A. PPNI (PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA) 1. Latar belakang berdiri PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia ) lahir pada tanggal 17 September 1974 yang saat ini bersekretariat di Jln, Boulevard Raya Barat,Lt.3 Gedung Hypermall, Keoalapa Gading, Jak-Ut 14240 Indonesia. Pada masa sebelum tahun 1974 organisasi keperawatan Indonesia sudah berkembang pesat sesuai dengan zamannya, sejak zaman penajajahan perawat Indonesia sudah ada seiring dengan adanya rumah sakit yaitu Residen Vpabst (1819) di Batavia dan saaat itu berubah menjadi Stadsverband (1919) dan berubah menjadi CBZ (Central Bungerlijke Zieken Inrichting) di daerah Salemba yang kemudian pada masa sekarang di kenal dengan RSCM. Saat itu perawat sudah memiliki perkumpulan sebagai wadah organisasi perawat dan dapat menjalankan pergerakan dalam menentukan martabat profesi perawat. Ketika itu terdapat beberapa organisasi diantaranya ; Perkumpulan Kaum Verpleger Fster Indonesia (PKVI), Persatuan Djuru Kesehatan Indonesia (PDKI), Persatuan Perawat Indonesia (PPI), Ikatan Perawat Indonesia (IPI). Organisasi perawat saat itu mengadakan pertemuan yang diantararnya dihardiri oleh IPI, PPI dan PDKI kemudian anggota – anggota dari masing – masing organisasi ini melakukan fusi organisasi dan menyatukan diri dalam satu wadah organisasi yang saat itu masih bernama Persatuan Perawat Nasional. Penggabungan atau fusi organisasi perawat tersebut dilakukan di Bandung Jawa Barat, sejak saat itu tanggal 17 Maret 1974 disetujui dan dilakukan pernyataan bersama terbentuknya Persatuan Perawat Nasional Indonesia, serta membentuk suatu kepanitiaan untuk mempersiapkan kongres pertama yang dilangsungkan pada tahun 1976. PPNI berkomitmen untuk memberikan perlindungan bagi masyarakat dan profesi keperawatan dengan menyususn RUU keperawatan yang saat ini telah disahkan menjdi UU keperawatan. PPNI saat ini berproses pada kematangan organisasi dan mempersiapkan anggotanya dalam berperan nyata pada masyarakat dengan memperkecil kesenjangan dalam pelayanan kesehatan, mempermudah masyarakat dalam mendapatkan akses pelayanan kesehatan, serta mendapatkan kesamaan pelayanan yang berkualitas ( closing the gap, increasing acces and equity).
2. Visi dan misi a. Visi PPNI sebagai wadah nasional yang memiliki kekuatan suara komunitas keperawatan dan peduli terhadap pemberian pelayanan/ asuhan keperawatan yang bermutu bagi kepentingan masyarakat. b. Misi Menguatkan manajemen dan kepemimpinan PPNI utnuk mencapai organisasi yang berwibawa jejaring yang kuat di tingkat kepengurusan pusat, provinsi, kabupaten/kota dan komisariat. Mendukung perawat indonesia utnuk melakukan praktik keperawatan yang aman, kompeten dan profesional bagi masyarakat Indonesia.
Menjadi pintu gerbang standar keperawatan regional dan intersional.
3. Kode etik perawat Perawat dan Klien 1. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan menghargai harkat dan martabat manusia, keunikan klien, dan tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik, dan agama yang dianut serta kedudukan social. 2. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan senantiasa memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya, adat istiadat dan kelangsungan hidup beragama dari klien 3. Tanggung jawab utama perawat adalah kepada mereka yang membutuhkan asuhan keperawatan 4. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui sehubungan dengan tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh berwenang sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
Perawat dan Praktik 1. Perawat memelihara dan meningkatkan kompetisi dibidang keperawatan melalui belajar terus menerus. 2. Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi disertai kejujuran professional yang menerapkan pengetahuan serta keterampilan keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien. 3. Perawat dalam membuat keputusan didasarkan pada informasi yang akurat dan mempertimbangkan kemampuan serta kualifikasi seseorang bila melakukan konsultasi, menerima delegasi dan memberikan delegasi kepada orang lain 4. Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan dengan selalu
menunjukkan
perilaku
professional
Perawat dan Masyarakat Perawat
mengemban
tanggung
jawab
bersama
masyarakat
untuk
memprakarsai dan mendukung berbagai kegiatan dalam memenuhi kebutuhan dan kesehatan masyarakat.
Perawat dan Teman Sejawat 1. Perawat senantiasa memelihara hubungan baik dengan sesama perawat maupun dengan tenaga kesehatan lainnya, dan dalam memelihara keserasian suasana lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara menyeluruh 2. Perawat bertindak melindungi klien dari tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan secara tidak kompeten, tidak etis dan illegal.
Perawat dan Profesi 1. Perawat mempunyai peran utama dalam menentukan standar pendidikan dan pelayanan keperawatan serta menerapkannya dalam kegiatan pelayanan dan pendidikan keperawatan. 2. Perawat berperan aktif dalam berbagai kegiatan pengembangan profesi keperawatan. 3. Perawat berpartisipasi aktif dalam upaya profesi untuk membangun dan memelihara kondisi kerja yang kondusif demi terwujudnya asuhan keperawatan yang bermutu tinggi. 4. Jenis pendidikan keperawatan Pendidikan keperawatan di indonesia mengacu kepada UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jenis pendidikan keperawatan di Indonesia mencakup pendidikan vokasional, pendidikan akademik dan pendidikan profesi. Sesuai dengan amanah UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003 tersebut Organisasi Profesi yaitu Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) dan Asosiasi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI), bersama dukungan dari Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas), telah menyusun dan memperbaharui kelengkapan sebagai suatu profesi. Sejak tahun 1983 saat deklarasi dan kongres Nasional pendidikan keperawatan indonesia sepakat bahwa pendidikan keperawatan Indonesia adalah pendidikan profesi dan oleh karena itu harus berada pada pendidikan jenjang Tinggi.dan sejak itu pulalah mulai dikaji dan dirangcang suatu bentuk pendidikan keperawatan Indonesia
yang pertama yaitu di Universitas Indonesia yang program pertamannya dibuka tahun 1985. Jenis Pendidikan Keperawatan Indonesia : a.
Pendidikan Vokasi yaitu pendidikan yang diarahkan terutama pada kesiapan penerapan dan penguasaan keahlian keperawatan tertentu sebagai perawat.
b. Pendidikan Akademik yaitu pendidikan yang diarahkan terutama pada penguasaan dan pengembangan disiplin ilmu keperawatan yang mengcakup program sarjana, magister, doktor. c. Pendidikan Profesi yaitu pendidikan yang diarahkan untuk mencapai kompetensi profesi perawat.
5. Jenjang pendidikan keperawatan Jenjang pendidikan keperawatan mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis dan doktor. Jenjang Pendidikan Tinggi Keperawatan Indonesia dan sebutan Gelar: 1. Pendidikan jenjang Diploma Tiga keperawatan lulusannya mendapat sebutan Ahli Madya Keperawatan (AMD.Kep). 2. Pendidikan jenjang Ners (Nurse) yaitu (Sarjana+Profesi), lulusannya mendapat sebutan Ners(Nurse) sebutan gelarnya (Ns). 3. Pendidikan jenjang Magister Keperawatan, Lulusannya mendapat gelar (M.Kep). 4. Pendidikan jenjang Spesialis Keperawatan, terdiri dari: a. Spesialis Keperawatan Medikal Bedah, lulusannya (Sp.KMB) b. Spesialis Keperawatan Maternitas, Lulusannya (Sp.Kep.Mat) c. Spesialis Keperawatan Komunitas, Lulusannya (Sp.Kep.Kom) d. Spesialis Keperawatan Anak, Lulusannya (Sp.Kep.Anak) e. Spesialis Keperawatan Jiwa, Lulusannya (Sp.Kep.Jiwa) 5. Pendidikan jenjang Doktor Keperawatan, Lulusannya (Dr.Kep)
Lulusan pendidikan tinggi keperawatan sesuai dengan level KKNI, adalah sebagai berikut: a. Diploma tiga Keperawatan - Level KKNI 5 b. Ners (Sarjana+Ners) - Level KKNI 7 c. Magister keperawatan - Level KKNI 8 d. Ners Spesialis Keperawatan - Level KKNI 8 e. Doktor keperawatan - Level KKNI 9
6. Standar asuhan keperawatan Standar asuhan keperawatan berarti pernyataan kualitas yang diinginkan dan dapat dinilai pemberian asuhan keperawatan terhadap pasien/klien.
Tujuan dan manfaat
standar asuhan keperawatan pada dasarnya mengukur kualitas asuhan kinerja perawat dan efektifitas manajemen organisasi. Standar asuhan berfokus pada hasil pasien, standar praktik berorientasi pada kinerja perawat professional untuk memberdayakan proses keperawatan.
7. Standar kompetensi Dalam memberi pelayanan bermutu kepada masyarakat maka dibutuhkan suatu standar bagi perawat yakni standar profesi. Standar profesi perawat Indonesia ditetapkan untuk memastikan masyarakat menerima pelayanan dan asuhan keperawatan yang kompeten dan aman. 8. Standar Praktek Standar praktik keperawatan adalah ekpektasi/harapan-harapan minimal dalam memberikan asuhan keperawatan yang aman, efektif dan etis. Standar praktik keperawatan merupakan komitmen profesi keperawatan dalam melindungi masyarakat terhadap praktik yang dilakukan oleh anggota profesi. Lingkup Standar Praktik Keperawatan Indonesia meliputi : 1. Standar Praktik Professional
a. Standar I Pengkajian b. Standar II Diagnosa Keperawatan c. Standar III Perencanaan d. Standar IV Pelaksanaan Tindakan (Impelementasi) e. Standar V Evaluasi
2. Standar Kinerja Professional a. Standar I Jaminan Mutu b. Standar II Pendidikan c. Standar III Penilaian Kerja d. Standar IV Kesejawatan (collegial) e. Standar V Etik f.
Standar VI Kolaborasi
g. Standar VII Riset h. standar VIII Pemanfaatan sumber-sumber
9. Gambaran PPNI Provinsi Jawa Tengah Salah satu contoh provinsi yang menjalankan organisasi keperawatan yaitu provinsi Jawa Tengah. PPNI Jawa Tengah memiliki visi yang sejalan dengan PPNI pusat yakni mewadahi seluruh perawat yang ada di daerah provinsi Jawa Tengah untuk bisa praktik. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa perawat menajalankan tugasnya sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya. Selain itu untuk memberdayakan perawat bekerja sesuai dengan kompetensi yang dimiliki. Pada saat ini, PPNI Jawa Tengah sedang berupaya agar semua perawat dipermudah dalam mendapatkan STR (surat tanda registrasi) khusus bagi perawat yang baru saja menyelesaikan uji kompetensi baik dari tingkat D3 maupun yang dari tingkat profesi ners, sehingga dengan mendapatkan STR ini perawat bisa mempraktikkan asuhan keperawatan kepada masyarakat baik itu melalui bekerja di instansi pemerintah maupun swasta. PPNI Jawa Tengah juga sedang berusaha dalam meningkatkan nilai taraf hidup semua perawat melalui rancangan/ panduan dasar pemberian gaji kepada perawat yang akan di ajukan ke PERSI (persatuan rumah sakit) saat rumah sakit tersebut akan merekrut perawat untuk mengabdi di rumah sakit tersebut, juga berusaha untuk membantu perawat
yang ingin membuka praktik mandiri secara terstandar dan bila ada perawat yang sudah membuka praktik mandiri maka PPNI akan membantu dalam mendapatkan papan praktik. Untuk memastikan kompetensi dari perawat yang sudah mendapat izin praktik mandiri maka perawat tersebut secara aktif mencari dan mengikuti pelatihan/ seminar untuk mendapatkan ilmu terbaru sesuai dengan bidang praktik yang buka. Dan untuk dokumentasi asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat praktik mandiri tetap harus sesuai standar yang sudah di tetapkan oleh PPNI sehingga akan ada bukti jelas saat pemberian tindakan bagi klien. Dokumentasi keperawatan harus lengkap mulai dari pengkajian hingga evaluasi. Saat ini ada sebuah forum yang sedang berkembang dan sangat didukung penuh oleh PPNI Jawa Tengah yaitu forum keperawatan holistik. Perawat – perawat holistik berkumpul jadi satu dan bisa belajar bersama, tidak hanya mereka saja perawat lainya pun bisa ikut dengan forum mereka terkhsus bagi perawat yang ingin berlajar tentang terapi komplementer bahkan saat ini PPNI sedang mengusahakan agar terapi komplementer yang akan digunakan oleh pasien dapat dibiayai dengan menggunakan kartu BPJS. Masih ada hal lain yang telah dilakukan oleh PPNI Jawa Tengah yakni memperjuangkan golongan PNS untuk perawat yang lulus dari ners yang dulunya golongan 3A sekarang menjadi berada di golongan 3B. Namun untuk pembagian tugas dan batasan yang jelas antara perawat D3, perawat yang lulus profesi ners dan perawat spesialis belum jelas maka PPNI sedang mengupayakan hal tersebut sehingga terlihat jelas mana tugas, tanggung jawab dan wewenang perawat dengan tingkat pendidikan yang berbeda dan memberdayakan perawat melakukan tugasnya sesuai dengan kompetensi yang dimiliki perawat tersebut. Saat MUNAS 2015, PPNI Jawa Tengah berangkat ke Palembang untuk mengikuti musyarah tersebut, diikuti oleh 5 perawat perwakilan provinsi sebagi peserta dan beberapa orang sebagai peninjau yang berasal dari institusi pendidikan atau kesehatan. Dalam MUNAS ini PPNI provinsi Jawa Tengah berhasil mendapatkan penghargaan terkait manajemen keorganisasian
yang aktif. Beberapa hasil perkembangan yang telah dapat
dilakukan oleh PPNI Jawa Tenagh yaitu: a. Terbentuknya gedung baru yang dikelola oleh PPNI Jawa Tengah b. Adanya nursing center sebagai bdan diklat yang diakui/ disertifikasi c. Pengurusan STR yang sudah baik.
d. PPNI Jawa Tengah sudah mulai aktif dalam pengadaan jurnal ilmiah yang difasilitasi oleh PPNI pusat. e. PPNI membina para perawat yang ingin bekerja di luar negeri. f. PPNI berhasil mendapatkan prestasi dalam manajemen keorganisasian yang aktif. g. PPNI Jawa Tengah mulai merintis untuk pembentukan ikatan ataupun himpunan bagi perawat misalnya HIPERSI (himpunan perawat kritis), HIBGABI (himpunan perawat gawat darurat).