LAPORAN
INGKAR
PENELITIAN
AL-SUJ::'TJ::'TAH
MASA KLASIK
(Telaah Tentanl Pokok-Pokok Pikirannya)
"T 'f''l
'~:'"i' /\.l.;'.
"'Pl'.·,1t: '--'~··,:.. ~·~ i'c. ~~ ·~:· ..... J·
Oleh :
ABDUL MAJID KHOH HIP. 131682377
FAKULTAS IJ::-1STITUT
AGAMA
SYARIF
TARBIYAH
I SLAM
HEGER.I
HIDAYATIJLLAH
1998/1999
( IP~IJ::-1)
.::rAKARTA
-·-
IHGKAR AL-SUNNAH tl!ASA KLASIK
( Telaah Tentang Pokok-Pokok Pikirannya)
Oleh : ABDUL MAJID KHOH NIP.
131682377
Disetujui Oleh
PHOF.DR •.• MUHAMMAD AMIN SUMA MA. SH
NIP. 150210422
LEMBAR PENGESAHAN Penelitian yang ber judul "INGKAR AL-SUNNAH J'flASA KLASIK" ( Telaah Tentang Pokok-Pokok Pikirannya), telah dilaksanakan oleh : N
a
m
a
NIP. Pangkat/Gol, Fakul tas
Abdul Majid Khan : 131682377 Penata Muda Tk.I/ III/b Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Jakarta, 30 Desember Mengesahkan AN. REKTOR Pusat Penelitian
OSYADA MA NIF. 15023f 356
·199s
ABS'I'RAK IifGK;\R AL-SUN!lAH MASA KLASIK
( 'l'elaah 'l'entang Pokok-Pokok Pikirannya) Penelitian Pokok-Pokok Pikiran Ingkar al-Sunnah Masa Klasik dengan tujuan untuk membuktikan dan mengmngkap kelemahan dan kelebihannya. 'l'eks bulrn 11 al-Umm 11 karangan al-Syafi 1 i, jilid 7, h, 287-300, dijadikan data yang masih otentik bagi Ingkar al-sunnah Klasik yang secara terang-terangan menolak al-sunnah dijadikan salah satu sumber hukurn Islam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pokok•pokok pikiran Ingkar al-sunnah Klasik dalam batas kewajaran rasionalitas, tidak mengeluarkan seseorang dari agama Islam; jika mereka menolak hadits ahad saja. Kecuali, jika mereka menolak hadits secara keseluruhan, baik mutawatir dan ahad dan karakteristik ini bukan milik orang Islam, karena umat Islam membenarkan kerasulan Muhammad saw. Penorimaan hadits ahad bersifat ijtihadi, baik dalam proses penelitian para transmitter (perawi) hadits maupun dalil .penetapannya yang memiliki kekuatan zhanni al-v;urud bukan gath•i al-wurud, Dengan demikian tidak ada kewajiban untuk mcnerimanya dan tidak ada larangan mcnolaknya, asal memiliki dasar ijtihadi yang sama,
iv
Segala puji syukur aiponjatkan
ke hadhirat Ilahi
r~abbi
yang telah mengutus l
~ektor
IAI;I Syurif Hidayatullah Jalrnrtci Prof. Dr.Azyur.:ardi Azra dan Delrnn Falrnl tas 1~rbiyah yang telah memberi tugas untuk welaksanakan t ugas dan menindaklanjuti proposal ponolit:Lan yani.; telah dia j ulrnn.
2. Ke pa la Puscit Penoli tian Dr. Dede Hosyada, MA yang telan menyetujui p.ro;.,osol pcnclitian dan rnemberikan tugas untuk menyelc.saikan la poran akllir peneli tian sesuai dengan pcraturan yang bc.rlaku.
3. ?rof,])r.H. Muhammad Amin Suma, MA.,SH., seoagai konsultan penelitian, yang telah menyediakan waktu untuk konsultasi dan bimbingan kepada peneliti dalam penyusunan laporan penelitian ini. 4. Kepala Perpustakaan IAIN ,J.s:lwrta dan stafnya serta para sahabat yang telah membantu pinjaman buku-buku referensi yang diperlukan untuk penelitian dan laporan akhir ini. Akhirnya, peneliti hanya bisa mendo 1 akan, semoga amal baik tersebut di atas diterima dan dibalas dengan pembalasan yang ber lipa t ganda di sisi Allah swt. Amin
Jakarta, 30 Desemb er 1998 Peneliti
vi
DAFTAR
ISI Halaman
A..J3STRAK ••••••••••••
• • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • c • • • • • • • • • • • •
iv
... ........ . .. ........... ............... v .. ........................... ............... vii 1 PENDAHULUAN •••••••••••••••• . .. ... .... .... ... .
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI
BAB
BAB
I.
A. La tar Belakang ..•.•..........••....••.•.•• B. Alasan Memilih Judul • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • c. Pembatasan dan Perumusan Masalah. • • • • • • • • • • D. Tujuan dan Kegunaan • • • • • • • • • • • . • . .••.••••
4 5 6
E. Sistematikan Penulisan ••••.•••••...•••••.•
7
..... . .. ..... .............
9
•••••••••••••
9
B. Kerangka Teori ........••..••..............
12
c.
13
II. TELAAH KEPUSTAK.AAN A. Hasil Temuan Penelitian Awal Kerangka Konsep.
.. .................. .......
D. Hipotesis ••••.•. • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • •
BAB
B.
c.
BAB
.. ......... ............. Subyek Penelitian • • • • • • • • • • • • • • • • • ••••••• Pengumpulan Data ....... ...... .... • • • • • •
III. METODOLOGI PENELITIAN.
A.
BAB
1
•
•
15 17 17 17
Pengolahan Data. • .•..•.•.•........•.•....••. D. Metode Analisa Data . •••••...•.........•.••.
20 20
IV. HASIL PENELITIAN DAN PE MB AHA SAN A. Pengertian Ingkar al-Sunnah ••••••••••••••• B. Ingkar al-Sunnah Masa Klasik •••••••••••••• c. Pokok-Pokok Pikiran dan Argumentasi Ingkar
23 23 27
al-Sunnah •. ... , . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . • . • . . .
34
D. Analisa Argumentasi Ingkar al-Sunnah •••••••
39
K.ESIMPULAN DAN SARAN • •••••••••••••••••••••••••
50 50 51
............
v.
A. Kesimpulan •.•..........•.•.•••........••..
B, Saran-Saran
••••• ••••••••••••••••• •••••••••
.... .. ........... .. .............. .......
DAFTAR PUSTAK.A LAMPIRAN I, TEKS KlTAB AL-UMJVl LAMPIRAN II, SK KEPALA PUSAT PENELITIAN
...... ........ ..... .......
...............
53 56
63
BAB I
P E N DAH UL U AN A. Latar Belakang Mayoritas ulama sepakat bahwa al-Sunnah atau Hadits Nabi saw menjadi sumber syari•at Islam kedua setelah al-Quran. l Artinya, status al-Sunnah dijadikan pijakan dalam beristinbath (menggali) suatu hukum dalam Islam, baik setelah tidak dijumpainya hukum suatu masalah dalam al-Quran ataupun sama-sama dijumpai di dalam kedua sumber tersebut dalam arti al-sunnah berfungsi sebagai bayan (penjelasan) atau ta•kid (penguat) terhadap keterangan dalam al-Quran. 2 Al-sunnah memiliki per a nan panting dalam hal kai t-· an interpretasi al-Quran, karena Nabi saw sebagai penerima wahyu al-Quran dari Allah swt tentu lebih mengetahui maksud yang terkandung di dalamnya dan interpretasinya d1,ri pada orang lain. Dalam hal ini al-Syathibi memberi komentar dan penjelasan dengan tegas dan lugas bahwa : Dalam istinbath hukum dari al-Quran tidak cukup hanya dengan al-Quran saja tanpa melihat syarah atau penjelasannya yaitu al-sunnah, karena al-Quran bersifat universal (kulii) d!1n di dalamnya banyak masalah-masalah kulliyah, sebagaimana salat, zakat, hajji, puasa, dan lain-lain ,tidak ada jalan bagi akal untuk menjelaskan cara-cara pe~: 1 Lihat: MUh<1mmad al-J:hadhri l3ik, Ushul al-Figh, ( Beirut: Dar al-F~kri, l~bl), Cet. ke-7 h. 241-242. Di dalam buku ini juga dijelaskan alasan-alasan mengapa al-Sunnah dijadikan sumber hukum Islam kedua setelah alQuran. 2 Lihat: Fathu al-flahman, Ikhtisar Mushthalah alHadits, (Bandung: PT. al-Ma'arif, 1987), cet.ke-5, h.47-49 1
2
pelaksanaannya.3 Hal tersebut disebabkan
di antaranya karena al-
quran yang berbahasa Arab itu memiliki sastra bahasa yang tinggi dan arti kandungan yang sangat dalam, sehingga diperlukan bantuan mufassir pertama yaitu al-sunnah, di samping rasionalitas manusia dalam mengembangkan dan mener jemahkan ke dalam bahasa dan kondisi yang relevan, sehingga hukum Islam selalu elastis dan fleksibel. Begitu penting peranan al-sunnah dalam mendampingi a 1-Quran, sehingga tidak cukup seseorang ber pegang pada al-Quran saja tanpa mempedomani al-sunnah dalam peranannya tersebut, atau sebaliknya. Sebagaimana kata Abu Zahra : al-Sya fi 1 i tida k memisahkan an tar a al-Quran dan al-sunnah dalam memberi penjelasan, Ia jadikan keduanya itu sebagai
satu format dalam boristidlal dan
terhitun~
sebagai sumber pokok yang disebut dengan nash (teks).Keduanya saling membantu dalam membori penjelasan terhadap syari•ah.4 Kedua pedoman di atas secara integral dijadikan sebagai sumber hukum Islam oleh jumhur (mayoritas) Ulama. Namun di kalangan 1;ekelompok minoritas umat Islam ada yang menolak lrnhujjahan al-Sunnah tersebut baik secara mutlak atau membedakan tipe tertentu dengan alasan tertentu. Kelompok inilah yanc kemudian disebut dengan "Ingkar al-sunnah 11 , artinya kelompok yang menentang al-sunnah dijadikan sebagai salal1 satu sumber hukum Islam. Kelompok Ingkar al-sunnah rnasa klasik pada mulanya muncul bisa jadi irnrena akibat pe:i:-tikaian politik
3Euhammad Abu Z,
io5
(Beirut: Dar
3 antara Khalifah Ali aan Mu:lai~iyah, yang kemudian muncul sekte-sekte dalam Islam. Satu dengan yang lain ai antara sekte i tu saling rneno.Lak al-sunnah yang disampaikannya. Akibatnya, al-sunnah yang paling shahih menurut sekte tertentu, mungkin dianggap paling lemah atau paling palsu oleh sekte lain.5 Sebab lain, mungkin dikarenakan perasaan oksklusifisme cara berfikir yang lebih rasional dalam memahami al-Quran, .. mereka tidak perlu banj;uan al-Sunnah dalam menginterpretasik!lnnya. Atau mereka melihat bahwa wahyu al-Quran telah sempurna den cukup dijadikan pedoman dalam segala aspek kehidupan manusia. Paham Ingkar al-Sunnah ini pernah berhadapan dengan Imam Syafi 1 i (w.204 H) dan terjadi perdebatan yang seru,6 Meskipun gerakan ini tinggal bangkainya, namun, peneliti mempunyai asumsi kuat bahwa secara individual paham Ingkar al-Sunnah ini akan selalu ada sepanjang mesa. Gerakan ini dilarang hidup dan beredar oleh Pemerintah RI sejak tahun 1983.7 Kiranya Ingkar al-Sunnah den pokok-pokok pikirannya menarik diteliti meskipun tinggal sejarahnya saja di negeri kita, menbingat perkembangannya masa klasik mcrupakan cikal bakal yang menghembuskan pongaruhnya pada masa-masa berikutnya, Pokok-pokok pikiran Ingkar· al""Sunnah inilah yang menjadi obyek penelitian ini dengan juciul 11 INGK.~.R AL-SUNNAH MASA KLASIK (telaah '.l'entang PokokPokok Pikirannya.
,-
7Li hat : Mushthafa al-Siba•i, sunnah dan Peranannya dalam Peneta,l)an I!ukum Islam, '.l'er jemahan Nurchalis };ajid dari al-sunnah Wa !11akanatuha Fi al-'.l'as;yri • al-Isla mi, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1993), Get. ke-2, h.104-10'/ 6 1ihat: al-Syafi•i, al-Umm, (Beirut: al-Ma•rifah, 1983), Get. ke-2,. Juz 7,·h. 287-300 7zufran Rahman, Kajian sunnah Nabi saw Sebagai sumber Hukum Islam Jawaban 'l'erhodap Aliran Ingk~r al-sunnah,
4
B. Alasan Memilih Judul Setiap pekerjaan yang dilakukan oleh manusia secara sengaja pada umumnya rnemiliki alasan tertentu yang memotivasikannya baik secara intrinsik atau ekstrinsik, secara langsung atau tidak langsung. Lebih-lebih dalam penelitian ilmiah, alasan memilih. judul dan yang melatar belakanginya sangat .penting. Di antara alasan panting dalam memilih judul ini ialah sebagai berikut 1. Ingkar al-sunnah masa klasik adalah cikal bakal yang tumbuh dan berkembang dan sedikit banyak berpengaruh pada perkcmbangan Ingkar al-sunnah masa selanjutnya, terutama masa modern. Untuk mengetahui secara mendalam tentang pokok-pokok pikirannya perlu penelitian dan pembahasan yang mendalam pula sehingga dapat dilacak alasan-alasan penolakannya tersebut. 2. Paham Ingkar al-sunnah kadang-kadang masih timbul di tengah-tengah masyarakat Islam,baik karena munculnya issu yang sengaja disebarkan untuk.mBmbua~ m~re ka. ~agu tarhadap al-sunnah yang telah diyakini keotentisi tasuya atau karen
ruh negatif terhadap keyakinan kebenaran yang telah ada atau ditakutkan goyah iman mereka, Bagi peneliti malah sebaliknya, hal-hal yang tidak sama atau berbeda · tidak selalu melemahkan yang £udah ada, akan tetapi bisa jadi memperkuat yang sudah ada, karena sesuatu akan nampak kew benarannya jika ada antonimnya hyaitu suatu yang dianggap salah. suatu kebenaran akan menjadi tabu posisinya jika tidak ada salah. Sesuatu yang konflik ini perlu diteliti sehingga menjadi jelas permasalahannya bahkan akan mampu menetralisir permasalahan yang terjadi sebenarnya. c. Pembatasan dan Perumusan Masalah .... ,;"t· .·'.. ·Per.masalahan Ingkar al-Sunnah masa klasik, pada hakekatnya tidak terlalu luas, karena ia hanya terjadi pada sekelompok minoritas muslim dan tidak banyak pengikutnya. Namun, paham ingkar al-Sunnah selalu timbul dari masa ke masa dan dari satu ternpat ke tempat lain. Dalam garis besarnya masa sejarah Islam dapat dibagi kedalam tiga periode besar yai tu periode Klasik ( 650-1250 M), periode Pertengahan (1250-1800 M), dan periode Modern yaitu (1800- sekarang). 8 Berbeda dengan kemunculan gerakan Ingkar al-sunnah Dr. Mushthafa al-Siba•i hanya membagi dua periode yaitu masa dahulu (klasik) dan masa sekarang (modern).9 Hal ini mungkin karena kemunculan Ingkar al-sunnah secara terbuka d11n transparan pada masa tersebut sesuai de.ngan temuan, faktual. Ingkar al-Sunnah rnasa klasik diawali pada kalangan internal umat Islam sendir·i, dampak konf~ik antara mereka dalam perang Shifin antara kelompok pendukung Ali dan ke• Bi:: . .. arun Nasution, Pembaharuan dalam Islam: Se,Jarah Pemikiran Gerakan, (Jakarta: Bulan Bintang, 19?5), cet. ke-1, h, 12-14
9Mushthafa al-Siba•i, op. cit., h, 108-122
6 lompok Hu•awiyah yang kemudian menimbulkan pecahnya umat Islam menjacii beberapa sekte yang s11ling menyalahkan dan saling menolak al-Sunnah yang dibawanya. Akan tetapi oekte-sekte ini tidak menjadi wilayah penelitian penulis, yang menjadi konsentrasi penelitian adalah Ingkar al-sunnah yang secara transparan berdebat dengan Imam ~yafi 1 i pada.•)akhir abad kedua Hijriyah. Penelitian juga hanya difakuskan pada pokok-pokok Pikiran Ingkar al-sunnah klasik serta argurnentasinya saja, bukan «Pada aspek lai~ seperti sejarahnya dan yang lain. Pokok-pokok pikiran Ingkar al-Sunnah rnasa klasik akan ditelaah secarll kritis, sejauhrnana mereka memandang, melihat, dan menyimpulkan terhadap otentisitas al-Sunnah yang diriwayatkan oleh para sahabat dan merniliki sanad yang kuat bagi pembelanya. Kiranya pokok bahasan penelian dapat diformulasikan ke dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut : l, Babaimana Ingkar al-sunnah melihat status dan eksistensi al-sunnah ? 2, Mengapa mereka rnenolak al-Sunnah dijadikan salah satu sumber hukum Islam ·? Dari berbagai pembatasan penelitian ci atas, kiranya dapat dirumuskan dalam sebuah juuul : "INGKAH AL-SUHNAH MASA KLASIK 11 ('l'elaan Ten tang Pokok-Pokok Pikirannya). D. Tujuan dan Kegunaan 'l'uj uan dan Kegunaan peneli tian Ingkar al-sunnah 1HaS
7 2. Ingin mengungkapkan secara ilmiah tentang pokokpokok pikiran Ingkar al-Sunnah kl11sik dengan segala argumentasinya sehingga cendekiawan muslim, mahasiswa, dan umumnya umat Islam dapat meningkatkan kualitas keilmuannya tentang permasalahan al-sunnah dan lebih selektif dalam menentukan pilihan al-Sunnah yang dijadikan pedoman dalam menetapkan hukurn. 3. Menaa,bah wawasan cakrawala ilmu pengetahuan kepada kaum muslimin pada umumnya, bahwa ternyata tidak seluruhi. umat Islam menerima al-sunnah sebagai sumber hukum Islam kedua setelah al-Quran, akan tetapi ada di antara mereka mesldpun minori tas yang menolaknya baik secara keseluruhan atau sebagian saja. 4. Akan dapat menyingkap secara ilmiah kelemahan dan kelebihan pokok,..pokok pikiran Ingkar al-.sunnah klasik sehingga dapat mengambil pelajaran dari padanya. E. Sistematika Penulisan Laporan penelitian ini teruiri dari lima bab, masing-masing memiliki pembahasan yang unik dan spesifik yang merupakan penjelasan dan rincian masing-msing bab yaitu sebagai berikut : Bab I, Pendahuluan yang pembahasannya meliputi Latar belakang penelitian, alasan mernilih judul, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan rnanfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II Telaah Kepustakaan. Pada bab ini dikemukakan tentang temuan hasil penelitian awal, kerangka teori, kerangka konsep, dan hcpotesis. Bab III Metodologi Penelitian, pembahasannya meliputi subyek penelitian, pengurnpulan dan pengolahan data, dan metode analisis data. Bab IV Hasil Penelitian, pembahasannya meliputi pengertian Ingkar al-sunnah, Inglwr al-Sunnah rnasa klasik
pokok-pokok pikiran Ingkar a 1-sunnah, ar gumentasi Ingkar al-sunnah, aan arwlisa . tentang argumentasi Ingkar al-sunnah. Beb v Penutup, dikemukakan
kesirnpulan dan saran-
saran yang bermanfaat baLi umat Islam. Demikian pendahuluan bab I ini yang telah meng~ antarkan laporan penelitian pada bab-bab berikutnya,sebagai landasan dasar penelitian Ingkar al-sunnah mesa klasik. Latar belakang terpenting adalah sinisnya umat Islam pada umumnya terhadap Ingkar al-Sunnah yang dianggap sebagei aliran sesat, sehingga permasalahan ini masih dianggap suatu hal yang tabu dan belum banyak penelitian tentang hal ini torutama kajian pokok-pokok pikirennya. Oleh karena itu penelitian ini dimaksudkan untuk membuktikan adanya fenomena Ingkar al-sunnah masa klasik fokusnya pada pokok-pokok pikirannya dan argumentasi yang. diajukannya.
BAB II TELAAH KEPUSTAKAAH A. Hasil '.l.'emuan Penelitian Awal Dari hasil penelusuran sementara tentang kepustakaan Ingkar al-Sunnah, peneliti tidak mendapatkan banyak buku yang membahas tentang Ingkar al-Sunnah secara kh~sus~ terutama yang ditulis oleh anak negeri sendiri. Hal ini dimungkinkan, karena gerakan ini termasuk yang dilarang hidup di~negeri yang kita cintai, sebagaimana keputusan Jaksa Agung RI No. Kep. 169/ JA/1983 dan No. Kep.o85 JA/9/1985. Konsekwensi logisnya buku-buku Ingkar al-sunnah dilarang beredar, dengan alasan besar kemungkinan akan merusak kerukunan hidup in-· tern urnat beragama Islam dan mengganggu stabilitas nasional. l Berdasarkan hasil peneli tian MUI DKI Jakarta di::-.:.:,· simpulkan bahwa buku-buku atau diktat yang ditulis M. Ircham Sutarto dan yang lain tentang Ingkar al-Sunnah menyesatkan masyarakat, harus dihapuskan agar tidak berakibat merusak stabili tas nasional. Kepada umat: Islam yang terlanjur mempelajarinya .. dan meyakini kebenarannya dianjurkan bertaubat. 2 Moskipun buku-buku tersebut bukan termasuk subyek penelitian ini, namun, ilustrasl di atas sangat berpengaruh pada perkembangan buku-buku Ingkar al-sunnah baik era klasik ataupun era modern di negeri kita Indonesia. Buku-buku temuan sementara tidak ditemukan tu1
zufr~n Hahman,, loc. c;i. t,
2 Ibid. h.161 9
10
lisan. orang Ingkar al-sunnah sendiri, yang ada buku Jng• kar al-Sunnah yang ditulis oleh kelompok Sunni misalnya dan itupun hanya selayang pandang, Buku-buku itu dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu sebagai berikut : l. Sisi:Pan. khusus tentang Ingkar al-sunnah masa klasik dalam disiplin ilmu tertentu, misalnya : a. Kitab 11 al-Umm 11 jilid VII karangan Imam al-Syafi'i. Di dalam buku ini dipaparkan dialog antara seseorang yang mewakili kelompok Ingkar al-sunnah deImam Syari•i. Kitah ini dikenal sebagai kitab Fiqh yang menjadi referensi para pengikutnya dan buku ini pula yang menjadi sumber informasi data primer dalam penelitian ini. 3 b. Al-Risalah, sebuah kitab yang dikarang oleh Imam Syafi•i juga dan dikenal kitab Ushul al-Fiqh, Dialog antara Imam syafi'i dengan Ingkar al-sunnah juga dipaparkan dalam buku ini, bahkan disertai dengan dalil-dalilnya.4 2, Buku yang secara umum menyinggung Ingkar al-Sunnah masa klasik dan modern serta pembelaannya, misalnya a, al-Sunnah Wa Makanatuha Fi al-'rasyri• al-Islami,ditulis oleh Dr. Musthfa al-Siba•I dan telah diterjemahkan oleh Dr. liUrchalish Madjid dengan judul : sunah dan Penerapannya Dalam Penetapan Hukum Islam Sebuah Pembelaan Ka um Sunni. Konsentrasi buku inL pada pembelaan al-sunnah sebagai sumber hukum Islam.• b. Studies In Early Hadits Literature, ditulis oleh Prof. Dr. Muhammad Musthafa al-A•zhami yang telah berhasil mempertahankan disertasi doktornya dalam bi dang filsa fat di Uni versi tas Cambridge 1967. Bu.,ku ini telah disalin ke dalam bahasa Arab dengan 3al-syafi•i, loc. cit. 4al-Syafi •i, al-Hisalah, Tahqiq dan Syarah Ahrnad Huhamm
11 judul Dirasat F:I al-Hadits al-Nabaw:r wa 1'ar:Ikhi •radwinih:I (1980) dan ker.,udian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh l!. Ali Mushthafa Ya •qub, MA dengan judul Hadi ts llabawi dan Sejarah Kodifikasi,.., nya (1994). Buku ini melihat Hadits N"abi melalui pendekatan sejarah pengkodifikasiannya~ sebagai data yang kuat menunjukkan otentisitas Hadits. c. Zhahirah Rafdh al-sunnah Wa 'Adami al-Ihtijaji Biha, ditulis oleh Dr. Shaleh Ahmad Ridlwan dan diterjemahl'e dalam bahasa Indonesia oleh H. Ali Viakhtum al-Salami dengan judul 11 Borkenalan dengan Ingkar al-sunnahL' Muatan buku ini. menjelaskan kehujjahan al-Sunnah sebagai salah satu sumber hukum Islam dan membantah ar.,_;umentasi Ingkar al-Sunnah tanpa dibedakan antara masa klasik dan modern. 3. Buku aliran teologi Islam yang menjelaskan pandangan aliran tertentu terhadap al-sunnah, misalnya 11 Mauqif al-Muktazilah Min al-Sunnah al-Nabawiyah \Va Mawathin Inhirafihim •anha" yang ditulis oleh Abi Lubabah. Dalam buku ini dijelaskan penolakan al-Muktazilah terhadap al-Sunnah sebagai sumber hukum Islam dengan alasan-alasan tertentu. Dari berbagai kategori buku di atas dapat disimpulkan bahwa buku-buku pustaka tersebut berkisar pada buku Fiqh, Ushul al-Fiqh, Ulum al-Hadits, dan •reologi. Hal ini sangat relevan karana subyek penelitian akan terkait pada tiga bidang ilmu tersebut. Tentang kualitas al-sunnah ditemul,an pada ilrnu Hadits pada umumnya, sumber hukum Islam pada umumnya dibahas dalam ilmu Usul Fiqh atau Fiqh, dan kelompok yang menolak al-Sunnah itu adanya dalam Teologi, dan memang begitu fakta sejarah menunjukkan bahwa penolakan al-Sunnah . diawali dari akibat konflik politik umat Islam secara internal,
12 B. Kerengka '.[eori Kajian tentang pokok-pokok pikiran dan argumentaGi Inglrnr al-sunnah diperluka;i pandangan-panda11gan tertentu sebagai kerangka teoritis yang relevan dengan masalah pokok dalam peneli tian ini. Di antara pendangan-pandangan it u sei;)erti pandcfazham mcncela rnerclca uan monuauh uuutD, bodoh, d.E:11 fa sil{. 8 :~eliEi{~CJirria11EJ
lah satu
dt·1lo111
111cr1ntn};Jkan al-:~un11Dh seba1.;ai wa-
dari su1nbor hukum Islam olch al-Syafi•i, cil-Siba•i,
5al-Syafi 1 i, al-Umm,
ov.
cit., h. 2d7
6 t.Jui:;hthafa al-Sibu •i, op. cit. h. 3-lj 7i•:. }iushthafa al-A•:;harni,Dirasal i'i al-!fuditll c;l- .. aoa-
\'Ii v:e. 'VDri~.:::i1u Tudvvini11i, ;.:_iex· j e1i;al·1an I~li t•1Usi1 tha fa
Ya r()Ut)-,- ( Ja \rnrta: P,' Pustaka Fi1·J;·us, l99Lr, Cet. ke-1, h. 1,6 ' 8flh•· !··l~-'"-'
13 dan al-A'zhami atau mayoritas ulama Ahl al-sunnah, penolakannyapun didasarkan pada argumen yang sama yaitu argumen akli (rasio) dan naqli (al-•:turan dan al-Sunnoh a tau .. al-,Quran saja). Kedua golongan tersebut di atas berpijak pada dalil naqli dan akli atau yang lain, namun kadar tinggi dan rendah atau prosentase antara wahyu dan akal itu yang berbeda. Dalam Teologi Islam dipaparkan bahwa Ahl al-sunah (al-Maturidiyah dan al-Asy•ariyah) memberikan daya kurang besar kepada akal. ·Sedang Muk 1azilah memberikan daya.:besar kepada aka 1. 9 Oleh karena i tu kemudian dikatakcin ajaran kaum N~•tazilah yang bersifat rasiona1. 10 Menurut Khudlri Beik, Ingkar al-sunnah lawan berdiskusi Ima@· Syafi 'i adalah kelompok Mu 1 tazilah. 11 Harun Nasution juga membenarkan bahwa Mu:•tazilah adalah golongan yang tidak kuat berpegang pada al-sunnah.12 Dalam peneli tian ini teori kedua kelompok tersebut akan digunakan untuk menganalisa pokok-pokok pikiran dan argumentasi Ingkar al-Sunnah masa klasik. Berbagai argumentasi itu akan ditelaah secara kritis baik sejalan dengan pemikiran Ingkar al-sunnah atau bertentangan. Kerangka acuan yang digunakan untuk menganalisa argumen tersebut adalah dalil akli, naqli dan kaedah~kaedah Ulum al-Hadits yang kemudian disebut teori normatif.
c.
Kerangka Konsep Kata-kata atau istilah yang s.ering digunakan dalam laporan penelitia~ ini perlu diperjelas sebagai kerangka konsep, agar tidok timbul pemaknaan yang lain, karena 9llarun iiasution, op, cit., h, 94 10 1£.i.Q.. h. 60 dan 38
~. al-Khudlri Beik, T;rikh al-TasyrI• al-IslimI, (Surabaya: Maktabah Ahmad bin Saad bin Nabhan, tthJ, Cet. ke-6 h. 11:15 11
14 kadangkala satu kata memiliki banyak makna (musytarak) dilihat dari berbagai kuca mata disiplin ilmu. Istilahistilah itu antara lain sebagai berikut : 1. al-Sunnah Arti al-Sunnah di sini sama dengan Hadits menurut Ulama ahli hadits, yaitu sabda, pekerjaan, ketetapan, sifat (watak buc.li atau jasmani), atau tingkah laku l~bi Muhammad saw baik sebelum atau sesudahnya di angkat menjadi Nabi.13 2. Inglrnr a 1-Sunnah 1-'aham atau ;\orakan yang menolak al-Sunnah aijadikan sebagai sumber l1ukum Islam: 3. Nashir al-!iunnah Pe1nbela al-sunnah dari c;erang&n lawan, c;epcirti Imam Syafi'i yang membela al-Sunnah sebagai s4mber hukum Islam dari nerangan InRkar al-sunnah,14 L+,, i·.asa klasik
Pada abcid pertcimn, kcdua, dan ku Lit;a l!ijriyah, tetapi di sini dimaksudkan pada abac.l kedua sampai awal Dbad ketiga !Ujriyah yaitu masa al-Syafi •i, lai1ir pad a tcihun 150 H dan meninggal 204 H. 5, Syari•at Islam atau hukum Islam Peraturan-peraturan yang diciptakan Allah swt atau pokok-pokoknya, supaya dipegang oleh manusia dalam l1ubungan dengan Tuhannya, dongan saudara sesama rnuslim, dengan saudaranya sesama
lam
manusia, dencan a-
seluruhnya, uan dcngan masalah kehidupan,15
6. Ka um Muktaz.ilDh adalah golongan yani:; membawa persoalan-persoalan teologi yang lebil1 mendalam dan borsifat filoso13al-A 1 zhami, Q.P_. cit., h. 14 1 4Ali ~ustafa Ya'qub, Kritik Hadits, ( Jakarta: Pustaka Firdaus, 1995), Cet. ke-1, h. 43
15 fis dari pada persoalan-persoalan teologi yang aiba., ·. • d an Jj·ur j l.• I a h • 16 wa_ o·kaum Kh awarl.J 7. Argumentasi Pemberian alasan untuk rnemperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan,17 mis9lny? penolakan terhadap konsep Imam Syafi 1 i tenal-Sunnah dijadikan sumber hukum Islam tidak kuat. 8. Hadits Mutawatir Hadits yang diriwayatkan oleh banyak orang dari jumlah banyak sampai pada akhir sanad yang banyaknya mustahil mereka sepakat bohong menurut adat dan . dra. 18 berita itu t entang tanggapan panca in
9, Hadits Ahad
1 Hadits yang tidak rnencapai derujat Mutaviatir • 9
D. Hipotesis Dari korangka teori di a tas, hipotesis yang diajulrnn dalam peneli tian ini 11 Ingkar al-sunnah tidak mesti lemah seluruh arglilmentasi yang diajukan dalam mempertahankan pokok-pokok pikirannya tentang al-sunnah 11 • Dari berbagai keterangan di atas, kiranya dapat di fahami bahwa temuan buku awal dalam penelitian yang ac!a relevansinya dengan penelitain ini adalah al-Sunnah Via !:.§!. kanat uha Fi al-Tasyri 1 al-Islarni, Namuu ~, kemudian penelitian ini akan berbeda dengan buku tersebut dengan too~ rinya yang tidak memihak pada satu kelompok saja, akan tetapi rnenggunakan teox·i berganda yaitu kornpromi antara teori al-syafi •i yanl:i mewakili Ahl al-sunnah yang lebih besar memberi kontribusi kepada wahyu, sehingga
l6Harun Nasution, op. cit., h. 58 1 7w.J.s. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia,, (Jalrnrta: PN Balai Pustalrn, "'"T984~);·--cet~ ke-7, h. 'j'l 1 8 Fathu al-Rahman, op. cit. h. 59
lq
16 kurang memberi deya kepada 1· akal baik dalam mengetahui Tuhcn maupun dalam memberi interpretasi al-Quran. Dan menggunakan teori Mul\:tazilah sebagai wakil dari Ingkar al-sunnah yang kurang besar memberikan kontribusi kepada al-Quran dan besar memberikan daya akal baik dalam mengetahui Tuhan dan memberikan interpretasi teks-teks al-Quran.
BAB Mf.TODOLOGI
III p1;:1rn.LI'rIAN
A. Subyek Penelitian subyek penelitian ad<Jlah teks kitab' 11 !ll-Umm 11 jilid VII h. 287 - 300 b!lb 11 Kit<Jb J!lm!l' al-Ilmi" sub bab tentang pendapat kelompok yang menolak al-Sunnah seca.tra keseluruhan dan yang menol<Jk khabar pribadi (Ahad). •reks al-Urnm tersebut dijadikan sumber data primer, sedang buku-buku lain sebagai sumber bahan slrnnder diutamak!ln buku Ulum al-Hadits, Ushul Fiqh, dan Teologi. Teks kitab <Jl-Umm tersebut sebagai salah satu dokumentasi dijadik<Jn sebag!li bukti adanya Ingkar al-sunnah masa klasik. Sedang buku-buku akunder dijadikan sebagai pendamping untuk mernperjelaa pokok persoalan, a tau memberi kritik!ln. d<Jn komentar baik yang menctukung atau yang menol!lk jika didapati. S<Jtuan analisisnya adalah isi pendapat atau pokok-pokok pikir!ln serta ar;;umentasi yang diajukan Ingkar al-sunn<Jh pada teks tersebut.
n.
Pengumpulan Data Nenurut Cik Hasan Bisri, penentuan metode pengumpul<Jn data dilalrnkan : tergantung pada jenis dan surnber data yang diperlukan. Pada umurnnyu pongumpulan data da pat dilakukan dengan beberapa metode, baik yang beri:;ifat alternatif maupun komula:tif yane; saling melengkapi. Metode tersebut adalah studi kepustakaan dan dokumentasi, wawancara (interview), penyebaran daf'tar rertanyaan atau lrnisioner dan pencamatan (observation). Dalam penelitian normatif yang ber·sumber pada bahan bacaan dilalrnkan dengan cara penela
17
10 wawancara aengan pelaku sejarah apabila yang bcrsan~ kutan masih hioup.20 Paaa penelitian kualitatif ini bersifat normatif ;,'ang ·surr;ber bahan bacaannya dari berbai;ai kepustakaan metode pen[;umpulan data yang cocok adalah dilakukan dengan cara penelaahan naskhah tersebut. Buku primer naskah dialogis antara Imam syafi 1 i dengan seseorang yang mewakili aliran Ingi~ar al-Sunnah ditelaah maksud aan isi yang terkandung dalwn teks tersebut tanpa diterjemahkan lrnseluruhan teks ke dalam bahasa lndonesia, ale.an tetapi diambil inti subyek teks yang merupakan pol·rnkpokok pikiran tentang al-Sunnah dan argumentasi yang dijadikan pijakan dan podoman dalam raenentang atau mcnolak al-sunnah dijadikan sebagai sun1ber hukum Islam. 'l'eks kitab al-Umm memang merupakan salah satu bentuk kitab klasik dan karangan seorans alim yang sangat dalam susunan bahasanya memerlukan analisa yang ~e rius. Untuk menggali buku klasik sebagai dokumen wujudnya Ingkar al-sunnah yang singkat dan padat itu uigunakan teknik content analysis, sebagaimana yang dikemukakan oleh Lexy J. !•;olleone; bahvm 11 untuk memanfaatkan dokumen yang J)aoat isi biasanya uigunalwn tulrnik tertentu. '.i'cknik. yang paling umum aigunakan adalah contenL analysis a tau dinamakan 'kajian isi'." 22 Menurut (lubo Lian Lincoln doku:1:en adalah Getiop bahDn tertuli<.; ataupun film, lain dari record, yang tidak dipersiapkan karena aaanya permintaan seorang penyidik,23 i)en;;an demikian bulrn klasik ini tcrmasuk dokumen yDng dapat dianalisa aenc;Dn tcknik contunL analysis atau kajian isi terhuuap buku tcks tursebut. '·'0
~
Cik Hasan Bisri, Pinuntun 1-'.enyusunan Hencana rienelitian dun Penulisan Skr·i si Hidan• Il11:u A~am~.Islam, (ciputat: P'J',Logos 1'iacano Ilrnu, 199 , Cet. ke-1, il. bO ·l '- Lexy J. ~;oleonG, H0Lodoloi1i Peneli tian :<:ualitatif. /n ......... ,.~,, ....
~··
,--·-·~-
.,:_
. ·-
19 l·~etode
peneli tian
content analysi[,; u111urr.nya ClibUnakan calam poncliLlan 1'1:1munikasi. humun, ia dapat uiGUnakan untuk penclitian pemikiran normatif. lirnpamanya, Penelitian mengcnai tcks al-Quran dan pemikiran. ulama di dalam bcrbagai kitab fiqh dapat mcnggunakan metode ini. Isi tcks al-Quran at~u pcmikiran ulama terseout dapa t ciianalisa dengan menc;c;unDiwn kaedc1h-,kacuah bahasa atau kaeciah-koedah lain yo:;nc telah dikenel, Ge 1oorti Kaeaah iiqh, ushul •l-fiqh, dan mantik, 2 3 Ada b(·,berapa de fillisi tcntar11; konsep content ana.1.:rcis yong uil-temukakan olei1 para pcikar, 1Jntara lain, secesai ocrikut : }3ereslon ••• . mendefinisikan kajian i8i ueoaGai tcknik penelitian untuk kuperluan munaeskripsikan socara obyektif, aistcn1aLis, dan ku~ntitatif tontang ir.a11ifestr~si
li;.01;.u11ili;.aGi. \Veb0r ... 1r.(-~r1yotalcan jian isi adalah nietotlologi pcnelitian yang
bal1v;a ka111em&nf~at
kan se~cran~kat proucdu1· unluk nien~rik kesimvulan yang sahih ciari uebual1 buku atau dokume11. Dofinisi borikutnya olci1 l
Dari berbagai dcfinii:;i di atas y1.rng; lcrnih n1ull
uefi11iui y;:i:ie; Lor·uk.hir, n1eskipun
dcl'ir1isi
yur1c
sob ulu:;.llyD !JUll kao1.1n,;-knu1.1ng ci but uhkan ua lw11 lrnntcks lta jia n Le~tr.; ~,:nn~~ bo1·Lir;llot.:D
ini, t.:...et;it1.pul,1n .i'ini~.;i
~:eLelu1t1
2 :_;,.,.' ~ .. l
rt
;\l'eb GOtJC;!'L:i. u;!l£Jni 1)0neliLiun
;.Dng didc1G(;:rkar1
lir:ii.it ,YDn!S aaa dalum t0l·~G
p;.~dc-J
Lcr1.0but.
nl{.hir rnii;oln:/o.
H D GLJ ll 1·. ).l Lil' l. ,
i?Olli_i-
kont0l{s .suuunc1n ka-
s0bu 1;;Ji1ru:ir1a
do-
20 c. renbolahan ;:Jata setelah aata terkumpul
lui
content
an~lysis
dan
dari tekc al-Limm
analisis induktif, kemudian
diklasifik8sikan dan uikotegorisusikan dan jenis
pokok pikiran
mela-
menurut
bentuk
tertentu. Kategorisasi ini
rupakan laugkah penting dalam penelitian
me~
dalam mengoJ.ah
data. Lexy mempersyaratkan ada lima aturan dalam katcgorisasi ini yaitu sebagai berikut : Pertama, kategori harus berkaitan dengan Lujuan penelitian. Kedua, kategori harus 11 tuntas 11 , artinya setiap uata dapat ditempatkan pada salah satu kategorinya. Ketiga, kategori harus •tidak saling bergantung• (mutually exclusive), artinya Lidak boleh ada satupun isi data yang uisa masuk ke dalam lebih dari satu kategori. Kcempat, kaetgori harus bebas.~ema sukan data dengan cara apapun tidak boleh me1npengaM ruhi klasifikasi daLa lainnya. Kalima, kategori harus diperoleh
atas dasar prinsip
klasifikasi tunggal.2~
Dengan demikian, pokok-pokok pikiran dan argumentasi akan mudah dikategorisasikan secara sistematis dan memudahkan bagi peneliti untuk dianalisa lebih lanjut. D. !',etode
Analisa Datu
rokok-pokok. pikiran yang tclah diperoleh melalui proses pengumpulan dan pcngolal1an Liata itu ai analisa. De1.ikian juga argumentasi yang uijadikan sahdaran dalaw berpendapat :i·ang ditucinglwn dulam polrnk-vokok pik:Lrnn.
t0r:.~.._:b11L.
mula akan
}JoJ,o:·~-.t--HJkoh.
lJil(iran
disunakan analiaia
itu
pada tat1apan pe-
inuukLif. Analicis induk-
;;if illi digunakan acn 1;an alasan nebai';ai bcrikul; : i'crtama, proces indul-.tir lcbil1 Liapat menemukan kenyci t:rnn-kenya taa n gunda se bagai ynng terdapa t dalan! data; lwdua, ana1:L1·;is indukti.f lebih dapat membuat hubungan pcnoliti - responden 1oenjadi eksvlisit, capat dikenal, dan akontabel; ketiGa, analiais ocrnL,iirn lebil1 dapat mnnl;urailwn latar secara ;;e-
25I ~., 'd h. 1G4
21 nuh dan dapat mombuat keputusan-kcputusan tentang dapat tidaknya pengalihan sucitu la tar lainnya; keempat, analisis indul.-;tif lebih dapat n1enemukan pe,.., ngaruh bersama yan 1 mempertajam hubungan-hubungan; dan terakhir, analisis demikian dapat momporhitungkan nilai-nilcii Lecara eksplisit sebagai bagian da1·i st1·uktur analitik.26 Dengan anali:ois irwuktif ini pokok-pokok pikiran itu
akan dapat dipaharni dengan jelas
kandungannya
secara inplisit
maksud
serto
dan eksplisit, karena po-
kok-pokok pikiran itu rnenjadi terurai drn akan terkait dengan pendapat lain atau ilmu laj_n. pokok- pokok pikiran I11Gker Pendekatan analisis a 1-.Sunnah didasarkan pada dei;kripLif don norrnati f. nua pendokatan ini secara mendalam uibahas oleh Cohn dalam bukunya "Introduction to llw Jo:conomic of Education" (19bl), ;.',ichele dalam bukunya "TntrociUction to Human Eesources Devloprneont (19b9), dan Dunn dalam bukunya olic
11
Pu-
.Policy Analysis: An Introduction" (19bl). Buku-ou-
lrn tersebut menjadi referensi Dr. Ace suryadi dan Prof. A. Ji. Tilaar, r.; • .sc.f~d. d
suatu prosec>.ur atau
oloh pcncliti
dalam ilrnu po-
ngetahuan (baik ilmu murni ataupun il1:iu tcrapan) untuk n:eneranglrnn
sesuatu gcjala
rakat. Ji,cnurut Cohn
yan 1; tcr jaui ualam masya-
,iu1dckDtan deGkripU.f ini uisebut
penaelrntan positif' YM1G di1rnjudkan dalrn11 bentuk upaya ilmu poni;etahuan dalam wonyajikan suutu Slat~ of tho A1· t a tau ltea daa r1 a ,tJB cJ danyD. Unr·i ~;U[J tu g0 ju la yant_; Geaang diteliti dcin ,yanc purlu uilrntw1ui ulcn para ;;o:to.ltai.
'iujuan pendel.::atDn
t::ul~kan
~onafsira11
ue::kri~Lir
:Lni
ialah rnenGc-
ynng b0llar secura il111iah n1enge11ai
2Gib. . . "' ~·' 11 • ./ 27
Ace Surya di dan A.n. 'i'ilaur, Analh;iu Kobi;jaksa=caan iJonuidikan, (1iandung: PT . :-~osdDkaryu, 19';14), Cet. i\.e-?. }J. lLh
22 ~ejala
ke111ati~arakatan
ugar aiperoleh
kccepakatan umum per ma co J.ahan yang seaang uisoroti ,2b
mengenaj. sua tu J'c.mdolrntun non1iatif yang sering uL;ebut jJ<,ndci<:atan presirriptif :nerupakan upaya ilmu pengetahuan untuk menawar·kan suatu norma, kaedal1 atau resep yang dapat digunakan oleh pemakai dalam rangka memecahkan suatu masulah. Tujuannya ialah acar para pengamuil keputusan memahami permasalahan yang sedang dicoroti dari isu suatu kebijakan.29 Pendekatan deakriptif dan normatif ini hanyulah merupakan scbaGian uari proses analisis kebijakan ualam dimonsi rasional. Dunn (19bl) borpendapat bahwa an<>lisis kebijakan mcliputi ••eluruh dimensi rasional maupun aimensi politik.30 borba,c;ai ur1;ian di at as da pat disin.pulkan bahwa pendekatan ueskriptif normatif digunakan dalam 1oenganalisa pokok-pokok pikiran ua11 arcumentasi Ingkar al-sunnah dalam dimensi rasionulitus yunc seimbang antara akal can wahyu atau jalan kornprorni antara al-3yafi'i yan[; calam bidang teologinya beruliran ahli al-sunnah (a 1-Asy 1 ariyah dan a 1-J·.;a t uridiyah) yang kurang rnembori daya kcpada akal dan Ingkar al-3unnah (Mu'tazilah) yang lebih besar dalam memberi daya kapada ukal.31 l~ari
2oibi1. Z9Ibid. h. 46-11'/ jOJbid. h. 1;0
3 1 narun liauutio, op. cit. 94
24 Kata al-sunnah kadang-1.;;adang
·dimudlafkan (diga-
bungkan) pada lafaz al-Jalalah (Allah) seperti dalam·
'::/.·S· al-:t
K
u
"
/
~~ .. ""'
~
...
'
/
/
•
!1 ~ /
//
t>
• ,,. /
"
/
/
u-;-
I
,,
~ (_)-' ..::,.l;. J.J__$.\\
uJ..)
.,I'
"'
_,
""'.
<\).,1
~
_,,
<W
,
·~
))
Artinya : "Sebagai suatu1.sunnatullah yang telah berlaku sejak dahulu, dan kamu tiaak akan menemukan perobahan da lam sunna t ullah it u. 11 l<enurut Imam Ibnu Katsir arti sunnatullah pada ayat tersebut acialah kebiasaan Allah yang diterapkan pada makhluk-Nya ,3 Da lam Q. s. al-Nisa : 26 Allah ber fir man :
\( ...
'&"~
u
/.
~
,.,, (
,
. ..:;.. LY. :,.\I 0"--
"'"
/
.. / /
.. ,s:i' / /
~ ~ _,
.., /
:I
I _, w
..? .. _,
~ <1J> I J;,_r..
lJ
... .,,. "" ... ... Artinya : "Allah hendak menerangkan hukum syari' ah-Ny a kepadamu dan menunjukimu ke jalan (tata cara) orangorang sebelum kamu. 11 Kata 11 sunan 11 ualam ayat tersebut jamak dari kata 115unnah 11 , menurut Ibnu Katsir kata sunnah di :.;ini mempunyai arti tata cara yang terpuji da1·i orang-orang dahulu dan mengikuti sy1;1ri 'at Allah yang disukai ctan airidlainya, 4 Dari ayat-ayat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa kata 11 sunnah 11 dalam al-Quran diartikan kebiasaan dan ta ta cara. Demikian juga kata "Sunnah" dalam hadits Jfabi i;elalu ctiartikan tata cara dan tingkah laku hiaup yang menjadi anut. 5 /
./
Sementara itu Madinah al-~unawarah dikenal dengan Diir al-sunnah, lrnrena di kota inilah dlpahami sunnah Rasul baik dalam bidang politik, sosial, aan agama.6 Bahkan 3Ibnu Katsir al-Quraisy, 'J'ai'sir al-Quran (Jiddah: al-Haramain, fth.),Juzlj~.; h. 192 4Ibid. Juz I, h. 4c/9 5al-A'zhami, op. cit., h. 19-20
6
ro l- •• I- 1-.:
n1~
-
,
- l-
T t -\ • • •••
-
,
•'<
-' ..!
.1..
-
- - '- '- '-
al-Az~
25 "//.._..I f l / ..., , ,I ../ Y. // /,,I ; ./ ,/ t ~~G .U,1 l;_,J Q_.j ~J-> ~ ~j._,,.\._'.Y '' ... / ... ... / . ef-/ •/_'// ~.. • / ·l_.l.'.'.;i\ / <\.'..... d..b\-"L,':,'l(, ~\ \;Jl;. (-' ~ r \ " • >-<-• .J G...)"'-"' .. ( ~ ..,.--;, .. , u; 1
Nabi bersabda :
_.,.
,,..
'_,,/
..
I
,,,,.
..
Artinya : Barang siapa yang berbuat suatu perbuatan yang baru (menyalahi sunnah) di Madinah, maka ia mendapat la•nat Allah, la•nat para Malaikat, dan manusia semuanya Allah tidak menerima taubat dan tebusannya bosuk hari kiamat. 7 (HR. i.:uslim) Pada hadits di atas kata "Hadats 11 sinonim dari kata "Bid •ah" yang merupakan la wan dari kata 11 sunnah 11 • Seseorang yang mengamalkan al-sunnah disebut dan yang melawan atau rnenyalahinya disebut ( si FUlan berbuat bid 1 oh). 8 Dari sini timbul kata 11 •rhalaq sunni" (talak pallo saot suci), dan 11 'l'holak Bid 1 i 11 (talak dalam keadaan haidl) yang hararn hukurnnya. 9 orang ahli bid •ah dimaksudkan al-Khawarij, 1"uktazilah, dan yang lain, lwrena pada umurnnya mereka rnenolak al- sunnah, kemudian rnereka disebut "Ashhab al-Ahwa Waal-Bida 111 ( ahli mengikuti hawa nafsu dan bid•ah). 10 yang kemudian disebut "Ingkar al-Sunnah". Arti a 1-sunnah menurut syara 1 ialah P.erintah, larangan, dan anjuran Nabi saw baik berupa perkataan dan. perbuatan.Oleh karenu itu I;Jalil Syara 1 dimaksudkan al-Quran dan sunnah. llsedang rnenurut Ulama ahli ha di ts ialah segala sesuatu yang datang dari Habi saw baik berupa perkataan, perbuatan, ketetapan, sifat pisik atau budi, biografi baik sebelum kenabian atau setelahnya. al-sunnah menurut ulama ushul fiqh di2rtikan segala sesua tu yang datDng dari ;~abi saw--selain al-Quran--baik berupa perkataan, perbuatan, ?tau pengakuan yang syah 7Muslim bin al-Hajjaj al-curyairi, op.cit. Juz 1,
h. 994
B..
.
. .
.
Ishak al-Syathibi, al-1'iuwafa5at Fi Ushul alSyari 'ah Syarah Abdullah Daraz, Juz 4, • 4 .\,ol
9Ajaj al-Khathib, op.cit., h. 19 1
~~'.~ __ A_,~lahzun, 'l'~hqig
Mawagif al-Shahabah Fi al-
26 dijadikan dalil sayaro•. Dan menurut F'uqaho adalah segala sesuatu yang tetap dari Nabi saw dan tidak masuk bab fardlu dan wajib.12 al-sunnah menurut Muhadditsin sama dengan l!adits, meskipun asfllnya tidak sama. Hadits lebih umurn yang mencakup perkataan dan perbuatan Nabi, sedang al-Sunnah berarti perbuatan Gabi saw. 1 3 Ka ta Ingkat ( _,;!(:..I ) dari segi bahasa diar tikan 1. Berarti bodoh atau tidak mengetahui sesuatu,Jl+seperti firman Allah Q.S. Yusuf:58 ,,,. ~, .,,,, t f ; ,,., ..... .,,.,,,..,,.:' c./,,._..,,,,...,,. « 0 ..>_;;.:;... <\.J r--° _:;. ~__,........ ,'Y}u. I~ _,._; ... " _, Artinya : 11 Lalu mereka rnasuk menernui Yusuf, sedang Yusuf mengenal. rnereka, tetapi mereka ti 11 da mengenalnya • 11 2. Berarti menolak,15 seperti firman.• Allah Q.S. al-Nahl:
83 ,
·~' • I
,, ,, ,, -(,
".('; _.
,/.1
.. ,
(."-'::I
~
./ _, •
/ • _,
• _,,..
~-'A lj .... f .,,.<.\).,I.....::....,..: _, .:.._,;~ ,; : 11 1,;er eka mengetah ui nikrna t Allah, keruudian rne-
" U..): /.
r-"'_}-A.>
Artinya r eka menginr;karinya dan kebanya:ltan moreka lrni'ir. 11 3, Tidak menerima hatinya dan Lidak rnonr;akui lesannya, seperti kato sga•ir
Artinya
Ia (wanita) tidak menerimaku dan tiada. sesuatu .yang in tolak dari GcGala kejodian kecuali tua dan botak. 16
12 J:bid ~"·h. 1
l6
3shubhi Shaleh, op. cit., 11, 6
~Ibrahim Anis, al-Mu•~arn al-Wasith, al-J>:o•arif, 1972), Juz), h. ;JI 1
(Mesir: Dar
151·lJJ.Q, .. 16
~am
Abi al-Husain Ahmod bin .F'aris bin Zakaria, J•IU • i':agayis al-Lughah, '\'ohoio Ahrl11 ,, l _c:1 nm~ "-""---····- •• - ••-
27 Jadi pengertian Ingkar ( mendekati
_;'6.:.,\
)::,ecara etimologi
arti kata hadats ( ..::._,;,..:..) dan bid 1 al1 ( L
.J.;)
yang merupakan aposisi kata al-Sunnah dan mernpunyai konotasi arti yang sama yaitu meninggalkan al-Sunnah, atau membelakangi dan menyalahi al-Sunnah dalam beristinbath hukum atau beran:al. secara terminologi Ingkar al-Sunnah adalah untuk menunjuk paham yang timbul dalam masyarakat Islam yanc; menolak Hadits dan sunnah sebagai sumber ajaran agama Islam kedua ses~dah al-Quran. 17 Dari pengertian ini kiranya dapat dicatat Lebagai berikut :
1. Ingkar al-sunnah merupakan paham atau pendapat perorangan. Oleh karena itu meskipun Ingkar al-sunnah baik masa klasik yang bersifaL perorangan dan masa modern yang bersifat kelompok ter·organiuir Lelah lenyap, namun paham Ingkar al-Sunnah masih tatap ada. lB Olah karena itu pengertian ini bersifat universal mencakup keseluruhan masa dan mengantisipasi yang akan ada. 2. Ingkar al-sunnah timbul dalcm masyarakat Islam, karena pcrbedaan paham internal umat Islam, bukan dar·i non Islam, sebab keingkaran non muslim sudah jelas bahkan alquranpun diingkarinya.
3. Penclakan
al-sunnah dalam bentuk sumber ajaran Isla1a, dengan demikian ada kemungkinan peneri1naannya pada uela in sumber hulrnm Islam,
B. Ingkar al-sunnah Nasa Klasik Al-sunnah pada masa klasik rncndapD t pcrhatian pen uh dari l'ara sahabat, tabi•in, dan tabi'i .. al-tabi•in. ~creka berusaha seoptimal n.unGkin untuk mencari, memel7Tim IAI!i Syai·ir Hidayatullah, ;.:nsiklopedi Islam Indonesia, (Jakarta: Djambatan, 1992), h. 42d-429 lBAli Kusthafa Ya'qub, op. cit., h. 46
28 lihara, dan meriwayatkan hadits dari generasi ke generasi. al-Sunnah menjadi rujukan rnereka dalam segala aspek kehiaupan rnereka, terutama dalam ur·usan agarna dengan keteladanan Rasul dalarn al-sunnahnya. salah satu contoh, Fathirnah binti llasul pernah rnengalami kesulitan suatu masalah bertanya kepada Abu Bakar tentang pernbagian harta untuk Rasul setelah wafat. Maka ia menjawab : .Sesungguhnya aku mendengar Jiasul bersabda "Sesungguhnya Allah jika mernberi makan kepada Nabi-Nya, kemudian ia wafat, maka Allah jadikannya bagi orang yang menC1Uduki setelahnya11. Aku berpondapat, dikembalikan kepada umat Islam, '.Fathirnah berka ta : "Enckau dan apa. yang engkau dengar dari Rasul lebih tahu,11 19 Di masa Hasulillah saw para sahabat tidak pernah sedikitpun meragukan bahwa perintah Nabi harus aiturut,dan bahwa beliau diutus kepada seluruh manusia. her·eka juga melihat kewajiban ke_pada uirinya untuk rnenyampaikan missi Habi ke seluruh umat dan generasi ber·ikutnya. Sejarah telah rnembuktikan bahwa di masa hid.up l\abi sa\'I tidak ada di an~ara mereka yang memandang satu sama lain dengan sikap r·agu atau permusuhan. Pada masa sahabat, rnemang pernah aua segelinti1· sa!labat yang ingin belajar al-Quran saja, seperti periwayatan al-Hasan al-Bashri, ia berkata : 11 Ketika Irnran bin Hushain (w. 52 !!) seorang sahabat Habi sedang ment;ajar-kan hadits, ada seseorang yang mernotong pembicaraannya, wahai Abu Nujaid (panggilan In~an) ! Ber-ilah kami pelajaran al-Quran saja 11 • Imrah bin irusha:in minta penanya tersebut agar tarnpil ke depan, kemudian beliau bertanya : "Bagaimana pendapatmu, seandainya kamu dan kawan-kawanmu hanya belajar alQuran sa ja, ap<:Jkah lrnrnu dapat menernukan dalarn al-Quran bah;-: wa salat zhuhur itu empat raka•at dan scilat maghrib tiga ral9Ahmad bin Hanbal al-Syaibani, V.usnad al-Imam Ahmad, Tahqiq Ahmad Muhammad Syakir, (lCairo: Dar al-Ha •arif, tth.T, Juz I, h. 160
29 kaat. Jika kamu hanya memakai al-Quran sa ja, dari mana kamu mengetahui bahwa thawaf dan sa•i (dalam haji) antara shafa dan Jv;arwa itu tujuh kali 11 .?. MEcndengar jawaban itu, ia berkata : "Engkau telah rnenyadarkan aku, mudahmudahan Allah senantiasa menyadarkan engkau". Akhirnya, 20 orang tersebut menjadi ahli Fiqh sebelum wafat, Peristiwa serupa ter j adi pad a Umayah bin Khalid (w. 87 H) yang pernah mencoba mencari seluruh permasulahan dalam al-((UJ:Jan saja. Akhirnya ia berkata kepada Abdullah bin Umar (w. 74 'H) bahwa di oalam al-~1uran ia hanya rnenemukan salat di rumah dan pada waktu perang saja, sedang salat dalam perjalanan tidak ditemukan. Abdullah bin Umer menjawab : w.vahai kemenakanku, Allah. telah mengutus l-iabi Muhammad saw kita tidak tahu apa-apa. Kita kerjakan saja apa yang llabi kerjakan, 11 21 Eenurut komentar i·,usthafa Ya •qub periwayatan di atas menjadi cikal bakal timbulnya pemaharnan menolak alsunnah dijadikan sebagai sumber hukum Islam (Ingkar al-Sunnah ). 22 Pernikiran di atas semata merupakan pendapat/p.emikiran pribadi bukan rnewakili golongan, tetapi bisa jadi kemudian semakin bertambah jurnlahnya.Gejala seperti yang disebutkan di atas hanya terjadi di Irak saja, seperti Imran bin Rushain-menur:ut- keterangan Ibnu Hibban- berada di Bashrah dan oposisi al-Syafi 1 i (w.204 Tl) juga di Bashrah.23 Ketika konflik besar terjadi pada rnasa Utsrnan bin Affan dan Ali, yaitu setelah orang-orang Yahudi dari 'Ajam ( non-Arab, khususnya dari Persia) menyusup ke dalam, ber20 a1-!lakim, al-Mustadrak 'ala al-Shahihain Dar al-ha •arif, tth;~JuzJ:, h. ·109-iio '
21 22
·'
rbid. Ali
h~
258
~usthafa Ya'qub, op. cit., h. 39
Z3~ushtafa al-A 1 zha1ui, op.cit.,
h. 42
(Beirut:
30 2 pura-pura masuk Islam seperti Abdullan bin Saba. 4 sehingga Allah menaqC!irkan Utsman sebagai Khalifah ketiga cian Ali Khalifah keempat
terbunuh dan kemudian kekuasa-
an pindah ke tangan Mu•awiyah. Sebab konflik ini sangat berpengaruh dalam pemahaman Islam yang berbeda dan si2 . . ai ' . k emukap meragukan kedudu k an a 1 -sunna h • 5 Beri. k u t ini kakan
perbedaan sikap
rnereka terhadap al-sunnah
1. al-Khawarij Mereka memandang bahwa semua sahabat sebelum terjadinya fitnah jujur (adil) uan mereka yang terlibat dalam fitnah
11
Perang Jamal" (antara Ali dan Aisyah)
dan tahkim (perdamaian antara Ali dan Mu' awiyah) serta pengikutnya dihukum kafir. Dengan demikian kaum Khawarij menolak sebagian hadits-nadits sahabat setelah fitnah, l{arena para sahabat itu rnenerima tahkim, eehingga para, sahabat itu tidak tcrmasuk yang da vat .. 26 aipercaya. · 'l'etapi pendapat ini menuru-;; penelitian al-A' zhami tidak
pend a pat
cahannya, karena
seluruh ka um J(lia warij dalam per pekelompok Khawarij Ibadliyah dalam bu-
ku-bukunya menerima hadits-hadits yang ciriwayatkan oleh Ali, Utsrnan, Abu Hurairah, dan lain-lain .. 27 Dengan dernildan kaurn Khavwrij tiuak juga seluruhnya menolak hadits-hadits yang dirwaya tkan para sahabat yang terlibat dalam fitnah. 2. Syi 1 ah Aliran S.)i 'ah
24
ya11i; niasil1
·M. A Makhzun, op. cit., al-Siba•i, 02. cit. h. 101
el'Lsic
uampai sekarang
Juz II, h. 317-)lb dan
25·al-Siba •i, op. cit. h. 10'7
Zb. Ibid. 27
h. 103
M. Musthafa.al-A 1 zhami, op. cit., h.42-43
ini umurnnya kelompok Itsnaasyariyah. Mereka mener.ima had its dan mengamalkannya seperti kita, hanya rnereka berbeda dalam rnenerima dan menetapkan hadits itu sendiri. Mereka rnenganggap bahwa mayoritas sahabat setelah ~abi wafat adalah murtad, kecuali sekitar tiga sarnpai sebelas orang saja. Oleh karena itu rnereka tidak mau monerirna hadits yang diriwajatkan oleh para sahabat tersebut, kecuali dari lrnlangan ahlibait (kelu~rga Na bi). 2 8 Mereka mensyaratkan bahwa penuturan hadits harus dari jalur para imam mereka 7 -karena mereka mempunyai anggapan bahwa . imam-imam mereka ma 'shum-- atau dari orang yang mengikuti jejak para imam rnereka. Prinsip umum rnereka bahwa siapa saja yang tidak menganc;kat Ali sebagai Khalifah, maka ia telah menghl1ianati wasiat Rasul saw dan menentang para imam, karena itu ia• tidak tergolong yang dapat dipercaya. 2 9
3. i•iuktazilah ~;enurut
komentar al-Siba 'i setelah menukil berbaGai pendapat misalnya dari al-Amidi, Ibn Bazm, dan lbnu al-::i_ayim bahwii nukiliin-nukilan itu calin 1; bertontangan tidak dapat ditarill: kesimpulan yang pasLi. Apakali si1 kap J-'.u. .t.azilah seperti 1I1ayoritas ulama menerima hadits secara keaeluruhan, atau menolak secara keseluruhan,dan a tau menolak iwdi ts Abad )c.i Secara um um da pat dikataka n bahwa Mu' tazilah dengan ushul al-Kharnsah ( lima prinsip uasar) uan konsep-konsep yani:; bercumber uari J,Jadanya rneM-. rupakan kaedah yang harus dipatuhi oleh nasi1 al-Quran dan Hadits. Ayat-ayat yang kontroversial deni;an logika meroka harus dita•wilkan dan hadits-hadilu yang kontra dengan logika ditolak dan diingkari. Sesu[Ji deni:;an un 1)rnpan Ah-
28 Ibid; h
44
29cJJ.-Siba•i, £.fl• cit. h. lUlf
h. 169-170
32 mad Amin
bahwa sikap
Mu 1 tazilah
terhadap keotentifi-
kasi hadits meragulrnn, kadang-kadang mikir karena mereka menghakirni akal
seperti sikap peda l.:Hn ha di ts, bu-
kan menghakimi hadits dalam akal. 31 1:,enurut peneli tian al-A' zhami ten tang sikap Mu' tazilah terhadap hadits sebagian mereka menerima hadits Nabi saw dan sebagian lagi seperti penuapat al-Nazzham tici.ak merriberikan kepastian apakah mereka meneriam hadits a tau menolaknya. seandainya benar ±a :menolaknya:, maka itu merupakan pendapat pribadi bukan pendapat aliran Mu•tazilah, sebab: banyak juga ahli hadits yang ·dituduh mazhab Qsdariyah, padahal mereka peneliti hadits. Menurut pendapat al-A 1 zhami Mu 1 tazilah seperti umumnya umat Islam menerima hadits Nabi saw, namun mereka mungkin mengkritik sejumlah hadits yang berlawanan dengan mazhab merelrn,akan tetapi itu tidak berarti Mu•tazilah rr.enolak hadits secara keseluruhan.32 Dari berbagai
uraian di atas dapat disimpullrnn
bahv;a, Ingkar al-sunnah klasik adalah sejumlah orang yang menolak hadits sebagai sumber hukum Islam pada ma-p sa abad pertama dan kedua Hijr·iyah, baik secara keseluruhan atau sebagian hadits, baik pcndapat pribadi atau penci.a pat pecahan a liran. Dengan demikian, golongan yang banyak terlibat aci.alah sebagian golongan Khawarij, sebagian golongan syi 1 ah, dan sebagian golongan Mu•tazilah. Dalam pcneli tian ini yang ditnalrnudkan Ingkar alsunnah klasik adalah sebagian ~;u 1 tazilah yang diwakili oleh seseorang dari Basrah--tunpa dicebutkan namanya-yang mengajak-berdiskusi dengan Imam Syafi•i (w. 204) 3i·Abu Lubabah, op. cit. h. 9?-91!> dan Ahmad Amin, Dluha al-Islam, (Kairo: al-Najdah, 1964), Juz 3, h.b5
3~al-A'zhami, op. cit.,h; 45
,-~···1~i'liti;'"'"'~'
'''
33 cerdasarkan
hasil penelitian M. al-Khudlri Beik bahwa
ia dari golongan Mu•tazilah dengan alasan domisilinya di Bashrah. sementara Bashrah pada csaat itu menjadi pusat teologi (kalam) dan dari sinilah muncul mazhab Mu•tazilah dan tokoh~tokohnya dan dikenal sebagai oposisi terhadap ahli hadits.93 ~endapat ini didukung oleh al-siba • i yang menyatakan bahwa alasan
yang dikemukakan
oleh al-Khudlri Beik ini sangat beralasan.34 Dugaan alKhudlri Beik itu juga diperkuat dengan kitab "Ta •v:il Mukhtalaf al-Hadits oleh Abu Huhammad Abdullah ibn J,;uslim ibn QUtaibah yang mengemukakan silwp tokokh-tokoh Mu• tazilah terhaciap al-sunnah dan Ju·itik mereka terhadap para sahabat dan pemberi fatwa Cli kalDnt;an rnereka, 35 Memang sebagian pendapat ada yang mengkaitkan dengan suatu kelompok ekutrimis kulfJng
menyingkap InBkDr al-Sunnah dari kaum. rillfrtaa· dan sebangsanya tidak
dimaksudkan, di samping ala1;annya yang kurang kuat dibandingkDn dengan yang dikemukalwn oleh ,,1-Khudlri Beik.
33 al-Khudlri Beik, op, cit.,
h. lb6
1
3 fal-Siba•i, oo. cit., h. 115-117 35rbnu Qutaibah, 'l'a 1 wil Nukht1lla1' al-l!adit1;, 'l'ahqiq t:uhiimmad Abdr al-llahim, (Beirut: Dar al-Fikri, 1995), h.21l
76'
~
al-Siba•i, loc, cit.
_ _ 3? M. Abu Zahrah, al-Sy a fi 'i Ha;xat uhu wa • Ashruhu : Arauhu Via Fighuhu,(!.esir: Mathba•ah al-Via•rifah, tth.)h.211.S
c.
Pokok-Pokok Pikiran dan Argumentasi Ingkar al-Sunah Di dalam kitab ,. "al-Umm"
jilid VII
h,287-300,
meskipun keterangan al-sya fi 1 i dengan secara singkat dan padat, kiranya dapat dipahami bahwa penolak al-sunnah sebagai sumber hukum Islam dapat diklasifikasikan kepada tiga golongan, yaitu sebagai berikut : l, Menolak
al-Sunah secara :·:Keseluruilan Maksudnya, mereka menolak al-sunnah sebagai sumber hukum Islam secara keseluruhan, baik hadits mutawatir ataupun haditd ahad, 38 Argumentasi yang mereka ajukan ialah sebagai berikut a, al-Quran diturunkan kepada Nabi i'!,uhammad berbahasa Arab, sudah barang tentu ia m<mggunakan ·oahasa yang biasa dipergunakan oleh bangsa Arab, Jika sesorang menguasai bahasa Arab dengan baik, tnaka ia dapat memahaminya dengan baik pula, tanpa bantuan al-sunnah. Pokok pikiran ini tercermin dalam ungkapan Ingkar al-Sunnah ui ha
~~al-Sy a fi 1 i,
ul-Urnm, loc. cit.
35
Artinya : "Dan i\ami turunlrnn kepadamu al-c1uran untuk menerangkan segala sesuatu, un~uk pentunjuk, rahmat, dan beri ta gembira bagi orani;-orang h;lam 11 • al-Quranlah yang berhak menjelaskan segala sesuatu, bukan hadits menjelaskan al-Quran, c. Agama harus dilandaskan kepada sesuatu yang pasti yaitu al-Quran saja, bukan yang zhanni (dugaan yang kuat) yaitu hadits, sebagaimana firrnan Allah dalam Surah Fatllir:
31 .t./•
u "' ~
/~
\ (t.1
_..,;
/ ' / . - " " / • / ...
" .....
1_,..., .....;.:..>-l \ ~ _0?, ~ t.;,..-_, \ ~ ~I_, ;.,
""
;.
/
Artinya: "Dan a.Pa yang telah Kami wahyukan kepadamu yaitu al-Kitab (al-c~uran) itulah yang benar". Memang hadits terbagai menjadi dua, mutawatir dan ahad. Hadits mutawatir hanya beberapa butir saja, selebihnya
sen;ua hadits ahad, Hadits ahad
bersifat zhanni saja.
~~aka
apabila landasan agama berupa gabungan antara alQuran dan Hadits berarti zhanni juga, sebagaimana firman Allah dalam surah Yunus : 36 / L.· ~ \f"'~·.'"':./)¥/ .~·.,,..:i~(!,~ ~--:-~, •J-"(('_......1~...... , ......... , '·1 '-' . ' ,,._,,,_ '.! .,... ~I~~ .is v=---lu ~ ~ .-; .,..-4'....i"-' I 0-· v._, )) / ll
":-: ~. ,..~· ,. ..:r---:. ,. .. ,
--:-:~1" .......
Artinya : "Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali prasangka sa ja. ~)esungguhnya prasangka it u tiuak sec:iiki tpun berguna untuk mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allah
~:aha
i':engetahui a pa yang mereka ker jakan", Oleh karena hadits itu bersifat zhanni, maka tidak dapat dijadikan landasan agarna, hanya al-quran sajalah yang dapat dijadikan landasan agama. , Nenolak Hadits Ahad Alasan mereka mana berikut :
menolak hadits Ahac.i ini adalah sebagai-
36 a. Kodifikasi al-0unnah yang menyangkut .kemungkinan para perawinya melakukan kesalahan atau kelalaian, atau muncul dari kalangan pemalsu dvn pembohong hadits, sehingga membuat keraguan terhadap otentisitas hadits itu sendiri. b. Hadits Ahad bersifat zhanni tidak qath •i. Faktor inilah pangkal pengin5karan mereka terhadap : hadi ts ... yang meragukan kepastiannya dalam berhadapan ciengan al-quran yang dapat dipastikan keotentikannya.
3. };enolak Hadits, kecuali jika al-sunnah itu
ada persamaan-
nya
dengan al-Quran Argumen yang mereka ajukan ialah sebagai berikut: a,. Alasan ~a\'lg mereka -·gunakan 'sama dengan kelompok pertama, yaitu menolak seluruh hadits baik mutawatir atau ahad. Hakekatnya, kelompok ini menolak hadits sebagai sumber hukum Islam secara diplomatis, karena jika ada persamaan antara hadits dan al-Quran, tentunya yang uiambil mereka hanya al-Quran dan jika tidak ada persamaan, jelas haditsnya dibuang dan ditolak. b. Ha di ts yang tidak ada persamaannya denga.n al-l~uran tidak kuat dijadikan landasan hukum. Jika ada hadits dengan hukum-hukum baru yang tidak terdapat dalam alquran, maka berarti tantangan oleh sesuatu yang kemantapannya meragukan terhadap sesuatu yang bersifat pasti, yaitu al-Quran • .Padahal yang bersifat zhanni tidak cukup kuat untuk melawan yang bersifat pasti. Pokok-pokok pikiran dan argumentasi di atas dijawab oleh al-syafi 1 i, sebagaimana berikut ; l, Allah mewajibkan kepaua
seluruh manusia agar beriman
kepada Nabi-Nya. Kewajiban ini berlaku umum, baik bagi yang hidup sezaman dengan beliau ataupun yang hidup setelahnya, baik yang menyaksikan langsung kepada Nabi atau melalui
berita-berita (hadits). Perinteh
0eri-
37 man berarti pula perintah 11ientaatin.1u dalam segala ucavannya, perbuatannya, dan taqrirnya, dengan merujuk kepada firman Allah
sebagai
berikut :
a. QS. al-Nisa : 64
•
>:/. •.)
..-...:}~
II_:":,\~ l.>~. \,.... ~
•
,
_,
..... , ....,..////:, /",
,,,.
. . . . ..
.. .)
~--< ~
t,...
/
/
. . " "_':..L • ..,..,,
... .,.,
,,,.
/
_,,,..,,,.
....
,,,.
~»
(° ~·~ ~-~~.s-"" ._,_,_,.... ..Y.. ·~--'..J 4' • I • /,. ll• ':_"'1 ; >. / / •-< ...-.. -:= 4' .,,._,,. ({ ~ :...>-"'~ ~ L.. ~-=-...... ~--. .... • ....r t\
"·•
,.,
•
Artinya : ll'i'idak, demi 'l'uhanmu, mereka tiada juga beriman (kepada engkau), sehingga mereka mengangkat engkau menjadi hakirn, untuk mengurus perselisihan antara rnereka, kemudian mereke tiada memperolah keberatan dalam hatinya menerirna keputusan engkau dan m.;rel'a terima sebenar-benarnya menerima 11 ,
qs.
b,
79
al-Hisa :
...... ; .
.... _,,,. ...... ..,.;_,.,,,
~
tr ... 'LI.> I
lJ.
I~
..... J /
_t.'_. .,,,,.
u ,,_-.:_i l r;-:; ...:_;.
JI
Artinya : 11 Barang siapa mentaati rasul, sesungguhnya ia mentaati Allah ••• 11 c. QS. al-Hur : 63 I"/~
u
•~-\ '-;'
r··,...
_,,.,,,,
IJ/•
J ..,.,,.,
I.:,._,, ~ "' ..> J
~ ,;.,
•.,1/•
J "/
"/
~./
/,.,
/_,
L:.::> ,.,..,~ wI ~ I .:._,..<. 0 YJ L;:_ \ V
'"_...
I
-"
-
Artinya : 11 Sebab itu, hendaklah takuL orang-orang yang rnelangg?lr perintah-Nya, bahwa rner0ka ukan tertimpa :f'ii. tnah ( cobaan) a tau akan di timpa siksaan yang pedih, 11 d, QS. al-Hasyr
7 . • .1,;" ./ ,,P . ; .. ,,(
"
' ....-:.,,,,.,.,, ..
'~ \_;
, .. ,,, ./ "'"'( !~/·
,.,...I''
O_.>
... ,.,._
~ .J,>---.,:JI ~I.\..__, ..
Artinya : 11 Apa-apa yang diberikan rasul kepadamu, hendaklah karnu ambil dan apa-apa yang ailar1Jngnya, hendaklah kamu hentikan ••• 11 2. l
I\
,)
\'(
. \ ,, . . //
~ y....) ~ I ~
~
c-+_y\.::..~ ~ --.j.>-'"...; .:_;;.;.,.:). \ ~ ~ -J ~ 1_,,_.,, ,, ...,;::,,,,, . e- _, . ...... __, ".> .. /
,I
..
..
.,#
/
.;
"'
.>"
....
1•
\(
~
.... ...
"
/
>
... ~_,.,~,., .... ... , .... 1 \ ,,_..
38 Artinya : "Dia yang mengutus kepada umat yang umrni, seorang rasul di antara rnereka, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya dan membersihkan mereka dan rnengajarkan al-Kitab dan hikmah kepada mereka ••• 11 Yang dimaksudkan al-Kitab di sini al-Quran, sedang al-hikmah adalah al-Sunnah.
3, lliaksud
al-Quran sebagai penjelas segala sesuatu, sebagaimana dalam QS. al-Nahl : 89, keterangan di situ mencakup berbagai bentuk, di antaranya menjelaskan kewajibannya dan di antaranya la~i penjelas~n secara umum dan_glob~l kita diperintahkan berijtihad. 4 .•. Tidak dapat dipaharni hukum-hulrnm ualam al-<"uran kecuali harus menerirna hadits, karena kita tidak mengetahui mana ayat yang manghapus dan mana yang uihapus (nasikh mansukh) kecuali merujuk kepada hadits Uabi saw. 5. Hukum syara• sering terjadi adanya takhshish sesuatu yang bersifat qath•i (pasti) dengan eesuatu yang bersifat zhanny (dugaan), seperti diterimanya kesaksian dua orang dalam perkara per::bunuhan ataupun pencurian harta. Padahal diharamkan mengganggu harta dan nyawa adalah bersifat pasti, namun masih dapat diterima adanya kesaksiah dua orang uaksi, padahal sifat kesaksiannya itu bersifa1.. z_hanni. 6. MeGkipun hadits yang disampaikan oleh orang-orang yang ada kemungkinan sifat lalai, lupa, dan ·duGta, namun kemungkinan itu menjadi berkurang setelah diadakan filturisasi dan konfirmasi tentang ke·jujuran para perawi hadits serta perbandingan dengan ri~ayat-riwayat para ahli hadits yang hidup sezamannya. Lebih-lebih la6i, kutika periwayatan hadits itu diperkuat dengan nash al-Qur·an atau hadits yang lain, malrn kemungkinan terse but rnenjoci hilang. 40 Demikian, di antara polrnk-pokok
40Ba ndinglrnn
pikiran Ingkar al-Sun
al-Siba•i, op. cit., h. 120-121
39 nah
dan argumen-argumen
yang diajukannya serta jawaban
Imam al-Syafi•i. Dari berbagai uraian di atas dapat disimpulkan bahwa alasan penolakan al-Sunnah seoagai sumber hukum Islam bagi Ingkar al-sunnah, adalah karena melihat kesempurnaan al-Quran yang menjelaskan segala sesuatu dan tidak perlu penjelasan al-sunnah, di samping sikap skeptis terhadap otentisitas al-sunriah. Tetapi semua sikap skeptis itu dapat ditangkis oleh alSyafi' i dengan alasan telah diadakan filterisasi secara cermet dan komperatif, Sedangkan . argurnen al-quran sebagai penjelas al-Sya fi' i mengalrninya, hanya berbeda dalam memberikan interpretasi kata 11 penjelas 11 tersebut. D. Analisa
Argumentasi Ingkar al-sunnah Sobelum
memberikan analisis
Ingkar al-sunnah
tentang argumentasi
terlebih dehulu dikemukakan
catatan khu-
sus bagi al-Syafi •i yang menulis ten tang kcilompok Ingkar al-sunnah dalam bukunya al-Umm, yai tu sebagai berikut: 1. Kelompok yang menolak hadits secara keseluruhan 41 Pada hakekatnya tidak ada seorang muHlin1 yang menolak hadits secara keseluruhan dan tiaak ada sekelompok
muslim
yang berpendapat
bahwa rnengikuti perin-
tah Rasulullah itu tidak wajib, dan bahwa perbuatan, sabda, dan kel:etapan beliau tiaak. ter111asuk sumber peneta pan hukum Islam. So ba b pendapa t ,;eperti i tu, berarti rnenolak hukum-hulrnra dalam ol-Quran, ijma • para sai1abat, uan Gelurul< lwurn ti1Ulilir11in. Penaapat seru;;a ini ad;; lah .iJCnda pn t lwlo11l)JOk c!rnt1·imis irnlangan !mum llaric:hah .Yans menr;ingl{ari kernsulan ~.uiwrr:n.ad saw. 42 Pernyataan analiaa di ates
ju,~
diperkuat oleh
4lal-Syafi'i, al-Urnrn, loc. cit.
42 al-Siba•i,
op. cit.,
h. 116-li7
40 al-Syafi • i sendiri yang mengatakan bahwa : Kami tidak pernah mendengar seseorang yang dikatakan berilmu atau uiri sendiri mengaku berilmu yang menantang bahwa Allah swt. mewaJl.O~an manusia agar mengikuti perintah HaGul dan pasrah terha daplrn putusannya bahwa Allah tidak mowa jl bkan orang yang hidup setelahnya, kecuali harus mengikutinya. Dan suatu pendapat tidak <.literima kecuali berdasarlrnn Kitab Allah dan sunnah Rasul, dan bahwasannya Allah t.elah mewajibkan kepada kita, orang-orang yang hidup setelah kita, dan yang hidup sebelum kita agar menerima hadits dari Rasulillah saw, Tidak ada perselisihan di antara kita dalam menerima hadits dari iiasul, kecuali keJ.ompok yant; disebutkan. 13 + Dari ungkapan di atas menjadi j_elas bahwa tidak ada sekelompok umat Islan1 yanB mengint;kari tentang kewajiban mengikuti Rasul dan meneri~a al-sunnah, kecuali oran[; diluar Islam termasuk SYi •ah Rafidhah yang ekstrim dan uise1Jakati l<:elrnf'irannya. al-!luyuthi tlienjelaskan bahwa di kalengan kaum. ekstrirr.is Ila fidhah it u acia yang ber pandangan menolak al-sunnah sebagai hujjal1 dan hanya di atasi dengan al-Quran saja, karena mereka ini percaya bahwa sebenarnya kenabian itu untuk Ali ra. bukan untuk t'iUh01mrnad, narnun Jibril keliru mc,nurunkannya kepada f.;uhammad sebagai pimpinan para rasul. 44 Dengan demikian, jika yang dimaksuakan kelompok penolak al-sunnah ai kulancan urnat Islam berarti kelompok yang tidak berilmu ini menurut al-Syafi'i, namun bisa jadi malah bagi mereka yang kritis dan borfikir rasional yang tidak hanya menerima hadits sebelum diteliti secara ha-,-· ti-hati dan meyakinkan.
43al-Syafi 1 i, al-Umin, lac. cit. 44al-Siba•i, op. cit., h. 119
2. Seorang penanya dongan mazhab teu1en-tc:mannya liampaknya ungk1;pan mazhab di atas monunjukkan adanya kelompok atau aliran di belakang seorang penanya tersebut, Jadi borbagai pikiran yang diajukan kepada al-Sy<1fi 1 i bukan pikiran seorang penanya secara ,;;erorangan, akan totapi pendapat kelom,;oknya atau pendapat alirannya. Eamun, sayant1nya ticiak disebutkan siapa namanya dan bagaimana identitasnya, di uitu hanya dijelaskan daerah domisilinya yaitu di l3ashrah. Oleh karena itu, kcmudian timbul berbagai inter-· pretasi dari para peneliti dari aliran mana dia '? Abu Zohrah ber pendapat golongan Zindiq dan l\hawarij, 111-i'.lrndhri Beik ber pcndapat c1ari golong;;in l,iuktazilah c:an sobagain pendapat yang lain rnengatakan dari golongan 2<1fidhah ekstrimis, sebagai111ana yang telah dikomukakan pada sub bab Ingkar al-i_;unrwh l~lasik h. 33 Lelihat kata "111azhab teman-tor1.annya 11 menunjuk satu rrnzhab atau sekte tenliln satu nw;~hab, atau rnenunjuk ternan-teman di berbagai mazhab atau sokte sehingga membenarkan borbagai pendapat di atas. Kemungkinan yang dekat adalah pendapat kedua, karona pemildran mereka dilwlompokkan kopada Liga golon(lan, adalrnlanya lllenolak ha di ts secara ke<;eluruhun, ha di ts a had sa ja, dan ;yant:; sesuai dengan al-:,uran E;aja. lllll il!i 1;.onunjukkan me~akili dari bc,rbagai sekto. ~l.e:borai).n
;:naliso tc11tang sunn;;ih, yaitu aobagai b0rikut
cJrgunicntu.si Inl;kar ol-
1. al-Quran berbahasa Arnb Al-quran beriJalwca Arab, bogi or·an1~ yang in1.:,in memahami harus mc:nisc nal bahkan rnen 1;uasai bahaoa t;;rab secara rnendalcim. Akan tetapi tidal{ s01.iua oranc yang menguasoi bai1ac;a Arab rnar"pu memahami :_.eluruh ayat yang terkandung ualara al-'.,uran, terbukti orang-orcinc A.rab sendir:i_ ti
nahnya. ioersyarat8n memahami al-c:yran, narus menguasai bahasa Arab memang betul, tot a pi tiual<: bis a untuk menolak
2.
al-sunnah.
al-~uran
Sebagai Pcnjelas haksud al-Quran Bebagai pe11jelas teri1adap sega la sesuatu (QS. al-lfohl:89) adalah sebagai berikut a. Leneranckan landasDn tasyri' yang rnacih um um d1oir1 seba~ian hukum yang sudah terinci b. ~:enunjukkan cara bagain1ana mengetahui hukum yan~ ticiak resmi disobutlrnn dalam al-\~uran, salah satunya
mengiku1..i
jejak 1iasul. pern1asalah yang tidak disebutkan dac. r;e11i:;eni balil~an lam nl-Quran J,e;iada cil-sunnah. 1+5 d. Alluh rn0v1aji\.Jkan hambanya rnelakukan ijtihad dan uiberi .P<1hala, Gel!agair.1ana Allah 1no1·1ajibkan yang lc.in. 4G Dari ,.ienjelasnu ui at as, Jd.rc.nya dapat di,.iahDmi bahv:n hul<:um syara' yan1~ berdasurlwn al-c/uran, hadits, ijma', dan qiyas, merup<'lrnn llukum ;;;ang berr..;umberkan dari al-'.:uran. Olell J<;arena itu tiuak uua kontradiksi ontara al-sunn2.11 Gecagai llujjah dm1 al-1;;;uran sei:iagai ,.ienjelas bagi se(';ala sesu1Jtu. 'cahlrnn J:abi 0endiri juga dibe;-'_ ri tugas untuk menjolaskan kepaGa manusia a~a-apa yang : diturunkan kopada meroka, sobat:;ai1;;a11ci t 0.S.al-·'Dill:l+lf
: Dan Kv1ni turur1l;;:a11 kC.i,JDl.DnlLl Bl- .;u:can, t:ga1· ~:ar:iU rr1e11cra11ul-~r:1n ~t(~.._.... z·da umat 1nn11usia apa yar1i; telCJfl di tuArcinya
ru11lra11 lrepc:ida ni01·el~n dan supaya mer·eh:a 1Jer· fikir".
henurut Dr. Abbas Luta'.·mli, arti "al-l.layan" ui sini aaalah pen~ortian (kesimpulan) yang timbul dari di:lil, korena ia merupakan buah lien Lujuan akhir uari da11·'.>shaleh Ahmad idLifw, :J1ahirah Hafdhl vl-;;;unnoh, 'l'er je~;.ahan Ali I-:akhtun;, i3erkenalan Den~an lne;kar al-:;un~. ( Jakarta: Gema Insani Pres:.;, 1991 , Cet. ke-1, h. )1 46~1-~~,,....,.f' ..
f ..
_,
'""..!:-,'
lil itu ·oac;i yor1;_~ 1:1e11t;kajin;ya. J)c;n proses Li1:ibul11ya l\.esi11.pulan itu adalah beban orana yang monya111paikan pan. jelasan.47 Jilrnlau kata "bay an" di cini diar tilrnn kesiu>pulan, b erarti a 1-sunnah meru1)&\{an kesimpulan rnaksud al'.~uran,
dapat
sohingi;;t< akan r.rndah dipahami oleh htanusia dan penyang mengatakan bah1·1a al-quran sebagai penjelas
terhadap segala sesuatu tidak terlalu saluh,
3. Arti
al-Hikmah ;.onurut al-syaf'i 1 i arti kata 11 al-!iikmah 11 dalam Qs. al-Juwu•ah : 2 adalah al-sunnah, Penaapat beliau ini diperl,uat donGan QS. al-Ahzab : 311., yang artinya : · 11 Sobutlah apa-apa yane; dibacakan dalam rumahmu, yaitu ayat-ayc;t Allah dan al-'.Iikmah. Sesunt_;i;uhnya Allah ha ha Halus lagi )-.aha !;engetahUi, II i·:ata 11 al-llikrnah 11 pada <.1yat ini juga di01rtikan alsunn01h. Cara pemaknaan seporti ini menc;liunakan takwil, bercimiarkan pada perlwtaan Ibnu Abb1:w uan yang lai11. Akan tett· pi lrnta 11 a 1-Hikmah" yani; di takwilkan dengan arti al-sunnah tidaklah n1enunjukkan kewajiban menjadikan alSunnah sebagai hujjah dengan dalil yang sharih ( tegas). JlDgi yani; tidak mau menugurwkan takwil d1llarn r1<ernalrnmi 81:~uran, kata 11 al-Hilunah 11 diartikan sec arc: ct;Lmoloi_;is, yaitu; keac.ila11, iln1U pGngetal1ua11, arif 0ij~ltUDl1a, l~er1atiit.111, cian lain-lain. 0elu1'uh arti torsebut diakui dan dibenarlrnn kebec·auaonnya oleh HaGulillal1 saw berdar.;urkan dalil-dalil yani; jelas d1·n qath•i. Dun hal inilah y,onG tllGntberikan penGertian yanG jelaa den GBmblana, bGJhwa RaGulillah bersif'a~ seporti sifat tersebut, rr.eko u111atnya v1ajib mornandang ponjclasan-~cnjelasan yang diuarnpaikan ~ebacai hujjah.48 wlan;
percaka;ian
Ult&r<.t al-[)yafi'i dengan
'? 1\.b'oas r.:uta\'/eli
lavwn-
ll.:..:1111.iada.h, al-Sunnoh o.l-::~Clba\·:i.yt.:!1 .. e dJ;:unatuha Fi al-'i'asyril Terjt::mahan AbciUssalan., .sunnah ~~eoi J\ev_u .... uk:anr1ya i·~enur·ut al-(turar1, (1:.ar1dmng : (~err1e l\inwlah Press, 1909), Cet. ke-1, h. :I?J q
'.o;
}, \l
nya, nampak
al-syafi'i
monggunDkan tDkwil dalam
l}ami ayDt-ayat al-Quran, samahalnya
mema-
kaum •:Mul1.tazilah da-
lam menghadDpi ayat-ayat an tropomor fisme. Takwil adalah salah satu cara pemaknaan kata yang rasional dan kondisional. 4, Dasar At;ar:1a harus qath 1 i Pemikiren InGkar al-sunnah i11i·sudDh oleh al-Syafi'i yang melalui dialognya
ditangkis
yang panjang, Ing-
kar al-sunnah menc;alrni diterir..anya dua oranG saksi ualam perampasan don pembunuhan padahal bersifat zhanni, dan horamnya pembunuhan serta perampasan bersifat qath 1 i. 49 ;.. aksud Ingkar· al-sunnah menerima dalil qath 'i adalah
al-~uran
dDn
hadits mutawatir saja, mefokipun jumlah
hDdits mutawatir tidak banyak. haksud qath•i ui sini juga c_ath'i al-'.Vurud (pasti datangnya dari ifabi) bulwn qath'i al-Dilaiah (pasti petunjulmya). Jadi, kepastian ditujukan kepada sampainya hadits itu dari !~bi kepada kita bagaimana, apc1lrnh meyakinlwn ataukah merat;ukan. Jika meyakinkan secara ilmiah dapat diterima den jika tidak meyakinkan berarti zhani, maka ditolak. Kau11, ~;u•tazilah, teolog-teolog rasionalis mcngambil sikap skeptis terhadDp hadits secarD keseluruhan. 50 Tak seorangpun dari kaum ~u~.tazilah yang 111angatakan bahwa Hadits adalah suatu fenomena baru yang 111uncul .pada pertengahan a\Jad koduii Jlijriyah atau kcdulripan Lasehi. A.r·e;unientasi civsar moreka uti~lc~t1 saniu dong8ri ur·cu1nentasi aliran-aliran hukuw lain yang diaebutkan di ates yang mcnjadi oposisi al-syafi'i, bahwa hadits karena esensinya adalah transmisi olch individu ke individu, make ia tak dapat dianggap setagai jalan maauk yang mantap untuk memperoleh
4 9a 1- uY '' .·. .; l"l. I i.
•o
,
a" 1 - 1j· rnn1 , o.P • cl• t . , \1 • 290
.
:; Fazlur Ilah1uan, Islam, 'l'er jernahan Ahsin honatliU.ad, (Eandung: Pustaka, 1997)-;-Get. ke-3, h.80
45 pengetahuan yanti meyakinkan tentcrng hadits, berbeda al-c:1,uran yang dalam transmisinya tordapat kesepakatan univeruijll di kalangan kaum muslimin.51 Dari uraian di atas dapat diambil benang merah, bahwa kaum Eu• tazilah memilild persepsi yani_; sama dengan ahli hukum oposisi al-Syafi•i tontung al-sunnah, yaitu sama skeptis dalam melihat posisi al-Sunnah, Sikap Ingkar alsunnah setelah menerima jawaban dari al-Syafi'i munt,kin menerima dalam bidang hukum, karena adanya persarusan denc;an al-Syafi'i, akan tetapi dalam masalah teologi terutama menyangkut antropomorfisme akan menjadi rintangan bagi mcreka untuk menorima hadits.52 5, Kodifikasi al-sunnah yang monyangkut kemungkinan salah Para ahli hadits yang maoih mendatanakan hadits Yan;_; di dalam sanadnya terdapat orang yang mempunyai sifat bohong, karena ada kemungkinan benarnya secara ukli. Ke1:rndian kemunrskinan salah akan menjadi kecil apabila para _µerawi hadits tersebut (sanad) terdapat orang yang lalai, lupa, den dc:ri oran3 yane; tidak pad a bidangnya. Para nhli hadits menanggapi perivwyctan mereka dengan sikap sangat baerhati-hati. Ke1nungkinan salah akan menjadi lebih kecil lagi, apabilL1 di ant.ara _pora perav1i dalam sanad teroebut sangat minim salah dan lupanya. Dan Jrnmun;_;kinan solnh hampir tidal<: ada, apabila Para perawi sebuah ha di ts it u t eruiri dari orang-orang yang dapat dipercaya aga1oanya, jujur tutur katanya, konsisten dengan ilmu yang uibawanyn, sangat borhati-hati dFlam meriwayatknn hadito, dan kuat ponemuannya terhadap s
5libid. h. 131
52r .. Ol d , h, 83
lui sanad seperti tersebut, maka tidak diragukan lagi untuk menerimanya den umct Islam wajib monGamalkannya, karena hadits tersebut memberi faedah yang mendekati pada keyakinan dan pasti, sehingga tidak diragukan lagi keabsahannya atau keshahihannya. 53 Dari berbagai uraian di atas, kirany1J dapat dipahami bahwa hadits ahadpun tidak diambil semua untuk menetapkan hukum syara•, akan tetapi hadits-hadits yang memiliki derajat yang tinggi yakni shahih saja. Di lrnlangan ulama sunni memang sepakat mengamalkan hadits ahad, namun Imam /\bu Jionifah sendiri mernpersyaratkan bahwa perawinya tiada monyalahi periwayatan, tidak mengenai seal umum balwa, den tidak menyalahi qiyas. Imam halik rnernpersyaratkan tidak monyalc1hi amalan (uruf) ulama hadinah, sedang Imam Syafi'i hanyc mc.1.porsyaratkan sahnya sanad dengan ittishal. 54 J;'ersyarLJtan-persyar;.·tc1n tor1Jebut Liduk lain untuk menshilanskan sikap skeptis yang ada dalarn benak hati para Imam torsebut tentant; uil'at-uif1.1t para transrnetter hadi ts yang diduga banyak lrnlrnren/jan. ::Jenc;an demikian hadi ts al1ad tidak dibuang semua uan Lidak diambil seluruhnya,Letapi diambil untuk menetaplrnn hulrnrn syara."' apabilo rncncapai tingkat shahih yang telal1 rnornenuhi persyarLJtan bagi rnasing-masing Ima~·.
6. i\esesuaian
al-sunnah dcnc;an a l-;1urcm In5kar al-Sunnah 1;,cnolLJk hatli tro yoni; bertentani;on denc;a:1 ,.,1-.;uran atau yang tidak ada pembahasannya dalam al-~ 0 uran, dengan alasan 7,!1.sni Liuak dcpat mela1<.an yanr::; , qeth 1 i. CAlarn hal ini al-Syathibi menjeloskan bahwA i1edit.s-.
itu
\1:ahyu al--:urtin jur;fl \1Jahyu., jadi sarna-san1a v;a!1-
yu dari
~llah
tidak ada
pnrtentan~an
antara keduanya jika
53:.;haleh Ahmad nitlha, op. cit., h. 58-59
5 4 ~;. Easbi Ash-Shiddicqy, Pokok-Pokok Ilrnu
Dirayah _Dir ayah Jiadi ts, .( Je'karta: Bullin Bin tang, 1986), Cat; ke-6 T414rl
1
h.
l{)'Z,-l{)J1
ha di tsnya shahih. Atau bisa jadi dik0 ta kan, tidak sesuej. tetapi jusa tidak bertentBngan, Gepcrti halnya yang di.
~r
diamkan olch al-Quran. 77 Jacii lrnlau c<esoo1·ani; ber pandangan bahvw ha di ts itu juga \'.ahyu, sama den,_;an ul-:;.uran, tetapi yang menjadi permasalal1an basi Inckar al-sunnah pcriwayatan hedits yang r.:ampai kepada kita itu tic
kiranya dapat disiw-
pulkan bah wa : 1. Ingkar al-sunnah tidak rnonolak r.:eluruh hadits, kecuali yang r.:udah keluar dari Islam atau tidak muslim. 2; al-:-,uran sebaGai penjelas turhada1; se,~ala sesuatu tidak porlu ponjclas lain, sedans haJits sobagai kesin.pularn dari al-~uran. ). Penolakan al,-sunn11r1 juga dil11tar bclakangi oleh sikap skeptis terhudap para perawi hadits yang tidak sernuanya jujur. Pemikiran Int;kar Bl-r;unn11h dongan sogala kekurangannya., tak ubahnya cepcrLi manusia yang lain mcm;iunyai kelebinan dan kekuran5an. Di an tar a kekurangannya, sebagaimana berikut : 1. Kurang luas dalam beri'ikir· dan memahami perruasalahan al-Sunnah, sehingga tu· jobak ualarn beruagai pertanyaan yang kurang berbouoL terhadap al-S)afi'i dan kehabisan bahau pada akilir perteu,uan. 2. Terkesan memiliki jiwa yang birnban 1; , ragu, dan skeptis dalam monerima ha di ts rnelalui periwayatan ailad, dan dinawatirki:in terhadap Geluruh hadits.
55al-'~'·ath_ i. bi., ~•
op,• ci·., · t · h • 2 1 -23
41.l 3. Kurang paripurna dalam memahami ai;ama Islam, terbukti ketika me.t· eka melihat bahwa al-:.:iuran seua;:,ai penjelas sogala sesuatu (QS. al-Hahl : 89), tanpa memperhatikan ayat lain yanc mcnjelaskan bahwa l!abi ditugasi oleh Allah s'wt untuk menjelaskl:ln kunaungan alQuran kopada umat manusio (C.(S. al-Nahl : 44 dan 64.). Den:ikian juga, mereka menolak hadi ts dengan a las an bersifat zhani, sementaro rnereka dengan tidak sadar · ·masalah yang bern1enerima hadits ahad zhani atau sifat zhani, seperti lrnsus rnenerima dua orang saksi yang masih bersifat zhoni dalan1 kasus pembunuhan atau perarnpasan. Di samping kekuran1.5Dn-lrnlrnri;ngan sebaguinwna yung t ersebut di at as, Ingkar ul-.';unnDh juga mempunyai kolebihan-kelebihan dalam berargumontasi, antara luin sebagaimana berikut : l. Ingkar al-sunnah bersilrnp kri tie dan rasional dalarn memahami a jar an agama Islu11., c;ehinsga rnereka tidak mudah menerima begitu saja t<:rlwdap apu· yang moreka lihat dan apa-apa yang moroka dongar dari hodite,sebelum ada penjelasan dari ahlinya atDu sebelwu molihat Dukti atau dalil yang kongkrit. 2. Kelompok Ingkar al-sunnah d< ngan rasiorwlitasnya yang begitu tinggi tetap rnaeih dihukumi muslim, lrnrena mu:.;lim berilmu tidak muni;kin menolak ee luruh lwdi ts, kecuali bani yang sudah koluar dari Isla1:1 dan ingkar ten tang kerasulan l\abi t•:ulwrnmad. Perbedaan dalam rnenerima hadits atau tidak, hanya persoalan ijtihadi saja dan tidak mengeluarkan seoeorung dari ucaruanya. 3, Penolakan hadits yang berLifat zhanni, karena dilandasi periwayatan yang kuranc kuat dan tidak dapat dipertanggung jawabkan balk see;;1ra akli dan naq li dan ticiak ada sebuah ayat yang mev1a jibkan unt uk meyakininya.
4, Nereka mau mendengar
atas segala
informasi yani; dike-
49 mukakan oleh oposisinya, dan aktlirnya mau menerimanya dengan baik. Hal ini menunjukkan ketidaktahuannya tentang persoalan yang di hudapinya dan mengakui ketidak tahuannya. Dengan demikian
menjadi jelas, bahwa Ingkar al-
sunnah tidak selalu buruk dan keluar dari Islam ~ebagai man yi.ing diasumsikan kebanyakan orang. Akan tetapi harus dilihat terlebih dahulu permasalahannya apakah yang uiingkari itu Geluruh hadits, mutawatir dan ahad ataukah. hanya hadits ahad saja dan ataukah yang tidak bcrsamaan dengan al-Quran. Kalau permasalahannya, menginckuri seluruh hadits dengan alasan mengikuti al-Quran saja t.idak mungkin, kare1w al-iluran perintah mengikuti iiabi dan perintah menoladaninya. Akun tetapi jika permasalahannya tidak menorima yanc ahod saja dengan alasan tidak me nun jukkan kepastian (qa th' i) dari ifobi, mc1ka tic daklah dianggap keluar dari Islam.
BAB
V
KESIMPULAN DPJi SARAN
A. Kesimpulan Pada bab akhir laporan peneli tian ini, kiranya dapat disimpulkan sebagaimana berikut : l, Pokok-pokok pikiran
Inglrnr al-Sunnah masa klasik, pada masa al-Syafi •i (w. 20/t) adalah pendapat perorang-. an yang mewakili dari bcrbagai sekte dalam Islam, sesuai dengan kategori pokok-pokok pikiran):lya •. 2. Ingkar al-sunnah a bad kedua (masa al-Syafi 'i) berpikiran rasionalis yang bermuara di Bashrah Irak, merupakan generasi pelanjut Ingkar al-sunnah abad pertama Hijriyah yang saling mcntluatakan hadits yang dibawa atau diriwayatkan oleh sekte lain, akibat konflik fitnah dan pertumpahan dar<.ih on Lara kelompok Ali dan kelompok Aisyah dan di pihak lain an tara Ali dan Mu' av1iyah. Pandangan tentang keadilan para sahabat .yang terlibat dalam fitnah tersebut mengundang berbagai pendapat pada berbagai aliran tl<.in sekte tlnlam Islam. 3. Tidak ada golongan atau aliran Islam yang menolak alsunnah secara keseluruhan, kccuali golongan yang dinyatakan keluar dari Islam sepert.i syi•ah Rafidhah yang tidak m:ngakui karasulan Muhammad. 4. Argumentasi Inc;kar al-sunnah yang diajukan untuk menolak al-sunnah sebagai sumber hukum Islam yang paling mendasar ialah kesempurnaan al-Quran yang berfungsi sebagai penjelas ter11adep segala sesuatu, di samping mereka bersikap skeptis dalam melihat eksistensi alsunnah yang paaa saat permulaan Islam digoncang oleh pemalsuan dan penyusupan
al,ibat konfelik internal an-
tara para sahabat, dan belum diadakan filterisasi seca-
50
52 nuhi persyaratan yang ditetapkan. 4. Diperlukan penelitian lebih lanjut tentang siapa dan dari golongan mana sebenarnya oposlGl al-Syafi'i yang pernah berdialog dan mengingkari kehujjahan al-sunnah sebai;ai sumber hukum Islam.
MlLIK ~'"""'"''""''" 'J:T~
t,,1\!
1rf1'fo.f,1/¥fo..
DAF'J' f\J{ PU S'l' AKA A_bu Zahrah, 1·,Uhammaa, Ushul.al-F'iqh, Beirut: Dur al-Fikri, 19'..)d -------, al-sy:d"i •i iiayatuh!l w1LA~[truhu; Arauhu wa Fiuhuhu, Mesir: tt,athba 'ah al-Ma •rifah, ttn. Abi al-Husain, Ahmad bin Faris bin 7.akaria, Mu 1 jam al-IViaoayis al-Lughah, Tahqiq Abdu al-Salam Muhammad Harun, l<esir: ~;ushthafa al-Bab, 1972, cet. ke-2, Juz 5 Anis, Ibrahim, al-Mu•jam al-Wasith, Mesir: Dar al-Ma'arif, 1972, juz 3 A Makhzun, i-;uhammad, Dr, 'J'ahoig Mawagif al-shahabah fi al-Fit!!£h, Riyadh: al-Kautsar, l991h Cet, ke-1, Juz 1 Amin, Ahmad, nhuiia al-Islam, Kairo: al-Najdah, 1964, Juz 3 al-A•zhami, Huhammad i:;ushthafa,_Prof. Dr., Dirasat fi al-!ladits &-1-:fabawi wa Tarikh 'l'adwinihi, '.l'erjomcihan Ali t·iUshthafa Ya•qub, MA, lladits Nabawi dan se·arah Kodifikasin'a, Jukc.rta: P'I· Pustaka Firdaus, 994, Cot. keBisri, Cik HaGan, Drs. MS., Penuntun Penyusunan . J~encana Ponelitian dan Penulisan Sltri si Bidan" Ilmu A-ama Islam, iputat: P'r. Logos 'Nacana I mu, 1')9U, Cet. ko-1 al-Hakim, al-Mustaarak •ala al-shahihain, Beirut: J~r al-Ma•arif, tth.,Juz 1 ;;ammadah, Abbas l\"iutawali, Dr., al-.Sunnah al-Nabawiyah wa rv,akan«tuha fi al-'l'asyrI•, '.l'erjewahan Abdu al-~;alam, ;;unnah ::a6i Kedudukannnya Menurut al-0uran, Banaung: Gen~ Risa lah Press, 19b9, Cet. ke-1 · Husnan, Ahmad, Gerakan Ingkar al-sunnah dan ,Jawab<Jnn;ya, Jal-::arta: l-'.edia Da 1 1·;ah, 1995, Cet. ke-j al-Khathib, M. Ajaj, Dr.,al-hukhtashar al-IVa;jiz fi Ulum al-Ha~its, Beirut: Muassacah al-l?isalah, 19b5, Cct. kc-1 al-Khudhri Beik, Muhammad, al-syeikh, Ushul al-F~yh, Dcirut: Dar al-?ikri, 19Ul, Cet. ke-'? -------, Tarikh TasyrI• al-Islami, Surabaya: haktabah Ahmad bin Saad bin Nabhan, tth., Cet. ke-6 J.,ubabah, Abu, 1"auaif al-~.u• tazilah min al-,;unnah al-Jwbawiiah wa Eawlithin InFiira i'iha 'unha, i-1iyadh: Dii'r a 1-.;,i\'lu, .J.979, Cet. ke-1 l
53
54 liasution, Harun, );'rof. Dr., 1°eu:baharuan da1am Islam: Sejarah Pemikiran Gerakan, Jakarta: Bulan Bintang, 1915, Cet. ke-1 Poer~adarminta, w.J.s., Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: PH Balai Pustaka, 1984, Cet. ke-7 a 1-;;:uraisyi, Ii:Jnu Kat sir, 'l'a fs1r al-(luran a 1- 1 Azh1m, Jidaah: al-Haramain, tth;, Juz 4 al-01usyairi, ~;uslim bin al-ilajjaj, Shah1h Muslim, 'l'ahqiq ~i. Fuad Abdu al-Bagi, Indonesia: Dahlan, tth., Qutaibah, Ibnu, Ta 'w!l Mukhtalaf al-Hadits, Tahqiq t•;uhamr:iad Abdu al-Rahim, Beirut: Dar al-F'ikri, 1995, al-Hahman, Fathu, Drs., Ikhti
Fazlur, Islam, Terjemahan Ahsin fiohammad, Bandung:, Pustaka, 1997, Cet. ke-3 Ridha, Shaleh Ahmad, Dr., Zhahirah Ra fdhi a 1-sunnah, Ter jemahan Ali t·;akhtum AS, Berlrnnalan dengan Ingkar al_Sunnah, Jakarta: Gema Insani Press, 1991, Cet, ke-1 al-Shiddieqy, M. Hasbi, Prof. Dr., Pokok-Pokok Ilmu Dirayah Hadits, Jakarta: Bulan Bintang, 1986, Cet,·'ke-6, Jilid 1 al-Siba•i, t·;ushthafa, Dr., al-Sunnah wa Lakanatuha fi al-Tasyri 1 al-Islami, Ter jemahan Dr. Nurcholis Ma\ijid, sunnah aan Penerapannya dalam Penetaean Hukum Islam, Jakarta: Pustaka Firdaus, 1993, Cet. ke-2 al-Syai'i 1 i, Abi Abdillah I•Juham111ad bin Idris, al-Umm, Beirut: al-Ma'rifah, 1983, Cet. ke-2, Juz 7 -------, al-Risalah, Tahqic1 dan Syarah ~1mad Muhammad Syakir Kairo: Dar al-'l'urats, .L9'?9, cet. ke-2 al-Syaibani, Ahmad oin Hanbal, ~:usnad al-Irr.am Ahmad, Tahqiq Ahmad Luhammad Syakir, f\airo: Mr al-l·la'arif, tth,, Juz 1 Syarif Hidayatullah, 'rim IAIN, J•:nsiklo pedi Islam Indonesia, Jakarta: Djamoatan, 1992 al-S;yathioi, J\"oi Ishak, al-Muwafagat ;")ye.rah Abdullah Dara?,, Juz 4 syeltut, !>!ahmud, al-Islam al-;(<Jlam, 196b
fl
Uchul
'Ao!dah wa :3yar!•ah,
ul-S,yc.rl•,.10,
/!iesir:
om·
.suryadi 1 Ace, j)1·. dcin 'J'iloar, A,R., Prof. l",.;;c. Erl., Mwb.sis Kebi;jaksanaan Penuiciikan, Banciung: Pr Hosdfill:Llrya, 1994, Cet. ke-2 Ya•~ub, Ali Mushthafa, MA., Kritik Hadits, Jakarta: Pustaka Firciaus, 199), cet. ke-1
-~···
. ~tjl~
I. g.;..,,.i;Jt;_,_:_!,iJ !5~ L:::lJV'
, . .,
.
I . .. . . . !
.• ,
...-··~ ·. '
C...Z ...,._..;) ._,.\:JI ..,_; 1.J.>.i ei
r!.i r-J ~
t Jf if'\;JI <.r'.J~! v, ...\.-": \;.f.-"'\ Ji; 0'4-L- v, &) t_r.>-i.
\
.
)
I.
'I
J... ..:u1 J_,.....; _,.i ti.:?' J:-: r- ..:u1 ./;.:ii J.~~ t'" Jt ~.:iii J...- .u_,.....) ;_:_.Ji ..:u1 '-:'t:S:: 'l! JL>- ~ J; rJl 'l ..;!_, .,,.~, :'! ·~ ..1.>-'l ~ c.}.-J
,... .:ill 0\
s:i.
.ai1
I
)
d:)
~ ..:iii .J_,.....; if _r.>jl J_,.; J \:J}J \;~ 0' ~J \:.f<- J).-; .liil L>!J l,J. ti l>[r. \.. 0.!J f-'.J Ci) '1! f'J ~ .liil J..1" .liil J_,.....; ,:r _r.>jl J_r.i '-:"":"!_,]!_, !_;.)JI 01 J ~ 'l ..1.>-!J f'j ~ .liil ..;r .r.>JI • i.:· Jli')\$JI J-i J); { JW .liil 4>-,; Q~t.!:JI J\i) JW .liil ~\..!. 0!,\ki,2......~. :s:I., ..ill ~ ' \..I, i;:·· .W ..WI JI <..WI;;:.....; ·~ ,. •:····· i.J\..:... \; '· J,... ...:1:;.·•.iiJ\<,JA.iiJI J4' • , , . cr (""ffl OJ"J • . 'J"' (' :l. : ,.,;·. £:~ j..(,• '}\!.. t'I"" ·: l•.L.,:l L~)\, l:·I\ 0" • ~I · .r :;;J'• trI< J!)'• 0"· ..!JJ c.r . . Jl,,..,d..')I . ' !J ~\!J .!"""' ,. ' !J J.J.A:JI • 0"
J)..; 't
' f
I
•
I
.
.
I'
,
,
. •
.
; , ('·, :
f
t'
·:
t
, JW .liil •\..!. 01 ~·l.u \.. ~
\
i
~J~~\ .;.i.)J JI W\kJI J~ ~~ ~~ '":o:::>f!~-~.;-:'.. ~ -
•
1 I
I.
.-.· ;.
.
I
.
j 0\}J!J ':f/' .::..;1 "-!\.>...,..I'-:-"~ fl J!.~ J:u ~Ji; JW .lii'. ~.J (~W~ J\i) :.. 0_r. 01_,4)1 ~ ..,..,t ..u !l\.!. ..!J.;. _,J U.jl ~I) .liJ ...'h ~ (.$.)~\ ...:_.jlJ ..:,;1 ..::· ..Jl-4
I
t·
r-i-'
r
i..1.>-~Ji ..!.Ll ~ji.o;-._;.f.; ,.($~ JS::ltl:,;11.Jijll Ji}.-Jf Ji; .i;J ...±; 'l!J '-:'b.;~ .~.;.. -1 ;_,.~I o.r'J if) '-}J•~l o.r'J ~\;!.;,,} .f}ll o.r'J ('\i;,,} .f}JI ;_,. J_,A; CJi .:ill W) •_;. 0~..1.>-) _,.:.T ..:r .}.-.) ..:r "-!J) ~..1.>- !l..i:... 1.i... ..::· ~ w) \.. ;sl) <>-4!J~ ·I.!. <>!J ~ ;J'J~ ~ l..1.>-i 0;.r? '} ..!..1.;A.l. '-:-"~ 0') .!.I;-";-J ..uJ ~ ..:iii ,,,t.... .'.Iii J.~·J "-! ~')\: ~~J ..r, - .j ~.J .._,:.,.J ~ .:,ii 0' .:.f -:.-;AJ I..1.>-i '}J .l:LlJ-1,J J-1.all J •r.i;~
f:4J
~.J Ju _,J .J_,l.f
f:-"=" »
1..\$'" ~..b-
J 0~J
!
1 t
& ..r.-
f-J
I.ls' ~..I.>-
'
J 0~ lb:\ ('1:... ..1>-!J ~ 0_,l_,A;.
ii t('
$'.:-:- ,:rJI (lb:.1 lc! (:J ~..liil j...- .iii\ J_,.....J I~~) t...l>JI (- 0' (-'rJ "-! ei t::i~: ~I -: :.cf'.~ J)< ~I j~I:: :; ~::: .U .!_,]~ 01 ul&. \•J1J/J •.: ..:- ; t r~:0·e~:f~ . ~·· ~ u_,h.u r:!J .IJJI '-:'l;S"i~ r'°.Jl;>-1 ~~er.~ ~jiJ"' ..\.'..>- ..1.>-!J.~_t;~~*'~I. · ~ f; 0
J
r..l_r.:A;J '-;' r.-"J
L...I LAJI •'-.p.-J, (J~ • L.aJI ;JI • . 1 ;J.L>-•'11" ' <.S'""' '·-' i..:11.:.JA.i Jli ....!'J7 ·v ~..ru ~~ ;. ·J· ' 'r. • !J <.J" • • -"' ' ....,,.. 0" J (''':'J ~ • :;:lt.J •.;I}~ J:-)1..:,- ylb:.! ;,;J; ~I~\.. Y,..J Ju Ji.--: Jr .::_,;1 ~ 4-\>'lr, ~I .)!}:•~I~~ . · .b.1 0~ .YJ ....,..~ .J:.'.J ..:r-c;1 .1,1 ..r c.S;i ~Li ~1 .:sJ¥i))':I~ "->-~ c..:.i.;'J/W.t~t~.
.i;,,. 1
· · · · ·· · · TAY
J,.
!:.· ~'
. ~!
1,
· · ·pr~·:,·· ··"::~~?',~1~:7;~;: ··~J~?;;> ·· t' 1
'·
; l I.
'
,.
'
,.. ,., t..
i,\ ..
l •
• t
t
(
~ .!
~
~
.,
l I I '
i
t·
l
t· 1 .
~
~ l
)
t
·I: '! -,
I•
•
>
.\ .,,-.;:
..
~ ~
f.':~.
~·
I I
l1
,II ·~
!i
I
d
~.{
' I ''
SURAT KEPUTUSAN KEPALA PUSAT PENEL!TlAN IAIN SYARlF HIDAY ATULLAH JAKARTA NOMOR : PL.003.4/X/98 TENT ANG JUDUL PENEL!TIAN DOSEN INSTlTUT AGAMA ISLAM NEGERI SY ARIF HIDA YATULLAH JAKARTA TAHUN 1998/1999 KEPALA PUSAT PENEL!TIAN IAIN SY ARIF HIDAY ATULLAH JAKARTA
Menimbang
: a. bahwa dalam upaya meningkatkan kualitas pcneiitian di Iingkungan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pcrlu ditetapkanjuduI Penelitian Tahun 1998/1999. b. bahwa berdasarkan penilaian dari Tim Penilai Proposal Pusat Penelitian, peneli tian yang diajukan olch Fakultas memenuhi persyaratan teknis dan akademik untuk dilaksanakan. c. bahwajudul-judul penelitian yang tcrcantum daiam daftar lampiran Keputusan ini dipandang layak untuk dilaksanakan.
Mengingat
: l. Undang-undang No 2 Tahun 1998 tentang sistim Pendidikan Nasional. 2. Keputusan Presidcn RI No I 6 Tahun 1994 dhd Kcpprcs No 24 Tahun 1995 Tentang pelaksanaan Anggaran Bclanja Negara. 3. Keputusan Menteri Agama RI No. 386 Tahun 1993 Tentang Organisasi dan Tata Kerja IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Keputusan Menteri Agarna No. 400 Tahun 1993 Tcntang Statuta JAIN Syarif Hidayatullah jakarta.
Mempcrhatikan: Kcputusan Rektor IAlN Syarif Hidayatu!Iah Jakarta No:38 Tahun 1998 Tentang Petunjuk Organisasi (PO) dan Tarif Belanja Tahun Anggaran l 998/1999.
MEMUTUSKAN Dengan mencabut Keputusan Kepala PL.003.4/X/98 tanggal l Okiober 1998
Pusat Pcnditian Nomor
Menetapkan
: KEPUTUSAN KEPALA PUSAT PENEL!TIAN TENTANG JUDUL PENEL!TIAN DOSEN IAIN SY ARIF 1-llDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 1998/1999.
Pertama
: Menctapkan judul penclitian JAIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 1998/1999 sebagaimana tercantum dalam lampiran Surat Kcputusan ini.
Kedua
Ketiga
Segala Biaya sebagai akibat dikeluarkannya Keputusan dibebankan kepada DIKS/DURK IA!N Tahun 1998/1999.
1111
: Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan
DlTETAPKAN Dl : JAKARTA PADA TANGGAL : 5 OKTOBER 1998
Tembusan 1. Ditbinperta Islam Departemen Agama RI Jakarta; 2. Kepala Kontor Perbendaharaan dan Kas Negara Jakarta IV Jakarta; · 3. Para Dekan di Lingkungan IAIN Jakarta; 4. Kepala Pusat penelitian IAIN Jakarta; 5. Kepala Biro AAKPSI dan ADKUM IAIN Jakarta; 6. Yang bersangkutan.
r~
-·-"1
MILIK. . I ERPUSTAKA.AN UTAMA. I UIN°JAKARTA ..,,·· -,~_,,,..,.,,,0~n,,.,_..,,.,._..,,,,.,,,_,~-"f-:,~~'.'.·~~~~,,.:,.,, --• -- ""
I
,a111p1ran
: Keputusan Kepala Pusat Penelitian IAIN SyarifHidayatullah Jakarta No. : PL.003.4/X/98 Tentang Judul-judul Penelitian IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 1998/1999
·----·---------
.JUDUL PROPOSAL
I JEN IS PENELITIANI
PENELITI
Kokktif
Ors. Faridal Arkam.l\·1.Pd
Tanpa Pembimbing
Drs. Abd.Majid Khon
Prof. Dr.H.Muhammad Amin Suma,MA.SH
PEMBIMBING
. TARBIYAH
nsi Bcrprcstasl di ka\angan Madrnsah Aliyah Negeri i) DKI Jakarta. · Al-Sunah Masa Klasik (Suatu i Historis dun Argumentatif.
Individual
ian Mhs. Terhadap Kompentesi \iar Bhs. lnggris.
Individual
1
I Drs. Syauki
Drs.Nasrun Mahmud,MA
I
m Bimbingan dan Penyuluhan lvtengatasi Kesulitan Belajar ijar Mhs. Fak Tarbiyah !AlN · Hidayatullah Jakm1a.
Individual
Kebijakan Pcningkatan Mutu :likan Dasar Berciri Khas a Islam di OKI Jakarta.
Jndiviclnal
Siswa SLTA di Wilayah OKI a dan Sekitarnya terhadap
Individual
I
I
I Dra. Hj. Sunani C-·1
I Tanpa Pembirnbing
I
:an.
Abdul Rozak, S.Ag
Or.H.Abudin Nata,MA I
I
I
I Ora. Ycfncliy Z
Ii Prof.Dr.Zakiah Oaradjat
I
I
II
I Dr.Dede Rosyada,MA
dan P1i\aku keagarnaan MasyaKelas Mcncngah :Studi Kasus umahan Bintaro Sek-tor I Jakscl
Individual
.is Kesalahan Jawaban Bhs. 'eserta Ujian Masuk IAIN ·Hidayatullah Jakma Th.1998.
Individual
Drs. Syamsul Ari fin
Drs. H.M.Suparta,MA
as Hadis-hadis Tentang Iman Kumpulan Putusan Tarjih mrnadiyah.
Individual
Drs. tvtuhbib, M.Ag
Or.Fathurralunan Djarnil
Dra.Hj.Siti Sotiah C-!S
I
tas Ushuluddin ,,,,;
,.t,.,,~
v ,,.. ~,.t,.,J..,, o ...n
......................
T.:,..-...1,,,1,,,..,;f"
f\ ...~
,\
,,~...,,..!
f),...J,\,•~~.-
\I,\
T - - · · - rL .. -1.'. ... !.'. . . .
-~~~~~~~~~~
Dr.H.Ywian Yusuf.MA
sapan Dasen IAIN Syarif :atull.ah Jakarta terhadap •aharuan Pemikiran l-lanm :ion dan Prospeknya.
lndividu;il Ors. S.Hamdani
asi Prestasi Mata Kuliah Bhs. dcngan Mata Kuliah Tafsir Jur. iagi Mhs. Program Sf Fak. 'ah.
Individual
Drs.H.Harun Asfar
Pro[Dr.H.Aminuddin Rasyad, MA
:ic Penelitian Ko1nunikasi pada si :-.·lhs. (Analisis Skripsi Mhs an KP!. Fak. Dakwah IAIN :a)
Individual
Dra.Annawati Arbi ,M.Si
Prof.Dr.Azyumardi Azra
itas Pcnjaringan i\1ahasiswa ui Jalur PMDK (Studi Kasus si Mahasiswa Tirn l 998/1999)
Individual
Drs.H.Mahmud Djalal
Dr.Dede Rosyada,MA
I
I
ltas Adah
I Drs.H. Budi Sulistiono, I M.Hum
i Islam Terhadap Politik Jepang nesia (Toindo) I 942-1945.
Kolektir
"' Kehidupan Pada masa Keku~famalik di Mesir(1250-15l7).
Individual
Drs.H. Fathurrahman Rauf
Tanpa Pcmbimbing
fndividual
Dr. l·f. Ridlo Masduki
Tan pa Pembimbing
Individual
Ors. l-l.Syamsudin Dasan
(Fathunahman Oja.mil
Individual
Drs.H. Ahmad Bachmid,Lc
Tanpa Pcmbimbing
jaran Bhs.Arab di Pergurnan
i f\ga111a Islrun S\vasta. nmadiyah : Keterlibatannya . Politik. Balag.hah Dalam Syair-syair Ratapan) Sayid Idrus Al-Jufri.
I i
I
:ang harus nienggunakan pe111bi111bing iidalalt
Tanpa Pcmbimbir.g