UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH MOTIVASI AFILIASI TERHADAP MINAT KEWIRAUSAHAAN (DIKHUSUSKAN UNTUK MAHASISWA DI JAKARTA) BUDIDARMO TEGUH PRAKOSO 1006811141 FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI MANAJEMEN JAKARTA JULI 2013
ABSTRAK Nama
: Budidarmo Teguh Prakoso
Program Studi : Manajemen – Small Medium Entreprise (SME) Judul
: Pengaruh Motivasi Afiliasi Terhadap Minat Kewirausahaan
Skripsi ini membahas mengenai pengaruh Motivasi Afiliasi yang terdiri dari empat variabel yaitu Social Comparison, Attention, Emotional Support, Positive Stimulation terhadap Entrepreneurial Interest. Dinamika kewirausahaan adalah kunci untuk inovasi dan pertumbuhan perekonomian, oleh karena itu pengembangan wirausaha baru di Indonesia perlu ditingkatkan untuk meningkatkan daya saing dan daya dukung perekonomian Nasional. Kata Kunci : Affiliation motivation, Social Comparison, Attention, Emotional Support, Positive Stimulation, Entrepreneurial Interes
1
Universitas Indonesia
Pengaruh motivasi…, Budidarmo Teguh Prakoso, FE UI, 2013
Latar Belakang Lupiyoadi (2007) menjelaskan kewirausahaan terhadap pembangunan ekonomi suatu negara tidaklah disangsikan lagi. PBB memiliki kriteria pengukuran kewirausahaan, suatu negara agar dapat berkembang dan membangun secara ideal jika wirausahanya sudah mencapai 2% dari jumlah penduduk. Tentu saja jumlah pengusaha kecil Indonesia sebanyak 34 juta pada tahun 1993 bukan ukuran yang sesuai dengan kriteria tersebut. Wirausaha yang dimaksud adalah yang sesuai dengan kriteria wirausaha dengan motivasi berprestasi tinggi dan wirausaha yang memiliki kemampuan berinovasi. Tandjung (1999) juga menjelaskan salah satu masalah krusial yang melekat dalam transformasi struktur ekonomi Indonesia adalah ketimpangan pasar kerja yang merupakan implikasi dari ketimpangan struktural, ditandai dengan sejumlah permasalahan dalam proses permintaan dan penawaran yakni, masalah struktur persediaan tenaga kerja, struktur kesempatan kerja dan upaya mencari keseimbangan strukturalnya. Keadaan ini terbukti dengan semakin besarnya pengangguran. Kusmuljono (2009) mengatakan pengusaha merupakan konstituen terbesar sebagai pelaku ekonomi nasional, mereka merupakan kelompok yang secara strategis potensial dan membutuhkan pelayanan serta pendampingan. Decker (2012) mengatakan Kewirausahaan telah menjadi area riset yang sangat penting bagi siswa manajemen. Banyak dari riset telah berfokus pada pengidentifikasian ciri-ciri serta motif dari para pengusaha, sebagaimana karakteristik demografis yang dapat mempengaruhi individu melalui karir kewirausahaan sebagai lawan bagi bidang lain seperti manajemen organisasi. Sebagai tambahan, riset kali ini juga telah menginvestigasi kualitas serta perilaku yang dapat mengarahkan seseorang dalam meraih kesuksesan kewirausahaan. Meskipun telah dinyatakan bahwa ciri-ciri kepribadian merupakan hal yang dapat mempengaruhi seseorang untuk menjadi seorang pengusaha/wirausahan, namun keahlian kewirausahaan dapat juga dipelajari pada orang yang tidak memiliki kepribadian tersebut. Ada sejumlah ciri-ciri kepribadian yang dapat berkontribusi dalam menjadikan seseorang menjadi pengusaha. Akan tetapi, disini kita akan berfokus secara khusus pada motivasi afiliasi. Hill (1987) mengatakan Motivasi afiliasi adalah keinginan untuk memiliki hubungan sosial serta interaksi yang positif dengan orang lain. Wong (1991)
Universitas Indonesia Pengaruh motivasi…, Budidarmo Teguh Prakoso, FE UI, 2013
mengatakan motivasi afiliasi untuk membangun serta memelihara hubungan dengan orang lain, hingga saat ini belum pernah dipelajari oleh para wirausahaan yang telah cukup jauh memahami/mempelajari ciri-ciri motivasi pencapaian, locus of control, serta banyak ciri-ciri lainnya yang telah dipelajari. Zhao dan Seibert (2006) mengatakan literatur yang tidak ada memberikan pandangan yang kontradiktif mengenai apakah para pengusaha harus memiliki tingkat yang tinggi atau rendah dalam motivasi afiliasi. Blankstein (1989) menjelaskan Sejak adanya bukti bahwa motivasi afiliasi merupakan sebuah konstruk multidimensi, maka mungkin saja bahwa seorang individu yang memiliki aspirasi karir kewirausahaan akan memiliki nilai yang relatif cukup tinggi pada beberapa dimensi dan relatif cukup rendah pada dimensi yang lainnya. Oleh sebab itu, tujuan dari penelitian kali ini adalah untuk menentukan apakah para siswa yang lebih tertarik/berminat dalam mengejar karir kewirausahaan/wirausahawan menunjukkan pola motivasi afiliasi yang berbeda dibandingkan pada rekan-rekan mereka yang kurang ahli dalam kewirausahaan. Berdasarkan jurnal utama dari Decker (2012) yaitu berjudul “Affiliation motivation and interest in entrepreneurial careers” yang peneliti jadikan sebagai acuan replikasi untuk dijadikan skripsi ini, sehingga peneliti mengambil tema “Pengaruh Motivasi Afiliasi Terhadap Minat Kewirausahaan”, dikhususkan untuk mahasiswa semua jurusan karena ada suatu penelitian yang dilakukan oleh Sharon (2008) yang menemukan bahwa minat kewirausahaan dapat timbul pada siswa dari segala jurusan. Perumusan Masalah Pada penelitian ini peneliti ingin mengetahui peranan motivasi afiliasi terhadap minat kewirausahaan. Hill (1978) mengatakan ada 4 variabel turunan dari motivasi berafiliasi, yaitu Social Comparison, Attention, Emotional Support dan Positive Stimulation. Oleh karena itu peneliti merumuskan masalah menjadi bentuk yang lebih empiris yaitu: 1.
Apakah faktor Social Comparison memiliki pengaruh positif signifikan terhadap minat kewirausahaan?
2.
Apakah faktor Attention memiliki pengaruh positif signifikan terhadap minat kewirausahaan?
Universitas Indonesia Pengaruh motivasi…, Budidarmo Teguh Prakoso, FE UI, 2013
3.
Apakah faktor Emotional Support memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap minat kewirausahaan?
4.
Apakah faktor Positive Stimulation memiliki pengaruh positif signifikan terhadap minat kewirausahaan?
Affiliation Motivation Menurut David Mc Clelland (1985) ada tiga macam motif atau kebutuhan , yaitu : a. Kebutuhan pencapaian (The need for achievement), yaitu kebutuhan untuk mencapai b. Kebutuhan berkuasa The need for power, kebutuhan untuk dapat memerintah orang lain. c. Kebutuhan berafiliasi The need for affiliation, kebutuhan akan kawan, hubungan akrab antar pribadi. Namun pada penelitian kali ini yang termasuk kedalam pembahasan hanya 2 macam motif/kebutuhan yaitu motif/kebutuhan pencapaian (The need for achievement) dan motif/kebutuhan afiliasi (The need for affiliation). a.
Kebutuhan pencapaian (The need for achievement), yaitu kebutuhan untuk mencapai sukses. Tingkah laku individu yang didorong oleh kebutuhan berprestasi yang tinggi akan nampak sebagai berikut : • Berusaha melakukan sesuatu dengan cara-cara yang baru dan kreatif. • Mencari umpan balik atas hasil kerjanya. • Mengambil risiko tingkat menegah dalam melakukan usahanya. Dengan memilih resiko tingkat menengah berarti masih ada peluang untuk mendapatkan peraihan yang lebih tinggi. • Mengambil tanggung jawab pribadi atas perbuatannya.
Social Comparison Teori mengenai social comparison pertama kali dicetuskan oleh psikolog sosial bernama Leon Festinger (1954). Teori social comparison dipusatkan pada kepercayaan bahwa adanya dorongan dalam diri individu untuk memperoleh
Universitas Indonesia Pengaruh motivasi…, Budidarmo Teguh Prakoso, FE UI, 2013
evaluasi yang lebih akurat mengenai dirinya. Teori ini menjelaskan bagaimana seorang individu mengevaluasi opini serta kemampuan mereka dengan cara membandingkan diri mereka sendiri terhadap orang lain dengan tujuan mengurangi ketidakpastian tersebut, dan belajar bagaimana mendefinisikan diri mereka. Dari teori awal, penelitian berkembang untuk berfokus pada social comparison sebagai cara untuk meningkatkan diri sendiri (self-enhancement), Gruder (1971) dan Wills (1981) memperkenalkan konsep downward comparison serta upward comparison dan mengembangkan motivasi dari social comparison. Suls (2002) mengatakan upward social comparison terjadi ketika individu membandingkan diri mereka sendiri terhadap orang lain yang mereka anggap lebih baik dari mereka secara sosial dalam aspek tertentu. Seseorang melakukan upward comparison, baik secara sadar maupun tidak sadar, terhadap individu lain yang mereka pandang lebih baik dengan tujuan memperbaiki pandangan terhadap diri mereka sendiri untuk menciptakan persepsi yang lebih positif terhadap realitas diri mereka sendiri. Dalam upward social comparison, seseorang ingin mempercayai dirinya sendiri sebagai bagian dari kelompok yang superior atau elit, dan membuat perbandingan yang menunjukkan persamaan diri mereka dengan kelompok yang dijadikan sebagai pembanding. Sebaliknya Wills (1981) mengatakan downward social comparison berlaku sebaliknya, social comparison merupakan kecenderungan untuk defensive yang dipergunakan seseorang sebagai maksud untuk mengevaluasi diri sendiri. Individu ini akan melihat orang atau kelompok lain yang dijadikan pembanding yang dianggap lebih buruk secara sosial dari diri mereka sehingga dapat membuat persepsi terhadap diri/ situasi mereka sendiri menjadi lebih baik dengan cara membedakan diri mereka secara persepsi dari orang atau kelompok tersebut. Chen (n.d) Oleh karena seseorang memiliki dorongan untuk menjadi lebih baik dalam hal kemampuannya, maka social comparison dapat mendorong adanya persaingan diantara sesama rekanrekannya
Universitas Indonesia Pengaruh motivasi…, Budidarmo Teguh Prakoso, FE UI, 2013
Attention Hill (1987) menjelaskan Attention merupakan keinginan seseorang agar terlihat sebagai pusat atas hal-hal yang terjadi. Hal ini dapat menjadi potensi bagi seseorang untuk meningkatkan perasaannya akan seberapa besar nilai serta pentingnya diri mereka melalui pujian membuat orang lain mengalihkan fokus kepada dirinya. Murray (1938) mengatakan Attention merupakan salah satu dari empat dimensi dari motivasi afiliasi (affiliation motives) sebagai salah satu ciri dari kewirausahaan yang pengukurannya dapat dilihat dari sisi tingkat kepedulian seorang individu terhadap pengakuan yang diperoleh atas dirinya dari orang lain serta tingkat harapan yang dimiliki individu kepada orang lain untuk memiliki pandangan yang positif terhadap dirinya. Hill (1987) menjelaskan dimensi social comparison dan attention dijelaskan sebagai hal yang mencerminkan sebuah orientasi dari minat pribadi atau peningkatan diri (self-enhancement) dan keduanya telah diketahui memiliki asosiasi dengan komponen persaingan dari motivasi peraihan (achievement motivation). Semenjak wirausahawan diketahui memiliki nilai yang tinggi pada motivasi peraihan, maka mereka akan dapat dimotivasi untuk mencari pengalaman afiliasi yang akan mempertegas keberhasilan mereka dalam usaha yang kompetitif. Keinginan seperti itu dapat terkait dengan motivasi untuk memperoleh umpan balik, yang umum bagi orang yang ingin meraih perolehan yang tinggi seperti para wirausahawan. Wirausahawan mungkin mencari umpan balik dalam bentuk pengakuan yang menegaskan kemampuan serta pentingnya peran mereka. Gambaran ini terlihat menyarankan bahwa para wirausahawan akan memiliki kebutuhan yang tinggi untuk mempertegas superiotas mereka melalui social comparison guna memperoleh landasan yang akan membuatnya memperoleh perasaan akan peraihan serta seberapa penting dirinya. Emotional Support Langford (1997) mengatakan Emotional Support merupakan keinginan seseorang untuk memperoleh empati, perhatian, kasih sayang, cinta, kepercayaan, penerimaan, kedekatan, dukungan, serta perawatan. Taylor (2011) menjelaskan Hal tersebut seperti kehangatan serta pengasuhan yang diberikan oleh sumber dari
Universitas Indonesia Pengaruh motivasi…, Budidarmo Teguh Prakoso, FE UI, 2013
pemberi dukungan sosial (social support). Slevin (1996) mengatakan dukungan yang didapat bisa membuat individu tersebut tahu bahwa ia merasa dihargai. Wills (1991) mengatakan hal itu juga terkadang disebut berupa penghargaan atau penilaian. McClelland (1961) dalam penelitian kali ini seseorang akan dinilai seberapa besar keingingannya untuk berada di sekitar orang lain ketika ia sedang mengalami kondisi tertekan maupun bimbang. Perasaan wirausahawan akan tanggung jawab pribadi terhadap kinerja, Internal locus of control, tingkat kepercayaan diri (self-confidence) yang tinggi, dan kenginan akan otonomi dapat berkontribusi pada kurangnya keinginan seorang wirausahawan untuk mencari bantuan orang lain yang dapat membuat mereka merasa nyaman ketika mengalami tantangan yang sulit atau tertekan. Karakteristik ini dapat memberikan kontribusi pada pandangan bahwa para wirausahawan merupakan non-konformis atau “lone wolves” yang tidak cocok dengan organisasi tradisional dan akan mengarahkan kita pada pandangan bahwa mereka akan memiliki nilai yang rendah pada kebutuhan akan dukungan emosional (emotional support). Positive Stimulation Murray (1938) menjelaskan kebutuhan akan afiliasi dijelaskan sebagai kecenderungan untuk mendapatkan kepuasan dari jalinan hubungan yang harmonis serta dari rasa persekutuan. Buss (1983) & (1986) menjelaskan dimensi yang sama seperti buah pikiran Murray dari kebutuhan afiliasi adalah kebutuhan akan rasa kasih sayang, atau perasaan yang berhubungan dengan rasa suka dan cinta, Foa (1974) menjelaskan dimensi positive stimulation adalah juga beranalogis terhadap tipe dari penghargaan social dan cinta. Entrepreneurial Interest Decker (2012) menjelaskan karakteristik dari wirausaha. Ada sejumlah ciri yang dapat ditemukan pada seorang wirausahawan, yakni: • Collins (2004) kebutuhan akan pencapaian (achievement) yang lebih besar dari rata-rata berada diantara kualitas yang paling sering teridentifikasi.
Universitas Indonesia Pengaruh motivasi…, Budidarmo Teguh Prakoso, FE UI, 2013
• McClelland (1961) keinginan seseorang akan pencapaian yang lebih besar sepertinya sejalan dengan temuan bahwa para wirausahawan cenderung lebih termotivasi untuk memperoleh umpan balik (feedback) atas kinerjanya. • Babalola (2009) memiliki kendali yang baik atas internal locus juga seringkali ditemukan berkaitan dengan kecenderungan seseorang untuk berwirausaha. • McClelland (1961) memiliki kecenderungan untuk mengambil risiko tingkat menengah. • McClelland (1961) memiliki kepribadian yang proaktif. • Zhao (2005) perilaku serta ketekunannya dalam memilih dan berusaha untuk meraih target (goal setting) yang tinggi, sama halnya juga seperti seseorang yang memiliki tingkat energi serta kepercayaan diri yang tinggi. • Malach (2002) memiliki kecintaan akan sebuah tantangan dan pencarian makna di dalam pekerjaan mereka. • Cromie (1987) menempatkan nilai yang lebih tinggi pada otonomi, kebebasan dan kemandirian daripada melakukan pengelolaan organisasional. Model Penelitian Model penelitian ini menggambarkan 4 independen variabel yaitu Social Comparison, Attention, Emotional Support, Positive Stimulation terhadap Minat Kewirausahaan.
Social Comparison Attention Entrepreneurial Interest
Emotional Support
Positive Stimulation
Universitas Indonesia
Pengaruh motivasi…, Budidarmo Teguh Prakoso, FE UI, 2013
Hipotesis Penelitian
H1: Faktor Social Comparison memiliki pengaruh positif secara signifikan terhadap minat kewirausahaan. H2: Faktor Attention memiliki pengaruh positif secara signifikan terhadap minat kewirausahaan. H3: Faktor Emotional Support memiliki pengaruh negatif secara signifikan terhadap minat kewirausahaan. H4: Faktor Positive Stimulation memiliki pengaruh positif secara signifikan terhadap minat kewirausahaan. Operasionalisasi Variabel Tabel Indikator Variabel
Jenis Indikator
Data
Skala
1. Saya lebih suka berpartisipasi dalam aktifitas bersama orang lain dibandingkan dengan melakukan aktifitas sendirian karena saya ingin tahu bagaimana saya dapat berkontribusi pada sebuah aktivitas. 2.
Ketika
saya
tidak
yakin
bagaimana
melakukan sesuatu, biasanya saya suka berada disekeliling orang lain yang membuat saya Social
dapat membandingkan diri saya dengan yang Ordinal/Likert
Comparison
lainnya.
(1-5)
3. Jika saya merasa tidak yakin pada apa yang diharapkan pada saya, seperti saat saya dituntut untuk mengerjakan suatu tugas atau bagaimana bersikap saat saya berada dalam situasi sosial tertentu, saya suka mencari seseorang yang dapat memberi petunjuk pada saya. 4. Saya menemukan bahwa ketika saya tidak yakin dengan apa yang terjadi, saya cenderung Universitas Indonesia Pengaruh motivasi…, Budidarmo Teguh Prakoso, FE UI, 2013
/
memiliki keinginan untuk berada disekitar orang lain yang mengalami hal yang sama dengan saya. 5. Saya menemukan bahwa saya sering melihat ke orang lain tertentu untuk melihat bagaimana saya dibandingkan dengan orang lain. 1. Attention
Saya cenderung lebih menyukai orang- Ordinal/Likert
orang yang tampaknya tertarik pada saya dan
(1-5)
terobsesi dengan saya.
(Lanjutan)
2. Saya suka berada di sekeliling orang lain ketika saya dapat menjadi sumber perhatian. 3. Saya sering memiliki kebutuhan yang kuat untuk berada di sekitar orang-orang yang terkesan dengan apa yang saya suka dan apa yang saya lakukan. 4. Saya suka berada di sekeliling orang yang berpikir saya penting atau menarik. 5. Saya sering memiliki keinginan yang kuat untuk membuat orang di sekitar saya untuk menyadari keberadaan saya serta menghargai apa yang saya suka. 6. Saya tidak suka berada didekat orang yang memberi umpan balik yang kurang positif mengenai diri saya. Emotional Support
1. Salah satu sumber terbesar yang dapat Ordinal/Likert membuat saya merasa nyaman pada saat saya
(1-5)
mengalami kondisi yang sulit adalah ketika
Universitas Indonesia Pengaruh motivasi…, Budidarmo Teguh Prakoso, FE UI, 2013
saya ditemani oleh orang lain. 2. Ketika hal yang buruk dan mengganggu terjadi pada saya, saya cenderung ingin ditemani
oleh
teman
dekat
yang
dapat
diandalkan. 3. Ketika saya gagal melakukan yang terbaik pada sesuatu yang sangat penting bagi saya, saya bisa mendapatkan perasaan yang lebih baik dengan cara berada di sekitar orang lain. (lanjutan)
4. Di waktu ketika saya harus melalui sesuatu yang menyakitkan, saya menemukan bahwa memiliki seseorang bersama saya saat itu membuat
rasa
sakit
tersebut
menjadi
berkurang. 5. Ketika saya merasa tidak bahagia atau depresi, saya biasanya mencoba untuk berada di sekeliling orang lain untuk membuat saya merasa lebih baik. 6. Saya merasa sangat membutuhkan orang lain di sekeliling saya ketika saya merasa bingung tentang sesuatu hal. 1. Hal utama yang saya sukai ketika berada di dekat orang lain adalah karena saya merasakan perasaan yang hangat saat berkomunikasi dengan mereka. Positive
2. Saya pikir saya mendapatkan kepuasan dari
Stimulation
berhubungan/berkomunikasi dengan orang lain lebih
dari
kepuasan
yang
Ordinal/Likert (1-5)
didapatkan
kebanyakan orang yang melakukan hal yang sama. 3. Dengan hanya berada di sekitar orang lain Universitas Indonesia Pengaruh motivasi…, Budidarmo Teguh Prakoso, FE UI, 2013
serta mengetahui/memahami tentang mereka merupakan salah satu hal yang sangat menarik yang saya pikir dapat saya lakukan. 4. Saya merasa mendapat kepuasan yang lebih besar saat bersama orang lain lebih daripada yang banyak orang lain rasakan ketika melakukan hal yang sama. (Lanjutan)
5. Saya merasa seperti telah mencapai sesuatu yang berharga ketika saya mampu menjadi dekat dengan seseorang. 6. Saya piker akan sangat memuaskan jika saya memiliki persahabatan yang sangat dekat dengan beberapa orang. 7. Saya berpikir menjadi dekat dengan orang lain, mendengarkan mereka, dan berhubungan dengan mereka pada level sejajar terhadap satu dengan yang lainnya adalah salah satu masamasa yang paling saya sukai dan memuaskan bagi saya. 8. Saya akan merasa sangat puas untuk dapat membentuk persahabatan yang baru dengan siapapun yang saya suka. 9. Salah satu hal paling menyenangkan yang saya pikir saya suka lakukan adalah hanya memperhatikan
orang-orang
dan
melihat
seperti apa mereka. Entrepreneurial Interest
1.
Saya
memiliki
kemampuan
untuk Ordinal/Likert
menemukan ide dalam berwiraswasta
(1-5)
2. Saya merasa cukup percaya diri untuk
Universitas Indonesia Pengaruh motivasi…, Budidarmo Teguh Prakoso, FE UI, 2013
berhenti dari jabatan saya di perusahaan besar untuk memulai usaha saya sendiri 3. Saya memiliki keinginginan untuk menjadi wiraswastan 4.
Saya
memiliki
kemampuan
untuk
menjalankan sebuah usaha 5. Saya akan mencurahkan waktu luang di sekolah/ pekerjaan saya untuk melakukan riset serta perencanaan lebih jauh pada bisnis saya Sumber: Decker (2012)
1.1. Uji Validitas Item-Total Statistics Scale Mean if Scale Variance Corrected
Cronbach's
Item Deleted if
Alpha if Item
Item Item-Total
Deleted
Correlation
Deleted
per 1
105.64
227.831
.402
.906
per 2
105.99
222.580
.494
.905
per 3
105.34
223.947
.525
.904
per 4
106.11
219.895
.581
.903
per 5
106.04
221.945
.556
.904
per 1
106.29
225.128
.384
.907
per 2
106.16
220.841
.538
.904
per 3
105.91
224.658
.466
.905
per 4
105.99
220.873
.536
.904
per 5
105.62
223.158
.566
.904
per 6
106.11
227.287
.338
.907
per 1
105.61
225.786
.462
.905
per 2
105.51
223.558
.475
.905
per 3
105.99
222.793
.512
.904
per 4
105.43
224.180
.515
.904
per 5
105.75
222.933
.436
.906 Universitas Indonesia
Pengaruh motivasi…, Budidarmo Teguh Prakoso, FE UI, 2013
per 6
105.60
224.616
.499
.905
per 1
105.38
229.945
.357
.907
per 2
106.19
226.916
.404
.906
per 3
105.65
226.429
.474
.905
per 4
106.11
227.714
.419
.906
per 5
105.70
220.611
.573
.903
per 6
105.05
226.664
.493
.905
per 7
105.48
226.984
.456
.905
per 8
105.26
226.303
.481
.905
per 9
105.91
225.951
.382
.907
per 1
105.65
229.256
.365
.907
per 2
105.94
226.830
.368
.907
per 3
105.27
226.519
.469
.905
per 4
106.05
222.578
.527
.904
per 5
105.99
223.673
.501
.905
R tabel untuk sampel sebanyak 151 dengan tingkat keyakinan 95% adalah 0.158, sehingga dengan nilai Item-Total Correlation > 0.158 bisa dipastikan seluruh item adalah Valid. Uji Reliabilitas
Nilai Cronbach Alpha adalah 0,842 yang mengindikasikan tingkat reliabilitas tinggi.
Universitas Indonesia Pengaruh motivasi…, Budidarmo Teguh Prakoso, FE UI, 2013
Profil Responden Profil Responden Jenis Pertanyaan
Tipe Pilihan
Jumlah Responden
Pria
81
Wanita
70
D3
2
S1
104
S2/S3
45
< 16
1
16 -20
30
21 - 25
78
26 - 30
30
> 30
12
Single
134
Menikah
17
Janda / Duda
0
Jenis Kelamin
Jenjang Pendidikan
Usia
Status
Universitas Indonesia Pengaruh motivasi…, Budidarmo Teguh Prakoso, FE UI, 2013
Analisis Regresi ANOVAa Model
Sum
of df
Mean Square F
Sig.
Squares
1
Regression 1113.909
4
278.477
Residual
167.362
146
1.146
Total
1281.272
150
242.932 .000b
a. Dependent Variable: Entrepreneurial Interest b. Predictors: (Constant), Positive Stimulation, Social Comparison, Attention, Emotional Support
Interpretasi: Hasil pengujian berdasarkan uji ANOVA atau uji statistik F, model menunjukkan nilai F sebesar 242.932 dengan proibabilitas sebesar 0,000. Nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti bahwa minat kewirausahaan dapat dijelaskan oleh variabel Social Comparison, Attention, Emotional Support, Positive Stimulation dan Minat Kewirausahaan.
Coefficientsa Model
(Constant)
1
Unstandardized
Standardized t
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
3.186
.634
Sig.
Beta 5.028
.000
Social Comparison .876
.036
.971
24.225
.000
Attention
-.018
.025
-.027
-.717
.474
Emotional Support -.076
.028
-.107
-2.725
.007
.025
.061
1.490
.138
Positive Stimulation
.037
a. Dependent Variable: Entrepreneurial Interest
Universitas Indonesia Pengaruh motivasi…, Budidarmo Teguh Prakoso, FE UI, 2013
H1 : Faktor Social Comparison berpengaruh positif signifikan terhadap minat kewirausahaan. H2 : Faktor Attention berpengaruh tidak signifikan terhadap minat kewirausahaan. H3 : Faktor Emotional Support berpengaruh negatif signifikan terhadap minat kewirausahaan. H4 : Faktor Positive Stimulation berpengaruh tidak signifikan terhadap minat kewirausahaan.
Terlihat bahwa sig sebesar 0.000 atau dibawah 0.025. Maka H0 ditolak atau koefisien regresi signifikan untuk variabel Social Comparison dan Emotional Support.
Persamaan Regresi: Y = 3.186 + 0,876 X1 – 0,76 X2 + Error Keterangan: X1 = Social Comparison X2 = Emotional Support
Kesimpulan Penelitian ini berhasil menjawab permasalahan penelitian yang diajukan pada tahap awal yang ingin mengetahui bagaimana pengaruh faktor Social Comparison, attention, emotional support, positive stimulation terhadap minat kewirausahaan oleh Mahasiswa di Jakarta. Peneliti menemukan faktor yang mempengaruhi secara signifikan minat kewirausahaan oleh Mahasiswa di Jakarta. Dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: •
Faktor Social comparison berpengaruh positif signifikan terhadap minat kewirausahaan.
•
Faktor Attention berpengaruh tidak signifikan terhadap minat kewirausahaan.
•
Faktor Emotional Support berpengaruh
negatif signifikan terhadap minat
kewirausahaan. •
Faktor Positive Stimulation berpengaruh tidak signifikan terhadap minat kewirausahaan.
Universitas Indonesia Pengaruh motivasi…, Budidarmo Teguh Prakoso, FE UI, 2013
Peneliti mencoba membandingkan hasil penelittian peneliti dengan hasil penelitian dari Jurnal. Hasil penelitian dari Jurnal adalah sebagai berikut: 1. Faktor Positive Stimulation terasosiasi secara positif terhadap minat kewirausahaan, oleh karena itu orang dengan minat kewirausahaan suka berinteraksi dengan orang lain. 2. Baik Social Comparison maupun Attention tidak berfariasi sebagai sebuah fungsi dari aspirasi kewirausahaan. 3. Faktor Emotional Support dan Positive Stimulation berasosiasi secara positif terhadap minat kewirausahaan. Sedangkan kebutuhan akan Social Comparison dan Attention tidak ditemukan memiliki hubungan dengan minat kewirausahaan.
DAFTAR PUSTAKA Alma, Buchari. (2011). Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta. Basrowi. (2011). Kewirausahaan. Bogor: Ghalia Indonesia. Buss. (1983). Social rewards and personality. Journal of Personality and Social Psychology. Buss. (1986). Social behavior and personality. Hillsdale, NJ: Erlbaum. Chen. (n.d). Yin and yang Theory of Competition: Social Comparison and Evaluation Apprehension Reciprocally Drive Competitive Motivation. Cooper & Schindler. (2008). Business Research Medhods. New York: McGraw-Hill Decker dkk. (2012). Affiliation motivation and interest in entrepreneurial careers. Maryland: Salisbury University. Festinger. (1954). A theory of social comparison processes. Human relations. Foa. (1974). Societal structures of the mind. Springfield, IL: Charles C. Thomas. Gruder. (1971). Determinants of social comparison choices. Jurnal: Eksperimen Psikologi Sosial. Hill. (1987). Affiliation motivation: people who need people . . . but in different ways. Jurnal: Kepribadian dan Psikologi Sosial. Kusmuljono. (2009). Menciptakan Kesempatan Rakyat Berusaha. Bogor: IPB Press. Lachman. (1980). “Toward measurement of entrepreneurial tendencies”, Management Universitas Indonesia Pengaruh motivasi…, Budidarmo Teguh Prakoso, FE UI, 2013
International Review. Langford. (1997). Social support: a conceptual analysis. Jurnal: Advanced Nursing. Lupiyoadi, Rambat. (2007). Entrepreneurship: from Mindset to Strategy. Jakarta: LPFE UI. Malhotra, Naresh K. (2007). Marketing Research An Applied Orientation. New Jersey: Prentice Hall. McClelland. (1961). The Achieving Society. Van Nostrand: Princeton NJ. McClelland. (1965). Achievement and entrepreneurship: a longitudinal study. Jurnal: Personality and Social Psychology. McClelland. (1985). How motives, skills, and values determine what people do. American Psychologist. McClelland. (1987). Characteristics of successful entrepreneurs. Jurnal: Creative Behavior. Murray. (1938). Explorations in personality. Oxford University: Press. Sanusi, Anwar. (2011). Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba Empat. Schachter. (1959). The psychology of affiliation: Experimental studies of the sources of gregariousness. Stanford University: Press Slevin. (1996). Emotional support for cancer patients: what do patients really want?. Jurnal: British Cancer. Sulianto. (2006). Metode Riset Bisnis. Yogyakarta: Andi Offset. Sulistyo, Joko. (2010). 6 Hari Jago SPSS 17. Yogyakarta: Cakrawala. Suls dkk. (2002). Social comparison: Why, with whom, and with what effect?. Current directions in psychological science. Tandjung, Akbar dkk. (1999). Indonesia: Antara Akumulasi Krisis Dan Tuntutan Reformasi. Jakarta: LP3NI. Taylor. (2011). Social support: A Review. Oxford University: Press. Veroff. (1980). Social incentives: A life-span developmental approach. New York: Academic Press. Universitas Indonesia Pengaruh motivasi…, Budidarmo Teguh Prakoso, FE UI, 2013
Wills. (1981). Downward comparison principles in social psychology. Psyhological bulletin. Wills. (1991). Social support and interpersonal reletionships. Review of Personality and Social Psychology. Wong & Csikszentmihalyi. (1991). Affiliation motivation and daily experience: some issues on gender difference. Jurnal: Psikologi social dan Kepribadian. Zhao & Seibert. (2006). The big five personality dimensions and entrepreneurial status: a meta-analytical review. Jurnal: Psikologi Terapan.
Universitas Indonesia Pengaruh motivasi…, Budidarmo Teguh Prakoso, FE UI, 2013