BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Sesuai dengan judul penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri di Kabupaten Ngawi Provinsi Jawa Timur, adapun SMA yang digunakan dalam penelitian ini yaitu SMA Negeri 1 Ngawi yang beralamat di jl. Ahmad Yani 45, Ds. Margomulyo, Kec. Ngawi, Ngawi, Jawa Timur, sebagai kelas eksperimen dan SMA Negeri 2 Ngawi yang beralamat di jl. Ahmad Yani 07, Ds. Klitik, Kec. Geneng, Ngawi, Jawa Timur sebagai kelas kontrol, pada tahun ajaran 2015/2016. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai dengan Mei 2016 dengan rincian kegiatan sebagai berikut. No
Uraian Kegiatan
Tahun 2015/2016 Des
1.
Persiapan Penelitian a. Mengurus perizinan b. Koordinasi dengan kepala sekolah dan guru c. Menyusun tes kosakata dan menulis d. Melakukan uji coba tes e. Menganalisis uji coba dan merevisi tes f. Finalisasi dan penggandaan tes
2.
Pelaksanaan penelitian a. Pelaksanaan pretes penguasaan kosakata b. Pelaksanaan eksperimen c. Pelaksanaan postes menulis teks negosiasi d. Analisis data hasil eksperimen
3.
Penyusunan Laporan/Skripsi a. Penyusunan draf b. Pengetikan skripsi
4.
Pelaksanaan ujian skripsi dan revisi
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Gambar. 3.1 Jadwal Penelitian B. Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk mengetahui gambaran tentang pengaruh penggunaan model Group Investigation (GI) (X1) dan penguasaan kosakata (X2) terhadap kemampuan menulis teks negosiasi (Y) siswa kelas X SMA Negeri se-Kabupaten Ngawi. Pengelompokan didasarkan atas penggunaan 70
71 model Group Investigation (GI) (A1) dan model discovery learning (A2), serta tingkat penguasaan kosakata siswa yang diperoleh dari tes sebelumnya. Pada penelitian ini tingkat penguasaan kosakata siswa dibedakan atas kelompok siswa yang menguasai kosakata tinggi (B1) dan siswa yang menguasai kosakata rendah (B2). Sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model eksperimen dengan desain faktorial sederhana 2x2 artinya ada empat kelompok (Subana & Sudrajat, 2011:103). Desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut.
A A1 A
:
B
:
A1
:
A2 B1 B2 A1B1 A1B2 A2B1 A2B2
B
A2
B1 A1B1 A2B1 Gambar 3.2 Desain Faktorial 2x2 (1) (3) B2
A1B2
A2B2
(2)
(4)
Keterangan: model pembelajaran penguasaan kosakata kelompok siswa yang diajar dengan
menggunakan model group investigation : kelompok siswa yang diajar dengan model discovery learning : kelompok siswa yang memiliki penguasaan kosakata tinggi : kelompok siswa yang memiliki penguasaan kosakata rendah : kelompok siswa yang diajar dengan model group investigation yang memiliki penguasaan kosakata tinggi : kelompok siswa yang diajar dengan menggunakan model group investigation yang memiliki penguasaan kosakata rendah : kelompok siswa yang diajar dengan model discovery learning yang memiliki penguasaan kosakata tinggi : kelompok siswa yang diajar dengan model discovery learning yang memiliki penguasaan kosakata rendah
C. Populasi dan Sampel Populasi menurut Sugiyono (2013: 61) adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.
72 Jadi, populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan benda-benda alam yang lain. populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek itu. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X dari SMA Negeri yang menggunakan Kurikulum 2013 yaitu SMA Negeri 1 Ngawi dan SMA Negeri 2 Ngawi tahun pelajaran 2015/2016. Pengambilan sampel berdasarkan pada pendapat Arikunto (2006: 131) yang menyatakan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti dan pendapat Sugiyono (2013: 62) yang menyatakan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Jadi, sampel dalam penelitian ini adalah dari kelas X MIPA 7 SMA Negeri 1 Ngawi dengan jumlah siswa 36 anak dan dari kelas X MIPA 4 SMA Negeri 2 dengan jumlah siswa 36 anak.
D. Teknik Pengambilan Sampel Sesuai dengan populasi dan sampel yang telah disebutkan di atas maka pengambilan sampel. Teknik pengambilan sampel atau teknik sampling menurut Sugiyono (2013: 62) adalah teknik untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan teknik two stage random sampling. Pertama, secara purpose sampling, menurut Sugiyono (2013: 68) purpose sampling atau sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Penggunaan purpose sampling dalam penelitian ini digunakan untuk mengambil sampel dari sekolah yang menggunakan kurikulum 2013 dan sekolah yang memiliki prestasi baik serta untuk mengelompokkan sample berdasarkan penguasaan kosakata. Kedua, dengan cluster random sampling, di mana pengambilan sampel secara satu kelas dari satu sekolah. Sampel yang digunakan yaitu siswa kelas X MIPA 7 dari SMA Negeri 1 Ngawi dan siswa kelas X MIPA 4 dari SMA Negeri 2 Ngawi.
73 Untuk menggolongkan siswa yang memiliki penguasaan kosakata tinggi dan rendah diberikan tes tertulis kepada siswa. Berdasarkan hasil dari tes maka didapat siswa yang memiliki penguasaan kosakata tinggi dan yang memiliki penguasaan kosakata rendah. Sesuai dengan rancangan tersebut jumlah sampel seluruhnya adalah 72 siswa, terdiri dari 36 siswa untuk kelompok eksperimen yang yang diajar dengan model Group Investigation, dan 36 siswa untuk kontrol yang diajarkan dengan model discovery learning. Dari dua kelompok tersebut (eksperimen-kontrol), masingmasing ditempatkan pada tiap sel 18 siswa yang memiliki penguasaan kosakata tinggi dan rendah. Penetapan perlakuan tiap-tiap kelompok eksperimen yang dilakukan, dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.
Model pembelajaran
Group Investigation
Discovery learning
Tinggi
18
18
Rendah
18
18
Penguasaan kosakata
Gambar 3.3 Teknik Pengambilan Sampel Tahap selanjutnya, siswa dikedua kelompok tersebut (eksperimen maupun kontrol) dipilah menjadi dua kategori yaitu kategori siswa yang memiliki penguasaan kosakata tinggi dan siswa yang memiliki penguasaan kosakata rendah. Perbedaan tinggi rendah penguasaan kosakata didasarkan pada jawaban responden terhadap soal pilihan ganda yang diberikan peneliti sebelum penelitian eksperimen ini dilaksanakan. Jika skor total jawaban siswa di atas rata-rata, dimasukkan ke dalam kelompok siswa yang memiliki penguasaan kosakata tinggi. Sebaliknya jika skor total yang diperoleh siswa di bawah rata-rata, dimasukkan ke dalam kelompok siswa yang memiliki penguasaan kosakata rendah.
74 Pelaksanaan penelitian ini, peneliti membedakan perlakuan terhadap kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Perbedaan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. 1. Perlakuan pada kelas eksperimen Subjek penelitian yang dikelompokkan pada kelas eksperimen materimateri yang diberikan sama dengan materi pembelajaran yang diberikan di kelas kontrol hanya saja pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan berdasarkan tahap-tahap model Group Investigation (GI). (RPP terlampir pada lampiran 2a hal 143 dan 2b hal 149) 2. Perlakuan pada kelas kontrol Subjek penelitian yang dikelompokkan dalam kelas kontrol diberi pembelajaran dengan model discovery learning. Materi yang diberikan sama dengan materi pembelajaran pada kelas eksperimen. Prosedur perlakuan penelitian dilakukan melalui tiga tahap yaitu 1) tahap persiapan, 2) tahap pelaksanaan, dan 3) tahap akhir pelaksanaan perlakuan. (RPP terlampir pada lampiran 2c hal 158 dan 2d hal 165) a. Tahap pelaksanaan Pada tahap ini dilakukan penyusunan bahan perlakuan (RPP) terdiri atas dua kelompok, yaitu bahan perlakuan (RPP) untuk model group investigation dan bahan perlakuan (RPP) untuk model discovery learning. Bahan-bahan tersebut disesuaikan dengan silabus mata pelajaran bahasa Indonesia dalam kurikulum 2013. b. Tahap Perlakuan Pelaksanaan perlakuan berlangsung secara bersama-sama masingmasing selama 8 kali pertemuan, tiap pertemuan, baik untuk kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol dilakukan pada hari dan waktu sesuai dengan jadwal pelajaran siswa. Kelompok siswa dengan pembelajaran model group investigation pada tiap pertemuan dilakukan dengan tahap atau langkah-langkah sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) kelompok group investigation. Sementara itu, siswa dengan pembelajaran model discovery learning juga dilakukan perlakuan dengan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) discovery learning.
75 c. Tahap akhir pelaksanaan perlakuan Tahapan akhir pelaksanaan
perlakuan
dilaksanakan
dengan
mengadakan postes untuk semua responden kelompok kelas eksperimen dan kelompok kelas pengendali (kontrol) dengan tujuan untuk mengetahui keterampilan menulis teks negosiasi siswa pada masing-masing kelompok berdasarkan penyerapan materi setelah diberikan perlakuan.
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data menurut Sugiyono (2010: 308) merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Penelitian ini, data keterampilan menulis teks negosiasi dikumpulkan dengan teknik tes yang berupa tes menulis teks negosiasi kepada setiap responden secara exsperimental research. Artinya, peneliti melakukan penelitian terhadap sampel yang dikelompokkan dalam dua perlakuan yaitu, kelompok eksperimen dan kelompok pembanding (kontrol). Siswa dikelompokkan menjadi dua, yaitu siswa yang memiliki penguasaan kosakata tinggi dan kelompok siswa yang memiliki penguasaan kosakata rendah, kemudian dilakukan pembelajaran keterampilan menulis teks negosiasi. Pada kelas eksperimen diterapkan model group investigation sedangkan pada kelas kontrol menggunakan model discovery learning. Selanjutnya dilakukan tes keterampilan menulis teks negosiasi pada siswa dengan pembelajaran model group investigation dan pada siswa dengan pembelajaran menggunakan metode discovery learning. Hasil tes keterampilan menulis teks negosiasi digunakan sebagai data untuk menentukan apakah antara model group investigation dan model discovery learning dapat mempengaruhi pembelajaran keterampilan menulis teks negosiasi. Tes penguasaan kosakata dilakukan dengan menggunakan tes objektif diberikan kepada responden sebelum eksperimen dilakukan, sedangkan tes menulis teks negosiasi menggunakan tes kinerja dengan cara siswa menulis karangan negosiasi. Tes diberikan setelah responden melaksanakan
76 eksperimen. Adapun rincian dari instrumen keterampilan menulis teks negosiasi dan penguasaan kosakata sebagai berikut: 1. Instrumen Keterampilan Menulis Teks Negosiasi Penilaian dalam penelitian ini menggunakan tes kemampuan menulis berdasarkan tema tertentu, siswa bebas memberi judul terhadap karangannya sepanjang mencerminkan tema yang dimaksud. Jenis karangan berupa fiksi (karya kreatif) ataupun non-fiksi berupa pengalaman yang telah siswa alami. Penilaian terhadap karangan siswa menggunakan rubrik penilaian yang mencangkup komponen isi dan bahasa masing-masing dengan subkompenennya. Berikut kisi-kisi tes keterampilan menulis teks negosiasi Kisi-kisi Keterampilan Menulis Teks Negosiasi No
Aspek yang dinilai
1
Kualitas isi karangan
2
Organisasi penulisan (kohesi dan koherensi) Struktur dan kaidah bahasa Ketepatan diksi Ejaan dan tata tulis Jumlah Skor
3 4 5
Tingkat Capaian Kinerja 1 2 3 4 5
Tabel 3. 1 Kisi-kisi Keterampilan Menulis Teks Negosiasi 2. Instrumen Penguasaan Kosakata Tes kosakata yang akan dilakukan dalam penelitian ini yaitu mengukur kompetensi peserta didik terhadap kosakata adapun yang aspek-aspek yang dinilai dalam tes kosakata antara lain: (1) tingkat ingatan siswa, (2) tingkat pemahaman siswa terhadap kosakata, (3) tingkat penerapan kosakata dalam suatu wacana, (4) tingkat analisis siswa. Seperti yang telah dirinci dalam kisikisi instrumen tes penguasaan kosakata berikut; Kisi-kisi Instrumen Tes Penguasaan Kosakata Dimensi Tingkat Ingatan
Indikator Mengingat makna kata, sinonim, homonim, polisemi, definsi atau pengertian kata/istilah/ungkapan
No. Soal 1,3, 4,9, 11, 12, 16, 24, 25, 26, 33,37
Jumlah 12
Tingkat Pemahaman (Tes Integratif)
Memahami makna kata, pengertian, serta maksud suatu kata
5, 6, 13, 15,19, 21, 22, 23, 28,
12
77 Memahami kosakata, kalimat, dan konteks secara keseluruhan
31, 34, 38
Tingkat Penerapan
Memilih dan menerapkan kata-kata, istilah atau ungkapan tertentu dalam wacana
2, 10, 14, 17, 20, 29, 30, 32, 39, 40
10
Tingkat Analisis
Menganalisis kosakata dalam suatu wacana
7, 8, 18, 27, 35, 36,
6
F. Teknik Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen 3. 2 Kisi-kisi Tes Penguasaan SebelumTabel digunakan untuk mengambil dataKosakata penelitian, instrumen penelitian berupa tes kinerja atau praktik menulis untuk mengukur keterampilan menulis negosiasi dan tes objektif untuk mengukur penguasaan kosakata, diujicobakan untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas butir soal. Suatu alat tes dikatakan valid apabila jika suatu tes dapat memberikan informasi yang sesuai dan dapat digunakan untuk mencapai tujuan tertentu maka tes itu valid untuk tujuan tersebut (Arifin, 2012: 247). Jadi, sebuah tes dikatakan valid apabila dapat mengukur apa yang hendak diukur. Realibilitas adalah tingkat atau derajat konsistensi dari suatu instrumen (Arifin, 2012: 258). Suatu tes dikatakan mempunyai taraf reliabilitas yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap apabila diteskan berulangulang. 1. Keterampilan menulis teks negosiasi a. Validitas dan Reliabilitas Khusus validitas tes keterampilan menulis teks negosiasi (Y) tidak dilakukan secara empirik atau melalui perhitungan statistik, tetapi dilakukan menggunakan
validitas
konstruk.
Nurgiyantoro
(2013:
156-157)
menyatakan konstruk merupakan suatu postulat (asumsi, hipotesis) yang berkenaan dengan suatu bidang ilmu atau subbidang keilmuan tertentu. Penentuan kadar validitas konstruk melibatkan bukti-bukti berdasarkan isi (content-related) dan bukti berdasarkan kriteria (criterion-related) sekaligus serta informasi yag lain. Jadi, dapat disimpulkan validitas konstruk berdasar pada teori-teori atau konsep yang digunakan dalam hal ini sesuai dengan indikator-indikator keterampilan menulis teks negosiasi. Adapun setiap indikator tersebut memiliki bobot yang berbeda. Perbedaan bobot pada tiap indikator dapat dikemukakan sebagai berikut; (a) kualitas isi karangan (ide/gagasan yang
78 diungkapkan) diberi bobot 30; (b) organisasi penulisan teks negosiasi (kohesi dan koherensi) diberi bobot 25; (c) stuktur dan kaidah bahasa diberi bobot 20; (d) ketepatan diksi diberi bobot 15; (e) ejaan dan tanda baca diberi bobot 10. Selain pembobotan di dalam indikator, juga disediakan tema. Tes kemampuan menulis yang paling sering diberikan kepada peserta didik adalah dengan menyediakan tema atau sejumlah tema, dan ada kalanya sudah berupa judul-judul yang harus dipilih salah satu di antaranya (Nurgiantoro, 2013: 437 – 438). Sedangkan reliabilitas tes keterampilan menulis negosiasi digunakan reliabilitas ratings yang menekankan pada konsistensi antar-penilai (interraters reliability) dengan rumus: s2s −s 2r ´r Ir= 2 ss +(k−1)s 2r Keterangan: ´r Ir = 2
ss = 2
sr =
k
koefisisen reliabilitas rating dari seorang rater
varians antar subjek, Mks varians residu, varians interaksi subjek (s) dan raters (t), yaitu Mkts =
banyaknya raters (Syaiful Anwar, 2005: 44)
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut: 1) Menghitung jumlah kuadrat total (JKT) (∑ X s ) 2 2 2 JK T = X 1+ X 2 +… X n − ( raters )( aspek ) Keterangan: JKT = koefisien jumlah kuadrat total yang dicari raters = jumlah penilai aspek = jumlah komponen yang dinilai kemudian dicari derajat kebebasan total (dbT), dengan rumus sebagai berikut: dbT =( aspek ) ( raters )−1
79 2) Menghitung jumlah kuadrat antar raters (Jkt), dengan rumus sebagai berikut: 2
2
( ∑ Xs )
2
Jk t=( ∑ Xt 1) + ( ∑ Xt 2) + … ( ∑ Xt n ) −
2
( raters )( aspek )
Kemudian dicari derajat kebebasan raters (db t) dengan rumus sebagai berikut: dbt =raters−1 3) Menghitung jumlah nilai antar aspek (Jks) 2
2
2
2
Jk s=( ∑ Xs1 ) + ( ∑ Xs2 ) + … ( ∑ Xs n) −
( ∑ Xs )
( raters ) (aspek )
Selanjutnya dicari derajat bebas aspek (dbs) dengan rumus sebagai berikut: db s=aspek −1 4) Menghitung jumlah kuadrat residu (Jkts) dengan rumus sebagai berikut: Jk ts =Jk T −Jk t −Jk s Selanjutnya dicari derajat kebebasa residu dengan rumus dbts = ( aspek−1 )( raters−1) b. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Validitas tes keterampilan menulis teks negosiasi tidak diuji dengan statistik, tetapi hanya melalui validitas konstruk dengan melihat indikator yang diukur; sedangkan hasil uji reliabilitas tes keterampilan menulis teks negosiasi dinyatakan reliabel sebab setelah diuji secara statistik dengan teknik reliabilitas rating diperoleh nilai koefisien reliabilitas sebesar 0,993 (lihat lampiran 4a hal 193 dan 4b hal 194) 2. Penguasaan Kosakata a. Validitas dan reliabilitas Validitas yang digunakan untuk mengukur penguasaan kosakata (X2) adalah tes pilihan ganda. Untuk mengetahui tingkat validitas butir soal tes pilihan ganda menggunakan rumus point biserial sebagai berikut:
80 r pbi =
√
(x 1−x t ) pi st qi
Keterangan: Xi = rata-rata skor total semua responden Xt = rata-rata soal total St = standar deviasi skor total semua responden Pi = proporsi yang menjawab benar untuk butir soal nomor i qi = proporsi yang menjawab salah untuk butir soal nomor i (Djaali dan Pudji Mulyono, 2008: 53) Sedangkan untuk mengetahui reliabilitas butir tes penguasaan kosakata digunakan rumus reliabilitas KR-20 Kuder Richardson sebagai berikut.
{
s2t −∑ p i q i k r i= ( k −1 ) s 2t
}
keterangan k = jumlah item dalam instrumen pi = proporsi banyaknya subyek yang menjawab pada item 1 qi = 1 - pi S2t = varians total (Sugiyono, 2013: 360) b. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Analisis skor hasil uji coba validitas butir soal penguasaan kosakata dengan menggunakan rumus point biserial sebagaimana disebut di atas, setelah dihitung dari 40 butir soal yang diujicobakan pada 35 siswa, yang dinyatakan valid 30 sedangkan 10 soal dinyatakan tidak valid. Ini berarti 10 butir soal didrop, butir-butir nomor tersebut antara lain: 3, 4, 10, 16, 17, 22, 26, 32, 38, dan 39. Hal ini terjadi dikarenakan koefisien validitas untuk butir tersebut hasilnya lebih kecil dari r-kritis, yakni 0,334 (dengan taraf nyata 0,05, n = 35) atau rh< rt. Namun, dengan memperbaiki beberapa soal yang tidak valid di atas, setelah diujicobakan lagi semua soal valid. Perhitungan secara lengkap pada (lampiran 4c hal 197-201). Hasil uji reliabilitas penguasaan kosakata yang dihitung menggunakan rumus KR-20 dihasilkan nilai koefisien reliabilitas sebesar 0,88 (lihat lampiran 4d hal 205). Hal ini berarti tes penguasaan kosakata dinyatakan reliabel.
81 G. Teknik Analisis Data Data yang terkumpul dianalisis dengan teknik: (1) analisis data secara deskriptif; (2) uji persyaratan; dan (3) analisis data secara statistik inferensial. 1. Analisis Data secara Deskriptif Analisis data deskriptif dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menyajikan data secara deskriptif sehingga memudahkan pembaca mengikuti dan mencermati data (besar-besaran) statistik yang telah diperoleh berdasarkan perhitungan statistik. Adapun analisis data deskriptif mencakup: (a) hasil perhitungan tendensi sentral (kecenderungan memusat) yang meliputi: mean, median, modus; (b) hasil perhitungan tendensi penyebaran (kecenderungan menyebar) yang meliputi: varians dan standar deviasi (simpangan baku). Selain itu, juga akan dilaporkan hasil penyusunan distribusi frekuensi nilai dan pembuatan gambar histogram nilai. 2. Uji Persyaratan Sebelum data penelitian dianalisis secara statistik inferensial, data-data yang terkumpul harus dilakukan uji kelayakannya agar memenuhi persyaratan statistik yang akan dilakukan. Untuk itu,terhadap data-data tersebut dilakukan uji persyaratan yang meliputi: a) uji normalitas; b) dan uji homogenitas. a. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel dari populasi
yang
berdistribusi,
normal
atau
tidak.
Uji
normalitas
menggunakan teknik Lilliefors. Langkah-langkah teknik Lilliefors menurut Suryono (2014: 93) ( X i− X´ ) z = i 1) S Zi = angka baku X = rata-rata S = simpangan baku Di mana:
∑ Xi X´ = N
dan
S=
√
2
N ( ∑ X 2i −∑ X i ) N ( N−1 )
2) Tiap angka baku dan menggunakan daftar distribusi normal baku, hitung peluang : F(zi) = P(z ≤ zi)
82 3)
s ( zi ) =
banyaknya z1 , z 2 , … , z n yang ε z i N
4) Hitung selisih F (zi) – S (zi) tentukan harga mutlaknya. 5) Cari nilai yang terbesar dari selisih F(z i) – S(zi) jadikan Lhitung atau Lhit 6) Kesimpulannya: a) Jika L0 ≥ Ltabel atau Lkritis tolak hipotesis statistik, jadi tidak normal b) Jika L0 < Ltabel, terima hipotesis statistik, jadi normal. b. Uji Homogenitas Uji homogenitas bertujuan untuk menguji apakah sampel berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Uji homogenitas pada penelitian ini menggunakan uji-F pada taraf signifikasi α = 0,05
Metode yang
digunakan dengan menggunakan adalah uji Bartlett. Berikut ini langkah-langkah dari uji Bartlett menurut Suryono (2014: 95-96): 1) Sajikan data semua kelompok sampel; menghitung rerata (mean) dan varian serta derajat kebebasan (dk) setiap kelompok data yang diuji homogenitasnya. 2) Sajikan dk dan varian (s2) tiap kelompok sampel dalam tabel pertolongan, serta sekaligus hitung nilai logaritma dari setiap varian kelompok dan hasil kali dk dengan logaritma varian dari tiap kelompok sampel. 3) Hitung varian gabung dari semua kelompok sampel; ( ni−1 ) s 2i ∑ 2 s G= ∑ ( n i−1 ) 4) Hitung varian logaritma varian gabungan dan harga satuan bartlett (B) dengan rumus; B=log s2 ∑ ( ni −1 )=( log s2 ) ∑ dk 5) Hitung nilai chi-kuadrat
( X 2hitumg )
, dengan rumus:
X 2hitung = (1 n 10 ) ( B−∑ dk . log s2i )
6) Tentukan harga chi-kuadrat tabel
( X 2tabel )
, pada taraf nyata misal α
= 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = k – 1, yaitu:
83 X 2tabel =X (1−α ) (k−1 ) (dalam hal ini k = banyaknya kelompok sampel) 7) Menguji hipotesis homogenitas data dengan cara membandingkan nilai
X 2hitung
Tolak H0 jika
X 2tabel . Kriteria pengujian adalah:
dengan 2
2
X hitung > X ( 1−α ) (k−1) atau X 2hitung < X 2( 1−α ) ( k−1)
Terima H0 jika
atau
2
2
X hitung > X tabel 2
2
X hitung < X tabel
Hipotesis yang diuji adalah: 2 2 2 σ 1 =σ 2=…=σ n H0 = (semua populasi mempunyai varian sama/homogen) H1 = bukan H0 (ada populasi mempunyai varian berbeda/tidak homogen) 3. Uji Hipotesis a. Analisis Inferensial Analisis inferensial dimaksudkan untuk keperluan pengujian hipotesis, dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data yaitu analisis varian (ANAVA) dua jalur, yaitu rancangan penelitian yang digunakan untuk meneliti pengaruh perlakuan pembelajaran menggunakan model Group Investigation (GI) dan model Discovery Learning yang dihubungkan dengan tinggi rendahnya penguasaan kosakata siswa. Langkah-langkah Anava 2 jalan menurut Subana & Sudrajat (2009: 204-205) : 1) Menghitung jumlah kuadrat total (Jkt), antar kelompok (Jka), dan dalam kelompok (Jkb). 2
a)
2 t
Jk t=∑ X −
(∑ X t ) Nt 2
(∑ x )
di mana
b)
N
(∑
JKα =
disebut juga dengan suku koreksi (sk) 2
(∑ X α ) Nα
)
2
−
(∑ X t ) Nt
84
c)
JK b=∑
(∑ Y b ) Nb
2
−
(∑ X t )
2
Nt
2
( ∑ X ab ) ( ∑ X t )
d)
JK αb=∑
e)
JK d=JK t −JK α −JK b−JK αb
N ab
−
Nt
−JK a−JK b
2) Menghitung derajat kebebasan total (dbt), antar kelompok (dba), dan dalam kelompok (dbd). a) dbt= N-1 b) dba= K-1 c) dbd=N-k d) di mana N= jumlah subjek, K= jumlah kelompok data. 3) Menghitung rata-rata kuadrat antar kelompok (Rka), dan dalam kelompok (Rkd). Jk a a) Rka= dba Jk d b) Rkd= dbd c) Menghitung nisbah atau rasio F. Rk a F= Rk d b. Hipotesis Statistik Hipotesis nol (H0) adalah hipotesis yang menyatakan tidak adanya perbedaan. Sebaliknya, hipotesis alternatif (H1) adalah hipotesis yang menyatakan adanya perbedaan. Hipotesis nol dilambangkan H0. Hipotesis altrnatif dilambangkan dengan H1 (atau HA). Penolakan hipotesis nol mengakibatkan penerimaan hipotesis alternatif, dan sebaliknya penerimaan hipotesis nol mengakibatkan penolakan hipotesis alternatif (Budiyono, 2009: 143). Pada penelitian ini digunakan hipotesis dua ekor. Jika H1 diterima, maka kesimpulan uji hipotesisnya ialah
μ A1≠ μ A2
. Kalau hipotesis itu,
berkaitan dengan pengujian dua model, maka fakta tersebut mengatakan
85 bahwa
terdapat perbedaan antara model
μ A1
da model
μ A2
.
Sebaliknya, jika H0 yang diterima, maka kesimpulan uji hipotesisnya ialah μ A 1=μ A 2
Untuk menguji hipotesis nol (H0), digunakan hipotesis statistik satu ekor kanan yang dirumuskan sebagai berikut: 1) Hipotesis pertama H 0=μ A1=μ A2 H 1=μ A 1 ≠ μ A2
2) Hipotesis kedua H 0=μ B1=μ B 2 H 1=μ B 1 ≠ μ B2
3) Hipotesis ketiga H 0= A × B=0 H 1= A × B>0
Keterangan: μ A 1 = rerata skor keterampilan menulis teks negosiasi siswa μ A2
dengan model pembelajaran Group Investigation (GI) = rerata skor keterampilan menulis teks negosiasi siswa dengan model pembelajaran discovery learning
μ B1 = rerata skor keterampilan menulis teks negosiasi siswa yang μ B2 A B
memiliki penguasaan kosakata tinggi = rerata skor keterampilan menulis teks negosasi siswa yang memiliki penguasaan kosakata rendah = model pembelajaran pembelajaran = penguasaan kosakata
H. Prosedur Penelitian
86 Secara umum langkah-langkah operasional penelitian meliputi tahap persiapan, perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, dan tahap analisis data. Tahap pelaksanaan dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Tahap Persiapan a. Permohonan izin kepada kepala sekolah dan guru bahasa Indonesia SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 2 Ngawi. b. Observasi untuk mendapatkan gambaran awal tentang kegiatan belajar mengajar khususnya mata pelajaran bahasa Indonesia. c. Mengidentifikasi permasalahan dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia. 2. Tahap Perencanaan Pada tahap dilaksanakan penyusunan perangkat pembelajaran yang akan digunakan dalam tahap pelaksaan tindakan meliputi; penyusunan proposal penelitian, pelaksanaan
mempersiapkan pembelajaran
perangkat yang
pembelajaran
mengimplemetasikan
berupa model
rencana group
investigation dan discovery learning, serta mempersiapkan instrumen berupa tes pilihan ganda untuk uji penguasaan kosakata siswa dan tes menulis untuk uji keterampilan menulis siswa. 3. Tahap Pelaksanaan/Tindakan Tahap pelaksanaan tindakan adalah tahap pemberian perlakuan terhadap subjek penelitian sekaligus tahap di mana peneliti mengambil data sebanyakbanyaknya dari subjek penelitian. Sebelumnya di adakan pretest berupa tes penguasaan kosakata untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Tahap ini meliputi pelaksaan pembelajaran di kelompok eksperimen dengan penerapan model group investigation dengan model discovery learning pada kelompok kontrol. Setelah itu diadakan posttes untuk mendapatkan posttes yang digunakan dalam analisis data.
4. Tahap Analisis Data Tahap analisis dilakukan setelah mendapatkan data hasil penelitian maupun data pendukung hasil penelitian. Analisis dilakukan dengan menggunakan program Ms. Excel dan untuk menguji hipotesis menggunakan
87 analisis varian (anava) dua jalan. Tahap ini dilakukan sampai dengan peyusunan laporan.