2015. Fitriatunnisa

El-HiKMAH, Vol. 9, No. 2, Desember 2015, 100-118

ISSN: 2086-3594

Implementasi Pendidikan Karakter di MTsN 3 Mataram dan SMPN 1 Labuapi Tahun Pelajaran 2014/2015 Fitriatunnisa Abstrak: Pendidikan karakter merupakan suatu konsep yang ditawarkan oleh bangsa Indonesia untuk menanggulangi krisis moral akhir-akhir ini. Dalam penyelenggaraannya disekolah, pendidikan karakter dilakukan secara terpadu melalui tiga jalur, yaitu: pembelajaran, manajemen sekolah, dan ekstrakulikuler. Artikel ini menguraikan implementasi pendidikan karakter dua lembaga pendidikan yang berbeda, yakni di sekolah berbasis keagamaan (MTsN 3 Mataram) dan sekolah umum (SMPN 1 Labuapi) untuk membandingkan sisi implementasinya pada tiga jalur tersebut. Hasil temuan menunjukkan, bahwa dalam menanamkan nilai-nilai karakter yakni disiplin, toleransi dan peduli lingkungan antara MTsN 3 Mataram dan SMPN 1 Labuapi memiliki dasar atau alasan berbeda. MTsN 3 Mataram selaku sekolah agama lebih condong menanamkan nilai karakter kepada peserta didiknya dengan alasan nilai keagamaan itu sendiri. Sedangkan, SMPN 1 Labuapi selaku sekolah umum, dalam menanamkan nilai karakter kepada peserta didiknya dilandaskan pada falsafah kebangsaan itu sendiri. Kata Kunci: pendidikan karakter, sekolah umum, madrasah

Pendahuluan unia pendidikan dihadapkan pada berbagai problem kebangsaan yang serius. Problem tersebut misalnya, bertindak curang baik berupa tindakan mencontek, mencontoh pekerjaan teman atau mencontoh dari buku pelajaran seolah-olah merupakan kejadian sehari-hari (Samani, Hariyanto, 2012:5), serta tawuran antar pelajar dan berbagai kejahatan yang telah menghilangkan rasa aman setiap warga, merupakan bukti nyata akan degradasi moral generasi bangsa ini. Krisis moral multi

D 

Jurusan PAI, FITK, IAIN Mataram. Email: [email protected] Copyright © 2015 el-Hikmah Tersedia online di http://ejurnal.iainmataram.ac.id/index.php/el_hikmah

Implementasi Pendidikan Karakter … (Fitriatunnisa)

dimensi inilah yang memicu keresahan bangsa Indonesia, sehingga urgensi pendidikan karakter mutlak adanya (Samani, Hariyanto, 2012:52). Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai “the deliberate use of all dimensions of school life to foster optimal character develepment”. Dalam implementasi pendidikan karakter di sekolah, semua komponen (pemangku pendidikan) harus dilibatkan, termasuk komponenkomponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, penangan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan kokulikuler, pemberdayaan sarana prasarana dan etos kerja seluruh warga sekolah. Di samping itu, pendidikan karakter dimaknai sebagai suatu prilaku warga sekolah yang dalam menyelenggarakan pendidikan harus berkarakter (Aqib, Sujak, 2011:3). Pengertian Implementasi Pendidikan Karakter Kata dasar implementasi berasal dari bahasa Inggris yakni implement yang berarti melaksanakan. Jadi Implementation, yang dalam bahasa Indonesia Implementasi berarti pelaksanaan atau penerapan. Dengan demikian maka implementasi adalah suatu proses penerapan ide, kebijakan atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik perubahan keterampilan maupun nilai atau sikap (Susilo, 2007:174). Definisi pendidikan dalam UU. No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional seperti yang dikutip oleh Hasbullah dijelaskan bahwa: “Pendidikan itu dapat diartikan sebagai usaha sadar dan terencana dalam mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembngkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.” (Hasbullah, 2006:4)

Ki Hajar Dewantara dalam Masnur sebagai tokoh pendidikan indonesia mengatakan bahwa “Pendidikan adalah upaya untuk memajukan budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek), dan jasmani anak didik.” John dewey mendefinisikan 101

El-HiKMAH, Vol. 9, No. 2, Desember 2015

pendidikan seperti yang dikutip Masnur Muslich, bahwa pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional kearah alam dan sesama manusia (Muslich, 2011:67). Dengan demikian merujuk pada beberapa pengertian pendidikan di atas, penulis dapat memahami bahwa pendidikan adalah usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana oleh orang dewasa untuk mengubah prilaku manusia baik secara individu maupun kelompok melalui proses pembelajaran. Pendidikan bukan hanya sekedar mentransfer ilmu pengetahuan saja, tetapi lebih luas lagi yaitu proses penanaman nilai-nilai sosial keagamaan dan menyentuh dimensi dasar kemanusiaan yaaang mendasar berupa dimensi kognitif, afektif dan psikomotorik. Sedangkan Karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti “to mark” atau menandai dan memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku, sehingga orang yang tidak jujur, kejam, rakus, dan berprilaku jelek lainnya dikatakan orang berkarakter jelek.Sebaliknya, orang yang prilakunya sesuai dengan kaidah moral disebut dengan karakter mulia (Muslich, 2011:2-3). Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997:444), karakter adalah sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan sesorang dengan orang lain; tabiat; watak. Suyanto mengatakan, karakter adalah cara berfikir dan berprilaku yang menjadi ciri khas setiap individu untuk hidup dan bekrja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara (Zubaedi, 2011:10). Dari beberapa pengertian di atas disimpulkan bahwa karakter dapat dimaknai sebagai cara berfikir dan berprilaku yang khas setiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara, sehingga dapat berbuat dan bertindak sesuai denga aturan yang berlaku serta siap mempertanggung jawabkan apa yang menjadi keputusannya. Karakter juga dimaknai dengan kekuatan moral dan berupa kualitas kepribadian yang bukan merupakan barang jadi dan bukan pula 102


diwariskan akan tetapi dibangun secara sungguh-sungguh dan konsisten melalui pikiran, perbuatan dan tindakan. Sedangkan Pendidikan karakter merupakan suatu penananaman nilai-nilai karakter pada warga sekolah yang meliputi komponenen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut (Aqib, Sujak, 2011:3). Pendidikan karakter diartikan sebagai usaha secara sengaja dari seluruh dimensi kehidupan, baik di lingkungan keluarga, masyarakat dan dunia pendidikan untuk membantu pembentukan atau pengembangan karakter secara optimal. Hal ini berrati bahwa mendukung perkembangan karakter peserta didik harus melibatkan seluruh komponen di sekolah, baik dari aspek kurikulum, proses pembelaran, kualitas hubungan, penanganan mata pelajaran, pelaksanaan aktivitas ko-kulikuler, serta etos seluruh lingkungan sekolah (Zubaedi, 2011:14). Dengan demikian, pendidikan karakter adalah segala upaya yang dilakukan guru sebagai suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada peserta didik dalam hubungannya dnegna Tuhan, diri sendiri, sesama dan dengan lingkungan (lingkungan keluarga, masyarakat, dan lingkungan sekolah), yang diwujudkan dalam sikap, perkataan, dan tingkah laku yanng positif. Penyelenggaraan Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Penyelenggaran pendidikan karakter di SMP/MTs dilakukan secara terpadu melalui tiga jalur, yaitu pembelajaran, manajemen sekolah, dan ekstrakulikuler (Aqib, Sujak, 2011:12-14).

Pendidikan Karakter Secara Terpadu Melalui Pembelajaran. Pendidikan karakter secara terpadu di dalam pembelajaran adalah pengenalan nilai-nilai, fasilitasi diperolehnya kesadaran akan pentingnya nilai-nilai, dan penginternalisasian nilai-nilai ke dalam tingkah laku peserta didik sehari-hari melalui proses pembelajarann, baik yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas pada semua mta pelajaran. Pada dasarnya kegiatan pembelajran, selain untuuk menjadikan peserta didik menguasai kompetensi (materi) yang 103


ditargetkan, juga dirancang untuk menjadikan peserta didik mengenal, menyadari/peduli, menginternalisasikan nilai-nilai, dan menjadikan prilaku. Dalam struktur kurikulum Sekolah Menengah Pertama, pada dasarnya setiap mata pelajaran memuat materi-materi yang berkaitan dengan karakter.Secara substantif, setidaknya terdapat dua mata pelajaran yang terkait langsung dengan pengembangan budi pkerti dan akhlak mulia, yaitu Pendidikan Agama dan Pendidikan Kewarganegaraan.Kedua mata pelajaran tersebut merupakan mata pelajaran yang secara langsung mengenalkan nlainilai, yang sampai taraf tertentu menjadikan peserta didik peduli dan menginternalisasikan nilai-nilai. Internalisasi pendidikan karakter pada mata pelajaran-mata pelajaran tersebut mengarah pada internalisasi nilai-nilai di dalam tingkah laku sehari-hari melalui proses pembelajaran dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian. Dalam kegiatan belajar mengajar harus disesuaikan dengan bahan ajar yang akan di sampaikan kepada peserta didik. Dalam makna yang lain, seluruh kegiatan belajar mengajar setiap guru diharapkan dapat menyentuh nilai-nilai pendidikan karakter dalam seluruh mata pelajaran.

Pendidikan Karakter Secara Terpadu Melalui Manajemen Sekolah. Siregar dalam Zainal menyatakan bahwa “ manajemen adalah proses yang membeda-bedakan atas perencanaan, pengorganisasian, penggerakan pelaksanaan dan pengendalian, dengan memanfaatkan ilmu dan seni, agar tujuan yang ditettapkan dapat tercapai. Dalam manajemen terkandung pengertian pemnfaatan sumber daya utnuk tercapainya tujuan. Sumber daya adalah unsur-unsur dalam manajemennya, yaitu: manusia (man), bahan (materials), mesin/peralatan (machines), metode/cara kerja (method), modal uang (money), dan informasi (information). Sumber daya bersifat terbatas, sehingga tugas menejer adalah mengelola keterbatasab sumber daya secara efesien dan efektif agar tujuan tercapai. 104


Dalam konteks dunia pendidikan, yang dimaksudkan dengan manajemen pendidkan/sekolah adalah suatu proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pendidikan dalam upaya menghasilkan lulusan yang sesuai dengan visi, misi, dan tujuan pendidikan itu sendiri. Penyelenggaraan pendidikan karakter memerlukan pengelolaan yang memadai. Pengelolaan yang dimaksudkan adalah bagaimana pembentukan karakter dalam pendidikan direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan secara memadai. Unsuru-unsur pendidikan karakter yang akan direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan tersebut antara lain meliputi nilai-nilai karakter kompetensi lulusan, muatan kurikulum nilai-nilai karakter, nilai-nilai karakter dalam pembelajaran, nilai-nilai karakter pendidik dan tenaga kependidikan, serta nilai-nilai karakter pembinaan kepesertadidikan.

Pendidikan Karakter Secara Terpadu melalui Ekstrakurikuler Kegiatan ekstrakulikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusu diselenggrakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah. Visi kegiatan ekstrakulikuler adalah berkembangnya potensi, bakat dan minat secara optimal, serta tumbuhnya kemandirian dan kebahagian peserta didik yang berguna untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Misi ekstrakulikuler adalah: 1) menyediakan sejumlah kegiatan yang dapat dipilih oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka; 2) menyelenggarrakan kegiatan yang memberikan kesempatan peserta didik mengekspresikan diri sendiri secara bebas melalui kegiatan mandiri atau kelompok. Penyelenggaraan pendidikan karakter di SMP dilakukan secara terpadu melalui 3 (tiga) jalur, yaitu: pembelajaran, manajemen

105


sekolah dan ekstrakulikuler. langkah pendidikan karakter meliputi: perancangan, implementasi, evaluasi dan tindak lanjut. Perancangan Beberapa hal yang perlu dilakukan dalam tahap penyusunan rancangan antara lain: 1) Mengidentifikasi jenis-jenis kegiatan di sekolah yang dapat merealisasikan pendidikan karakter yang perlu dikuasai, dan direalisasikan peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini, program pendidikan karakter peserta didik direalisasikan dalam tiga kelompok kegiatan, yaitu (a) terpadu dengan pembelajaran pada mata pelajaran; (b) terpadu dengan manajemen sekolah; dan (c) terpadu melalui kegiatan ekstra kurikuler. 2) Mengembangkan materi pembelajaran untuk setiap jenis kegiatan di sekolah 3) Mengembangkan rancangan pelaksanaan setiap kegiatan di sekolah (tujuan, materi, fasilitas, jadwal, pengajar/fasilitator, pendekatan pelaksanaan, evaluasi) 4) Menyiapkan fasilitas pendukung pelaksanaan program pembentukan karakter di sekolah. Perencanaan kegiatan program pendidikan karakter di sekolah mengacu pada jenis-jenis kegiatan, yang setidaknya memuat unsurunsur: Tujuan, Sasaran kegiatan, Substansi kegiatan, Pelaksana kegiatan dan pihak-pihak yang terkait, Mekanisme Pelaksanaan, Keorganisasian, Waktu dan Tempat, serta fasilitas pendukung. Implementasi Pendidikan karakter di sekolah dilaksanakan dalam tiga kelompok kegiatan, yaitu: 1) Pembentukan karakter yang terpadu dengan pembelajaran pada mata pelajaran, Berbagai hal yang terkait dengan karakter (nilainilai, norma, iman dan ketaqwaan, dll) dirancang dan diimplementasikan dalam pembelajaran mata pelajaran-mata pelajaran yang terkait, seperti Agama, PKn, IPS, IPA, Penjas 106


Orkes, dan lain-lainnya. Hal ini dimulai dengan pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai secara afektif, akhirnya ke pengamalan nilai secara nyata oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. 2) Pembentukan Karakter yang terpadu dengan manajemen sekolah. Berbagai hal yang terkait dengan karakter (nilai-nilai, norma, iman dan ketaqwaan, dll) dirancang dan diimplementasikan dalam aktivitas manajemen sekolah, seperti pengelolaan: siswa, regulasi/peraturan sekolah, sumber daya manusia, sarana dan prasarana, keuangan, perpustakaan, pembelajaran, penilaian, dan informasi, serta pengelolaan lainnya. 3) Pembentukan karakter yang terpadu dengan Ekstra Kurikuler seperti, olahraga, kegiatan keagamaan, pramuka, palang merah remaja, dll. Monitoring dan Evaluasi Monitoring merupakan serangkaian kegiatan untuk memantau proses pelaksanaan program pembinaan pendidikan karakter. Fokus kegiatan monitoring adalah pada kesesuaian proses pelaksanaan program pendidikan karakter berdasarkan tahapan atau prosedur yang telah ditetapkan. Evaluasi cenderung untuk mengetahui sejauhmana efektivitas program pendidikan karakter berdasarkan pencapaian tujuan yang telah ditentukan. Hasil monitoring digunakan sebagai umpan balik untuk menyempurnakan proses pelaksanaan program pendidikan karakter. Monitoring dan Evaluasi secara umum bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas program pembinaan pendidikan karakter sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan. Lebih lanjut secara rinci tujuan monitoring dan evaluasi pembentukan karakter adalah sebagai berikut: 1) Melakukan pengamatan dan pembimbingan secara langsung keterlaksanaan program pendidikan karakter di sekolah. 2) Memperoleh gambaran mutu pendidikan karakter di sekolah secara umum. Melihat kendala-kendala yang terjadi dalam pelaksanaan program dan mengidentifikasi masalah yang ada, 107


dan selanjutnya mencari solusi yang komprehensif agar program pendidikan karakter dapat tercapai. 3) Mengumpulkan dan menganalisis data yang ditemukan di lapangan untuk menyusun rekomendasi terkait perbaikan pelaksanaan program pendidikan karakter ke depan. 4) Memberikan masukan kepada pihak yang memerlukan untuk bahan pembinaan dan peningkatan kualitas program pembentukan karakter. 5) Mengetahui tingkat keberhasilan implementasi program pembinaan pendidikan karakter di sekolah. Tindak Lanjut Hasil monitoring dan evaluasi dari implementasi program pembinaan pendidikan karakter digunakan sebagai acuan untuk menyempurnakan program, mencakup penyempurnaan rancangan, mekanisme pelaksanaan, dukungan fasilitas, sumber daya manusia, dan manajemen sekolah yang terkait dengan implementasi program. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Prosedur penelitian menghasilkan data deskriftif berupa kata-kata yang tertulis atau lisan dari orang-orang tersebut dalam bahasanya dan peristilahannya (Moleong, 2002:3). Data-data diperoleh dari sumber-sumber primer dan sumber sekunder (Sugiyono, 2010:308). Data primer penelitian ini adalah tentang implementasi Pendidikan karakter di MTsN 3 Mataram dan SMPN 1 Labuapi diperoleh dari Kepala Sekolah, Guru dan Peserta didik. Dan data sekunder didapat dari sumber bacaan dan berbagai macam sumber lainnya yang terdiri dari buku harian, notula rapat perkumpulan ataupun dokumen-dokumen di sekolah. Data-data tersebut dikumpulkan melalui metode observasi, wawancara, dan pelacakan dokumentasi.

108


Hasil dan Pembahasan Implementasi Pendidikan Karakter di MTsN 3 Mataram Pendidikan karakter diartikan sebagai usaha secara sengaja dari seluruh dimensi kehidupan, baik di lingkungan keluarga, masyarakat dan dunia pendidikan unuk membantu pembentukan dan pengembangan karakter secara optimal. Hal ini berarti bahwa untuk mendukung perkembangan karakter peserta didik harus melibatkan seluruh komponen sekolah, baik dari aspek kurikulum, proses pembelajaran, kualitas hubungan, penanganan mata pelajaran, pelaskanaan ko-kulikuler serta etos seluruh lingkungan sekolah (Zubaedi, 2011:14). Penyelenggaraan pendidikan karakter di SMP/MTs dilakukan secara terpadu melalui tiga jalur, yakni secara terpadu melalui pembelajaran, secara terpadu melalui manajemen sekolah dan secara terpadu melalui kegiatan ekstrakulikuler (Aqib, Sujak, 2011:15). Kepala Madrasah MTsN 3 mataram dalam pengimplemetasi pendidikan karakter secara umum juga dilakukan melalui tiga jalur, yakni proses pembelajaran, manajemen sekolah dan kegiatan ekstrakulikuler. Ketiga jalur tersebut merupakan satu komponen yang tidak dapat dipisahkan dan mendukung keberhasilan daripada pendidikan karakter itu sendiri. Terkait dengan implementasi pendidikan karakter melalui pembelajaran di MTsN 3 Mataram, yang berperan penting dalam proses pembelajaran ini adalah guru atau pendidik. Guru mengenalkan peserta didik akan nilai-nilai, menanamkan nilai-nilai karakter tersebut ke dalam diri peserta didik melalui proses pembelajaran. Dalam Penanaman nilai karakter dalam proses pembelajaran guru menyiapkan terlebih dahulu perangkat pembelajaran, berupa silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Dalam RPP tersebut tercantum nilai-nilai karakter yang ingin dicapai pada saat pembelajaran berlangsung, serta langkah-langkah apa saja yang akan dilakukan guna mencapai tujuan pembelajaran tersebut. 109


Kemudian pada saat pembelajaran berlangsung atau pelaksaan pembelajaran guru juga mengenalkan nilai-nilai karakter kepada siswa yang dilakukan dengan cara datang tepat waktu (menanamkan nilai disiplin), mengucapkan salam (menanamkan nilai santun dan peduli), berdo’a, mengecek kehadiran siswa dan menegur siswa yang telat (menanamkan nilai disiplin). Seperti yang dijelaskan oleh Zainal Aqib, bahwa pendidikan karakter secara terpadu di dalam pembelajaran adalah pengenalan nilai-nilai, faslitasi yang diperolehnya kesadaran akan pentingnya nilai-nilai, dan penginternalisasian, nilai-nilai ke dalam tingkah laku peserta didik sehari-hari melalui proses pembelajaran, baik yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas pada semua mata pelajaran (Aqib, Sujak, 2011:12-13). Di MTsN 3 Mataram Pendidikan karakter melalui manajemen sekolah dilakukan dengan memasukkan muatan nilai-nilai karakter ke dalam kurikulum dan proses pembelajaran, peraturan sekolah, dan visi misi sekolah. Implementasi pendidikan karakter melalui menajemen sekolah seperti yang diterangkan oleh Ahmad Muzayyin yakni dengan memasukkan nilai karakter dalam semua mata pelajaran di sekolah, selain itu seluruh komponen sekolah juga harus mendukung terlibat. Kemudian dalam tata tertib sekolah juga menunjang implementasi nilai karakter ini, seperti datang sekolah jam 07.00, hal ini menuntut siswa untuk berlaku disiplin, dan bagi setiap siswa yang melanggar daripada tata tertib sekolah yang sebagian besar berisikan aturan-turan yang memuat nilai-nilai karakter, maka akan ada pengurangan point. Terkait peduli lingkungan, manajemen madrasah mempunyai kepedulian yang tinggi terhadap kebersihan madrasah, baik itu kebersihan kamar mandi, ruang kelas, lorong-lorong maupun di luar gedung sekolah/taman. Setiap sudut ruang kelas disediakan tempat sampah dan siswa diwajibkan untuk membuang sampah pada tempatnya, selain itu satiap hari Sabtu ada kegiatan Sabtu berlian (Sabtu Bersih Lingkungan) guna menanamkan nilai peduli lingkungan kepada seluruh warga madrasah. 110


Dengan manajemen seperti ini diharapkan mampu membentuk karakter peserta didik. Hal ini seperti yang dikatakan oleh bagaimana pembentukan karkater dalam pendidikan direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan secara memadai. Unsur-unsur pendidikan yang akan direncanakan, dilaksanakan dan dikendalikan tersebut antara lain meliputi nilai-nilai krakter kompetensi lulusan, muatan kurikulum, nilai-nilai karakter dalam pembelajaran, nilainilai karakter pendidik dan tenaga kependidikan, serta nilai-nilai karakter pembinaan kepesertadidikan (Aqib, Sujak, 2011:13). Kemudian melalui kegiatan ekstrakulikuler . Di MTsN 3 Mataram kegiatan ekstakulikuler yang peneliti sorot yakni ekstrakulikuler Palang Merah Remaja (PMR), dalam kegiatan ekstrakulikuler tersebut selalu menyisipkan nilai-nilai karakter pada proses kegiatan ekstra berlangsung. Terkait dengan nilai kedisiplinan, yang selalu dilakukan baik pembina maupun siswa yakni datang tepat waktu, ini adalah cara yang dilakukan guna menanamkan nilai disiplin. Kemudian mengenai nilai toleransi, bentuk kegiatan yang dilakukan melalui ekstrakulikuler guna menanamkan nilai toleransi ini adalah dengan selalu bersedia membantu dan menolong orang lain meskipun bukan anggota kegiatan palang merah remaja. Mengenai nilai peduli lingkungan, pembina ekstra juga selalu menanamkan nilai peduli lingkungan atau kebersihan, hal ini tampak melalui ruangan ekstra PMR yang selalu bersih. Implementasi Pendidikan Karakter di SMPN 1 Labuapi. Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. Dalam pendidikan karakter di sekolah semua komponen skolah harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pemelajaran dan penilaian, penanganan dan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan kokulikuler, pemberdayaan sarana dan 111


prasarana, pembiayaan dan etos kerja seluruh warga sekolah/lingkungan (Aqib, Sujak, 2011:3). Sama halnya dengan MTsN 3 Mataram, SMPN 1 Labuapi juga dalam mengimplemetasikan pendidikan karakter dilakukan melalui 3 jalur, yakni proses pembelajaran, manajemen sekolah dan kegiatan ekstrakulikuler. Implementasi pendidikan karakter melalui proses pembelajaran dilakukan melalui proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Dimana dalam proses perencanaan ini guru menyiapkan perangkat pembelajaran berupa rencana pelaksanaan pembelajaran atau RPP, dan di dalam RPP inilah akan terlihat nilai-nilai yang akan dicapai pada saat pembelajaran. Pendekatan nilai-nilai karakter melalui proses pembelajaran adalah pendekatan yang memberikan penekanan pada penanaman nilai-nilai yang baik. Dalam menanankan nilai-nilai karakter kepada peserta didik melalui proses pembelajaran, guru-guru SMPN 1 Labuapi sendiri menunjukkan atau mengenalkan secara langsung nilai-nilai kepada peserta didik melalui tindakan masuk kelas tidak telat (menanamkan nilai disiplin), sebelum memulai pembelajaran diwajibkan untuk memeriksa kolong meja dan harus bebas sampah guna kenyamanan dalam proses pembelajaran (menanamkan nilai kebersihan), sebelum memulai dan mengakhiri pembelajaran juga harus berdo’a terlebih dahulu (menanamkan karakter religius). Guru juga tidak membeda-bedakan siswa pada saat pembelajaran. Kemudian, implementasi pendidikan karakter melalui manajemen sekolah artinya penyelenggraan pendidikan karakter memerlukan pengelolaan yang memadai. Pengelolaan yang dimaksudkan adalah bagaimana pembentukan karakter dalam pendidikan direncanakan, dilaksanakan dan dikendalikan secara memadai (Aqib, Sujak, 2011:14). SMPN 1 Labuapi dalam menerapkan pendidikan karakter melalui manajemen sekolah dilakukan sesuai dengan keadaan sekolah itu sendiri. Selain memasukkan nilai karakter ke dalam muatan kurikulum seperti yang dilakukan MTsN 3 Mataram, dalam kehidupan sehari-hari warga SMPN 1 Labuapi juga selalu 112


menunjukkan penanaman nilai-nilai karakter. Hal ini terlihat dari sikap dan tindakan bapak ibu guru yang setiap pagi berdiri di depan gerbang untuk menyambut siswa yang datang, kemudia memberi salam dan tindakan ini menanamkan nilai disiplin secara langsung kepada peserta didik. Selain itu, di halaman sekolah telah disediakan ember kecil di samping kolam air, jadi bagi setiap siswa yang datang memasuki pekarangan sekolah harus menyiram tanaman dan halaman sekitar, hal ini dilakukan guna terciptanya lingkungan belajar yang kondusif, ini dilakukan guna menanamkan kesadaran kepada peserta didik akan pentingnya nilai peduli lingkungan. Begitupula dengan nilai toleransi, dimana SMPN 1 Labuapi warganya tidak hanya beragama islam, melainkan ada yang non Islam, baik itu di kalangan pendidik maupun peserta didik. Namun mereka tidak membedakan satu dengan yang lainnya. Terakhir, implementasi pendidikan karakter melalui kegiatan ekstrakulikuler. Di SMPN 1 Labuapi kegiatan ekstakulikuler yang peneliti sorot yakni ekstrakulikuler atletik, dalam kegiatan ekstrakulikuler tersebut selalu menyisipkan nilai-nilai karakter pada proses kegiatan ekstra berlangsung. Terkait dengan nilai kedisiplinan, yang selalu dilakukan baik pembina maupun siswa yakni datang tepat waktu. kemudian dalam kegiatan ekstra di SMPN 1 Labuapi guna menanamkan nilai toleransi, pembina ekstra sesekali menyelenggarakan pertandingan atletik antar sesama siswa, seperti pertandingan bola, bagi siswa yang kalah harus tetap menghargai lawan main mereka yang menang. Hal ini melatih siswa untuk menghargai satu dengan yang lainnya. Kemudian, mengenai peduli lingkungan atau kebersihan, melalui kegiatan ekstra yang dilakukan sore hari ini pembina ekstra langsung mengajak peserta didik untuk membersihkan lingkungan sekolah tempat mereka melaksanakan kegiatan ekstra sebelum dan setelah selesai mereka berkegiatan, hal ini melatih siswa untuk selalu peduli akan kebersihan lingkungan sekitar mereka.

113


Perbedaan Implementasi Pendidikan Karakter di MTsN 3 Mataram dan SMPN 1 Labuapi. Pada dasarnya implementasi pendidikan karakter di MTsN 3 Mataram dan SMPN 1 Labuapi atau dengan kata lain implementasi pendidikan karakter antara sekolah agama dan sekolah umum memiliki tujuan yang sama seperti tertera dalam UU No 20 Tahun 2003 Pasal 3 yang berbunyi: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demikratis serta bertanggung jawab.”

Namun guna mencapai tujuan pendidikan tersebut antara MTsN 3 Mataram dan SMPN 1 Labuapi menempuh cara yang berbeda-beda. Begitu pula dalam implementasi pendidikan karakter, antara MTsN 3 Mataram (sekolah agama) dan SMPN 1 Labuapi (sekolah umum) dalam menanamkan nilai-nilai kepada peserta didik di madrasah/sekolah masing--masing memiliki dasar atau pandangan berbeda. Pertama, terkait penanaman nilai disiplin, di MTsN 3 Mataram yang dijadikan sandaran atau dasar dalam menanamkan nilai disiplin kepada peserta didik yakni Al-Qur’an surat An-Nisa’ ayat 59 yang artinya: “Wahai orang-orang beriman, taatilah Allah dan Rasul Nya, dan ulil amri diantara kamu”. dimana dalam lingkungan madrasah ulil amri dalam ayat di atas ditujukkan untuk pemimpin madrasah, yakni kepala madrasah dan pendidik lainnya. Sedangkan di SMPN 1 Labuapi yang mendasari warganya untuk disiplin adalah dasar dari kesuksesan itu sendiri. Dimana Kepala sekolah SMPN 1 Labuapi selalu mengingatkan kepada peserta didiknya bahwa bersikap dan bertindak disiplin itu merupakan kunci kesuksesan. Disiplin itu merupakan dasar untuk mencapai tujuan, baik itu disiplin terhadap waktu, disiplin terhadap diri sendiri dan disiplin terhadap apa yang dikerjakan. 114


Terkait dengan nilai toleransi, di MTsN 3 Mataram yang dijadikan dasar daripada penanaman nilai toleransi kepada peserta didik yakni nilai dari ajaran Islam itu sendiri, dimana di dalam Islam kita diajarakan untuk menghargai perbedaan yang ada di sekitar kita, tidak saling menjatuhkan satu dengan yang lainnya meskipun bereda. Karena sesungguhnya perbedaan itu adalah nikmat. Dari sinilah kepala madrasah selalu mengatakan kepada warga madrasah bahwa sekalipun berbeda namun semua tetap saudara. Berbeda halnya dengan SMPN 1 Labuapi, yang mendasari warganya untuk menjunjung tinggi nilai toleransi adalah semboyan negara tercinta yakni Bhinneka Tunggal Ika (berbeda-beda namun tetap satu jua). Dari semboyan ini nilai toleransi itu muncul dan dijadikan dasar dalam menanamkan nila toleransi di SMPN 1 Labuuapi. Nilai toleransi yang tinggi sangat begitu terrlihat dalam pergaulan sehari-hari di sekolah ini karena warga sekolahnya tidak hanya beragama Islam namun ada juga yang non Islam. Antara guru yang nonmuslim dan muslim memiliki sikap toleransi yang tinggi, hal ini terlihat ketika kegiatan keagamaaan berlangsung seperti Imtaq, guru muslim mengikuti kegiatan Imtaq di Mushollah sementara guru nonmuslim mengisi waktunya dengan membersihkan ruang guru, menyiram halaman dan kegiatan apa saja yang bermanfaat. Hal ini menunjukkan sikap menghargai walaupun berbeda agama. Terakhir, nilai peduli lingkungan atau kebersihan. MTsN 3 Mataram dalam menanamkan nilai kebersihan kepada warga madrasahnya disandarkan pada kaliamat An-nazhafatu minal iimaan yang artinya kebersihan adalah sebagian dari iman. Dari kalimat ini dihrapakan kepada warga madrasah untuk selalu menjaga lingkungan sekolah. Sedangkan di SMPN 1 Labuapi yang mendasari warganya untuk selalu peduli terhadap lingkungan yakni tentang nilai kehidupan itu sendiri yang mengatakan Lingkungan Bersih, Penyakit Tak Ada lagi. Yang dimaksud penyakit disini tidak hanya sekedar penyakit secara lahiriah saja namun berarti juga sifat malas.

115


Jadi, dapat peneliti simpulkan bahwa antara sekolah agama dan sekolah umum memiliki dasar atau alasan yang berbeda dalam menanamkan nilai karakter di sekolah masing-masing. MTsN 3 Mataram selaku sekolah agama menanamkan nilai karakter kepada peserta didiknya terkait nilai disiplin, toleransi dan peduli lingkungan didasarkan pada nilai keagamaan sebagaimana ciri khas dari pada madrasah itu sendiri. Sedangkan di SMPN 1 Labuapi selaku sekolah umum dalam menanamkan nilai karakter pada peserta didiknya didasarkan pada nilai kebangsaan atau nilai keIndonesiaan. Dari paparan di atas dapat dikatakan kedua sekolah tersebut dalam mengimplemetasikan pendidikan karakter sesuai dengan atau menunjukkan corak budaya dari sekolahnya masing-masing. Namun terlepas dari perbedaan tersebut kedua sekolah ini samasama menunjukkan keberhasilan dalam implementasi pendidikan karakter. Catatan Akhir Berdasarkan penelitian mengenai implementasi pendidikan karakter di MTsN 3 Mataram dan SMPN 1 Labuapi, dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu: Implementasi Pendidikan Karakter di MTsN 3 Mataram dilakukan secara terpadu melalui tiga jalur, yakni melalui pembelajaran, manajemen sekolah dan kegiatan ekstrakulikuler. Dari ketiga jalur tersebut selalu memuat nilai-nilai karakter yang akan ditanamkan pada peserta didik, dan selama ini implemtasi pendidikan karakter di MTsN Mataram sudah berlangsung dengan baik, hal ini ditunjukkan dengan bagaimana sikap warga madrasah yang disiplin, toleransi dan peduli terhadap lingkungan. Implementasi pendidikan karakter di SMPN 1 Labuapi sudah dilaksanakan sejak Tahun 2011/2012, SMPN 1 Labuapi sudah melaksanakan pendidikan karakter dengan baik, hal ini ditunjukkan dengan adanya penerapan nilai-nilai karakter yang dilaksanakan secara kontinyu dan konsisten kepada peserta didik.

116


Dalam menanamkan nilai-nilai karakter yakni disiplin, toleransi dan peduli lingkungan antara MTsN 3 Mataram dan SMPN 1 Labuapi memiliki dasar atau alasan berbeda. MTsN 3 Mataram selaku sekolah agama lebih condong menanamkan nilai karakter kepada peserta didiknya dengan alasan nilai keagamaan itu sendiri. Sedangkan SMPN 1 Labuapi selaku sekolah umum, dalam menanamkan nilai karakter kepada peserta didiknya dilandaskan pada falsafah kebangsaan itu sendiri. Atau dapat dikatakan dalam implementasi pendidikan karakter antara sekolah umum dan sekolah agama, masing-masing sekolah akan menunjukkan atau memperlihatkan corak budaya dari sekolahnya sendiri. Daftar Pustaka Darma Kusuma. Pendidikan Berkarakter (Kajian Teori dan Praktik di Sekolah). Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011. Departemen pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ed. 2. Jakarta: Balai Pustaka, 1997. Hasbullah. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan: Edisi Revisi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006. Jamal Ma’mur Asmani. Pendidikan Karakter di Sekolah. Yogyakarta: Diva Press, 2011. Junaidi, Implementasi Pendidikan Karakter Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Kelas VII di SMPN 4 Masbagik Lombok Timur (Skripsi), IAIN Mataram: 2012. Kemendiknas. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Jakarta: Puskur, 2009. Lexy J Moleong. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002. Margono. Metodelogi Penelitian Pendidikan. Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2002. Masnur Muslich. Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional. Jakarta: Bumi aksara, 2011. Muchlas Samani dan Hariyanto. Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011. 117


Mulyasa. Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta :Bumi Aksara, 2012. Nasution. Metode research. Jakarta: Bumi Aksara, 2001. Ni’mah Khalid. Urgensi Pendidikan Agama Islam Dalam Pembinaan Akhlak Siswa di SMPN 15 Mataram (Skripsi), IAIN Mataram : 2009. Pauzan, Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Menanamkan Akhlak Siswa Kelas VII SMPN 7 Mataram (Skripsi), (IAIN Mataram: 2010) Sugiyono, metode Penelitian Pendidikan ( Pendekatan Kuantatitif, Kualitatif, dan R & D ), Bandung : Alpabeta, 2010. Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002. Zainal Aqib, Sujak. Panduan dan Aplikasi Pendidikan Karakter. Bandung : Yrama Widya, 2011.

118

2015. Fitriatunnisa

Recommend Documents