LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN NOMOR : 3614/Kpts/HK.020/L/12/2013 TANGGAL 31 Desember 2013
PEDOMAN PENYELENGARAAN ADMINISTRASI INTELIJEN BADAN KARANTINA PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Badan Karantina Pertanian memiliki tugas melaksanakan perkarantinaan pertanian dengan salah satu fungsinya melaksanakan perkarantinaan hewan, tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati. Fungsi tersebut dilaksanakan oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Karantina Pertanian yang berada di tempat-tempat pemasukan dan pengeluaran media pembawa hama dan penyakit hewan karantina, organisme pengganggu tumbuhan karantina serta pangan segar (hewan dan tumbuhan), baik antar Negara maupun antar area/pulau di dalam negeri, baik di pelabuhan laut, bandar udara, pelabuhan sungai, pelabuhan penyeberangan, pos lintas batas, mapun kantor pos. Dalam melaksanakan perkarantinaan hewan, tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati, UPT Karantina Pertanian berpedoman pada ketentuan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan beserta peraturan pelaksanaannya, mulai Peraturan Pemerintah sampai pada Peraturan/Keputusan Menteri serta Petunjuk Pelaksanaan (Juklak), Petunjuk Teknis (Juknis), pedoman, dan Standard Operational Procedure (SOP). Keberhasilan pelaksanaan perkarantinaan hewan, tumbuhan, dan pengawasan keamanan hayati, salah satunya ditentukan oleh kelengkapan, kebenaran, dan keabsahan dokumen persyaratan administratif dan pelaksanaan tindakan karantina serta pengawasan keamanan hayati yang sesuai dengan prosedur yang ada. Untuk membuktikan kebenaran atas persyaratan dan tindakan karantina dan pengawasan keamanan hayati terhadap pemasukan dan pengeluaran media pembawa hama dan penyakit hewan karantina (HPHK), organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK), dan pangan segar asal tumbuhan (PSAT), baik antar Negara maupun antar area/pulau di dalam negeri, perlu dilakukan monitoring dan evaluasi, sehingga dapat dicegah kemungkinan adanya penyimpangan /pelanggaran, baik yang berkenaan dengan persyaratan maupun tindakan karantina dan pengawasan keamanan hayati.
1
Berbagai peluang terjadinya penyimpangan/pelanggaran terhadap persyaratan dan tindakan karantina serta pengawasan keamanan hayati, disebabkan tidak seimbangnya jumlah petugas dibandingkan dengan luas dan banyaknya tempat-tempat pemasukan dan pengeluaran. Peran Petugas Pengawasan dan Penindakan (Wasdak) di setiap UPT Karantina Pertanian sangat penting dalam upaya mencegah terjadinya penyimpangan/pelanggaran terhadap persyaratan dan tindakan karantina serta pengawasan keamanan hayati, baik melalui kegiatan preemptif, preventif maupun kegiatan penegakkan hukum (represif). Dalam rangka mewujudkan peran tersebut, Petugas Wasdak yang telah memiliki kompetensi sebagai Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dan intelijen terbatas, akan melaksanakan tugas dan fungsinya masing-masing secara proporsional dan professional, dimana hasil kerja Pelaksana fungsi intelijen di lingkup Badan Karantina Pertanian akan sangat bermanfaat dan dibutuhkan untuk mendukung kinerja PPNS dan Pimpinan UPT Karantina Pertanian dalam proses penegakkan hukum di bidang karantina hewan, karantina tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati. Pelaksana fungsi intelijen memiliki tugas mencegah secara dini terhadap segala kemungkinan terjadinya pelanggaran, mengamankan segala kebijakan pimpinan dan menciptakan kondisi yang kondusif dalam penyelenggaraan karantina hewan, karantina tumbuhan tumbuhan, dan pengawasan keamanan hayati. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Pelaksana fungsi intelijen salah satunya menyelenggarakan fungsi penyelidikan (LIDIK), baik secara terbuka maupun tertutup untuk mendapatkan informasi atau bahan keterangan yang akan dilaporkan dalam bentuk produk intelijen kepada pimpinan/user sebagai bahan pertimbangan pimpinan dalam mengambil keputusan atau kebijakan di bidang karantina hewan, karantina tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati. Laporan pelaksana fungsi Intelijen kepada pimpinan/pengguna informasi atau bahan keterangan yang diperoleh pelaksana fungsi Intelijen, disajikan dalam bentuk produk intelijen dan dilengkapi administrasi intelijen. Oleh karena itu, dalam mendukung kinerja Pelaksana fungsi intelijen Badan Karantina Pertanian, terutama yang berada di UPT Karantina Pertanian, dipandang perlu tersedianya pedoman penyelenggaraan administrasi intelijen lingkup Badan Karantina Pertanian berkenaan dengan pelaksanaan perkarantinaan hewan, karantina tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati.
2
2. Maksud dan Tujuan 2.1.
Pedoman ini disusun dengan maksud menyediakan acuan bagi pelaksana fungsi intelijen Badan Karantina Pertanian.
2.2.
Pelaksana fungsi intelijen dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya secara lebih cermat, cepat dan sistematis, dengan dasar ilmiah dan sesuai peraturan perundang-perundangan yang berlaku.
2.3.
Adanya keseragaman dalam pelaksanaan pelayanan intelijen Badan Karantina Pertanian.
3. Ruang Lingkup 3.1. 3.2. 3.3. 3.4. 3.5.
Jenis Administrasi dan Produk Intelijen. Tata Cara Pembuatan Administrasi Dan Produk Intelijen. Format administrasi dan produk intelijen. Pendistribusian administrasi dan produk intelijen. Klasifikasi Administrasi Dan Produk Intelijen.
4. Pengertian Umum 4.1.
Badan Karantina Pertanian yang selanjutnya disebut Barantan adalah unit eselon I Kementerian Pertanian Republik Indonesia yang mempunyai tugas melaksanakan perkarantinaan pertanian.
4.2.
Pimpinan adalah Kepala Badan Karantina Pertanian, Kepala Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan, Kepala Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian, Kepala Bidang Kepatuhan Perkarantinaan.
4.3.
Pejabat Wasdak adalah Kepala Bidang/Kepala Seksi/Koordinator Pengawasan dan Penindakan di Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian.
4.4.
Ketua Tim Operasional yang selanjutnya disebut Ka. Tim adalah seseorang yang ditunjuk oleh pimpinan dalam melaksanakan fungsi dan tugas.
4.5.
Ketua Sub Tim yang selanjutnya disebut Ka. Sub Tim adalah seseorang yang ditunjuk oleh pimpinan dalam melaksanakan fungsi dan tugas intelijen berdasarkan manajemen operasional.
4.6.
Intelijen adalah pengetahuan, organisasi, dan kegiatan yang terkait dengan perumusan kebijakan, strategi nasional, dan pengambilan keputusan berdasarkan analisis dari informasi dan fakta yang terkumpul melalui metode kerja untuk pendeteksian dan peringatan dini dalam rangka pencegahan, penangkalan, dan penanggulangan setiap ancaman terhadap masuk dan tersebarnya HPHK, OPTK dan PSAT yang berpotensi mengganggu kelestarian sumberdaya alam hayati dan lingkungan. 3
4.7.
Ancaman adalah setiap upaya, pekerjaan, dan tindakan dalam pemasukan dan pengeluaran media pembawa HPHK/OPTK dan PSAT serta pengawasan keamanan hayati, yang berpotensi mengganggu kelestarian sumberdaya alam hayati dan lingkungan.
4.8.
Pelaksana fungsi Intelijen lingkup Badan Karantina Pertanian yang selanjutnya disebut Pelaksana fungsi Intelijen adalah pegawai Barantan yang memiliki kompetensi intelijen dan/atau mendapat penetapan/perintah pimpinan.
4.9.
Data adalah keterangan atau bahan nyata dan benar yang dapat dijadikan dasar kajian, analisis atau kesimpulan.
4.10. Fakta adalah hal, keadaaan atau peristiwa yang merupakan kenyataan yang benar-benar ada atau terjadi. 4.11. Informasi adalah keterangan, pernyataan, gagasan dan tandatanda yang mengandung nilai, makna dan kesan, baik data, fakta maupun penjelasannya yang dapat dilihat, didengar dan dibaca yang disajikan dalam berbagai kemasan dan format sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi secara elektronik ataupun non elektronik. 4.12. Bahan Keterangan yang selanjutnya disingkat baket adalah tanda-tanda, gejala, fakta, masalah, peristiwa sebagai hasil usaha mempelajari, mengetahui, menghayati, dengan menggunakan panca indera tentang suatu situasi dan kondisi. 4.13. Rahasia adalah sifat dari produk intelijen dan administrasi operasional intelijen yang hanya diselenggarakan oleh petugas yang kompeten dengan akses yang terbatas hanya kepada pejabat tertentu guna menghindari kebocoran dan penyalahgunaan. 4.14. Authentikasi adalah pengesahan pejabat yang berwenang terhadap produk intelijen yang dihasilkan oleh pelaksana fungsi intelijen. 4.15. Penyelidikan (investigation) adalah segala usaha, kegiatan/pekerjaan yang dilakukan secara berencana dan terarah dalam rangka mencari dan mengumpulkan bahan keterangan untuk selanjutnya diolah dan disajikan kepada pimpinan agar pimpinan dapat menentukan kebijaksanaan dengan risiko yang telah diperhitungkan terlebih dahulu di bidang karantina hewan, karantina tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati.
4
4.16. Kegiatan Intelijen adalah segala usaha, pekerjaan dan kegiatan yang bersifat rutin sehari-hari, disusun/direncanakan dan diorganisir sesuai dengan lingkup tugas, wewenang, tanggungjawab serta struktur organisasi yang telah ditetapkan untuk menghadapi sasaran-sasaran sepanjang tahun dan menggunakan logistic serta anggaran yang telah diprogramkan dengan menyiapkan program kerja dan program kegiatan di bidang karantina hewan, karantina tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati. 4.17. Operasi Intelijen adalah operasi yang menggunakan kekuatan Tim intelijen yang disusun dan diorganisir secara khusus guna dihadapkan kepada penanganan target operasi dalam waktu/daerah tertentu, dengan menggunakan dukungan administrasi dan logistik serta anggaran tertentu dengan menyiapkan Unsur-Unsur Utama Keterangan, Rencana Pengumpulan Bahan Keterangan dan Target Operasi di bidang karantina hewan, karantina tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati. 4.18. Taktik Penyelidikan adalah kemampuan penyamaran dan penyesatan dalam mendukung aplikasi teknik penyelidikan manakala dihadapkan dengan sasaran penyelidikan. 4.19. Teknik Penyelidikan adalah cara-cara pengumpulan bahan keterangan baik secara terbuka maupun tertutup. 4.20. Teknik Penyelidikan Terbuka adalah cara- pengumpulan bahan keterangan secara terbuka melalui penelitian, wawancara, eliciting dan interogasi. 4.21. Teknik Penyelidikan Tertutup adalah cara-cara pengumpulan bahan keterangan secara tertutup melalui pengamatan, penggambaran, penjejakan (pembuntutan), peyadapan, penyusupan dan penyurupan. 4.22. Samaran (cover) adalah bentuk usaha, pekerjaan, kegiatan dan tindakan yang dilakukan sedemikian rupa, dalam rangka menutupi jati diri, dan berperan serasi, seirama dalam lingkungan sasaran. 4.23. Penyesatan (deseption) adalah segala upaya, pekerjaan, kegiatan dan tindakan yang dilakukan sedemikian rupa untuk mengelabui/ menyesatkan/mengalihkan sasaran. 4.24. Penelitian (research) adalah cara pengumpulan bahan keterangan dari media massa, file, atau dokumen yang berkaitan dengan permasalahan tertentu. 4.25. Wawancara (interview) adalah cara pengumpulan keterangan melalui bertanya kepada sumber informasi.
bahan
5
4.26. Wawancara Tersamar (eliciting) adalah cara memperoleh bahan keterangan melalui percakapan terselubung. 4.27. Interogasi (interrogation) adalah cara memperoleh bahan keterangan melalui Tanya jawab langsung dengan cara pembicaraan yang dikontrol oleh si penanya. 4.28. Pengamatan (observation) adalah cara mendapatkan bahan keterangan dan gambaran objek tertentu secara langsung dengan panca indera dan peralatan khusus intelijen. 4.29. Penggambaran (description) adalah kegiatan melaporkan hasil pengamatan berupa laporan tertulis, sketsa, foto-foto, dan video. 4.30. Penyurupan (surreption entry) adalah cara mencari, menemukan dan mengumpulkan bahan keterangan dengan memasuki sesuatu tempat/ruangan/rumah/bangunan gedung tanpa diketahui sasaran atau orang lain, dan tanpa meninggalkan jejak atau bekas. 4.31. Penjejakan (surveillance) adalah cara mengumpulkan bahan keterangan yang dilaksanakan secara dinamis seirama mobilitas atau pergerakan sasaran yang dilakukan dengan menggunakan panca indera/dibantu dengan alat elektronik. 4.32. Penyadapan (tapping) adalah cara mengumpulkan bahan keterangan dengan menggunakan panca indera dan atau teknologi terhadap komunikasi yang dilakukan oleh sasaran tanpa memutus komunikasi sasaran. 4.33. Penyusupan (penetration) adalah cara mendapatkan bahan keterangan dengan menempatkan agen intelijen ke dalam sasaran. 4.34. Administrasi Intelijen adalah cara-cara penyelenggaraaan pelaporan (produk) dan pendokumentasian yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi intelijen yang dilakukan secara terus-menerus, teratur dan terarah serta terjaga kerahasiaannya. 4.35. Format Produk Intelijen adalah bentuk pelaporan dari hasil kegiatan/operasi intelijen berupa intelijen dasar, laporan harian, laporan harian khusus, laporan informasi, informasi khusus, laporan atensia, telaahan intelijen dan perkiraan intelijen singkat. 4.36. Format Administrasi Intelijen adalah bentuk administrasi kegiatan/operasi intelijen berupa unsur-unsur utama keterangan, target operasi, chasing, perencanaan tugas, penjabaran tugas, laporan kegiatan harian, laporan penugasan dan rencana pengumpulan bahan keterangan.
6
4.37. Produk Intelijen adalah h Badan Karantina Pertanian sesuai bentuk-bentuk yang telah ditentukan sebagai hasil kegiatan/operasi intelijen, setelah melalui proses pengolahan yang meliputi pencatatan, penilaian dan penafsiran. 4.38. Intelijen Dasar (ID) adalah produk intelijen yang dibuat oleh pelaksana fungsi intelijen yang berisi bahan keterangan yang mencakup aspek geografi, demografi, sumberdaya alam, ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan terkait dengan Karantina Hewan, Karantina Tumbuhan dan Pengawasan Keamanan Hayati.. 4.39. Laporan Harian (LH) adalah produk intelijen yang dibuat setiap hari memuat masalah di bidang karantina hewan, karantina tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati yang terjadi sehari sebelumnya yang perlu diketahui pimpinan. 4.40. Laporan Harian Khusus (LHK) adalah produk intelijen yang memuat satu masalah atau peristiwa di bidang karantina hewan, karantina tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati yang sangat menonjol yang perlu segera diketahui oleh pimpinan. 4.41. Laporan Informasi (LI) adalah laporan yang berisikan informasi atau bahan keterangan yang diperoleh sehubungan dengan suatu persoalan/masalah di bidang karantina hewan, karantina tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati yang masih perlu dinilai kebenarannya. 4.42. Informasi Khusus (IK) adalah produk intelijen yang dibuat oleh pelaksana fungsi intelijen yang merupakan informasi terpilih dan bernilai untuk diketahui pimpinan satuan samping/ bawah yang diperkirakan akan berkembang. 4.43. Laporan Atensia (LA) adalah produk intelijen yang dibuat oleh pelaksana fungsi intelijen tentang sesuatu peristiwa atau masalah di bidang karantina hewan, karantina tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati yang sedang berkembang/menonjol/diperkirakan akan menjadi sumber ancaman/gangguan yang perlu antisipasi untuk segera dimintakan perhatian/arahan/kebijakan pimpinan. 4.44. Telaahan Intelijen (TI) adalah produk intelijen yang dibuat oleh petugas pelaksana fungsi intelijen yang berisi kajian singkat dan jelas tentang perkembangan masalah-masalah di bidang karantina hewan, karantina tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati yang dinilai penting dan atau menonjol. 4.45. Perkiraan Intelijen Singkat (PIS) adalah produk intelijen yang dibuat oleh pelaksana fungsi intelijen yang disusun secara berkala dan kontinyu mengenai perkembangan lingkungan strategis karantina hewan, karantina tumbuhan dan keamanan hayati. 7
4.46. Unsur-unsur Utama Keterangan (UUK) adalah lembaran kerja yang dibuat dan ditandatangani oleh pimpinan yang berisi perintah yang harus dijawab oleh pelaksana fungsi intelijen untuk dijadikan sebagai pedoman operasional penyelidikan. 4.47. Target Operasi (TO) adalah instruksi/permintaan bersifat perintah untuk dilakukan penanganan dengan pendekatan penyelesaian permasalahan dan penyebabnya. 4.48. Chasing adalah kegiatan pengumpulan informasi awal yang berkaitan dengan kondisi sasaran sebelum dilaksanakan penyelidikan pokok. 4.49. Perencanaan Tugas (RENGAS) adalah gambaran rencana operasi intelijen yang mencakup pengorganisasian operasi, teknik, taktik, sistem komunikasi dan sistem pengamanan yang berkaitan dengan TO/UUK. 4.50. Penjabaran Tugas (BARGAS) adalah gambaran rencana terperinci dari RENGAS yang dibuat oleh Sub Tim yang mencakup sumber baket, oposisi dan cara bertindak (teknik dan taktik) berkaitan dengan TO/UUK. 4.51. Laporan Kegiatan Harian (LAPGIATHAR) adalah laporan kegiatan yang telah dilakukan oleh anggota Sub Tim setiap hari. 4.52. Laporan Penugasan (LAPGAS) adalah laporan akhir secara tertulis yang dibuat oleh Tim dalam operasi penyelidikan berdasarkan UUK/TO. 4.53. Rencana Pengumpulan Bahan Keterangan (RENPULBAKET) adalah gambaran rencana kegiatan intelijen yang mencakup pengorganisasian kegiatan, teknik dan taktik yang berkaitan dengan UUK.
8
BAB II JENIS ADMINISTRASI DAN PRODUK INTELIJEN
2.1.
Jenis Administrasi Intelijen 2.1.1. Administrasi Kegiatan Intelijen adalah Perencanaan Pengumpulan Bahan Keterangan (Renpulbaket); 2.1.2. Administrasi Operasi Intelijen 2.1.2.1. Unsur-Unsur Utama Keterangan (UUK) atau Target Operasi (TO) 2.1.2.2. Data Chasing 2.1.2.3. Perencanaan Tugas (Rengas) 2.1.2.4. Penjabaran Tugas (Bargas) 2.1.2.5. Laporan Kegiatan Harian (Lapgiathar) 2.1.2.6. Laporan Informasi (LI) 2.1.2.7. Laporan Penugasan (Lapgas)
2.2.
Produk Intelijen 2.2.1. Produk Intelijen Strategis Produk ini berupa Intelijen Dasar yang digunakan sebagai dasar bagi pembuatan kebijakan yang bersifat strategis yang dibuat secara berkelanjutan dan berkala. 2.2.2.Produk Intelijen Taktis Produk ini digunakan untuk kepentingan operasional fungsi intelijen Badan Karantina Pertanian, yang bersifat taktis atau sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi Barantan yang meliputi: 2.2.2.1. 2.2.2.2. 2.2.2.3. 2.2.2.4. 2.2.2.5. 2.2.2.6. 2.2.2.7.
Laporan Harian Laporan Harian Khusus Laporan Informasi Informasi Khusus Laporan Atensia Telaahan Intelijen Perkiraan Intelijen Singkat
9
BAB III TATA CARA PEMBUATAN ADMINISTRASI DAN PRODUK INTELIJEN 1. Tata Cara Pembuatan Produk Intelijen 1.1. INTELIJEN DASAR (ID) Jenis Produk Format
: :
INTELIJEN DASAR (ID) a. Judul dan Isi bab; b. tulisan “TERBATAS” di bagian atas dan bawah pada setiap halaman; c. memuat waktu dan tempat pembuatan; d. mencantumkan alamat distribusi yang telah ditentukan; e. sampul berwarna kuning dengan logo Kementerian Pertanian yang memuat kepala surat, nama produk, dan registrasi; f. menggunakan kertas A4 atau folio.
Kegunaan
:
Untuk memberikan gambaran, catatan dan pengetahuan bagi pimpinan dalam mendeteksi gejala dan perubahan di wilayah/daerahnya, sehingga dapat mengambil langkah-langkah yang tepat.
Penerbit
:
Pejabat Intelijen Badan Karantina Pertanian
Ditujukan Kepada :
Kepala Kantor Karantina Pertanian
Lembar Dokumen : rangkap.
Sesuai
dengan
kebutuhan,
minimal
3
TATA CARA PENGISIAN Nomor
Diisi sesuai dengan petunjuk penomoran dan pengkodean dokumen pelaksanaan administrasi operasional Intelijen Badan Karantina Pertanian.
INTELIJEN DASAR I
Pendahuluan
1. Diuraikan maksud dan pembuatan Intelijen Dasar.
tujuan
2. Intelijen Dasar berisi bahan keterangan tentang semua aspek kehidupan dalam suatu daerah/tempat tertentu yang dapat digunakan sebagai pengetahuan dasar tentang potensi situasi dan kondisi daerah untuk kepentingan penyelenggaraan tugas dan fungsi Badan Karantina Pertanian. 3. Intelijen Dasar mencakup bidang yang luas, umum dan bersifat statis. 10
II
Materi
1
2
Tri A B C
gatra Geografi Demografi Sumberdaya alam Panca gatra A Ideologi B
Sosial Politik
C
Sosial Ekonomi Sosial Budaya Keamanan
D E III
Menguraikan data-data mengenai Tri Gatra dan Panca Gatra (Hasta Gatra), baik yang sifatnya statis maupun yang mungkin berkembang (dinamis) yang mempunyai potensial menjadi Potensi Gangguan, Ambang Gangguan dan Gangguan Nyata. fakta-fakta yang diungkap, bukan analisa agen lapangan gambaran karakteristik wilayah tugas gambaran karakteristik masyarakat gambaran potensi penghidupan sosial ekonomi masyarakat keyakinan masyarakat yang memiliki potensi untuk menimbulkan gangguan adanya kepentingan tertentu yang terlibat dalam pelanggaran Barantan Sumber penghidupan masyarakat sekitar karakteristik interaksi/ciri khusus masyarakat sekitar persoalan yang rawan,pernah terjadi/menjadi tren
Penutup 1 Kesimpulan 2 Saran
Tempat Penerbitan
Diisi nama tempat/daerah diterbitkannya Intelijen Dasar (misalnya : Jakarta, Bandung, Surabaya, Makassar, dan seterusnya). Diisi sesuai dengan tanggal penerbitan Intelijen Dasar. Diisi nama dan NIP Pejabat Intelijen yang membuat Intelijen Dasar.
Tanggal Pejabat Intelijen
1.2. LAPORAN HARIAN (LH) Jenis Produk Format
: :
LAPORAN HARIAN (LH) a. Judul dan Isi bab; b. tulisan “RAHASIA” di bagian atas dan bawah pada setiap halaman; c. memuat waktu dan tempat pembuatan; d. mencantumkan alamat distribusi yang telah ditentukan;
11
e. sampul berwarna merah dengan logo Kementerian Pertanian yang memuat kepala surat, nama produk, tulisan “RAHASIA” pada bagian atas dan bawah, serta registrasi; f. menggunakan kertas A4. Kegunaan
:
a. Untuk memberikan informasi kepada pimpinan mengenai peristiwa/kejadian yang terjadi pada hari itu dan yang perlu mendapatkan atensi pimpinan; b. memberikan perkembangan situasi terkini, terutama di bidang karantina hewan, karantina tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati, sehingga pimpinan dapat mengendalikan pelaksanaan program kegiatan yang telah dirancang; dan c. bahan/dasar pembuatan telaahan intelijen dan telaahan bulanan.
Penerbit
:
Pejabat Intelijen Badan Karantina Pertanian
Ditujukan Kepada :
Kepala Kantor Karantina Pertanian
Lembar Dokumen :
sesuai dengan kebutuhan, minimal 3 rangkap.
TATA CARA PENGISIAN Nomor
Diisi sesuai dengan petunjuk penomoran dan pengkodean dokumen pelaksanaan administrasi operasional Intelijen Badan Karantina Pertanian.
LAPORAN HARIAN I
Pendahuluan
1. Laporan Harian berisi gambaran umum situasi lalu-lintas komoditi pertanian, baik antar Negara maupun antar area di dalam wilayah Negara Republik Indonesia yang terjadi pada periode laporan yang meliputi kegiatan karantina hewan, karantina tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati. 2. Laporan Harian berisi : a. Berbagai bidang intelijen serta masalah perkarantinaan bidang KH, KT dan Kehati; b. Penguraian masalah dirumuskan dalam bahasa yang ringkas dan jelas, serta menjawab pertanyaanpertanyaan apa, siapa, bilamana, bagaimana dan mengapa; dan
12
c. Berita, informasi, atau keterangan yang muncul namun masih perlu dilengkapi dan dikembangkan sehingga menjadi jelas dan benar; 3. Laporan Harian dibuat secara berkala, bersifat informasi, dan mengutamakan kecepatan penyampaian disertai dengan penilaian terhadap sumber dan informasi. II
III
Fakta-fakta 1 Aspek KH 2 Aspek KT 3 Aspek Kehati Analisa
IV.
Prediksi
V.
Rekomendasi
Tempat Penerbitan
mengintegrasikan poin I dan II, dikaitkan dengan tugas pokok memberikan perkiraan kemungkinan2 yg dpt terjadi dr hsl analisa saran tindak antisipasi Diisi nama tempat/daerah diterbitkannya Laporan Harian (misalnya : Jakarta, Bandung, Surabaya, Makassar, dan seterusnya). Diisi sesuai dengan tanggal penerbitan Laporan Harian. Diisi nama dan NIP Pejabat Wasdak yang membuat Laporan Harian. Diisi sesuai dengan nama-nama yang mendapat tembusan atau pihak yang harus dikirimkan Laporan Harian.
Tanggal Pejabat Wasdak Distribusi
1.3. LAPORAN HARIAN KHUSUS (LHK) Jenis Produk Format
Kegunaan
: :
LAPORAN HARIAN KHUSUS (LHK) a. Judul dan Isi bab; b. tulisan “RAHASIA” di bagian atas dan bawah pada setiap halaman; c. memuat waktu dan tempat pembuatan, bidang dan perihal yang dilaporkan; d. mencantumkan alamat distribusi yang telah ditentukan; e. sampul berwarna merah dengan logo Kementerian Pertanian yang memuat kepala surat, nama produk, tulisan “RAHASIA” pada bagian atas dan bawah, serta registrasi; f. menggunakan kertas A4.
:
Untuk mengetahui secara dini tentang informasi atau perkembangan situasi penting yang terjadi pada hari itu, sehingga pimpinan dapat segera menentukan langkah kebijaksanaan sedini mungkin. 13
Penerbit
:
Ditujukan Kepada : Lembar Dokumen :
Pejabat Intelijen Badan Karantina Pertanian Kepala Kantor Karantina Pertanian sesuai dengan kebutuhan, minimal 3 rangkap.
TATA CARA PENGISIAN LAPORAN HARIAN KHUSUS Nomor
Tanggal Bidang Perihal
I.
Fakta-fakta
Diisi sesuai dengan petunjuk penomoran dan pengkodean dokumen pelaksanaan administrasi operasional Intelijen Badan Karantina Pertanian. Diisi sesuai dengan tanggal penerbitan Laporan Harian Khusus. Sebutkan bidang masalah yang dilaporkan (karantina hewan/karantina tumbuhan/keamanan hayati). Sebutkan masalah atau peristiwa yang akan dilaporkan. 1. Laporan Harian Khusus memuat uraian singkat suatu peristiwa atau masalah yang disertai dengan fakta-fakta secara lengkap, tetapi dibatasi pada hal-hal yang perlu; 2. Laporan Harian Khusus berisi masalah atau peristiwa (fakta actual) yang hanya sekali terjadi tetapi sangat menonjol dan/atau masalah/peristiwa yang sama dan pada hari yang sama terjadi di beberapa tempat pada suatu wilayah tertentu dan perlu segera diketahui pimpinan pada hari itu juga; 3. Laporan Harian Khusus bersifat informasi, dibuat secara insidentil, disampaikan secara bertahap dan berlanjut sesuai perkembangan kasus dan informasi yang sudah diperoleh dengan memperhatikan tenggang waktu antara peristiwa yang terjadi dengan penyampaian laporan;
II.
Catatan
1. Memuat fakta-fakta lain yang bersifat melengkapi atau memperkuat masalah yang dikembangkan. 2. Berisi analisa singkat terhadap kasus tersebut dan atau yang dilaporkan atau pengalaman dalam persoalan yang sama, serta dapat menunjukkan trend perkembangan atau kerawanan yang timbul dan berpengaruh terhadap kebijaksanaan tindakan kesatuan sendiri. 14
Tempat Penerbitan
Diisi nama tempat/daerah diterbitkannya Laporan Harian Khusus (misalnya: Jakarta, Bandung, Surabaya, Makassar, dan seterusnya). Diisi sesuai dengan tanggal penerbitan Laporan Harian Khusus. Diisi nama dan NIP Pejabat Intelijen yang membuat Laporan Harian Khusus.
Tanggal Pejabat Intelijen Distribusi
Diisi sesuai dengan nama-nama yang mendapat tembusan atau pihak yang harus dikirimkan Laporan Harian Khusus.
1.4. LAPORAN INFORMASI (LI) Jenis Produk Format
Kegunaan
: :
LAPORAN INFORMASI (LI) a. Judul dan Isi bab; b. mencantumkan atau menggunakan sandi pelapor; c. tulisan “RAHASIA” di bagian atas dan bawah pada setiap halaman; d. memuat waktu dan tempat pembuatan; e. mencantumkan alamat distribusi yang telah ditentukan; f. sampul berwarna merah dengan logo Kementerian Pertanian yang memuat kepala surat, nama produk, tulisan “RAHASIA” pada bagian atas dan bawah, serta registrasi; g. menggunakan kertas A4 atau folio.
:
a. membantu pimpinan memperoleh informasi sebanyak mungkin dan sedini mungkin secara cepat dan akurat, sehingga pimpinan dapat mengambil tindakan segera guna mencegah terjadinya pelanggaran di bidang karantina hewan, karantina tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati yang lebih besar; dan b. bahan informasi dan peringatan kepada kesatuan serta bahan arahan bagi pelaksanaan tindak lanjut.
Penerbit
:
Pejabat Intelijen Badan Karantina Pertanian
Ditujukan Kepada :
Kepala Kantor Karantina Pertanian
Lembar Dokumen :
sesuai dengan kebutuhan, minimal 3 rangkap.
15
TATA CARA PENGISIAN Nomor
Diisi sesuai dengan petunjuk penomoran dan pengkodean dokumen pelaksanaan administrasi operasional Intelijen Badan Karantina Pertanian.
LAPORAN INFORMASI I
Pendahuluan
1. Laporan Informasi berisi informasi pada satu bidang atau satu masalah yang dilihat, didengar, dan dirasakan langsung atau tidak langsung oleh Pelaksana fungsi intelijen disertai sumber, waktu, cara mendapatkan informasi dan nilai kebenaran informasi; 2. Laporan Informasi bersifat informasi, dibuat secara rutin, disusun secara sistematis berdasarkan kronologis disertai analisis singkat materi yang dilaporkan, dan dipisahkan antara fakta dengan pendapat pelapor; 3. Laporan Informasi wajib didistribusikan kepada atasan langsung.
1 2
II
Sumber Informasi Hubungan dengan Sumber 3 Cara mendapatkan Informasi 4 Waktu mendapatkan Informasi 5 Nilai Informasi Fakta-fakta 1. Semua informasi yang meliputi Poleksosbudkam, baik peristiwa/kejadian atau suatu gejala yang dapat mengarah kepada gangguan kamtibmas, baik yang diperoleh dari sumber intelijen atau diketahui sendiri; 2. Berisi uraian fakta-fakta secara sistematis dan mendetail tentang semua yang berhubungan dengan informasi; 3. Mencakup/memenuhi SIABIDIBAME
III
Pendapat pelapor
1. Berisi komentar pelapor terhadap kebenaran informasi, setelah dilakukan pengecekan tentang kebenaran dari fakta-fakta; 2. Analisa dan pendapat pelapor tentang peristiwa/kejadian yang disampaikan dibandingkan dengan kasus yang sama yang pernah ada sebelumnya.
16
Tempat Penerbitan
Diisi nama tempat/daerah diterbitkannya Laporan Informasi (misalnya : Jakarta, Bandung, Surabaya, Makassar, dan seterusnya). Diisi sesuai dengan tanggal penerbitan Laporan Informasi. Diisi nama dan NIP Pejabat Intelijen yang membuat Laporan Informasi. Diisi nama/pihak yang mendapat tembusan Laporan Informasi.
Tanggal Pelapor Distribusi
1.5. INFORMASI KHUSUS (IK) Jenis Produk Format
Kegunaan
: :
INFORMASI KHUSUS (IK) a. Judul dan Isi bab; b. tulisan “RAHASIA” di bagian atas dan bawah pada setiap halaman; c. memuat waktu dan tempat pembuatan; d. autentikasi oleh pimpinan intelijen tanpa mencantumkan nama dan jabatan; e. mencantumkan alamat distribusi yang telah ditentukan; f. sampul berwarna merah dengan logo Kementerian Pertanian yang memuat kepala surat, nama produk, tulisan “RAHASIA” pada bagian atas dan bawah, serta registrasi; g. menggunakan kertas A4 atau folio.
:
a. Menunjukkan kerawanan-kerawanan yang bakal timbul dan berpengaruh dengan memuat fakta-fakta lain yang bersifat melengkapi atau memperkuat masalah yang dikemukakan oleh dokumentasi intelijen atau intelijen dasar; dan b. memberikan informasi yang bersifat khusus untuk segera diketahui oleh satuan atas, samping dan bawah sebagai bahan pengambilan langkah antisipatif terutama bagi satuan yang menerima informasi, fungsi intelijen, atau fungsi lainnya.
Penerbit
:
Pejabat Intelijen Badan Karantina Pertanian
Ditujukan Kepada :
Kepala Kantor Karantina Pertanian
Lembar Dokumen :
sesuai dengan kebutuhan, minimal 3 rangkap.
17
TATA CARA PENGISIAN Nomor
Diisi sesuai dengan petunjuk penomoran dan pengkodean dokumen pelaksanaan administrasi operasional Intelijen Badan Karantina Pertanian.
INFORMASI KHUSUS I
Perihal
II
Fakta-fakta
Informasi Khusus memuat informasiinformasi yang bersifat khusus tentang apa yang akan disampaikan. 1. Memuat fakta-fakta yang tersusun secara soistematis, singkat, jelas dari suatu masalah atau kasus yang terjadi dan berkembang. 2. Hindari sikap untuk memasukan pandangan atau pendapat sendiri dari fakta-fakta yang dilaporkan.
III
Catatan
Berisi analisa pejabat intelijen di lingkungan Badan Karantina Pertanian, yaitu menghubung-hubungkan kasus atau masalah sekarang dengan yang lalu serta perkiraan terhadap perkembangan masalah atau kasus tersebut kemungkinan dapat meluas ke daerah lain untuk segera diwaspadai, dengan mengacu pada data intel (kasus atau masalah yang sama dan serupa pada waktu lalu).
Tempat Penerbitan
Diisi nama tempat/daerah diterbitkannya Informasi Khusus (misalnya : Jakarta, Bandung, Surabaya, Makassar, dan seterusnya). Diisi sesuai dengan tanggal penerbitan Intelijen Dasar. Diisi nama dan NIP Pejabat Intelijen yang membuat Informasi Khusus. Diisi nama/pihak yang mendapat tembusan Informasi Khusus.
Tanggal Pejabat Intelijen Distribusi
1.6. LAPORAN ATENSIA (LA) Jenis Produk Format
: :
LAPORAN ATENSIA (LA) a. Judul dan Isi bab; b. tulisan “RAHASIA” di bagian atas dan bawah pada setiap halaman; c. memuat waktu dan tempat pembuatan; d. autentikasi oleh pimpinan intelijen tanpa mencantumkan nama dan jabatan; e. mencantumkan alamat distribusi yang telah ditentukan (disampaikan kepada pimpinan Badan Karantina Pertanian);
18
Kegunaan
:
Penerbit : Ditujukan Kepada : Lembar Dokumen :
f. sampul berwarna merah dengan logo Kementerian Pertanian yang memuat kepala surat, nama produk, tulisan “RAHASIA” pada bagian atas dan bawah, serta registrasi; g. menggunakan kertas ½ folio. a. memberikan informasi tentang fakta, gejala, atau masalah yang sedang berkembang disertai saran tindakan, agar mendapat atensi pimpinan dan sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan;dan b. mengantisipasi sesuatu masalah/fakta berupa langkah-langkah pencegahan atau mengeliminir/melokalisir peristiwa, sehingga tidak terjadi suatu pendadakan atau kebobolan. Pejabat Intelijen Badan Karantina Pertanian Kepala Kantor Karantina Pertanian sesuai dengan kebutuhan, minimal 3 rangkap.
TATA CARA PENGISIAN Nomor
Diisi sesuai dengan petunjuk penomoran dan pengkodean dokumen pelaksanaan administrasi operasional Intelijen Badan Karantina Pertanian.
19
LAPORAN ATENSI I
Pendahuluan
II
Fakta-fakta
III
Analisa
IV
Kesimpulan
V
Saran-saran
Tempat Penerbitan
Tanggal Pejabat Intelijen
Laporan Atensi memuat pokok-pokok masalah/ kejadian yang diharapkan menjadi perhatian Pimpinan. 1. Memuat fakta-fakta yang tersusun secara sistematis dan kronologis singkat, jelas yang dibatasi pada persoalannya dan Nampak hubungan-hubungannya dan harus memenuhi 5 W + 1 H (SIABIDEMENBABI); 2. Tidak dimasukkan pandangan atau pendapat sendiri darui materi fakta-fakta yang dilaporkan. 1. Merupakan uraian keseluruhan faktafakta yang ada dan telah dihubunghubungkan antara fakta yang satu dengan fakta yang lain; 2. Pembahasan dilandaskan kepada faktafakta yang ada, dan pemikiran secara okjektif berusaha untuk mencari kemungkinan sebab dan dampak yang diperkirakan timbul (penafsiran untuk mendapatkan perhatian serta antisipasi kebijaksanaan Pimpinan kesatuan); 3. Bersifat deduktif dan induktif. Memuat inti permasalahan yang merupakan kesimpulan-kesimpulan dari hasil pembahasan masalah yang disajikan. Memuat saran-saran atau usul-usul memecahkan masalah dan tindakan yang perlu dilakukan, baik di bidang pembinaan maupun bidang operasional.
Diisi nama tempat/daerah diterbitkannya Laporan Atensia (misalnya : Jakarta, Bandung, Surabaya, Makassar, dan seterusnya). Diisi sesuai dengan tanggal penerbitan Laporan Atensia. Diisi nama dan NIP Pejabat Intelijen yang membuat Laporan Atensia.
20
1.7. TELAAHAN INTELIJEN (TI) Jenis Produk Format
Kegunaan
: :
TELAAHAN INTELIJEN (TI) a. Judul dan Isi bab; b. tulisan “RAHASIA” di bagian atas dan bawah pada setiap halaman; c. memuat waktu dan tempat pembuatan; d. tandatangan pejabat intelijen; e. mencantumkan alamat distribusi yang telah ditentukan; f. sampul berwarna merah dengan logo Kementerian Pertanian yang memuat kepala surat, nama produk, tulisan “RAHASIA” pada bagian atas dan bawah, serta registrasi; g. menggunakan kertas A4 atau folio.
:
a. Memberikan gambaran tentang perkembangan kondisi dan permasalahan pada suatu daerah tertentu atau untuk mengetahui arti dari suatu keadaan yang sedang berlaku sebagai akibat dari keadaan yang lampau; dan b. memberikan informasi lengkap kepada pimpinan tentang keadaan atau peristiwa yang sedang berjalan, sehingga pimpinan memperoleh gambaran yang jelas dan akurat tentang masalah yang disampaikan dan dapat mengambil keputusan terutama dalam menghadapi masalah yang diperkirakan akan timbul di kemudian hari.
Penerbit
:
Pejabat Intelijen Badan Karantina Pertanian
Ditujukan Kepada :
Kepala Kantor Karantina Pertanian
Lembar Dokumen :
sesuai dengan kebutuhan, minimal 3 rangkap.
TATA CARA PENGISIAN Nomor
Diisi sesuai dengan petunjuk penomoran dan pengkodean dokumen pelaksanaan administrasi operasional Intelijen Badan Karantina Pertanian.
21
TELAAHAN INTELIJEN I
Pendahuluan
1. Pada Bab ini dikemukakan trend perkembangan situasi/kondisi lalulintas komoditi pertanian, baik antara Negara maupun antar area di dalam wilayah Negara Republik Indonesia yang menjadi dasar pembuatan analisa ini; 2. Atau gambaran dari dampak suatu kasus terhadap situasi lalu-lintas komoditi pertanian pada umumnya.
II
Fakta-fakta
1. Pada Bab ini semua fakta-fakta yang ada hubungannya dengan pokok masalah, baik pada masa lalu maupun yang terjadi saat ini dikemukakan secara detail dan lengkap; 2. Bila telaahan berupa telaahan bulanan, fakta-fakta yang dikemukakan meliputi aspek Panca Gatra; 3. Bisa berbentuk kegiatan, scenario, dan lain-lain.
III.
Analisa
data,
1. Pada Bab ini dijelaskan hubungan antara satu fakta dengan fakta lain yang mungkin saling mempengaruhi; 2. Termasuk gambaran dari ekses yang mungkin berpengaruh terhadap berbagai aspek penyelenggaraan perkarantinaan; 3. Memuat prakiraan dari mulai yang tidak mungkin terjadi sampai kepada yang paling mungkin terjadi.
IV.
Prediksi
V.
Rekomendasi
Tempat Penerbitan
Tanggal Pejabat Intelijen Distribusi
Pada Bab ini memuat kesimpulan dari hasil analisa dan prediksi ke depan. Memuat rekomendasi yang mungkin dilakukan oleh Badan Karantina Peretanian atau yang berkepentingan. Diisi nama tempat/daerah diterbitkannya Telaahan Intelijen (misalnya : Jakarta, Bandung, Surabaya, Makassar, dan seterusnya). Diisi sesuai dengan tanggal penerbitan Telaahan Intelijen. Diisi nama dan NIP Pejabat Intelijen yang membuat Telaahan Intelijen. Diisi nama/pihak yang mendapat tembusan Telaahan Intelijen.
22
1.8. PERKIRAAN INTELIJEN SINGKAT (PIS) Jenis Produk Format
Kegunaan
: :
:
PERKIRAAN INTELIJEN SINGKAT (PIS) a. Permasalahan yang dilaporkan; b. Judul dan Isi bab; c. tulisan “RAHASIA” di bagian atas dan bawah pada setiap halaman; d. memuat waktu dan tempat pembuatan; e. autentikasi oleh pimpinan intelijen tanpa mencantumkan nama dan jabatan f. mencantumkan alamat distribusi yang telah ditentukan; g. sampul berwarna merah dengan logo Kementerian Pertanian yang memuat kepala surat, nama produk, tulisan “RAHASIA” pada bagian atas dan bawah, serta registrasi; h. menggunakan kertas A4 atau folio.
a. Memberikan masukan kepada pimpinan tentang rumusan sasaran operasi khusus Badan Karantina Pertanian yang akan dilaksanakan; dan b. menggambarkan tentang perkembangan kondisi sasaran tertentu yang akan ditanggulangi dalam suatu operasi khusus Badan Karantina Pertanian, sehingga berguna dalam menyusun perencanaan operasi yang lebih tepat dan efektif serta berdayaguna.
Penerbit
: Pejabat Intelijen Badan Karantina Pertanian
Ditujukan Kepada :
Kepala Kantor Karantina Pertanian
Lembar Dokumen :
sesuai dengan kebutuhan, minimal 3 rangkap.
TATA CARA PENGISIAN Nomor
Diisi sesuai dengan petunjuk penomoran dan pengkodean dokumen pelaksanaan administrasi operasional Intelijen Badan Karantina Pertanian.
23
PERKIRAAN INTELIJEN SINGKAT I
Pendahuluan
II
Keadaan sasaran
III.
Analisa
IV.
Kesimpulan
V.
Saran-saran
Tempat Penerbitan
Tanggal Pejabat Intelijen
Berisi uraian timbulnya perubahan/perkembangan di luar jangkauan perkiraan keadaan intelijen periodic yang sifatnya meresahkan dan perlu segera ditanggulangi sebagai sasaran tugas Badan Karantina Pertanian. 1. Subyek : a. Situasi Khusus b. Aspek Sasaran 2. Lokasi 3. Waktu 4. Method/Modus 1. Kemampuan Sasaran; 2. Kemampuan Penanggulangan. 1. Kondisi Sasaran; 2. Kemampuan Kesatuan. Kemungkinan Penanggulangan. Diisi nama tempat/daerah diterbitkannya Perkiraan Intelijen Singkat (misalnya : Jakarta, Bandung, Surabaya, Makassar, dan seterusnya). Diisi sesuai dengan tanggal penerbitan Perkiraan Intelijen Singkat. Diisi nama dan NIP Pejabat Intelijen yang membuat Perkiraan Intelijen Singkat.
24
2. TATA CARA INTELIJEN 2.1.
PEMBUATAN
ADMINISTRASI
OPERASIONAL
UNSUR-UNSUR UTAMA KETERANGAN (UUK) Kegunaan : a. memuat data awal dari persoalan untuk memperoleh kejelasan dan ketepatan mengenai duduk masalah atau persoalannya; b. memberikan arah penyelidikan yang akan atau sedang dilakukan oleh Tim Operasional Intelijen agar dalam pelaksanaan tugasnya tidak bias atau kabur; c. menjadikan bahan control terhadap arah penyelidikan yang dilakukan oleh Tim Operasional Intelijen guna menjawab permasalahan yang dihadapi oleh pimpinan. Pembuat
: a. Kepala Badan Karantina Pertanian/KepalaPusat KKIP/ Kepala UPT Karantina Pertanian; b. Kepala Bidang Wasdak.
Wasdak/Kepala
Seksi
TATA CARA PENGISIAN Nomor
Diisi sesuai dengan petunjuk penomoran dan pengkodean dokumen pelaksanaan administrasi operasional Intelijen di lingkup Badan Karantina Pertanian.
UNSUR-UNSUR UTAMA KETERANGAN Kolom 1 Kolom 2 Kolom 3
Kolom 4 Kolom 5 Kolom 6 Kolom 7
Nomor urut
Diisi dengan angka mulai angka 1 dan seterusnya sesuai jumlah indikasi masalah yang ditemukan. Indikasi masalah Data awal yang memerlukan proses penyelidikan Intisari baket Hal-hal yang ingin diketahui pimpinan dan yang dibutuhkan harus dijawab oleh tim selama proses (ibd) penyelidikan. IBD biasanya berbentuk pertanyaan-pertanyaan. Sumber baket Bisa berupa manusia, benda, situasi yang bisa menjadi sumber diperolahnya informasi Teknik/taktik Teknik dan taktik yang digunakan selama lidik proses penyelidikan. Terbuka dan tertutup. Waktu lidik Rentang waktu dilaksanakannya proses penyelidikan Waktu/tempat Waktu diserahkannya baket (jam, tanggal, baket diserahkan bulan, tahun, tempat)
25
Tempat Pembuatan Tanggal Pimpinan
2.2.
Diisi nama tempat/daerah dibuatkannya UnsurUnsur Utama Keterangan (misalnya : Jakarta, Bandung, Surabaya, Makassar, dan seterusnya). Diisi sesuai dengan tanggal pembuatan UnsurUnsur Utama Keterangan. Diisi nama dan NIP Pimpinan yang membuat Unsur-Unsur Utama Keterangan.
TARGET OPERASI (TO) Kegunaan : a. memberikan kejelasan terhadap sasaran; b. menjadikan pedoman anggota Tim Operasional Intelijen dalam melakukan operasi; c. sesuatu sasaran yang telah ditentukan, ditangani/dicapai dalam pelaksanaan operasi. Pembuat : a. Kepala Badan Karantina Pertanian/KepalaPusat KKIP/ Kepala UPT Karantina Pertanian; b. Kepala Bidang Wasdak/Kepala Seksi Wasdak.
TATA CARA PENGISIAN Nomor
Diisi sesuai dengan petunjuk penomoran dan pengkodean dokumen pelaksanaan administrasi operasional Intelijen di lingkup Badan Karantina Pertanian. Tim operasi intelijen lingkup Barantan Bidang KH, KT, dan Kehati
Pelaksana Masalah
Kolom 1 Kolom 2 Kolom 3 Kolom 4 Kolom 5
TARGET OPERASI Nomor urut Diisi dengan angka mulai angka 1 dan seterusnya sesuai jumlah masalah/sasaran yang dijadikan target operasi. Masalah/sasaran Masalah/sasaran pokok yang dijadikan target operasi, jelaskan dengan detail. (manusia, benda, lokasi, situasi, dll) Data operasional Semua informasi yang sudah dimiliki dijadikan dasar untuk melaksanakan operasi. Instruksi/perintah Berupa perintah pimpinan untuk melakukan operasi Keterangan Hal-hal yang belum tercakup dan dipandang penting.
Tempat Pembuatan Tanggal Pimpinan
Diisi nama tempat/daerah dibuatkannya TO (misalnya : Jakarta, Bandung, Surabaya, Makassar, dan seterusnya). Diisi sesuai dengan tanggal pembuatan TO. Diisi nama dan NIP Pimpinan yang membuat TO.
26
2.3.
DATA CHASING (DC) Kegunaan: a. mengetahui pelaku, situasi/kondisi sasaran, medan, masyarakat dan kerawanan dari sasaran b. Menentukan cara bertindak untuk Tim Operasional Intelijen sebelum melakukan penyelidikan ke sesuatu sasaran c. Dapat menentukan teknik dan taktik penyelidikan bagi anggota Tim Opersional Intelijen dalam melaksanakan tugas d. menentukan sistem komunikasi yang digunakan dlm penugasan e. mengetahui dan menentukan tempat-tempat aman. Pembuat : Tim Operasional Intelijen; TATA CARA PENGISIAN Nomor
Diisi sesuai dengan petunjuk penomoran dan pengkodean dokumen pelaksanaan administrasi operasional Intelijen di lingkup Badan Karantina Pertanian.
DATA CHASING 1
2
Sasaran/Pelaku A. Kelompok/jaringan
Menjelaskan/menggambarkan ttg lokasi sasaran, kemampuan dan kelemahan sasaran, scr umum. Batasan pengaruh dan identitas sasaran selengkapnya. Apabila sasaran tersebut adalah orang (pelaku) agar dijelaskan profil pelaku dan spesifik jenis kejahatan yg dilakukan. Dijelaskan cara kerja sasaran/pelaku.
B. Modus operandi Karakteristik daerah sasaran A. Keadaan medan Gambaran geografi sasaran secara lengkap B. Karakteristik Menggambarkan demografi sasaran termasuk masyarakat SDA atau potensi sasaran (tingkat pendidikan, suku, dll) C. Tempat-tempat aman Jelaskan daerah yang aman dari oposisi (safe house) dan dapat digunakan sebagai sarana pertemuan dan berkomunikasi D. Komunikasi dan Menjelaskan sarana komunikasi alami transportasi daerah sasaran, sarana dan prasarana/teknologi yang sasaran secara dikuasai lingkungan sasaran. Transportasi khusus yang digunakan sasaran dan yang menguntungkan operasi. E. Kerawanan daerah Jelaskan jenis potensi masyarakat yg dapat yang dapat dikategorikan dpt mengganggu operasi ke menimbulkan oposisi dalam (aktif/pasif). F. Sumber baket Identifikasi sasaran yg digolongkan sebagai basis informasi yang menjadi potensi penting menyukseskan operasi scr terselubung.
27
3
Analisa sasaran
4
Kesimpulan
Tempat Pembuatan Tanggal Ketua Tim
2.4.
Gambaran khusus yg didot dari hasil analisa data (sasaran dan karakteristik daerah sasaran) yg menghasilkan akurasi informasi ttg sasaran. Menentukan bbrp poin penting ttg sasaran yg berkaitan dgn pencapaian tujuan Diisi nama tempat/daerah dibuatkannya Data chasing (misalnya : Jakarta, Bandung, Surabaya, Makassar, dan seterusnya). Diisi sesuai dengan tanggal pembuatan Data Chasing Diisi nama dan NIP Ketua Tim yang membuat Data Chasing.
PERENCANAAN TUGAS (RENGAS) Kegunaan: a. pembagian terhadap tugas dan sasaran yang akan dilakukan anggota intel; b. memberikan arah dan tujuan dalam melaksanakan tugas penyelidikan anggota intel; c. menentukan cara bertindak yang harus dilakukan oleh anggota intel; d. memperjelas/mengarahkan tugas yang dilakukan tim serta menciptakan efektifitas kerja tim e. dapat mengetahui dan melihat kemampuan anggota tim (siapa berbuat apa) f. dapat menentukan sasaran dan kegiatan yang akan dilakukan oleh anggota tim operasional. g. sebagai pedoman/atau panduan dalam setiap giat anggota tim dalam melaksanakan tugasnya.
Pembuat
:
Ketua Tim Operasional Intelejen;
TATA CARA PENGISIAN Nomor
Diisi sesuai dengan petunjuk penomoran dan pengkodean dokumen pelaksanaan administrasi operasional Intelijen di lingkup Badan Karantina Pertanian.
28
PERENCANAAN TUGAS 1
2
Pendahuluan A. Dasar B. Pelaksana C. Waktu D. Lokasi E. Data operasional Analisa sasaran A. Sasaran pokok B. Sasaran antara
3
4
5
Proses penilaian terhadap data operasional (huruf 1.E) dikaitkan dengan tujuan operasi Kemungkinan sumber-sumber yang bisa dimanfaatkan selama operasi
Analisa tugas A. Tugas pokok
Target utama pelaksanaan operasi yang harus dicapai sesuai informasi dalam UUK B. Intisari baket yang Materi baket yang ada dalam UUK dibutuhkan C. Sumber baket Sumber baket yang ada di UUK D. Teknik lidik yang Penentuan Teknik Lidik yang tepat untuk digunakan dilaksanakan sesuai hasil dari chasing E. Taktik lidik yang Penentuan Taktik Lidik yang tepat untuk digunakan dilaksanakan sesuai hasil dari chasing F. Sistem Meliputi Siskom (mencakup deadrop, pengamanan lifedrop,personal meeting) dan sispam (mencakup Safeport (SP), safehouse (SH), meeting place (MP) ) Rencana pelaksanaan A. Pembagian tugas Pembagian sub tim dikaitkan dengan tugas pada UUK (intisari baket yang dibutuhkan) B. Jadwal kegiatan Urutan kegiatan dikaitkan dengan rentang waktu pelaksanaan C. Waktu dan tempat Penentuan lokasi dan tempat dilakukannya berhubungan briefieng / koordinasi/konsolidasi. Koordinasi dan Penentuan instansi tertentu yang berkaitan instruksi dg tujuan operasi.
Tempat Pembuatan
Diisi nama tempat/daerah dibuatkannya Rengas (misalnya : Jakarta, Bandung, Surabaya, Makassar, dan seterusnya). Diisi sesuai dengan tanggal pembuatan Rengas. Diisi nama dan NIP Ketua Tim yang membuat Rengas.
Tanggal Ketua Tim
2.5.
Isinya sprintgas, UUK dan/atau TO Nama – nama Tim pelaksana Rentang waktu pelaks operasi sasaran Semua informasi yang sudah dimiliki dijadikan dasar untuk melaksanakan operasi yang berkaitan dengan TO
PENJABARAN TUGAS (BARGAS) Kegunaan :
a.
memperjelas atau memperingan tugas yang dilakukan unit serta menciptakan efektifitas;
b.
dapat mengetahui dan kemampuan anggota unit;
melihat
29
c. dapat menentukan sasaran dan kegiatan yang akan dilakukan oleh anggota unit operasional. Pembuat :
Ketua Sub Tim;
TATA CARA PENGISIAN Nomor
Diisi sesuai dengan petunjuk penomoran dan pengkodean dokumen pelaksanaan adminisrasi operasional Intelijen Badan Karantina Pertanian. Rengas dan UUK Rentang waktu pelaksanaan penyelidikan Nama-nama sub tim operasional
Dasar Waktu Pelaksana
PENJABARAN TUGAS 1
Nomor urut
2
Sumber baket
3
Intisari baket dibutuhkan Oposisi diperkirakan
4
5 6
Cara bertindak intelijen Keterangan
Tempat Pembuatan Tanggal Ka Sub Tim
2.6.
Diisi dengan angka mulai angka 1 dan seterusnya sesuai jumlah indikasi masalah yang ditemukan Bisa berupa manusia, benda, situasi yang bisa menjadi sumber diperolahnya informasi yang Sesuai pembagian yang ada dalam ren gas yang Jelaskan jenis masyarakat yang lebih spesifik yg dapat dikategorikan dpt mengganggu operasi ke dalam (aktif/pasif) sesuai data lapangan giat Sesuaikan dengan teknik dan taktik penyelidikan sesuai hasil chasing Hal hal yang belum tercantum namun dianggap penting Diisi nama tempat/daerah dibuatkannya Bargas (misalnya : Jakarta, Bandung, Surabaya, Makassar, dan seterusnya). Diisi sesuai dengan tanggal pembuatan Bargas. Diisi nama dan NIP Ketua Sub Tim yang membuat Bargas.
LAPORAN KEGIATAN HARIAN (LAPGIATHAR) Kegunaan : a. b. c. d. e.
sebagai kontrol Ketua tim terhadap kegiatan yang dilakukan oleh anggotanya; bahan cek dan ricek terhadap pelaksanaan tugas; mengetahui pelaksanaan anggotanya apakah sudah sesuai dengan rengas. mengetahui perkembangan dari setiap sasaran penyelidikan yang dilakukan oleh anggota tim nya. mengevaluasi terhadap baket yang diperoleh anggota. 30
Pembuat
:
Ketua Sub Tim;
TATA CARA PENGISIAN Nomor
Diisi sesuai dengan petunjuk penomoran dan pengkodean dokumen pelaksanaan administrasi operasional Intelijen di lingkup Badan Karantina Pertanian.
LAPORAN KEGIATAN HARIAN 1
Nomor urut
2 3
Jam Sumber baket
4
Cara mendapatkan baket
5
Hasil yg dicapai
6
Keterangan
Tempat Pembuatan Tanggal Ketua Sub Tim
2.7.
Diisi dengan angka mulai angka 1 dan seterusnya sesuai jumlah indikasi masalah yang ditemukan Waktu dilaksanakannya pulbaket Bisa berupa manusia, benda, situasi yang bisa menjadi sumber diperolahnya informasi Sesuaikan dengan teknik dan taktik penyelidikan sesuai hasil chasing Fakta fakta yang diperoleh dari pulbaket (merupakan jawaban terhadap data UUK) Informasi lain yang dianggap penting Diisi nama tempat/daerah dibuatkannya Lapgiathar (misalnya : Jakarta, Bandung, Surabaya, Makassar, dan seterusnya). Diisi sesuai dengan tanggal pembuatan Lapgiathar. Diisi nama dan NIP Ketua Sub Tim yang membuat Lapgiathar.
LAPORAN PENUGASAN (LAPGAS) Kegunaan : a. sebagai hasil pelaksanaan penyelidikan yang memuat fakta-fakta jawaban UUK dan analisis hasil penyelidikan; b. memuat analisis hasil yang dicapai; c. mengarahkan tindak lanjut hasil penyelidikan Pembuat
:
Ketua Tim
TATA CARA PENGISIAN Nomor
Tentang
Diisi sesuai dengan petunjuk penomoran dan pengkodean dokumen pelaksanaan administrasi operasional Intelijen di lingkup Badan Karantina Pertanian. Perihal dalam UUK
31
LAPORAN PENUGASAN I II III
IV V VI
VII
Pendahuluan
Mencakup dasar, personil, wkt penugasan dan daerah/lokasi Tugas pokok Target utama pelaksanaan operasi yang harus dicapai sesuai informasi dalam UUK Rencana pelaksanaan Meliputi : tugas 1. Pembagian sub tim dikaitkan dengan tugas pada UUK (intisari baket yang dibutuhkan) 2. Urutan kegiatan dikaitkan dengan rentang waktu pelaksanaan 3. Penentuan lokasi dan tempat dilakukannya briefieng / koordinasi/konsolidasi Sesuai dengan rengas Pelaksanaan Sesuaikan dengan teknik dan taktik penyelidikan sesuai rengas Hasil yang dicapai Fakta fakta yang diperoleh dari pulbaket (merupakan jawaban terhadap data UUK) Faktor yg Terdiri dari factor penghambat dan factor mempengaruhi pendukung 1. Alsus 2. Kemampuan teknis 3. Anggaran 4. Waktu 5. SDM 6. Organisasi dan factor lainnya. Penutup Kesimpulan hasil penyelidikan, saran dan rekomendasi
Tempat Pembuatan
Tanggal Ketua Tim
Diisi nama tempat/daerah dibuatkannya Lapgas (misalnya : Jakarta, Bandung, Surabaya, Makassar, dan seterusnya). Diisi sesuai dengan tanggal pembuatan lpagas Diisi nama dan NIP Ketua Tim yang membuat Lapgas
32
3. RENCANA PENGUMPULAN BAHAN KETERANGAN (RENPULBAKET) Kegunaan : a. memberikan arah penyelidikan yang akan atau sedang dilakukan oleh Personel Intelijen sesuai tugas pokoknya; b. memuat data awal dari persoalan untuk memperoleh kejelasan dan ketepatan mengenai duduk masalah atau persoalannya; c. menjadikan bahan control terhadap arah penyelidikan yang dilakukan oleh Personel Intelijen sesuai tugas pokoknya. Pembuat : Pejabat Wasdak TATA CARA PENGISIAN Nomor
Diisi sesuai dengan petunjuk penomoran dan pengkodean dokumen pelaksanaan administrasi operasional Intelijen di lingkup Badan Karantina Pertanian.
RENCANA PENGUMPULAN BAHAN KETERANGAN 1 2 3
4 5 6 7
Nomor urut
Diisi dengan angka mulai angka 1 dan seterusnya sesuai jumlah indikasi masalah yang ditemukan Masalah/persoalan Data awal yang memerlukan proses penyelidikan Baket yang diminta Hal-hal yang ingin diketahui pimpinan dan harus dijawab oleh tim selama proses penyelidikan. IBD biasanya berbentuk pertanyaan-pertanyaan. Sasaran lidik/ sumber Bisa berupa manusia, benda, situasi yang bisa baket menjadi sumber diperolahnya informasi Badan pengumpul Nama-nama personel intelijen Waktu/tempat Waktu diserahkannya baket (jam, tanggal, penyampaian baket bulan, tahun, tempat) Catatan Hal hal yang belum tercantum namun dianggap penting
Tempat Pembuatan Tanggal Pejabat Wasdak
Diisi nama tempat/daerah dibuatkannya Renpulbaket (misalnya : Jakarta, Bandung, Surabaya, Makassar, dan seterusnya). Diisi sesuai dengan tanggal pembuatan Renpulbaket Diisi nama dan NIP Pejabat Wasdak yang membuat Renpulbaket.
33
BAB IV FORMAT ADMINISTRASI DAN PRODUK INTELIJEN
A. FORMAT PRODUK INTELIJEN 1. INTELIJEN DASAR (ID) RAHASIA KOP Nomor:
Copy ke : Dari :….. copies
INTELIJEN DASAR I. PENDAHULUAN
Diuraikan maksud dan tujuan pembuatan Intelijen Dasar II. MATERI (fakta-fakta yang diungkap, bukan analisa agen lapangan) Menguraikan data-data mengenai Tri Gatra dan Panca Gatra (Hasta Gatra), baik yang sifatnya statis maupun yang mungkinb nberkembang
(dinamis) yang mempunyai potensial menjadi Potensi Gangguan, Ambang Gangguan, dan Gangguan Nyata secara berurutan mulai: 1. Tri Gatra a. Geografi (gambaran karakteristik wilayah tugas) b. Demografi (gambaran karakteristik masyarakat) c. Sumber Daya Alam (gambaran potensi penghidupan sosial ekonomi masyarakat) 2. Panca Gatra a. Ideologi (keyakinan masyarakat yang memiliki potensi untuk menimbulkan gangguan) b. Sosial Politik (adanya kepentingan tertentu yang terlibat dalam pelanggaran Barantan) c. Sosial Ekonomi (Sumber penghidupan masyarakat sekitar) d. Sosial Budaya (karakteristik interaksi/ciri khusus masyarakat sekitar) e. Keamanan (persoalan yang rawan,pernah terjadi/menjadi tren) III. PENUTUP 1. Kesimpulan 2. Saran-Saran Distribusi
:
Jakarta, …………
Authentikasi
: (paraf pejabat yang berwenang) Pejabat
wasdak RAHASIA
34
2. LAPORAN HARIAN (LH)
RAHASIA Copy ke : Dari :….. copies
KOP Nomor: LAPORAN HARIAN INTELIJEN I.
PENDAHULUAN Berisi gambaran umum situasi kerawanan dibidang tugas KH,KT dan Pengawasan Keamanan Hayati
II.
FAKTA – FAKTA (diisi sesuai dengan kebutuhan) A. Aspek KH B. Aspek KT C. Aspek Kehati
III.
ANALISA (mengintegrasikan poin I dan II,dikaitkan dengan tugas pokok)
IV.
PREDIKSI (memberikan perkiraan kemungkinan2 yg dpt terjadi dr hsl analisa)
V.
REKOMENDASI (saran tindak antisipasi)
Distribusi
:
Jakarta, …………
Authentikasi
: (paraf pejabat yang berwenang) Pejabat
wasdak
RAHASIA
35
3. LAPORAN HARIAN KHUSUS (LHK)
RAHASIA
KOP Nomor:
Copy ke : Dari :….. copies LAPORAN HARIAN KHUSUS Tanggal Bidang Perihal
I.
: : :
KH/KT/Kehati Sebutkan masalah atau peristiwa yang akan dilaporkan
FAKTA – FAKTA Memuat uraian singkat suatu peristiwa atau maslaah yang disertai dengan fakta-fakta secara lengkap, tetapi dibatasi pada hal-hal yang perlu. Tidak dimasukkan pandangan atau pendapat sendiri dari materi fakta-fakta yang dilaporkan.
II.
CATATAN Memuat fakta-fakta lainb yang bersifat melengkapi atau memperkuat masalah yang dikembangkan. Berisi analisa singkat terhadap kasus tersebut dan atau yang dilaporkan atau pengalaman dalam persoalan yang sama, serta dapat menunjukkan trend perkembangan atau kerawanan yang timbul dan berpengaruh terhadap kebijaksanaan tindakan kesatuan sendiri.
Distribusi ………… Authentikasi
:
Jakarta,
: (paraf pejabat yang berwenang) Pejabat Wasdak
RAHASIA
36
4. LAPORAN INFORMASI (LI) RAHASIA KOP Nomor: LAPORAN INFORMASI Bidang Perihal I.
: KH/KT/Kehati : Sebutkan masalah atau peristiwa yang akan dilaporkan
PENDAHULUAN 1. Sumber Informasi a. Nama usia,agama,suku,dll). b. Pekerjaan c. Hubungan dengan Sasaran
2.
II.
:
(lengkapi dgn
: :
(nama pekerjaan/profesinya). (hub sumber dgn mslh yg ditangani, supir, karyawan, status akses,dll). teknik lidik
Cara mendapatkan informasi (wawancara,eliciting,dll). 3. Waktu mendapatkan informasi
:
4. Nilai informasi
:
:
(hari, jam, tanggal, baket didapatkan). (nilai kepercayaan terhadap sumber dan fakta informasi).
FAKTA – FAKTA 1. Semua informasi yang meliputi KH/KT/Kehati, baik peristiwa/kejadian atau suatu gejala yang dapat mengarah kepada gangguan Kamtibnas, baik yang diperoleh dari sumber intelijen atau diketahui sendiri 2. Berisi uraian fakta-fakta secraa sistematis dan mendetail tentang semua yang berhubungan dengan informasi 3. Mencakup/memenuhi unsur Siapa, Apa, Dimana, Dengan Apa, Mengapa, Bilamana, Bagaimana (SIADIDEMENBIBA). 4. Tidak dimasukkan pandangan atau pendapat sendiri dari materi faktafakta yang dilaporkan.
III.
PENDAPAT PELAPOR 1. Berisi komentar pelapor terhadap kebenaran informasi, setelah dilakukan pengecekan tentang kebenaran dari fakta-fakta. 2. Analisa dan pendapat pelapor tentang peristiwa/kejadian yang disampaikan dibandingkan dengan kasus yang sama yang pernah ada sebelumnya.
Jakarta, ………… Petugas Intel RAHASIA
37
5. INFORMASI KHUSUS (IK)
RAHASIA Copy ke : Dari :….. copies
KOP Nomor: INFORMASI KHUSUS Bidang : KH/KT/Kehati I.
PERIHAL Memuat informasi – informasi yang bersifat khusus tentang apa saja yang akan disampaikan.
II.
FAKTA – FAKTA Memuat fakta-fakta yang tersusun secara sistematis, singkat, jelas dari suatu fakta yang dilaporkan. Tidak dimasukkan pandangan atau pendapat sendiri dari materi fakta-fakta yang dilaporkan.
III.
CATATAN Berisi analisa pejabatintelkam yaitu menghubung-hubungkan kasus atau masalah sekarang dengan yang lalu serta perkiraan terhdap perkembangan masalah atau kasus tersebut kemungkinan dapat meluas ke daerah lain untuk segera diwaspadai dengan mangacu pada data intel (kasus atau masalah yang sama dan serupa pada waktu yang lalu)
Distribusi : Authentikasi
Jakarta, ………… : (paraf pejabat yang berwenang) Pejabat wasdak
RAHASIA
38
6. LAPORAN ATENSIA (LA) RAHASIA Copy ke : Dari :….. copies
KOP Nomor:
LAPORAN ATENSIA Tentang (Sebutkan tren masalah atau peristiwa yang akan dilaporkan) I.
PENDAHULUAN Memuat pokok-pokok masalah/kejadian yang diharapkan yang harus segera mendapatkan perhatian Pimpinan.
II.
FAKTA – FAKTA Memuat fakta-fakta yang tersusun secara sistematis, dan kronologis, singkat, jelad yang dibatasi pada persoalannya dan Nampak hubungan-hubungan nya dan harus memenuhi unsur SIADIDEMENBIBA. Tidak dimasukkan pandangan atau pendapat sendiri dari materi fakta-fakta yang dilaporkan.
III.
ANALISA Merupakan uraian keseluruhan fakta-fakta yang ada yang telah dihubunghubungkan antara fakta yang satu dengan yang lainnya. Pembahasan dilandaskan kepada fakta-fakta yang ada, dan pemikiran secara objektif berusaha untuk mencari kemungkinan sebab dan dampak yang diperkirakan timbul (penafsiran untuk mendapatkan perhatian serta antisipasi kebijaksanaan pimpinan kesatuan). Bersifat deduktif dan atau induktif.
IV.
KESIMPULAN Memuat inti permasalahan yang merupakan kesimpulan-kesimpulan dari hasil pembahasan masalah yang disajikan.
V.
SARAN-SARAN Memuat saran-saran atau usul-usul memecahkan masalah dan tindakan yang perlu dilakukan, baik dibidang pembinaan maupun bidang operasional. Diharapkan yang langsung bisa dilaksanakan (sangat realistis/taktis).
Distribusi : Authentikasi
Jakarta, ………… : (paraf pejabat yang berwenang) Pejabat Wasdak
RAHASIA
39
7. TELAAHAN INTELIJEN (TI)
RAHASIA KOP Nomor:
Copy ke : Dari :…..
TELAAHAN INTELIJEN Tentang ………. (Sebutkan tren/permasalahan/peristiwa yang akan dikaji/ditelaah) I.
PENDAHULUAN 1. Pada Bab ini dikemukakan trend perkembangan situasi/kondisi KH/KT/Kehati yang menjadi dasar pembuatan analisa ini. 2. Atau gambaran dari dampak suatu kasus terhadap situasi/ kondisi KH/KT/Kehati pada umumnya.
II.
FAKTA – FAKTA 1. Pada Bab ini semua fakta-fakta yang ada hubungannya dengan pokok masalah baik pada masa lalu maupun yang terjadi saat ini dikemukakan secara detail dan lengkap. 2. Bisa berbentuk kegiatan atau kasus yang sedang berkembang/terjadi 3. Tidak dimasukkan pandangan atau pendapat sendiri dari materi faktafakta yang dilaporkan.
III.
ANALISA 1. Pada bab ini dijelaskan hubungan antara satu fakta dengan fakta yang lain yang mungkin saling mempengaruhi. 2. Termasuk gambaran dari ekses yang mungkin berpengaruh terhadap berbagai kerawanan bidang KH/KT/Kehati. 3. Memuat perkiraan dari mulai yang tidak mungkin terjadi sampai kepada yang paling mungkin terjadi.
IV.
PREDIKSI Pada bab ini memuat kesimpulan dari hasil analisa dan prediksi ke depan.
V.
SARAN / REKOMENDASI Memuat saran/rekomendasi tindakan-tindakan menyelesaikan permasalahan yang terjadi. Distribusi : Authentikasi
yang
bertujuan
Jakarta, ………… : (paraf pejabat yang berwenang) Pejabat Wasdak RAHASIA
40
8. PERKIRAAN INTELIJEN SINGKAT (PIS) RAHASIA Copy ke : Dari :…..
KOP Nomor: PERKIRAAN INTELIJEN SINGKAT Tentang ………………………………………... (sebutkan permasalahan yang dihadapi) I.
PENDAHULUAN Berisi uraian timbulnya perubahan/perkembangan diluar jangkauan perkiraan keadaan intelijen periodic yang sifatnya meresahkan dan perlu segera ditanggulangi sebagai sasaran tugas Barantan.
II.
KEADAAN SASARAN 1. Subyek a. Situasi Khusus (situasi yang paling rentan menghambat pelaksanaan tugas) b. Aspek Sasaran (cakupan bidang tugas KH/KT/Kehati, syarat dan tindakan karantina) 2. Lokasi (dimana tugas akan dilaksanakan) 3. Waktu (hari/tgl/jam akan dilaksanakan) 4. Metoda / Khusus (cara lidik yang akan digunakan)
III.
ANALISA 7. Kemampuan sasaran (kemampuan objek sasaran/lawan, kekuatan dan kelemahan sasaran, analisa SWOT) 8. Kemampuan Penanggulangan (analisa SWOT/kemampuan diri sendiri)
IV.
KESIMPULAN 1. Kondisi Sasaran (SWOT dari pihak lawan/sasaran sesuai cara pandang kita) 2. Kemampuan Satuan ( SWOT internal)
V.
SARAN/REKOMENDASI Memuat saran/rekomendasi tindakan-tindakan yang bertujuan menyelesaikan permasalahan yang terjadi. Distribusi : Authentikasi
Jakarta, ………… : (paraf pejabat yang berwenang) Pejabat
Wasdak
RAHASIA
41
A. FORMAT ADMINISTRASI OPERASIONAL INTELIJEN 1. UNSUR-UNSUR UTAMA KETERANGAN (UUK) RAHASIA Kop Nomor : UNSUR-UNSUR UTAMA KETERANGAN
No. 1
Indikas i Masala h 2
Intisari Baket yang dibutuhkan
Sumber Baket
Teknik/Takti k Lidik
Waktu Lidik
Waktu/Tempat Baket diserahkan
3
4
5
6
7
…………………., ………… 2013 Pimpinan
________________________ NIP.
RAHASIA
42
2. TARGET OPERASI (TO) RAHASIA Kop Nomor : Pelaksana Masalah
: :
TARGET OPERASI (TO) ……………………………………………… ………………………………………………
No.
Masalah/Sasaran
Data Operasional
Instruksi/Perintah
Keterangan
1
2
3
4
5
…………………., ………… 2013 Pimpinan,
________________________ NIP. RAHASIA
43
3. DATA CHASING (DC) RAHASIA
Kop Nomor :
DATA CHASING tentang ………………………………………………………………
I.
SASARAN/ PELAKU a. Kelompok/Jaringan b. Modus Operandi
II.
KARAKTERISTIK DAERAH SASARAN a. Keadaan Medan b. Karakteristik Masyarakat c. Tempat-tempat Aman d. Komunikasi dan Transportasi Daerah Sasaran Secara Khusus e. Kerawanan Daerah yang dapat menimbulkan Oposisi f. Sumber Baket
III.
ANALISA SASARAN
IV.
KESIMPULAN
…………………., ………… 2013 Pimpinan,
___________________ NIP. RAHASIA
44
4. PERENCANAAN TUGAS (RENGAS) RAHASIA
Kop Nomor :
I.
II.
III.
PERENCANAAN TUGAS tentang …………………………………………………………….
PENDAHULUAN A. Dasar. B. Pelaksana a. Surat Perintah Tugas b. Unsur Utama Keterangan C. Waktu 1. Tanggal ………. s/d …………… 20….. D. Lokasi E. Data Operasional 1 Data Sasaran 2 Kondisi Daerah Sasaran a. Karakteristik Daerah Sasaran b. Sistem Transportasi c. Sistem Komunikasi d. Status Daerah 3 Karakteristik Masyarakat 4 Tempat-tempat aman 1. Safe House 2. Meeting Place 3. Safe Fort 5 Kerawanan daerah yang dapat menimbulkan Oposisi ANALISA SASARAN A. Sasaran Pokok B. Sasaran Antara ANALISA TUGAS A. Tugas Pokok B. Intisari Baket yang dibutuhkan C. Sumber Baket D. Teknik Lidik yang digunakan 1. Matbar terhadap ……………………… 2. Wawancara terhadap ……………………… 3. Elicyting terhadap ……………………… 4. Dst. terhadap …………………….. E. Taktik Lidik yang digunakan. 1. Samaran a. Nama, Pangkat, NRP : ……………………….. Cover Name : ……………………….. Cover Job : ……………………….. Cover Story : ……………………….. b. Nama, Pangkat, NRP : ……………………….. Cover Name : ……………………….. Cover Job : ……………………….. Cover Story : ……………………….. c. dst. 2. Desepsi a. Desepsi Gerak b. Desepsi Kata F. Sistem Pengamanan 1. Pengamanan Personil 2. Pengamanan Materiel 3. Pengamanan Kegiatan 4. Pengamanan Bahan Keterangan
45
IV.
RENCANA PELAKSANAAN A. Pembagian Tugas 1. Sub Unit ………………… melakukan lidik …………………… 2. Sub Unit ………………… melakukan lidik …………………… 3. dst. B. Jadwal Kegiatan 1. Hari ……………… Tanggal ………………………… a. Sub Unit ……………. Melaksanakan ……………… b. Sub Unit ……………. Melaksanakan ……………… c. dst. 2. Hari ………………………… Tanggal …………………………. a. Sub Unit …………………. Melaksanakan ……………….. b. Sub Unit …………………. Melaksanakan ……………….. c. dst. 3. dst. C. Waktu dan Tempat Berhubungan 1. Antara Pengendali dengan KA Unit setiap jam …………. di ………….. 2. Antara Pengendali dengan KA Unit setiap jam …………. di …………..
V.
KOORDINASI DAN INSTRUKSI A. Sebagai Sponsor : …………………………………. B. Perwira Pengendali : …………………………………. C. Poskotis : ………………………………… D. Komunikasi Mako No. Telp. : ………………………………… …………………., …… 2013 Ketua Tim _____________________ NIP.
RAHASIA
46
5. PENJABARAN TUGAS (BARGAS) RAHASIA
Kop Nomor : Dasar Waktu Pelaksana
PENJABARAN TUGAS : …………………………………….. : …………………………………….. : ……………………………………..
No.
Sumber Baket
Intisari Baket yang dibutuhkan
Oposisi yang diperkirakan
1
2
3
4
Cara bertindak / giat intelijen 5
Keterangan 6
…………………., ………… 2013 Ketua Sub Tim,
_____________________ NIP. RAHASIA
47
6. LAPORAN KEGIATAN HARIAN (LAPGIATHAR) RAHASIA
Kop Nomor :
No.
Jam
1
2
LAPORAN KEGIATAN HARIAN Sub Tim: ……………………………. Sumber Baket/Sasaran Antara 3
Cara Mendapatkan Baket
Hasil yang dicapai
Keterangan
4
5
6
…………………., ………… 2013 Ketua Sub Tim,
_____________________ NIP. RAHASIA
48
7. LAPORAN PENUGASAN (LAPGAS)
RAHASIA
Kop Nomor : LAPORAN PENUGASAN Tentang : …………………………………………………….
I. PENDAHULUAN 1. Dasar 2. Personil 3. Waktu Penugasan 4. Daerah/Lokasi II. TUGAS POKOK III. RENCANA PELAKSANAAN TUGAS’ IV. PELAKSANAAN V. HASIL YANG DICAPAI VI. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI a.
Yang Menghambat
b.
Yang Menguntungkan
VII. PENUTUP a.
Kesimpulan
b.
Saran …………………., ………… 2013 Ketua Tim,
_____________________ NIP. RAHASIA
49
8. RENCANA PENGUMPULAN BAHAN KETERANGAN (RENPULBAKET)
RAHASIA
Kop Nomor : RENCANA PENGUMPULAN BAHAN KETERANGAN
No.
Masalah / Persoala n
Baket yang Dimint a
Sasaran Lidik/Sum ber Baket
Badan Pengumpul A B C D E F
Waktu/Tempa t Penyampaian Baket
Catata n
…………………., ………… 2013 Ketua Tim,
_____________________ NIP. FORM INI DIGUNAKAN UNTUK PULBAKET DENGAN POLA S.T. O RAHASIA
50
BAB V PENANGGUNG JAWAB, PENDISTRIBUSIAN ADMINISTRASI DAN PRODUK INTELIJEN
1. Penanggung jawab penyusunan produk intelijen dan administrasi operasional intelijen, yaitu sebagai berikut : a. Kantor Pusat Badan Karantina Pertanian, meliputi : a. Kepala Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan; b. Kepala Bidang Kepatuhan Perkarantinaan; c. Kepala Sub Bidang Kepatuhan Perkarantinaan Hewan; d. Kepala Sub Bidang Kepatuhan Perkarantinaan Tumbuhan. b. Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian, meliputi : a. Kepala Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian; b. Kepala Bidang/Seksi/Koordinator Pengawasan dan Penindakan. 2. Kegiatan pengadministrasian dan pendistribusian produk intelijen dan administrasi perasional intelijen didasarkan pada ketentuan sebagai berikut : a. Setiap produk intelijen dan administrasi perasional intelijen diperlakukan sebagai dokumen rahasia Negara dan diberi klasifikasi Terbatas, Rahasia, dan Sangat Rahasia serta menjadi tanggung jawab pelaksana fungsi intelijen untuk mengamankannya agar tidak diakses oleh orang yang tidak berhak. b. Produk Intelijen wajib dibungkus atau dimasukkan dalam amplop bertuliskan “Terbatas, Rahasia, dan Sangat Rahasia”, sebelum didistribusikan guna menjamin keamanan; c. Konsep dan setiap catatan dalam bentuk kertas dan file dalam memori komputer wajib segera dimusnahkan dan/atau diamankan. d. Setiap produk intelijen yang selesai didistribusikan kepada pengguna/user; e. Pendistribusian produk intelijen menggunakan sarana atau fasilitas klasifikasinya :
disusun
harus
segera
dilaksanakan dengan dengan memperhatikan
1. Kurir untuk yang bersifat Sangat Rahasia dan Rahasia; 2. Facsimile atau teleks; 3. Pos dengan sistem tercatat; 4. Email; dan/atau 5. Sarana komunikasi lainnya. 3. Pendistribusian produk intelijen dan administrasi intelijen ditujukan Kepada : a. Kantor Pusat Badan Karantina Pertanian, meliputi : a. Kepala Badan Karantina Pertanian; b. Sekretaris Badan Karantina Pertanian;
51
c. Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani; d. Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati; e. Kepala Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan; f. Kepala Bidang Kepatuhan Perkarantinaan. b. Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian, meliptui : a. Kepala Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian: b. Kepala Bidang/Seksi/Koordinator Pengawasan dan Penindakan. 4. Dalam menggunakan produk intelijen dan administrasi intelijen, harus memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut : 1. Kerahasiaan, yaitu penggunaan produk intelijen dan administrasi operasional intelijen dilakukan oleh petugas yang kompeten dengan akses yang terbatas hanya kepada pihak tertentu yang diberikan kewenangan guna menghindari kebocoran dan penyalahgunaan; 2. Prosedural, yaitu penggunaan produk intelijen dan administrasi operasional intelijen dilaksanakan sesuai dengan mekanisme, arahan dan ketentuan yang telah ditetapkan; dan 3. Akuntabilitas, yaitu penggunaan produk intelijen dan administrasi operasional intelijen dapat dipertanggungjawabkan oleh petugas yang ditunjuk mulai dari proses penyusunan, pengadministrasian, dan pendistribusian.
52
BAB V PENUTUP Pedoman ini dibuat untuk dipergunakan oleh seluruh pelaksana tugas Intelijen lingkup Barantan. KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN,
Ir. BANUN HARPINI, MSc. NIP. 19601019 198503 2 001
53