Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PERILAKU BULLYING SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 4 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2015/2016
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd.) Pada Jurusan Bimbingan dan Konseling
OLEH: LINDHA DWI PERMADANI NPM: 12.1.01.01.0201
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA UN PGRI KEDIRI 2016
LINDHA DWI PERMADANI l 12.1.01.01.0201 FKIP-Prodi Bimbingan dan Konseling
simki.unpkediri.ac.id
ll 1 ll
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
LINDHA DWI PERMADANI l 12.1.01.01.0201 FKIP-Prodi Bimbingan dan Konseling
simki.unpkediri.ac.id
ll 2 ll
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
LINDHA DWI PERMADANI l 12.1.01.01.0201 FKIP-Prodi Bimbingan dan Konseling
simki.unpkediri.ac.id
ll 3 ll
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PERILAKU BULLYING SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 4 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 LINDHA DWI PERMADANI NPM : 12.1.01.01.0201 FKIP- Prodi Bimbingan dan Konseling Dosen Pembimbing I : Drs. Setya Adi Sancaya, M.Pd Dosen Pembimbing II : Dra. Khususiyah, M.Pd UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI ABSTRAK Penelitian ini di latar belakangi hasil pengamatan dan pengalaman peneliti, bahwa kecerdasan emosional berpengaruh pada perilaku bullying. Karena kecerdasan emosional yang tinggi akan lebih positif dalam mengendalikan emosi sehingga perilaku bullying yang ada di sekolah menjadi rendah karena adanya kesadaran diri dalam menyikapi masalah yang ada di sekitarnya. Permasalahan penelitian ini adalah (1) Bagaimana kecerdasan emosional siswa? (2) Bagaimana perilaku bullying siswa? (3) Apakah ada hubungan antara kecerdasan emosional dengan perilaku bullying siswa? Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan subyek penelitian siswa kelas XI IPS SMA Negeri 4 Kediri Tahun Pelajaran 2015/2016. Penelitian ini dilaksanakan menggunakan instrument kuesioner kecerdasan emosional dan perilaku bullying. Kesimpulan hasil penelitian ini adalah terdapat hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosional dengan perilaku bullying siswa kelas XI IPS SMA Negeri 4 Kediri Tahun Pelajaran 2015/2016, yang ditunjukkan dari nilai hasil uji korelasi product moment sebesar -0,437. Nilai tersebut lebih besar dari rtabel dengan taraf signifikan 5%. Berdasarkan simpulan hasil penelitian ini, direkomendasikan: (1) Diharapkan siswa meningkatkan kecerdasan emosional sehingga lebih optimis dalam mengahadapi berbagai macam permasalahan sehingga tidak melampiaskannya pada hal-hal dapat merugikan orang lain. (2) Untuk meningkatkan kecerdasan emosional yang dimiliki siswa konselor yang berwenang disekolah tersebut seharusnya memberikan konseling pada siswa-siswi yang sedang mengalami permasalahan bullying tidak hanya dengan pendekatan-pendekatan yang bersifat umum saja, namun menggunakan pula pendekatanpendekatan yang bersifat individu. (3) Orang tua juga diharapkan ikut berperan membantu dalam meningkatan kecerdasan emosional dengan memberikan dorongan, perhatian serta pengawasan terhadap anak dalam kehidupan sehari-hari dan memberikan contoh kepada anak-anaknya agar terhindar dari perilaku bullying di sekolah. Kata kunci: kecerdasan emosional, perilaku bullying.
LINDHA DWI PERMADANI l 12.1.01.01.0201 FKIP-Prodi Bimbingan dan Konseling
simki.unpkediri.ac.id
ll 4 ll
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
I.
dan menggunakan informasi ini untuk
LATAR BELAKANG Manusia merupakan makhluk sosial,
sejak
membutuhkan
dilahirkan pergaulan
membimbing pikiran dan tindakan.
ia dengan
Menurut (Goleman, 2016:43) kecerdasan
emosional
adalah
orang-orang lain untuk memenuhi
kemampuan untuk memotivasi diri
kebutuhan-kebutuhannya.
sendiri
makhluk
sosial,
dalam
Sebagai melakukan
dan
bertahan
menghadapi
frustasi, mengendalikan dorongan hati
proses interaksi dengan lingkungannya
dan
dapat dipastikan pernah mengalami
kesenangan, mengatur suasana hati dan
adanya rasa marah, jengkel, muak,
menjaga
frustasi dan sebagainya yang berupa
melumpuhkan
emosi yang dituangkan dalam bentuk
berempati, dan berdoa.
perilaku.
Perubahan ini merupakan
tidak
agar
mencangkup
dalam
tetapi
pendidikan.
Tujuan
beban
saling
stress
kemampuan
Kecerdasan
dampak dari berbagai aspek terutama bidang
melebih-lebihkan
berfikir,
emosi
kemampuan
tidak
juga berbeda
melengkapi
pendidikan nasional adalah sebagai
kecerdasan
pengembangan potensi peserta didik.
kemampuan
Terselenggaranya
yang
diukur dengan IQ. Banyak orang pintar
sangat
dalam arti terpelajar, tetapi tidak
yang
memiliki kecerdasan emosi, sehingga
kondusif yang diciptakan oleh semua
dalam bekerja menjadi bawahan orang
komponen
yang ber IQ lebih rendah tetapi unggul
efektif
dalam
dipengaruhi
pendidikan pendidikan
oleh
suasana
dalam
mengantarkan
peserta didik untuk mencapai tujuan yang
diharapkan
sehingga
akademik,
dengan
kognitif
yaitu
murni
yang
dalam ketrampilan emosi.
dapat
Menurut
Goleman
(dalam
mencapai kecerdasan emosional secara
Rahmawati, 2013:4) individu yang
positif sehingga terhindar dari perilaku
mempunyai kecerdasan emosi yang
bullying.
tinggi akan lebih luas pengetahuannya Menurut
Solovey
Shapiro
dari pada individu yang mempunyai
(dalam Hermawati 2014:3) kecerdasan
kecerdasan emosionalnya yang lebih
emosional adalah himpunan bagian
rendah.
dari kecerdasan sosial yang melibatkan
emosional tinggi akan lebih optimis
kemampuan memantau perasaan sosial
dalam menghadapi berbagai macam
yang melibatkan kemampuan pada
masalah, seharusnya seseorang tidak
orang lain, memilah-milah semuanya
hanya memiliki IQ yang tinggi saja
LINDHA DWI PERMADANI l 12.1.01.01.0201 FKIP-Prodi Bimbingan dan Konseling
Individu
yang
kecerdasan
simki.unpkediri.ac.id
ll 5 ll
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
tetapi juga memiliki kemampuan EQ
lemah yang biasanya secara fisik lebih
seperti mengendalikan diri dari apapun
lemah, minder dan kurang mempunyai
masalah yang terjadi terutama dalam
teman,
pengendalian perilaku agar seseorang
mempertahankan diri.
tersebut
dapat
tidak
mampu
positif
Alasan bullying sering kali
mengendalikan diri dari masalah tanpa
tidak jelas, biasanya menggunakan
merugikan diri sendiri maupun orang
kedok perpeloncoan, penggemblengan
lain.
mental, Tujuan
secara
sehingga
aksi
solidaritas.
belum
Terjadinnya kekerasan antar teman
sepenuhnya terpenuhi karena masih
sebaya semakin menguat, mengingat
ada beberapa kasus penyimpangan
adanya faktor pubertas dan krisis
perilaku
yang
identitas yang normal terjadi pada
dilakukan oleh remaja yang semuanya
perkembangan remaja.dalam rangka
memerlukan perhatian dari berbagai
mencari identitas dan ingin eksis,
pihak menurut Anisa Riska Rahmawati
biasanya remaja gemar membentuk
(Djuwita,2006). Sekolah merupakan
geng. Geng remaja sebenarnya sangat
salah satu pendidikan yang diharapkan
normal dan bisa berdampak positif,
mampu
namun jika orientasi geng kemudian
seperti
pendidikan
ataupun
kekerasan
melaksankan
program
bimbingan, pengajaran, dan latihan
“menyimpang”
dalam rangka membantu peserta didik
menimbulkan banyak masalah dan
mengembangkan
baik
timbullah bullying tersebut. Dari relasi
emosional, spiritual, maupun sosial.
antar teman sebaya juga ditemukan
Namun
bahwa
di
potensinya,
lapangan
menunjukkan
hal
beberapa
kemudian
remaja
menjadi
karena
“balas
masih banyak sekali masalah yang
perilaku
terjadi di lingkungan sekolah itu
dendam” atas perlakuan penolakan dan
sendiri,
kekerasan
salah
satunya
bullying.
bullying
ini
yang
pernah
dialami
Kekerasan antar teman sebaya atau
sebelumnya, yaitu pada saat SD atau
yang
pun pada saat SMP. Ketidakmampuan
dikenal
dengan
bullying
merupakan suatu tindak kekerasan fisik
untuk
dan
penyebab mengapa individu merasakan
psikologis
seseorang
atau
yang
dilakukan
kelompok,
yang
suatu
mengendalikan
dorongan bullying
di
untuk yang
menjadi
membalas
dimaksudkan untuk melukai, membuat
perilaku
pernah
takut atau membuat tertekan seseorang
diterimanya, sehingga individu tersebut
(anak atau siswa) lain yang dianggap LINDHA DWI PERMADANI l 12.1.01.01.0201 FKIP-Prodi Bimbingan dan Konseling
simki.unpkediri.ac.id
ll 6 ll
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
ingin agar orang lain juga merasakan
bullying merasa takut dan terintimidasi,
apa yang pernah ia rasakan.
rendah
Lingkungan berpengaruh
sekitar
terhadap
juga
munculnya
diri,
serta
ttidak
merasa
berharga , sulit berkonsentrasi dalam belajar,
tidak
bergerak
untuk
bullying, baik secara langsung maupun
bersosialisasi dengan lingkungannya
tidak langsung. Secara sosiokultural,
sehingga
bullying dipandang sebagai wujud rasa
akademisnya dapat terancam merosot.
frustasi akibat tekanan hidup dari
mengakibatkan
Dalam
nilai
penjelasan
diatas
lingkungan orang dewasa. Tanpa sadar
bahwa
lingkungan juga memberikan referensi
bullying tersebut kurang tenang dan
kepada remaja bahwa kekerasan bisa
kurang mampu berfikir realistis dalam
jadi
pemecah
menghadapi masalah yang ada di
masalah. Misalnya lingkungan aksi
lingkungan sekitar dengan melakukan
kekerasan dalam rumah tangga.
penindasan
sebagai
salah
satu
seseorang yang melakukan
dan
kurang
memiliki
Adapun bentuk bullying yang
kemampuan mengelola perasaannya
terjadi tidak hanya secara fisik maupun
sendiri dengan mendendam dan iri hati.
seksual namun yang paling banyak
Individu yang kecerdasan emosional
terjadi adalah tindakan bullying secara
tinggi
psikis
menghadapi berbagai macam masalah,
seperti
di
fitnah,
ataupun
akan
lebih
optimis
digosipkan, di permalukan di depan
seharusnya
umum, dihina atau di caci , dituduh,
memiliki IQ yang tinggi saja tetapi
disoraki, bahkan yang paling parah
juga memiliki kemampuan EQ seperti
diancam. Fenomena bullying yang
mengendalikan
terjadi di SMA Negeri 4 Kediri ini
masalah yang terjadi terutama dalam
berupa perilaku bullying secara psikis.
pengendalian perilaku agar seseorang
Seorang siswa yang sering diperas oleh
tersebut
teman-temanya dan sering di ancam
mengendalikan diri dari masalah tanpa
apabila tidak menuruti keinginan si
merugikan diri sendiri maupun orang
pembullying.
lain. Hal ini dapat berkaitan dengan
Pada merupakan untuk
seseorang
dapat
diri
tidak
dalam
dari
secara
hanya
apapun
positif
dasarnya
bullying
kecerdasan emosi yang dimiliki dalam
penghambat
seseorang
diri anak ataupun siswa yang menjadi
mengaktualisasikan
diri.
perilaku bullying. Individu dengan
Bullying tidak memberikan rasa aman
kecerdasan emosi yang tinggi akan
dan nyaman, namun membuat korban
mampu memahami, menyadari serta
LINDHA DWI PERMADANI l 12.1.01.01.0201 FKIP-Prodi Bimbingan dan Konseling
simki.unpkediri.ac.id
ll 7 ll
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
mengahargai perasaan dan pikiran
III.
Hasil dan Kesimpulan
orang lain, mampu berada dalam
Hubungan
kecerdasan
lingkungan sosialnya dan lebih peka
emosional
terhadap
perilaku
terhadap perasaan orang lain.
bullying terlihat dari. Individu yang
Dari penjelasan diatas dapat
mempunyai kecerdasan emosi yang
disimpulkan bahwa seseorang yang
tinggi akan lebih luas pengetahuan
mempunyai
serta
kecerdasan
emosional
pengalamanya
dari
pada
yang tinggi akan lebih positif dalam
individu
yang
mengendalikan emosi yang dimilikinya
kecerdasan
emosionalnya
sehingga perilaku bullying yang ada di
lebih
sekolah menjadi rendah karena adanya
kecerdasan emosional tinggi akan
kesadaran
lebih optimis dalam menghadapi
diri
dalam
menyikapi
masalah yang ada di sekitarnya.
rendah.
berbagai
1. Pendekatan Penelitian
macam
yang
masalah,
memiliki IQ yang tinggi saja tetapi
Pendekatan penelitian ini menggunakan
pendekatan
juga memiliki kemampuan EQ seperti mengendalikan diri dari
kuantitatif karena data variabel
apapun
berupa angka dan teknik analisinya
terutama
berupa analisis statistik. Selain itu,
perilaku.
ini
Individu
yang
seharusnya seseorang tidak hanya
II. METODE PENELITIAN
penelitian
mempunyai
dilakukan
untuk
masalah dalam
Adapun
yang
terjadi
pengendalian
bentuk
bullying
menguji hipotesis.
yang terjadi di SMA Negeri 4
2. Teknik Penelitian
Kediri ini berupa perilaku bullying
Teknik
penelitian
yang
secara psikis. Seorang siswa yang
penelitian
sering diperas oleh teman-temanya
korelasional yakni suatu penelitian
dan sering di ancam apabila tidak
untuk mengetahui hubungan dan
menuruti keinginan si pembullying.
digunakan
tingkat
adalah
hubungan
antara
dua
Dalam
penjelasan
variabel atau lebih tanpa ada upaya
dapat
untuk
variabel
seseorang yang melakukan bullying
tersebut, sehingga tidak terdapat
tersebut kurang tenang dan kurang
manipulasi variabel (Fraenkel dan
mampu berfikir realistis dalam
Wallen, 2008:328).
menghadapi masalah yang ada di
mempengaruhi
lingkungan LINDHA DWI PERMADANI l 12.1.01.01.0201 FKIP-Prodi Bimbingan dan Konseling
disimpulkan
diatas
sekitar
bahwa
dengan
simki.unpkediri.ac.id
ll 8 ll
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
melakukan penindasan dan kurang
taraf signifikansi 5% sebesar 0,235
memiliki kemampuan mengelola
maka signifikan.
perasaannya
sendiri
dengan
SIMPULAN
mendendam dan iri hati. Hal ini
Dari
serangkaian
kegiatan
dapat berkaitan dengan kecerdasan
penelitian ini pada akhirnya dapat
emosi yang dimiliki dalam diri
disimpulkan sebagai berikut:
anak ataupun siswa yang menjadi
1. Berdasarkan
angket
kecerdasan
perilaku bullying. Individu dengan
emosional yang dilancarkan kepada
kecerdasan emosi yang tinggi akan
siswa kelas XI IPS SMA Negeri 4
mampu
menyadari
Kediri tahun pelajaran 2015/2016
serta mengahargai perasaan dan
menunjukkan hasil 24,7% tinggi,
pikiran orang lain, mampu berada
72,4% sedang, 2,8% rendah, 0%
dalam lingkungan sosialnya dan
sangat rendah. Artinya mayoritas
lebih peka terhadap perasaan orang
siswa kelas XI IPS SMA Negeri 4
lain.
Kediri tahun pelajaran 2015/2016
memahami,
Berdasarkan
data
penelitian
memiliki
kecerdasan
yang diperoleh siswa, Hasil angka
sedang.
koofesien kecerdasan emosional =
2. Berdasarkan
angket
emosional
perilaku
0,888 dalam tabel 0,235 berarti
bullying yang dilancarkan kepada
reliabel, dan koofesien perilaku
siswa kelas XI IPS SMA Negeri 4
bullying = 0,810 dalam tabel 0,235
Kediri tahun pelajaran 2015/2016
berarti reliabel. Jadi dua instrumen
menunjukkan hasil 0% tinggi, 7,2%
yang digunakan dalam penelitian
sedang, 66,7% rendah, 26% sangat
ini dinyatakan reliabel sehingga,
rendah. Artinya mayoritas siswa
instrument dapat digunakan untuk
kelas XI IPS SMA Negeri 4 Kediri
pengukuran
tahun
dalam
rangka
pengumpulan data. Hubungan
pelajaran
2015/2016
memiliki perilaku bullying rendah. kecerdasan
3. Berdasarkan
hasil
angket
emosional dengan perilaku bullying
kecerdasan emosional dan angket
siswa kelas XI IPS SMA Negeri 4
perilaku bullying siswa kelas XI
Kediri tahun pelajaran 2015/2016
IPS SMA Negeri 4 Kediri tahun
dinyatakan signifikan karena angka
pelajaran 2015/2016 menunjukkan
hasil perhitungan atau rhitung sebesar
hasil
-0,437 atau lebih besar dari rtabel
artinya ada hubungan negatif antara
LINDHA DWI PERMADANI l 12.1.01.01.0201 FKIP-Prodi Bimbingan dan Konseling
= -0,437 yang
simki.unpkediri.ac.id
ll 9 ll
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
kecerdasan
IV.
emosional
dengan
Perilaku Agresif Siswa Kelas
perilaku bullying siswa. Semakin
X TM (Teknik Mesin) SMKN
tinggi kecerdasan emosional maka
2
semakin rendah perilaku bullying
Bengkulu:
Universitas
demikian
Bengkulu.
(online).
sebaliknya
semakin
Kota
Bengkulu.
Kota
tinggi perilaku bullying semakin
Tersedia:https://I,II,III,II-14-
rendah kecerdasan emosional.
ann.FK.pdf.
DAFTAR PUSTAKA
05/11/15.
Sudibyo A Ivan. 2012. Hubungan
Arikunto,
S.
Diunduh:
2010.
Prosedur
Pendekatan dengan Korban
Penelitian Suatu Pendekatan
dan Sikap Terhadap Bullying
Praktik.
Tindakan
kelimabelas). Jakarta: Rineka
Proposional
Bystander Bullying di SMA. Depok: Universitas Indonesia (online).
Tersedia:
(cetakan
Cipta. Arikunto,
S.
2014.
Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
http//20308230-Spdf-A.
Praktik. (edisi revisi Jakarta:
Diunduh:01/11/15.
Rineka Cipta.
Wahyuningsih, 2004.
Amalia
Sawitri.
Hubungan
Antara
Astuti,
Donny
Retno.
2008.
Meredam Bullying. Jakarta:
Kecerdasan Emosional
PT. Grasindo_kompas
dengan Prestasi Belajar Pada
Gramedia.
Siswa Kelas II SMU Lab School.
Jakarta
Timur:
Djuwita,R.
2006.
Masalah
Tersembunyi dalam Dunia
Universitas Persada Indonesia
Pendidikan di Indonesia
Y.A.I.
Workshoop
(online).
Bullying.
29
Tersedia:https://Universitas…
April.
,2004-
Indonesia. (online)
server.docfoc.com.Diunduh:3
http//www.google.com/bullyi
1/10/15.
ng/website
Hermawati,
Anna
Hubungan Kecerdasan
Ayu.
2014. Antara
Jakarta:
Pendidikan
Universitas
Direktorat Sekolah
Luar
Biasa. Diunduh: 03/11/15.
Emosional
dengan
LINDHA DWI PERMADANI l 12.1.01.01.0201 FKIP-Prodi Bimbingan dan Konseling
simki.unpkediri.ac.id
ll 10 ll
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Handini Farisa. 2010. Hubungan Konsep
Diri
dengan
Shapiro.1998.
Mengajarkan
Emotional Intelegence Pada
Kecenderungan
Anak. Jakarta: Gramedia
Berperilaku Bullying Siswa
Pustaka Umum.
SMAN 70 Jakarta. Jakarta:
Sugiyono.
2014.
Metodelogi
Universitas Islam
Penelitian
Negeri Syarif Hidayatullah
kualitatif,
(online). Tersedia:
keduapuluh).
:https://FARISAHANDINI-
Alfabeta.
PSI-2-pdf. Diunduh:03/11/15. Fraenkel, J.R dan Wellen, N.E.
Kuantitatif, R&D.
(cetakan Bandung:
Wiyani, Andy Novan. 2004. Save Our Children
From
School
2008. How to Design and
Bullying. Jakarta: Katalog
Evaluate Reseach in
Dalam terbitan (KDT).
Education.
Ney
York:
McGraw_Hill. Goleman, Daniel. 2016. Emotional Intelligence
(cetakan
keduapuluh
satu).
Jakarta:Gramedia. Kurniawan,
Heri.
2012.
HU=ubungan Pertahanan
Antara Diri
dengan
Perilaku Bullying Pada Siswa Sekolah Menengah
Atas
“X”
di
Bandung. Depok: Universitas Indonesia(online). Tersedia:http//20319687-SHerikurniawan-1.pdf. Diunduh:01/11/15. Ridwan.
2011.
Dasar-dasar
Statistika. Bandung: Alfabeta
LINDHA DWI PERMADANI l 12.1.01.01.0201 FKIP-Prodi Bimbingan dan Konseling
simki.unpkediri.ac.id
ll 11 ll