Edisi XXVIII/2016
LAPORAN UTAMA
Menjejak Arah Reformasi Birokrasi Nasional LAPORAN KHUSUS
DAU: Pemerataan Kemampuan Keuangan Antardaerah WAWANCARA
DJPK Mengawal Dana Desa
FOTO:
R. Aji Setiantoko
Buletin Kinerja Edisi XXVIII/2016
Buletin Kinerja XXVIII.indd 1
1
4/19/16 5:22 PM
Editorial
Kepemimpinan dan Disiplin TEKS:
Redaksi
Eka Saputra
M
emasuki tahun ke-9 penerapan manajemen kinerja di Kementerian Keuangan, tahun 2016 ini pengelolaan kinerja pada level Kementerian mendapat perlakuan istimewa dengan bergabung
di Biro Perencanaan dan Keuangan. Hal ini menandakan upaya untuk terus mensinergikan fungsi-fungsi manajemen berjalan optimal dan semakin kokoh dalam satu kesatuan sistem yang terintegrasi dengan fungsi perencanaan dan fungsi keuangan. Tidak cukup diberi tempat istimewa, pengelolaan kinerja juga mendapat gawean baru yaitu pengelolaan risiko. Penggabungan manajemen kinerja dan manajemen risiko dalam satu wadah organisasi menjadi tantangan yang menarik bagi Kementerian Keuangan karena masing-masing mempunyai platform yang sama yaitu mengamankan pencapaian strategi organisasi. Modal kesamaan platform ini memudahkan pimpinan organisasi, pengelola kinerja dan pengelola risiko serta semua pegawai memahami dan melaksanakan sistem ini dengan baik. Mempertahankan sistem yang “ajeg” dalam jangka panjang membutuhkan budaya kinerja unggul. Budaya adalah nilai-nilai luhur yang menjadi dasar perilaku semua orang setiap waktu. Budaya mendorong organisasi menjalankan aksi dan mendapatkan hasil. Memandu bagaimana pegawai berfikir, bertindak dan merasa. Budaya menjadi DNA bagi suatu organisasi. Syarat utama membangun budaya kinerja adalah kepemimpinan dan disiplin. Kepemimpinan menjadi model penerapan standar manajemen kinerja seluruh unit kerja mulai dari level Menteri sampai Kepala Seksi. Kepemimpinan dapat membangun budaya kinerja baru dan budaya kinerja juga dapat membangun karakter kepemimpinan baru. Perilaku positif dari pemimpin melahirkan praktik-praktik yang sehat dan akuntabel. Disiplin memastikan semua aturan, kebijakan dan kesepakatan dilaksanakan penuh dedikasi dan motivasi tinggi. Disiplin mengutamakan ketegasan prinsip, penggunaan standar terbaik dan akuntabilitas yang memadai. Hal inilah yang menjelaskan mengapa komitmen dan ekspektasi mesti jelas serta dikomunikasi secara luas. Perilaku yang kurang tegas, tekad dan sanksi yang lemah melahirkan budaya kinerja yang asal jadi. Pada poin ini, peran pengawasan (audit kinerja) perlu diperkuat untuk membantu membangun budaya kinerja yang diharapkan.
Diterbitkan Oleh: Pusat Analisis dan Harmonisasi Kebijakan Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan Pelindung Menteri Keuangan Pengarah Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan Penanggung Jawab Kepala Pusat Analisis dan Harmonisasi Kebijakan Redaktur Herry Hernawan, Muhammad Firdaus Rumbia, Dianita Suliastuti, Eka Saputra, Rachmad Arijanto, Moch. Asep Kurniawan, Arif Setiawan Penyunting/Editor R. Aji Setiantoko, Misnilawaty Sidabutar, Agus Dwiatmoko, Susmianti, Hening Indreswari, Eman Adhi Patra, Azharuddin, Annisa Fitria Kontributor Tetap Manajer Kinerja Organisasi, Manajer Kinerja Pegawai Desain Grafis & Fotografer Alfan Abrorul Sofyan, Wardah Adina, Bagus Wijaya, Tri Mundiatmoko Pencetakan dan Distribusi Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Alamat Redaksi: Gedung Djuanda I Lt. 5 Jl Dr. Wahidin Raya No. 1 Jakarta 10710 Kotak Pos 21 Telp. 021 3449230 pst 6139 Fax. 021 3517020 Website: www.kemenkeu.go.id Email:
[email protected];
[email protected]
Buletin edisi kali ini mengambil tema tentang Dana Alokasi Umum dan Dana Desa yang belakangan ini menjadi diskursus banyak pihak di berbagai media dan forum-forum diskusi. Dana Alokasi Umum menjadi instrumen pemerataan kemampuan keuangan antardaerah. Sedangkan Dana Desa mengawal pelaksanaan Nawacita ketiga yaitu membangun Indonesia dari pinggiran dan membantu mewujudkan visi Kementerian Keuangan yaitu menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi Indonesia yang inklusif di abad ke-21. Selamat menikmati.
2
Redaksi menerima tulisan/ artikel untuk dimuat dalam buletin ini. Artikel ditulis dalam huruf Arial 11 spasi 1,5 maksimal 3 halaman. Tulisan artikel dapat dikirim ke email redaksi. Setiap tulisan yang masuk menjadi milik redaksi. Redaksi berhak mengubah/mengedit setiap tulisan yang dimuat.
Buletin Kinerja Edisi XXVIII/2016
Buletin Kinerja XXVIII.indd 2
4/19/16 5:22 PM
Laporan Utama
Menjejak Arah Reformasi Birokrasi Nasional TEKS:
Azharuddin, Moch. Asep Kurniawan
U
Rule Based Bureaucracy
ntuk menjawab penilaian
Birokrasi, Akuntabilitas Aparatur
masyarakat bahwa aparatur
dan Pengawasan, Kementerian
sipil belum bekerja secara
Pendayagunaan Aparatur
oleh hampir seluruh Kementerian
efektif dan efisien, berbagai upaya
Negara dan Reformasi Birokrasi
Negara/Lembaga (K/L) dan
terus dilakukan KemenPAN-RB.
(KemenPAN-RB), memaparkan
Pemerintah Daerah. Fase ini
Delapan area perubahan dalam
perkembangan reformasi birokrasi
seharusnya tidak dimaknai sebatas
program Reformasi Birokrasi,
di Indonesia. Berikut ringkasan
pada pemenuhan kelengkapan
yaitu pola pikir dan budaya kerja;
pemaparannya.
administrasi dokumen. Fase ini
penataan peraturan perundangundangan; penataan dan penguatan organisasi; penataan
Fase pertama telah dilalui
merupakan tahapan awal yang Reformasi Birokrasi Nasional Reformasi Birokrasi Nasional
harus dilakukan dalam reformasi birokrasi.
tata laksana; penataan sistem SDM
direncanakan akan melalui 3 fase,
aparatur; penguatan pengawasan;
yaitu: (i) Rule Based Bureaucracy
penguatan akuntabilitas kinerja;
yang telah selesai tahun 2013; (ii)
dan peningkatan kualitas layanan
Performance Based Bureaucracy
Bureaucracy, menjadi tantangan
publik, semakin diperkuat.
yang ditargetkan dapat dicapai
yang harus dilalui sejalan dengan
Untuk menjejak lebih jauh, Didid
tahun 2019; dan (iii) Dynamics
sistem penganggaran berbasis
Noordiatmoko, Asisten Deputi
Governance yang diharapkan dapat
kinerja yang tertuang dalam
Perumusan Kebijakan Reformasi
dicapai tahun 2025.
Undang-Undang Keuangan Negara.
Performance Based Bureaucracy Fase kedua, Performance Based
Pada fase ini, instansi pemerintah diharapkan mampu membuktikan Didid Noordiatmoko Asisten Deputi Perumusan Kebijakan Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas Aparatur dan Pengawasan, Kementerian PAN-RB.
peningkatan kualitas kinerja yang lebih nyata dan terukur. Peningkatan kualitas kinerja perlu didukung oleh suatu sistem manajemen kinerja nasional yang efektif untuk terciptanya pemerintahan yang baik dan terpercaya. Saat ini, sistem manajemen kinerja nasional dikoordinasikan secara sinergis oleh 4 kementerian yaitu KemenPAN-RB, Kementerian Dalam Negeri, KemenPPN/ Bappenas, dan Kementerian Keuangan. KemenPPN/Bappenas berperan menyusun RPJMN dan memastikan Rencana Strategis K/L sejalan dengan RPJMN. Selanjutnya, Kemendagri memastikan
FOTO:
R. Aji Setiantoko
perencanaan pembangunan
Buletin Kinerja Edisi XXVIII/2016
Buletin Kinerja XXVIII.indd 3
3
4/19/16 5:22 PM
Laporan Utama
daerah sesuai dengan prinsip-
kinerja organisasi, unit kerja, dan
Governance”. Dynamic Governance
prinsip perencanaan pembangunan
pegawai. Keberhasilan seluruh
memadukan dua komponen
daerah serta selaras dengan
proses ini tentunya membutuhkan
yaitu budaya dan kemampuan,
rencana pembangunan nasional.
ketersediaan anggaran yang
untuk menghasilkan suatu
Rencana strategi dan rencana
memadai dan menjadi peran
perubahan yang bermakna.
kerja yang disusun pada level
Kementerian Keuangan untuk
Budaya mempengaruhi
pusat dan daerah selanjutnya
memastikan optimalisasi
pemerintahan dalam tiga cara,
diturunkan hingga ke level individu.
penggunaan anggaran.
yaitu (i) penyusunan kebijakan
Dalam proses ini, KemenPAN-RB
perlu mempertimbangkan nilai-
berperan memastikan akuntabilitas
Kerangka Performance Based
nilai budaya, prinsip-prinsip,
kinerja instansi pemerintah
Bureaucracy
atau asumsi-asumsi implisit yang
berorientasi pada hasil dan memastikan keterkaitan antara
Fase ketiga dalam transformasi birokrasi yaitu terciptanya “Dynamic
tertanam dalam budaya; (ii) normanorma budaya digunakan dalam mempertimbangkan pemilihan kebijakan inovatif; (iii) nilai-
Dynamic Governance
nilai budaya dan norma-norma mengkatalisasi para pengambil keputusan untuk secara aktif mencari alternatif dan ide-ide yang selaras dengan tujuan organisasi. Dynamic Governance tidak terjadi secara kebetulan, melainkan melalui proses kerja keras dari seluruh jajaran organisasi dan dukungan kepemimpinan yang kuat. Meskipun sulit, tidak menutup kemungkinan sistem ini dapat diterapkan di Indonesia. Penerapan sistem ini tentunya membutuhkan persiapan yang matang.
Quote
“There are only three measurements that tell you nearly everything you need to know about your organization’s overall performance: employee engagement, customer satisfaction, and cash flow. It goes without saying that no company, small or large, can win over the long run without energized employees who believe in the mission and understand how to achieve it.” —Jack Welch 4
Buletin Kinerja Edisi XXVIII/2016
Buletin Kinerja XXVIII.indd 4
4/19/16 5:22 PM
Laporan Khusus
Dana Alokasi Umum:
Pemerataan Kemampuan Keuangan Antardaerah TEKS:
Prasetyo Indro S. (Kepala Seksi DAU III, DJPK)
D
alam UU Nomor 33 Tahun
itulah yang melatar belakangi dan
pendanaan daerah, karena secara
2014 tentang Perimbangan
membentuk desain formulasi dan
ideal pengalokasian DAU akan
Keuangan Antara
alokasi DAU.
berusaha untuk mengisi celah
Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Formula DAU yang berbasis
tersebut (filling the gap). Sifat
Daerah, salah satu tujuan
pada konsepsi celah fiskal (selisih
alokasi DAU yang block grant juga
pemerintah dalam menjalankan
antara kebutuhan fiskal dan
merupakan perwujudan dari
kebijakan desentralisasi fiskal adalah
kapasitas fiskal), merupakan bentuk
tujuan yang telah disebutkan tadi,
untuk mengurangi ketimpangan
dan praktik dari kedua tujuan yang
karena penggunaan DAU adalah
distribusi pendapatan, baik
disebutkan sebelumnya. Kebutuhan
kewenangan penuh daerah sesuai
vertikal maupun horizontal. Dalam
fiskal daerah diukur atau diproksikan
kebutuhan dan prioritasnya.
era otonomi daerah, tujuan ini
dengan jumlah penduduk, luas
dilaksanakan dengan memberikan
wilayah, indeks kemahalan
kemampuan keuangan antar
sumber pendanaan kepada daerah,
konstruksi, produk domestik
daerah dalam DAU, Pemerintah
baik dalam bentuk kewenangan
regional bruto per kapita, serta
menggunakan Indeks Williamson
melakukan pungutan maupun
indeks pembangunan manusia.
(IW) sebagai alat statistik
transfer secara langsung kepada
Sedangkan, kapasitas fiskal daerah
pengukuran. IW pada dasarnya
daerah. Hal ini selaras dengan
dihitung dengan menjumlah sumber
merupakan analisis yang
kewenangan pengelolaan urusan-
pendanaan daerah yang berasal dari
digunakan untuk mengukur
urusan yang telah diserahkan
pendapatan asli daerah dan dana
indeks ketimpangan regional
kepada daerah.
bagi hasil.
(regional inequality). IW merupakan
Salah satu sumber pendanaan
Selain celah fiskal, DAU juga
Khusus mengenai pengukuran
pengembangan dari coefficient of
daerah tersebut menurut UU
memperhitungkan adanya alokasi
variation yang memberikan rata-
Nomor 33 Tahun 2004 pasal
dasar. Alokasi dasar dihitung
rata tertimbang sebagaimana telah
1 adalah Dana Alokasi Umum
berdasarkan jumlah belanja gaji
dilakukan oleh Williamson pada
(DAU). DAU adalah dana yang
pegawai negeri sipil daerah (PNSD)
tahun 1965 atau biasa disebut juga
bersumber dari pendapatan APBN,
sesuai dengan ketentuan peraturan
sebagai weighted coefficient variation
yang dialokasikan dengan tujuan
perundang-undangan dan kebijakan
(CVw), dengan rumusan sebagai
pemerataan kemampuan keuangan
terkait penggajian.
berikut :
antardaerah untuk mendanai
Dengan menggunakan konsep
kebutuhan daerah dalam rangka
celah fiskal, diharapkan akan
pelaksanaan desentralisasi.
meminimalisir ketimpangan karena
Tujuan utama dialokasikannya
daerah dengan celah fiskal yang
DAU adalah untuk mendukung
tinggi akan mendapat alokasi
kecukupan kebutuhan pendanaan
yang lebih besar dibandingkan
daerah dalam melaksanakan urusan
daerah dengan celah fiskal yang
yang telah diserahkan. Tujuan
lebih rendah, dan bahkan daerah
lainnya adalah untuk digunakan
dengan celah negatif dimungkinkan
sebagai instrumen pemerataan
untuk tidak mendapat alokasi
kemampuan keuangan antardaerah
DAU. Konsepsi celah fiskal juga
(equalization grant). Kedua tujuan
memastikan pemenuhan kebutuhan
Keterangan: WI: Williamson Indeks Pi: jumlah penduduk di daerah ke-i Pn: jumlah penduduk nasional yi: pendapatan per kapita di daerah ke-i y: pendapatan per kapita rata-rata seluruh daerah secara nasional N: banyaknya daerah Catatan: Pendapatan perkapita=(PAD+DBH+DAU)/jumlah penduduk
Buletin Kinerja Edisi XXVIII/2016
Buletin Kinerja XXVIII.indd 5
5
4/19/16 5:22 PM
Laporan Khusus
bobot komponen Alokasi Dasar
transformasi secara garis besar
ekonomi regional untuk mengukur
IW dipakai dalam konteks
(AD) (dihitung dari belanja gaji
dapat diuraikan sebagai berikut:
ketimpangan atau pemerataan
PNSD) masih sangat besar (49%)
(1) Penurunan ketimpangan
pendapatan (yang diukur dengan
sehingga alokasi DAU yang relatif
horizontal dapat dilakukan dengan
PDRB per kapita - yi) antar wilayah
besar diberikan kepada daerah
merumuskan kembali DAU. Dalam
(daerah). Makin kecil nilai IW maka
yang memiliki banyak pegawai.
jangka pendek, AD dalam formulasi
makin merata (range skala 0 s.d
Ditambah dengan fakta bahwa
DAU ditetapkan dengan porsi
1). IW DAU dalam 5 tahun terakhir
distribusi pegawai antar daerah
yang terbatas sehingga alokasi
dapat digambarkan sebagai berikut:
sebagian besar tidak rasional.
DAU tidak banyak yang diberikan kepada pemerintah daerah yang memiliki jumlah PNSD yang tidak rasional. Demikian juga dengan bobot variabel PAD dan DBH harus dinaikkan agar dapat mengkoreksi alokasi DAU bagi daerah-daerah
Dalam tabel tersebut terlihat
Dengan demikian, formulasi DAU
yang relatif kaya.
bahwa dari tahun ke tahun IW DAU
dianggap tidak efesien karena
(2) Dalam jangka menengah dan
semakin kecil dalam mendekati
dapat mendorong daerah untuk
panjang, formulasi DAU harus
angka 0, artinya dari tahun ke
menambah jumlah pegawai.
diubah dengan menghilangkan AD
tahun dapat kita lihat bahwa alokasi
Penggunaan AD dalam formula
dalam formula dan menerapkan
DAU berhasil lebih memeratakan
DAU juga tumpang tindih dengan
konsep celah fiskal. Variabel-
kemampuan keuangan daerah.
penggunaan variabel penduduk
variabel yang digunakan dalam
dalam penghitungan kebutuhan
perhitungan kebutuhan fiskal
daerah.
juga harus disesuaikan dengan
Sebenarnya banyak kritik dari para praktisi dan akademisi diberikan kepada Pemerintah atas
memilih variabel-variabel yang lebih
penggunaan IW dan bukan alat
untuk menghitung kebutuhan fiskal
mencerminkan kebutuhan daerah.
ukur yang lain. Pada dasarnya, tidak
belum mencerminkan kebutuhan
(3) Dalam jangka panjang,
ada yang salah dengan alat ukur
riil daerah dan bahkan tidak
kebutuhan daerah harus diukur
pemerataan IW ini atau tidak ada
banyak terkait dengan kebutuhan,
berdasarkan kebutuhan riil daerah.
yang salah juga dengan alat ukur
seperti PDRB dan penggunaan
Dengan demikian, pengalokasian
pemerataan yang lain. Pemilihan IW
Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK)
DAU akan lebih mencerminkan
sebagai alat ukur pemerataan DAU
sebagai variabel tersendiri (bukan
kebutuhan daerah sekaligus
selama ini hanya didasarkan pada
sebagai faktor pengali kebutuhan).
mengurangi ketimpangan fiskal
aspek kepraktisan dan kebiasaan.
Selain itu, daerah-daerah yang
antardaerah.
Yang paling penting adalah adanya
memiliki kapasitas fiskal tinggi
pemahaman bahwa IW ataupun
(PAD dan DBH relatif tinggi) masih
rangkaian langkah-langkah
alat ukur pemerataan lain adalah
tetap mendapatkan DAU karena
yang telah dan akan dijalankan
sekedar “alat bantu” statistik yang
penghitungan kebutuhan fiskal
ini diharapkan akan semakin
pasti hasil perhitungannya akan
masih bersifat kasar.
mengukuhkan DAU sebagai sumber
merespon setiap perubahan
Dalam menjawab kritik, saran,
Dampak atau outcome dari
penerimaan yang signifikan bagi
data dan bobot variabel dalam
dan tantangan tersebut, DJPK
pemerintah daerah. Pada gilirannya
DAU. Selain itu, Pemerintah juga
telah mengambil langkah-langkah
akan mewujudkan DAU sebagai
memperoleh berbagai masukan dan
untuk mengakselerasi sasaran dan
transfer yang komprehensif
saran tentang data, indikator, bobot
tujuan yang hendak dicapai melalui
dengan tujuan yang jelas dan
maupun variabel dalam perhitungan
penyusunan cetak biru transformasi
mampu mengatasi ketimpangan
alokasi DAU.
kelembagaan DJPK. Pelaksanaan dari
horizontal dalam menjamin
agenda transformasi ini dijadwalkan
pencapaian standar pelayanan,
DAU juga bermunculan. Ada dua
secara gradual dan terjadwal baik
perbaikan sarana dan prasarana
kritik utama yang dibahas:
jangka pendek, menengah maupun
serta meningkatkan kesejahteraan
jangka panjang. Pokok-pokok
masyarakat.
Kritik atas praktik penyaluran
Pertama, formulasi DAU dengan
6
Kedua, Variabel yang digunakan
Buletin Kinerja Edisi XXVIII/2016
Buletin Kinerja XXVIII.indd 6
4/19/16 5:22 PM
Profil
KI sekaligus MKO DJPK. Tugas yang diembannya saat ini saling mendukung satu sama lain, yaitu pengelolaan kinerja organisasi, pemantauan dan peningkatan penerapan pengendalian intern, serta pengelolaan risiko organisasi DJPK. Dalam menjalankan tugasnya sebagai MKO, Pak Nug selalu berkomunikasi dengan para Sub Manajer Kinerja Organisasi (SMKO) baik formal maupun informal. Hal ini untuk mempererat hubungan, memudahkan serta mempercepat koordinasi baik dalam pertukaran informasi maupun pemecahan masalah yang dihadapi dalam pengelolaan kinerja. Forum diskusi pengelolaan kinerja juga dilakukan
Manajer Kinerja Organisasi DJPK: DJPK Perekat NKRI TEKS:
R. Aji Setiantoko, Rachmad Arijanto
di DJPK sebagai sarana knowledge sharing. Demikan halnya dengan pengembangan kompetensi untuk para pengelola kinerja. “Banyak pengelola yang baru karena adanya rotasi pegawai, sehingga perlu terus diberikan pelatihan. Kami berkoordinasi dengan Bagian Organisasi dan Kepegawaian”, ujarnya sambil mempersilakan tim
K
buletin menikmati teh. esan yang muncul saat
Keuangan (DJPK), sekaligus Manajer
pertama kali bertemu
Kinerja Organisasi (MKO) DJPK.
dengan pria bersosok tinggi
Dengan ditemani teh manis hangat,
Pengalaman berkesan Pengalamannya sebagai
ini adalah tenang dan pendiam.
pria kelahiran Surabaya 45 tahun lalu
MKO DJPK memiliki kesan
Namun beberapa saat kemudian,
ini berbagi cerita mengenai kesan
tersendiri bagi Pak Nug. Dimulai
tim buletin kinerja merasakan
dan pengalamannya sebagai MKO
dari pengalamannya saat
suasana yang hangat dan santai,
DJPK.
melakukan proses refinement
Koordinasi dan Komunikasi
Dirjen langsung memimpin dan
ketika melakukan perbincangan dengan pria berkacamata ini. Pria ini adalah Nugroho Imam Santosa,
Kemenkeu-One DJPK. “Pak Pak Nug, begitulah beliau disapa
sekaligus menetapkan target yang
Kepala Bagian Kontrol Intern (Kabag
oleh stafnya, belum genap satu
menantang. Hal ini menunjukkan
KI) Direktorat Jenderal Perimbangan
tahun menjabat sebagai Kabag
komitmen beliau sekaligus sebagai
Buletin Kinerja Edisi XXVIII/2016
Buletin Kinerja XXVIII.indd 7
7
4/19/16 5:22 PM
Profil
“DJPK merupakan salah satu unit eselon I Kementerian Keuangan yang memiliki peran strategis sebagai perekat NKRI, yaitu melalui pembangunan daerah dan desa.” —Nugroho Imam S. FOTO:
R. Aji Setiantoko
dukungan yang kuat dalam
Carnegie Mellon University Pittsburgh,
ke daerah dan dana desa yang
pengelolaan kinerja” ujar Pak Nug
Amerika Serikat.
digunakan untuk keseimbangan
dengan nada semangat. Selain pengalaman di internal DJPK, bapak tiga anak ini juga
Saat ditanya mengenai peran
daerah. “Harapan saya hal ini dapat tergambar dalam peta strategi
bercerita mengenai pengalaman
DJPK, Pak Nug berpendapat bahwa
yang sangat berkesan saat
DJPK merupakan salah satu unit
mengikuti Rapat Pimpinan
eselon I Kementerian Keuangan
Kinerja (Rapimja). Saat itu Menteri
yang memiliki peran strategis
Keuangan memberikan arahan
sebagai perekat NKRI, yaitu melalui
jogging ini, sangat serius dalam
bahwa pengelolaan kinerja ini
pembangunan daerah dan desa.
membagi waktu antara pekerjaan
adalah kesempatan kita untuk
Hal ini selaras dengan agenda
dan keluarga. Pekerjaan harus
mencari tahu kelemahan/
utama pemerintah sebagaimana
selesai di kantor, setelah kembali ke
kekurangan yang dimiliki oleh
tercantum dalam Nawa Cita ketiga
rumah yang ada hanya waktu untuk
Kementerian Keuangan dan
yaitu ”membangun Indonesia dari
keluarga dan memastikan anak-
berusaha untuk memperbaikinya,
pinggiran dengan memperkuat
anak tidak kehilangan sosok ayah.
bukan untuk mencari alasan yang
daerah-daerah dan desa dalam
Di akhir perbincangan, pria yang
berasal dari faktor eksternal.
kerangka negara kesatuan”.
mulai meniti karir di Kementerian
“Saya sangat terkesan dengan
8
antar pulau dan antar pemerintahan Perekat NKRI
Kedepan, peran DJPK diharapkan
Kemenkeu”, ujarnya lagi. Antara Keluarga dan Pekerjaan Pria yang gemar melakukan
Keuangan sejak tahun 1996 ini
arahan Pak Menteri dan hal ini
dapat lebih menonjol tidak hanya
berpesan agar kita selalu menikmati
merupakan masukan berharga
terkait dengan indeks pemerataan
dan menghargai setiap waktu yang
untuk mengoptimalkan kinerja”, ujar
keuangan daerah, namun juga
ada karena kesempatan itu kapan
lulusan Master of Public Management
pada komponen dana transfer
saja bisa hilang.
Buletin Kinerja Edisi XXVIII/2016
Buletin Kinerja XXVIII.indd 8
4/19/16 5:22 PM
Klinik Kinerja
NKO vs CKP jika Terjadi Perubahan Kontrak Kinerja TEKS:
Misnilawaty Sidabutar, Arif Setiawan
Bagaimana pengaruh Kontrak Kinerja Komplemen terhadap penghitungan Capaian Kinerja Pegawai (CKP) dan Nilai Kinerja Organisasi (NKO)? CKP Tahunan merupakan kombinasi CKP pada kantor yang lama dengan
Apakah Kontrak Kinerja dapat
Formula penghitungan CKP Tahunan
CKP pada kantor baru berdasarkan
diubah pada tahun berjalan?
adalah sebagai berikut:
jumlah triwulan bekerja pada
Kontrak Kinerja dimungkinkan
masing-masing kantor. Formula
untuk diubah dalam tahun berjalan
perhitungan CKP Tahunan apabila
dimana perubahan tersebut dapat
terdapat KK Komplemen adalah:
berbentuk Addendum Kontrak
Keterangan:
Kinerja atau Kontrak Kinerja
CKP 1: CKP dari Kontrak Kinerja 1
Komplemen.
CKP 2: CKP dari Kontrak Kinerja 2 n1: kurun waktu pelaksanaan KK 1
Apa perbedaan Addendum
(satuan triwulan)
Keterangan:
Kontrak Kinerja dan Kontrak
n2: kurun waktu pelaksanaan KK 2
CKP 1: CKPsebelum addendum
Kinerja Komplemen?
(satuan triwulan)
CKP 2: CKP setelah addendum
Addendum Kontrak Kinerja adalah
t: periode dimana realisasi IKU tidak
n1: kurun waktu pelaksanaan KK
perubahan sebagian pada KK baik
diperhitungkan di semua unit /blank
sebelum addendum (satuan triwulan)
meliputi SS, IKU, target IKU, trajectory
spot (satuan triwulan)
n2: kurun waktu pelaksanaan KK
target maupun IS. Sedangkan
setelah addendum (satuan triwulan)
Kontrak Kinerja Komplemen adalah perubahan pada KK yang disebabkan
Penghitungan NKO tahunan
mutasi/promosi, perubahan
dilakukan berdasarkan SS, IKU, dan
Kontrak Kinerja Komplemen tidak
organisasi (reorganisasi) atau
target IKU setelah perubahan KK.
mempengaruhi penghitungan NKO
kembali bertugas dari dipekerjakan/
Apabila ada IKU yang dihapuskan,
karena penghitungan NKO tetap
diperbantukan/tugas belajar.
hal ini tetap diperhitungan dalam
memperhatikan IKU dan target IKU
menghitung NKO akhir tahun.
yang ditetapkan pada awal tahun.
Bagaimana pengaruh Addendum Kontrak Kinerja terhadap penghitungan Capaian Kinerja Pegawai (CKP) dan Nilai Kinerja Organisasi (NKO)? Apabila addendum disebabkan adanya perubahan target tahunan IKU, maka dalam penghitungan CKP akhir tahun menggunakan target yang telah diubah. Jika addendum disebabkan penambahan atau pengurangan IKU, maka penghitungan CKP tahunan merupakan kombinasi perhitungan CKP triwulanan antara periode sebelum/sesudah addendum.
Buletin Kinerja Edisi XXVIII/2016
Buletin Kinerja XXVIII.indd 9
9
4/19/16 5:22 PM
Wawancara
“Alokasi dana desa dilakukan untuk mendukung Nawa Cita Presiden, khususnya Cita Ketiga Membangun dari Pinggiran.” —Budiarso
FOTO:
10
Arie Fikri
Buletin Kinerja Edisi XXVIII/2016
Buletin Kinerja XXVIII.indd 10
4/19/16 5:22 PM
Wawancara
DJPK Mengawal Dana Desa TEKS:
Eman Adhi Patra, Eka Saputra
P
ertama kali dalam sejarah
Presiden. Pertama, Undang-
Sesuai dengan konsep tersebut,
Pemerintah Indonesia
Undang Nomor 6 Tahun 2014
kebutuhan pelayanan publik yang
menyediakan Dana Desa
tentang Desa memberikan Desa
berkualitas, peningkatan ekonomi
pada Anggaran Pendapatan Belanja
kewenangan berdasarkan hak
dan pemberdayaan masyarakat
Negara (APBN) tahun 2015 yang
asal usul, kewenangan lokal
harus dimulai dari desa sesuai
langsung dialokasikan ke desa-
berskala desa dan kewenangan
dengan kebutuhan masing-masing
desa. Meski merupakan instrumen
yang ditugaskan oleh Pemerintah,
desa. Namun demikian, agar
desentralisasi fiskal yang baru dan
Pemerintah Provinsi atau
penggunaan dana desa tersebut
masih mengalami beberapa kendala
Pemerintah Kabupaten/Kota.
efektif, penggunaannya diutamakan
dalam penyalurannya, namun Dana
Sebagai konsekuensi pemberian
untuk mendanai kegiatan yang
Desa 2015 dinilai memberikan
kewenangan tersebut dan sesuai
berupa swakelola, menggunakan
banyak manfaat positif bagi
dengan prinsip money follows
bahan baku setempat dan tenaga
masyarakat dan mampu memberi
functions, maka Desa diberikan
kerja setempat sebanyak-banyaknya
kontribusi terhadap desa berupa
tujuh sumber pendapatan
(padat karya). Sehingga diharapkan
peningkatan sarana prasarana
sebagaimana tertuang dalam pasal
akan menciptakan simpul ekonomi
dan layanan dasar, ekonomi, dan
72 ayat 2 UU Nomor 6/2014 tentang
baru, meningkatkan lapangan kerja
penyerapan tenaga kerja. Pada
Desa, dimana salah satunya adalah
dan menurunkan kemiskinan.
tahun 2016 ini Pemerintah akan
Dana Desa. Strategi DJPK meningkatkan
mencairkan Dana Desa yang lebih
Pemberian sumber-sumber
besar dari tahun 2015. Bagaimana
pendapatan tersebut diberikan
pengelolaan Dana Desa dan
dalam rangka meningkatkan
apa peran Direktorat Jenderal
kesejahteraan dan pemerataan
dan efesiensi penggunaan Dana
Perimbangan Keuangan, berikut
pembangunan desa melalui
Desa pada tahun 2016, DJPK telah
rangkuman wawancara tim buletin
peningkatan pelayanan publik di
menyusun penyempurnaan regulasi
kinerja dengan Direktur Jenderal
desa, memajukan perekonomian
yang mengatur mengenai tata
Perimbangan Keuangan mengenai
desa, mengatasi kesenjangan
cara penganggaran, alokasi dan
hal tersebut.
pembangunan antar desa serta
monitoring evaluasi Dana Desa.
memperkuat masyarakat desa Alokasi Dana Desa dalam APBN Alokasi Dana Desa
sebagai subjek dari pembangunan. Kedua, alokasi dana desa
kualitas penyaluran Dana Desa Untuk meningkatkan efektivitas
Pertama, sesuai dengan amanat undang-undang bahwa penyaluran dana desa harus adil dan merata.
dilatarbelakangi oleh amanat
dilakukan untuk mendukung Nawa
Perwujudan di tahun 2016 dari
Undang-Undang Desa dan
Cita Presiden, khususnya Cita
aspek “merata” adalah 90% dari
Perwujudan Visi dan Misi
Ketiga “Membangun dari Pinggir”.
pagu yang ada akan dialokasikan
Buletin Kinerja Edisi XXVIII/2016
Buletin Kinerja XXVIII.indd 11
11
4/19/16 5:22 PM
Wawancara
sama rata ke semua desa.
dan mempermudah desa dalam
awal tahun 2016 sehingga
Sedangkan aspek “adil” diwujudkan
menatausahakan dan menyusun
diharapkan dapat lebih adaptif
dengan mengalokasikan 10% dari
laporan sebagai syarat penyaluran
terhadap kebutuhan dan tuntutan
pagu berdasarkan formula jumlah
Dana Desa.
stakeholder. Dari sisi organisasi,
penduduk (60%) dan wilayah (40%). Jumlah penduduk dijabarkan kedalam dua komponen yaitu
Tantangan yang dihadapi dan upaya yang dilakukan Penyaluran Dana Desa pada
berupa penajaman tugas dan fungsi serta pemerataan beban
jumlah penduduk (25%) dan jumlah
dasarnya sama dengan penyaluran
kerja. Sebelumnya 70% beban
penduduk miskin (35%). Begitu
dana-dana transfer ke daerah
kerja terfokus di Direktorat Dana
pula dengan wilayah dijabarkan lagi
lainnya, seperti DAU, DBH, DAK,
Perimbangan (Dit Daper), namun
kedalam dua komponen yaitu luas
dana keistimewaan, BOS dan lain-
setelah reorganisasi sebagian
wilayah(10%) dan tingkat kesulitan
lainnya sehingga secara teknis
Tusi-nya seperti penyaluran dana
geografi (30%).
penyalurannya tidak terdapat
non-perimbangan (Otonomi
kendala spesifik.Tantangan terbesar
khusus, dana desa, dll) dipindahkan
peningkatan akuntabilitas
sebenarnya justru ada pada
ke Direktorat Pembiayaan dan
penyaluran, maka setiap desa
pemerintah kabupaten/kota dalam
Kapasitas Daerah. Disamping
harus memenuhi tiga syarat
memenuhi persyaratan penyaluran
itu penataan organisasi juga
utama sebelum Dana Desa dapat
dana desa sehingga dana desa
telah mengakomodasi pelayanan
disalurkan: yaitu, Perda tentang
dapat disalurkan secara tepat
terhadap kabupaten/kota yang
APBD TA berjalan, Peraturan
waktu.
sebelumnya belum ada.
Kedua, dalam rangka
Kepala Daerah mengenai tata cara
Sebagai ilustrasi, sampai
Selain penataan organisasi,
penghitungan dan penetapan
dengan minggu ketiga Maret TA
DJPK juga melakukan penataan SDM
dana desa untuk setiap desa, dan
2016, kabupaten/kota yang telah
dengan melakukan mutasi besar-
Laporan realisasi penyaluran dan
menyampaikan persyaratan
besaran dan menetapkan kebijakan
konsolidasi penggunaan dana desa
penyaluran tersebut masih kurang
bahwa pegawai harus dimutasi
TA sebelumnya.
dari 10%. Dengan demikian, upaya
apabila telah menduduki suatu
percepatan penyaluran dana
jabatan atau bekerja di suatu unit
berupa penundaan penyaluran
desa yang dilakukan tidak akan
selama dua tahun. Hal ini dilakukan
Dana Desa, atau penundaan Dana
berdampak signifikan terhadap
untuk memutus hubungan kerja
Alokasi Umum (DAU) dan Dana Bagi
percepatan penggunaan dana
yang tidak sehat antara pegawai
Hasil (DBH), atau pemotongan Dana
desa di desa, jika tidak dibarengi
dengan pemerintah daerah. DJPK
Desa, atau pemotongan DAU/DBH.
kesiapan pemerintah kabupaten/
juga telah melakukan sistem reward
Hal ini mengingat masih banyaknya
kota/desa menyampaikan
and punishment berdasarkan
dana desa yang tidak dapat
persyaratan penyaluran tersebut.
performance.
Ketiga, pemberian sanksi
dieksekusi pada tahun 2015 karena
Untuk mengatasi tantangan
Adapun dari segi kebijakan, DJPK
ketidaksiapan proses birokrasi di
dan kendala penyaluran dana desa
telah melakukan revolusi Kebijakan
daerah yang berakibat idle money
tersebut, DJPK telah melakukan
Umum Transfer Ke Daerah dan
yang sangat besar di rekening kas
berbagai upaya untuk mendorong
Dana Desa (TKDD), yang meliputi:
daerah (SILPA).
kabupaten/kota memenuhi
Keempat, percepatan tahapan
Peningkatan alokasi anggaran
persyaratan penyaluran dana desa
TKDD dalam APBN 2016 mendekati
penyaluran Dana Desa yang
tahap satu, baik melalui surat resmi,
anggaran Kementerian/Lembaga
semula 3 (tiga) tahap, yaitu tahap
komunikasi aktif dengan masing-
(Belanja K/L). Jika pada TA 2015
satu di bulan April (40%), tahap
masing liaison officer (LO), sosialisasi
selisih belanja K/L dengan TKDD
dua di bulan Agustus (40%) dan
maupun kegiatan workshop.
mencapai 130,8 triliun, maka di TA
tahap tiga di bulan Oktober (20%),
2016 TKDD kami naikkan, sehingga
menjadi dua tahap yaitu di bulan
Upaya DJPK dalam mendukung
selisih antara belanja K/L dengan
Maret (60%) dan di bulan Agustus
Visi dan Misi Kemenkeu
TKDD hanya 13,9 triliun.
(40%). Hal ini dilakukan untuk mempercepat pelaksanaan kegiatan
12
DJPK telah melakukan reorganisasi
DJPK telah melakukan
Peningkatan besaran dan
penyesuaian organisasi pada
memperbaiki formula alokasi DAU
Buletin Kinerja Edisi XXVIII/2016
Buletin Kinerja XXVIII.indd 12
4/19/16 5:22 PM
Wawancara
FOTO:
Arie Fikri
“Agar penggunaan dana desa tersebut efektif, penggunaannya diutamakan untuk mendanai kegiatan yang berupa swakelola, menggunakan bahan baku setempat dan tenaga kerja setempat sebanyakbanyaknya.” —Budiarso
guna meningkatkan pemerataan
daerah. Anggaran DID TA 2015
kemampuan keuangan antar
sebesar 1,66 triliun, dinaikkan
daerah (sebagai equalization grant).
menjadi 5 triliun pada TA 2016.
Besaran DAU TA 2016 meningkat
Peningkatan alokasi Dana Desa
dari 352,8 triliun menjadi 385,4
hingga 6% dari dan diluar transfer
triliun.
ke daerah (46,9 triliun) sesuai
Peningkatan besaran serta
road map Dana Desa 2015-2019,
perbaikan dan penguatan
untuk memenuhi amanat UU no
kebijakan DAK untuk mendukung
6/2014. Pada TA 2015 Dana Desa
implementasi nawacita dan
dianggarkan 3% dari dan diluar
pencapaian prioritas nasional
transfer ke daerah sebesar 20,7
antara lain dengan meningkatkan
triliun.
besaran alokasi DAK infrastruktur
Peningkatan kualitas
sarana prasarana publik, serta
pengelolaan dana Otsus melalui
meningkatkan efektivitas
peningkatan efesiensi dan
pelaksanaan DAK dengan
efektivitas dana Otsus Papua dan
meniadakan kewajiban dana
papua Barat. Dana Otsus Papua
pendamping, percepatan
meningkat menjadi 7,7 triliun dari 7
penetapan juknis dan perbaikan
triliun pada TA 2015.
pola penyaluran, pelaporan, monitoring dan evaluasi. Peningkatan besaran dan
Dengan adanya upayaupaya perbaikan dari DJPK dan Pemerintah Daerah
perbaikan formula alokasi
dalam meningkatkan kualitas
dan kebijakan Dana Insentif
penyaluran Dana Desa, diharapkan
daerah (DID) untuk memberikan
pembangunan yang dimulai dari
penghargaan yang lebih besar
daerah pinggiran (desa) akan
kepada daerah yang berkinerja
memperlihatkan pemerataan
baik dalam pengelolaan keuangan,
kemajuan yang tidak hanya
perekonomian dan kesejahteraan
tersentralisir di perkotaan.
Buletin Kinerja Edisi XXVIII/2016
Buletin Kinerja XXVIII.indd 13
13
4/19/16 5:22 PM
Potret Suasana Lapor SPT Manual di KPP Pratama Pondok Aren FOTO:
Academic Lounge KPP Pratama Pondok Aren FOTO:
R. Aji Setiantoko
R. Aji Setiantoko
Eddi Wahyudi, Kepala KPP Pratama Pondok Aren
Agus Dwiatmoko, Rachmad Arijanto
S
alah satu upaya yang
sisi lokasi, saat ini KPP tersebut
Pondok Aren juga mendidik
dilakukan oleh Direktorat
merupakan satu-satunya kantor
mahasiswa PKN STAN agar
Jenderal Pajak (DJP) dalam
pelayanan Kementerian Keuangan
menjadi lulusan yang siap
mengoptimalkan penerimaan
yang berada di dalam kampus.
bekerja, khususnya dalam bidang
pajak adalah melalui penguatan
Selain itu, KPP ini juga merupakan
perpajakan. Program kerja yang
organisasi. Terkait hal ini, pada
wujud sinergi antara DJP dan Badan
ditetapkan adalah mensinergikan
bulan Oktober 2015 DJP menambah
Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
materi kuliah dengan teknik
12 kantor yang meliputi 2 Kantor
(BPPK) dalam mengoptimalkan
operasional di lapangan, baik
Wilayah (Kanwil) dan 10 Kantor
corporate university di Kementerian
melalui program riset mahasiswa,
Pelayanan Pajak (KPP). Salah satu
Keuangan, melalui kerjasama
magang, maupun riset bagi para
KPP yang baru dibentuk adalah
dengan Politeknik Keuangan Negara
dosen. Ada 3 mata kuliah yang
KPP Pratama Pondok Aren yang
(PKN) STAN. “Selain misi yang
menjadi prioritas program yaitu
berada di bawah koordinasi Kanwil
diemban oleh KPP pada umumnya,
perpajakan, akuntasi, dan penilai.
DJP Banten. Wilayah kerja KPP
KPP Pratama Pondok Aren juga
Pratama Pondok Aren meliputi 4
memiliki misi tambahan yaitu misi
magang, mahasiswa diharapkan
(empat) kecamatan yaitu Pamulang,
pendidikan” ujar Eddy Wahyudi
akan mampu memahami teori
Ciputat, Ciputat Timur, dan Pondok
selaku kepala kantor yang akrab
sekaligus praktiknya di lapangan.
Aren yang sebelumnya merupakan
disapa Eddy.
Mereka dapat mengoperasionalkan
bagian dari wilayah kerja KPP Pratama Serpong. KPP Pratama Pondok Aren memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan KPP lain. Dari
14
FOTO:
TEKS:
R. Aji Setiantoko
KPP Pratama Pondok Aren: Mengemban Misi Pendidikan
Melalui program riset dan
seluruh aplikasi yang dikembangkan Laboratorium dan Pusat Riset
DJP melalui aplikasi dummy yang
Perpajakan
dibuat khusus untuk mahasiswa
Selain mengumpulkan penerimaan pajak, KPP Pratama
pada laboratorium komputer. Demikian halnya bagi para dosen,
Buletin Kinerja Edisi XXVIII/2016
Buletin Kinerja XXVIII.indd 14
4/19/16 5:23 PM
Potret
sejak berdiri, KPP Pratama Pondok
WP OP di KPP Pratama Pondok
Aren sudah menunjukkan kinerja
Aren adalah kalangan dengan
yang baik. Meskipun target
latar belakang pendidikan tinggi
penerimaan tahun 2015 lalu hanya
sehingga relatif semuanya sudah
tercapai 92%, namun tumbuh
melek IT” ujar Eddy. Hasilnya dapat
sebesar 26% dan pertumbuhannya
digunakan untuk meningkatkan
di atas rata-rata pertumbuhan
awareness dan pengawasan
nasional. Tahun 2016, KPP Pratama
kepatuhan WP. “Saya juga minta ke
Pondok Aren diberikan tambahan
Kantor Pusat, agar KPP Pratama
target penerimaan sebesar Rp.
Pondok Aren selalu dilibatkan
1 Triliun atau tumbuh sebesar
sebagai piloting dalam setiap uji
40% dan saat ini sudah terealisasi
coba pengembangan bisnis proses
sekitar 20%. Untuk menggenjot
DJP maupun seluruh aplikasi baru”
pencapaian target penerimaan, KPP
tambahnya lagi dengan semangat.
mereka dapat meng-update
Pratama Pondok Aren melakukan
pengetahuannya, khususnya terkait
beberapa terobosan. “Saya
mendukung proses bisnis, KPP
pengembangan proses bisnis DJP.
mencoba menerapkan pendekatan
Pratama Pondok Aren juga
Ke depan, akan dikembangkan
Balanced Scorecard (BSC) dalam
melakukan berbagai terobosan
forum diskusi antara KPP Pratama
mengeksekusi strategi. Untuk itu
dalam optimalisasi resources.
Pondok Aren dengan para dosen
saya identifikasi kembali SWOT-nya”,
Program magang mahasiswa sangat
untuk menghasilkan masukan
ujar Eddy seraya menunjukkan
membantu mengurangi beban
akademis yang dapat digunakan
program kerjanya.
kerja di tengah keterbatasan jumlah
untuk penyempurnaan proses bisnis di DJP.
Dalam upaya meningkatkan
Sebagai upaya untuk
sumber daya manusia (SDM) yang
kualitas proses bisnis, KPP
ada saat ini. Dengan kapasitas
Pratama Pondok Aren melakukan
yang dimiliki oleh mahasiswa
yang ditawarkan adalah penerimaan
uji coba program Geo Tagging
PKN STAN, mereka lebih cepat
SPT Tahunan. Kebetulan program ini
yang mengidentifikasi lokasi WP
dalam menyerap knowledge yang
bertepatan dengan liburan kuliah,
berdasarkan informasi spasial
diberikan dan mampu menjadi
sehingga antusias mahasiswa
(lokasi koordinat). Program ini
tenaga terampil dalam membantu
untuk mengikuti program ini
merupakan program ekstensifikasi
kegiatan administratif. SDM yang
sangat tinggi. Mereka dibekali
DJP yang diharapkan dapat
tersedia juga selalu di-update
pelatihan bagaimana mengisi SPT
meningkatkan jumlah WP potensial
pengetahuannya baik melalui
secara manual maupun e-filing,
yang lebih signifikan. Dalam
pelatihan maupun studi banding
dan kemudian ditugaskan untuk
pelaksanaannya, juga melibatkan
ke KPP lain yang kinerjanya
memberikan konsultasi kepada
mahasiswa PKN STAN agar
bagus. Demikian halnya dengan
Wajib Pajak (WP) mengenai
pada saat lulus mereka dapat
pengembangan aplikasi. KPP
pengisian SPT Tahunan. Hal
menerapkan pengalamannya untuk
Pratama Pondok Aren mencoba
ini sangat membantu dalam
melakukan kegiatan penilaian.
mengadopsi beberapa aplikasi yang
Salah satu program magang
mengurangi beban kerja petugas
KPP Pratama Pondok Aren juga
dikembangkan oleh kantor pusat
KPP yang sangat tinggi pada saat
memanfaatkan teknologi dalam
maupun beberapa KPP lainnya yang
penerimaan SPT Tahunan. Di sisi
komunikasi kepada WP melalui
dinilai efektif dapat meningkatkan
lain, mahasiswa belajar bagaimana
aplikasi sosial media seperti
penerimaan pajak. Semuanya akan
cara menghadapi dan melayani WP
facebook dan lain-lain. Melalui
dievaluasi dan dijadikan feedback
secara langsung di lapangan.
aplikasi tersebut, KPP Pratama
untuk perbaikan ke depan, agar
Pondok Aren melakukan sosialisasi
dapat mendukung pencapaian
Inovasi Dalam Meningkatkan
kewajiban perpajakan kepada para
target penerimaan pajak KPP
Kinerja
WP sekaligus digunakan untuk
Pratama Pondok Aren maupun
profiling. “Hampir sebagian besar
nasional.
Dalam kurun waktu 3 bulan
Buletin Kinerja Edisi XXVIII/2016
Buletin Kinerja XXVIII.indd 15
15
4/19/16 5:23 PM
Rujukan
Peningkatan Budaya Organisasi Melalui Diferensiasi Kinerja TEKS:
Annisa Fitria, Arif Setiawan
P
ada awal implementasi
rekomendasi hasil survey kesehatan
kinerja adalah proses evaluasi
balanced scorecard (BSC) di
organisasi (Mofin) pada tahun 2015.
kinerja yang dilakukan secara
Kementerian Keuangan, BSC
Diferensiasi kinerja yang baik sebagai hasil dari penilaian kinerja
yang sudah ditetapkan di awal
Saya Capek”, “Bikin Saya Cemas”,
yang objektif memiliki dampak yang
periode dibandingkan dengan
dan lainnya. Namun setelah kinerja
positif dalam perubahan budaya
pencapaiannya pada akhir periode.
dinilai pada beberapa tahun, dapat
organisasi. Setiap orang akan sadar
Berdasarkan target dan nilai
dikatakan akronim BSC kini berubah
bahwa penghargaan diberikan
aktual ini, maka akan didapat nilai
menjadi “Bikin Saya Ciamik”. Hal
bukan hanya kepada orang yang
atau skor bagi setiap inidividu
tersebut salah satunya ditunjang
memenuhi target kinerja yang
yang bersangkutan. Nilai ini yang
dengan adanya link yang jelas
diharapkan (dan tidak diberikan
kemudian digunakan sebagai basis
antara capaian kinerja individu
ketika target tidak tercapai), namun
dari diferensiasi kinerja dengan
dan organisasi melalui mekanisme
juga berdasarkan besar kecil
membandingkan satu pegawai
cascading Indikator Kinerja dari level
kontribusi pencapaiannya terhadap
dan pegawai lainnya. Faktor kunsi
Kementerian (K-wide) sampai dengan
pencapaian sasaran strategis
agar proses diferensiasi ini dapat
pegawai (K-five).
organisasi. Ketika dilakukan
berjalan dengan baik adalah
berulang-ulang secara konsisten,
bahwa proses evaluasi ini harus
penilaian kinerja yang lebih objektif
berjalan transparan dan bebas dari
tersebut akan menciptakan habit
faktor likes dan dislikes, sehingga
Kementerian Keuangan selama
positif yaitu budaya berkinerja
memungkinkan penilaian yang lebih
ini telah diukur berdasarkan
yang menjadi bagian dari budaya
objektif.
Nilai Kinerja Pegawai (NKP) yang
organisasi.
Kebutuhan Diferensiasi Kinerja Kinerja pegawai di lingkungan
Kaitan dengan Penghargaan
merupakan kombinasi antara Capaian Kinerja Pegawai (CKP) dan Nilai Perilaku (NP). NKP
Syarat Diferensiasi Kinerja Salah satu syarat yang perlu
Setelah proses diferensiasi kinerja ini berjalan secara
selanjutnya digunakan untuk
dipenuhi oleh sebuah organisasi
objektif, langkah selanjutnya
melakukan diferensiasi kinerja yakni
agar diferensiasi kinerja dapat
adalah mengaitkan hasil dari
menentukan kategorisasi pegawai
berjalan baik adalah adanya proses
diferensiasi kinerja tersebut dengan
dalam klasifikasi “Terbaik”, “Rata-
penetapan sasaran kinerja yang
penghargaan. Terdapat dua jenis
rata” atau “Di Bawah Rata-rata”
diselaraskan dengan jelas. Setiap
penghargaan untuk mendorong
dengan mekanisme forced rank
orang dalam organisasi harus
kepuasan dan membangun motivasi
melalui distribusi normal.
mengetahui dengan jelas target-
pegawai: penghargaan intrinsik
target yang diharapkan untuk
dan penghargaan ekstrinsik.
kinerja tersebut telah jauh lebih
dicapainya dalam periode tertentu.
Penghargaan instrinsik merupakan
baik dari sebelumnya, namun masih
Target ini harus diturunkan dari
penghargaan yang umumnya
perlu untuk terus disempurnakan
sasaran strategis organisasi, serta
bersifat tidak berwujud yang
agar dapat mendiferensiasi kinerja
ditetapkan dengan proses dua arah
ditujukan untuk menciptakan
pegawai secara lebih objektif. Hal
dan didukung oleh komitmen dari
motivasi dari diri pegawai.
tersebut menjadi salah satu amanat
orang yang mengerjakannya.
Penghargaan intrinsik seperti pujian
Syarat berikutnya dari
atau kepercayaan melakukan tugas
Meski mekanisme diferensiasi
dalam program transformasi kelembagaan dan menjadi bagian
16
transparan, dimana target
seringkali diplesetkan menjadi “Bikin
pelaksanaan diferensiasi
baru akan bermanfaat menciptakan
Buletin Kinerja Edisi XXVIII/2016
Buletin Kinerja XXVIII.indd 16
4/19/16 5:23 PM
Rujukan
jabatan yang lebih tinggi. P yang berikutnya adalah Pay for Person. Pay for person diberikan sesuai dengan masa kerja dan pendidikan serta kompetensi. Artinya, meski memegang jabatan dan posisi yang sama namun skala gaji dapat berbeda tergantung pada level kompetensi yang bersangkutan. Pay for person memerlukan alat assessment kompetensi, sedangkan pay for Position memerlukan sistem evaluasi jabatan untuk menentukan nilai posisi. P yang terakhir adalah Pay for Performance. Pay for Performance diperlukan untuk memberi penghargaan yang lebih tinggi kepada karyawan yang kinerjanya lebih tinggi meski dengan kompetensi dan posisi yang sama. Pay for Performance memerlukan kepercaan diri pegawai dan membangun motivasi yang bersifat jangka panjang.
Konsep 3P Dalam memberikan
sistem penilaian kinerja yang objektif. Metode yang paling umum
penghargaan ekstrinsik terdapat
digunakan untuk menilai kinerja
konsep 3P yang perlu diperhatikan
adalah berdasarkan balanced
merupakan penghargaan dalam
dalam menentukan desain dan
scorecard.
bentuk berwujud yang ditujukan
mekanisme penghargaan. Desain
untuk membantu kebutuhan
dan mekanisme tersebut dibedakan
materi dari seorang pegawai yang
berdasarkan pencapaian kinerja,
menunjukkan kinerja yang positif.
posisi kedudukan, dan kompetensi
organisasi merupakan proses
Penghargaan ekstrinsik dalam
pegawai.
panjang yang membutuhkan
Penghargaan ekstrinsik
wujud bonus finansial bermanfaat
P yang pertama adalah Pay for
Penutup Perubahan di dalam suatu
kerja keras secara konsisten
memberi contoh yang jelas akan
Position. Pay for Position diberikan
seluruh pegawai. Penghargaan
reward bagi mereka yang berkinerja
mengacu pada harga sebuah
finansial dan non-finansial perlu
tinggi. Penghargaan ekstrinsik
posisi atau jabatan. Harga posisi ini
dikembangkan secara efektif untuk
cenderung berdampak jangka
bersifat vertikal, artinya makin tinggi
mendorong perilaku yang tepat
pendek. Ketika dibakukan, biaya
sebuah posisi tentu gajinya akan
dan membangun budaya organisasi
dapat menjadi besar dan menjadi
makin besar. Selain itu harga posisi
yang berbasis kinerja. Diferensiasi
beban tambahan bagi organisasi.
juga bersifat horizontal, dimana
kinerja yang baik mutlak diperlukan
Ketika pegawai terbiasa dengan
posisi yang sama dapat memiliki
dalam proses tersebut untuk
motivasi yang muncul dari luar,
nilai jabatan (job grade) yang
membedakan performers dan non-
diperlukan proses pemantauan
berbeda karena tingkat risiko dan
performers. Untuk itu perlu upaya
yang lebih ketat untuk terus
dampak yang berbeda terhadap
serius untuk terus memperbaiki
menerus menjaga motivasi tersebut
organisasi. Nilai jabatan yang lebih
mekanisme diferensiasi kinerja
supaya tetap ada.
tinggi akan mendapatkan tunjangan
Kementerian Keuangan ke depan.
Buletin Kinerja Edisi XXVIII/2016
Buletin Kinerja XXVIII.indd 17
17
4/19/16 5:23 PM
Selingan
Quiz Gambar 1
Serupa Tapi Tak Sama Temukan 10 perbedaan dari kedua gambar di bawah ini dengan membubuhkan tanda bulatan pada kedua gambar. Dapatkan bingkisan menarik bagi 5 pemenang dengan mengirimkan jawaban
Gambar 2
yang benar beserta identitas (nama, jabatan, unit kerja, alamat) Anda ke buletinkinerja@ gmail.com dengan subject/perihal email “Jawaban Quiz Buletin Kinerja XXVIII” atau dikirim ke Bagian Pengelolaan Kinerja dan Risiko, Biro Perencanaan dan Keuangan, Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan d/a: Gedung Djuanda I, Jl. Dr. Wahidin Raya No. 1 Jakarta 10710. Jawaban dapat kami terima paling lambat pada tanggal 5 Juli 2016.
Jawaban Kuis Buletin Kinerja Edisi XXVII Tahun 2016 Hasil turnamen catur: Wendy Wendy
Daftar pemenang Quiz Buletin Kinerja Edisi XXVII
Sony
Andy
Rangga
Nando
Nilai Akhir
M (2)
M (2)
M (2)
S (1)
7
Wendi menang 3 kali
S (1)
M (2)
S (1)
4
Sony seri 2 kali
K (0)
M (2)
3
Andy kalah 2 kali
M (2)
4
Hanya Rangga yang tidak pernah seri
2
Hanya Nando yang tidak pernah menang
Sony
K (0)
Andy
K (0)
S (1)
Rangga
K (0)
K (0)
M (2)
Nando
S (1)
S (1)
K (0)
Wendy
Sony
Andy
Rangga
Nando
Nilai Akhir
S (1)
M (2)
M (2)
M (2)
7
Wendi menang 3 kali
K (0)
M (2)
S (1)
4
Sony seri 2 kali
K (0)
S (1)
3
Andy kalah 2 kali
M (2)
4
Hanya Rangga yang tidak pernah seri
2
Hanya Nando yang tidak pernah menang
K (0)
atau:
Wendy Sony
S (1)
Andy
K (0)
M (2)
Rangga
K (0)
K (0)
M (2)
Nando
K (0)
S (1)
S (1)
K (0)
(1) Andris Bagus D. Pelaksana Biro Umum, Sekretariat Jenderal; (2) Tri Utami Nurul Hidayah. Pelaksana Direktorat Transformasi Proses Bisnis; (3) Sumiyati. Kasubbid Administrasi Tenaga Pengajar, Pusdiklat Pajak BPPK; (4) Tri Warso Nugroho Pelaksana Pusdiklat Pajak BPPK; (5) Ignatius Amarta Murti Pelaksana Kanwil DJP Jawa tengah II.
Urutan pemain yang memperoleh nilai tertinggi hingga terendah: Wendy: 7 | Sony: 4 | Rangga: 4 | Andy: 3 | Nando: 2
18
Buletin Kinerja Edisi XXVIII/2016
Buletin Kinerja XXVIII.indd 18
4/19/16 5:23 PM
Lensa Peristiwa
Buletin Kinerja Edisi XXVIII/2016
Buletin Kinerja XXVIII.indd 19
19
4/19/16 5:23 PM
Kata Mereka
Sistem Pengelolaan Kinerja Instansi Pemerintah
P
emerintah Kabupaten Sleman setiap tahun selalu melaksanakan penilaian kinerja untuk Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD). Bentuk penilaian
kinerja yang dilakukan oleh Pemda Sleman untuk
Drs. H. Dida Sembada, M.M. Inspektur Kota Sukabumi
D
engan diterapkannya sistem pengelolaan kinerja pada institusi publik, tentunya akan mendorong seluruh instansi pemerintah untuk lebih
transparan dan akuntabel dalam melaksanakan seluruh
memberikan rewards terhadap kinerja unit/SKPD, antara
program kerjanya. Dalam rangka meningkatkan layanan
lain Penilaian kinerja untuk seluruh SKPD, Penilaian
kepada masyarakat sekaligus memenuhi ekspektasi para
kinerja khusus kecamatan, Penilaian kinerja untuk unit/
pemangku kepentingan, Pemerintah Daerah (Pemda)
SKPD yang langsung memberikan layanan kepada
Sukabumi juga terus melakukan penyempurnaan
masyarakat, dan penilaian atas pelaksanaan SAKIP SKPD.
terhadap implementasi sistem pengelolaan kinerja baik
Kriteria dalam penilaian kinerja tersebut berdasarkan
organisasi maupun individu. Untuk penilaian kinerja
pada Peraturan Bupati dan dilaksanakan oleh tim yang
individu, saat ini baru dilaksanakan sampai dengan level
beranggotakan dari beberapa SKPD yang dituangkan
eselon IV dan eselon V untuk di sekolah. Ke depannya,
dalam Keputusan Bupati, kecuali untuk penilaian SAKIP
akan dikembangkan untuk seluruh level.
SKPD, khusus dilaksanakan oleh Inspektorat. Dari
Salah satu tantangan yang dihadapi Pemda saat
penilaian kinerja tersebut, diambil 3 SKPD dengan nilai
ini adalah masih banyaknya indikator-indikator yang
tertinggi dan kepadanya diberikan penghargaan dan
dimandatkan dari seluruh Kementerian/lembaga terkait.
sarana kerja.
Apalagi beberapa Kementerian memberikan reward
Pemda Sleman berencana menyusun Sasaran
dan punishment, sehingga memicu gengsi para Kepala
Kerja Pegawai untuk seluruh pegawai pada tahun 2016.
Daerah untuk mencapainya, Dampaknya adalah pegawai
Pada saat ini pengukuran kinerja baru diimplementasikan
Pemda akan difokuskan terhadap indikator tersebut.
sampai dengan level eselon IV, dan akan dilanjutkan
Hal ini tentunya akan menyita waktu aparat terutama
sampai level staf. Dalam memberikan tunjangan
dalam penyusunan laporan ke pusat, bahkan saat ini
perbaikan penghasilan (TPP) kepada pegawai, sementara
seringkali kami keteteran untuk memenuhi instruksi pusat
ini masih menggunakan dasar presensi.
tersebut. Jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) di daerah
Dengan mengimplementasikan pengelolaan kinerja, harapannya kinerja akan semakin baik sehingga meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada Pemda sebagai pelayanan publik di daerah.
pun semakin terbatas, mengingat adanya kebijakan moratorium Pegawai Negeri Sipil (PNS). Kami berharap agar instansi Pusat yang terkait dapat meningkatkan koordinasi dalam menetapkan program, kegiatan serta indikator yang lebih terintegrasi kepada
Heri Setyawati, SE, M.Acc. Inspektur Pembantu Bidang Kinerja Kabupaten Sleman
Pemda. Selain itu, kami juga berharap agar selisih waktu dari proses perencanaan kegiatan dengan alokasi anggaran pusat tidak terlalu lama. Hal ini mengingat mayoritas anggaran Pemda sangat tergantung pada pusat, sehingga kami dapat membuat perencanaan kegiatan yang lebih baik dengan menetapkan program terobosan yang terdukung oleh anggaran.
20
Buletin Kinerja Edisi XXVIII/2016
Buletin Kinerja XXVIII.indd 20
4/19/16 5:23 PM