termasuk dengan
Panorama Nusantara Vol.2 No.1 / Januari – Juni 2007
20
tiga kali makan, sehari (makan pagi, makan siang dan makan malam). 2. Modifed American Plan (MAP), yaitu harga kamar sudah termasuk dengan dua kali makan, di mana salah satu diantaranya harus makan 1. pagi (breakfast), seperti : - Kamar + makan pagi + makan siang - Kamar + makan pagi + makan malam c. Continental plan, adalah perencanaan harga kamar di mana harga kamar tersebut duah termasuk dengan continental breakfast. d. Bermuda plan, adalah perencanaan harga kamar dimana harga kamar yang dibayar sudah termasuk dengan American Breakfast. 5. Klasifikasi hotel bedasarkan faktor jumlah kamar dan persyaratan lainnya Tingkatan hotel didasarkan pada jumlah bintang yang disandang dan jumlah kamar serta persyaratan lainnya dapat diperinci sebagai berikut : a. Klasifikasi hotel berbintang satu, persyaratan : 1. Jumlah kamar standar, minimum 15 kamar 2. Kamar mandi didalam 3. Luas kamar standar, minimum 20 m2 b. Klasifikasi hotel berbintang dua, persyaratan : 1. Jumlah kamar standar. Minimum 20 kamar 2. Kamar suite, minimum 1 kamar 3. Kamar mandi di dalam 4. Luas kamar standar minimum 22 m2 5. Luas kamar suite, minimum 44 m2 c. Klasifikasi hotel berbintang tiga, persyaratan : 1. Jumlah kamar standar, minimum 30 kamar 2. Jumlah kamar suite, minium 2 kamar 3. Kamar mandi di dalam 4. Luas kamar standar, minimum 24 m2 5. Luas kamar suite, minimum 48 m2 d. Klasifikasi hotel berbintang empat, persyaratan : 1. Jumlah kamar standar, minimum 50 kamar 2. Jumlah kamar suite, minimum 3 kamar
3. Kamar mandi didalam 4. Luas kamar standar, minimum 24 m2 5. Luas kamar suite, minimum 48m2 e. Klasifikasi hotel berbintang lima, persyaratan : Jumlah kamar standar, minimum 100 kamar 2. Jumlah kamar suite, minimum 4 kamar 3. Kamar mandi didalam 4. Luas kamar standar, minimum 26 m2 5. Luas kamar suite, minimum 52 m2 6. Klasifikasi hotel berdasarkan ukuran hotel Klasifikasi hotel berdasarkan ukurannya dapat ditentukan dengan jumlah kamar yang ada. Ukuran hotel diklasifikasikan menjadi 3 bagian, yaitu : a. Small hotel, adalah hotel dengan ukuran sedang, diaman dalam medium hotel ini ada dua kategori, yaitu : 1. Average hotel dengan jumla kamar antara 150 hingga 299 kamar. 2. Above average hotel dengan jumlah kamar antara 300 hingga 600 kamar b. Large hotel, adalah hotel dengan klasifikasi sebagai hotel besar dengan klasifikasi hotel dengan jumlah kamar minimal 600 kamar. 7. Klasifikasi hotel berdasarkan waktu lamanya tamu menginap Lamanya tamu menginap di hotel dapat dibagi dalam tiga kategori, yaitu : a. Transit hotel, tamu yang menginap dalam waktu singkat, rata-rata hanya satu malam. b. Semi-residential hotel, tamu yang menginap lebih dari satu malam, tetapi jangka waktu menginap tetap pendek. Kira-kira berkisar antar dua minggu hingga satu bulan. c. Residential hotel, tamu yang menginap dalam waktu cukup lama, kira-kira paling sedikit satu bulan. 8. Klasifikasi hotel berdasarkan faktor kegiatan tamu selama menginap Banyaknya kegiatan tamu secara spesifik selama menginap di hotel karena dengan maksud-maksud tertentu, kegiatankegiatan tersebut antara lain : a. Olahraga Sport hotel adalah hotel yang berada pada komplek kegiatan olahraga
Panorama Nusantara Vol.2 No.1 / Januari – Juni 2007
21
Ski hotel adalah hotel dengan
mencapai 3.501.077 orang, turun 7,76% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2004 yang mencapai 3.795.664 orang. Dari jumlah tadi, yang masuk melalui Bandara Soekarno-Hatta mencapai 924.684 orang, atau naik 8,54% dibandingkan dengan 851.918 orang pada periode yang sama tahun 2004 (Bisnis Property No. 32 tahun 2006).
Value Jumlah Wisatawan
menyediakan area sebagai tempat bermain ski. Banyak terdapat di Negara yang mempunyai 4 musim. b. Bisnis Confrence hotel aalah hotel yang menyediakan fasilitas lengkap untuk konferensi. Convention hotel adalah hotel Tabel 2. Jumlah Kedatangan wisatawan sebagai bagian dari kompleks mancanegara ke Indonesia dan Jakarta kegiatan konvensi. Tahun 2000 – 2006 c. Berjudi Casino hotel adalah hotel yang Ke Ke Jakarta % ke sebagian tempatnya berfugsi untuk TAHUN Indonesia (Orang) Jakarta (Orang) kegiatan berjudi 2000 4.314.250 1.098.521 25,46 9. Klasifikasi hotel berdasarkan pada 2001 4.192.311 1.049.471 25,03 criteria jenis tamu 2002 4.091.289 1.095.507 26,78 Jenis-jenis tamu yang menginap 2003 3.690.852 921.737 24,97 maksudnya adalah darimana asal-usul 2004 4.541.154 1.005.072 22,13 2005 4.330.057 1.077.083 24,87 mereka menginap dengan latar 2006 4.765.000 1.185.000 24,87 belakangnya. Dapat diklasifikasikan Sumber : Bisnis Property No. 32 tahun 2006 sebagai berikut : a. Familiy hotel, adalah tamu yang menginap bersama keluarganya Grafik 1. Tingkat kunjungan wisatawan ke b. Business hotel, adalah tamu yang Jakarta Tahun 2000 – 2006 menginappara usahawan c. Tourist hotel, adalah tamu 12 00 00 0 yang menginap kebanyakan para wisatawan, baik domestic maupun dari luar negeri. d. Cure hotel, adalah tamu 11 00 00 0 yang menginap dalam proses pengobatan atau penyembuhan dari suatu penyakit. 10 00 00 0
ANALISA DAN PEMBAHASAN Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah 90 00 00 wisatawan mancanegara 20 00 20 01 20 02 20 03 20 04 20 05 (Wisman) yang datang ke Indoneisa di bulan Juli 2005 Tahun merupakan jumlah kunjungan tertinggi selama Januari-Oktober 2005, yaitu mencapai 404.273 orang, meningkat 9,78% dari jumlah wisman pada Juni 2005 yang Tabel 3. Kasus-kasus peledakan bom di terbanyak melalui Bandara Ngurah Rai, Jakarta & Bali antara tahun 2000 s.d. 2005 Denpasar, yakni 165.144 orang selama Juli 2005. Sementara itu, jumlah wisman ke Indoneisa selama Januari-Oktober 2005
Panorama Nusantara Vol.2 No.1 / Januari – Juni 2007
22
20 06
No
Sebutan Kejadian
Waktu Kejadian
Lokasi
Wilayah
1
Bom Filipina
1 Agustus 2000
Depan rumah Duta Besar Filipina
Menteng, Jakarta
2
Bom Malaysia
Kedubes Malaysia
Kuningan, jakarta
3
Bom BEJ
Gedung BEJ
Jakarta
4
Bom Atrium
27 Agustus 2000 13 September 2000 23 September 2001
Plaza Atrium Senen halaman Sekolah Australia (AIS) Depan rumah makan ayam
Senen, Jakarta
5
Bom AIS
6 November 2001
6
Bom malam tahun baru
1 Januari 2002
7
Bom Bali I
12 Oktober 2002
Padi’s Cafe
Bali
8
Bom Mabes Polri
3 Februari 2003
Wisma Bhayangkari
Mabes polri, Jakarta
9
Bom Bandara
27 April 2003
10
Bom Marriott
11
Bom Kuningan
5 Agustus 2003 9 September 2004
12
Bom Bali II
1 Oktober 2005
Terminal 2F Bandara SoekarnoHatta Hotel JW. Marriott
Pejaten, Jakarta Bulungan, Jakarta
Cengkareng, Jakarta Jakarta
Kedubes Australia
Jakarta
Raja’s bar & restautrant
Kuta Square, Bali
Sumber : Harian Kompas edisi 8 Oktober 2006
Berdasarkan tabel 2 dan grafik tingkat kunjungan wisatawan yang datang ke Jakarta terlihat angka penurunan yang cukup tajam terjadi pada tahun 2003, hal ini dipengaruhi oleh terjadinya peledakan bom di Bali (bom Bali I) dan peledakan bom di Jakarta (bom Marriott) yang terjadi pada tahun 2002 dan 2003. Namun demikian tingkat kunjungan wisatawan ke Jakarta setelah tahun 2003 terus meningkat walaupun masih terjadi peledakan bom di Jakarta dan Bali. Sementara itu, distribusi sebaran kamar hotel bintang 3 - 5 di Jakarta masih didominasi wilayah Jakarta Pusat sebesar 51,0% atau 12.812 kamar, disusul wilayah Jakarta Selatan sebesar 31,4% atau 7.879 kamar, kemudian wilayah Jakarta Barat 8,1% atau 2.034 kamar, Jakarta Utara 7,0% atau1.747 kamar, dan wilayah Jakarta Timur 2,6% atau 645 kamar. Sebaran Hotel Bintang
3 s.d 5 kawasan SCBD (Sudirman Central Business District) Jakarta Tahun 2005 untuk bintang tiga 8 %, bintang empat 19 % dan bintang lima 73 %. Sementara itu, distribusi pasok kamar hotel di Kawasan Pusat Bisnis Sudirman, Jakarta mencapai 9.341 kamar yang terdiri atas 777 kamar hotel bintang 3 atau 8,3%; 1728 kamar hotel bintang 4 atau 18,5%; dan 6.836 kamar hotel bintang 5 atau 73.2%. (Bisnis Property No. 32 tahun 2006). Tabel 4. Kumulatif Pasok, Penyerapan, dan tingkat kekosongan kamar hotel bintang tiga di Jakarta Tahun 2000 – 2006. Tahun
Pasok PenyeraTingkat (Unit) pan Hunian 2000 7.247 4.490 62% 2001 7.447 5.820 64% 2002 7.547 5.132 68% 2003 8.030 5.621 70% 2004 7.845 5.727 73% 2005 7.845 5.962 76% 2006 7.845 6.119 78% Sumber : Bisnis Property No. 32 tahun 2006
Tabel 5. Kumulatif Pasok, Penyerapan, dan tingkat kekosongan kamar hotel bintang empat di Jakarta Tahun 2000 – 2006. Tahun
Pasok PenyeraTingkat (Unit) pan Hunian 2000 7.209 2.670 37% 2001 7.277 2.840 39% 2002 7.309 2.997 41% 2003 7.471 3.287 44% 2004 7.026 3.232 46% 2005 7.326 3.590 49% 2006 7.976 4.148 52% Sumber : Bisnis Property No. 32 tahun 2006
Tabel 6. Kumulatif Pasok, Penyerapan, dan tingkat kekosongan kamar hotel bintang lima di Jakarta Tahun 2000 – 2006 Tahun
Pasok Penyer Tingkat (Unit) a-pan Hunian 2000 9.776 2.930 30% 2001 10.076 3.220 32% 2002 10.076 3.426 34% 2003 10.076 3.627 36% 2004 9.496 3.514 37% 2005 9.496 3.879 39% 2006 10.146 4.160 41% Sumber : Bisnis Property No. 32 tahun 2006
Grafik 2. Tingkat hunian hotel bintang tiga, empat dan lima di Jakarta Tahun 2000 – 2006
Panorama Nusantara Vol.2 No.1 / Januari – Juni 2007
23
7000
6000
5000 Penghuni Hotel Binta ng 3
4000
Penghuni Hotel Binta ng 4
Value
3000
Penghuni Hotel Binta 2000 2000
ng 5 2002 2001
2004 2003
2006 2005
Tahun Corre lations
Spearman's rho
Jumlah Wisatawan
Penghuni Hotel Bintang 3
Penghuni Hotel Bintang 4
Penghuni Hotel Bintang 5
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
Jumlah Wisatawan 1,000 . 7 ,107 ,819 7 ,036 ,939 7 ,036 ,939 7
Penghuni Hotel Bintang 3 ,107 ,819 7 1,000 . 7 ,750 ,052 7 ,750 ,052 7
Penghuni Penghuni Hotel Hotel Bintang 4 Bintang 5 ,036 ,036 ,939 ,939 7 7 ,750 ,750 ,052 ,052 7 7 1,000 1,000** . . 7 7 1,000** 1,000 . . 7 7
**. Correlation is s ignificant at the 0.01 level (2-tailed).
Penghitungan tingkat korelasi antara tingkat hunian hotel dengan jumlah wisatawan yang datang ke Jakarta.
Sedangkat korelasi antara tingkat hunian hotel bintang empat dan lima termasuk kategori sangat kuat/mendekati sempurna.
Berdasarkan tabel penghitungan korelasi di atas terlihat bahwa korelasi antara jumlah wisatawan yang berkunjung ke Jakarta dengan tingkat hunian hotel berbintang tiga sebesar 0,1 , dengan tingkat hunian hotel berbintang empat sebesar 0,036 dan dengan tingkat hunian hotel berbintang lima sebesar 0,036. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tidak ada korelasi atau pengaruhnya antara jumlah wisatawan yang datang ke Jakarta dengan tingkat hunian hotel berbintang di Jakarta. Sementara itu tingkat korelasi antara tingkat hunian hotel bintang tiga dengan bintang empat dan dengan bintang lima termasuk kategori kuat (0,75).
KESIMPULAN Berdasarkan analisa tabel kunjungan wisatawan yang datang ke Jakarta terlihat bahwa tingkat kunjungan wisatawan ke Jakarta dipengaruhi kasus-kasus peledakan bom di Jakarta dan Bali, hal ini jelas terlihat pada tahun 2003 terjadi penurunan yang cukup tajam jumlah wisatawan yang datang ke Jakarta. Tetapi berdasarkan analisa korelasi antara tingkat kunjungan wisatawan yang datang ke Jakarta dengan tingkat hunian secara tahunan hotel berbintang tiga, empat dan lima di Jakarta terlihat tidak ada korelasinya. Dengan demikian dapat
Panorama Nusantara Vol.2 No.1 / Januari – Juni 2007
24
disimpulkan bahwa tingkat hunian secara tahunan hotel berbintang (satu, dua dan tiga) tidak dipengaruhi kasus-kasus peledakan bom di Jakarta dan Bali, walaupun pernah terjadi kasus peledakan bom di sebuah hotel berbintang di jakarta (bom Marriott). SARAN A. Umum, kepada masyarakat harus waspada terhadap dampak bom yang bisa mengakibatkan lumpuhnya ekonomi dan membantu pemerintah untuk menyelesaikan masalah tersebut. B. Pemerintah, dampak bom, yang bisa mempengaruhi menurunnya pertumbuhan ekonomi khususnya di sektor pariwisata dan hotel, dan juga mempengaruhi kesetabilitasan keamanan nasional, pemerintah harus bisa bersama dengan masyarakat mengatasi dan menghilangkan dampak bom dan isu-isu teroris dan mengembalikan citra bangsa Indonesia dan kepercayaan masyarakat internasional C. Industri pariwisata dan hotel, industri pariwisata dan hotel harus menjalin kerjasama yang baik untuk menjaga keamanan sektornya dan memberikan informasi yang baik kepada wisatawan.
REFERENSI Byrkit, Donald R, Statistics Today, A Comprehensive Introduction, The Benjamin/Cummnings Publishing Company, California, 1987 Foster, Dennis. L, Front Office Operation and Administration, Singapore, 2002 Harian Kompas edisi 8 Oktober 2006 Kappa, Margret. M, dkk, Managing Housekeeping Operation, Education Institue of The American Hotel and Motel Association, Michigan, USA, 1988 Laporan tahunan Badan Pusat Statistik tahun 2000 s.d. 2005 Majalah Bisnis Property No. 32 tahun 2006
Mangunberdoyo, Sudiarto, Pegantar Industri Akomadasi dan Restoran, FE UI, Jakarta, 1999 Mulyono, Sri, Statistika Untuk Ekonomi, Lembaga Penerbit FE UI, Jakarta, 2003 Sambodo, Agus, Bagyo, Dasar-Dasar Kantor Depan Hotel, Andi, Jogyakarta, 2006 Santoso, Singgih, SPSS Versi 10 Mengolah Data Statistik Secara Profesional, Elex Media Komputindo, Jakarta, 2001 Scheider, Madelin and Goergina Tucker, The Proffesional Housekeeper, New York, 1989 Steadmon, Charles. E, Michael L. Kasavana, Managing Front Office, Education Institue of The american Hotel and Motel Association, Michigan, USA, 1988 Subiyakto, Haryono, Statistika 2, Penerbit Gunadarma, Jakarta, 1994 Sugiarto, Endar, Sri Sulistianingrum, Pengantar Akomodasi dan Restauran, Gramedia, Jakarta, 1998 Sugiono, Statistik Non Parametris Untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung, 1999 ………, Statistika Untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung, 2002 Sulaiman, Wahid, Statistik Non-Parametrik, Contoh Kasus dan Pemecahannya dengan SPSS, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2003 Sulistiono, Agus, Manajemen Penyelenggara Hotel, Alfa Beta, Bandung, 1999 Sunarno, Adi, Front Office Manajement, Andi, Jogyakarta, 2006 Walpole, Ronald E, Myers, Raymond H, Ilmu Peluang dan Statistika Untuk Insinyur dan Ilmuwan, Penerbit ITB, Bandung, 1995 Wardianto, Metode Penelitian Pariwisata, Andi ,Jogyakarta, 2006 Wijaya, Statistika Non Parametrik (Aplikasi Program SPSS), Penerbit Alfabeta, Bandung, 2001 www.iloveyou.com (media anak Bali)
Panorama Nusantara Vol.2 No.1 / Januari – Juni 2007
25