3.1. STRUKTUR SOSIO - BUDAYA KAWASAN PERENCANAAN

Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Kecamatan Tarakan Barat Barat Rencana Demografi

III - 1

Struktur Sosio Budaya Eksisting Konsep Demografi Rencana Jumlah Penduduk Ideal Konsep dan Strategi Pengembangan Fasilitas Umum/Sosial Rencana Penyediaan Fasum-sos

Secara umum di Kawasan Perencanaan (Tarakan Barat) dapat dibedakan menjadi dua (2) tipologi masyarakat. Masyarakat dengan ciri dan tipologi Perkotaan (Sosio-Urban) dan Masyarakat dengan ciri tipologi Pedesaan (Sosio-Rural).

3.1. STRUKTUR SOSIO - BUDAYA KAWASAN PERENCANAAN Struktur sosial mulai terbentuk adanya pengelompokan penduduk yang tidak jauh dari penyediaan bahan baku seperti sumber air, di daerah yang sedikit datar atau berlembah dengan daratan terbuka dikelilingnya dengan tujuan untuk pertahanan diri dan digunakan untuk mata pencaharian. Pola budaya, alam dan kondisi lingkungan di sekeliling akan menyebabkan adanya sistem tatanan sosial. Manusia berkelompok mulai mengadakan koordinasi diantara mereka sehingga terbentuklah struktur sosial. Struktur sosiologi Kota Tarakan berawal dari sejarah kota dan perkembangan sosial masyarakat Kota Tarakan sebelumnya. Beberapa struktur sosiologi yang ada di Kota Tarakan membentuk suatu struktur perekonomian, khususnya aktivitas masyarakat, hal ini tercermin dari bebrapa kelompok atau permukiman di Kota Tarakan mempunyai aktivitas penduduk yang spsesifik atau mempunyai ciri tersendiri antara satu kawasan dengan kawasan lainnya. Beberapa aktivitas ekonomi yang ada dan membentuk struktur sosial tersendiri diantaranya adalah: o Aktivitas Nelayan dan orientasi ke air, sebagian besar ada pesisir yang berada di Kelurahan Karang Anyar Pantai, Kelurahan Karang Rejo dan Kelurahan Selumit Pantai dan Lingkas Ujung o Aktivitas Berkebun dan agraris, menyebar mengelompok di Kelurahan Karang Harapan, Karang Anyar Pantai bagian utara dan Karang Anyar bagian utara o Aktivitas Buruh Pabrik, cenderung mengelompok di kawasan industri seperti di Kelurahan Karang Harapan dan Kelurahan Karang Rejo o Aktivitas Perdagangan dan Jasa, Cenderung berada di pusat kota yang mempunyai tipologi permukiman mengikuti jalan utama, yaitu Jalan Yos Sudarso, Jl. Jend Sudirman, Jl. Mulawarman dan Jl. Gajah Mada.

Pemerintah Kota Tarakan Badan Perencana Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Jl. Kalimantan No. 1 Telp. (0551) 33910 - 32004


III - 2

3.1.1. MASYARAKAT URBAN Cenderung masyarakat di dalam kota membentuk suatu hubungan sosio masyarakat yang lebih tertutup, pribadi dan lebih mementingkan kepentingan akan pribadi masing-masing. Fenomena tersebut sering terjadi pada beberapa kota metropolitan dan kota-kota besar. 1)

Permasalahan Beberapa permasalahan yang ditimbulkan pada masyarakat urban adalah adanya keterbatasan mereka untuk mendapatkan lingkungan yang layak hal ini dikarenakan:

2)

•

Nilai lahan di kota cenderung lebih mahal

•

Keterbatasan akan ruang

•

Aktivitas penduduk yang cenderung tidak tertata

Dampak Permasalahan di atas sering menimbulkan dampak pada penurunan akan kualitas lingkungan, terutama akan kesehatan masyarakat kota sendiri, diantaranya terjadi: •

Kejahatan (kerawanan) sosial, kota menjadi tidak nyaman karena angka kriminalitas yang tinggi. Sebagai contoh adanya pencopetan, penodongan, dan beberapa tindakan kriminalitas lainnya.

•

Kemacetan lalu lintas, semakin padatnya aktivitas penduduk pada suatu kota maka dapat menimbulkan permasalahan akan kemacetan, ketidaknyamanan bertransportasi. Sebagai contoh adalah hilangnya ruang untuk pejalan kaki, penyediaan sarana parkir kendaraan, dan lain sebagainya.

•

Lingkungan jadi kumuh, dengan semakin banyak aktivitas di kota maka semakin banyak pula kota itu menanggung akan dampak negatif berupa sampah dan limbah, beberapa sampah dan limbah yang dihasilkan antara lain berupa: sampah / limbah rumah tangga, sampah / limbah dari pasar, toko dan kantor, sampah / limbah dari industri.

•

Permukiman yang tidak teratur (Slum / Squater), banyak rumah yang berada di bantaran sungai, pantai dan beberapa kawasan yang diperuntukkan untuk konservasi kota.

Beberapa permasalahan lingkungan kota di atas akan berdampak pada penurunan kesehatan masyarakat terutama pada kesehatan mental dan kesehatan fisik. Beberapa penyakit / gangguan yang dapat ditimbulkan diantaranya: •

Penurunan akan daya tahan tubuh,

•

Tekanan terhadap kondisi mental (stress),

•

Gangguan akan penglihatan, pernapasan dan kondisi tubuh lainnya,

Disamping itu dampak yang akan ditimbulkan akan semakin tipisnya nilai: •

Moral masyarakat

•

Gotong-royong saling bantu membantu

•

Kesetiakawanan atau tenggang rasa

3.1.2. MASYARAKAT RURAL Pada dasarnya masyarakat pedesaan cenderung berbeda dalam beberapa permasalahannya, masalah yang ditimbulkan lebih sedikit dari pada masyarakat yang berada pada kawasan perkotaan. Sedikitnya kepentingan dan jumlah penduduk menyebabkan pedesaan lebih mudah untuk pengaturannya. Beberapa yang perlu diperhatikan dalam kawasan rural adalah proses pembelajaran akan pentingnya kawasan konservasi dan kawasan preservasi, sehingga diharapkan masyarakat rural yang cenderung agraris dan hidup dari alam dapat memanfaatkan seoptimal mungkin tanpa merusak keseimbangan alam. Permasalahan lingkungan Kota Tarakan secara umum terjadi pada dua kategori yaitu : Urban dan Rural. Kesehatan lingkungan masyarakat urban paling mendasar adanya lingkungan yang kumuh, kotor dan kurang tertata, sedangkan kesehatan lingkungan masyarakat rural cenderung pada perambahan hutan lindung dan kawasan pantai serta tata cara bercocok tanam yang benar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar “Potret Kesehatan Lingkungan Masyarakat”.



III - 3

3.1.3. RESUME

a)

Keterkaitan Sosio-masyarakat dengan Heterogenitas : o

Pada masyarakat pesisir, cenderung homogen (Bugis)

o

Masyarakat rural, cenderung homogen (Tator)

o

Masyarakat pada kawasan transisi cenderung campuran

o

Masyarakat urban (Inner City) cenderung campuran (Cina, Jawa, Tidung, Bugis, Makasar, Banjar dsb)

b)

Keterkaitan Sosio-masyarakat dengan Aktivitas Masyarakat : o

Masyarakat kota lebih cenderung beraktivitas pada perdagangan dan jasa serta buruh

c)

o

Masyarakat pedesaan cenderung lebih agraris

o

Masyarakat pesisir, lebih cenderung nelayan dan petambak.

Keterkaitan Sosio-masyarakat dengan Mobilitas (pergerakan) : o

Masyarakat rural (Outskirt City), melakukan aktivitas di dalam permukiman yang menyatu dengan lahan pertanian, sedangkan pergerakan keluar cenderung kuat menuju pusat Kota Tarakan (Kel. Karang Anyar, Karang Anyar Pantai, Selumit, Karang Rejo, Lingkas Ujung) untuk menjual hasil pertanian dan kembali dengan membawa kebutuhan harian

o

Masyarakat pesisir pantai, beraktivitas di luar Pulau Tarakan dengan menggunakan moda perahu dan akan menjual hasilnya ke kota.

d)

e)

Keterkaitan Sosio-masyarakat dengan Penyediaan Kebutuhan Ruang : o

Masyarakat kota lebih cenderung memerlukan ruang sedikit

o

Masyarakat pedesaan kebutuhan ruang lebih luas untuk aktivitas penduduk.

Keterkaitan antara Sosio – masyarakat dengan Tipologi Rumah : o

Masyarakat pesisir cenderung mempunyai komunitas di atas air.

o

Masyarakat agraris cenderung di daratan dengan tipologi rumah kayu, semi permanen dan permanen

o

Masyarakat urban, cenderung tipologi rumah modern, semi permanen dan permanen

3.2. RENCANA DEMOGRAFI 3.2.1 KONSEP DAN PENDEKATAN DEMOGRAFI A. KONSEP DAN STRATEGI PERENCANAAN KEPENDUDUKAN Kebijakan kependudukan yang dimaksud adalah kebijaksanaan dalam arahan tingkat kepadatan penduduk. Proyeksi jumlah penduduk di kawasan perencanaan didasarkan pada asumsi bahwa rata-rata pertumbuhan penduduk di seluruh kawasan Perencanaan mengikuti kecendrungan angka pertumbuhan penduduk di kawasan perencanaan, serta terdistribusi merata sesuai dengan dengan luas masingmasing wilayah. Jumlah penduduk yang mampu ditampung di kawasan perencanaan – sesuai arahan kebijaksanaan kependudukan. B. TUJUAN-TUJUAN DAN PENGGUNAAN DEMOGRAFI

Mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk dalam suatu daerah tertentu

Menjelaskan pertumbuhan masa lampau, penurunannya dan persebarannya dengan sebaik baiknya dan dengan data yang tersedia

Mengembangkan hubungan sebab akibat antara perkembangan penduduk dengan bermacam macam aspek organisasi sosial

Mencoba meramalkan pertumbuhan penduduk di masa yang akan datang dan kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya



III - 4

C. DINAMIKA PENDUDUK : SEBAB DAN AKIBAT Pertumbuhan penduduk adalah merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatan-kekuatan yang menambah dan kekuatankekuatan yang mengurangi jumlah penduduk. Secara terus menerus penduduk akan dipengaruhi oleh jumlah bayi yang lahir (menambah jumlah penduduk), tetapi secara bersamaan pula akan dikurangi oleh jumlah kematian yang terjadi pada segala golongan umur. Jadi dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan penduduk diakibatkan oleh empat komponen:

Kelahiran (fertilitas)

Kematian (mortalitas)

In-migration (migrasi masuk)

Out-migration

Jadi pertumbuhan penduduk hanya dipengaruhi oleh dua cara yaitu melalui perubahan reproduksi dan migrasi netto D. PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PEMBANGUNAN EKONOMI Masalah sosial dan ekonomi telah membawa kearah makin dekatnya perhatian diberikan pada hubungan antara demografi, sosio ekonomi dan faktor-faktor lainnya kedalam dua pendekatan :

Besar (size), komposisi dan distribusi penduduk akan mempengaruhi kegiatan-kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat.

Junlah penduduk atau besarnya biasanya dikaitkan dengan pertumbuhan income per capita negara tersebut, yang secara kasar mencerminkan kemajuan perekonomian negara tersebut.

Ada pendapat yang mengatakan bahwa jumlah penduduk yang besar adalah sangat menguntungkan bagi pembangunan ekonomi. Tetapi ada pula pendapat bahwa justru penduduk yang kecil/ sedikitlah yang dapat mempercepat proses pembangunan ekonomi ke arah yang lebih baik. Disamping kedua pendapat tersebut ada pendapat yang mengatakan bahwa jumlah penduduk suatu negara harus seimbang dengan jumlah sumber-sumber ekonominya

Komposisi penduduk dalam arti demografi adalah komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin. Kedua variabel ini sangat mempengaruhi pertumbuhan penduduk di masa yang akan mendatang

Keadaan ekonomi dan lingkungan akan menentukan tingkat dan pola kelahiran, mortalitas dan migrasi

Pembangunan ekonomi suatu negara dapat mempengaruhi tingkat fertilitas maupun mortalitas suatu negara. Pendapat ini sesuai dengan apa yang disebut dengan teori transisi demografi, yaitu teori yang menerangkan perubahan penduduk dari tingkat pertumbuhan yang stabil tinggi (tingkat kelahiran dan kematian yang tinggii) ke tingkat pertumbuhan rendah (tingkat kelahiran dan kematian rendah)

E. MAKSUD DAN TUJUAN PENGELOMPOKAN PENDUDUK

Untuk mengetahui Human Resources yang ada baik menurut umur maupun jenis kelamin.

Untuk mengambil suatu kebijakan yang berhubungan dengan kependudukan

Untuk membandingkan keadaan suatu penduduk dengan penduduk lainnya

Melalui penggambaran piramida penduduk dapat diketahui Proses demografi yang telah terjadi pada penduduk tersebut

3.2.2 RENCANA KEPENDUDUKAN IDEAL (PERTUMBUHAN TINGGI) Berdasarkan tema permukiman yang telah direncanakan dalam “Structure Plan” RDTRK Tarakan sebelumnya maka dapat diperoleh rencana:

Luas lahan untuk tema permukiman (kawasan pusat kota, kawasan antara, kawasan pinggir kota dan kawasan permukiman yang mempunyai fungsi komersial)

Standar kepadatan penduduk untuk permukiman pada tiap tematik yang telah direncanakan (Rendah, sedang dan tinggi)

Sehingga dapat diperoleh penduduk Ideal pada Kawasan Perencanaan, yaitu:

JUMLAH PENDUDUK PADA PUSAT KOTA

: 29.512 JIWA (22,39%)

JUMLAH PENDUDUK PADA KAWASAN ANTARA

: 24.298 JIWA (18,44%)

JUMLAH PENDUDUK PADA KAWASAN PINGGIR : 45.936 JIWA (34,85%)

KAWASAN KOMERSIAL

: 32.053 JIWA (24,32%)

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel No. 3.1 dan Grafik No. 3 - 1, di bawah ini.



III - 5

TABEL NO: 3.1

RENCANA DEMOGRAFI (PENDUDUK IDEAL) RDTRK TARAKAN BARAT Luas No

Kepadatan

Tema Permukiman Ha

1 PUSAT KOTA (INNER CITY) A Perumahan Nelayan (Kelurahan lingkas Ujung & Sebengkok) B Perumahan Pusat Kota "Water Front" (Kelurahan Selumit Pantai, Karang Anyar Pantai & Karang Rejo) C Perumahan Pusat Kota "High Density" (Kelurahan Selumit Pantai & Karang Rejo) D Perumahan Pusat Kota "High Density" (Kelurahan Karang Balik) E Perumahan Pusat Kota "High Density" (Kelurahan Karang Anyar)

Sub Tot al

%

12.657 42.292 50.226 40.82 165.6549 311.65

Jumlah Penduduk Ideal

Standar

Standar Jiwa/Ha

Rekomendasi Jiwa/Ha

Tinggi Sedang - Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi

50-120 50-100 80-150 50-100 50-100

120 80 120 90 90

16.96

Jiwa

%

1,519 3,383 6,027 3,674 14,909 29,512

22.39

2 KAWASAN ANTARA ZONA TRANSISI A Permukiman Swadaya & Developer "Medium Density" B Permukiman Swadaya & Developer "Low Density C Permukiman Swadaya "Medium Density" D Permukiman Swadaya "Low Density" E Permukiman Industri "Medium Density"

Sub Tot al

Sedang Rendah Sedang Rendah Sedang

112.9896 225.211 52.509 85.077 28.985

504.77

50 150 150 -

90 50 90 50 90

70 30 80 40 70

27.47

7,909 6,756 4,201 3,403 2,029 24,298

18.44

3 KAWASAN OUTSKIRT CITY A Permukiman Swadaya & Developer (Medium Density)

561.285

B Permukiman Swadaya (Medium Density)

109.839

C Permukiman Swadaya & Developer (Low Density) - Pulau Sadau

1.869

672.99 4 KAWASAN PERMUKIMAN KHUSUS (KOMERSIAL) A Komersial pada Pusat Kota (Down Town) B Komersial Pada Pengembangan Baru (New Development)

Sub Tot al


50 - 90 50 - 90 1 - 50

70 60 30

36.62

39,290 6,590 56 45,936

209.26

Sedang - Tinggi

50-100

100

20,926

139.09

Sedang - Tinggi

50-100

80

11,127

348.34

1,837.76 Sumber: Hasil Analisa Team RDTRK Tarakan Barat Thn 2004-2005

Sedang Sedang Rendah

18.95

34.85

32,053

24.32

131,799.33

100.00


NO PETA: 3.1


III - 6


III - 7

GRAFIK 3 - 1 JUMLAH PENDUDUK IDEAL (PERTUMBUHAN TINGGI) RDTRK TARAKAN BARAT 45,000

39,290

40,000

35,000

JIW A

30,000

25,000

20,926 20,000

14,909

15,000

11,127 10,000

7,909 6,027

5,000

3,383

6,756

6,590 4,201

3,674

3,403 2,029

1,519

56 Perumahan Nelayan Perumahan Pusat Perumahan Pusat Perumahan Pusat Perumahan Pusat Permukiman Permukiman (Kelurahan lingkas Kota "Water Front" Kota "High Density" Kota "High Density" Kota "High Density" Sw adaya & Sw adaya & Ujung & (Kelurahan Selumit (Kelurahan Selumit (Kelurahan Karang (Kelurahan Karang Developer "Medium Developer "Low Balik) Sebengkok) Anyar) Pantai & Karang Pantai, Karang Density" Density Rejo) Anyar Pantai & Karang Rejo)

Permukiman Sw adaya "Medium Density"

Permukiman Sw adaya "Low Density"

Permukiman Industri "Medium Density"

Permukiman Permukiman Sw adaya & Sw adaya (Medium Developer (Medium Density) Density)

Permukiman Sw adaya & Developer (Low Density) - Pulau Sadau

Komersial pada Pusat Kota (Dow n Tow n)

Komersial Pada Pengembangan Baru (New Development)

TEMA PERMUKIMAN

3.2.3 RENCANA KEPENDUDUKAN NORMAL (PERTUMBUHAN RENDAH) Pada akhir tahun perencanaan (tahun 2009) Kecamatan Tarakan Barat akan memiliki jumlah penduduk sebanyak 67.992 jiwa. Jumlah ini diperoleh melalui perhitungan dengan menggunakan metode pertumbuhan penduduk normal dan menggunakan rasio pertumbuhan ratarata 0,057 atau 5.7 %. Jumlah tersebut akan terbagi menjadi 13.358 rumah tangga. Berikut dapat dilihat proyeksi pertumbuhan penduduk dan jumlah rumah tangga di kawasan perencanaan untuk tiap tahunnya dalam tabel dan grafik berikut : TABEL: 3.2 PROYEKSI JUMLAH PENDUDUK, RUMAH TANGGA TAHUN 2005 - 2006 - 2007 - 2008 – 2009



GRAFIK : PROYEKSI

III - 8

3.2 PERTUMBUHAN DAN JUMLAH PENDUDUK TAHUN 2005 - 2006 - 2007 - 2008 – 2009 2009

3 0 ,0 0 0

2 5 ,0 0 0

2 0 ,0 0 0

Karang Rejo Karang Balik Karang A ny ar Karang A ny ar Pantai

1 5 ,0 0 0

Karang Harapan Lingkas Ujung Gunung Lingkas Selumit Pantai

1 0 ,0 0 0

5 ,0 0 0

-

Thn 2004

Thn 2005

Thn 2006

Thn 2007

Thn 2008

Thn 2009

3.3. RENCANA KEBUTUHAN FASILITAS UMUM DAN SOSIAL 3.3.1. KONSEP DAN STRATEGI PENGEMBANGAN FASILITAS UMUM/SOSIAL Fasilitas umum dan sosial berfungsi sebagai salah satu aspek penunjang terselenggara dan berkembang kehidupan ekonomi, sosial dan budaya masyarakat. Oleh karena itu, perencanaan fasilitas umum dan sosial merupakan salah satu aspek penting dalam proses perencanaan di kawasan perencanaan. Secara umum konsep dan strategi perencanaan fasilitas umum dan sosial yang dilakukan adalah sebagai berikut : •

Fasilitas umum dan sosial yang direncanakan meliputi kelompok fasilitas perniagaan, pendidikan, kesehatan, peribadatan, pemerintahan dan pelayanan umum, serta berbagai bentuk ruang terbuka.

•

Jenis, jumlah, alokasi dan distribusi fasilitas yang direncanakan untuk masing-masing kelompok fasilitas tersebut disesuaikan dengan standar kebutuhan minimal, jumlah penduduk pendukung minimum dan jangkauan pelayanan.

•

Rencana distribusi fasilitas umum dan sosial dikaitkan dengan rencana sistem hirarki kelompok hunian (Konsep neighbourhood units).

Dalam sistem ini, masing-masing

fasilitas umum dan sosial tersebut berfungsi sebagai unsur pengikat dalam suatu hirarki kelompok hunian : -

Unsur pengikat kelompok hunian hirarki sub blok diantaranya berupa taman/lapangan bermain dengan skala pelayanan sub blok.

-

Unsur pengikat kelompok hunian hirarki blok dapat berupa taman/ lapangan bermain engan skala pelayanan blok, sekolah dasar musholla, GSG/balai warga atau klinik/posyandu/balai pengobatan.

-

Unsur pengikat kelompok hunian hirarki sub lingkungan dapat berupa taman/lapangan bermain dengan skala pelayanan sub lingkungan Masjid, SMTP dan pertokoan sub lingkungan.

-

Unsur pengikat kelompok hunian hirarki lingkungan dapat berupa fasilitas SMU, masjid, gereja, pasar, puskesmas, BKIA, kantor kelurahan, kantor pos pembantu, pos polisi, pos pemadam kebakaran, serta fasilitas perdagangan lingkungan.


Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran. Pasar Gusher yang merupakan pindahan dari Pasar Simpang 3, merupakan pasar dengan skala Kota


NO PETA: 3.2


III - 9


•

III - 10

Fasilitas umum dan sosial direncanakan dibangun secara berkelompok pada suatu lokasi berdasarkan sistem pusat-pusat pelayanan lingkungan. Lokasi pembangunan pusat pelayanan lingkungan. Lokasi pembangunan pusat pelayananmerupakan lokasi yang mudah dijangkau oleh seluruh bagian yang menjadi wilayah pelayanan.

•

Perencanaan memperhatikan

kondisi fasilitas umum and sosial eksisiting. Fasilitas

eksisting harus dapat dimanfaatkan secara optimal selama berada pada lokasi yang sesuai dengan peruntukanya. Proses optimalisassi diwujudkan melalui perbaikan, menambah perlengkapan, maupun penambahan alokasi lahan sehingga sesuai dengan skala pelayanan. •

Perencanaan memperhatikan kondisi fasilitas umum dan sosial eksisting. Fasilitas eksisting harus dapat dimanfaatkan secara optimal selama pada lokasi yang sesuai dengan peruntukanya. Proses optimalisasi diwujudkan melalui perbaikan, menambah perlengkapan, maupun penambahan alokasi lahan sehingga sesuai dengan skala pelayanan

Berkaitan dengan efisiensi pemanfaatan ruang dan optimalisasi pengunaannya, maka pembangunan fasilitas umum dan sosial dapat dilakukan melalui : -

Pembangunan secara vertikal (bertingkat)

-

Pemanfaatan berdasarkan sistem shift, misalnya pemanfaatan satu komplek bangunan sekolah untuk sekolah pagi dan sekolah siang.

-

Pemanfatan berdasarkan sistem multi fungsi, misalnya bangunan GSG yang dapat difungsikan sebagai balai pertemuan warga, tempat penyelenggaraan acara-acara kesenian, olahraga, dan kegiatan kemasyarakatan lainnya.

-

Memiliki kedudukan rangkap, misalnya ruang terbuka hijau dengan skala pelayanan blok yang sekaligus merupakan ruang terbuka hijau dengan skala pelayanan sub blok. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran. Pedagang Kaki Lima yang hidup pada malam hari menempati lokasi di Pasar THM, menambah maraknya aktivitas perekonomian malam

TABEL NO: 3.3 ARAHAN PERENCANAAN FASILITAS PENDIDIKAN

Jenis

Penduduk Pendukung (jiwa)

Luas Lahan (m²)

Luas Bangunan (m²)

Jangkauan Pelayanan (km)

Jarak Tempuh (Jalan Kaki)

Kebutuhan Ruang Minimum

Keterangan

TK

750 – 1.000

1.200-2.400

500-1.000

1,5

15 menit

R. Kelas (3), R. bermain, R. Olah Raga, R. Penunjang, Taman Bermain

Lokasi hendaknya jauh dari pusat keramaian dan jalan arteri

Sd

1.500– 3.000

8.000-10.000

2.000-4.000

2,0

20 menit

R. Kelas (6), Lap Raga, R. Penunjang,

SMP

5.000 – 12.500

6.000-17.500

3.000-4.000

2,5

30 menit

R. Kelas (6), Lab, IPA, Perpustakaan, R Ketrampilan, R. Penunjang, Lap Olah Raga

Lokasi hendaknya jauh dari pusat keramaian dan jalan arteri Lokasi hendaknya jauh dari pusat keramaian dan jalan arteri

SMU

5.000 – 30.000

10.000-22.000

3.000-5.000

2,5

30 menit

R. Kelas (6), Lab, IPA, Perpustakaan, R. Keterampilan. Ruang Penunjang, Lap Olah raga


Lokasi hendaknya jauh dari pusat keramaian dan jalan arteri


III - 11

TABEL NO: 3.4 ARAHAN PERENCANAAN FASILITAS KESEHATAN

Jenis


Luas Lahan (m²)

Luas Bangunan (m²)


Jarak Tempuh (jalan Kaki)


Pos Kesehatan (BP)

3.000

500 – 1.000

150 - 600

-

-

R. Poli Umum, R. Dokter

-

R. Pelayanan, R. Obat

Luas lahan dan bangunan tergantung ketersediaan lahan

R. Melahirkan, R. bayi, R. Apotik, R. Pendaftaran, R. Rawat inap, R. Penunjang

Jumlah Ruang Rawat inap tergantung pada luas lahan

Apotik

10.000 - 30.000

-

-

-

Rumah Bersalin/BKIA

10.000 - 30.000

1.500-4.000

1.200-3.000

2,5

30 menit

Laboratorium

30.000

1.000

500

-

-

Puskesmas Kelurahan

25.000 – 30.000

2.000

1.200

2

20 menit

Puskesmas kecamatan

120.000 – 200.000

4.000-6.000

2.000-4.500

5

-

Rumah Sakit

>500.000

>50.000

>30.000

-

-

Keterangan

R. Pendaftaran, R. Poli Umum, R. Poli KIA, R. Poli Gizi, R. Poli KB, R. Obat, Gudang Obat, Labolatorium R. Pendaftaran, R. Poli Umum, R. Poli KIA, R. Poli Gizi, R. Poli KB, R. Obat, Gudang Obat, Labolatorium, R. Rawat Inap, R. Gawat Darurat

-

Kebutuhan Ruang, Luas Lahan, bangunan, dll tergantung kelas rumah sakit dan Skala pelayanan(sub kota-kota-Wilayah)

TABEL NO: 3.5 ARAHAN PERENCANAAN FASILITAS PERIBADATAN

Jenis


Luas Lahan (m²)

Luas Bangunan (m²)



Musholla Masjid Jami

300 2.500 - 3.000

500 500-2.000

300 300-1.500

0.5 1

10 menit 15 menit

Masjid Kelurahan

15.000 - 30.000

3.000-5.000

2.000-3500

2

25 menit

Masjid Kecamatan

120.000 – 200.000

5.000-15.000

3.500-9.000

5

Masjid Kota/Raya

>500.000

>10.000

>8.500

Tempat Ibadah non Islam (skala kecamatan)

30.000-200.000

2.000-7.000

1500-5.000

Bergantung pada jenis pemeluk agama Ybs

Tempat Ibadah non Islam (skala kota)

1.000.000

5.000-10.000

3.500-7.000

Bergantung pada jenis pemeluk agama Ybs



Keterangan

Tidak dapat dicapai dengan berjalan kaki


III - 12

TABEL NO: 3.6 ARAHAN PERENCANAAN FASILITAS PEMERINTAHAN DAN PELAYANAN UMUM Jenis


Luas Lahan (m²)

Luas Bangunan (m²)



Kantor Kelurahan

30.000

1.000-2.500

700-1.000

2

20 menit

Pos Kamtib

2.500 - 3.000

250-750

200-.500

0,5

5 menit

Pos Pemadam Kebakaran Kantor Pos Pembantu Kantor Kecamatan Kantor Polisi Pemadam Kebakaran Kantor Pos Pusat

30.000

25.000 – 30.000 120.000200.000 120.000200.000 120.000200.000 500.0001.500.000

250-5.00

200-350

2

250-5.00

200-300

2

1.00-4.000

750-3.500

5

750-3.000

500-2.000

-

5.00-1.000

.500-750

5

2.500-5.000

1.5.003..000

Kantor Pemerintahan

>1.000.000

7.50020.000

5.00015.000

Kantor Kodim

>1.500.000

15.00030.000

>1.500.000

3.000-7.500

10.00015.000 2.5005.000

>1.500.000

2.500-5.000

Markas Wilayah Kebakaran Kantor Pengadilan Agama Kantor PLN Wilayah Kantor PDAM Wilayah

>1.500.000 >1.500.000

Panti Sosial

60.000

5.00020.000 15.00040.000 2.000-5.000


Keterangan

Pada Lokasi Strategis dengan aksebilitas Tinggi

25 menit

Melayani Skala Kota Kebutuhan ruang sesuai dengan jumlah karyawan Melayani Skala Kota

2.0003.000 .5.00015.000 10.00025..000 1.0002.500

TABEL NO: 3.7 ARAHAN PERENCANAAN FASILITAS PERDAGANGAN Penduduk Pendukung Pelayanan

Jenis

Luas Lahan (m²)

Arahan Lokas

Komlpek Pertokoan Kecil

6.000

3.500

Pasar sub blok Dekat dengan jalan utama lingkungan

Pasar(skala lingkungan)

30.000

10.000

Pusat lingkungan Dekat dengan jalan utama lingkungan

Komplek pertokoan

60.000

10.000

Lokasi kawasan komersial

TABEL NO: 3.8 ARAHAN PERENCANAAN FASILITAS PERDAGANGAN Penduduk Pendukung Pelayanan

Jenis Taman/Lap bermain Lapangan bermain OR/Taman Lapangan Olah Raga Gor Taman Lingkungan

–

Luas Lahan (m²)

Arahan Lokasi

250

250

Pusat sub Blok

3.000

1.500

Pusat Blok

30.000

2.500

Pusat Lingkungan

30.000 30.000

1.000 1.500

Pusat Lingkungan Pusat Lingkungan

• Ini harus diperhatikan dalam penyediaan sarananya • Pendidikan • Adat istiadat dan cara hidupnya penduduknya • Hal ini sangat penting ditinjau untuk mendapatkan tipe lingkungan/penghunian yang cocok dengan cara hidup penduduknya. Pemerintah Kota Tarakan Badan Perencana Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Jl. Kalimantan No. 1 Telp. (0551) 33910 - 32004


III - 13

3.3.2. RENCANA KEBUTUHAN FASILITAS UMUM/SOSIAL BERDASAR PENDUDUK IDEAL

A. PERENCANAAN KEBUTUHAN FASILITAS PENDIDIKAN Fasilitas pendidikan yang ada di kawasan perencanaan saat ini belum bisa mencukupi kebutuhan masyarakat yang ada, baik sekarang maupun untuk Penduduk ideal mendatang. Berdasarkan proyeksi penduduk dan perhitungan standar kebutuhan yang telah dilakukan, untuk Penduduk ideal kawasan perencanaan membutuhkan banyak sekali penambahan fasilitas pendidikan, terutama untuk jenjang pendidikan dasar seperti TK dan SD. Sedangkan untuk fasilitas pendidikan lanjutan seperti SLTP dan SMU, hanya dibutuhkan penambahan sebanyak 1 – 3 unit. Penyediaan fasilitas pendidikan ini sangat penting dalam rangka untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia Indonesia. Selengkapnya dapat diketahui dari tabel di bawah ini : TABEL NO: 3.9 RENCANA DISTRIBUSI KEBUTUHAN FASILITAS PENDIDIKAN PENDUDUK IDEAL DI KAWASAN PERENCANAAN (TARAKAN BARAT) Standar Kebutuhan Jenis Fasilitas

A

Penduduk Pendukung

Luas Lahan

Luas Bangunan

(Jiwa)

(M2)

(M2)

B

C

D

Komparasi Kebutuhan

Perkiraan Kebutuhan Ruang dan Fasilitas

( H-F)

Thn 2009

Unit

Unit

Unit

F

G

H

(Jiwa) E 131,799

Fasilitas Pendidikan a TK

Jumlah Eksisting

Jumlah Penduduk

Luas Lahan

Luas Bangunan

(M2)

(M2)

I

J

750

1,200

250

1

101

102

122,310

25,481

b SD c SLTP

1,600

3,600

600

9

28,666

2,700

1,500

3

48 6

171,998

12,500

39 3

16,512

9,173

d SLTA

15,000

2,700

1,500

3

2

5

13,760

7,644

3,000

1

1

2

10,800

6,000

161

335,380

e PT

5,400

76,444

Sub Total

76,965

Sumber: Hasil Survey Lapangan dan Analisa Team RDTRK Tarakan Barat

B. PERENCANAAN KEBUTUHAN FASILITAS KESEHATAN Fasilitas kesehatan yang memerlukan penambahan pada akhir tahun perencanaan adalah puskesmas sebanyak 2 unit. Jumlah yang ada saat ini adalah 2 unit. Selain puskesmas, yang perlu ditambah adalah fasilitas balai pengobatan dan apotik. Masyarakat di kawasan perencanaan dalam kesehariannya kurang begitu memperhatikan kesehatan. Kondisi ini terlihat dari kondisi lingkungan sekitarnya. Jumlah fasilitas kesehatan dapat dilihat dari tabel di bawah ini : TABEL NO: 3.10 RENCANA DISTRIBUSI KEBUTUHAN FASILITAS KESEHATAN PENDUDUK IDEAL DI KAWASAN PERENCANAAN (TARAKAN BARAT)

Standar Kebutuhan Jenis Fasilitas

A

Luas Lahan

Luas Bangunan

(Jiwa)

(M2)

(M2)

(Jiwa)

B

C

D

E

Fasilitas Kesehatan a Rumah Sakit (Tipe C/D) b Puskesmas c Balai Pengobatan d Apotik

Thn 2009

(H-F) Unit

Unit

F

Unit

G

H

Luas Lahan

Luas Bangunan

(M2)

(M2)

I

J

131,799 120,000

2,000

1,000

1

0

1

2,197

1,098.33

30,000

1,200

600

2

2

4

5,272

2,635.99

3,500

300

150

-

38

38

11,297

5,648.54

10,000

350

280

-

13

13

4,613

3,690.38

53

56

23,379

13,073

Sub Total Sumber: Hasil Survey Lapangan dan Analisa Team RDTRK Tarakan Barat


Jumlah Penduduk Tahun 2009

Penduduk Pendukung


Komparasi Kebutuhan

Jumlah Eksisting


III - 14

C. PERENCANAAN KEBUTUHAN FASILITAS PERIBADATAN Kebutuhan masyarakat untuk beribadah merupakan suatu kewajiban. Kebutuhan ini harus dipenuhi dengan menyediakan sarana peribadatan yang layak bagi tiap-tiap agama yang dianut. Fasilitas peribadatan yang ada di kawasan perencanaan saat ini sudah bisa memenuhi kebutuhan masyarakat dalam beribadah. Namun untuk tahun 2009 mendatang, fasilitas yang perlu ditambah adalah masjid dan musholla mengingat jumlah pemeluk Agama Islam merupakan mayoritas. Dan untuk fasilitas peribadatan agama lain belum memerlukan penambahan. Untuk jumlah yang lebih detail dapat dilihat pada tabel : TABEL NO: 3.11 RENCANA DISTRIBUSI KEBUTUHAN FASILITAS PERIBADATAN PENDUDUK IDEAL DI KAWASAN PERENCANAAN (TARAKAN BARAT) Standar Kebutuhan Jenis Fasilitas

Penduduk Pendukung

Luas Lahan

Luas Bangunan

(Jiwa)

(M2)

(M2)

B

C

D

A

Jumlah Eksisting

Jumlah Penduduk

Komparasi Kebutuhan


(H-F)

Thn 2009

Unit

Unit

Unit

(Jiwa) E

Fasilitas Peribadatan

F

G

Luas Lahan

Luas Bangunan

(M2)

(M2)

I

J

H

131,799

a Masjid Raya a Masjid Besar (87,02%)

30,000

5,250

3,150

114,665

3

1

4

20,066

12,040

b Masjid Sedang (87%)

10,000

1,750

1,050

114,665

5

6

11

20,066

12,040

c Langgar/Mushola (87%)

2,500

300

180

114,665

9

37

46

13,760

8,256

d Gereja (11%)

2,500

300

180

14,498

6

(0)

6

1,740

1,044

e Vihara/Klenteng (2%)

2,500

300

180

2,636

2

(1)

1

316

190

f Pura (0,2%)

2,500

300

180

264

1

(1)

0

32

19

68

55,980

33,588


D. PERENCANAAN KEBUTUHAN FASILITAS PEMERINTAHAN DAN PELAYANAN UMUM Fasilitas perkantoran yang ada merupakan fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum yang memberikan jasa pelayanan pada masyarakat. Skala pelayanan untuk fasilitas ini dibedakan menjadi dua, yaitu skala wilayah atau kecamatan dan skala lingkungan atau kelurahan. Fasilitas yang ada saat ini jumlahnya telah memberikan pelayanan yang cukup baik bagi masyarakat. Pada akhir tahun perencanaan 2009 nanti ada beberapa fasilitas yang memerlukan penambahan. Penambahan ini khususnya untuk fasilitas skala kelurahan yaitu kantor kelurahan, yang saat ini baru berjumlah 3. Proyeksi untuk tahun 2009 adalah 7 unit sehingga membutuhkan 4 unit baru. Sedangkan untuk fasilitas skala wilayah yang memerlukan penambahan antara lain kantor pemadam kebakaran, tempat parkir umum. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut : TABEL NO: 3.12 RENCANA DISTRIBUSI KEBUTUHAN FASILITAS PEMERINTAHAN DAN PELAYANAN UMUM PENDUDUK IDEAL DI KAWASAN PERENCANAAN (TARAKAN BARAT) Standar Kebutuhan Jenis Fasilitas

A

Penduduk Pendukung

Luas Lahan

Luas Bangunan

(Jiwa)

(M2)

(M2)

B

C

D


Komparasi Kebutuhan

Thn 2009

(H-F) Unit

Unit

Unit

(Jiwa) E

Fasilitas Pemerintah dan Pelayanan Umum a Pelayanan Skala Wilayah/Kecamatan

Jumlah Penduduk

Jumlah Eksisting

F

G

H

Luas Lahan

Luas Bangunan

(M2)

(M2)

I

J

131,799 120,000

a.1 Kantor Kecamatan

120,000

1,000

500

1

-

1

1,000

500

a.2 Kantor Pos dan Giro

120,000

500

250

1

-

1

549

275

a.3 Kantor Telepon

120,000

500

250

1

500

250

a.4 Kantor Pemadam Kebakaran

120,000

500

250

1

500

250

a.5 Parkir

120,000

400

200

4

1,600

800

a.6 Kantor Polisi Sektor

120,000

300

150

1

300

150

a.7 Kantor Koramil

120,000

300

150

1

300

150

500

280

7

3,500

1,960

200

100

1

200

100

200

100

1

200

100

9

8,649

4,535

1

-

b Pelayanan Skala Lingkungan/Kelurahan b.1 Kantor Kelurahan b.2 Kantor Pos Pembantu

30,000 30,000

b.3 Kantor Pos Polisi

30,000



4 1

3 -


III - 15

E. PERENCANAAN KEBUTUHAN FASILITAS PERDAGANGAN Aktivitas perdagangan dan jasa di kawasan perencanaan merupakan aktivitas dominan. Aktivitas yang penting ini harus diwadahi agar kebutuhan masyarakat dapat dipenuhi. Fasilitas perdagangan dan ekonomi yang ada sekarang ini jumlahnya sudah bisa dikatakan mencukupi. Pasar sudah ada 4 unit dan belum perlu ditambah. Selain itu kawasan perencanaan juga sudah ada mal yang merupakan fasilitas perbelanjaan modern. Fasilitas yang memerlukan penambahan adalah warung kecil yang melayani masyarakat dalam skala lokal atau lingkungan. TABEL NO: 3.13 RENCANA DISTRIBUSI KEBUTUHAN FASILITAS PERDAGANGAN DAN EKONOMI PENDUDUK IDEAL DI KAWASAN PERENCANAAN (TARAKAN BARAT) Standar Kebutuhan Jenis Fasilitas

A

Jumlah Penduduk

Penduduk Pendukung

Luas Lahan Luas Bangunan (M2)

(M2)

(Jiwa)

B

C

D

E

a Warung Kecil

Perkiraan Kebutuhan Ruang dan Fasilitas Thn 2009

(H-F) Unit

(Jiwa)

Fasilitas Perdagangan dan Ekonomi

Komparasi Kebutuhan

Jumlah Eksisting

Unit

F

Unit

G

H

Luas Lahan

Luas Bangunan

(M2)

(M2)

I

J

131,799 250

100

60

527

52,720

b Toko Besar

25,000

250

150

5

1,318

791

c Pasar

30,000

25,000

15,000

4

109,833

65,900

537

163,871

98,322



4

0

31,632

3.1. STRUKTUR SOSIO - BUDAYA KAWASAN PERENCANAAN

Recommend Documents