STRATEGI TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU DAN RESPONS WARNA AFEKTIF SISWA Sumarti Dosen Universitas Lampung Abstrak Pemilihan strategi tindak tutur direktif guru (STDG) d alam p em belajaran sangat p enting karena berkaitan erat dengan respons warna afektif positif siswa (RWAPS) yang m am p u m engond isikan p em belajaran secara efektif serta tercap ainya kebu tu han p ertu m bu han sisw a. Penggu naan STDG yang be-RWAPS m engind ikasikan bahw a guru telah memahami hakikat pendidikan, yakni memenuhi kebutuhan dasar siswa ( , yakni kebutuhan d an aktu alisasi d iri) secara op tim al. Oleh karena itu , p enelitian ini bertu ju an u ntu k m end eskrip sikan STDG d alam p em belajaran d an RWAS terhad ap nya. Sejalan d engan tu ju an p enelitian, m etod e yang d igu nakan d alam p enelitian ini ad alah ku alitatif-fenom enologis. Data p enelitian d iku m p u lkan d engan teknik observasi, teknik catat, sad ap rekam , d an w aw ancara. H asil p enelitian m enu nju kkan bahw a fu ngsi kom u nikasi TDG terd iri atas memerintah, meminta, melarang, menyarankan, menanya, dan mengajak; realisasi TDG secara langsung dan tidak langsu ng; strategi kesantu nan berbahasa TDG m elip u ti kesantu nan p ositif d an negatif. STDG yang m end ap at RWAPS ialah (a) tuturan langsung, (b) mengandung unsur pujian, (c) menggunakan sapaan penanda sayang dan nam a, (d ) m enghind ari p enggu naan kata saya d an kamu, (e) m elibatkan p enu tu r d an m itra tu tu r d alam kegiatan, (f) m enggu nakan p enand a p erm intaan halu s, (g) m engand u ng lelu con, (h) m em p ertim bangkan keinginan m itra tu tu r, (i) m engu p ayakan kesep akatan, d an (j) tu tu ran tid ak langsu ng. Sem entara itu , STDG yang be-RWAN S tu tu ran yang (a) tid ak langsu ng m engand u ng ironi, (b) m enyap a d engan kata seru , (c) m em band ingkan, d an (d ) mengandung celaan. Kata kunci: strategi tindak tutur direktif, direct-indirect, respons warna afektif
Abstract
Keywords: directive speech act strategy, affective color respons
A. Pendahuluan Maslow dalam Slavin, 2011), yakni terp u askan terlebih d ahu lu sebelu m kebu tu han p ertu m bu han. Kebu tu han p ertu m bu han peserta didik meliputi mengetahui dan memahami, estetika, serta aktualisasi diri. Kebutuhan d an tid ak d ihargai p ad ahal m ereka m am p u , tid ak akan m u ngkin m em iliki m otivasi yang ku at u ntu k m encap ai tu ju an d alam kebu tu han p ertu m bu han (Stip ek, 2001). Pend id ik yang d ap at m enenangkan p eserta d id iknya d an m em bu at m ereka m erasa d iterim a d an d ihargai sebagai ind ivid u akan m em bantu p eserta d id ik u ntu k gem ar belajar d an bersed ia bersikap d ap at d ip enu hi d engan u p aya gu ru bertu tu r yang baik sehingga m em otivasi m ereka u ntu k memenuhi kebutuhan pertumbuhannya. Oleh karena itu , gu ru haru s m am p u m engend alikan p erilaku p eserta d id ik d engan bertu tu r yang d ap at m eningkatkan kep ercayaan d irinya (Orm rod , (2009). H al ini p u n diungkapkan Fried (2011) dalam penelitiannya bahwa dalam pembelajaran, emosi (selanjutnya digunakan istilah warna afektif) banyak mempengaruhi proses belajar kognitif, motivasi, dan interaksi kelas. Emosi dapat meningkatkan proses kognitif sehingga telah dipandang sebagai
584
Seminar Nasional dan Launching ADOBSI
bagian integral d ari p roses p em belajaran. Dalam tu lisannya tersebu t, Fried m enekankan pentingnya guru melakukan regulasi warna afektif di dalam kelas, yakni kemampuan untuk m engontrol p engalam an d an eksp resi em osi. Gu ru haru s m em aham i situ asi yang d ap at m em bu at p eserta d id ik m erasa m arah, fru strasi, taku t d an sed ih. Melalu i tu tu ran yang baik dan efektif guru harus menjaga warn afektif siswa agar selalu positif, yakni senang, gembira, dan semangat dalam belajar. Untuk itu, penting dilakukan kajian tentang bagaimana strategi tu tu ran d irektif gu ru d alam p em belajaran yang d ap at berd am p ak p ad a em osi p eserta d id ik. Sesu nggu hnya, kajian tu tran d irektif gu ru su d ah banyak d ilaku kan, sep erti “Tind ak Tu tu r Direktif Guru Taman kanak-Kanak dalam Proses Belajar Mengajar di TK Aisyiah Kabupaten Banyu m as” (Wid yaningru m , 2011), “Tind ak Tu tu r Direktif Gu ru SMA Dalam Kegiatan Belajar-Mengajar d i Kelas” (Mu lyani, 2011), d an “Analisis Tind ak Tu tu r Direktif Gu ru p ad a Pem belajaran Biologi Kelas VIII B MTs. 1 Mu ham m ad iyah Malang”(Bu d iarti, 2013). Ketiga kajian dalam penelitian tersebut secara deskriptif memerikan bentuk tuturan direktif guru sebagai penutur. Dari ketiga kajian tersebut tidak diketahui bagaimana reaksi atau respon peserta didik sebagai m itra tu tu r. H al ini tentu saja m em bu tu hkan sebu ah kajian yang em p iris. Ap alagi asp ek konteks tu tu ran salah satu nya ad alah p enu tu r d an m itra tu tu r (Leech, 1983; Yu le, 1996; Cu m m ings, 2007). Sejau h p engam atan p eneliti, kajian salah satu fu ngsi kom u nikatif tuturan direktif, yakni meminta yang melibatkan penutur dan mitra tutur baru dilakukan oleh Zhang (2007) d alam ju rnalnya yang berju d u l “ Dari hasil penelitiannya diketahui bahwa tuturan p erm intaan gu ru yang santu n berd am p ak p ad a em osi p ositif d an kep atu han sisw a. Dengan d em ikian, strategi kesantu nan d alam bertu tu r p erm intaan hend aknya d iketahu i gu ru agar sisw a d ap at berp erilaku p atu h d an m em p u nyai em osi p ositif sep erti berbahagia m elaku kan permintaan guru tersebut. Para cendekiawan telah banyak meneliti aktivitas tindak tutur direktif dari perspektif kesop anan (Brow n & Levinson, 1978, 1987; H oltgrave & Yang, 1990, 1992). Teori im p lisit m engenai tind ak tu tu r d irektif, sep erti m em inta (Kim & Wilson, 1994) beserta strategi d an p engaru hnya secara kontekstu al (H oltgraves & Yang, 1990, 1992; Meyer, 2001, 2002). Akan tetap i, p enelitian yang m end om inasi m engenai tind ak tu tu r d irektif beserta realisasinya m em foku skan p ad a p ilihan-p ilihan p esan, strategi-strategi, d an p engaru h-p engaru h kontekstu al (m isalnya keku atan, ketertu tu p an hu bu ngan, d an p em aksaan) terhad ap p em ilihan-p em ilihan p esan d alam hu bu ngan-hu bu ngan interp ersonal (Brow n & Levinson, 1987; Holtgraves & Yang, 1992). Perhatian yang relatif ku rang ad alah p ad a efek-efek p esan terhad ap p enerim a, teru tam a reaksi d an resp ons m ereka (Grant, King & Behnke, 1994, Zhang, 2007). Penelitian ini dirancang untuk memerikan efek-efek pesan terhadap pendengar dalam konteks-konteks instruksional, khususnya efek-efek dari strategi tuturan direktif guru terhadap respons warna afektif sisw a. Untu k itu , p enelitian ini m engkaji loku si beru p a tu tu ran d irektif gu ru , iloku si yang m engand u ng fu ngsi kom u nikasi, serta p erloku si beru p a resp ons w arna afektif sisw a terhad ap strategi tind ak tu tu r gu ru . Dengan d em ikian p enelitian ini bertu ju an m em erikan STDG dan respons warna afektif siswa (RWAS) terhadapnya. B. Pembahasan Berd asarkan analisis d ata d iketahu i bahw a fu ngsi kom u nikasi tind ak tu tu r d irektif gu ru d alam p em belajaran Bahasa Ind onesia d i SMP terd iri atas m enyu ru h, m em inta, melarang, menyarankan, menanya, dan mengajak. Tabel 1. Fungsi Komunikasi TDG dalam Pembelajaran Bhs. Ind. di SMP Fungsi Komunikasi menyuruh
meminta
melarang
menyarankan
menanya
mengajak
Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP Kelas VII
41
14
8
5
3
5
76
Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP Kelas VIII
82
40
2
7
18
8
157
Domain
Seminar Nasional dan Launching ADOBSI
Total
585
Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP Kelas IX
35
13
21
16
14
5
104
Total
158
67
31
28
35
18
337
Berd asarkan tabel (1) d iketahu i bahw a fu ngsi kom u nikasi TDG d id om inasi oleh tuturan menyuruh, sedangkan fungsi komunikasi mengajak merupakan tuturan yang paling sed ikit d ilaku kan gu ru . Ini m engu atkan ap a yang d ikem u kakan Zhang (2007) bahw a TDG m enyu ru h atau m em erintah acap kali d itu tu rkan gu ru d an cend eru ng m em aksa sisw a. Oleh karena itu harus diupayakan penuturannya dengan strategi yang tidak mengancam wajah. Berd asarkan analisis d ata p enelitian yangberju m lah 337 TDG d iketahu i ad anya p enggu naan strategi langsu ng, strategi kesantu nan p ositif d an negatif, serta strategi tid ak langsung. Bagan berikut menjelaskan STDG dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP.
Bagan 1 Strategi Tindak Tutur Direktif Guru (STDG) dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP Selanjutnya, temuan penelitian ini menunjukkan bahwa STDG tersebut memunculkan RWAS yang m elip u ti resp ons p ositif d an negatif. Berd asarkan analisis d ata, w arna afektif p ositif yang m u ncu l terhad ap strategi tind ak tu tu r d irektif gu ru ad alah gem bira, senang, bangga, dan netral. Dengan menggunakan perspektif strategi kesantunan Brown dan Levinson (1987) d iketahu i bahw a strategi tind ak tu tu r d irektif gu ru yang m end ap at resp ons w arna afektif p ositif sisw a ialah tu tu ran yang (a) tu tu ran langsu ng, (b) m engand u ng u nsu r p u jian, (c) m enggu nakan sap aan p enand a saying d an nam a, (d ) m enghind ari p enggu naan kata saya dan kamu, (e) melibatkan penutur dan mitra tutur dalam kegiatan, (f) menggunakan penanda permintaan halus, (g) mengandung lelucon, (h) mempertimbangkan keinginan mitra tutur, (i) mengupayakan kesepakatan, dan (j) tuturan tidak langsung. Warna afektif negatif m enghasilkan p erm asalahan yang m engganggu ind ivid u maupun lingkungan individu tersebut, seperti sedih, marah, kesal, cemas, tersinggung, benci, jijik, muak, takut, malu, dan sejenisnya (Lazarus, 1991). Berdasarkan analisis data, STDG pun mendapat respons warna afektif negatif. Respons warna afektif negatif siswa terdiri atas rasa kesal, takut, d an malu. Ad ap u n tind ak tu tu r tu tu ran d irektif gu ru yang m em p eroleh resp ons w arna afektif negatif ialah (a) tu tu ran tid ak langsu ng bernad a m enyind ir, (b) m enyap a dengan kata seru, (c) memperbandingkan, dan (d) ada unsur cacian. Paparan hasil temuan ini d isajikan berd asarkan jenis em osi negatif sisw a yang d iiku ti d engan strategi tu tu ran d irektif
586
Seminar Nasional dan Launching ADOBSI
guru. Bagan berikut merangkum STDG dan RWAS seperti yang telah dipaparkan terdahulu.
Bagan 2 STDG dan RWAS dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP C. Penutup Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pembelajaran, guru menggunakan tindak tutur direktif yang berfungsi untuk menyuruh, meminta, melarang, menyarankan, menanya, dan mengajak. Untuk menjaga perasaan siswa agar merasa dicintai dan dihargai, guru perlu menggunakan STDG yang dapat memunculkan RWAPS sehingga pembelajaran berlangsung secara kondusif dan efektif. Ad ap u n STDG yang be-RWAPS (rasa gembira, senang, bangga, dan netral) ad alah (a) tu tu ran langsu ng, (b) m engand u ng u nsu r p u jian, (c) m enggu nakan sap aan p enand a saying dan nama, (d) menghindari penggunaan kata saya dan kamu, (e) melibatkan penutur dan mitra tutur dalam kegiatan, (f) menggunakan penanda permintaan halus, (g) mengandung lelucon, (h) mempertimbangkan keinginan mitra tutur, (i) mengupayakan kesepakatan, dan (j) tuturan tidak langsung. Sementara itu, STDG yang be-RWANS (kesal, takut, dan ialah (a) tuturan tid ak langsu ng bernad a m enyind ir, (b) m enyap a d engan kata seru , (c) m em p erband ingkan, dan (d) ada unsur cacian. Berd asarkan hasil p enelitian, d ap at p enu lis sarankan agar p ara p end id ik bertind ak tu tu r d irektif d engan strategi yang d ap at m em u ncu lkan rep sons w arna afektif p ositif sisw a sehingga p em belajaran berlangsu ng kond u sif d an efektif; serta m enghind ari STDG yang memunculkan RWANS.
Seminar Nasional dan Launching ADOBSI
587
D. Daftar Pustaka Austin, J.L. 1962.
. London: Oxford University Press.
Aziz, E.A.(2012).
[online
Brasdefer, Cesar Felix. 2007. University.
Bloominton: Indiana
Brow n, Penelop e d an Step hen C. Levinson. 1987. Dalam Esther N. Goody (penyunting) Cambridge University Press.
Cambridge:
Canale, Michael. 1983. “From Com m nu nicative com p etence to Com m nu nicative Langu age p ed agogy” in Jack C. Richard s—Richard s W. Schm id t (ed s). Language and Communication. London: Longman. Cavanagh, M.E. 1982.
. California:
Diener, E., Smith H., dan Fujita F. 1995. The Personality Structure of Affect. Journal of Personality and Social Psychology. 69 (1): 130—140 USA: John Benjamins Publishing Company. Fraenkel, Jack .R, N orm an E. Wallen, and H elen M. H yu n. 2012. New York: McGraw-Hill Inc. Fried, L.J. 2011.
.
Ibrahin, Abdul Syukur. 1993.
: Usaha nasional.
Lap oliw a, H ans. 1994. ”Perform atif p ad a Kalim at Im p eratif” d alam Kongres Bahasa Indonesia V (EdII). Jakarta: Pusat Bahasa. Leech, Geoffrey. 1983.
London: Longman
Levinson, Stephen C. 1983. Pragmatics. Cambridge: Cambridge University. Maslow, A.H. 1954. Motivation and Personality. New York: Harper&Row. Miles, B.M. d an H u berm an, S.M. 1992. Terjemahan Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta: Universitas Indonesia Mey, Jacob L. 1996.
Cambridge:Blackwell Publishers Inc.
Orm rod , Jeanne Ellis. 2009. Hall: Pearson Education.
. Prentice
Plu tchik R. 2003. Emotions and Life, Perspective from Psychology , Biology, and Evolution. 2nd. Washington DC: American Psychological Association. Purwo, Bambang Kaswanti. 1994. Searle, John R. 1969.
. Jakarta: Balai Pustaka.
. Cambridge University Press.
Searle. John R. 1979.
Cambridge University Press.
Slavin, Robert E. 1912. Educational Psychology: Theory and Practice. N ew Jersey: Pearson Education, Inc. Trosborg, Anna. 1995. New York: Mouton de Gruyter.
588
Berlin,
Seminar Nasional dan Launching ADOBSI
Wierzbicka, Anna. 1991. New York: Mouton de Gruyter.
Berlin,
Wierzbicka, Anna and Jean Harkins. 2001. New York: Mouton de Gruyter. Wijana, I. Dewa Putu. 1996. Wilce, James M. 2009.
Yogyakarta: Andi. New York: Cambridge University Press.
Zhang, Qin. 2007. Jurnal Human Communication
Seminar Nasional dan Launching ADOBSI
589