TINJAUAN STANDARISASI LABORATORIUM IPA BIOLOGI DI SMA NEGERI SE-KABUPATEN SOLOK SELATAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh Rahayu Septinurmita, Sudirman, Liza Yulia Sari Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat e-mail :
[email protected]
ABSTRACT Learning biology is asset of knowledge known as the result of research and expert thought and basic skills as well that reflect to the process to accomplish its result. In this case, a medium is needed to expand the basis skills that reflects the process of scientific activity, for instance the availability of laboratory. While doing the scientific activity, a medium used should be standardized in order to accomplish the goal. The government has create the rules of using the medium and infrastructure in education that is stated in Educational Prime Minister Rule No. 24, june 28, 2007 that was started from the wide of the minimum area, the buildings, and the completeness of the medium and infrastructure of the school, the laboratory included. The good laboratory should provide various facilities and also skillful technician is really needed, in order to make the lab work easier. This research is kind of descriptive research. It is carried out in all of biology laboratory in Senior High School at South Solok in West Sumatra in the even semester on 2013/2014. The population of the research is all of Senior High School at South Solok, that is 8 schools on 2013/2014. The sample is 6 schools, they are taken by using Purposive Sampling technique. The technique of data analysis used in this research is descriptive analysis. Based on the descriptive data analysis, the questionnaire result show that the standardization of biology laboratory in there schools is about 79,9 % and based on the observation result gained is 70,7 % with a range of both result are good criterion. This result is obtained from the precentage average of questionnaire filling and observation sheet that is distributed to 6 respondents in 6 schools in South Solok on academic year 2013/2014. keyword : standardization, laboratory PENDAHULUAN Sesuai dengan karakteristiknya, bahwa IPA merupakan kumpulan pengetahuan sebagai hasil penelitian dan pemikiran para ahli dan keterampilan-keterampilan dasar yang mencerminkan proses untuk mencapai hasil tersebut. Dalam hal ini, diperlukanlah sarana yang dapat mengembangkan keterampilan dasar yang mencerminkan proses dalam kegiatan ilmiah salah satunya dengan adanya laboratorium. Keberadaan laboratorium, khususnya dalam pembelajaran biologi sangatlah penting karena dengan adanya laboratorium memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk menemukan teori dan membuktikan teori yang diperoleh di
kelas secara langsung sehingga teori yang diterima sesuai dengan kenyataan di lapangan yang dilakukan sendiri oleh peserta didik. Sejalan dengan hal ini pemerintah telah mengatur standar sarana dan prasarana pendidikan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 tanggal 28 Juni Tahun 2007 dimulai dari luas minimum lahan, bangunan gedung, serta kelengkapan sarana dan prasarana sekolah termasuk laboratorium biologi. Laboratorium yang baik harus dilengkapi dengan berbagai fasilitas serta teknisi labor yang berkompeten untuk memudahkan pemakaian dan pelaksanaan laboratorium dalam melakukan aktivitasnya. Fasilitas tersebut berupa fasilitas umum dan fasilitas khusus. Fasilitas
umum merupakan fasilitas yang dapat digunakan oleh semua pemakai laboratorium, contohnya: penerangan, ventilasi, air, bak cuci, aliran listrik dan gas. Fasilitas khusus berupa peralatan lainnya seperti, meja peserta didik, meja guru, kursi, papan tulis, lemari/rak alat, lemari bahan, ruang timbang, lemari asam, perlengkapan P3K, pemadam kebakaran, simbol-simbol bahan kimia serta tanda-tanda peringatan keselamatan kerja (Wirjosoemarto (2004:44). Namun kenyataannya sebagian besar laboratorium IPA di sekolah menengah khususnya mata pelajaran biologi saat ini masih ada yang belum memenuhi standar yang diharapkan. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang penulis lakukan dengan guru dan beberapa orang peserta didik dari sekolah di SMA Negeri di Kabupaten Solok Selatan. Berdasarkan dari hasil observasi dan wawancara awal tersebut bahwa sarana prasarana laboratorium biologi di SMA Negeri Solok Selatan masih belum memadai sehingga pelaksanaan praktikum belum maksimal. Terungkap dari hasil wawancara dan observasi, masih ada ruangan laboratorium yang masih digabung (biologi, fisika, dan kimia), alat-alat praktikum yang tidak terawat, dan sumber air yang masih belum memadai. Selain itu, laboratorium umumnya masih belum memiliki laboran sehingga perawatan dan penyimpanan alat-alat dan bahan praktikum juga tidak maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Standarisasi LaboratoriumIPA Biologi diSMA Negeri Se-Kabupaten Solok Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah tentang Tinjauan Standarisasi Laboratorium IPA di SMP Swasta Se-Kota Padang Tahun Pelajaran 2012/2013 yang dilakukan oleh Yossinta Duri. Hasil dari penelitiannya adalah 73,48 % yang dapat disimpulkan bahwa standarisasi laboratorium SMP Swasta di Kota Padang termasuk kategori baik. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium biologi SMA Negeri Se-Kabupaten Solok Selatan Provinsi Sumatera Barat pada bulan Januari 2014 semester genap Tahun
Pelajaran 2013/2014. Populasi dalam penelitian ini adalah semua kepala laboratorium /penanggungjawab laboratorium yang masih aktif di SMA Negeri Se-Kabupaten Solok Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014. Instrumen penelitian ini adalah angket dan lembaran observasi yang disebarkan kepada kepala laboratorium /penanggungjawab laboratorium. Angket yang dipakai sudah dimodifikasi dari Yossinta duri (2013) dimana menggunakan Skala Guttmann yaitu ada dua kemungkinan jawaban yang harus dipilih oleh informan yaitu “Ya” atau “Tidak”. Lembaran observasi yang dipakai diadopsi dari Permendiknas No. 24 Tahun 2007. Setiap item yang ada disesuaikan dengan yang telah ditetapkan dari Permendiknas No. 24 Tahun 2007 tentang standar sarana dan prasarana laboratorium IPA di SMA khususnya laboratorium biologi. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling yakni pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu. Analisis data akhir angket dan lembaran observasi dengan persentase merujuk pada Purwanto (2010). Sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini. No. Nama Sekolah 1 2 3 4 5 6
SMAN 1 Solok Selatan SMAN 2 Solok Selatan SMAN 3 Solok Selatan SMAN 4 Solok Selatan SMAN 5 Solok Selatan SMAN 6 Solok Selatan
Alamat Rawang – Sungai Pagu Bidar Alam – Sangir Jujuan Lubuk Gadang – Sangir Koto Baru - Sungai Pagu Jl Sungai Pangkua – KPGD Sungai Lambai – Sangir
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil tentang standarisasi laboratorium IPA Biologi di SMA Negeri Se-Kabupaten Solok Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014 yang meliputi, (a) Desain Luas Ruangan, (b) Fasilitas Laboratorium, (c) Peralatan Pendidikan, (d) Bahan/Zat Praktikum, dan (e) Perlengkapan Lainnya.
Deskripsi hasil angket dan observasi Standarisasi Laboratorium IPA di SMA Negeri Se-Kabupaten Solok Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014 dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel. Deskripsi Data Persentase Angket Tinjauan Standarisasi Laboratorium IPA di SMA Negeri Se-Kabupaten Solok Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014
dengan kriteria baik yang akan dipaparkan dibawah ini sebagai berikut. 1. Segi luas ruangan Berdasarkan hasil angket dan observasi yang dilakukan telah disebar luas ruangan laboratorium IPA Biologi di SMA Negeri SeKabupaten Solok Selatan yang memenuhi standar 91,7 % dengan kriteria sangat baik dan 100 % dengan kriteria standar sangat baik. Dari hasil yang diperoleh dapat dilihat No. Indikator Standarisasi bahwa dalam segi luas ruangan sudah memenuhi Variabel Laboratorium IPA standar minimum yang telah ditetapkan oleh Persentase Kriteria Permendiknas No. 24 Tahun 2007. Berdasarkan 1. Luas ruangan 91,7 % Sangat Baik hasil tersebut, untuk luas ruangan semua SMAN 2. Fasilitas 75,9 % Cukup Baik di Kabupaten Solok Selatan sudah sesuai dengan laboratorium yang telah ditetapkan walaupun panjang dan 3. Peralatan 84,1 % Baik lebar laboratorium masing-masing sekolah Pendidikan bervariasi. Namun sudah disesuaikan dan cukup 4. Bahan/zat 88,5 % Sangat Baik memadai dengan kapasitas peserta didik dalam praktikum pelaksanaan praktikum. 5. Perlengkapan 58,3 % Kurang Baik Menurut Permendiknas No. 24 Tahun lain 2007 bahwa rasio minimum ruang laboratorium 396,1 % Jumlah 2 biologi 2,4 m /peserta didik dan idealnya untuk Rata-rata 79,7 % Baik satu rombongan belajar jumlah peserta didik kurang dari 20 orang, luas dengan minimum Tabel. Deskripsi Data Hasil Observasi Masingruang laboratorium 48 m2 termasuk luas ruang Masing Laboratorium IPA Biologi di SMA penyimpanan dan persiapan 18 m2. Ada juga Negeri Se-Kabupaten Solok Selatan Tahun sekolah yang masih menggunakan laboratorium Pelajaran 2013/2014 sebagai ruangan belajar. Hal ini berdampak pada penggunaan Indikator SMAN SMAN SMAN 3 SMAN SMAN 5 SMAN Jumlah Rata- Kriteria laboratorium Variabel 1 2 4 6 % rata % sehingga akan Luas 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 600,0 100,0 Sangat mengganggu ruangan % % % % % % % % baik pelaksanaan Fasilitas 77,8 44,4 88,9 66,7 88,9 77,8 444,5 74,1 Cukup praktikum. laboratorium % % % % % % % % Baik Diharapkan Peralatan 39,3 59,5 57,1 48,8 41,7 54,8 301,2 50,2 Kurang agar dinas Pendidikan % % % % % % % % sekali pendidikan dan Bahan/zat 76,9 92,3 69,9 92,3 92,3 53,8 476,8 79,5 Baik sekolah segera praktikum % % % % % % % % Perlengkapan 40,0 40,0 80,0 40,0 60,0 40,0 300,0 50,0 Kurang membenahi lain % % % % % % % dan % sekali Jumlah % 334,0 336,2 395,2 347,8 382,9 326,4 2155,5 353,8 melengkapi % % % % % % % % fasilitas Rata-rata 66,8 % 67,2 % 79,0 % 69,6 76,6 % 65,3 424,6 70,7 Cukup sekolah agar % % % % % Baik proses Kriteria Cukup Cukup Baik Cukup Baik Cukup Cukup pembelajaran Baik Baik Baik Baik Baik dapat berjalan dengan lancar. Oleh karena itu, seharusnya Dari analisis data deskriptif di atas, manajemen atau koordinasi laboratorium lebih dapat dilihat bahwa standarisasi laboratorium ditingkatkan lagi agar laboratorium lebih bisa IPA di SMA Negeri Se-Kabupaten Solok Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014 dapat dikategorikan
dimanfaatkan secara maksimal dan tujuan yang diharapkan dapat tercapai. 2. Segi fasilitas laboratorium Untuk kelancaran suatu kegiatan praktikum di laboratorium selain ruangan laboratorium juga sangat dipengaruhi oleh kelengkapan dan ketersediaan fasilitasfasilitasnya. Berdasarkan hasil angket dan observasi yang dilakukan fasilitas laboratorium biologi di SMA Negeri Se-Kabupaten Solok Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014 diperoleh 75,9 % dengan kriteria baik dan 74,1 % dengan kriteria cukup baik. Hasil tersebut tidak jauh berbeda walaupun dalam rentangan yang tidak sama. Walaupun demikian, ini menunjukkan bahwa fasilitas laboratorium yang ada masih belum memadai dan belum sesuai dengan yang telah ditetapkan Permendiknas No. 24 Tahun 2007. Hal ini perlu dibenahi lagi untuk lebih baik bagi beberapa sekolah. Menurut Wirjosoemarto (2004: 44), laboratorium yang baik harus dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk memudahkan pemakai laboratorium dalam melakukan aktivitasnya, sehingga diharapkan pihak terkait lebih memperhatikan pengadaan fasilitas laboratorium agar pelaksanaannya bisa sesuai yang diharapkan. Berdasarkan dari hasil angket dan observasi, masih banyak yang harus diperbaiki dan dilengkapi lagi seperti pengadaan meja demonstrasi, meja persiapan, lemari alat dan bahan, ketersediaan air bersih, dan bak cuci. 3. Segi peralatan pendidikan Menurut hasil angket dan observasi yang telah dilakukan, peralatan pendidikan di laboratorium biologi SMA Negeri Se-Kabupaten Solok Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014 yang memenuhi standar sebesar 84,1 % dengan kriteria sangat baik dan 50,2 % dengan kriteria kurang sekali. Perbedaan yang terlihat antara hasil angket dan observasi menjelaskan bahwa menurut hasil angketsemualaboratorium sudah memiliki alat peraga yang lengkap, alat-alat dan bahan praktikum yang memadai. Namun berdasarkan hasil observasi walaupun memiliki alat-alat yang lengkap penyimpanan dan perawatannya belum maksimal sehingga masih terdapat alat-alat yang sudah rusak dan tidak dapat digunakan lagi seperti mikroskop dan perangkat pemeliharaan mikroskop, potometer, dan respirometer.
Menurut Permendiknas No. 24 Tahun 2007, peralatan pendidikan adalah sarana yang secara langsung digunakan untuk pembelajaran, karena digunakan secara langsung dalam pembelajaran maka diharapkan peralatan pendidikan yang ada di laboratorium harus dalam jumlah yang standar sehingga proses praktikum berjalan dengan lancar. Peralatan yang sering digunakan, alat yang boleh diambil sendiri oleh peserta didik, dan alat-alat yang mahal harganya atau alat yang langka sebaiknya disimpan secara terpisah. Alat-alat yang digunakan untuk beberapa jenis percobaan sebaiknya disimpan di tempat penyimpanan khusus, misalnya mikroskop agar kualitas fungsi lensanya dapat terjaga dengan baik. Berkaitan hal tersebut umumnya laboratorium khususnya laboratorium biologi di SMA Negeri se-Kabupaten Solok Selatan belum memiliki teknisi laboratorium maupun laboran. Menurut Tarmizi (2009: 8), laboran adalah orang yang bertugas membantu aktivitas dilaboratorium (indoor ataupun outdoor) dalam melakukan suatu kegiatan pendidikan dan penelitian. Tugas teknisi laboratorium membantu menyiapkan bahan-bahan/alat-alat praktikum, pengecekan secara periodik, pemeliharaan dan penyimpanan alat dan bahan. Sebaiknya dinas pendidikan dan pihak sekolah juga memperhatikan hal tersebut agar pengelolaan laboratorium dapat terlaksana dengan baik sehingga proses praktikum bisa berjalan dengan lancar. 4. Segi bahan/zat praktikum Berdasarkan hasil angket dan observasi yang dilakukan bahan/zat praktikum di laboratorium biologi SMA Negeri Se-Kabupaten Solok Selatan yang memenuhi standar sebesar 88,5 % dengan kriteria sangat baik dan 79,5 % dengan kriteria baik. Meskipun demikian, perbedaan hasil ini dilihat dari ketersediaan kuantitas bahan atau zat yang ada. Walaupun laboratorium memiliki bahan atau zat tersebut namun tidak mencukupi sesuai dengan yang telah ditetapkan dari Permendiknas No. 24 Tahun 2007, hal ini belum bisa dikatakan standar. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari angket dan observasi penulis lakukan pada umumnya sudah memiliki bahan/zat untuk praktikum seperti asam sulfat, asam klorida, acetokarmin, eosin, etanol, glukosa, indikator
universal, iodium, KOH, MnSO4, NaOH, vaselin, dan kertas saring. Menurut Permendiknas No. 24 Tahun 2007, bahan habis pakaiadalah barang yang digunakan dan habis dalam waktu relatif singkat. Jadi jika bahan atau zat tersebut habis sekolah harus membeli atau memesan kembali saat dibutuhkan untuk praktikum. 5. Segi perlengkapan lainnya Menurut Permendiknas No. 24 Tahun 2007, perlengkapan lainadalah alat mesin kantor dan peralatan tambahan yang digunakan untuk mendukung pembelajaran di sekolah. Perlengkapan lainnya seperti soket listrik, alat pemadam kebakaran, peralatan P3K, tempat sampah, jam dinding di laboratorium biologi SMA Negeri Se-Kabupaten Solok Selatan yang memenuhi standar hanya 58,3 % dengan kriteria kurang baik dan 50,0 % dengan kriteria kurang sekali. Namun dari hasil yang diperoleh dari angket dan observasi penulis lakukan pada umumnya sudah memiliki kontak listrik dan sudah dialiri sumber listrik, namun jumlah kontak listrik yang ada belum memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh Permendiknas No. 24 Tahun 2007. Demikian juga dengan peralatan P3K, tempat sampah dan jam dinding. Menurut Permendiknas No. 24 Tahun 2007, yaitu tersedianya soket atau kontak sebanyak 9 buah/lab, 1 soket di tiap meja peserta didik, 2 soket di meja demo, dan 2 soket di ruang persiapan, walaupun kontak listrik dan sudah dialiri listrik tapi belum tersedia untuk tiap meja peserta didik. Menurut hasil angket dan observasi penulis, dari 6 responden sebanyak 5 responden menyatakan laboratorium biologi yang ada belum memiliki alat pemadam kebakaran seperti di SMAN 1 Solok Selatan, SMAN 2 Solok Selatan, SMAN 4 Solok Selatan, SMAN 5 Solok Selatan, dan SMAN 6 Solok Selatan. Padahal hal tersebut sangat penting di laboratorium, karena di laboratorium selalu ada kemungknan jika terjadi kebakaran. Menurut Tarmizi (2009:95), alat-alat dari kaca dan porselen dapat merengat sehingga isinya tumpah. Alkohol, eter, benzene, karbon disulfida, aseton, petroleum eter dan pelarut organik yang mudah menguap dan mudah sekali terbakar, makanya alat pemadam kebakaran harus selalu tersedia.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Tinjauan Standarisasi Laboratorium IPA Biologi di SMA Negeri Se-Kabupaten Solok Selatan pada Tahun Pelajaran 2013/2014 dapat dikatakan baik. Namun demikian masih banyak yang perlu dibenahi lagi agar proses pembelajaran biologi dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan. DAFTAR PUSTAKA Duri, Y. 2013. Tinjauan Standarisasi Laboratorium IPA di SMP Swasta SeKota Padang. Skripsi. Padang: FMIPA STKIP PGRI Sumatera Barat. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Standar Sarana Dan Prasarana Untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA), (Online), diakses pada tanggal 20 Juni 2013. Purwanto, N. 2010.Prinsip - Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Rosda Karya. Tarmizi. 2009. Manajemen Laboratorium. Padang: UNP Press. Wirjosoemarto, K. A, et al., 2004. Teknik Laboratorium (edisi revisi). Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.