HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENGATURAN POLA HIDUP UNTUK MENCEGAH SERANGAN STROKE PADA PASIEN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BERGAS KABUPATEN SEMARANG Elfrianti Patabang*), Luvi Dian Apriyani**), Yunita Galih Y***) *) Mahasiswa Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran **) Staf Pengajar Program Studi Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran ***) Staf Pengajar Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran
ABSTRAK Hipertensi dapat diatasi dengan mengatur pola hidup. Kesadaran untuk menjaga dan mengontrol tekanan darah sebaiknya tidak hanya dibebankan kepada para penderita saja, namun peran dari orang-orang disekitarnya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan pengaturan pola hidup untuk mencegah serangan stroke pada pasien hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang. Jenis penelitian ini berbentuk deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini keluarga dan pasien hipertensi dengan sampel yang diteliti 70 responden menggunakan lembar kuesioner dengan teknik accindental sampling serta alat pengumpulan data menggunakan analisis korelasi kendall tau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan signifikan dukungan keluarga dengan pengaturan pola hidup untuk mencegah serangan stroke pada pasien hipertensi dengan p value 0,021 (α=0,05). Dukungan keluarga dengan pengaturan pola hidup untuk mencegah serangan stroke pada pasien hipertensi sebagian besar dalam kategori cukup yaitu sejumlah 44 orang (62,9%). Pengaturan pola hidup pada pasien hipertensi untuk mencegah serangan stroke sebagian besar dalam kategori cukup, yaitu sejumlah 42 orang (60,0%). Hendaknya keluarga memberikan dukungan kepada pasien hipertensi dalam mengatur pola hidupnya untuk menghindari penyakit penyerta seperti stroke dengan cara pemberian dukungan emosional, penghargaan, instrumental dan informatif. Kata kunci: Dukungan keluarga, pengaturan pola hidup pasien hipertensi, mencegah serangan stroke
ABSTRACT Hypertension is an abnormal increases in blood pressure in the arteries continuously over a period. Hypertension can potentially be a complication of various diseases, one of which is stroke. It can be treated by lifestyle management. Awareness for maintaining and controlling blood pressure should not only be charged to the patient, but the surrounding people must be have a role. The purpose of this study is to find the correlation between family support and pattern-of-live management to prevent stroke in patients with hypertension at Puskesmas Bergas Semarang Regency. This was a descriptive-correlative study with cross sectional approach. The population in this study was the families of patients with hypertension at the region of Puskesmas Bergas Semarang Regency and the samples in this study were 70 respondents of patients with hypertension and their families that sampled by using the accidental sampling technique. The data were collected by questionnaires and the data analysis used the Kendall tau correlation test. The results of this study indicate that the family support toward the pattern-of life management to prevent stroke in patients with hypertension is mostly in the category of sufficient as many as 44 respondents (62.9%). The pattern of life management in patients with hypertension to prevent stroke is mostly in the category of sufficient as many as 42 respondents (60.0%). There is a significant correlation between the family support and pattern-of-live management to prevent stroke in patients with hypertension with p value of 0.021 ( = 0.05). The family should to provide more support to patients with hypertension in managing their pattern of life to avoid concomitant diseases such as stroke.
Keywords:
Family support, pattern-of-life management in patients with hypertension, prevent stroke
PENDAHULUAN Latar Belakang Hipertensi adalah penyakit yang umum terjadi dalam masyarakat kita. Keadaan itu terjadi jika tekanan darah pada arteri utama di dalam tubuh terlalu tinggi. Hipertensi sulit disadari oleh seseorang karena hipertensi tidak memiliki gejala khusus. Gejala ringan seperti pusing, gelisah, mimisan dan sakit kepala, biasanya jarang berhubungan langsung dengan hipertensi. Penderita hipertensi apabila tidak di tangani dengan baik, mempunyai resiko besar untuk meninggal karena komplikasi kardiovaskular seperti stroke, serangan jantung, gagal jantung, dan gagal ginjal (Shanty, 2011). Dewasa ini penderita hipertensi luar biasa banyaknya. Setiap tahun penyakit ini menjadi penyebab nomor 1 di antara 7
2
kematian. Berdasarkan data WHO, dari 50 persen penderita hipertensi, hanya 25 persen yang memperoleh pengobatan dan 12,5 persen yang dapat diobati dengan baik. Jika tidak segera di obati, hipertensi berpotensi merusak fungsi jantung, otak saraf dan ginjal (Shanty, 2011). Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 sebagaimana dipublikasikan oleh Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi di Indonesia termasuk tinggi, yaitu sebesar 25,8 persen. Ini menandakan penyakit hipertensi belum mendapatkan perhatian lebih dari masyarakat.Menurut data dinkes provinsi jateng (2010). Prevalensi kasus hipertensi essensial di Provinsi Jawa Tengah tahun 2010 sebesar 2,13 persen.Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Semarang (2010) didapatkan jumlah penderita hipertensi sebanyak 89.412 kasus.
Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Pengaturan Pola Hidup Untuk Mencegah Serangan Stroke Pada Pasien Hipertensi di Puskesmas Bergas Ungaran Kabupaten Semarang
Prevalensi pada daerah berkisar Ungaran, Jawa Tengah 1,8 persen (Amiruddin, 2007). Data Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang jumlah penderita hipertensi pada tahun 2014 sebanyak 401 pasien dan pada tahun 2015 bersarkan data tri wulan di dapatkan penderita hipertensi pada bulan Januari-Maret sebanyak 77 pasien, bulan April-Juni sebanyak 64 dan pada bulan Juli-September 86, jadi jumlah data pasien hipertensi yang diperoleh pada bulan September sebanyak 227 pasien. Data penderita yang mengalami penyakit Stroke yang di akibatkan oleh penyakit hipertensi di Puskesmas Bergas sebanyak 10 pasien pada bulan September 2015. Hipertensi banyak dipengaruhi oleh gaya hidup. Faktor gaya hidup ini merupakan salah satu penyebab hipertensi yang bisa diatur, tidak seperti faktor keturunan, jenis kelamin, dan usia. Selain sebagai terapi pengobatan bagi penderita hipertensi, gaya hidup sehat juga mampu mencegah timbulnya hipertensi dan juga penyakit penyertanya (Haryani, 2014). Berdasarkan penelitian yang sebelumnya dilakukan bahwa tidak di dapatkan hubungan dukungan keluarga pada pasien hipertensi serta perilaku pasien hipertensi untuk mencegah serangan stroke. Berdasarkan literatur menurut Suprapto (2014) bahwa menjaga tekanan darah pada pasien hipertensi tidak hanya di bebankan pada penderitanya tetapi perlu juga peran serta dari orang di sekitarnya. Berdasarkan data yang telah diperoleh di pusekemas yang ada di wilayah kabupaten semarang di dapatkan bahwa pasien yang banyak mendapatkan penyakit penyerta seperti stroke pada pasien hipertensi yakni di Puskesmas Bergas. Berdasarkan survey pendahuluan yang di lakukan di wilayah kerja Puskesmas Bergas dengan wawancara yang dilakukan kepada keluarga pasien hipertensi sebanyak 10 keluarga pasien hipertensi yang berusia 37-55 tahun yang di diagnosa hipetensi dengan tekanan darah diatas 150/90 mmHg didapatkan bahwa keluarga
yang mengingatkan pasien untuk berolahraga sebanyak 2 orang, berempati terhadap pola diet penderita hipertensi sebanyak 5 orang, menyediakan alat pengukur tekanan darah sebanyak 3 orang, mendampingi dalam pengobatan sebanyak 7 orang, peka terhadap setiap perubahan yang terjadi pada pasien sebanyak 3 orang. Rumusan Masalah Bagaimana Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Pengaturan Pola Hidup Untuk Mencegah Serangan Stroke Pada Pasien Hipertensi? Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan pengaturan pola hidup untuk mencegah serangan stroke pada pasien hipertensi. Manfaat Penelitian Bagi institusi, dapat digunakan sebagai masukan untuk terus meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam melakukan penelitian terutama pada pencegahan penyakit stroke pada penderita hipertensi serta menambah bahan pustaka mata ajar tindakan keperawatan yang berhubungan dengan masalah kesehatan. Bagi perawat, hasil penelitian dapat digunakan sebagai masukan dalam meningkatkan upaya pencegahan penyakit stroke dan memberikan informasi kepada keluarga untuk membantu klien hipertensi untuk mengurangi serangan stroke sebagai bahan pertimbangan dalam pengkajian pasien sehingga perawat dapat melakukan pengelolaan asuhan keperawatan. METODOLOGI PENELITIAN Jenis dan Desain Penelitian Desain penelitian pada penelitian ini adalah deskriptif korelatif yaitu penelitian yang bertujuan mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan
Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Pengaturan Pola Hidup Untuk Mencegah Serangan Stroke Pada Pasien Hipertensi di Puskesmas Bergas Ungaran Kabupaten Semarang
3
keluarga dengan pengaturan pola hidup untuk mencegah serangan stroke pada pasien hipertensi. Penelitian dilakukan dengan menggunakan cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara dukungan keluarga dengan pengaturan pola hidup untuk mencegah serangan stroke.
Pengaturan Pola Hidup Untuk Mencegah Serangan Stroke Pada Pasien Hipertensi. Analisis Bivariat Analisis bivariat ini menggunakan Kendal Tau karena datanya terbentuk ordinal dengan ordinal. HASIL PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 6 hari dari tanggal 21 sampai 26 Januari 2016 di Wilayah Kerja Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang setelah disetujui oleh pihak-pihak yang terkait. Populasi dan Sampel Populasi Populasi pada penelitian ini adalah seluruh keluarga dan pasien hipertensi yang berada di Wilayah Kerja Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang selama bulan September yaitu sebanyak 227 pasien. Sampel Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 70 responden. Pengambilan sampel menggunakan teknik accidental sampling, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/accidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel. Pengumpulan Data Instrumen penelitian data dalam penelitian ini adalah kuesioner dukungan keluarga untuk mengukur dukungan keluarga dengan pengaturan pola hidup untuk mencegah serangan stroke pada penderita hipertensi.
Analisis Univariat Dukungan Keluarga pada Pasien Hipertensi untuk Mencegah Serangan Stroke Tabel 1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Dukungan Keluarga pada Pasien Hipertensi untuk Mencegah Serangan Stroke di Wilayah Kerja Puskesmas Bergas, Kabupaten Semarang Dukungan Frekuensi Persentase Keluarga (%) Tidak Baik 10 14,3 Cukup Baik 44 62,9 Baik 16 22,8 Jumlah 70 100,0
Pengaturan Pola Hidup untuk Mencegah Serangan Stroke pada Pasien Hipertensi Tabel 2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengaturan Pola Hidup untuk Mencegah Serangan Stroke pada Pasien Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Bergas, Kabupaten Semarang Pengaturan Pola Frekuensi Persentase Hidup (%) Tidak Baik 11 15,7 Cukup Baik 42 60,0 Baik 17 24,3 Jumlah 70 100,0
Analisa Data Analisis Univariat Analisi univariat adalah analisis yang menggambarkan setiap variabel (variabel independen dan variabel dependen) dengan menggunakan distribusi frekuensi dan proporsi, sehingga tergambar fenomena yang dengan variabel yang diteliti meliputi: Dukungan Keluarga dan
4
Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Pengaturan Pola Hidup Untuk Mencegah Serangan Stroke Pada Pasien Hipertensi di Puskesmas Bergas Ungaran Kabupaten Semarang
Analisis Bivariat Tabel 3 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Pengaturan Pola Hidup untuk Mencegah Serangan Stroke pada Pasien Hipertensi di Puskesmas Bergas, Kabupaten Semarang Pengaturan Pola Hidup Dukungan Tidak Baik Cukup Baik Baik Total r p-value Keluarga f % f % f % f % Tidak Baik 5 50,0 4 40,0 1 10,0 10 100 0,345 0,012 Cukup Baik 3 6,8 34 77,3 7 15,9 44 100 Baik 3 18,8 4 25,0 9 56,3 16 100 Total 11 15,7 42 60,0 17 24,3 70 100
Berdasarkan uji Kendall Tau diperoleh nilai korelasi r = 0,345 dengan p-value 0,012. < α (α= 0,05), maka disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan pengaturan pola hidup untuk mencegah serangan stroke pada pasien hipertensi di Puskesmas Bergas, Kabupaten Semarang. Hubungan ini memiliki arah positif, artinya jika dukungan keluarga semakin baik maka pengaturan pola hidup pasien untuk mencegah serangan stroke juga semakin baik, begitu pula sebaliknya. Namun, hubungan ini memiliki kekuatan lemah karena nilai terletak antara 0,200,40. PEMBAHASAN Gambaran Dukungan Keluarga Terhadap Pasien Hipertensi Untuk Mencegah Serangan Stroke Dukungan keluarga untuk mencegah stroke pada pasien hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang dalam kategori cukup baik 44 responden (62,9%), karena sebagian dari keluarga pasien menyadari bahwa pasien hipertensi sangat membutuhkan kehadiran keluarga. Keluarga sebagai orang yang terdekat bagi pasien yang selalu siap memberikan dukungan yang nyata dan pujian bagi pasien. Dukungan keluarga yang cukup baik ini bisa terjadi atau terbentuk karena adanya kerjasama keluarga dan tenaga kesehatan dalam memberikan dukungan pada pasien hipertensi untuk mencegah serangan stroke. Dukungan keluarga dalam melakukan perawatan pada pasien
hipertensi memberdayakan kemampuan keluarga dalam aspek sikap dalam melaksanakan perawatan pada pasien hipertensi di rumah. Ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2011), mengenai hubungan dukungan keluarga dengan tingkat depresi, bahwa dukungan dukungan keluarga merupakan aspek penting yang harus ada di dalam suatu keluarga, karena efek dari dukungan keluarga terhadap kesehatan dan kesejahteraan berfungsi bersamaan. Peran serta yang besar dari keluarga dalam memberikan dukungan dan pemenuhan kebutuhan lansia, sehingga timbul pemenuhan kebutuhan lansia. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti, masih terdapat beberapa hal yang masih perlu dioptimalkan berdasarkan aspek-aspek yang dinilai dalam dukungan keluarga pada pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Bergas Kabupaten semarang. Hasil penelitian yang dilakukan berdasarkan aspek dukungan keluarga didapatkan bahwa keluarga memberikan dukungan pada pasien cukup baik. Dari ke empat aspek dukungan yang telah diteliti yakni dukungan emosional, dukungan penghargaan (penilaian), dukungan instrumental dan dukungan informatif didapatkan bahwa dukungan yang baik yakni dukungan emosional dimana keluarga mampu memberikan kenyamanan pada pasien tidak membuat pasien dalam keadaan yang membuat pasien emosional dan dukungan yang masih kurang pada keluarga yakni
Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Pengaturan Pola Hidup Untuk Mencegah Serangan Stroke Pada Pasien Hipertensi di Puskesmas Bergas Ungaran Kabupaten Semarang
5
dukungan informatif yakni keluarga tidak mampu untuk mengetahui penyakit yang di derita oleh pasien hipertensi. Dari aspek dukungan emosional didapat hasil bahwa sebagian anggota keluarga memberikan dukungan keluarga kepada pasien hipertensi dengan cara menghibur pasien ketika pasien bersedih dalam kategori sering sejumlah 43 (61,4%) dan anggota keluarga memberikan suasana yang nyaman pada pasien. Peneliti berpendapat bahwa sebagian besar keluarga memberikan dukungan emosional ketika pasien hipertensi dalam keadaan bersedih. Ini sejalan dengan teori Setiadi (2008), dukungan keluarga merupakan intraksi timbal balik antar individu atau anggota keluarga yang dapat berupa informasi atau nasehat verbal, bantuan tindakan nyata yang diberikan oleh keakraban sosial atau adanya perasaan bahwa kehadiran orang lain mempunyai manfaat emosional atau mempunyai peran terhadap perilaku pihak penerima dukungan sosial. Gambaran Pengaturan Pola Hidup Untuk Pencegah Serangan Stroke Pada Pasien Hipertensi Responden pasien hipertensi dengan pengaturan pola hidup yang berada di Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang dalam kategori cukup baik, karena sebagian responden pasien hipertensi mampu melakukan pengatuaran pola hidupnya seperti mampu mengontrol stresnya yang dialami (12,73%), menghindari rokok dan tidak meminum minuman berakohol (2,08%), melakukan pola makan yang sehat,melakukan olahraga (26,80%), melakukan pengobatan dan pengontrol tekanan darah (33,93%), baik itu di puskesmas maupun di posyandu yang diadakan di setiap lingkungan masing-masing pasien. Berdasarkan aspek pengaturan pola hidup, didapatkan hasil sebagian pasien hipertensi jarang menghabiskan waktu lebih dari 30 menit setiap berolahraga sejumlah 42 (60,0%). Peneliti berpendapat
6
bahwa sebagian pasien hipertensi belum menyadari bahwa olahraga teratur sangat penting untuk mencegah penyakit penyerta lainnya. Ini sejalan dengan teori Russel (2014) dan Lingga (2013), melakukan olahraga secara teratur bisa menurunkan tekanan darah tinggi, dengan berolahraga seluruh sistem yang bekerja didalam tubuh menjadi lebih aktif, tekanan darah stabil. Berdasarkan aspek pengaturan pola hidup menghindari rokok dan minuman alkohol yang diberikan kepada responden didapatkan hasil sebagian respondentidak pernah mengkonsumsi minuman keras (mengandung alkohol) sejumlah 60 (85,7%). Peneliti berpendapat bahwa sebagian besar pasien hipertensi mengetahui bahwa minuman beralkohol mempunyai dampak yang tidak baik terhadap kesehatannya. Pada aspek pengaturan pola hidup menghindari stres didapatkan hasil bahwa sebagian pasien hipertensi dalam kategori cukup ketika ada masalah memikirkan terlalu berat dan merasa jenuh atau bosan berada dirumah sejumlah 44 (62,9%). Peneliti berpendapat bahwa pasien hipertensi tidak mampu mengontrol pola pikirnya ketika mendapatkan suatu masalah serta tidak dapat menghibur diri sendiri ketika berada di rumah. Ini sejalan dengan teori Russel (2014) dan Lingga (2013), hidup yang sehat dan menggunakan pola pikir yang sehat merupakan salah satu cara untuk menghindari stres. Pada aspek pengaturan pola hidup mengatur pola makan didapatkan hasil bahwa sebagian pasien hipertensi jarang mengkonsumsi makanan tinggi garam sejumlah 49 (70,0%). Peneliti berpendapat bahwa pasien hipertensi masih ada yang tidak mengetahui dampak dari penyakit yang dialami jika mengkonsumsi makanan yang tinggi garam. Berdasarkan aspek pengaturan hidup mengontrol tekanan darah dan melakukan pengobatan didapatkan hasil bahwa sebagian pasien hipertensi dalam kategori cukup dalam memeriksakan tekanan
Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Pengaturan Pola Hidup Untuk Mencegah Serangan Stroke Pada Pasien Hipertensi di Puskesmas Bergas Ungaran Kabupaten Semarang
darahnya sejumlah 40 (57,1%). Peneliti berpendapat bahwa sebagian pasien hipertensi menyadari penting untuk selalu mengontrol tekanan darah. Berdasarkan teori Russel (2014) dan Lingga (2013), bahwa melakukan pengobatan dan pengontrolan tekanan darah secara teratur merupakan hal yang harus dilakukan pasien hipertensi untuk mencegah penyakit penyerta seperti penyakit stroke. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Pengaturan Pola Hidup Untuk Mencegah Serangan Stroke Pada Pasien Hipertensi Berdasarkan kategori tidak baik didapatkan hasil bahwa responden dengan dukungan keluarga tidak baik dan pengaturan pola hidupnya tidak baik sejumlah 5 responden (50,0%), responden dengan dukungan keluarga tidak baik tetapi memiliki pengturan pola hidup cukup baik sejumlah 4 responden (40%), responden dengan dukungan keluarga tidak baik tetapi memiliki pengaturan pola hidup baik sejumlah 1 responden (10,0%). Berdasarkan kategori cukup baik di dapatkan hasil bahwa responden dengan dukungan keluarga cukup baik tetapi memiliki pengaturan pola hidup tidak baik sejumlah 3 responden (6,8%), responden dengan dukungan keluarga cukup baik dan pengaturan pola hidupnya cukup baik sejumlah 34 responden (77,3%), responden dengan dukungan keluarga cukup baik tetapi memiliki pengaturan pola hidup baik sejumlah 7 (15,9%). Berdasarkan kategori baik di dapatkan hasil bahwa responden dengan dukungan keluarga baik tetapi pengaturan pola hidupnya tidak baik sejumlah 3 (18,8%), responden dengan dukungan keluarga dukungan keluarga baik tetapi memiliki pengaturan pola hidup yang cukup baik sejumlah 4 (25,0%), responden dengan dukungan keluarga baik dan pengaturan pola hidupnya baik sejumlah 9 (56,3%). Reponden yang mendapatkan dukungan keluarga dalam kategori baik sebagian besar pengaturan pola hidup pada
pasien hipertensi juga dalam kategori baik sejumlah 9 responden (56,3%). Hal ini di karenakan dukungan keluarga yang baik dalam pengaturan pola hidup pasien hipertensi mengakibatkan pengontrolan pola hidup dalam kategori baik. Berdasarkan uji korelasi Kendall Tau di peroleh nilai korelasi sebesar 0,345 dengan p-value 0,012. Oleh karena p-value 0.012 < α (0,05), maka disimpulkan bahwa ada hubungan antara dukungan keluarga dengan pengaturan pola hidup untuk mencegah serangan stroke pada pasien hipertensi di Puskesmas Bergas Kabupaten semarang, hubungan ini memiliki arah positif, artinya jika dukungan keluarga semakin baik maka pengaturan pola hidup pasien untuk mencegah serangan stroke semakin baik begitu pula sebaliknya. Hubungan ini memiliki kekuatan lemah karena nilai terletak 0,20 sampai 0,40. Keterbatasan Penelitian Disini peneliti meneliti hubungan dukungan keluarga dengan pengaturan pola hidup untuk mencegah serangan stroke pada pasien hipertensi. Peneliti mengalami keterbatasan yakni bukan hanya dukungan keluarga yang mempengaruhi pengaturan pola hidup dari pasien hipertensi akan tetapi ada faktor lain yaitu faktor pengetahuan, sikap dan sumber daya yang dapat mempengaruhi pengaturan pola hidup pada pasien itu sendiri, disini peneliti tidak dapat mengontrol faktor tersebut. KESIMPULAN Sebagian besar dukungan keluarga pada pasien hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang dalam kategori cukup baik, yaitu sejumlah 44 (62,9%). Sebagian besar responden dengan pengaturan pola hidup yang baik di Wilayah Kerja Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang dalam kategori baik, yaitu sejumlah 42 (60,0%). Ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan pengaturan
Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Pengaturan Pola Hidup Untuk Mencegah Serangan Stroke Pada Pasien Hipertensi di Puskesmas Bergas Ungaran Kabupaten Semarang
7
pola hidup untuk mencegah serangan stroke pada pasien hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Bergas dengan p-value 0,012 (α= 0,05). SARAN Kepada pihak puskesmas untuk terus memberikan penyuluhan atau pendidikan kesehatan baik itu kepada keluarga maupun kepada pasien hipertensi bagaimana mencegah serangan stroke pada pasien hipertensi dengan melakukan pengaturan pola hidup yang baik. Perawat dapat memberikan memberikan asuhan keperawatan kepada pasien hipertensi dan keluarga pasien hipertensi dalam melakukan pengaturan pola hidup yang benar untuk mencegah serangan stroke. Peneliti selanjutnya, dapat membahas lebih lanjut mengenai faktro-faktor yang dapat mempengaruhi pengaturan pola hidup pada pasien hipertensi untuk mencegah serangan stroke. DAFTAR PUSTAKA [1] Alimul Aziz H, 2007. Metode Penelitian Keperawatan Dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika [2] Arum, (2015), Stroke Kenali Cegah Dan Obati, Yogyakarta: Suka Buku. [3] Arasti Dita Nisfiani (2014), Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Diit Hipertensi Pada Lanjut Usia, (Online) (Diakses Pada Tanggal 26 Januari 2016). [4] Asep Candra (2015), Penderita Hipertensi Terus Meningkat, (Online), (http://Health.Kompas.Com) (Diakses Pada Tanggal 28 September 2015). [5] Anik Sulistyawati (2010), Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Jawa Tengah, (Online), (http://Www.dinkesjatengprov.go.id) ( Diakses Pada Tanggal 28 September 2015).
8
[6] Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin Asih (2002), Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta: EGC [7] Bob susilo Kusumbroto (2010), Bank Data Dinas Kesehatan Kota Semarang, (Online), (http://Profildkk/ Profilkesehatan2010.com) (Diakses Pada Tanggal 28 September 2015). [9] Friedman (2008), Keperawatan Keluarga, Teori Dan Praktik, Jakarta: Salemba Medika [10] Ira Haryani Suprapto (2014), Menu Ampuh Atasi Hipertensi, yogyakarta: PT Buku Saku [11] Iannou, S. (2005), Health Logic and health-related behaviours critical public health. 5 (3): 263-273. [12] Notoadmojo, S. (2010), Ilmu Perilaku Kesehatan, Jakarta: PT Rinek Cipta [13] Mutaqqin (2008), Pengantar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan System Persyarafan, Jakarta: Salemba Medika [14] Shaty Meitha, (2011), Penyakit Yang Diam-Diam Mematikan, Yogyakarta: Buku Kita. [15] Suharyadi, dan S. K. Purwanto, 2009, Statistika, Jakarta : Salemba Empat. [16] Suprajitno, (2014), Asuhan Keperawatan Keluarga, Jakarta: EGC [17] Suprapto Haryani Ira,(2014), Menu Atasi Hipertensi, Yogyakarta: Suka Buku [18] Susilo, Yekti&Wulandari, Ari, (2011), Cara Jitu Mengatasi Hipertensi, Yogyakarta: CvAndi Offset. [19] Padila (2011), keperawatan keluarga, Yogyakarta: Nuha Medika [20] Udjianti Juni Wajan, (2013), Keperawatan Kardiovaskular, Jakarta: Salemba Medika [21] Yenni (2011), Hubungan Dukungan Keluarga Dan Karakteristik Lansia Dengan Kejadian Stroke Pada Lansia (online), (Diakses Pada Tanggal 26 Januari 2016).
Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Pengaturan Pola Hidup Untuk Mencegah Serangan Stroke Pada Pasien Hipertensi di Puskesmas Bergas Ungaran Kabupaten Semarang