An-Nuur www.masjidannuur.com
Ayo Makmurkan Masjid
Buletin
Masjid An-Nuur Perumahan Permata Timur Kalimalang Jakarta Timur
Majalah Masjid
Qur’an & Hadits
FITNAH DAJJAL
Hadits Dari Abu Said al-Khudri, Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa membaca surat al-Kahfi sebagaimana ia diturunkan, maka baginya cahaya pada hari Kiamat dari tempat berdirinya hingga Makkah, dan barangsiapa membaca sepuluh ayat terakhirnya kemudian Dajjal keluar, maka dia tidak akan dapat dikuasainya. (HR: Muslim)
Waspadai Datangnya
Fitnah Dajjal M
eski Fitnah dajjal kian dekat, berbagai tanda akan datangnya dajjal telah beredar luas. Karena itu, umat Islam harus segera berbenah menyiapkan iman yang kuat untuk bisa terhindar dari fitnah dajjal yang maha dahsyat. Pengajian yang diselenggarakan Masjid An-Nuur bekerjasama dengan TVRI setiap Sabtu pekan pertama setiap bulan menghadirkan Ustadz H Muhammad Arifin Ilham, Ustadz H Ihsan Tanjung, Ustadz H Emil Azman Sulthani dan Firman. Adapun tema pengajian adalah bertema Fitnah Dajjal. ... bersambung hal. 3
Dewan Penasehat: H Muhammad Bhakty Kasry | Pemimpin Redaksi: Emil Azman Sulthani | Redaktur: Fathurroji NK | Tim Redaksi: Syaiful Atmar, Dedeng Syahbudin | Photografer: Fathur & Thaif | Desain & Layout: Langit Putera Cahya | Ditribusi : Muhammad Thaif | Alamat Redaksi: Masjid An-Nuur Perum. Permata Timur Curug Kalimalang Pondok Kelapa Jakarta Timur 13450 | Telp. 021-86900849 | Faks. 021-86900877 | Email:
[email protected] | Website: www.masjidannuur.com
“Di antara fitnah-fitnah (Ad-Dajjal) adalah, bahwa bersamanya ada surga dan neraka. Padahal sesungguhnya nerakanya adalah surga dan surganya adalah neraka. Barangsiapa mendapatkan cobaan dengan nerakanya, hendaklah ia berlindung kepada Allah dan hendaklah ia membaca ayatayat di awal surah Al Kahfi.” (HR Ibnu Majah – Shahih) “Barangsiapa yang menghafal sepuluh ayat pertama dari surah Al- Kahfi terjaga dari fitnah Dajjal.” (HR. Muslim, Abu Dawud, Nasai, Tirmidzi)
- Info Kegiatan - 2 - Pengajian - 3 - Nurani | Suara Jamaah - 6 - Jejak Rasul | Sahabat - 7 - Galeri- 8
1 | Buletin An-Nuur | Vol.39 /Tahun 04/ Rajab 1434 - Juni 2013
Al-Qur’an “... pada hari datangnya sebagian tanda-tanda Rabb-mu tidak berguna lagi iman seseorang yang belum beriman sebelum itu, atau (belum) berusaha berbuat kebajikan dengan imannya itu...” [AlAn’aam: 158]
Info Kegiatan
Kegiatan Setahun 2013
2 | Buletin An-Nuur | Vol.39 /Tahun 04/ Rajab 1434 - Juni 2013
1. Sholat Qiyamullail seminggu dua kali setiap Jumat dan Ahad dini hari. Imamnya; ustadz. H Hasanudin Sinaga SQ. ( imam tetap Masjid Istiqlal), Ustadz H. Nur Syarifudin Zaky SQ ( Al Hafiz, Qori Nasional), Ustadz H. Ali Imron, Ustadz Biron, dan Ustadz Tafsirudin. 2. Pengajian Dhuha setiap sebulan sekali. 3. Pengajian Tematik setiap malam Senin setelah Maghrib. 4. Dzikir dg ustadz HM Arifin Ilham setiap Sabtu awal bulan. 5. Pengajian al-Qur’an setiap hari Kamis setelah Isya’ (Pengajar Ustadz H. Nur Syarifudin Zaky) 6. Pengajian ibu-ibu Khoirunnisa setiap Jumat sore, Jumat pertama dan ketiga (Pengajar Ustadz H Ali Imron) 7. Santunan sembako setiap sebulan sekali. 8. Program santunan anak yatim. 9. Sunatan masal setahun sekali pada bulan Muharam. 10. Klinik sehat An-Nuur di buka setiap; Senin, Rabu dan Jumat pukul 16.30-20.00 wib 11. Yayasan Roudlatul Jannah (pelayanan kematian) 12. Setiap Ramadhan mengadakan buka bersama bersama kaum dhuafa & anak yatim sebulan penuh. 13. Setiap Ramadhan di hari ke 21 mengadakan sahur bersama (700-1000 nasi kotak) di sediakan oleh PT. Pandu Siwi Sentosa/donatur tetap ) 14. Setiap Ramadhan di 10 hari terakhir mengadakan shalat Qiyamullail plus sahur bersama. 15. Pengurus DKM An-Nuur (Sie peribadatan) menerima pengislaman para mualaf yang akan masuk Islam.
Laporan Keuangan APRIL 2013 : Saldo awal Rp 56.627.605 Penerimaan Rp 26.479.463 Pengeluaran Rp 22.665.592 Saldo Akhir Rp 60.441.476
AGENDA JUNI 2013 Khotib Jumat Tanggal
Nama Khotib
07
H. Ahmad Sudrajat
14
H. Maryadi
21 28
H. Iryansyah Mela H. Muhyidin
Penceramah Pengajian Ahad Shubuh Tanggal
02 09 16
Nama Penceramah H. Ali Ahmadi H. Tengku Zulkarnain H. Ibnurahman Al Bukhuri
23 30
H. M. Thamrin H. Mas Adi Shulthani
Pengajian Tematik Ahad Malam AHAD
Nama Penceramah
01 (AKHLAK)
H. JUMHARUDIN
02 (SHIRAH)
H. AHMAD HATTA
03 (TAUHID)
H. KHUSNUL HAKIM
04 (FIKIH)
H. JAELANI
Peristiwa
Bulan Rajab BANYAK peristiwa bersejarah yang terjadi pada bulan Rajab ini. Beberapa peristiwa penting yang berlaku dalam sejarah Islam pada bulan ini antara lain:
01
Isra’ Mi’raj. Tepatnya tanggal 27 Rajab. Isra’ dimaknai dengan perjalanan singkat di sebagian waktu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang berjarak ± 2500 Km yang biasanya ditempuh dengan perjalanan normal ± 40 hari perjalanan. Sedangkan Mi’raj Nabi Muhammad SAW yaitu perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha naik ke langit sampai ke Sidratul Muntaha, dan sampai ke tempat yang tidak pernah dijangkau oleh Malaikat Jibril. Hijrah pertama kaum muslimin ke negeri Habsyah. Pada tahun kelima kenabian. Kelahiran Ali bin Abi Thalib RA.
02 03 04 05
Perang Salib merebut Baitul Maqdis dipimpin oleh Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi. Masuknya Islam di Andalusia. Andalusia atau Spanyol yang kita kenal sekarang, semula disebut Vandal, yang kemudian oleh bangsa Arab disebut Andalusia.
Struktur Organisasi Masjid An-Nuur Dewan Pembina dan Penasehat Ketua : H Muhammad Bhakty Kasry Anggota : M Ichtiadi, Nuratim, Maryono Saliyam, Soewarno, Agus Herman Dewan Kemakmuran Masjid Ketua : Dedeng Syahbudin Wakil : Dadang S Munir Majelis Syariah: Sjaiful Atmar, Yan Kuryana, Emil Azman Sulthani Sekretariat/ Humas: Ketua : Ihsanurijal Anggota : Adi Sasuci Sabarman, Nur Syamsi, Muh. Thoif KEUANGAN: Ajie Kusmantoro, Ning Kuryana, Yanti Bambang PERIBADATAN: Ketua : Emil Azman Sulthani Anggota : Nugroho, Nur Syarifudin Zaky, M. Nurman, Syahrul Romdhon, Ahmad Ali Syuhada PEMBINAAN SOSIAL: Ketua : Alex BA Muharam Anggota : Liliek Ichtiadi, Satria, Solikhan, Dhani. SARANA PRASARANA: Bambang Widjanarko, Hari Oetomo, Radian Sibarani, Ubaidillah, Rojak, Joko Santoso, Dian Santosa, Adi Setiawan
Pengajian
Dalam keterangannya, Ustadz Ihsan Tanjung mengatakan bahwa isu akan datangnya dajjal bukanlah sesuatu yang baru, melainkan sudah ada sejak zaman Nabi. Para Nabi dan Rasul telah memberikan isyarat akan datangnya dajjal dengan membawa fitnah yang besar terhadap umat Islam di muka bumi ini. Bahkan di dalam hadits lain Nabi Muhammad SAW mengatakan bahwa segenap fitnah atau ujian yang bermunculan silih berganti di dunia ini adalah dalam rangka menyambut kemunculan puncak fitnah, yakni fitnah dajjal. “Allah tidak menurunkan ke muka bumi sejak penciptaan Adam AS hingga hari Kiamat- fitnah (cobaan) yang lebih dahsyat dari fitnah Dajjal.” (HR Thabrani) Berdasarkan hadits di atas berarti situasi dan kondisi beberapa waktu menjelang munculnya dajjal merupakan situasi dan kondisi yang sarat fitnah. Saat itu sistem dunia tentunya penuh masalah karena sudah mencapai kematangan tahapan untuk menyambut kedatangan sang dajjal. Dajjal itu manusia yang istimewa, ia memiliki usia yang panjang, tapi dia tidak bisa masuk di dua tempat suci yaitu Mekah dan Madinah. Selain dua kota suci itu, dajjal telah menjangkaunya. Dia terikat di pulau kecil, dia juga tidak bisa keluar bila kurma Baisan berbuah, dan air danau tiberias masih belum kering. Di dalam hadits dikisahkan seorang pelaut Arab Nasrani bernama
Tamim Ad Dari bersama 30 orang awak kapalnya terdampar di sebuah pulau. Kemudian di dalam pulau itu ia berjumpa dengan seorang lelaki yang menurutnya digambarkan sebagai orang terbesar yang pernah dilihatnya, paling kuat dan tangannya terbelenggu di leher, antara lutut dan mata kakinya terbelenggu besi. Lalu terjadi dialog antara Tamim Ad Dari dan awaknya dengan lelaki misterius yang ternyata Al Masih ad Dajjal. Berikut dialog antara dajjal dengan pelaut yang disari dari hadist riwayat Muslim. ”Beritahukan padaku apakah kurma Baisan sudah berbuah?” tanya dajjal. ”Ya sudah berbuah,” jawab pelaut. Dajjal pun menimpali, ”Ingat, ia hampir tidak membuahkan kurma lagi..!! Beritahukan padaku tentang danau Thabari (Tiberias) apakah ada airnya?” tanya dajjal. Pelaut menjawab, ”Airnya banyak.” Dajjal menimpali lagi, ”Ingat, airnya hampir akan habis.” “Beritahukan padaku tentang mata air Zughar, apakah ada airnya dan penduduknya bercocok tanam dengan air itu?” tanya dajjal. Pelaut menjawab, ”Ya, airnya banyak dan penduduknya bercocok tanam dengan air itu.” Pertanyaan terakhir dari dajjal, ”Beritahukan padaku tentang Muhammad, orang buta huruf, bagaimana keadaannya?” Pelaut menjawab, “Ia telah muncul dari Makkah dan tinggal di Yatsrib.” ”Apakah orang-orang Arab memeranginya?” tanya dajjal. Pelaut
menjawab, ”Ya.” Dajjal bertanya ”Apa yang mereka lakukan terhadapnya?” Pelaut menjawab, ”Beliau menang atas Bangsa Arab di sebelahnya dan mereka mena’atinya.” Dajjal mengatakan, ”Ingat, sesungguhnya itu baik bagi mereka untuk mena’atinya. Aku akan beritahukan pada kalian siapa aku. Aku adalah Al Masih (Ad Dajjal) dan aku sudah hampir diizinkan untuk keluar lalu aku akan keluar.” Berdasarkan hadits di atas berarti dajjal telah mengungkap kunci-kunci kejadian yang menjadi indikator kapan ia diizinkan keluar dan menebar fitnahfitnahnya. Dan salah satu indikator sudah dekatnya dajjal keluar ialah ketika air Danau Tiberias mengering. “Sedangkan saat ini jelas kondisi tersebut sudah hampir menjadi kenyataan,” terang Ustadz Ihsan. Maka saudaraku, sudah tiba masanya kita umat Islam bersiap-siap menghadapi hari bertemunya dua pasukan, pasukan ahlul haq dan ahlul bathil. Hendaknya kita menyadari bahwa boleh jadi kemunculan puncak fitnah sudah sangat dekat. Di antara indikasinya Allah memberikan keleluasaan bagi kaum Yahudi, cikal bakal pasukan dajjal, untuk merajalela di muka bumi dewasa ini. “Waspadalah, fitnah dajjal tidak lama lagi akan segera keluar..! Persiapkan diri beserta keluarga dengan ketebalan iman serta tauhid sebelum segala sesuatunya menjadi terlambat,” tegasnya.v
3 | Buletin An-Nuur | Vol.39 /Tahun 04/ Rajab 1434 - Juni 2013
Sambungan Halaman Cover
Pengajian
5 Kiat Dewasakan Keimanan
K
4 | Buletin An-Nuur | Vol.39 /Tahun 04/ Rajab 1434 - Juni 2013
ondisi keimanan seseorang adakalanya baik tapi ada juga kurang baik bahkan tidak baik. Artinya, kadar iman seseorang itu terkadang naik dan turun. Muslim yang baik adalah selalu berusaha untuk mengokohkan keimanannya hingga akhir hayatnya. Karena itulah, harus ada kiat-kiat tersendiri untuk mempertahankan iman menjadi lebih baik. Adalah Ustadz H Kirman Wibowo, pada pengajian pekanan di Masjid AnNuur pada Ahad, 24 Jumadil Awal atau 5 Mei 2013 membawakan tausiyah seputar “Mendewasakan Iman”. Menurut Ustadz Kirman, ada
banyak perbuatan yang sebenarnya kerap mengotori iman tanpa kita sadari. Ada sesuatu yang baik tapi jika niatnya salah maka akan bisa mengotori iman. Misalnya saja berziarah kubur jika niatnya salah maka akan mengotori iman. Karena itulah, Ustadz Kirman mengajak para jama’ah untuk selalu memperbaharui iman kapanpun dan di mana pun berada. Adapun kiat-kiat untuk mendewasakan iman adalah : Pertama, mengimani Islam sepenuh
hati. Masuk Islam itu harus secara totalitas jangan setengah-tengah. Dengan keislaman yang mantap akan mendewasakan iman, karena telah mengamalkan ajaran yang ada. Kedua, mengilmui Islam dengan benar, jangan sampai kita ikut-ikutan dengan membabi buta. Jangan mengkultuskan sesorang guru agar tidak sesat. Ketiga, mengamalkan Islam, agar ilmunya amaliyah dan amalnya ilmiah. Keempat, mendakwahkan Islam dalam batas kemampuan yang ada. Kelima, sabar dalam memeluk agama Islam. “Jika lima perkara ini dibentuk dalam diri kita maka iman kita akan menjadi dewasa,” papar Ustadz Kirman. v
Maksimalkan Ibadah di Rajab
P
engajian dhuha pada Ahad 21 April 2013 disampaikan oleh Ustadz H Sugiharto bertema menyiapkan kematian. Sebagai mukmin yang baik, dalam berdoa kepada Allah harus selalu optimis bahwa doanya diterima oleh Allah. Memang, Allah mengabulkan doa-doa hambanya, namun doa tersebut tidak semuanya dijawab saat di dunia, melainkan kelak di akhirat. Sebab itulah, mukmin yang benar adalah yang bersabar. Memasuki bulan Rajab, sebentar lagi akan tiba bulan Ramadhan. Hendaknya umat Islam menyiapkan diri untuk menyambut bulan Rajab, di mana bulan ini adalah milik Allah. Karen itulah, kita harus meningkatkan amalan dan ibadah kepada Allah se-
bagai wujud rasa syukur kepada Allah yang telah memberikan kenikmatan selama ini. Pengajian pekanan yang diselenggarakan di Masjid An Nuur pada 9 Rajab 1434 atau 19 Mei 2013 mengambil tema “Mengisi bulan Rajab dengan kegiatan ibadah”. Adapaun ustadz yang menjadi narasumber adalah Ustadz H Kemal Syah. Menurut Ustadz Kemal, sebagai umat Islam yang baik kita tidak perlu mempersoalkan seputar puasa di bulan Rajab. Bila puasa niat untuk Allah semua akan menjadi amal ibadah
yang diterima oleh Allah. Menjalankan puasa akan lebih baik dari pada tidak sama sekali, apalagi mempersoalkan puasanya. Pada bulan Rajab ini pula, Rasulullah mendapatkan hiburan dari Allah karena Rasul saat itu sempat bersedih ditinggal oleh orang-orang yang dicintainya, mulai dari pamannya kemudian istrinya. Maka Allah memperjalankan Rasul ke Sidratul Muntaha, atau perjalanan ini biasa disebut dengan peristiwa Isra’ dan Mi’raj.v
Pengajian
Cintai Rasulullah
dengan Syukur
B
lawat kepada Rasulullah. Ini menjadi keniscayaan jika kita cinta kepada Rasulullah. “Siapa yang cinta sesuatu, maka ia akan menyebut sesuatu yang dicintai itu,” paparnya. Bershalawat itu diperintahkan Allah, sebagaimana disitir dalam QS Surat Al Ahzab [33]: 56 yang artinya “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikatNya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” Jadi shalawat itu bukan permintaan dari Nabi, tapi perintah Allah yang telah dituliskan dalam Al Quran. Ketika seseorang bershalawat sebenarnya
yang untung dirinya sendiri, karena ada pahala saat mengucap shalawat. “Kita yang butuh ketika bershalawat kepada Rasul, untungnya orang yang shalawat sekali akan diganjar 10 kali. Dan itu otomatis dapat kemuliaan dan ampunan dari Allah,” Shalawat ini ibadah sunah berfungsi sebagai penyempurna dari keawajiabn yang kurang sempurna”, papar beliau. Kedua, harus ittiba’ yaitu mengikuti Rasulullah dengan mengamalkan ilmunya. Baik dalam ‘akidah, ibadah maupun mu’amalah. Jangan ada keyakinan yang keliru, sebab dalam pandangan Islam, ‘akidah yang rapuh itu seperti serapuh sarang laba-laba.v
Menjaga NKRI
M
enjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) bagi umat Islam, adalah amanah yang harus dijaga. Pengajian pekanan di Masjid AnNuur pada Ahad 16 Rajab 1434/ 26 Mei 2013 ini disampaikan oleh Ustadz H Mas’adi Sulthani. Adapun tema yang dikupas adalah seputar ‘Eksistensi sebagai umat Islam yang mayoritas dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara’. Kerap kali bangsa ini salah pengertian terhadap upaya mempertahankan wilayah NKRI. Untuk mewujudkan
NKRI ini adalah tugas semua masyarakat, terutama umat Islam yang mayoritas ini. Upaya untuk keluar dari wilayah NKRI berarti ia menjadi musuh negara (bughot), hukumnya haram dan wajib diperangi oleh negara. Jelas sekali dalam ijtima’ ulama yang dilaksanakan di Pondok Gontor pada Mei 2006 lalu telah banyak membahas seputar menjaga keutuh an NKRI. Ada empat pembahasan sub tema; peneguhan bentuk eksistensi NKRI, harmonisasi kerangka berpikir keagamaan dalam konteks kebangsaan, penyamaan pola pikir
dalam menghadapi masalah keagama an, dan koordinasi langkah strategis masalah keagamaan. Upaya mewujudkan keutuhan NKRI ini merupakan kesepakatan bangsa Indonesia sebagai ikhtiar untuk memelihara keluhuran agama dan mengatur kesejahteraan kehidupan bersama. “Waktu itu banyak gerakan pisah dari NKRI makanya umat Islam bersikap dalam ijtima itu,” terangnya. Kemajemukan dalam NKRI melahir kan berbagai perbedaan pendapat, namun dalam Islam itu adalah hal yang wajar. Dalam Islam ada wilayahwilayah boleh berbeda pendapat. Perbedaan pendapat dalam Islam bukankebebasan tanpa batas. Jadi ada rambu-rambu perbedaan pendapat. Dalam al-Quran dijelaskan, bahwa orang mukmin itu bersaudara dan bersatu. Maka bila belum bersatu maka ia belum beriman. “Karena itu dakwah harus terus digiatkan agar Islam di negeri ini menjadi beriman,” tuturnya.v
5 | Buletin An-Nuur | Vol.39 /Tahun 04/ Rajab 1434 - Juni 2013
ersyukur merupakan bagian dari puncak keimanan seseorang. Namun adakalanya umat Islam tidak bersyukur atas segala nikmat yang telah Allah berikan kepadanya. Jelas sekali dalan Al Quran dikatakan bahwa sedikit orang yang bersyukur atas segala yang ada selama ini. Lihat QS Surat As Saba’ [34]: 13 yang artinya, “Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang berterima kasih.” Dalam pengajian pekanan yang diadakan Masjid An Nuur pada Ahad, 1 Rajab 1434H yang bertepatan dengan tanggal 12 Mei 2013, sebagai narasumbernya adalah Ustadz H Iriansyah, mengupas seputar Syukur Mencintai Rasul. Ada dua hal penting yang harus kira lakukan sebagai bukti cinta kita kepada Rasulullah, yaitu: Pertama, memperbanyak dzikir kepada Allah, dan bersha-
Pengajian
Memahami Iman
M
araknya pengajian di masjid menjadi tanda kebangkita Islam. Begitu juga kegiatan keislaman yang ada di kampus dan sekolahan menjadi trend bagus yang harus didukung terus. Gerakan ini akan lebih berbobot ketika banyak anak mudanya yang mengikuti majelis-majelis yang ada. Kajian Dhuha yang diselenggarakan pada Ahad 16 Rajab 1434/ 26 Mei 2013 disampaikan Ustadz H Muhsinin Fauzi bertema Memahami Ketaqwaan
6 | Buletin An-Nuur | Vol.39 /Tahun 04/ Rajab 1434 - Juni 2013
Nurani
B
dengan benar. Ustadz Fauzi mengatakan, bahwa sekarang bandul mengarah kepada umat Islam. Saat ini banyak sekali kegiatan umat Islam yang mengarah pada kajian-kajian keislaman. “Kita bersyukur bisa menghidupkan masjid, akan lebih baik jika yang datang adalah para pemuda. Karena ini akan bisa menjadi modal sosial ke depan,” katanya. Menurutnya, saat ini kesadaran umat untuk kembali ke Islam cukup tinggi, artinya usaha untuk meningkatkan ketaqwaan terus meningkat. Ada tiga cara mukmin bisa beruntung, yaitu bertaqwa, mendekat kepada Allah dan berjihad di jalan Allah. Taqwa memiliki makna kesanggupan untuk hidup di jalan Allah, yaitu
dengan menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah, atau disiplin agama. Selamat tidaknya manusia di dunia ini disebabkan dari bagaimana menyikapi hidup, “Bukan karena besarnya ujian, tapi kemampuan kita berhati-hati dalam menjalani hidup,” katanya. Awalnya disiplin kepada Allah maka berlanjut pada disiplin berhubungan dengan manusia lainnya. Ada tiga tingkatan ketaqwaan; Tingkat muttaqin biasa, disiplin hanya urusan kewajiban dan larangannya, yang penting tidak melanggar. Tingkat muqorrobin, orang yang ingin dekat dengan Allah, bukan hanya disiplin dengan kewajiban dan larangan tapi juga displin sunnah. Tingkat khowas muqorrobin, selain muqorrobin juga menjadikan hal-hal yang mubah ditarik menjadi yang sunnah.v
TANDA KEMAHABESARAN ALLAH
ulan Rajab merupakan bulan yang dimuliakan Allah SWT. Di bulan ini ada peristiwa yang dialami Nabi Muhammad SAW, yaitu Allah meng-isra’-mi’raj-kan Rasulullah untuk menerima perintah shalat lima waktu. Peristiwa isra’ mi’raj ini diperlihatkan kepada Muhammad, di tengah kegalauan lahir dan batin Nabi dalam perjuangan mendakwahkan dan menegakkan agama Islam kepada umatnya. “ ….. agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kekuasaan) Kami …. “ (QS. Al-Isra’ [17]: 1, dan “Sesungguhnya dia telah melihat sebagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar” (QS An-Najm [53]: 18) Menurut ahli tafsir Tantawi Jauhari, pengarang kitab Tafsir Jawahir, “Sesungguhnya Allah menginginkan agar kita mengikuti ajaran dan syari’at Islam ini dengan ikhlas dan mengajak serta menyeru manusia sebagaimana yang telah dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW, ketimbang hanya sekadar memperingati isra’ mi’raj sebagai bacaan dalam Al Quran dan mengetahui keadaan nabi waktu itu. Perintah shalat yang diterima Rasulullah dimaksudkan untuk mencapai kebaikan dan keindahan alam pikiran manusia. Shalat yang kita lakukan adalah untuk mengingatKu,
Diasuh Oleh: H Emil Azman Sulthani (Penanggung Jawab Sie Peribadatan)
kata Allah serta dikuatkan oleh ilmu dunia yang dapat dilakukan dengan studi dan penyelidikan dan riset secara ilmiah. Adanya isra’ dan mi’raj ini, hendaknya mampu menghidupkan akal, renungan, pemikiran, dan perhatian kaum muslimin akan kebesaran Allah. Tujuan dari isra’ mi’raj ini adalah untuk memperlihatkan kekuasaan Allah kepada nabi khususnya dan kepada umat manusia umumnya bahwa kekuasaan Allah SWT itu maha luas, sangat kuat dan tidak terbatas dan tidak terbayangkan oleh kita sebagai makhlukNya. Silahkan bila dihubungkan dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan yang telah berkembang dengan pesatnya di zaman sekarang. Teknologi kecepatan cahaya, nuklir, komputer dan telekomunikasi jarak jauh, internet atau TIK (teknologi
informasi dan komunikasi), astronomi ruang angkasa, fisika inti dan kekalan enerji dan seterusnya, sangatlah sedikit dan belum memadai bila dibandingkan dengan pengawasan malaikat (salah satu makhluk Allah) terhadap kita manusia. Apalagi bila dibandingkan dengan ilmunya Allah. Ada beberapa hikmah isra’ dan mi’raj sebagai tanda kebesaran Allah. Pertama, memahami isra’ dan mi’raj ini dengan iman sebab kalau ditanggapi dengan selain iman akan terjadi diskusi yang berkepanjangan yang tidak terjangkau akal dan nalar manusia. Kedua, janganlah kita berputus asa terhadap perjuangan sekecil apapun dalam menegakkan agama Islam ini, karena kalau ada masalah kita yakin Allah akan membantu dengan menunjukkan tanda-tanda kebesarannya. Ketiga, lakukanlah shalat sebagai oleholeh Nabi Muhammad SAW dari perjalanan isra’ dan mi’raj ini sebagai suatu kebutuhan kita bukan hanya sekadar kewajiban. Karena shalat inilah media isra’ dan mi’raj kita dengan Allah. Keempat, memotivasi kita untuk memperdalam, mengembangkan dan mempraktikkan ilmu pengetahuan yang terkait dengan isra’ dan mi’raj ini sebagai suatu persembahan amal shalih yang tiada taranya di sisi Allah SWT. v
Air Mata Rasulullah untuk Umat “Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?” tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah. “Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu,” kata Jibril. “Engkau tidak senang mendengar khabar ini, kekasih Allah?”, tanya Jibril lagi. “Khabarkan bagaimana nasib umatku kelak?” “Jangan khawatir, wahai Rasulullah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: “Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya,” kata Jibril. Nampak tubuh Rasulullah bersimbah peluh, “Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini.” Perlahan Rasulul-
Abu Dzar al-Ghifari: Penggerak
B
aru masuk Islam, Abu Dzar Al Ghifari sudah mengajukan pertanyaan kepada Rasulullah. ”Wahai Rasulullah, apa yang sebaiknya saya kerjakan?” Rasul pun menjawab, ”Kembalilah kepada kaummu sampai ada perintahku nanti!” “Demi Tuhan yang menguasai jiwaku, saya takkan kembali sebelum meneriakkan Islam di depan Ka’bah,” tegasnya. Lalu, ia menuju Masjidil Haram dan menyerukan syahadat dengan suara lantang. Akibatnya, ia pun mendapat siksa dari orang-orang musyrik yang tengah berkumpul di sekitar Ka’bah. Melihat tekad Abu Dzar, Rasulullah menyuruhnya pulang dan
lah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang disampingnya menunduk dan Jibril memalingkan muka. Badannya mulai dingin. Bibirnya bergetar membisikkan ke Ali. “Peliharalah shalat dan peliharalah orangorang lemah di antaramu.” Diluar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Lalu Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. “Umatku, umatku, umatku.” Berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi pencerahan di dunia dan akhirat ini. Kini, mampukah kita mencintai seperti yang dicontohkan Rasulullah? Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.v
Hidup Sederhana
menemui keluarganya. Ia pun pulang ke Bani Ghifar dan mengajak sanak kerabatnya memeluk Islam. Abu Dzar berdakwah menggunakan ajakan penuh hikmah. Ia tidak menggunakan pedang terhadap para pembesar yang mengambil kekayaan dari harta rakyat. Namun ia juga tidak akan bungkam atau berdiam diri memperbaiki kesesatan mereka. Ia pergi ke pusat-pusat kekuasaan dan gudang harta, dengan lisannya yang tajam mempengaruhi para tokoh. Dalam beberapa hari rakyat dan golongan pekerja mengikutinya. Nama Abu Dzar kian terkenal, hal ini menimbulkan rasa takut dan ngeri pi-
hak penguasa dan golongan berharta yang berlaku curang. Saat Rasulullah masih hidup, Abu Dzar pernah mendapatkan tujuh wasiat dari Rasul yaitu, Mencintai orang miskin, melihat pada orang yang lebih rendah dalam hal materi dan penghidupan, menyambung silaturahim, memperbanyak ucapan “La Haula Walaa Quwwata Illaa Billah”, berani berkata benar meskipun pahit, tidak takut celaan ketika berdakwah di jalan Allah, dan tidak memintaminta. Demikian tujuh wasiat Rasulullah yang disampaikan kepada Abu Dzar Al Ghifari, semoga bermanfaat bagi kita.v
Al-Farabi: Piawai dalam Ilmu Logika
A
l-Farabi memiliki pengaruh yang besar bagi para pemikir Eropa dalam ilmu logika. Dedikasi dan pengabdiannya dalam filsafat dan ilmu pengetahuan telah membuatnya didaulat sebagai guru kedua setelah Aristoteles: pemikir besar zaman Yunani. Dialah filosof Islam pertama yang berhasil mempertalikan serta menyelaraskan filsafat politik Yunani klasik dengan Islam. Sehingga, bisa dimengerti di dalam konteks agamaagama wahyu. Pemikirannya begitu berpengaruh besar terhadap dunia Barat.
Pemikiran sang mahaguru kedua itu juga begitu kental mempengaruhi pikiran-pikiran Ibnu Sina dan Ibnu Rush. Al-Farabi atau Barat mengenalnya dengan sebutan Alpharabius memiliki nama lengkap Abu Nasr Muhammad ibn al-Farakh al-Farabi. Al-Farabi membuat terobosan menggabungkan filsafat Platonik dan Aristotelian dengan pengetahuan mengenai Alquran serta beragam ilmu lainnya. Selain menguasai filsafat dan bahasa, Al-Farabi juga dikenal sebagai ilmuwan yang berjasa dan memberi kontribusi dalam berbagai bidang ilmu seperti, aritmatika, fisika,
Sahabat
t
Ilmuwan
kimia, medis, astronomi, dan musik. Akhir tahun 942 M, pergi dari Baghdad ke Damaskus, ia mendapat perlindungan dari putra mahkota penguasa baru Siria, Saif al-Daulah. Al-Daulah terkesan dengan Al-Farabi karena kemampuannya dalam bidang filsafat, bakat musiknya serta penguasaannya atas berbagai bahasa. Ratusan kitab telah dihasilkan Al-Farabi. Kehidupan sufi yang dijalaninya membuatnya tetap hidup sederhana dengan pikiran dan waktu yang tetap tercurah untuk karir filsafatnya. Ia tutup usia di Damaskus pada 970 M. v
7 | Buletin An-Nuur | Vol.39 /Tahun 04/ Rajab 1434 - Juni 2013
K
etika ajal Rasulullah telah tiba. Tiba-tiba dari luar pintu seorang mengucap salam. “Bolehkah saya masuk?” tanyanya. Fatimah tidak mengizinkannya masuk, “Maafkanlah, ayahku sedang demam”, kata Fatimah. “Siapakah itu wahai anakku?” Rasul bertanya. “Tak tahu ayahku, sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,” tutur Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. “Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut,” kata Rasulullah. Fatimah pun menahan tangisnya. Lalu dipanggillah Jibril.
Teladan
Galeri
8 | Buletin An-Nuur | Vol.39 /Tahun 04/ Rajab 1434 - Juni 2013
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
KETERANGAN FOTO: 1) Jamaah Masjid An-Nuur usai pengajian berpose di teras masjid 2) DKM Masjid An-Nuur menggelar Jalan Sehat Bersama, lalu dilanjutkan pemeriksaan kesehatan dan ngeteh hangat 3) - 5) Suasana pengajian bulanan Ustadz H Arifin Ilham setiap Sabtu pekan pertama di Masjid An-Nuur 6) dan 7) Suasana pengajian tematik setiap Ahad malam di Masjid An-Nuur 8) Jamaah ibu-ibu saat dalam pengajian 9) dan 10) Jamaah menikmati hidangan setelah pengajian ba’da Shubuh setiap hari Ahad di Masjid An-Nuur