TERAKREDITASI B 1.luti 2008-Juti 2011) SK No. 43/DlKTl/Kep/2008
ge/?iala
ISSN: 0852-6834
PENELITIAN
HI
(Journal of Biological
DESEMBER 2OO9
Vol. 15 No. 1
Res earches)
DAFTAR ISI Amplifikasi Gen Cryl dan Analisis Genom lsolat Bacillus Thuringiensis Lokal Dwi Suryanto Slatus Kualitas Sungai Musi Bagian Hilir Ditinjau dari Komunitas Fitoplankton Hilda Zulkifli, Husnah, Moh. Rasyid Ridho, dan Suhodo Juanda Peran Protein Membran Luar 55 kDa Salmonella Iyphi lsolat Jember sebagai Protein Hemaglutinin dan
1
E
Adhesin
Diana Chusna Mufida, Candra Bumi, Heni Fatmawati......... Growth Performance and Cocoon Production of Silkworm (Bombyx MoriL) on Different Frequencyof Feeding and Age of Leaves
Priyantini Widiyaningrum KaraKer Protein lCP1l pada DNA Udang Vannamei (Penaeus Vannamei)YangTerinfeksi White Spol Syndrcme Vrrus (WSSV) Yuni Kilawati, Win Darmanto.. ldentifikasi dan Klasifikasi BakteriAmilolitik lsolatTgl2, T919, dan'T931 Penyebab Kemasaman pada Tepung Sagu Basah Berdasarkan Analisis Gen 16sr DNA Tri Gunaedi, Sebastian Margino, Langkah Sembiring, dan Rarastoeti Pratiwi Biofertilisasi Bakleri Rhizobium pada Tanaman Kedelai (Glycme Max (L) Men ) Tini Surtiningsih, Farida, dan Tri Nurhariyati....................... Daya Antimikroba Ekstak Lecythophora Sp., Endofit yang Diisolasi dari A/yxra Reinwardtii Noor Erma Sugijanto, H. Putra, F. Pritayuni, N. Albathaty, Noor Cholies Zaini. ..............''...'.... Biologi Reproduksi lkan Juaro (Pangasius Polyuranodon) di DaerahAliran Sungai Musi, Sumatra Selatan Yuniar Ernawati, Eko Prianto, A. Ma'suf........ Variasi Temporal MakananlkanSepatLaya g(TichogasterLeerii,Blkr. 1852)di HutanRawaGambut -i
I
24 30 35 43
Desa Dadahup, Kalimantan Tengah
Ahmad Zahid, Mf. Rahardjo, Sutrisno Sukimin, Lenny S. Syafei .'.............. Pengujian Efektivitas Beberapa lsolat Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA) terhadap Bibit Pisang (Musa Aab Raja Nangka)Asal Kultur Jaringan Rainiyati, Chozin, Sudarsono, Mansur.......
61
Pembuatan Pupuk Bokashi dari Sampah Lingkungan Berdasarkan Rancangan Percobaan Campuran yang Optimum pada Model Permukaan Multirespon
Ruslan, Susanti Linuwih, Purhadi, Sony Sunaryo, Sri Nurhatika.... Dampak Pemanenan Kayu dengan Teknik Reduced lmpact Loggingtehadap Kerusakan Tegakan Sisa di Hutan Alam
Muhdi............................. Penggunaan Anlimikroba dari lsolat LactobacrTus Terseleksi sebagai Bahan Pengawet Alami untuk Menghambat Pertumbuhan Vibio sp. dan Staphylococcus Aureus pada Fillet lkan Kakap Titin Yulinery, lY. Petria dan Novik Nurhidayat Studi Keanekaragaman Reptil dan Amflbi di Kawasan Ekowisata Linggo Asri, Pekalongan, Provinsi Jawa Tengah Rury Eprilurahman, Muhammad Fahrul Hilmy, dan Tony Febri Qurniawan
74
PBI
CABANG JAWA TIMUR
'
Berk. Penel. Hayati: 15 (5-9),2009
STATUS KUALITAS SUNGAI MUSI BAGIAN HILIR DITINJAU DARI KO M U N ITAS FITOPLAN KTON Hilda Zulkifli, Husnah*, Moh. Rasyid Ridho, dan Suhodo Juanda iversitassriwiraya
""""is::::fl
5}',51ffi iJ?,%il'n;ilfi :"ffi
fl
Email :
[email protected]
ABSTFd'CT Musi river is the main source oJ'waterfor society. and industry on the downstream area, and also becomes the was.te disposal area domestic/industry. The objective of this study was to evaluate the status of Musi river on the downstream area based on phytoplanhon for community (from the Pulokerto district to downstream of musi river on Tanjung Buyut Wllage). The sample of water surface and plankton were taken compositely on 18 stations. The water quality analysis is held on LIPI Bogor,while the identification of microscopic community of phytoplankton is held on BRPPU Mariana. The result of research showed that phytoplankton community on observed locations comprises of Chlorophyta with 18 genus @53a%),followed by Cyanophyta with 7 genus (26.09%), Baccillariophyta with 14 genus (25.81%) and Euglenophyta with 2 genus (2.17%). The Oscillatoria (Cyanophyta) is found on most ofobserved locations. Based on the examination ofsaprobic status, Pulokerto station is categorized as "moderate polluted" or (il13 -mesosaprobik dan /3/a -mesosaprobik), while closer to downstream of Musi river is categorized as "low polluted" or (oligo/fi -mesosaprobic). Key words: Musi River, phytoplankton, saprobic index, water quality
PENGANTAR
BAHAN DAN CARA KERJA
Sungai Musi dengan panjang + 510 km merupakan sungai terbesar dan terpanjang di Provinsi Sumatra Selatan. Dari segmen hulu dengan ekosistem hutan lindung telah mengalami perubahan tata guna lahan sampai di hilir yang sarat akan pemukiman dan industri seperti pengilangan minyak, pabrik pupuk, pengolahan karet alam, kayu lapis
Penentuan stasiun dilakukan secarapurposive random sampling sebanyak 18 stasiun dari mulai Desa Pulokerto (bagian hulu segmen Musi dalam kota Palembang) sampai dengan muara SungaiMusi di DesaTanjungBuyut (Gambar
dan lain-lain sehingga berpotensi menyebabkan degradasi
kualitas lingkungan perairan sungai. Di bagian hilir inipun perairan Musi merupakan sumber air, tidak hanya bagi penduduk di sepanjang sungai, tetapi juga merupakan sumber air sekaligus tempat membuang limbah cair oleh industri sehingga berdampak kepada penurunan kualitas perairan Musi. Beragamnya kegiatan manusia di sepanjang Sungai Musi ini berdampak terhadap komunitas fitoplankton yang menghuni perairan. Perubahan kualitas perairan ini erat kaitannya dengan potensi perairan yang dapat dicirikan dengan perubahan komunitas fitoplankton. Komunitas plankton khususnya fitoplankton merupakan produsen di perairan dan berfungsi sebagai indikator untuk rnengevaluasi kualitas dan tingkat kesuburan perairan. Pengkajian kualitas biologis ini sangat penting karena fungsi akumulatifnya dapat mengantisipasi
I
). Data koordinat stasiun penelitian disajikan pada Tabel I
dari tepi kiri, tepi kanan serta tengah sungai) dan kemudian difiksasi dengan larutan lugol5Yo.
l :..u",#n
t--Ju"
perubairan lingkungan yang terjadi di suatu wilayah tertentu.
Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan penilaian status perairan Musi (bagian hilir) berdasarkan komunitas fitoplanktonnya.
REGI
Til*
.
Pengambilan contoh fitoplankton dilakukan pada bulan April dengan menggunakan plankton net denganmesh2|, sebanyak I 00 liter pada setiap stasiun (komposit contoh air
i:E-a
Gambar
1,
Lokasi penelitian
.E;
lJf! E,
i+, t
.{
i .-__s
,;2-.
Hilir
Status Kualitas Sungai Musi Bagian
6
Badan Riset Perairan Umun Mariana. Pengambilan contoh
H*,,',,,* .
air permukaan untuk pengukuran kualitas air dilakukan dengan nrenggunakan Lomotte water sampler secata
keanekarag4
Identifikasi fitoplankton dilakukan di Laboratorium
tuglenophyta {X,17%}
Ww*Gambar
Koordinat stasiun penelitian
2
Pabrik karet Gandus Kota Palembang
01'1 59'LS'! 04'44'801 "BT
3
Jembatan Musi ll
01 "375',LS'l
04"43'550"87
Kota Palembang
sertaFragflh 4). Berdasd
fitoPlanktml tercemarriry
Proporsi divisi kelimpahan relatif komunitas
2.5
Perairan Muara sungai Ogan
00"467',LS1 04%5' O77
5
Perairan post-Ogan
01 "1
6
Jembatan Ampera
59'LSl 04',14'801 "BT 59'41 0'LS1 04'45'957"BT
7
Wilmar
s9'976'LS1 o4%7' 248" BT
I
Pusri
59"078'LS1
9
lndustri karet Hoktong Muara S. Komering SAP Kab. Banyuasin Pulau Borang Kab.
59'076'LS1 04"48',g1
04"8'
"
(2,17%).
Br
4
12
2.
menunjukkan bahwa divisi Chlorophyta (45,34Yo) dengan l8 genus memiliki kelimpahan relatif terbesar dalam komunitas fitoplankton, diikuti oleh Cyanophyta dengan 7 genus (26,09%) dat Baccilariophyta dengan 14 genus (25,81yo), sedangkan divisi Euglenophyta dengan 2 genus diketemukan dengan kelimpahan relatif sangat rendah
Koordinat
Lokasi terdekat
01'771',LS1 04%0'683"87
11
kelimPahangP
2
Berdasarkan komposisi dan kelimpahan relatifnya, maka komunitas fitoplankton pada lokasi penelitian
Pulokerto Kota Palembang
10
industrikattr
fitoplankton di perairan Sungai Musi bagian hilir
t).
No 1
dari genus0n
W"#Il'#'*'
Shannon-Wiener, Indeks dominansi Simpson serta Indeks Saprobik (Dresscher dan Van Der Mark 1974 dalam Odum,
1.
Dalam penelitian ini kelimpahan fitoplankton ditemukan tertinggi pada Stasiun Upang dekat muara Sungai Musi. Hal ini berkaitan dengan akibat tingginya kandungan bahan
221 " BT 1
organik karena muara Sungai merupakan catchment area bagi semua beban organik (Gambar 3).
"BT
59'530'LS1 04"51'899"87 58"242',LS1 04"fi' 27 5" BT 51"958',1S1
1.5 1-
0,5 0
Gambar4. h di perairan Pe
Hasil Pr Sungai Me beberapa
o4'$',eB"BT
r.200CI
p"nggrn"rd
1.0000
tercatatsd
yang diteri;
13
SST Kab. Banyuasin
49'61 9'LS1 04"54'509"BT
e000
14
Upang Jaya Kab. Banyuasin
42'964',LS1 04"57',595"87
15
Pre-Selat Cemara Kab.Banyuasin
37'256',LS1 04"56',350"BT
86000 -400CI
16
Selat Cemara Kab. Banyuasin
34'1 08',LS1 04'55',295"87
2000
17
Pulau Payung Kab. Banyuasin
24" 452', LS1 04"55' 874
"
BT
1B
Tanjung Buyut Kab. Banyuasin
20" 7 7 1' LS1 04" 54' 453"
Bf
pada
organikyq intensifolal
13
5 7I1.1
73 15
17
stasiun Gambar
3.
Kelimpahan fitoplankton pada stasiun di lokasi
memang il untuk kegii +C:8il
:
penelitian
I
HASIL fitoplankton
u".u1toutl'.uman komunitas yang bahwa indeks rata-tata >l'5 kecuali pada -^-ltI: memiliki multifungsi, sebagai sarana ,*rro;;;"Ji-;l? T-"-lTj,-:o* I I (industri migas di muara Sungai Komering stasiun l0 dan sumber masyarakat, sumber air bagi domestik maupun" ":"." '' dan industri minyak goreng SAP). Indeks keanekaragaman air sekaligus tepat perr,buangan air limbah. Perubahan ."'-:-':-" mendekati ntlai 2 diternukan di perairan Kelurahan kimia perairan dapat berpengamh terhadap perairan Sungai Musi merupakan perairan
kualitas fisik dan
.
i'l
,--i.-
*,:,-'1 '-
''
"
kanfi
tingginyah
0
:
#
memenuhi;
Banyuasin
kehidupan komunitas fi toplankton.
(14g
AmPera
BOD, dan kandungan fosfat. Pengamatan struktur komunitas fitoplankton dilakukan dengan menghitung kelimpahan fitoplankton (APHA, 1989), Indeks keanekaragaman
Tabel
ful
Ulothrlt
komposit pula. Parameter yang dianalisis mengacu pada Peraturan Gubernur Surlatra Selatan No. l6 Tahun 2005 tentang Baku mutu air sungai dengan parameter: Suhu; Kecepatan arus; Kecerahan; Kedalaman; TSS; Salinitas; Oksigen terlarut; pH; Nitrit; Nitrat; NH3;Amonia; COD;
197
oleh genusc
p,",roL".. yang dicirikan oleh tingginya kelimpahan genus Euglenu (gyg!9ugt!'Ity']1t Cl'ost-eriutn dan Protococctrs
4i* E.oo
+
ESI'*
EtsH
s'* -t* Ffj GambarE
Zulkiffi, Husnah, Ridho dan Juanda
l0nuophrta)
dan di perairan Desa Payung yang dicirikan olc{r genus Anobaena dan Oscillatoria (Cyanophyta); Ulothrix dan Mougetia (Chlorophvta). Sedangkan indeks
Data kualitas air menunjukkan bahwa kandungan total padatan tersuspensi (TSS) pada seluruh stasiun pengamatan tercatat > 50 mg/l telah melampaui standar
keanekaragaman >2 ditemukan di perairan dekat Jembatan
yang diperkenankan dalam perundangan yang berlaku (Gambar 6). Hal ini terkait pada nilai kecerahan air yang berkisar antara l5 cm (terendah terukur pada stasiun
Ampera (14 genus) yang dicirikan oleh kelimpahan tinggi dari genus Oscillatoria (Cyanophyta) dan di perairan dekat industri karet remah (8 genus) yang dicirikan oleh tingginya kelimpahan genus Anabaena dan Oscillatoria (Cyanophyta) serta Fragi
i.
hs
I laria
r
(Gambar 4). Berdasarkan kriteria Lee (1978) maka keragaman fitoplankton perairan Musi bagian hilir ini masih tergolong tercemar ringan sampai sedang.
fi"5
ts
ff
h
Gambar
r
90.00 60.00
H
F
80.s
m.$
$.0G €_flo
,50
30.90
100
2(|.CC
50
18_00 ss
4.
lndeks keanekaragaman jenis komunitas fitoplankton
t;';-:.ff
jembaknAmpera yang dicirikan dengan konsenkasi klorida yang tinggi; (2)Perairan dekat Jembatan Musi II, perairan Pulau Payung dan Tanjung Buyut yang dicirikan dengan tingginya kandungan TSS dan TDS; dan (3) perairan pada stasiun lainnya dengan kandungan parameter kimiawi yang
tergolong sedang (Gambar 7). for Variabl€s Single Llnka$ Eucliden disbms
Tre6 OiagEm
tercatat sekitar 10 ppm. Hal ini berhubungan dengan beban
yang diterima perairan. Fenomena yang sama tampak pada kandungan BOD yang kerap dijadikan indikator tingginya kegiatan domestik. Tingginya kandungan bahan organik yang dinyatakan dengan nilai BOD menunjukkan intensifrrya kegiatan pemukiman di sepanjang sung aikarena
memang masyarakat masih mengandalkan sungai Musi untuk kegiatan domestik (Gambar 5). tmdl}
+Bdlar
OrgaEk ERdLi
-x-DO
{mgjt}..-x-..
BODE (mg/L}
-
Putcketu Gandus Musi ll Hoktong Muara S.
Kramasn Upang
SAP Selal Cemara Pre Selat Cemara
MuaE Ogan Wilmar Pusd Pulau Borang
AmreE Tanjung Buyul Pulau Payung Kund-ur
o.2
6.06 5.0s
' ' '-)*--x-r-xr 9flflfll" *1. o''" ; f,trt -* -t *;1;. cc
i';-;-{""-:i
$-:*l:*# d*.t
*d Gambar
:S-
"-.d
Dari hasil analisis clusterkandungan bahan organik di perairan diperoleh tiga kelompok, yaitu: (l) perairan dgkat
Hasil pengukuran kualitas fisik dan kimia perairan Sungai Musi bagian hilir menunjukkan bahwa pada beberapa stasiun pengamatan, kualitas air sudah tidak memenuhi persyaratan perundangan. Berkaitan dengan penggunaan O,rterlarut, maka rata-rata kandungan COD
4_00
n
6.
di perairan penelitian
+COD
(BmtB+!c}
Gambar Kandungan Total padatan Tersuspensi (TSS) dan Total Padatan Terlarut (TDS) di perairan penelitian
{
I
.......Tm til{n} +Cofldi,rti*ty
s0
.$.:l$-'Y
I
Is
30 cm.
Hffi F 200
u
1.5
h
n
tm$Li
2
Ln
tn m
TSS
-
0
2.5
b,
-
dan P innul aria (B accil ariophyta)
I a
Jembatan Ampera)
.*=d
6.
Kandungan bahan organik di perairan penelitian
4.00 3.+0
?.00
0.3
0.4
0.5
0.6
Linkage Distan@
7.
Gambar Analisis kluSter stasiun penelitian berdasaikan kualitas perairannya.
1_O0
4t.00
Data status perairan berdasarkan telaah indeks saprobik menunjukkan bahwa kualitas perairAn Musi bagian hilir ini
bervariasi antara kondisi Oligosaprobik (tidak tercemar) sampai dengan d,/ B-rneso-saprobik (tercemar sedang) dengan status terbanyak pada t\l 6. mes-osaprobik (tercemar
Status Kualitas Sungai
Musi Bagian Hitir
sedang) dan B-mesosaprobik (tercemar ringan). Dominasi genus A n ab a en a, O s c i I I at o r ia dan D i at o nt a ditemukan pada
tergolong tercemar sedang sampai berat. Garno (20J1) meneliti Sungai Jangari yang bermuara pada Bendungan
perairan dengan kriteria tercemar "sedang", sedangkan genus Ulothrix dan Cyclotella ditemukan mendominasi perairan dengan kriteria tercemar "ringan".
eutrofik berdasarkan konsentrasi fosfor dan nitrogen total, komunitas fitoplankton didominansi oleh Cyanophyta
Cirata di Jawa Barat dan mencatat bahwa perairan tergolong
dari jenis Microcystis sp. dan Oscillatoria. penelitian
PEMBAHASAN
oleh Tapia (2008) di Sungai Mantaro, peru menunjukkan bahwa pencemaran organik dapat ditunjukkan dengan meningkatnya perse[tase Nitzschia pqlea, Gomphonema parvulum, dan Achnanthidium minutissimum yang menunjukkan status perairan tergolong o ligos aprobik
G erus Os cillatoria dari kelas Cyanop hyceae ditemukan hampir pada seluruh stasiun pengamatan (7 8Yo). Di perairan Sungai Bingai Binjai, genus ini juga diketemukanpada 4
stasiun dari 6 stasiun yang diteliti kelimpahan yang relatif
sampai o-mesosaprobik. Perairan Sungai Musi bagian hilir mulai dari perairan di sekitar Kelurahan Pulokerto di Kota palembang sampai perairan di muara Sungai Musi (Tanjung Buyut) memiliki
tinggi (Yeanny dkk, 2006). Selain itu divisi Cyanophyta (Aphanizomenon, Arthrospira, Borzia, Chroococcus,
Meiismopedia, Mycrocystis, Nostoc, Oscillatoria, Planktothrix, Spirulina, dan Synechococcus) juga ditemukan di beberapa situ dan sungai di kawasan Jakarta dan Depok (Prihantini dkk, 2006). Fachrul dkk (2008) juga menemukan dominansi divisi Cy anop hyta (Microcys tis dan M er i s m op e d i a) dan C ho I o rop hy ta (Ankis tro d e s mu s ;
Closteriopasis dan Microspora) di perairan sungai Ciliwung
komunitas fitoplankton yang terdiri dari divisi Chlorophyta; Cyanophyta; B acilariophyta dan Eugl enophyta. Genus Oscillatoria (Cyanophyta) ditemukan pada hampir seluruh
stasiun penelitian. Berdasarkan status saprobik maka perairan Sungai Musi bagian hilir ini masih tergolong "tercemar ringan" sampai "tercemar sedang,,.
Jakarta. Dengan demikian Oscillatoria memang memiliki
kemampuan toleransi tinggi. Divisi Baccilariophyta merupakan kelompok fitoplankton yang umum hidup pada salinitas >20 per mil (Sachlan, 1980). Kelompok ini juga lebih mudah beradaptasi dengan lingkungannya dan merupakan kelompok fitoplankton sumber makanan ikan dan larva udang. Penelitian di perairan Musi ini juga menemukan proporsi yang cukup tinggi dari divisi B a c i I I ari o p hy c e a e (2 5,8 I o/o). Penelitian yang dilakukan oleh Kholidah (2005) menunjukkan bahwaproporsi terbesar
Bacillariophyceae pada Sungai Cipeles di Kabupaten Sumedang.
Berdasarkan perhitungan indeks saprobik, maka perairan Sungai Musi bagian hilir ini tergolong ke dalam status "tercemar ringan" sampai dengan "tercemar sedang" (semakin ke arah hilir mendekati muara sungai). Dominasi genus Anab aena, Os cillatoria dan Diatoma ditemukan pada
perairan dengan kriteria tercemar "sedang", sedangkan genus Ulothrix dan Cyclotella ditemukan mendominasi perairan dengan kriteria tercemar "ringan". Hal yang sama
dinyatakan oleh Wu (1984) bahwa genus Oscillqtoria dapat digunakan sebagai bioindikator perairan untuk
KEPUfTAKAAN I
Amerit'n Public Health Association.
\ for The Examination
VWashington D.C. APHA.
Fachrullf, Ediyono
SH dan Wulandari M, 2008. Komposisi
yrzdan model kemelimpahan fltoplankton di perairan sungai Ciliwung Jakarta. Bioversitas 9 (4):296-300. Gamo YS, 2001. Dinamika kualitas perairan di muara Jangari - Bendungan Cirata,Jurnal Sains dan Tehtologi Indonesia
3(4):19-27. Kholidah N, 2005. Fitoplankton dan perifiton sebagai parameter / ,Ipnentu k'ualitas air: studi kasus sungai Cipeles, kabupaten L-l- Sumedang Jawa Barat. Tesis Magister Teknik Lingkungan
ITB Bandung. Lee TD, 1978. Handbook of Variables of Environmental Impact assessment. Arbor: An Arbor Science publisher Inc. I
,bam
EP, 1971. Fundamental of Ecology. Third Edition.
Philadelphia: W.B Saunders Co. Prihantini NB, Wardhana W, Widyawan A dan Rianto R 2006. Cyanobacteria dari beberapa situ dan sungai di kawasan dan Depok dalam Prosiding Seminar Nasional
l,4akarta
Limnologi 2006, "Pengelolaan Sumber daya perairan Darat secara terpadu di Indonesia. Puslit Limnologi LIpL
menunjukkan status B / a mesosaprobik (tercemar "sedarrg").
Suwondo dkk (2004) melakukan penelitian di perairan Sungai Senapelan, Sago dan Sail mulai dari hulu sampai ke hilir yang menemukan 32 jenis organisme plankton (C h I orop hyc e ae, B ac il lariophy c e ae, Cyanophy c eae, Euglenophyceae, dan Plryrophyceae) dengan nilai indeks saprobik yang berkisar antara nilai -058 s/d -1,00 yang
1989. Standard Methods
of Water and Waste Water. 176 ed.
Jakarta: 210-221
Sg;hPan
\-/
M, 1980. Planktonologi. Institut pertanian
Bogor.
Bogor.
Suwondo, Febrita E, Dessy danAlpusari M, 2004. Kualitas biologi
peryr(answgaisenapelan, Sago dan Sail di kota pekanbao Mrdasarkan bioindikator plankton dan benthos. Jouroal Biogenesis l(1): 15-20.
Tapie
[ll,
YcryfS
Zulkifli, Husnah Ridho dan Juanda Tapia PM,2008. Diatoms as bioindicators of pollution in the p--6ntaro River, Central Andes, Penr Imenaionat J. of Environment and Health (2)l : 82-91 -
Wu JT, 1984. Phytoplankton as bioindicator for water quality in t-+arpei- Bot. Bull. Academia Sinica 25: 205-214.
Kemekragamm
Reviewer: Prof. Dr. Ir. Agoes Soegianto, DEA
Yeanny MS, Wahyuningsih H dan Silab E,20ffi-
S)-ffiplankton di sungai Bingai Binjai- Junel Biologi Sumatera 1(2):48-53.