38 Badamai Law Journal, Vol. 1, Issues 1, April 2016
HUBUNGAN KAUSALITAS DALAM PENYELESAIAN SENGKETA KEPEMILIKAN SAHAM PT. CTPI: STUDI PUTUSAN KASASI M.A.R.I. NOMOR 862 K/Pdt/2013 Rahmadi1, Noor Hafidah2, Djumadi3 1
Kejaksaan Negeri Marabahan E-Mail :
[email protected] 2 Fakultas Hukum Universitas Lambung Mangkurat E-mail :
[email protected] 3 Fakultas Hukum Universitas Lambung Mangkurat E-mail :
Abstrak : Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis dan memberikan argumentasi hukum mengenai tepat tidaknya putusan Mahkamah Agung dalam membatalkan dan menyatakan tidak sah RUPSLB PT. CTPI 18 Maret 2005. Selain itu, diidentifikasi juga pihak yang harus bertanggung jawab akibat kerugian yang ditimbulkan dari ketidakabsahan RUPSLB tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif dengan tipe penelitian doktrinal (doctrinal research). Pendekatan yang digunakan merupakan gabungan pendekatan perundang-undangan (statute approach) dan pendekatan konseptual (conseptual approach). Penelitian ini bersifat preskriptif dalam rangka legal problem solving terhadap permasalahan sengketa kepemilikan saham PT. CTPI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa RUPSLB 18 Maret 2005 memang tidak sah, dengan pertimbangan: 1) Terdapat pelanggaran prosedur batas waktu pemanggilan RUPS maupun perihal penyerahan undangan, sehingga pengambilan keputusan RUPS tidak dihadiri seluruh pemegang saham yang mewakili saham dengan hak suara sah dan tidak disetujui dengan suara bulat [Pasal 69 ayat (6) UU 1/1995]; 2) RUPS diselenggarakan oleh Direksi PT. CTPI yang telah diberhentikan berdasarkan RUPSLB 17 Maret 2005; 3) Adanya pemblokiran akses SABH secara melawan hukum. Ketidakabsahan RUPSLB tersebut berimplikasi pada status kepemilikan saham PT. BKB di PT. CTPI menjadi tidak sah, termasuk pemindahan sahamnya kepada PT. MNC, Tbk. Pihak yang patut bertanggung jawab atas kerugian Para Penggugat adalah: 1) Direksi PT. BKB, atas dasar tidak hati-hati atau sembrono (carelessly) melaksanakan kewajiban mengurus Perseroan, sehingga tindakan pengurusan itu “melawan hukum” (onwettig, unlawful) yang dikategori sebagai PMH; 2) PT. BKB sendiri yang telah dinyatakan Pengadilan melakukan PMH atau; 3) Direksi PT. CTPI yang menyelenggarakan RUPSLB 18 Maret 2005 maupun Direksi yang menyelenggarakan RUPS pemindahan saham PT. CTPI kepada PT. MNC, Tbk. Kata kunci: Arbitrase, RUPS, Perbuatan Melawan Hukum, Kerugian, dan Tanggung Jawab.
PENDAHULUAN
dituangkan
dalam
bentuk
“Investment
Kisruh perebutan kepemilikan saham
Agreement” tanggal 23 Agustus 2002 antara
PT. CTPI (Televisi Pendidikan Indonesia)
PT. Berkah Karya Bersama (PT. BKB)
yang kini sudah berganti nama menjadi
sebagai investor yang diwakili oleh Hary
MNC TV sudah berlangsung sejak lama.
Tanoesoedibjo berdasarkan kuasa dari Tuan
Diawali dari kesepakatan investasi yang
Jiohan Sebastian selaku Direktur PT. BKB
Rahmadi dkk : Hubungan Kausalitas Dalam Penyelesaian Sengketa.....39
dengan Siti Hardiyanti Rukmana yang
atau dicabut (irrevocable power of attorney)
bertindak atas nama diri sendiri sekaligus
dari para pemegang saham PT. CTPI kepada
mewakili
PT. BKB.4 Isi dari surat kuasa pada
pemegang saham
PT. CTPI
lainnya.1
pokoknya memberikan kuasa kepada PT.
Berdasarkan Investment Agreement,
BKB untuk memanggil dan/atau menghadiri
PT. BKB akan melakukan pembiayaan dan
setiap Rapat Umum Pemegang Saham Luar
restrukturisasi utang-utang PT. CTPI dengan
Biasa (RUPSLB) PT. CTPI dengan agenda:
nilai maksimal US$ 55,000,000.00. Dana itu
1) Persetujuan atas perubahan susunan
digunakan untuk penyertaan modal sejumlah
Direksi dan Dewan Komisaris dari PT.
US$
CTPI;
25,000,000.00.
30,000,000.00
Sisanya
dialokasikan
US$
2) Persetujuan atas perubahan
untuk
anggaran dasar PT. CTPI; 3) Persetujuan
pembiayaan utang (refinancing)/akuisisi.2
atas kenaikan modal dasar, modal yang
Apabila
dikeluarkan dan modal yang ditempatkan
dilaksanakan
tindakan-tindakan
tersebut, PT. BKB diberikan hak atas 75
pada PT. CTPI; 4) Lain-lain.5
persen saham dari total saham PT. CTPI dengan cara penerbitan saham baru/dilusi.3 Sebagai
implementasi
Surat kuasa itulah yang menjadi awal mula terjadinya sengketa. Dengan berbekal
investment
surat kuasa tanggal 3 Juni 2003, PT. BKB
agreement, pada tanggal 3 Juni 2003
memanggil seluruh pemegang saham PT.
diberikanlah kuasa yang tidak dapat ditarik
CTPI untuk menyelenggarakan RUPSLB yang dijadwalkan pada tanggal 18 Maret
1
Vide putusan kasasi Nomor 862 K/Pdt/2013, tanggal 2 Oktober 2013, hlm. 25. 2 Ibid., hlm. 16. 3 Dilusi saham adalah penurunan dalam porsi kepemilikan pemegang saham yang sudah ada sebagai hasil dari penerbitan saham baru. Lihat http://kamusbisnis.com/arti/dilusi. Diakses pada tanggal 25 Februari 2015. Ilustrasi mengenai dilusi saham dapat digambarkan sebagai berikut: anggaplah sebuah bisnis sederhana yang memiliki 10 pemegang saham, setiap orang mempunyai satu lembar saham atau 10 persen perusahaan. Jika setiap investor menerima hak suara (voting) untuk setiap keputusan perusahaan berdasarkan kepemilikan saham, maka masing-masing pemegang saham mempunyai 10 persen control terhadap kebijakan perusahaan. Misalnya, perusahaan tersebut menerbitkan 10 saham baru dan semua saham baru itu dibeli oleh satu investor, maka akan ada 20 total saham beredar, dan investor baru tadi memiliki 50 persen perusahaan, sedangkan masing-masing investor awal kini hanya memiliki 5 persen perusahaan (1 dari 20 saham beredar), karena kepemilikan mereka telah terdilusi oleh saham baru. Lihat http://www.ipotnews.com/article/bahaya_dilusi_saha m. Diakses pada tanggal 25 Februari 2015.
2005. Undangan RUPSLB tidak ditujukan kepada
para
pemegang
saham
secara
langsung, melainkan dialamatkan kepada PT.
BKB
yang
dalam
undangan
dicantumkan sebagai penerima kuasa para pemegang saham.6 Hanya satu pemegang saham yang menerima undangan secara langsung, yakni Nyonya Niken Vijayanti.7 Menurut pihak mbak Tutut, kalaupun pernah ada surat kuasa tertanggal 3 Juni 2003, akan 4
Putusan kasasi Nomor 862. Loc.Cit. Ibid., hlm. 44—45. 6 Ibid., hlm. 7. 7 Surat undangan RUPSLB dari PT. CTPI kepada pemegang saham dengan Nomor surat: 025 – 030/CTPI/CEO/III/05, tertanggal 10 Maret 2005. 5
40 Badamai Law Journal, Vol. 1, Issues 1, April 2016
tetapi melalui surat tanggal 16 Maret 2005,
RUPSLB 18 Maret 2005 versi PT. BKB bisa
para pemegang saham menegaskan dan telah
diproses melalui SABH.10
menarik
kembali/mencabut
kuasa
RUPSLB 18 Maret 2005 yang
(power of attorney) tertanggal 3 Juni 2003
diselenggarakan PT. BKB memutuskan dua
terhitung sejak tanggal surat.
surat
8
hal:
Meskipun demikian, RUPSLB tetap
Persetujuan
tentang
cara
penyelesaian
dilaksanakan pada tanggal 18 Maret 2005,
transaksi antara Penggugat I secara pribadi
yang diselenggarakan oleh mantan Direksi
(yang dalam RUPSLB tersebut diwakili oleh
yang
berdasarkan
Tergugat I) dengan Tergugat I itu sendiri.
RUPSLB 17 Maret 2005 terhitung sejak
Keputusan tersebut kemudian dituangkan
telah
diberhentikan 9
tanggal diputuskan. Perlu diketahui, sehari
dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat
sebelum diselenggarakannya RUPSLB 18
Nomor 16 tanggal 18 Maret 2005 yang
Maret 2005, mbak Tutut bersama seluruh
dibuat
pemegang saham lainnya telah mengadakan
Wiweko, S.H., M.H. (Turut Tergugat IV).
RUPSLB tertanggal 17 Maret 2005 dengan
Persetujuan
suara sah 411,7 juta suara. Hasil RUPSLB
Tergugat I (yang telah sah diubah menurut
itu merombak jajaran Direksi dan Dewan
hukum dengan keputusan RUPSLB 17
Komisaris PT.
Maret 2005). Keputusan tersebut kemudian
CTPI.
Data
perubahan
di
hadapan
Notaris
perubahan
pengurus
dituangkan
Menteri Hukum dan HAM melalui Sistem
Keputusan Rapat Nomor 17 tanggal 18
Administrasi Badan Hukum (Sisminbakum
Maret 2005 yang dibuat oleh Bambang
atau sekarang populer disingkat SABH)
Wiweko, S.H., M.H. (Turut Tergugat IV),
pada hari itu juga, akan tetapi fasilitas
Notaris di Jakarta.
adanya
pemblokiran
yang
disengaja
Akta
Turut
anggaran dasar itu, kemudian dilaporkan ke
SABH tidak dapat diakses, karena disinyalir
dalam
Bambang
RUPSLB tersebut kepemilikan
saham
mbak
Pernyataan
mengakibatkan Tutut
yang
dilakukan oleh pihak Hary Tanoesoedibjo,
tadinya 100 persen terdilusi hingga tinggal
sehingga
sebagaimana
25 persen. Tindakan PT. BKB yang
RUPSLB 17 Maret 2005 tidak dapat
menggelar RUPSLB tersebut dipandang
dimasukan. Sebaliknya, anggaran dasar hasil
sebagai
anggaran
dasar
Perbuatan
Melawan
Hukum,
sehingga mbak Tutut bersama PT. Tridan Satriaputra Indonesia, PT. Citra Lamtoro
10
8 9
Putusan kasasi Nomor 862. Loc.Cit. Ibid.
Upaya Cendana Merebut Kembai TPI. http://hukumonline.com/berita/baca. Diakses pada tanggal 25 Februari 2015.
Rahmadi dkk : Hubungan Kausalitas Dalam Penyelesaian Sengketa.....41
Persada, dan Yayasan Purna Bakti Pertiwi
perikatan yang timbul dan juga segala akibat
selaku
hukum dari Keputusan RUPSLB tanggal 18
pemegang
(selanjutnya
saham
disebut
Para
PT.
CTPI
Penggugat)
Maret
2005
dan
Keputusan
RUPSLB
melayangkan gugatan terhadap PT. BKB
seterusnya yang diselenggarakan oleh PT.
(Tergugat I), PT Sarana Rekatama Dinamika
BKB.
(Tergugat II), dan Turut Tergugat lainnya
Dengan dinyatakan tidak sah dan
yang salah satunya adalah PT. CTPI sendiri
tidak mengikat segala akibat hukum dari
(selanjutnya disebut Para Tergugat) kepada
RUPSLB versi PT. BKB, maka terdapat
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dengan
hubungan kausalitas:
registrasi perkara Nomor 10/Pdt.G/2010/PN
Dengan sendirinya PT. BKB bukan pemilik
Jkt.Pst.
sah atas saham PT. CTPI;
Perkara
tersebut
dikabulkan
sebagian oleh majelis hakim, namun pihak
Karena
Hary Tanoesoedibjo (PT. BKB) mengajukan
Perbuatan Melawan Hukum, maka sesuai
upaya banding dengan registrasi perkara
Pasal
Nomor 629/PDT/2011/PT DKI. Hasilnya,
terhadap orang yang menimbulkan kerugian
Pengadilan Tinggi membatalkan putusan
itu karena kesalahannya untuk mengganti
Pengadilan
kerugian.
Negeri.
Selanjutnya,
Para
dinyatakan
1365
telah
KUH Perdata,
melakukan
diwajibkan
Penggugat mengajukan upaya hukum kasasi.
Mengacu Pasal 1365 KUH Perdata,
Mahkamah Agung melalui putusan
mestinya Tergugat I (PT. BKB) harus
Nomor
862
K/Pdt/2013
mengabulkan
mengganti rugi. Kenyataannya, Mahkamah
tuntutan Para Penggugat, kecuali tuntutan
Agung tidak mengabulkan tuntutan ganti
ganti rugi karena tidak disertai perincian
rugi tersebut. Untuk itulah penulis tertarik
jelas dan tidak didukung bukti yang cukup,
mengangkat
sehingga tuntutan ganti rugi dinyatakan
mengkajinya lebih lanjut guna melakukan
tidak dapat diterima.11 Amar penting dari
“penemuan hukum” dan menguji putusan
putusan tersebut antara lain:
hakim dari perspektif akademikus.
permasalahan
ini
dan
Menyatakan Para Tergugat telah melakukan Perbuatan Melawan Hukum;
PEMBAHASAN
Menyatakan sah dan sesuai dengan hukum
Penerapan Hukum Putusan Mahkamah Agung dalam Menyatakan Tidak Sah RUPSLB PT. CTPI yang di Selenggarakan oleh PT. BKB Tuntutan hak berupa perkara
keputusan RUPS PT. CTPI tanggal 17 Maret 2005; Membatalkan dan menyatakan tidak sah dan tidak berkekuatan hukum atas berikut segala
contentieus
maupun
voluntair
pada
dasarnya adalah wewenang Pengadilan 11
Ibid., hlm. 94.
Negeri,
kecuali
ada
undang-undang
42 Badamai Law Journal, Vol. 1, Issues 1, April 2016
menentukan lain. Wewenang ini disebut
voluntair
wewenang kompetensi absolut Pengadilan
hukum eksekutorial.
Negeri.12
mengandung
kekuatan
Terdapat ketentuan undang-undang
M. Yahya Harahap memberikan ciriciri
tidak
perkara
yang
disebut
yang menutup keran penyelesaian sengketa
berbentuk
perdata ke Pengadilan, khususnya terhadap
kontentiosa: berupa sengketa atau perkara
para pihak yang telah sepakat dan terikat
yang bersifat partai (party);
perjanjian arbitrase sebagaimana ditentukan
ada pihak Penggugat dan pihak Tergugat;
UU 30/1999 tentang Arbitrase dan Alternatif
serta
Penyelesaian Sengketa. Perjanjian arbitrase
proses pemeriksaannya berlangsung secara
erat
kontradiktor (contradictoir), yakni pihak
Pengadilan.
Penggugat dan Tergugat mempunyai hak
Sudikno Mertokusumo menjelaskan masalah
untuk sanggah menyanggah berdasarkan
pengaplikasian kompetensi Pengadilan:15
13
kaitannya
asas audi alteram partem. Adapun perkara voluntair
kompetensi
Sehubungan
dengan
itu,
Kalau suatu perkara diajukan kepada yang berbentuk
perkara
hakim yang secara absolut tidak wenang
berbentuk
memeriksa perkara tersebut hakim harus
“permohonan” yang mengandung pengertian
menyatakan dirinya tidak wenang secara ex
dan syarat sebagai berikut:14
officio untuk memeriksanya, dan tidak
pemohon
adalah
dengan
ke
tergantung pada ada atau tidaknya eksepsi
ditetapkan
dari Tergugat tentang ketidakwenangnya itu.
mempunyai kedudukan tertentu terhadap
Setiap saat selama persidangan berlangsung
keadaan tertentu;
dapat diajukan tangkisan bahwa hakim tidak
tidak mengandung sengketa dengan pihak
wenang memeriksa perkara tersebut (pasal
lain, oleh karena itu tidak ada pihak yang
132 Rv, 134 HIR, 160 Rbg).
Pengadilan,
mengajukan agar
permintaan
pemohon
digugat dan pemeriksaannya berbentuk ex
Menurut
Pasal
3
UU
30/1999
parte;
“Pengadilan Negeri tidak berwenang untuk
putusan voluntair bersifat deklarator hanya
mengadili sengketa para pihak yang telah
mempunyai kekuatan hukum mengikat pada
terikat
diri pemohon sendiri. Itu sebabnya perkara
Ketentuan ini dijabarkan lebih lanjut melalui
dalam
perjanjian
arbitrase”.
Pasal 11 UU 30/1999 yang pada pokoknya 12
Sudikno Mertokusumo. 2002. Hukum Acara Perdata Indonesia. Edisi VI. Cet.I. Yogyakarta: Liberty, hlm. 77—78. 13 M. Yahya Harahap. 2005. Ruang Lingkup Permasalahan Eksekusi Bidang Perdata. Edisi II. Cet. I. Jakarta: Sinar Grafika, hlm. 14. 14 Ibid., hlm. 15.
menyatakan
para
pihak
tidak
berhak
mengajukan sengketa ke Pengadilan apabila telah
terikat 15
perjanjian
arbitrase
dan
Sudikno Mertokusumo. Hukum Acara Perdata Indonesia. Op.Cit., hlm. 80.
Rahmadi dkk : Hubungan Kausalitas Dalam Penyelesaian Sengketa.....43
Pengadilan Negeri wajib menolak perkara
penanaman
tersebut,
kekayaan intelektual.
kecuali
undang-undang
ini
modal;
industri;
dan
hak
menetapkan lain. Ketentuan Pasal 3 UU
Untuk memahami definisi sengketa
30/1999 diberikan batasannya sekaligus
perdagangan, tidak salahnya penulis kutip
diberikan
tulisan
pula
pengecualiannya
H.M.N.
Purwosudjipto
yang
sebagaimana dimuat dalam Pasal 5 UU
mengatakan hukum dagang itu terletak
30/1999 demi menjamin adanya kepastian
dalam
hukum, akan tetapi Pasal 5 ini tidak memuat
khususnya
penjelasan autentik mengenai apa yang
perusahaan. Perikatan itu bersumber dari
dimaksud dengan: (1) sengketa dibidang
perjanjian dan dari undang-undang.16
perdagangan; dan (2) hak yang menurut
yang bersumber dari perjanjian misalnya:
hukum dan peraturan perundang-undangan
pengangkutan,
dikuasai
perusahaan, makelar, komisioner, wesel, cek
sepenuhnya
oleh
pihak
yang
lapangan
hukum
yang timbul
dari
asuransi,
perikatan, lapangan
jual-beli
bersengketa. Begitu pula pengecualiannya
dan lain-lain;
yang terdapat pada ayat (2) mengenai
yang
sengketa yang tidak dapat diselesaikan
misalnya: tubrukan kapal, dan lain-lain.
bersumber
melalui arbitrase, khususnya pengertian
dari
undang-undang
Dengan demikian, hemat penulis
tentang “sengketa yang tidak dapat diadakan
yang
perdamaian”. Ketidakjelasan pengertian dan
perdagangan adalah sengketa yang muncul
konsep yang terkandung didalam Pasal 5 ini
sebagai akibat adanya pelanggaran terhadap
sangat berpotensi menimbulkan multi tafsir.
perjanjian maupun terhadap undang-undang
Pasal 5 ayat (1) UU 30/1999 memang
tidak
memberikan
penjelasan
tentang pengertian “perdagangan”, namun
dimaksud
dengan
sengketa
yang berkenaan dengan kegiatan ekonomi, khususnya jual-beli dalam rangka mencari keuntungan.
masih beruntung pembentuk undang-undang
Sementara itu, pengertian “hak yang
tidak melupakan untuk memberikan batasan
menurut hukum dikuasai sepenuhnya oleh
atau ruang lingkup “hukum perdagangan”.
pihak”, dapat diartikan sebagai hak yang
Sayangnya pembatasannya tidak dimuat
penguasaan sepenuhnya ditentukan oleh
pada
undang-undang,
pihak itu sendiri tanpa ada ketergantungan
melainkan didalam penjelasan Pasal 66
dengan pihak ketiga ataupun dibawah
huruf (b) UU 30/1999, yang menjelaskan
kekuasaan publik. Hak-hak semacam ini
"ruang lingkup hukum perdagangan" adalah
seperti hak kebendaan dan hak-hak yang
batang
tubuh
kegiatan-kegiatan antara lain di bidang: 16
perniagaan;
perbankan;
keuangan;
H.M.N. Purwosutjipto. 1988. Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia I. Cet. VII. Jakarta: Djambatan, hlm. 5.
44 Badamai Law Journal, Vol. 1, Issues 1, April 2016
berasal dari perikatan yang bersumber pada
dapat dikuasai oleh para pihak saja [Rv
perjanjian. Mengenai “sengketa yang tidak
pasal 615 (ayat) 1].18
dapat diadakan perdamaian” adalah setiap
Dalam
Pasal
13.2.
sengketa yang muatan materinya tidak
Agreement
memenuhi ketentuan Pasal 1851 KUH
sengketa yang timbul antara para pihak,
Perdata. Syarat perjanjian perdamaian ini
akan diselesaikan melalui musyawarah.
menurut Pasal 1852 KUH Perdata dilakukan
Kemudian menurut Pasal 13.3. apabila
dengan
mempunyai
sengketa tidak dapat diselesaikan secara
kekuasaan untuk melepaskan haknya atas
musyawarah, harus diselesaikan melalui
hal-hal yang termaktub didalam perdamaian
arbitrase sesuai dengan ketentuan BANI. Di
itu. Dengan demikian, segala sengketa yang
Pasal 13.4. ditegaskan yang dimaksud
tidak termasuk bidang itu tidak dapat
klausula arbitase adalah sesuai pengertian
diselesaikan melalui arbitrase.
UU 30/1999 dan tidak dapat dicabut serta
cara
seseorang
Berpedoman
Pasal
5
ayat
(1)
dinyatakan
Investment
bahwa
segala
mengikat para pihak.
dihubungkan dengan penjelasan Pasal 66
Menurut penulis, masalah penerapan
huruf b UU 30/1999, kemudian ditarik
hukum
kembali ketentuan Pasal 5 ayat (2) UU
berhubungan erat dengan penafsiran tanpa
30/1999, maka menurut Rachmadi Usman
menutup ruang adanya kemungkinan norma
apabila ketentuan tersebut ditafsirkan secara
yang kabur (vage normen). Dalam hal ini
argumentum a contrario berarti objek
peranan penafsiran terhadap bahasa yang
sengketa
kewenangan
terkandung didalam rumusan pasal-pasal
lembaga arbitrase adalah sengketa di bidang
investment agreement maupun bahasa yang
perdagangan
menurut
terangkai dalam rumusan pasal Perbuatan
dapat
Melawan Hukum eks Pasal 1365 KUH
diadakan perdamaian.17 Pasal 5 UU 30/1999
Perdata perlu dielaborasi, karena seperti
ini senafas dengan ketentuan Reglement of
pernyataan Bruggink “kegiatan mempelajari
Rechtvordering (Rv) yang menyatakan tidak
hukum itu memang lebih banyak merupakan
semua
usaha untuk menguasai bahasa hukum.
peraturan
yang
menjadi
dan
hak
yang
perundang-undangan
perselisihan
penyelesaiannya
dapat
kepada
diserahkan
seorang
wasit.
Hanya hak-hak subjektif yang sepenuhnya
Rachmadi Usman. 2002. Hukum Arbitrase Nasional. Jakarta: Grasindo, hlm. 22.
sengketa
PT.
CTPI
Didalam bahasa hukum itulah bermukimnya cara
berpikir yuridik”.19
18
17
dalam
Mengelaborasi
I.G. Rai Widjaya. 2004. Merancang Suatu Kontrak (Contract Drafting). Edisi Revisi. Cet. III. Bekasi: Kesaint Blanc, hlm. 123. 19 J.J.H. Bruggink, 1999. Refleksi Tentang Hukum, diterjemahkan oleh Arief Shidarta. Cet. II. Bandung: Citra Aditya Bakti, hlm. 1.
Rahmadi dkk : Hubungan Kausalitas Dalam Penyelesaian Sengketa.....45
bahasa yang penulis maksud tidak sekedar
karena
mengetahui arti tiap kata dalam rumusannya.
diajukan ke Pengadilan tidak termasuk
Kata-kata yang terjalin dalam rangkaian
dalam lingkup Pasal 5 UU 30/1999.
kalimat itu harus dicari hubungannya satu
Perjanjian
sama lain melalui suatu penalaran agar
mengikat para pihak jika nanti muncul lagi
pokok pikiran yang terkandung didalamnya
sengketa yang berhubungan dengan materi
dapat dipahami dengan baik.
Pasal 5 UU 30/1999.
Sengketa Penggugat
yang
adalah
diajukan
sengketa
substansi
materi
arbitrase
tetap
perkara
yang
berlaku
dan
Para
Didalam persidangan Para Tergugat
Perbuatan
menyatakan surat kuasa dan RUPSLB 18
Melawan Hukum. Sifat Perbuatan Melawan
Maret
2005
merupakan
Hukum itu sendiri eks Pasal 1365 KUH
pelaksanaan/perjanjian
turunan/accessoir
Perdata
dari
adalah
pelanggaran
terhadap
investment
agreement
sebagai
ketentuan undang-undang, ketertiban umum,
perjanjian pokok dan merupakan satu
kepatutan,
bukan
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dari
perjanjian.
investment agreement, sehingga surat kuasa
pelanggaran
dan/atau terhadap
Penyelenggaraan
kesusilaan, isi
RUPSLB
hak
ini tidak bisa dicabut atau ditarik kembali
pemegang saham, hak mana sifatnya bukan
(irrevocable).20 Secara umum pengertian
kebendaan, melainkan hak berupa privilege
kuasa termaktub didalam Pasal 1792 KUH
dan berupa kewenangan untuk bertindak
Perdata. Sifat perjanjian kuasa ini adalah
dalam rangka menentukan arah kebijakan
konsensual dalam arti:21
perusahaan.
bersifat partai yang terdiri dari pemberi dan
Penyelesaian
adalah
terhadap
pelanggaran berupa Perbuatan Melawan
penerima kuasa;
Hukum in casu pelanggaran mengenai
dituangkan dalam perjanjian pemberian
mekanisme dan prosedur penyelenggaraan
kuasa,
RUPSLB tidak dapat diselesaikan secara
persetujuan diantara mereka (kedua belah
perdamaian, karena sifat pelanggarannya
pihak);
tidak berhubungan dengan objek barang
Oleh karena itu, pemberian kuasa harus
yang dapat diserahkan, dijanjikan atau
dilakukan berdasarkan pernyataan kehendak
ditahan guna mengakhiri suatu perkara yang
yang tegas dari kedua belah pihak.
berkekuatan
mengikat
sebagai
sedang bergantung atau pun mencegah
Menurut Pasal 1973 KUH Perdata,
timbulnya suatu perkara seperti dimaksud
pemberian kuasa dapat dilakukan secara
Pasal 1851 KUH Perdata. Dengan demikian,
diam-diam dengan formalitas bebas dan
tindakan
Para
Penggugat
bukanlah 20
wanprestasi terhadap perjanjian arbitrase,
Putusan Kasasi No. 862. Op.Cit., hlm. 17. M. Yahya Harahap. 2008. Hukum Acara Perdata. Cet. VIII. Jakarta: Sinar Grafika, hlm. 3. 21
46 Badamai Law Journal, Vol. 1, Issues 1, April 2016
mengikat
sah
(bersifat
pada
detik
konsensual).
menerbitkan
kesepakatan
Pemberian
perwakilan,
yaitu
kuasa adanya
tersebut. Konteks yang terakhir ini oleh KUH
melakukan
suatu
perbuatan
hukum.
dinyatakan
sebagai
penerimaan kuasa secara diam-diam.
seseorang yang mewakili orang lain untuk 22
Perdata,
Adakalanya mengandung
isi
kalimat
ambiguitas
memuat
pemberian kuasa yang tiada lain merupakan
Mertokusumo mensinyalir “baik undang-
bentuk khusus dari perjanjian yang diatur
undang
dalam
Perdata.
penafsiran atau penjelasan karena seringkali
Dikarenakan bagian dari perjanjian, maka
tidak jelas atau tidak lengkap”.24 Penafsiran
pemberian kuasa juga terikat dengan asas-
dilakukan guna memperjelas ada tidaknya
asas yang terkandung didalam pembentukan
pelanggaran oleh salah satu pihak yang
perjanjian.
muaranya untuk menerapkan hukumnya
1233
KUH
atau
yang
dubius.
atau
Adanya kesepakatan ini menunjukkan sifat
Pasal
frasa
perjanjian
perjanjian
Sudikno
memerlukan
Mengacu ketentuan Pasal 1793 KUH
secara tepat. Penerapan hukum dimaksud
Perdata, Gunawan Widjaya menyimpulkan
disini adalah penerapan undang-undang,
pasal tersebut sebagai berikut: 23
sebab pelanggaran terhadap isi perjanjian
(1) Lastgeving
atau
pemberian
kuasa
maupun
pelanggaran
dalam
bentuk
adalah suatu perjanjian konsensuil, yang
Perbuatan Melawan Hukum, keduanya tidak
tidak terikat dengan suatu bentuk formil
akan terlepas dari undang-undang yang
tertentu;
umumnya diatur dalam KUH Perdata.
(2) Suatu pemberian kuasa baru berlaku
Hanya
dan
ada
perjanjian, KUH Perdata bersifat hukum
penerimaan oleh penerima kuasa atas suatu
pelengkap (bersifat mengatur) yang baru
kuasa yang ditawarkan oleh pemberi kuasa;
diterapkan jika isi perjanjiannya kurang
(3) Penerimaan kuasa dapat terjadi dengan
lengkap atau terdapat penyimpangan asas
suatu bukti penerimaan yang secara tegas
hukum didalam perjanjian tersebut. Menurut
menyatakan kehendaknya untuk menerima
Herlien
kuasa tersebut dan melaksanakan kuasa
mengatur diberlakukan dalam arti negatif
yang diberikan; maupun secara langsung
(bergantung
melaksanakan
sedangkan
mengikat
manakala
kuasa
yang
telah
ditawarkan
saja,
khusus
Budiono,
pelanggaran
peraturan
keinginan peraturan
para
bersifat
isi
bersifat
pihak), memaksa
diberlakukan dalam arti positif yang tidak 22
I.G. Rai Widjaya. Merancang Suatu Kontrak (Contract Drafting). Op.Cit., hlm. 86. 23 Gunawan Widjaja. 2004. Aspek Hukum Dalam Bisnis: Pemilikan, Pengurusan, Perwakilan, dan Pemberian Kuasa (dalam Sudut Pandang KUH Perdata). Jakarta: Kencana, hlm. 174—175.
bergantung dari keinginan para pihak, 24
Sudikno Mertokusumo. Bab-Bab Tentang Penemuan Hukum. Bandung: Citra Aditya Bakti, hlm. 14.
Rahmadi dkk : Hubungan Kausalitas Dalam Penyelesaian Sengketa.....47
melainkan memang sudah ditentukan dalam
ia menerima, sejak saat itulah terjadi
undang-undang dan sifatnya mengharuskan
kesepakatan dan penerima kuasa menjadi
ataupun menggariskan suatu larangan.25
terikat
untuk
melaksanakan/memenuhi
segala
urusan
yang
Berkaitkan dengan pemberian kuasa untuk menghadiri dan memberikan suara
termuat
dalam
pemberian kuasa tersebut.
dalam RUPS, menurut Pasal 85 ayat (5) UU
Pasal 1816 KUH Perdata juga ada
40/2007, pemberian kuasa oleh pemegang
menyinggung tentang pencabutan kuasa,
saham
meskipun
berakhir
jika
pemberi
kuasa
tidak
secara
tegas.
Isinya
melaksanakan sendiri isi kuasa tersebut
berbicara tentang pengangkatan kuasa baru
sebelum penerima kuasa melaksanakannya.
untuk urusan sama yang menyebabkan
Dengan kata lain, pemberian kuasa itu telah
kuasa pertama ditarik secara otomatis. Pasal
gugur dan tidak berlaku lagi. Ketentuan ini
tersebut dapat di interpretasikan secara
tidak
dikarenakan
ekstensif. Jika maknanya diperluas, maka
rumusannya bersifat memaksa (dwingend
tertariknya kuasa pertama secara otomatis
recht). Keberlakuan Pasal 85 UU 40/2007
tidak hanya dalam kondisi si pemberi kuasa
sifatnya
dengan
menunjuk kuasa baru, namun juga berlaku
menggariskan suatu ketentuan yang bersifat
terhadap si pemberi kuasa itu sendiri.
tetap dan tidak dapat lagi disimpangi atas
Maksudnya adalah pemberi kuasa pada
dasar keinginan para pihak.
dasarnya dapat mengakhiri suatu kuasa
dapat
disimpangi
mengharuskan
Ditilik dari sudut pandang Pasal
dengan cara ia sendiri yang melakukan
1814 KUH Perdata, pencabutan kuasa secara
urusan tersebut tanpa perlu menunjuk kuasa
sepihak adalah hak si pemberi kuasa, bahkan
baru. Dalam hal ini, kuasa yang telah
ia dapat memaksa pemegang kuasa untuk
diberikannya akan ditarik secara otomatis,
mengembalikan kuasa itu, namun harus
dengan
disertai
pencabutannya.
dilakukan sendiri oleh pemberi kuasa itu
Keleluasaan mencabut kuasa secara sepihak
adalah urusan yang sama dengan urusan
menurut penulis sangat logis, mengingat
yang sebelumnya dikuasakannya kepada
kehendak memberikan kuasa datangnya juga
orang lain. Rasionya adalah, menunjuk atau
sepihak dari pemberi kuasa dan hanya untuk
mengangkat kuasa baru saja diperbolehkan
urusan pemberi kuasa. Dalam hal ini,
yang tentunya tetap untuk kepentingan
menerima ataupun menolak kuasa tidak
pemberi kuasa, apalagi dalam hal si pemberi
akan merugikan calon penerima kuasa. Jika
kuasa melakukan sendiri urusannya. Dengan
dengan
alasan
syarat
sepanjang
urusan
yang
demikian, dapat penulis simpulkan bahwa 25
Herlien Budiono. 2013. Kumpulan Tulisan Hukum Perdata di Bidang Kenotariatan: Buku Kedua. Bandung: Citra Aditya Bakti, hlm. 113.
pencabutan kuasa secara sepihak tidak
48 Badamai Law Journal, Vol. 1, Issues 1, April 2016
menyalahi aturan. Pemberian kuasa memang
dapat turut menentukan jalannya perusahaan
merupakan bagian dari perjanjian, namun
melalui RUPS.27
secara konseptual pemberian kuasa itu
Terlepas
dari
ketentuan
adalah tindakan hukum sepihak (perjanjian
penyelenggaraan
sepihak), sehingga pencabutannya pun dapat
Tergugat
dilakukan secara sepihak juga.
menyelenggarakan RUPSLB 18 Maret 2005
Baik
RUPS
tahunan
maupun
RUPSLB, keduanya diselenggarakan oleh
I
RUPS,
secara
hukum
memang
tidak
dapat
berdasarkan pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, yakni:28
Direksi [Pasal 66 ayat (1) UU 1/1995 atau
Pernyataan eksepsi tersebut sangat
Pasal 79 ayat (1) UU 40/2007]. Perbedaan
jelas menggambarkan kewenangan Tergugat
kedua
Rudhi
I (PT. BKB) selaku penerima kuasa untuk
Prasetya hanya terletak pada acara (agenda)
bertindak mewakili Penggugat I hanya
rapatnya.
dalam
RUPS
tersebut
Dalam
menurut
RUPS
dibicarakan/dibahas
biasa,
kapasitasnya
sebagai
pemegang
mengenai
saham yang disebutkan diatas. Sementara
pertanggungjawaban tahunan Direksi dan
diketahui, para pemegang saham Turut
Komisaris,
dengan
Tergugat I (PT. CTPI) tidak hanya 4 (empat)
neraca untung rugi perusahaan. Adapun
pihak diatas. Masih ada 2 (dua) pihak
RUPSLB
masalah
lainnya, yakni Ny. Niken Vijayanti pemilik
pertanggungjawaban Direksi dan Komisaris.
3.150.000 lembar saham dan Tn. Mohamad
RUPSLB ini dapat diadakan setiap waktu
Jarman pemilik 780.000 lembar saham pada
sesuai
khususnya
agendanya
kebutuhan
adalah
yang
bertalian
selain
Perseroan.26
Pada
PT. CTPI yang notabene juga memiliki hak
penyelenggaraan RUPS terdapat hak hadir
suara. Berdasarkan fundamentum petendi,
dan bersuara pada diri setiap pemegang
undangan RUPSLB tidak ditujukan kepada
saham yang merupakan bagian dari fungsi
para pemegang saham secara langsung,
pemilikan saham itu sendiri. Disatu pihak
melainkan dialamatkan kepada PT. BKB
disebut beleggingsfunctie, dimana saham
yang dalam undangan tersebut dicantumkan
berfungsi sebagai sarana penanaman modal.
sebagai penerima kuasa para pemegang
Dilain pihak disebut zeggenshapsfunctie,
saham.29 Hanya satu pemegang saham yang
yakni fungsi hak suara atau ikut bersuara,
menerima undangan secara langsung, yaitu
yang dari hak suara itu, pemegang saham 27
26
Rudy Prasetya. 2011. Perseroan Terbatas Teori dan Praktik. Jakarta: Sinar Grafika, hlm. 59.
Nindyo Pramono.2013. Hukum PT Go Public dan Pasar Modal. Yogyakarta:Andi, hlm. 110. 28 Thio Yonatan. 2011. “Sengketa Kepemilikan Saham Berdasarkan Keabsahan Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan Terbatas (PT. Cipta Televisi Pendidikan Indonesia)”. Tesis. Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, hlm. 113. 29 Ibid., hlm. 7.
Rahmadi dkk : Hubungan Kausalitas Dalam Penyelesaian Sengketa.....49
Nyonya
Vijayanti.30
Niken
Cara
Menurut pengamatan penulis, baik
menyalahi
judex factie maupun judex jurist telah benar-
ketentuan Pasal 20 ayat (2) anggaran dasar
benar secara obyektif mendalami duduknya
PT.
waktu
perkara, yang pada akhirnya menemukan
pemanggilan rapat hanya dapat dipersingkat
hukumnya dengan menyatakan sengketa ini
paling lambat 7 (tujuh) hari sebelumnya
bukan sengketa wanprestasi, melainkan
dalam hal mendesak, faktanya kenyataan
sengketa
yang terjadi tidak demikian.31
Lagipula Pasal 178 ayat (1) HIR dan Pasal
pemanggilannya
CTPI.
Dari
pun
telah
Seharusnya
sisi
jangka
Perbuatan
Melawan
Hukum.
pelaksanaan, RUPSLB
50 Rv mewajibkan hakim karena jabatannya
tersebut telah menyalahi mekanisme dan
melengkapi segala alasan hukum yang tidak
prosedur batas waktu pemanggilan maupun
dikemukakan oleh para pihak. Ketentuan ini
perihal
Dengan
diformulasikan kembali didalam rumusan
demikian, RUPSLB 18 Maret 2005 dapat
Pasal 52 UU 14/1985 yang berbunyi “dalam
dikatakan tidak sah dikarenakan menurut
mengambil putusan, Mahkamah Agung
ketentuan Pasal 69 ayat (6) UU 1/1995 atau
tidak
Pasal 82 ayat (5) UU 40/2007, keputusan
diajukan oleh pemohon kasasi dan dapat
RUPS baru dianggap sah jika memenuhi 2
memakai alasan-alasan hukum lain”.
penyerahan
undangan.
terikat
pada
alasan-alasan
yang
(dua) syarat, yakni: 1) dihadiri oleh seluruh
Chatamarrasjid menyebutkan bahwa
pemegang saham yang mewakili saham
pada Perbuatan Melawan Hukum harus
dengan hak suara yang sah; dan 2) disetujui
selalu ada unsur pelanggaran terhadap
dengan suara bulat. Kedua syarat tersebut
kewajiban yang harus dipenuhi terhadap
bersifat kumulatif.
Penuntut/Penggugat,
Judex
factie
pelanggaran
Negeri
tersebut timbul dari kewajiban menurut
Jakarta Pusat mempertimbangkan materi
hukum, dan tidak semata-mata karena
perkara a quo sebagai Perbuatan Melawan
perjanjian para pihak.33 Semua perbuatan
Hukum,
pada
Para Tergugat, baik disengaja (wilfull) atau
dalam
karena kelalaian (negligence) melanggar UU
sebagaimana
1/1995 maupun peraturan terkait lainnya
sehingga
klausul/perjanjian Investment
Pengadilan
dan
tidak
tunduk
arbitrase
Agreement
pertimbangan hukum alinea 3 halaman 192
dapat
dikategorikan
putusan sela:32
kesalahan.
sebagai
Walaupun
bentuk
pernyataan
“kesalahan” seperti itu oleh UU 1/1995 tidak 30
Surat undangan RUPSLB dari PT. CTPI kepada pemegang saham dengan Nomor surat: 025 – 030/CTPI/CEO/III/05, tertanggal 10 Maret 2005. 31 32
Putusan kasasi Nomor 862. Loc.Cit. Ibid., hlm. 87.
33
Chatamarrasjid. 2000. Menyingkap Tabir Perseroan (Piercing The Corporate Veil) Kapita Selekta Hukum Perusahaan. Cet. I. Bandung: Citra Aditya Bakti, hlm. 155.
50 Badamai Law Journal, Vol. 1, Issues 1, April 2016
secara eksplisit disebut sebagai Perbuatan
unsur)
Melawan Hukum, tetap saja perbuatan
Didalamnya
Tergugat I bertentangan dengan norma
(normomvang), yakni wilayah penerapan
hukum dan berakibat lebih lanjut dengan
(toepassingsgebied)
dirugikannya Para Penggugat. Mengacu
bersangkutan. Semakin sedikit isi kaidah
pendapat Hans Kelsen, parameter untuk
hukum memuat ciri-ciri, maka wilayah
menyatakan suatu perbuatan bertentangan
penerapannya semakin besar. Sebaliknya,
dengan norma tidak semata-mata dilihat
semakin banyak isi kaidah hukum memuat
dari perbuatannya yang berlawanan dengan
ciri-ciri,
norma, namun juga apabila perbuatannya
semakin kecil.36 Inilah yang membuat
tidak
Perbuatan
rumusan Pasal 1365 dapat menjangkau
tersebut kemudian menjadi suatu kondisi
banyak Perbuatan Melawan Hukum diluar
spesifik menurut hukum untuk adanya suatu
KUH Perdata itu sendiri.
memenuhi
norma.
yang
mewujudkan terdapat
maka
kaidah
lingkup
kaidah
kaidah
wilayah
itu.
yang
penerapannya
konsekuensi.34 Kesalahan Para Tergugat
Pasal 1365 KUH Perdata tidak
pada akhirnya menjelma menjadi Perbuatan
membedakan sifat kesengajaan maupun
Melawan Hukum yang mengarah pada
kurang berhati-hati/lalai untuk penjatuhan
struktur norma Pasal 1365 KUH Perdata,
sanksi
dimana substansi Pasal 1365 KUH Perdata
hanya mengatakan, harus ada kesalahan
baru menjadi lengkap apabila dikaitkan
(schuld)
dengan
melanggar hukum, agar dapat diwajibkan
peraturan
perundang-undangan
mengganti
di
kerugian,
pihak
pembuat
membayar
Agustina sebagai rumusan pasal
yang
pendapat Wirjono Prodjodikoro.37 Dengan
memerlukan
KUH
mendasarkan pada teori klasik, Suharnoko
diluar
Perdata.35
menjelaskan
kerugian
perbuatan
diluar KUH Perdata yang disebut Rosa
materialisasi
ganti
melainkan
bahwa
sebagaimana
perbedaan
antara
Rumusan Pasal 1365 KUH Perdata
gugatan wanprestasi dan gugatan Perbuatan
bersifat umum. Artinya hanya memuat isi
Melawan Hukum terletak pada tujuannya.
kaidah atau unsur-unsur hukum sedikit. Isi
Pada gugatan wanprestasi, tujuannya untuk
kaidah (norminhoud) itu sendiri menurut
menempatkan
Bruggink adalah keseluruhan ciri (unsur-
seandainya perjanjian tersebut terpenuhi (put
34
Jimly Asshiddiqie dan M. Ali Safa’at. 2006. Teori Hans Kelsen Tentang Hukum. Jakarta: Sekretariat Jenderal & Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi R.I., hlm. 44. 35 Rosa Agustina, Suharnoko, Hans Nieuwenhuis, Jaap Hijma. 2012. Hukum Perikatan (Law of Obligations). Kerjasama Universitas Leiden, Universitas Groningen, Universitas Indonesia. Denpasar: Pustaka Larasan, hlm. 6.
Penggugat
pada
posisi
the plain tiff to the position if he would have been in had the contract been performed).
36
J.J.H. Bruggink. Op.Cit., hlm. 88. Wirjono Prodjodikoro. 2000. Perbuatan Melanggar Hukum Dipandang Dari Sudut Hukum Perdata. Bandung: Mandar Maju, hlm. 24. 37
Rahmadi dkk : Hubungan Kausalitas Dalam Penyelesaian Sengketa.....51
Dengan demikian ganti ruginya berupa
Harahap, RUPS yang dimaksud bukan
kehilangan keuntungan yang diharapkan
RUPS biasa sebagaimana diatur Pasal 86
(expectation
winstderving).
UU 40/2007 atau Pasal 73 UU 1/1995, sebab
Sementara itu, tujuan gugatan Perbuatan
RUPS tentang hal ini dikategorikan sebagai
Melawan
untuk
perubahan anggaran dasar.39 Perubahan
menempatkan posisi Penggugat kepada
anggaran dasar untuk keperluan konversi
keadaan
utang menjadi saham, menurut penulis
loss
atau
Hukum
semula
adalah
sebelum
terjadinya
Perbuatan Melawan Hukum, sehingga ganti
termasuk
dalam
kategori
perubahan
rugi yang diberikan adalah kerugian yang
anggaran dasar untuk penambahan modal,
nyata atau reliance loss.38
sehingga harus memenuhi ketentuan kuorum sesuai Pasal 35 Juncto Pasal 75 UU 1/1995
PIHAK
HARUS
atau dalam UU 40/2007 mengacu pada Pasal
AKIBAT
35 ayat (3) Juncto Pasal 88 ayat (1). Adapun
YANG
BERTANGGUNG KERUGIAN
JAWAB
YANG
DITIMBULKAN
syarat
pemanggilan
RUPS-nya
harus
DARI KETIDAKABSAHAN RUPSLB
memenuhi ketentuan pasal 69 UU 1/1995
PT. CTPI 18 MARET 2005
atau Pasal 82 UU 40/2007. Jika cara ini
Merujuk ketentuan Pasal 28 ayat (2)
yang menjadi alas hak Tergugat I (PT. BKB)
UU 1/1995 Juncto PP No. 15/1999, seorang
dalam memiliki saham PT. CTPI, maka cara
kreditur hanya dapat mengkompensasikan
memiliki sahamnya belum dapat dikatakan
piutangnya
sah, dikarenakan syarat pelaksanaan RUPS-
apabila
sebelumnya
pernah
diperjanjikan oleh para pihak tentang sifat
nya
tidak
konversi dari suatu tagihan. Perjanjian yang
pemanggilan maupun dari sisi kuorum-nya.
dibuat itupun harus berdasarkan persetujuan RUPS.
Jika
diperjanjikan,
rencana
terpenuhi,
Transaksi
baik
mengenai
pemindahan/pengalihan
tersebut
belum
dari pemegang saham PT. CTPI kepada PT.
masih
dapat
BKB dilaksanakan Tergugat I melalui
kreditur
memintanya dengan cara harus disetujui
RUPSLB 18
oleh para pemegang saham melalui RUPS
dinyatakan Pengadilan tidak sah. Kalaupun
yang
RUPSLB
akan
diadakan
khusus
untuk
Maret 2002 yang telah
tersebut
sah,
penulis
tetap
menyetujui transaksi debt to equity swap ini.
berpendirian bahwa Tergugat I tidak berhak
Keputusan RUPS baru sah apabila sesuai
membeli
dengan ketentuan mengenai panggilan rapat,
pertimbangan tidak adanya penawaran jual
kuorum, dan jumlah suara untuk perubahan
dari Para Penggugat dan pemindahan saham
anggaran
dasar.
Menurut
M.
PT.
CTPI
dengan
Yahya 39
38
saham
Suharnoko. 2004. Hukum Perjanjian: Teori dan Analisa Kasus. Jakarta: Kencana, hlm. 116.
M. Yahya Harahap. 2011. Hukum Perseroan Terbatas. Cet. III. Jakarta: Sinar Grafika, hlm. 241.
52 Badamai Law Journal, Vol. 1, Issues 1, April 2016
itupun harus memenuhi ketentuan Pasal 48,
ayat (3) UU 40/2007 yang pada pokoknya
49, dan 50 UU 1/1995. Dengan demikian,
menyatakan pengeluaran saham lebih lanjut
transaksi yang dilakukan Tergugat I (PT.
yang dilakukan setiap kali untuk menambah
BKB)
modal yang ditempatkan harus disetor
tidak
memenuhi
syarat
sahnya
perjanjian in casu perjanjian jual-beli saham
penuh.
atau setidaknya dalam proses jual-belinya
agreement berisi tentang investasi, tidak
ada mengabaikan salah satu syarat dan
serta merta investasi tersebut langsung
ketentuan undang-undang.
diwujudkan dengan diterbitkannya saham
Butir B prembalue dan Pasal 3.1. investment
baru oleh PT. CTPI. Konsekuensinya,
agreement
hubungan
Tergugat I (PT. BKB) pada tahun 2002
hukum yang tercipta antara Para Penggugat
bukanlah pemegang saham di PT. CTPI.
dengan Tergugat I (PT. BKB) selaku
Sebagai pihak luar yang bukan pemegang
investor.
saham,
menggambarkan
Kedua
investment
rumusan
I
investment
tidak
berhak
menyelenggarakan RUPSLB 18 Maret 2005.
memuat frasa “akan mendapatkan saham”.
Dengan dinyatakan tidak sahnya
Itu berarti, investasi yang dilakukan PT.
RUPSLB 18 Maret 2005 oleh Pengadilan,
BKB tidak secara langsung dan tidak
tidak hanya status kepemilikan saham PT.
seketika itu juga. Dalam arti PT. BKB tidak
BKB di PT. CTPI yang tidak sah, tetapi juga
langsung menyetorkan seluruh uang atau
termasuk pemindahan sahamnya kepada PT.
barang untuk diinvestasikan. Selanjutnya
MNC,
PT.
yang
sandarkan dengan berpegangan pada Pasal
diterbitkannya kepada PT. BKB sebagai
48 ayat (3) UU 40/2007 yang pada
bukti penyertaan PT. BKB kedalam PT.
pokoknya
CTPI. Apabila PT. BKB murni berinvestasi
persyaratan
di PT. CTPI secara langsung, seharusnya
dipenuhi,
ketika tercapai kata sepakat untuk tujuan
kepemilikan saham tersebut tidak dapat
dimaksud, PT. CTPI segera menyerahkan
menjalankan hak selaku pemegang saham
saham
dan
dan saham tersebut tidak diperhitungkan
kewajiban PT. BKB adalah menyetor uang
dalam kuorum yang harus dicapai sesuai
yang diinvestasikan tersebut secara penuh
dengan ketentuan undang-undang dan/atau
yang besarannya (jumlah uangnya) sesuai
anggaran dasar. Hak-hak pemegang saham
dengan banyaknya lembar saham yang akan
dimaksud adalah seperti yang ditentukan
diterima PT. BKB sebagaimana ditentukan
Pasal 52 ayat (1) UU 40/2007.
baru
tersebut
Tergugat
materi
selalu
CTPI
agreement
ketentuan
Meskipun
menyerahkan
yang
saham
diterbitkannya,
Pasal 26 ayat (4) UU 1/1995 atau Pasal 33
Tbk.
Pernyataan
memuat
ketentuan
kepemilikan pihak
ini
yang
saham
penulis
apabila tidak
memperoleh
Rahmadi dkk : Hubungan Kausalitas Dalam Penyelesaian Sengketa.....53
Secara implisit UU 1/1995 juga memuat
dinyatakan Pengadilan sebagai RUPS tidak
ketentuan serupa melalui Pasal 45 ayat (1)
sah atau setidak-tidaknya RUPS pemindahan
yang berbunyi “setiap saham memberikan
saham tersebut diselenggarakan oleh Direksi
kepada pemiliknya hak yang tidak dapat
yang diangkat berdasarkan RUPS berikutnya
dibagi”. Perkataan “hak” dalam pasal ini
setelah RUPSLB 18 Maret 2005.40
tiada lain adalah hak-hak dasar pemegang
Salah satu cara yang dihalalkan untuk
saham secara umum sama halnya seperti
mendapatkan suatu hak milik sesuai Pasal
yang termuat dalam Pasal 52 ayat (1) UU
584 KUH Perdata, dengan cara pemilikan
40/2007. Walaupun tidak secara eksplisit
dan karena penunjukan atau penyerahan
disebutkan hak-hak apa saja yang dimaksud
berdasar atas suatu peristiwa perdata untuk
oleh Pasal 45 ayat (1) UU 1/1995, namun
memindahkan hak milik, dan dilakukan oleh
penulis memberanikan diri menafsirkan
seorang yang berhak berbuat bebas terhadap
“hak” yang dimaksud pasal ini sama halnya
kebendaan itu. Seperti yang sudah penulis
dengan “hak” yang dimaksud Pasal 52 ayat
bahas
(1)
memperkuat
tersimpul bahwa cara dan proses pemilikan
penafsiran penulis, berikut
saham PT. CTPI oleh PT. BKB tidak
UU
40/2007.
argumentasi
Untuk
pada
subbab
sebelumnya,
telah
dikutip bunyi penjelasan Pasal 46 ayat (3)
memenuhi
UU 1/1995.
undang-undang. Dengan demikian, karena
Dari penjelasan Pasal 46 ayat (3) UU
persyaratan yang ditentukan
pemilikan saham yang dilakukan PT. BKB
1/1995 tentunya tergambarkan hak-hak apa
tidak
sah,
saja yang dimiliki oleh pemegang saham.
dilakukannya kepada PT. MNC, Tbk juga
Hak-hak tersebut tidak jauh berbeda seperti
tidak sah, sebab PT. BKB bukanlah pihak
bunyi ketentuan Pasal 52 ayat (1) UU
yang
40/2007.
kebendaan itu (terhadap saham PT. CTPI).
Akta Pernyataan Keputusan Rapat TPI
Disini terdapat hubungan kausalitas tentang
Nomor 93, tanggal 21 Juli 2006 tentang
status kepemilikan saham PT. CTPI, yang
pemindahan/pengalihan sebanyak 75 persen
mana dari ketidakabsahan pemilikan saham
saham PT. CTPI oleh PT. BKB kepada PT.
PT. CTPI oleh PT. BKB berakibat pada
berhak
pemindahan
berbuat
saham
bebas
yang
terhadap
MNC, menurut penulis seyogyanya tidak dapat diberlakukan lagi. Hal ini didasarkan pada fakta RUPS pemindahan sahamnya diselenggarakan oleh Direksi hasil bentukan dan pengangkatan berdasarkan keputusan RUPSLB 18 Maret 2005 yang sudah
40
Susunan pemegang saham PT. CTPI setelah adanya transaksi penjualan saham dari PT. BKB ke PT. MNC, Tbk telah dicatat dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum (SABH) Kemenkum HAM berdasarkan Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Nama Pemegang Saham, Direksi dan Komisaris TPI Nomor W7-HT. 01.10- 4534 tanggal 5 April 2007.
54 Badamai Law Journal, Vol. 1, Issues 1, April 2016
tidak sahnya PT. MNC, Tbk memiliki saham
juga dapat didasarkan pada ketentuan Pasal
PT. CTPI hasil pembelian dari PT. BKB.
574 KUH Perdata yang menyatakan “tiap-
PT. MNC, Tbk tidak serta merta kehilangan
tiap pemilik suatu kebendaan, berhak
haknya.
menuntut
Masih
terbuka
peluang
kepada siapapun juga yang
mempertahankan hak pemilikan sahamnya.
menguasainya,
Selaku bezitter (orang yang menguasai
kebendaan itu dalam keadaan sebagaimana
barang), PT. MNC, Tbk sudah dianggap
adanya”.
sebagai pemilik sepenuhnya saham-saham
Upaya yang dapat ditempuh oleh pemegang
yang telah dibelinya melalui PT. BKB,
saham
bahkan
Penggugat)
menurut
penulis
kedudukannya
PT.
akan
CTPI untuk
pengembalian
yang
sah
mengambil
(Para kembali
bukan sekedar bezitter, tetapi lebih dari itu,
saham PT. CTPI yang dikuasai PT. MNC,
yakni selaku eigenar (pemilik barang)
Tbk
sepanjang proses pemilikan saham tersebut
tuntutan hak kepada Pengadilan atas dasar
dilakukan PT. MNC, Tbk dengan itikad baik.
Pasal 1965 KUH Perdata yang sudah
Atas dasar “itikad baik” inilah PT. MNC,
penulis singgung diatas. Alternatif lain
Tbk dapat mempertahankan haknya. Sama
melalui gugatan pembatalan perjanjian.
halnya seperti
PT. MNC, Tbk, Para
Yang digugat adalah perjanjian jual-beli
Penggugat atas dasar asas “itikad baik”
saham antara PT. BKB dengan PT. MNC,
juga masih dapat mengupayakan agar
Tbk.
saham yang sudah dikuasai PT. MNC, Tbk
perjanjian tersebut dikabulkan Pengadilan,
diserahkan kepada mereka. Hal ini dapat
maka menurut hukum perjanjian itu dinilai
dilakukan
Penggugat
tidak memiliki efek hukum. Akibat adanya
sebaliknya.
pembatalan perjanjian dijelaskan oleh Elly
sepanjang
Para
mampu
membuktikan
Maksudnya
adalah
membuktikan
tidak
adalah
dengan
Apabila
cara
gugatan
mengajukan
pembatalan
Erawati dan Herlien Budiono sebagai
adanya “itikad baik” dari PT. MNC, Tbk
berikut:41
ketika mengambil alih saham PT. CTPI.
Perjanjian yang batal demi hukum tidak
Dasar hukumnya Pasal 1965 KUH Perdata
lantas berarti perjanjiannya tidak ada atau
yang dirumuskan secara positif. Menurut
dianggap tidak ada, sebab bagaimanapun
pasal tersebut, itikad baik harus selalu
perjanjian itu telah ada atau telah terjadi,
dianggap ada, akan tetapi tidak tertutup
hanya menurut hukum perjanjian semacam
kemungkinan
itu tidak diberi akibat atau tidak berefek.
bagi
siapapun
untuk
mengajukan tuntutan hak dengan syarat mampu membuktikan adanya itikad buruk pihak yang dituntut. Tuntutan seperti ini
41
Elly Erawati dan Herlien Budiono (ed). 2010. Penjelasan Hukum tentang Kebatalan Perjanjian. Jakarta: Nasional Legal Reform Program, hlm. 28—29.
Rahmadi dkk : Hubungan Kausalitas Dalam Penyelesaian Sengketa.....55
Pada keadaan seperti itu, hukum menilai
PENUTUP
bahwa kondisi dikembalikan mundur ke
Putusan Mahkamah Agung sudah
kondisi semula seperti pada saat perikatan
sesuai peraturan perundang-undangan dalam
itu timbul atau pada saat perjanjian tersebut
membatalkan dan menyatakan tidak sah
ditutup. Karena perjanjian tidak berakibat
RUPSLB
hukum maka para pihak tidak perlu
prosedur penyelenggaraan RUPSLB tersebut
melakukan prestasi, dan kepada pihak yang
tidak sah karena tidak dihadiri seluruh
telah melakukan prestasi dianggap telah
pemegang saham yang mewakili saham
terjadi pembayaran yang tidak diwajibkan.
dengan hak suara sah dan tidak disetujui
Dalam hal perjanjian jual-beli saham
dengan suara bulat [Pasal 69 ayat (6) UU
antara PT. BKB dengan PT. MNC, Tbk
1/1995].
dibatalkan Pengadilan, maka saham PT.
PT.
CTPI.
Mengenai selalu
Mekanisme
penggantian harus
dan
kerugian
CTPI hasil dilusi yang dipersengketakan,
tidak
berwujud
dikembalikan kepada PT. BKB. Selanjutnya
Penggantian
karena pemilikan saham PT. CTPI oleh PT.
merupakan
BKB atas dasar RUPSLB 18 Maret 2005
terhadap
yang sudah dianulir atau dinyatakan tidak
keadaan semula (restitutio in integrum).
sah oleh Pengadilan, maka saham tersebut
Itulah roh konsep penggantian kerugian
harus dikembalikan lagi kepada pihak yang
yang sebenarnya menurut norma Pasal 1365
paling berhak, dalam hal ini kepada Para
KUH Perdata. Adanya klausul arbitrase
Penggugat. Dengan tersimpulnya pihak
berdasarkan Investment Agreement, tidak
yang paling berhak atas saham PT. CTPI,
meniadakan
selanjutnya tinggal menentukan siapa yang
mengajukan gugatan ke Pengadilan, karena
harus bertanggung jawab atas kerugian
materi perkara ini tidak termasuk dalam
yang diderita Para Penggugat.
lingkup Pasal 5 UU 30/1999. Yang harus
Suatu kewenangan bertindak dalam hukum,
bertanggung jawab atas timbulnya kerugian
secara paralel pasti disertai pula tanggung
adalah
jawab yang harus diemban. Tanggung
mengkuasakan
jawab pada rezim PT dapat berdiri sendiri-
pelaksanaan investement agreement kepada
sendiri atau dapat pula saling kait mengkait
Hary Tanoesoedibjo atas dasar tidak hati-
antara PT itu sendiri dengan organnya
hati atau sembrono (carelessly) dalam
(RUPS, Direksi, dan Dewan Komisaris).
melaksanakan
sejumlah nilai
yang
pengembalian
Direksi
hak
PT.
uang
uang. hanya
equivalent
saja
penderita
pada
Para
BKB
Penggugat
yang telah
penandatanganan
kewajiban
dan
mengurus
Perseroan, sehingga tindakan pengurusan itu “melawan hukum” (onwettig, unlawful)
56 Badamai Law Journal, Vol. 1, Issues 1, April 2016
yang dikategori sebagai Perbuatan Melawan
Kementerian Hukum dan HAM dan
Hukum (onrechtmatigedaad, unlawful act).
tim ahli pemantauan hukum Perseroan yang
Begitu pula PT. BKB selaku subjek hukum
mendapat amanat berdasarkan Pasal 156 UU
mandiri yang sudah jelas telah dinyatakan
40/2007 dan telah dibentuk berdasarkan
Pengadilan melakukan Perbuatan Melawan
Permenkum
Hukum.
09.AH.01.01
RUPSLB
18
Maret
2005
HAM
Nomor:
M.HH
2009
tentang
Tahun
diselenggarakan oleh Direksi PT. CTPI yang
Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata
telah diberhentikan dengan sah berdasarkan
Kerja
RUPSLB 17 Maret 2005, sedangkan RUPS
Perseroan.
pemindahan saham PT. CTPI kepada PT.
Keuangan (OJK) yang mengawasi bidang
MNC, Tbk diselenggarakan oleh Direksi
pasar modal, hendaknya menindaklanjuti
yang
putusan kasasi Nomor 862 K/Pdt/2013,
diangkat
berdasarkan
keputusan
Tim
Ahli Begitu
Pemantauan pula
Otoritas
dengan
tidaknya
diangkat
menerbitkan instruksi kepada PT. BKB dan
setelah
PT. MNC, Tbk yang menguasai 75 persen
RUPSLB 18 Maret 2005. Dengan begitu,
saham PT. CTPI, agar yang bersangkutan
tindakan kedua Direksi PT. CTPI tersebut
segera melaksanakan putusan kasasi tersebut
tidak sah, begitu pula hasil RUPSLB-nya,
dan menyelesaikan status quo kepemilikan
karena
saham PT. CTPI.
berdasarkan
Direksi
RUPS
bukan
yang
berikutnya
pejabat
yang
berhak
menyelenggarakan RUPSLB [Pasal 66 ayat
Tidak
adanya
teguran
Jasa
RUPSLB 18 Maret 2005 atau setidakoleh
mengeluarkan
Hukum
itidak
baik
Tergugat
40/2007], sehingga yang bersangkutan harus
Nomor 862 K/Pdt/2013 secara sukarela,
bertanggung jawab pula terhadap kerugian
dapat ditindaklanjuti Para Penggugat dengan
yang di derita Para Penggugat.
mengajukan permohonan eksekusi paksa
Agung
putusan
Para
(1) UU 1/1995 atau Pasal 79 ayat (1) UU
Mahkamah
melaksanakan
ataupun
kasasi
diharapkan
kepada Ketua Pengadilan Negeri [Pasal 196
mampu menertibkan peradilan sehubungan
H.I.R. juncto Pasal 54 ayat (2) UU 48/2009
dualisme pendapat mengenai kewenangan
tentang Kekuasaan Kehakiman.
Pengadilan memeriksa perkara yang terikat perjanjian
arbitrase,
menerbitkan
S.E.M.A.
dengan atau
cara
DAFTAR PUSTAKA
berupa
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985
ketentuan lain, agar sengketa serupa yang
Tentang Mahkamah Agung, LN. No.
mungkin muncul dikemudian hari tidak
73 Tahun 1985, TLN. No. 3316
berpolemik lagi.
Sebagaimana
di
Ubah
Terakhir
Dengan Undang-Undang No. 3 Tahun
Rahmadi dkk : Hubungan Kausalitas Dalam Penyelesaian Sengketa.....57
2009 Tentang Perubahan Kedua Atas
Obligations). Kerjasama Universitas
Undang-Undang No. 14 Tahun 1985
Leiden,
Tentang Mahkamah Agung, LN. No. 3
Universitas
Tahun 2009, TLN. No. 4958.
Pustaka Larasan.
Undang-Undang No. 1 Tahun 1995 Tentang
Universitas
Groningen,
Indonesia.
Denpasar:
Bruggink, J.J.H. 1999. Refleksi Tentang
Perseroan Terbatas, LN. No. 13 Tahun
Hukum,
1995, TLN. No. 3587.
Shidarta. Cet. II. Bandung: Citra
Undang-Undang Tentang
No.
30
Arbitrase
Tahun dan
1999
Alternatif
diterjemahkan
oleh
Arief
Aditya Bakti. Budiono, Herlien. 2013. Kumpulan Tulisan
Penyelesaian Sengketa, LN. No. 138
Hukum
Tahun 1999, TLN. No. 3872.
Kenotariatan: Buku Kedua. Bandung:
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, LN. No. 106 Tahun 2007, TLN. No. 4756. Undang-Undang
No.
48
Perdata
di
Bidang
Citra Aditya Bakti. Chatamarrasjid. 2000. Menyingkap Tabir Perseroan (Piercing The Corporate
Tahun
2009
Veil)
Kapita
Selekta
Hukum
Tentang Kekuasaan Kehakiman; LN.
Perusahaan. Cet. I. Bandung. Citra
No. 157 Tahun 2009, TLN. No. 5076.
Aditya Bakti.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
15
Tahun
1999
Tentang
Erawati, Elly dan Herlien Budiono (ed). 2010.
Penjelasan
Hukum
Bentuk-Bentuk Tagihan Tertentu yang
Kebatalan
Dapat
Nasional Legal Reform Program.
Dikompensasikan
Sebagai
Setoran Saham, LN. 18 Tahun 1999, TLN. No. 3812.
K/Pdt/2013, tanggal 2 Oktober 2013. Asshiddiqie, Jimly dan M. Ali Safa’at. 2006. Teori Hans Kelsen Tentang Hukum. Sekretariat
Jenderal
&
Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi R.I.
Hukum
M.
Tatiek
Sri
Suharnoko, Jaap
Perikatan
Hijma. (Law
Yahya.
2011.
Hukum
Perseroan Terbatas. Cet. III. Jakarta: Sinar Grafika. -----------. 2008. Hukum Acara Perdata. Cet. VIII. Jakarta: Sinar Grafika. -----------.
Nieuwenhuis,
dan
Yogyakarta: Gadjah Mada University
Harahap,
Rosa,
M
Press.
Buku-Buku:
Agustina,
Philipus
Jakarta:
Djatmiati. 2005. Argumentasi Hukum.
Putusan Kasasi Mahkamah Agung No. 862
Jakarta:
Hadjon,
Perjanjian.
tentang
2005.
Ruang
Lingkup
Eksekusi
Bidang
Hans
Permasalahan
2012.
Perdata. Edisi II. Cet. I. Jakarta: Sinar
of
Grafika.
58 Badamai Law Journal, Vol. 1, Issues 1, April 2016
Huijbers, Theo. 2005. Filsafat Hukum. Edisi Revisi. Cet. X. Yogyakarta: Kanisius. Marzuki, Peter Mahmud. 2005. Penelitian Hukum. Jakarta: Kencana. Mertokusumo,
Sudikno.
2002.
Hukum
Acara Perdata Indonesia. Edisi VI. Cet.I. Yogyakarta: Liberty. -----------.1993. Bab-Bab Tentang Penemuan Hukum. Bandung: Citra Aditya Bakti. Pramono, Nindyo. 2013. Hukum PT Go Public dan Pasar Modal. Yogyakarta: Andi. Prasetya, Rudy. 2011. Perseroan Terbatas Teori dan Praktik. Jakarta: Sinar Grafika. Prodjodikoro, Wirjono. 2000. Perbuatan Melanggar Hukum Dipandang Dari Sudut
Hukum
Mandar Maju.
Perdata.
Bandung: