PERENCANAAN PASAR TRADISIONAL BELIMBING KURANJI KOTA PADANG Romi Satria, Yaddi Sumitra, Al Busyra Fuadi, Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta Jl. Sumatera, Ulak Karang, Padang, 25133, Indonesia E-mail :
[email protected],
[email protected],
[email protected]
Abstrak Pasar Tradisional adalah tempat berlangsungnya perekonomian masyarakat, khususnya pada pasar Belimbing Kuranji. Bencana gempa pada tahun 2009 lalu mengakibatkan sarana dan prasarana di pasar banyak rusak serta tidak sesuai lagi akan kebutuhan. Selain itu, sistem utilitas yang kurang baik menjadikan pasar dengan permasalahan yang sama, becek, kotor, kurang tertata, fasilitas yang minim dan tidak nyaman. Lokasi perencanaan berada di Jalan Apel Raya Kuranji, Kel. Kuranji, Kec. Kuranji, Kota Padang, Sumatera Barat. Lokasi perencanaan merupakan daerah yang strategis dan komersil. Dari permasalahan tersebut penulis mengemukakan ide dan gagasan dengan tujuan membangun pasar tradisional yang diminati masyarakat terutama masyarakat kuranji dan dapat meningkatkan ekonomi masyarakat yang pada umumnya petani. Dengan penerapan arsitektur tropis dan mengambil konsep dari bentuk masa rumah gadang Kuranji-Pauh yang mulai punah. Transformasi bentuk tersebut untuk memunculkan kembali rumah gadang Kuranji-Pauh ke dalam bangunan pasar yang mempunyai ciri khas dan berkarakter lokal. Kata Kunci : Pasar Tradisional, Arsitektur Tropis, Rumah Gadang Kuranji-Pauh
Abstract Traditional market is a place of a economic sustainability, especially in Belimbing Kuranji market. Earthquake in 2009 caused of facilities and infrastructure in many broken market and no more appropriate will needs. In addition, system utility a less well made market by problem, muddy, dirty, less organized, minimal facilities and uncomfortable. Location planning was on the Apel Raya street, Kel. Kuranji, Kec. Kuranji, Padang city, west sumatera. Location planning is a strategic and commercial. To these problems writer suggested ideas and ideas by the purpose of establishing market to attract society especially those kuranji and will raise the community economic generally farmers. With the application of tropical architecture and take the concept of the form of the house gadang kuranji-pauh started extinct. The transformation of that shape to bring up the house gadang kuranjipauh into market building is typical andcharacterless local.
Keywords: Traditional Market, Tropical Architecture, Gadang Kuranji-Pauh house
1. PENDAHULUAN Perkembangan pasar modern yang pesat berdampak terhadap keberadaan pasar tradisional. Pasar modern dikelola secara profesional dengan fasilitas yang serba lengkap. Hampir semua produk yang dijual di pasar tradisional dapat ditemukan di pasar modern. Akibat kehadiran pasar modern, pasar tradisional merasakan penurunan pendapatan. Meskipun demikian, kehadiran pasar modern bukan merupakan penyebab utama tersisihnya pasar tradisional. Hampir seluruh pasar tradisional yang ada masih dengan permasalahan seputar pengelolaan dan manajemen pasar yang buruk, Sarana dan prasarana yang sangat minim, ketidaknyamanan berbelanja (kumuh, semrawut, becek, kotor) adalah permasalahannya. Pasar tradisional saat ini menjadi perhatian banyak pihak terutama setelah pemerintah mencanangkan program revitalisasi pasar tradisional. Kementerian Perdagangan, misalnya tahun 2011 telah menganggarkan Rp 505 milyar untuk program revitalisasi pasar di seluruh Indonesia. Adapun pemerintah Kota Padang, Sumatera Barat menawarkan investasi untuk merevitalisasi 16 unit pasar tradisional di kota itu, guna menekan tingkat keruwetan dan kesemrawutan di pusat kotanya yang cenderung menjadi lokasi tujuan berbelanja utama warga. Salah satunya adalah pasar belimbing kota Padang. Menurut RTRW kota Padang 2010-2030 perkembangan pusat kota mengarah ke daerah pinggiran kota seperti daerah lubuk minturun, kuranji, dan limau manis. Pasar Belimbing yang berada di sentral Perumnas Belimbing sampai saat ini kondisinya belum kondusif. Padahal, pasar satelit yang berada di Kelurahan Kuranji, Kecamatan Kuranji itu sangat potensial untuk berkembang, karena jumlah penduduk di Kuranji yang besar yaitu mencapai 33.228 jiwa. Pasar Belimbing yang sudah berumur sekitar 20 tahun hampir bersamaan dengan berdirinya Perumnas itu juga menjadi pasar satelit satu-satunya bagi masyarakat Kuranji, karena pasar satelit yang berdekatan cukup jauh seperti Pasar Siteba, Pasar Alai dan Pasar
Bandar Buat. Sementara jarak dari Belimbing ke Pasar cukup jauh, karena daerah ini berada di pinggiran kota. Pasar tradisional belimbing penting untuk diperbaiki karena tidak layak lagi (mengalami kerusakan karena gempa 30 september 2009) baik dari fisiknya maupun non fisiknya. Dalam permasalahan di atas, maka penting direncanakan pasar tradisional belimbing kota Padang dengan pendekatan konsep arsitektur tropis. Rumusan masalah yang menjadi acuan pada perencanaan ini yaitu : a) Bagaimana cara membangun pasar tradisional Belimbing menjadi pasar yang nyaman untuk dikunjungi sesuai kebutuhan masyarakat khususnya di Kuranji. b) Bagaimana cara membangun pasar tradisional Belimbing yang tertib, teratur dan aman. c) Bagaimana bentuk penataan ruang para pedagang yang baik dan lebih teratur. d) Seperti apakah sirkulasi ruang dalam dan luar yang baik dalam pasar. e) Bagaimana fasilitas parkir yang jelas dan tidak menambah kemacetan.
2. KAJIAN LITERATUR Pasar tradisional adalah pasar yang pelaksanaanya bersifat tradisional tempat bertemunya penjual pembeli, terjadinya kesepakatan harga dan terjadinya transaksi setelah melalui proses tawar-menawar harga. Biasanya pasar tradisional umumnya menyediakan berbagai macam bahan pokok keperluan rumah tangga, dan pasar ini biasanya berlokasi di tempat yang terbuka. Bangunan di pasar ini berbentuk toko dan los. Toko semi permanen umumnya digunakan untuk berjualan aneka kue, pakaian, dan barang atau perabotan lainnya. Adapun los-nya yang digunakan untuk berjualan buah-buahan, sayuran, ikan, daging dan sebagainya. Adapun pelaku pasar yang terlibat di dalamnya yaitu : a)
Pedagang adalah orang yang melakukan perdagangan, memperjualbelikan barang yang tidak diproduksi sendiri, untuk memperoleh keuntungan. 1
b) Pembeli adalah pemakai barang hasil produksi yang membeli barang tersebut dengan uang.
Studi literature yang di ambil adalah : 1. Pasar Gede di Solo
c) Pengelola adalah beberapa orang dengan perangkatnya yang mengelola pasar, mulai dari pengurusan bangunan sampai perawatan , pemeliharaan dan keamanan. Ciri-ciri pasar antara lain : a) Biasanya dapat mudah dilihat karena ramai b) Untuk sirkulasi didalam pasar biasanya dimulai dari satu jalur sirkulasi besar, lalu bercabang-cabang ke sirkulasi kecil c) Terdiri dari los-los dan kios-kios d) Dalam penyajian barang dagangan biasanya digelar e) Pola penataan pasar biasanya terdiri dari jenis barang Fasilitas-fasilitas yang harus dimiliki oleh pasar tradisional adalah : a) Jalan masuk dan keluar bagi kendaraan bermotor b) Jalan atau lorong atau lalu lintas bagi barang dan atau orang dalam pasar c) Tempat Parkir d) Posko Keamanan e) Tempat penampungan sampah sementara f) Toko/kios, los, peralatan dan bangunan lain yang sah g) Alat pemadam kebakaran h) Papan nama pasar i) Tempat ibadah Tempat mandi, cuci, dan kaskus (MCK) j) Instalasi pengolahan air limbah (IPAL) k) Unit pengelola pasar l) Instalasi listrik sesuai standar PLN
Gambar 1 Pasar Gede di Solo Sumber : www.Kompasiana.com
Pasar Gede Hardjonagoro secara harafiah berarti pasar besar, karena pasar ini merupakan pasar yang terbesar di kota Solo. Pasar ini selesai dibangun pada tahun 1930 oleh arsitek berkebangsaan Belanda, bernama Ir. Thomas Karsten. Namun Pasar Gede juga mengalami beberapa kali renovasi, karena pada tahun 1947 mengalami kerusakan akibat perang pada masa Agresi Militer Belanda. Dan juga pada tahun 1999, akibat konflik. Pasar ini unik karena bangunannya merupakan perpaduan arsitektur Jawa dan Belanda, sehingga pasar ini juga merupakan tujuan wisata kota Solo. Pasar Gede terletak di pusat kota Solo, berdekatan dengan Balaikota Surakarta. Pasar Gede juga terletak di area Pecinan, sehingga beberapa bangunan di sekitarnya merupakan bangunan khas Pecinan. Selain itu juga tampak adanya Klenteng di sebelah selatan Pasar Gede, yang bernama Vihara Avalokitesvara Tien Kok Sie.
2
2. Pasar Siti Khadijah di Kelantan Malaysia
Gambar 2 Pasar Siti Khadijah Sumber : www.pasarkhadijahmalaysia.com
Pasar Besar Siti Khadijah ialah salah satu pasar sentral di Kota Bharu. Pasar ini dibagun dengan apik dan bersih meskipun termasuk pasar tradisional yang biasanya jorok dan kumuh. Pasar ini cukup unik dan menarik. Bangunanya sendiri terdiri dari empat lantai dengan desain yang megah. Warna bangunannya sendiri tampak cerha sehingga secara keseluruhan mampu memancarkan kecantikannya. Nama pasarnya sendiri diberikan disebabkan mayoritas yang berkegiatan disini ialah kaum hawa. Namanya sendiri disematkan oleh Menteri Besar Kelantan YAB Tuan Guru Dato Haji Jik Abdul Aziz. Hal itu juga didasarkan pada nama seorang isteri baginda Nabi Muhammad SAW, Siti Khadijah yang dikenal sebagai pedang sukses. Makanya dengan nama itu diharapkan bahwa kaum-kuam perempuan di Kelantan khususnya juga bisa sukses mengikuti jejak sang isteri Nabi. Sebagaimana telah disebutkan tadi bahwa pasar ini memiliki empat lantai dengan masing-masing lantainya memiliki fungsinya tersendiri. Kesimpulan, berdasarkan studi pustaka di atas maka direncanakan desain pasar tradisional yang bersih dan teratur dalam penataannya dengan memisahkan jenis barang yang bersifat basah dan kering sesuai fungsi dengan Arsitektur tropis dan mempunyai karakter serta ciri khas.
berada, serta dampak, tautan ataupun pengaruhnya terhadap lingkungan sekitar yang tropis. Bangunan dengan desain arsitektur tropis, memiliki ciri khas atau karakter menyesuaikan dengan kondisi iklim tropis, atau memiliki bentuk tropis, tetapi dengan adanya perkembangan konsep dan teknologi, maka bangunan dengan konsep atau bentuk modern atau hitech, biasa disebut bangunan tropis, hal ini diatasi dengan adanya system sirkulasi udara, ventilasi, bukaan, view dan orientasi bangunan, serta penggunaan material modern/hitech yang tidak merusak lingkungan. Arsitektur Tropis meliputi berbagai macam hal yang menyangkut desain bangunan atau kawasan yang berkarakter bangunan tropis, dengan pengaruh atau dampak terhadap lingkungannya. Istilah perancangan berdasarkan iklim digunakan untuk menggambarkan teknik dalam bangunan atau konstruksi yang berfungsi untuk mengurangi biaya pemanasan atau pendinginan dengan menggunakan aliran energi alami untuk mencapai kenyamanan manusia dalam bangunan. Beberapa konsep yang digunakan dalam perancangan berdasarkan iklim: 1. Pemecah angin 2. Tanaman dan air 3. Ruang dalam / luar
4. Penutup atap tanah
5. Dinding dan jendela 6. Kulit bangunan 7. Pelindung matahari
3. Tinjauan tentang ArsitekturTropis Arsitektur Tropis merupakan salah satu cabang ilmu arsitektur, yang mempelajari tentang arsitektur yang berorientasi pada kondisi iklim dan cuaca, pada lokasi di mana massa bangunan atau kelompok bangunan
8. Ventilasi alami
: digunakan musim dingin : digunakan musim panas : digunakan musim dingin panas : digunakan musim dingin panas : digunakan musim dingin : digunakan musim dingin : digunakan musim panas : digunakan musim panas
pada pada pada dan pada dan pada pada pada pada
Bagian-Bagian Bangunan Tropis 1. View dan Orientasi Bangunan 3
Dari contoh-contoh study kasus desain bangunan tropis modern yang ada di Indonesia pada saat ini, maka dapat disimpulkan ciri-ciri view dan orientasi bangunan tropis adalah sebagai berikut: a) Menghadap pada arah dimana sinar matahari diusahakan dapat memasuki ruangan pada pagi hingga sore hari. b) Ruangan dengan fungsi public atau pusat aktifitas berada pada kawasan yang mendapat cahaya matahari langsung, dengan suatu system pelindung yang menambah kenyamanan manusia. 2.
Bahan-bahan atau bagian pendukung kenyamanan pada kondisi tropis a) Sun Protection Sun protection adalah suatu bagian memproteksi atau menjaga bagian dalam bangunan atau interior, dengan suatu system atau bahan, yang dapat menambah kenyamanan .
memenuhi fungsi dari pasar tersebut. Pasar tradisional juga harus bersih, rapi dan memiliki utilitas yang baik dan dapat mengelola pasar dengan baik yang dapat meningkatkan ekonomi masyarakat.
3. METODE PENELITIAN Metode penelitian menggunakan metode analisa dan sintesa yaitu pembahasan dari studi literatur dan observasi di dalam permasalahan berdasarkan kondisi dan potensi yang ada. Menganalisa keseluruhan permasalah ke arah konsep perencanaan dan perancangan pasar tradisional belimbing dengan cara :
b) Sun Shading Sun Shading adalah suatu bagian penyaring sinar matahari pada bukaan atau ventilasi ruangan, yang biasanya terdapat pada material kaca atau penyangga ventilasi bangunan.
a) Wawancara Melalui teknik ini bertanya langsung kejadian yang ada untuk data yang dibutuhkan, terutama mengenai gambaran umum dari objek yang diamati, didokumentasikan dan digunakan sebagai bahan untuk penelitian sesama, masa silam, dan kemungkinan masa depannya, sesuai dengan fakta yang berlangsung di lapangan. Dengan melakukan tanya jawab langsung dengan pihak-pihak terkait seperti masyarakat umum yang bertindak sebagai pengguna dan instansi yang terkait dengan perencanaan.
3.
Window Radiation (radiasi jendela / bukaan)Window radiation maksudnya pengaruh material atau system pada bukaan atau jendela, baik terhadap lingkungan interior bangunan, ataupun lingkungan luar / eksterior bangunan.
b) Studi literatur Mendapatkan data literatur dari berbagai macam media baik media cetak maupun media elektronik serta data sumber yang terkait yang nantinya akan menjadi panduan.
4.
Karakter khusus lain bangunan tropis Bangunan tropis memiliki suatu sistem penggunaan material ataupun warna yang berbeda dari bangunan modern lainnya, hal ini tergantung konsep bangunan, fungsi bangunan, lokasi site bangunan, serta tujuan bangunan di desain.
c) Studi Banding Mendapatkan studi banding dari informasi beberapa project atau bangunan yang berkaitan dengan perancangan, untuk membandingkan dan mencari perbedaan juga persamaan dari segi arsitektural sehinggar mendapatkan hasil yang maksimal dalam merancang.
Kesimpulan dari Studi Literatur : Pasar tradisional yang baik itu adalah pasar yang dapat menampung kegiatan masyarakat dalam jual beli dan memenuhi kebutuhannya sehari-hari dengan nyaman, aman dan teratur. Pasar tradisional yang baik itu mempunyai akses sirkulasi yang jelas, tempat parkir yang cukup, area dagang yang tertata dan
d) Survei Lokasi Melakukan survey site yang dipilih baik secara fisik maupun non fisik serta kebutuhan ruang di dalamnya. Survey terhadap kondisi site yang ada sekarang dan pengembangannya untuk 10 tahun yang akan dating. 4
e) Pengumpulan Data Melakukan pencarian data dari berbagai macam media yang telah ada dan tersedia, untuk memperkuat hasil perancangan, agar perencanaan bisa dipakai dalam kurun waktu 10 tahun ke depan. f)
g)
Analisis Site Analisa yang dilakukan dengan cara arsitektural. Menganalisis sesuai dengan data yang telah didapat. Analisis site dilakukan terhadap bentuk tapak dan lokasi dilapangan. Penemuan Konsep Perancangan Konsep Perancangan didapatkan berdasarkan olahan analisa site dan analisa data, konsep perancangan juga diperoleh berdasarkan teori dan kondisi lingkungan yang ada.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN Data dan Analisa Tapak 1. Lokasi Site Lokasi site berada di Jalan Apel Raya, kelurahan Kuranji, kecamatan Kuranji, kota Padang, Sumatera Barat. Kawasan ini merupakan zona hijau tsunami. Kuranji berada dalam jarak 5 km dari pusat kota. Wilayah daratan kecamatan Kuranji ketinggiannya sangat bervariasi, yaitu antara 8 m sampai 1.000 M dari permukaan laut. Dari segi letak daerah, Kecamatan Kuranji berada di 0º.58'.4'' Lintang Selatan dan 100º.21'.11'' Bujur Timur. Kecamatan Kuranji berbatasan dengan Kecamatan Koto Tangah di sebelah Utara, Kecamatan Padang Timur dan Kecamatan Padang Utara di sebelah Selatan, Kecamatan Pauh di sebalah Timur, Kecamatan Nanggalo dan Koto Tangah di sebalah Barat. Berdasarkan buku “Kuranji Dalam Angka 2014” yang dikeluarkan BPS Kota Padang, Luas daerah 57,41 Km yang terdiri dari sembilan kelurahan. Daerah ini memiliki tempeartur 22,0º C - 31,7º C dengan curah hujan 384,88 mm/bulan.
Gambar 3 Lokasi Site Sumber : Observasi Lapangan, 2016
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan : 1. Kawasan 2. Kawasan Site 3. 4. 5. 6. 7.
Luas Site Fungsi Bangunan KDB KLB Lantai Maksimal
Batasan Site Sebelah Utara
Sebelah Selatan Sebelah Barat
Timur
: Sub- Pusat : Perdagangan jasa : 1.4 Ha : Pasar : 45% - 60% : 0,9 – 1,2 : 2 Lantai
dan
: Perumahan dan Masjid Baitul Makmur : Jalan Apel Raya dan Ruko-ruko : Jalan Lingkungan dan komplek Perumahan : Jalan Delima dan Ruko-ruko
Gambar 4 Batasan Site Sumber : Observasi Lapangan, 2016
2. Potensi dan Permasalahan Site Potensi Site a) Lokasi site berada di pusat perumahan belimbing Kuranji Kota Padang b) Lokasi site berada di jalan apel raya Kuranji c) Akses menuju site mudah dicapai d) Berada pada zona hijau evakuasi Tsunami e) Lokasi site berada di kawasan perdagangan, pemukiman dan pendidikan, sehingga berpotensi untuk mengembangkan pasar yang lebih baik. 5
Permasalahan Site a) Kecilnya jalan di samping site b) Jarak site dengan jalan terlalu dekat c) Pada jam – jam sibuk (pagi, siang dan sore) dan hari libur sering terjadi kemacetan d) Tidak adanya akses kendaraan untuk masuk dan keluar site e) Vegetasi yang kurang di area site dan tidak adanya drainase dalam site 3. Konsep Desain Konsep dasar perencanaan pasar Belimbing ini, sasaran utamanya memberikan pelayanan kepada seluruh masyarakat kota padang khususnya masyarakat Kuranji dan lingkungannya untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari, baik dalam segala bidang seperti kebersihan, ekonomi dan yang lainnya. Desain pasar Belimbing ini memiliki konsep aman, nyaman, efektif dan mudah di akses. Fungsi bangunan yang merupakan sebuah pasar untuk masyarakat yang perlu diperhatikan adalah bagaimana membuat para pengunjung yang datang dapat terpenuhi kebutuhannya melakukan aktivitas jual-beli dengan jelas, mudah, cepat dan aman.
a) Konsep Tapak
Gambar 6 Sketsa Konsep Back Set Sumber : Analisis Penulis, 2016
Konsep ini diterapkan sebagai pemecah permasalahan kemacetan yang terjadi di jalan Apel Raya Kuranji dimana jalan ini merupakan akses utama mencapai site. Konsep ini diterapkan bertujuan untuk memberikan ruang untuk kendaraan angukutan umum untuk menurunkan dan mengambil penumpang tanpa harus berhenti di pinggir jalan Apel Raya Kuranji yang bisa menyebabkan kemacetan. b) Orientasi Bangunan
KEBUTUHAN MASYARAKAT FASILITAS TIDAK MEMADAI
KOTOR, TIDAK RAPI PASAR TRADISIONAL
SIRKULASI TIDAK JELAS
BANGUNAN SUDAH TUA ARSITEKTUR TROPIS
PASAR YANG AMAN, NYAMAN, RAPI DAN BERSIH
Gambar 5 Konsep Dasar Perancangan Sumber : Analisa Penulis, 2016
Gambar 7 Orientasi bangunan Sumber : Analisis Penulis, 2016
Orientasi bangunan mengarah berdasarkan pada analisa view yang bagus, berdasarkan jalan utama, dan arah matahari. Orientasi bangunan menghadap ke arah barat dan selatan, menghadap barat yaitu dengan view taman buatan di dalam site, juga menghadap selatan yang mengarah kejalan agar masyarakat dapat menikmati bangunan dari jalan. Selain itu juga mempertimbangkan arah cahaya matahari sehingga dapat memaksimalkan pencahayaan alami.
6
4. Kriteria Desain a) Bentuk Masa Bangunan Konsep bentuk bangunan yakni mengambil bentuk persegi dan persegi panjang dimana hal tersebut lebih efisien dalam fungsi pasar.
c) Konsep Tapak Konsep bentuk bangunan mengambil pola simetri. Bentuk simetri dan persegi mengekspresikan kebebasan dalam mengeksplorasi ruang. Bentuk persegi digunakan agar lebih efisien dalam penggunaanya. Apalagi dalam fungsinya adalah pasar dimana orang-orang bergerak bebas dalam ruang pasar untuk mencari dan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ruang pasar yang berupa block-block memungkinkan orang untuk bergerak bebas dan tidak teratur. Pergerakan yang berputar dan menuju kesegala arah adalah bentuk pasar pada umunya. Maka dari itu bentuk tapak yang lebih efisien adalah tapak yang memenuhi fungsi dari pasar tersebut.
Gambar 8 Konsep Masa Bangunan Sumber : Analisis Penulis, 2016
b) Fasade Bangunan Bentuk fasade bangunan mengambil konsep bentuk masa rumah gadang Kuranji-Pauh untuk memunculkan kembali karakter lokal.
Gambar 9 Konsep Fasade Sumber : Analisis Penulis, 2016
7
Gambar 5.2 Block Plan Sumber : Analisis Penulis, 2016
Gambar 10 Block Plan Sumber : Analisis Penulis, 2016
Tampak Depan
Tampak Samping
Gambar 11 Tampak Sumber : Analisis Penulis, 2016
8
Gambar 12 Perspektif Sumber : Analisis Penulis, 2016
5. KESIMPULAN Setelah melakukan sejumlah evaluasi dari konsep hingga hasil desain yang dikaitkan dengan skripsi dan gambar pra rencana, maka dapat disimpulkan bahwa : a) Konsep bentuk bangunan yakni mengambil bentuk persegi dan persegi panjang dimana hal tersebut lebih efisien dalam fungsi pasar. b) Orientasi bangunan menghadap ke arah barat dan selatan, menghadap barat yaitu dengan view taman buatan di koridor dalam site, juga menghadap selatan yang mengarah ke jalan agar masyarakat dapat menikmati bangunan dari jalan. Selain itu juga mempertimbangkan arah cahaya matahari sehingga dapat memaksimalkan pencahayaan alami. c) Pencapaian ke dalam site terdapat satu enterence dan 2 side entrance dengan pembagian jalur khusus untuk kendaraan umum dan kendaraan pribadi. Pencapaian ke dalam site tidak begitu sulit karena akses yang sudah
ada dan untuk menandakan enterence ke dalam site memakai penanda berupa gerbang atau gapura sebagai pintu masuk ke dalam site. d) Sirkulasi ke dalam site dibagi menjadi 3 jalur, jalur kendaraan umum, kendaraan pribadi, dan jalur untuk sirkulasi manusia. Sirkulasi kendaraan umum memakai pola tersamar pola sirkulasi jalannya dirubah arahnya masuk ke dalam site, sedangkan sirkulasi kendaraan pribadi dan pejalan kaki memakai pola pencapaian langsung, dimana tujuan visual dalam akhir pencapaian ini jelas. e) Bangunan akan memilik 4 masa bangunan dimana masing-masing masa bangunan terdiri beberapa block, berguna untuk penghawaan, sirkulasi dan pencahayaan. f) Bentuk fasade bangunan mengambil konsep bentuk masa rumah gadang Kuranji-Pauh untuk memunculkan kembali karakter lokal.
9
6. REFERENSI Dinas Pasar Kota Padang, 2016, Profil Pasar Kota Padang, Padang. D.K. Ching, Francis, 2008, bentuk, ruang dan tatanan, Jakarta: Erlangga. Hakim Rustam dan Hardi Utomo. 2002. Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap, Prinsip-Unsur dan Aplikasi Disain. Jakarta: Bumi Aksara. Neufert, Ernst, (1996),” Data Arsitek, Jilid 1 “, Erlangga, Jakarta. Neufert, Ernst, (1996),” Data Arsitek, Jilid 2 “, Erlangga, Jakarta. https://id.wikipedia.org/wiki/Pasar http://www.pengertianahli.com/2013/ http://www.antarasumbar.com/en/news/24 9/padang http://www.harianhaluan.com/index.php/b erita/haluan-padang/236-pasar-belimbingtak-kondusif http://www.pengertianku.net/2015/ http://belajardesaindanarsitektur.blogspot. com/2012/
10