ANALISIS PENGARUH EFEKTIFITAS KOMPONEN MODAL KERJA, LEVERAGE, UMUR PERUSAHAAN TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG GO PUBLIC DI INDONESIA (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Go Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2009)
Diajukan Oleh : Citra Fatimah 206081004146
MANAJEMEN KEUANGAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITA ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 M/1432 H
i
ANALISIS PENGARUH EFEKTIFITAS KOMPONEN MODAL KERJA, LEVERAGE, UMUR PERUSAHAAN TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG GO PUBLIC DI INDONESIA (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Go Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2009)
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh: Citra Fatimah 206081004146
Dibawah Bimbingan
Pembimbing I
Pembimbing II
DR. Yahya Hamja, MM NIP. 19490602 197803 1 001
Indo Yama Nasarudin, SE., MAB NIP. 19741127 200112 1 002
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432H/2010M
ii
Hari ini Rabu, Tanggal 04 Bulan Delapan Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Citra Fatimah NIM: 206081004146 dengan judul skripsi “ANALISIS PENGARUH EFEKTIFITAS KOMPONEN MODAL KERJA,
LEVERAGE,
UMUR
PERUSAHAAN
TERHADAP
PROFITABILITAS PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG GO PUBLIC DI INDONESIA. Memperhatikan kemampuan keilmuan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 04 Agustus 2010
Tim Penguji Ujian Komprehensif
Indo Yama Nasarudin, SE., MAB Ketua
M. Arief Mufraini, LC, Msi Sekretaris
Prof. DR. Ahmad Rodoni Penguji Ahli
iii
Hari ini Kamis, Tanggal 16 Bulan Desember Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan Ujian Skripsi atas nama Citra Fatimah NIM: 206081004146 dengan judul skripsi “ANALISIS PENGARUH EFEKTIFITAS KOMPONEN MODAL KERJA,
LEVERAGE,
UMUR
PERUSAHAAN
TERHADAP
PROFITABILITAS PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG GO PUBLIC DI INDONESIA. Memperhatikan kemampuan keilmuan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 16 Desember 2010
Tim Penguji Ujian Skripsi
Penguji I
Penguji II
Indo Yama Nasaruddin, SE, MAB
DR. Yahya Hamja, MM
Penguji Ahli I
Penguji Ahli II
Prof. DR. Ahmad Rodoni
Titi Dewi Warninda, SE, MSi
iv
Daftar Riwayat Hidup
I.
Identitas Pribadi 1. Nama
: Citra Fatimah
2. Tempat & Tgl. Lahir
: Jakarta, 29 Maret 1989
3. Alamat
: Mampang Prapatan xv c No. 45 Rt. 007/Rw. 006 Duren Tiga Jakarta Selatan 12760
II.
III.
4. Telepon
: 085714851423 / (021)97812564
5. Email
:
[email protected]
Pendidikan 1.
SD
: MI. AL-FALAH
2.
SMP
: MTS. AL-KHAIRIYAH
3.
SMA
: MA. AL-KHAIRIYAH
4.
S1
: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Latar Belakang Keluarga 1. Ayah
: H. Ishak
2. Tempat & Tgl. Lahir
: Jakarta, 31 Desember 1955
3. Alamat
: Mampang Prapatan xv c No. 45 Rt. 007/Rw. 006 Duren Tiga Jakarta Selatan 12760
4. Telepon
: (021)7986395
5. Ibu
: Hj. Suzanah
6. Anak ke dari
: 3 dari 2 bersaudara
v
ABSTRACT The size of the needs of both types of working capital can be caused by several factors: sales volume, the influence of the season, advances in technology. Sales volume is the most important factor because companies need working capital to explain the activities in which the peak and its activity is sales activity. Effect of season cause is the season going to affect the demand of goods and services. With the influence of the season against this demand, then sales will fluctuate. Fluctuations in sales will lead to differences in the amount of working capital requirements and it is this which gave rise to variable working capital. The faster rotation of working capital, the creditors and shareholders will assume that the level of safety or margin of safety is higher compared to the slow turnover of working capital. This means that lenders will be more interested in his work invest in companies that are relatively fast rotation of working capital. The existence of sufficient working capital, allowing companies to operate seekonomis possible so that appropriate policy is needed in working capital. The existence of appropriate working capital policy, will lead the business activity can be guaranteed with the smooth so that it will encourage increased profitability, which in this case is a Return On Investment (ROI). The problems are seen is how the company's working capital management, Results of hypothesis testing found that the cash turnover significant effect on profitability. The second hypothesis inventory turnover no significantly influence a company's ability to generate profits, and the results of testing the third hypothesis found that firm age has no significant effect on profitability and results of hypothesis testing the four leverage significant effect on profitability.
Keywords: Cash Turnover, Inventory Turnover, Age Company, Leverage, Profitability (Return On Investment).
vi
ABSTRAK Besar kecilnya kebutuhan dari kedua jenis modal kerja tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu volume penjualan, pengaruh musim, kemajuan teknologi. Volume penjualan adalah faktor yang paling utama karena perusahaan memerlukan modal kerja untuk menjelaskan aktifitasnya yang mana puncak dan aktifitasnya itu adalah aktivitas penjualan. Pengaruh Musim penyebabnya adalah musim akan dapat mempengaruhi permintaan dari barang ataupun jasa. Dengan adanya pengaruh musim terhadap permintaan ini, maka penjualan akan berfluktuasi. Fluktuasi penjualan akan mengakibatkan perbedaanperbedaan jumlah kebutuhan modal kerja dan hal inilah yang menimbulkan adanya modal kerja variabel. Semakin cepat perputaran modal kerja, maka kreditur dan pemegang saham akan beranggapan bahwa tingkat keamanan atau margin of safety lebih tinggi dibandingkan dengan perputaran modal kerja yang lambat. Artinya kreditur akan lebih berminat menanamkan modal kerjanya pada perusahaanperusahaan yang perputaran modal kerjanya relatif cepat. Adanya modal kerja yang cukup, memungkinkan perusahaan beroperasi seekonomis mungkin sehingga diperlukan kebijaksanaan yang tepat dalam modal kerja. Adanya kebijaksanaan modal kerja yang tepat, akan menyebabkan seluruh aktivitas usaha dapat terjamin dengan lancar sehingga akan mendorong peningkatan profitabilitas, yang dalam hal ini adalah Return On Investment (ROI). Permasalahan yang dilihat adalah bagaimana pengelolaan modal kerja perusahaan, Hasil pengujian hipotesis ditemukan bahwa perputaran kas berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas perusahaan. Hasil pengujian hipotesis kedua perputaran persediaan tidak berpengaruh signifikan terhadap
kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba, dan hasil pengujian hipotesis ketiga ditemukan bahwa umur perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas dan hasil pengujian hipotesis keempat leverage berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.
Kata Kunci : Perputaran Kas, Perputaran Persediaan, Umur Perusahaan, Leverage, Profitabilitas (Return On Investment).
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Alhamdulillahirobil ‘alamin, puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat, taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Semoga sholawat dan salam selalu terlimpahkan pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul skripsi : “Analisis Pengaruh Efektifitas Komponen Modal Kerja, Leverage, Umur Perusahaan Terhadap Profitabilitas Perusahaan Manufaktur Yang Go Public Di Indonesia”. Penyusunan skripsi ini diajukan guna memenuhi syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesarbesarnya atas segala bimbingan, pengarahan serta bantuan yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Maka penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada : 1.
Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Bapak Dr. Yahya Hamja, MM. Selaku Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran, dan kesabarannya untuk memberikan bimbingan dalam menyusun skripsi ini.
3.
Bapak Indo Yama Nasarudin, SE, MAB. Selaku Dosen Pembimbing II yang sabar memberikan petunjuk dan pengarahan yang berguna bagi penulis dalam proses penulisan skripsi ini.
4.
Seluruh Dosen dan Asisten Dosen yang telah mendidik dan mengajarkan ilmuilmu yang dimilikinya. Serta seluruh Staf Akademik, Jurusan , Kasubag Keuangan dan Perpustakaan. Ibu heni dan Ibu Ani makasih ya atas informasinya.
viii
5.
Kedua Orang Tua, Mama dan Papa terima kasih atas segala pengorbanan, Do’a, dukungan, harapan untuk anakmu yang manja ini.
6.
Ka’ Andi, Ka’ Ima, Ka’ Imas, Bang Hadi, Bang Bini dan Keponakan ku Meisya makasih ya telah membuat ku tersenyum setiap hari.
7.
Sahabat-sahabat ku tercinta dari MI sampai MA, Ka’ Joko, Zaki, Nazar, Dery, Amel, Leli, Yani, Ema, dan lain-lain, Terima kasih atas semuanya yang kalian berikan kepada ku, persahabatan ini sangat indah tidak pernah akan terlupakan.
8.
Keluarga Besar Manajemen A : Ria, Dede, Lina, Devi, Nia, Kiki, Dewi, Avri, Epi, Ale, Sigit, Bagas, Toto, Iskandar, Faiz, Adin, Muslim, Ari, Ali, Terima kasih semua untuk kebersamaannya selama ini.
Harapan besar dari penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Sehubungan dengan keterbatasan kemampuan yang dimiliki penulis, dengan rendah hati penulis menerima saran dan kritik yang membangun demi lebih baiknya skripsi ini. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Jakarta, 30 November 2010 Penulis
Citra Fatimah
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL DALAM ...................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .............................................................. ii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................. iii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................. iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... v ABSTRACT ...................................................................................................... vi ABSTRAK ........................................................................................................ vii KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii DAFTAR ISI..................................................................................................... x DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiv
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1 B. Perumusan Masalah ............................................................... 6 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................... 7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Modal Kerja........................................................... 9 B. Jenis Modal Kerja ................................................................... 17 C. Komponen Modal Kerja .......................................................... 20 D. Rasio-rasio yang Digunakan Untuk Mengukur
x
Efisiensi Modal Kerja ............................................................... 21 1. Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover) ......... 21 2. Perputaran Kas ................................................................... 21 3. Perputaran Piutang ............................................................. 21 4. Perputaran Persediaan......................................................... 22 E. Profitabilitas ............................................................................ 22 F. Umur Perusahaan .................................................................... 24 G. Leverage ................................................................................. 24 1. Teori Debt To Asset Ratio (Debt Ratio) .............................. 24 2. Teori Debt To Equity Ratio ................................................. 25 3. Teori Long Term Debt To Equity Ratio ............................... 26 H. Penelitian Terdahulu ............................................................... 27 I. Kerangka Pemikiran ................................................................. 31 J.
BAB III
Hipotesis ................................................................................. 34
METODELOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................... 35 B. Metode Penentuan Sampel ...................................................... 35 1. Populasi.............................................................................. 35 2. Sampel ............................................................................... 35 C. Metode Pengumpulan Data ..................................................... 37 D. Metode Analisis Data .............................................................. 39 1. Analisis Regresi Linier Berganda ....................................... 39 2. Uji t atau Uji Individual ...................................................... 45
xi
3. Koefisien Determinasi (R2) ................................................. 47 E. Operasional Variabel Penelitian .............................................. 47
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Sejarah Pasar Modal .................................................................. 50 B. Analisis Data dan Pembahasan .................................................. 56 1. Deskriptif Data ................................................................... 56 2. Uji Normalitas .................................................................... 58 C. Analisis Pengujian Modal Regresi ............................................. 59 a.
Pengujian Asumsi Klasik .................................................. 59
b.
Pengujian Hipotesis .......................................................... 63
c.
Pengujian Koefisien Determinasi ...................................... 67
d.
Pengujian Analisis Regresi Berganda ............................... 68
D. Interprestasi ............................................................................ 69
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan ............................................................................. 71 B. Implikasi ................................................................................. 72 C. Saran ....................................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 75 Lampiran
xii
DAFTAR TABEL
Nomor
Keterangan
Halaman
Tabel 3.1
Perusahaan Sampel Penelitian ........................................................ 37
Tabel 4.1
Descriptive Statistics Data Penelitian ............................................. 56
Tabel 4.2
Uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ................................... 59
Tabel 4.3
Hasil Pengujian Multikolinearitas................................................... 61
Tabel 4.4
Hasil Pengujian Autokolerasi ......................................................... 62
Tabel 4.5
Hasil Pengujian Uji F Simultan ...................................................... 64
Tabel 4.6
Hasil Pengujian Uji t Parsial ........................................................... 65
Tabel 4.7
Hasil Pengujian Koefisien Determinasi .......................................... 67
xiii
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Keterangan
Halaman
Gambar 2.1 Rincian Penelitian Terdahulu....................................................... 27 Gambar 2.2
Kerangka Pemikiran Konseptual Uji Regresi Berganda ............... 33
Gambar 4.1 Hasil Pengujian Normalitas Data ................................................. 60 Gambar 4.2 Uji Heteroskedastisitas ................................................................ 63
xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Modal kerja merupakan kekayaan atau aktiva yang diperlukan oleh perusahaan untuk melakukan kegiatan sehari-hari dan selalu berputar. Misalnya untuk pembelian bahan baku, membayar upah buruh atau gaji pegawai dan lain-lain. Modal kerja itu selalu berputar selama perusahaan itu masih beroperasi. Untuk menempatkan pengelolaan modal keja dalam perspektif yang sebenarnya, sebagai alat untuk membuat keputusan di bidang keuangan, kiranya perlu diketahui terlebih dahulu definisinya. Modal kerja neto sering disingkat menjadi modal kerja saja, merupakan selisih antara aktiva lancar dengan hutang lancar perusahaan. Aktiva lancar perusahaan adalah kas dan segala sesuatu yang dapat dikonversikan menjadi kas dalam jangka waktu pendek ( umumnya kurang dari satu tahun ), mencakup kas, surat berharga, piutang dan persediaan. Sedangkan hutang lancar perusahaan adalah semua kewajiban yang akan jatuh tempo dalam kurun waktu kurang dari satu tahun, mencakup hutang jangka pendek perusahaan. Dalam pelaksanaan operasi perusahaan, maka masalah modal kerja sangat erat hubungannya. Adanya aliran kas masuk berasal dari penjualan produk akan segera dikeluarkan lagi untuk membiayai operasi perusahaan
1
2
selanjutnya, dengan demikian, dana tersebut akan tetap berputar selama perusahaan masih beroperasi. Berdasarkan definisi-definisi tersebut diatas, maka disimpulkan bahwa, adanya modal kerja yang cukup sangat penting bagi suatu perusahaan, dengan kecukupan modal kerja itu, maka perusahaan dapat terus beroperasi dan mencapai tujuan perusahaan yaitu laba maksimal. Masalah modal kerja perlu adanya penanganan khusus, jika ada kelebihan modal, maka hal ini menimbulkan kerugian, karena adanya kesempatan untuk memperoleh keuntungan telah disia-siakan, sebaliknya, jika terjadi ketidakcukupan dalam modal kerja, hal ini merupakan sebab utama kegagalan suatu perusahaan. Masalah modal kerja merupakan masalah yang tiada akhir. Selama perusahaan masih beroperasi, modal selalu diperlukan untuk membiayai kegiatan perusahaan sehari-hari serta untuk menjaga kontinuitas perusahaan. Jadi disimpulkan bahwa modal kerja adalah seluruh investasi perusahaan ke dalam aktiva lancar yang meliputi persediaan, piutang, kas, dan surat-surat berharga, dimana seluruh investasi diharapkan kembali kedalam perusahaan dalam waktu paling lama satu tahun. Aktiva lancar (current assets) adalah aktiva yang pada umumnya akan menjelma menjadi uang kas dalam satu periode akuntansi atau satu tahun. Didalam penjelmaan aktiva lancar itu menjadi uang kas melewati beberapa tahap. Tahap-tahap itu tercermin dalam pos-pos neraca. Uang kas digunakan
3
untuk membeli bahan dasar, untuk membayar upah, biaya-biaya produksi yang lain maupun biaya-biaya umum dan administrasi. Setelah bahan dasar itu selesai diproses di dalam proses produksi maka output itu lalu disimpan sebagai persediaan barang jadi. Pada saat persediaan barang jadi itu dijual maka akan timbullah piutang (bila dijual dengan kredit) atau langsung menjadi uang kas (bila dijual tunai) piutang tersebut kemudian akan ditagih atau dikumpulkan oleh perusahaan dan kemudian proses perputaran aktiva lancar tersebut berlangsung kembali seperti semula. Menurut Mahaldi (2003) pada perusahaan bila dilihat dari bentuknya, modal kerja memiliki 2 macam bentuk yaitu modal kerja permanen dan modal kerja variabel. Modal kerja permanen adalah kebutuhan minimum bagi perusahaan untuk memutarkan usahanya merupakan modal kerja permanen. Sering juga diartikan dengan jumlah kebutuhan modal kerja yang harus selalu ada dalam satu tahun. Kebutuhan tersebut adalah berupa jumlah aktiva lancar yang harus selalu ada dalam satu tahun perputaran usahanya. Modal kerja variabel adalah kebutuhan modal kerja yang hanya dibutuhkan pada saat-saat tertentu saja dalam satu tahun perputaran usahanya. Misalnya tambahan-tambahan kebutuhan modal kerja pada saat penjualan meningkat (penjualan puncak). Pada saat-saat meningkatnya penjualan tersebut tentu saja kebutuhan juga bertambah begitu pula upah buruh. Jumlah piutang juga bertambah besar dan diperlukan dana untuk itu, Besar kecilnya kebutuhan dari kedua jenis modal kerja tersebut dapat disebabkan oleh
4
beberapa faktor yaitu volume penjualan, pengaruh musim, kemajuan teknologi. Volume penjualan adalah faktor yang paling utama karena perusahaan memerlukan modal kerja untuk menjelaskan aktifitasnya yang mana puncak dan aktifitasnya itu adalah aktivitas penjualan. Pengaruh Musim penyebabnya adalah musim akan dapat mempengaruhi permintaan dari barang ataupun jasa. Dengan adanya pengaruh musim terhadap permintaan ini,
maka
penjualan
akan
berfluktuasi.
Fluktuasi
penjualan
akan
mengakibatkan perbedaan-perbedaan jumlah kebutuhan modal kerja dan hal inilah yang menimbulkan adanya modal kerja variabel. Faktor lainnya yang mempengaruhi modal kerja adalah kemajuan teknologi. Perkembangan teknologi dapat mempengaruhi atau merubah proses produksi menjadi lebih cepat dan lebih ekonomis. Dengan demikian dapat mengurangi jumlah kebutuhan modal kerja. Faktor lainnya yang mempengaruhi modal kerja adalah faktor sosial, politik dan penjualan kredit. Semakin cepat perputaran modal kerja, maka kreditur dan pemegang saham akan beranggapan bahwa tingkat keamanan atau margin of safety lebih tinggi dibandingkan dengan perputaran modal kerja yang lambat. Artinya kreditur akan lebih berminat menanamkan modal kerjanya pada perusahaan-perusahaan yang perputaran modal kerjanya relatif cepat. Adanya modal kerja yang cukup, memungkinkan perusahaan beroperasi seekonomis mungkin sehingga diperlukan kebijaksanaan yang tepat dalam modal kerja. Adanya kebijaksanaan modal kerja yang tepat, akan menyebabkan seluruh aktivitas usaha dapat terjamin dengan lancar sehingga
5
akan mendorong peningkatan profitabilitas, yang dalam hal ini adalah Return On Investment (ROI). Analisa Return on Investment (ROI) dalam analisa keuangan mempunyai arti yang sangat penting sebagai salah satu teknik analisa keuangan yang bersifat menyeluruh (komprehensif). Analisa ROI ini merupakan teknik analisa yang lazim digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan. Return on Investment itu sendiri adalah salah satu bentuk dari ratio profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Dengan demikian ratio ini menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari operasi perusahaan (net operating income) dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan operasi tersebut (net operating assets). Sebutan lain untuk ratio ini adalah net operating profit rate of return atau operating earning power. Profitabilitas adalah suatu kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam suatu periode tertentu. Profitabilitas juga dapat menunjukan hasil akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan keputusan-keputusan manajemen. Profitabilitas merupakan salah satu bagian yang terpenting bagi perusahaan karena disamping dapat menilai efisiensi kerja, juga merupakan alat untuk meramal laba pada masa yang akan datang dan juga merupakan alat pengendalian bagi manajemen.
6
Dari uraian diatas, secara teoritis terdapat hubungan yang erat antara modal kerja dengan profitabilitas perusahaan. Disini modal kerja yang efisien berarti jumlah modal kerja yang tersedia dapat memenuhi kebutuhan aktivitas perusahaan tetapi jumlahnya tidaklah berlebihan atau dengan arti kata tidak ada modal kerja yang menganggur. Dengan modal kerja yang efisisen ini memungkinkan perusahaan untuk dapat beroperasi seekonomis mungkin dan pada sisi lain perusahaan tidak mengalami kesulitan jika terjadi keadaan yang tidak diharapkan seperti terjadinya krisis keuangan di perusahaan. Alasan yang membuat peneliti tertarik untuk mengangkat permasalahan ini adalah karena adanya perbedaan data yang akan dihitung untuk mengukur perbedaan nilai waktu pada data terbaru yang diperoleh. Data saat ini yang diperoleh adalah data terbaru yakni dari tahun 2006 sampai 2009 selama empat tahun. Oleh sebab itu penulis mengangkat permasalahan modal kerja sebagai alat untuk memaksimalkan laba terhadap pada sebuah penelitian yang berjudul “Analisis
Pengaruh Efektifitas Komponen Modal Kerja,
Leverage, Umur Perusahaan Terhadap Profitabilitas Perusahaan Manufaktur Yang Go Public Di Indonesia.”
B. Perumusan Masalah Berdasarkan hasil uraian yang telah disampaikan diatas, maka penulis dapat merumuskan permasalahan menjadi sebagai berikut :
7
a.
Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara Efektifitas Komponen Modal Kerja, Leverage, Umur Perusahaan Terhadap Profitabilitas secara simultan pada perusahaan manufaktur yang go public di Indonesia?
b.
Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara Efektifitas Komponen Modal Kerja, Leverage, Umur Perusahaan Terhadap Profitabilitas secara parsial pada perusahaan manufaktur yang go public di Indonesia?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian a.
Untuk menganalisis pengaruh yang signifikan antara Efektifitas Komponen Modal Kerja, Leverage, Umur Perusahaan Terhadap Profitabilitas secara simultan pada perusahaan manufaktur yang go public di Indonesia.
b.
Untuk menganalisis pengaruh yang signifikan antara Efektifitas Komponen Modal Kerja, Leverage, Umur Perusahaan Terhadap Profitabilitas secara parsial pada perusahaan manufaktur yang go public di Indonesia
2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah : a. Bagi perusahaan. Dapat sebagai barometer bagi perusahaan untuk memikirkan cara agar dapat meminimalisasikan kerugian terutama kerugian yang berasal dari dalam perusahaan, dimana perusahaan harus dapat memperbaiki kinerja keuangan yang mereka hasilkan.
8
b. Bagi investor. Bagi investor penelitian ini dapat dijadikan bahan perbandingan dan acuan untuk menentukan keputusan investasi yang akan mereka lakukan terhadap salah satu perusahaan unggulan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.
c. Bagi Akademisi. Penelitian ini dapat dijadikan bahan pedoman untuk diteliti lebih lanjut dikarenakan sifat dari penelitian ini adalah empiris, sehingga nilai kesempurnaannya belumlah maksimal.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.
Pengertian Modal Kerja Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk dapat menjalankan operasional harian perusahaan, misalnya untuk pembayaran upah buruh, gaji pegawai, membayar persekot pembelian persediaan, dan sebagainya. Modal kerja merupakan kekayaan atau aktiva yang diperlukan oleh perusahaan untuk menyelenggarakan kegiatan sehari-hari yang selalu berputar dalam periode tertentu. Menurut Kasmir ( 2010 : 210) Modal kerja adalah sebagai modal yang digunakan untuk membiayai operasional perusahaan sehari-hari, terutama yang memiliki jangka waktu pendek. Modal kerja juga diartikan seluruh aktiva lancar yang dimiliki suatu perusahaan atau setelah aktiva lancar dikurangi dengan utang lancar. Atau dengan kata lain modal kerja merupakan investasi yang ditanamkan dalam aktiva lancar atau aktiva jangka pendek, seperti kas bank, surat berharga, piutang, persediaan, dan aktiva lancar lainya. Biasanya modal kerja digunakan untuk beberapa kali kegiatan dalam satu periode. Modal kerja dibedakan menjadi dua macam, yakni modal kerja kotor (gross working capital) dan modal kerja bersih (net working capital) (Mardiyanto, 2009 : 98).
9
10
Sjahrial (2007) mengemukakan bahwa ada 3 (tiga) konsep modal kerja yang kita kenal, yaitu: 1. Konsep Kuantitatif atau Modal Kerja Bruto: Menurut konsep ini modal kerja adalah seluruh jumlah aktiva lancar. Berarti jumlah kas/bank + efek yang bisa diperjual belikan + piutang + persediaan. 2. Konsep Kualitatif atau Modal Kerja Neto: Menurut konsep ini modal kerja adalah selisih lebih jumlah aktiva lancar terhadap jumlah Utang lancar. 3. Konsep Fungsional: Menurut konsep ini modal kerja adalah dana yang digunakan selama periode akuntansi untuk menghasilkan penghasilan yang utama (current income) pada saat sekarang ini sesuai dengan maksud utama didirikannya perusahaan. Konsep Kuantitatif atau modal kerja bruto (gross working capital) adalah keseluruhan jumlah aktiva lancar perusahaan. Konsep Kualitatif atau modal kerja bersih (net working capital) adalah sebagian aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa mengganggu likuiditasnya, atau dengan kata lain modal kerja menurut konsep ini adalah kelebihan aktiva lancar atas kewajiban lancar. Konsep fungsional adalah fungsional mendasarkan pada fungsi dari dana dalam menghasilakan pendapatan (income), yang terdiri dari modal kerja dan modal kerja potensial. Modal kerja adalah besarnya dana yang digunakan selama periode akuntansi untuk menghasilkan pendapatan tahun berjalan
11
(current income). Sedangkan modal kerja potensial adalah dana yang digunakan dalam periode akuntansi tertentu yang tidak seluruhnya menghasilkan pendapatan, misalnya ditanamkan dalam obligasi akan menghasilkan current income dalam bentuk bunga obligasi (coupon). Perusahaan yang bergerak di bidang apapun baik itu perusahan jasa maupun perusahaan produksi selalu membutuhkan modal kerja untuk membiayai kegiatan usahanya, dengan harapan dana yang telah dikeluarkan dapat kembali masuk ke dalam perusahaan dalam jangka yang relatif pendek. Pengertian modal dalam perusahaan belum terdapat suatu kesatuan pendapat diantara para ahli ekonomi. Untuk melihat pengertian modal itu, maka penulis mengemukakan pendapat dari beberapa ahli ekonomi yang memberikan defenisi dari modal. Menurut Lukas Setia Atmaja (2003 : 19) mendefinisikan modal sebagai “Dana yang digunakan untuk membiayai pengadaan aktiva dan operasi perusahaan. Modal terdiri dari item-item yang ada di sisi kanan suatu neraca, yaitu hutang, saham biasa, saham preferen, dan laba ditahan”. Kemudian Agnes Sawir (2005: 129) menyebutkan bahwa “Modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang harus tersedia untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari”. Munawir (2004: 116) menyebutkan “modal kerja berarti net working capital atau kelebihan aktiva lancar terhadap hutang lancar, sedang untuk modal kerja sebagai aktiva lancar digunakan istilah modal kerja bruto (gross working capital)”. Mengenai pengertian modal kerja kemudian Riyanto (2001: 57) dapat dikemukakan adanya beberapa konsep yaitu:
12
1.
Konsep Kuantitatif, mendasarkan pada kuantitas dari dana yang tertanam dalam unsur-unsur aktiva lancar di mana aktiva ini merupakan aktiva yang sekali berputar kembali dalam bentuk semula atau aktiva di mana dana yang tertanam didalamnya akan bebas lagi dalam waktu yang pendek. Dengan demikian modal kerja menurut konsep ini adalah keseluruhan dari jumlah aktiva lancar. Modal kerja dalam pengertian ini sering disebut modal kerja bruto (gross working capital).
2.
Konsep Kualitatif,
apabila pada konsep kuantitatif modal kerja itu
hanya dikaitkan dengan besarnya jumlah aktiva lancar saja, maka pada konsep kualitatif ini pengertian modal kerja juga dikaitkan dengan besarnya jumlah utang lancar atau utang yang segera harus dibayar. Dengan demikian maka sebagian dari aktiva lancar ini harus disediakan untuk memenuhi kewajiban finansial yang segera harus dilakukan, dimana bagian aktiva lancar ini tidak boleh digunakan untuk membiayai operasinya dalam menjaga likuiditas perusahaan. Oleh karenanya maka modal kerja menurut konsep ini adalah sebagian dari aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasinya perusahaan tanpa mengganggu likuiditasnya, yaitu yang merupakan kelebihan aktiva lancar di atas utang lancarnya. Modal kerja dalam pengertian ini sering disebut modal kerja neto (net working capital). 3.
Konsep Fungsionil, konsep ini mendasarkan pada fungsi dari dana dalam menghasilkan pendapatan (income). Setiap dana yang dikerjakan atau digunakan dalam
perusahaan adalah dimaksudkan untuk
13
menghasilkan pendapatan. Ada sebagian dana yang digunakan dalam suatu
periode
akuntansi
tertentu
yang
seluruhnya
langsung
menghasilkan pendapatan bagi periode tersebut (current income) dan ada sebagian dana lain yang juga digunakan selama periode tersebut tetapi tidak seluruhnya digunakan untuk menghasilkan current income. Modal kerja merupakan suatu hal mutlak harus ada dalam suatu perusahaan untuk dapat menjalankan kegiatan operasinya sehari-hari. Misalnya untuk pembelian bahan baku, membayar upah buruh atau gaji pegawai dan lain-lain. Modal kerja itu selalu berputar selama perusahaan itu masih beroperasi. Untuk menempatkan pengelolaan modal keja dalam perspektif yang sebenarnya, sebagai alat untuk membuat keputusan di bidang keuangan, kiranya perlu diketahui terlebih dahulu definisinya. Modal kerja neto sering disingkat menjadi modal kerja saja, merupakan selisih antara aktiva lancar dengan hutang lancar perusahaan. Aktiva lancar perusahaan adalah kas dan segala sesuatu yang dapat dikonversikan menjadi kas dalam jangka waktu pendek ( umumnya kurang dari satu tahun ), mencakup kas, surat berharga, piutang dan persediaan. Sedangkan hutang lancar perusahaan adalah semua kewajiban yang akan jatuh tempo dalam kurun waktu kurang dari satu tahun, mencakup hutang jangka pendek perusahaan. Dalam pelaksanaan operasi perusahaan, maka masalah modal kerja sangat erat hubungannya. Adanya aliran kas masuk berasal dari penjualan produk akan segera dikeluarkan lagi untuk membiayai operasi perusahaan
14
selanjutnya, dengan demikian, dana tersebut akan tetap berputar selama perusahaan masih beroperasi. Berdasarkan definisi-definisi tersebut diatas, maka disimpulkan bahwa, adanya modal kerja yang cukup sangat penting bagi suatu perusahaan, dengan kecukupan modal kerja itu, maka perusahaan dapat terus beroperasi dan mencapai tujuan perusahaan yaitu laba maksimal. Masalah modal kerja perlu adanya penanganan khusus, jika ada kelebihan modal, maka hal ini menimbulkan kerugian, karena adanya kesempatan untuk memperoleh keuntungan telah disia-siakan, sebaliknya, jika terjadi ketidakcukupan dalam modal kerja, hal ini merupakan sebab utama kegagalan suatu perusahaan. Masalah modal kerja merupakan masalah yang tiada akhir. Selama perusahaan masih beroperasi, modal selalu diperlukan untuk membiayai kegiatan perusahaan sehari-hari serta untuk menjaga kontinuitas perusahaan. Jadi disimpulkan bahwa modal kerja adalah seluruh investasi perusahaan ke dalam aktiva lancar yang meliputi persediaan, piutang, kas, dan surat-surat berharga, dimana seluruh investasi diharapkan kembali kedalam perusahaan dalam waktu paling lama satu tahun. Menurut Indriyo (2002:35), modal kerja adalah kekayaan atau aktiva yang diperlukan oleh perusahaan untuk menyelenggarakan kegiatan sehari– hari yang selalu berputar dalam periode tertentu. Modal yang dimaksud adalah modal kerja netto (aktiva lancar) perusahaan. Dalam melakukan operasional perusahaan diperlukan adanya modal kerja.
15
Pengertian modal kerja akan menjadi lebih jelas jika ditinjau dari konsep–konsep yang mendasarinya. Dalam membahas modal kerja ada tiga konsep yaitu: 1.
Konsep Kuantitatif Konsep ini berdasarkan pada kuantitas dana yang tertanam dalam unsur–unsur aktiva lancar dimana aktiva ini merupakan aktiva yang sekali berputar kembali dalam bentuk semula, atau aktiva dimana dana yang tertanam didalamnya akan dapat bebas lagi dalam waktu singkat. Dengan demikian modal kerja dalam konsep ini adalah keseluruhan dari jumlah aktiva lancar. Konsep ini berdasarkan pada kuantitas dana yang tertanam dalam unsur–unsur aktiva lancar dimana aktiva ini merupakan aktiva yang sekali berputar kembali dalam bentuk semula, atau aktiva dimana dana yang tertanam didalamnya akan dapat bebas lagi dalam waktu singkat. Dengan demikian modal kerja dalam konsep ini adalah keseluruhan dari jumlah aktiva lancar. Sering disebut dengan modal kerja bruto (gross working capital).
2.
Konsep Kualitatif Konsep ini mempertimbangkan dua kepentingan perusahaan yang terdiri dari pembiayaan perusahaan yang terdiri dari pembiayaan operasional sehari–hari dan pemenuhan kewajiban dari pihak luar (kreditur). Konsep ini mengaitkan jumlah aktiva lancar dengan hutang lancar. Modal kerja menurut konsep kualitatif adalah kelebihan aktiva
16
lancar diatas utang lancar. Sering disebut dengan modal kerja netto (net working capital). 3.
Konsep Fungsional Menurut G. Kartasapoetra (2000:45) yaitu pengertian modal itu bukan dalam bentuk uang atau barang saja. Dalam pengertian klasik modal diartikan sebagai produksi yang digunakan untuk memprodusir lebih lanjut. kemudian berkembang menjadi pengertian modal ditekankan pada nilai, daya beli atau kekuasaan memakai atau menggunakan yang terkandung dalam barang-barang modal. Pengertian dari Lawrence J. Gitman diatas diartikan bahwa aktiva lancar biasa disebut modal kerja, menunjukan keadaan investasi yang berputar dari satu bentuk ke bentuk lainnya dalam suatu perusahaan. Hal ini sama halnya dengan yang dijelaskan oleh Muslich (2003:143), sebagai berikut: “Modal kerja menunjukan ukuran besarnya investasi yang dilakukan perusahaan dalam aktiva lancar klaim atas perusahaan yang diwakili oleh utang lancar”. Berdasarkan definisi-definisi tersebut diatas, maka disimpulkan bahwa, adanya modal kerja yang cukup sangat penting bagi suatu perusahaan, dengan kecukupan modal kerja itu, maka perusahaan dapat terus beroperasi dan mencapai tujuan perusahaan yaitu laba maksimal. Masalah modal kerja perlu adanya penanganan khusus, jika ada kelebihan modal, maka hal ini menimbulkan kerugian, karena adanya
17
kesempatan
untuk
memperoleh
keuntungan
telah
disia-siakan,
sebaliknya, jika terjadi ketidakcukupan dalam modal kerja, hal ini merupakan sebab utama kegagalan suatu perusahaan.
B.
Jenis Modal Kerja Jenis-jenis modal kerja menurut Agnes Sawir (2003:132) digolongkan menjadi : a.
Modal kerja permanen (permanent working capital) Modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya, dengan kata lain modal kerja yang secara terus- menerus diperlukan untuk kelancaran usaha.
b.
Modal kerja permanen dapat dibedakan menjadi : 1. Modal kerja primer (primary working capital) yaitu jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas usahanya. 2. Modal kerja normal (normal working capital) yaitu jumlah modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi normal. Pengertian normal adalah dalam artian yang dinamis.
c.
Modal kerja variabel (variable working capital) Modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan. Modal ini dibedakan menjadi : 1. Modal kerja musiman yaitu modal kerja yang jumlahnya berubahubah disebabkan karena fluktuasi musiman.
18
2. Modal kerja siklis yaitu modal kerja yang jumlahnya barubah-ubah karena fluktuasi konjungtur. 3. Modal kerja darurat (emergency working capital ) yaitu modal kerja yang berubah-ubah karena adanya keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya, seperti pemogokan buruh, banjir dan perubahan keadaan ekonomi yang mendadak. Menurut Sjahrial (2007) Ada beberapa jenis modal kerja, yaitu: Modal kerja permanen (permanen working capital) yaitu modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya atau dengan kata lain modal kerja secara terus menerus diperlukan untuk kelancaran usaha. Permanen working capital dapat dibedakan yaitu: Modal kerja primer (primary working capital) yaitu modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas usahanya. Modal kerja normal (normal working capital) yaitu jumlah modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi yang normal. Modal kerja variabel merupakan modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan. Terdiri dari: Modal kerja musiman merupakan modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena pengaruh musim. Contoh: modal kerja yang dipergunakan untuk dapat menjalankan pabrik gula. Pada saat panen tebu maka dibutuhkan modal kerja yang cukup besar, sedangkan pada saat tidak ada tebu modal kerja yang dibutuhkan hanya untuk biaya-biaya tetap saja seperti untuk gaji karyawan, biaya listrik karena tidak ada produksi.
19
Modal kerja siklis merupakan modal kerja yang besarnya berubahubah karena fluktuasi konyungtur. Jumlah modal kerja berubah-ubah sesuai dengan keadaan perekonomian. Pada keadaan perekonomian baik maka kebutuhan modal kerja akan meningkat, sebaliknya pada keadaan perekonomian buruk kebutuhan modal kerja akan menurun. Modal kerja darurat merupakan modal kerja yang besarnya berubahubah karena adanya keadaan darurat yang tidak dapat diduga sebelumnya. Misalnya: adanya pemogokan buruh, adanya banjir, adanya perubahan peraturan ekonomi yang mendadak antara lain devaluasi. Untuk memenuhi kebutuhan modal kerja, sebaiknya dibiayai dengan modal yang seminimal mungkin. Akan tetapi agar perputaran modal perusahaan dapat ditingkatkan, perusahaaan harus mencari dana dari luar guna menutup kebutuhan modal kerja. Untuk itu perusahaan dapat menggunakan prinsip-prinsip pembelanjaan yaitu: a. Modal yang diperoleh sebagai pinjaman jangka pendek hanya dapat digunakan untuk membiayai modal kerja. b. Modal yang diperoleh sebagai pinjaman jangka panjang, atau jangka pendek maka terlebih dahulu terhitung jangka-jangka waktu kritisnya. c. Modal kerja selalu dalam keadaan operasi atau berputar dalam perusahaan, selama perusahaan yang bersangkutan dalam keadaan usaha. Periode perputaran modal kerja (working capital turnover period) mulai dari saat dimana kas diinvestasikan dalam komponen-komponen modal kerja
20
sampai saat dimana kembali lagi menjadi kas. Makin pendek periode tersebut berarti makin cepat perputarannya atau makin tinggi tingkat perputarannya (turnover rate-nya). Berapa lama periode perputaran modal kerja adalah tergantung kepada berapa lama periode perputaran dari masingmasing komponen dari modal kerja tersebut. Periode perputaran barang dagangan adalah lebih pendek daripada barang yang mengalami proses produksi.
C.
Komponen Modal Kerja Mengenai komponen modal kerja menurut Atmaja dalam bukunya manajemen keuangan (2001:365) adalah sebagai berikut: “Modal kerja atau working capital, sering pula disebut sebagai gross working capital atau modal kerja kotor didefinisikan sebagai item-item pada aktiva lancar, yakni kas (cash), surat berharga (security), piutang (account receivable) dan persediaan (inventory)”. Bahwa komponen modal kerja terdiri dari aktivitas lancar dan hutang lancar: 1.
Kas
2.
Surat berharga
3.
Piutang dagang
4.
Persediaan
5.
Hutang lancar
21
D.
Rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur efisiensi modal kerja adalah : a. Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover). Rasio ini menunjukkan banyaknya penjualan (dalam rupiah) yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap rupiah modal kerja. Formulasi dari Working Capital Turnover (WCT) (Sawir, 2001: 16) adalah sebagai berikut : WCT =
Penjualan Bersih
X 100%
Aktiva Lancar – Hutang Lancar b. Rasio perputaran kas berguna untuk mengetahui sampai seberapa jauh efektifitas perusahaan dalam mengelola dana kasnya untuk menghasilkan pendapatan / penjualan (Kuswadi, 2006;136). Perputaran kas, yaitu menunjukkan jika perputaran arus kas yang terjadi dalam perusahaan jika mengalami penurunan maka akan mengakibatkan terjadinya penurunan profitabilitas yang akan diterima perusahaan. Rumus Perputaran Kas menurut Kuswadi (2006;136) adalah =
Penjualan Bersih Kas
c. Perputaran piutang, yaitu Tingkat perputaran piutang tergantung dari syarat pembayaran yang diberikan oleh perusahaan, makin lama syarat pembayaran semakin lama dana terikat dalam piutang, semakin rendah tingkat perputaran piutang (x) diproksikan dengan Receivable Turn Over.
22
Receivable Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola dana yang tertanam dalam piutang yang berputar pada suatu periode tertentu (Arifin, 2006:255). Rumus untuk Receivable Turn Over:
RTO =
Penjualan Kredit Piu tan g rata rata
d. Perputaran persediaan Rasio ini menunjukan berapa kali persediaan dapat berputar dalam setahun (Sigiono, 2009:73). Menunjukkan berapa cepat perputaran persediaan dalam siklus produksi normal, dimana semakin tinggi tingkat perputaran persediaan maka produksi akan berjalan dengan baik (X3) diproksikan dengan Invevtory Turn Over. Rumus Sugiono (2009:73) Invevtory Turn Over adalah; H arga Pokok Persediaan Persediaan
E.
Profitabilitas Rasio profitabilitas merupakan aspek fundamental perusahaan, karena selain memberikan daya tarik yang besar bagi investor yang akan menanamkan dananya pada perusahaan juga sebagai alat ukur terhadap efektivitas dan efisiensi penggunaan semua sumber daya yang ada di dalam proses operasional perusahaan. Fauzan (2006:22).
23
ROI ( Return on Investment) Return on Investment merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan yang akan digunakan untuk menutup investasi yang dikeluarkan. Laba yang digunakan untuk mengukur rasio ini adalah laba bersih setelah pajak atau EAT. Formula yang digunakan untuk menghitung ROI adalah sebagai berikut : ROI = EAT / Total Aktiva Analisa Return on Investment (ROI) dalam analisa keuangan mempunyai arti yang sangat penting sebagai salah satu teknik analisa keuangan yang bersifat menyeluruh (komprehensif). Analisa ROI ini merupakan teknik analisa yang lazim digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan. Return on Investment itu sendiri adalah salah satu bentuk dari ratio profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Dengan demikian ratio ini menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari operasi perusahaan (net operating income) dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan operasi tersebut (net operating assets). Sebutan lain untuk ratio ini adalah net operating profit rate of return atau operating earning power.
24
F.
Umur Perusahaan Umur perusahaan juga merupakan faktor yang mempengaruhi profitabilitas. Pengukuran variabel ini dengan melihat umur perusahaan yang dihitung dari perusahaan itu berdiri atau saat konsolidasi sampai saat penelitian.
G.
Leverage Rasio Leverage digunakan untuk mengukur sampai seberapa besar perusahaan dibiayai oleh hutang (Halim, 2007 : 158). Semakin tinggi rasio leverage maka semakin tinggi pula resiko kerugian yang dihadapi, tetapi juga ada kesempatan mendapatkan laba yang besar. Sebaliknya apabila perusahaan memiliki rasio leverage (solvabilitas) yang rendah tentu mempunyai resiko kerugian yang lebih kecil. Dampak ini juga mengakibatkan rendahnya tingkat hasil pengembalian (return) pada saat perekonomian tinggi. Jenis-jenis Rasio Leverage (Halim, 2007 : 158) : Adapun jenis rasio leverage yang sering digunakan perusahaan : 1)
debt to asset ratio (debt ratio)
2)
debt to equity ratio
3)
long term debt to equity ratio
1. Debt to Asset Ratio (Debt Ratio) Rasio ini merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Dengan kata lain,
25
seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Semakin tinggi rasio ini maka pendanaan dengan utang semakin banyak, maka semakin sulit bagi perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman karena dikhawatirkan perusahan tidak mampu menutupi utang-utangnya dengan aktiva yang dimilikinya. Sebaliknya semakin rendah rasio ini maka semakin kecil perusahaan dibiayai dari utang. Standar pengukuran untuk menilai baik tidaknya rasio perusahaan, digunakan rasio rata-rata industri yang sejenis. Rumus :
2. Debt to Equity Ratio Rasio ini merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan pinjaman (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang. Bagi bank (kreditor) semakin besar rasio ini maka akan semakin tidak menguntungkan karena akan semakin besar rasio yang ditanggung
26
atas kegagalan yang mungkin terjadi di perusahaan. Sebaliknya semakin rendah rasio ini maka semakin tinggi tingkat pendanaan yang disediakan pemilik dan semakin besar batas pengamanan bagi peminjam jika terjadi kerugiaan atau penyusutan terhadap nilai aktiva. Rasio ini juga menunjukkan kelayakan dan resiko keuangan perusahaan. Rumus :
3. Long Term Debt to Equito Ratio (LTDtER) LTDeER merupakan rasio antara utang jangka panjang dengan modal sendiri. Tujuannya adalah untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang dengan cara membandingkan antara utang jangka panjang dengan cara membandingkan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri yang disediakan oleh perusahaan. Rumus :
27
H.
Peneltian Terdahulu Untuk mendukung penelitian ini, berikut akan dikemukakan beberapa hasil penelitian yang berhubungan dengan variable penelitian. Diantaranya adalah: Tabel 2.1 Rincian Penelitian Terdahulu
No 1
2
Nama Peneliti Isumsu (2008)
Tahun Penelitian Juli 2008 sampai dengan Oktober 2008
Andra Ilham (2010)
2000- 2004
Judul Analisis Sumber Dan Penggunaan Modal Kerja Pada Perusahaan Rokok Yang Terdaftar Bursa Efek Indonesia
Pengaruh Efektifitas Komponen Modal
Variabel Penelitian Modal Kerja
Metodologi Penelitian Metode Deskriptif
Variabel Dependen : ROI
Regresi Berganda
Hasil Penelitian Hasil penelitian diperoleh pengelolaan modal kerja PT Gudang Garam Tbk sangat rendah, karena terlihat dan penurunan yang terjadi setiap periodenya. PT H.M.Sampoerna memiliki pengelolaan modal kerja yang lebih baik dibandingkan PT Gudang Garam Tbk, dimana periode 2001-2002 dan periode 2002 2003 mengalami peningkatan, sedangkan pada periode 20032004 perusahaan mengalami penurunan. Untuk PT BAT Indonesia Tbk memiliki keadaan modal kerja hampir sama dengan PT H.M.Sampoerna Tbk dimana terjadi peningkatan di periode 2001-2002 dan periode 20022003, tapi mengalami penurunan pada periode 2003 2004. Sedangkan untuk PT Bentoel International Investama Tbk, menurut penulis memiliki pengelolaan modal kerja yang paling baik dibandingkan perusahaan yang lain, terlihat dan peningkatan modal kerja yang signifikan di periode 20032004 meskipun pada periode sebelumnya mengalami penurunan modal kerja. 1. Hasil pengujian hipotesis pertama ditemukan bahwa bahwa perputaran kas tidak
28
Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Public Di Indonesia
Variabel Independen: Perputaran kas, Perputaran piutang, Perputaran Persediaan, Umur Perusahaan.
berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas perusahaan. Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini disebabkan oleh tidak stabilnya nilai perputaran kas yang disebabkan oleh terjadinya fluktuasi nilai penjualan perusahaan yang terjadi karena adanya faktor yang berasal dari luar perusahaan seperti inflasi dan penurunan nilai kurs Rupiah terhadap Dollar sehingga mengakibatkan harga produk menjadi tidak stabil. Terjadinya penurunan penjualan membuat perputaran kas yang masuk kedalam perusahaan menjadi tidak stabil sehingga mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. 2. Hasil pengujian hipotesis kedua perputaran piutang titak berpengaruh signifikan terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini disebabkan oleh terjadinya ketidakstabilan nilai penjualan yang dialami pada umumnya perusahaan sampel, yang disebabkan menurunnya daya beli masyarakat dan adanya produk subtitusi. Penurunan daya beli disebabkan karena imbas terjadinya fluktuasi inflasi dan nilai kurs. Terjadinya ketidakstabilan penjualan membuat kemampuan perusahaan untuk memperoleh profit juga menjadi tidak stabil sehingga mempengaruhi hasil yang ditemukan dalam penelitian ini. 3. Untuk pengujian hipotesis ketiga ditemukan bahwa perputaran persediaan tidak berpengaruh signifikan terhadap kemampuan
29
perusahaan dalam menghasilkan laba. Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini disebabkan oleh terjadinya fluktuasi perputaran persediaan yang disebabkan oleh terjadinya fluktuasi nilai penjualan ketidakstabilan nilai penjualan membuat aliran dana yang bersumber dari laba perusahaan juga menjadi tidak stabil sehingga mempengaruhi hasil yang ditemukan dalam penelitian ini.
3
Hadori Yunus (2005)
4
Morris Lamberson
1998- 2002
Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Sektor Industri Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Financial Analysis And Working Capital Management Techniques Used By Small Manufacturers: Survey And Analysis
Variabel Dependen : Gross operating income ratio Variabel independen : sales growth ratio, financial debt ratio, fixed financial assets ratio, number of days accounts receivable, number of days inventories, number of days accounts payable, cash conversion cycle Financial Analysis and Planning Analisis, pengolaan modal kerja
Analisis korelasi pearson dan Regresi Berganda
Secara simultan financial debt ratio, fixed financial asets ratio dan number of days accounts receivable mempunyai hubungan linier yang signifikan terhadap gross operating income. Dan variabel financial debt ratio, fixed financial assets ratio, Number of days accounts receivable berbengaruh signifikan terhadap profitabilitas
Artikel ini diringkas tanggapan dari 103 perusahaan manufaktur kecil untuk sebuah survei kuesioner mail dikirim kepada petugas keuangan dari 477 perusahaan yang terletak di wilayah selatan AS dorongan utama dari makalah ini adalah untuk memberikan wawasan tentang pentingnya dan pemanfaatan analisis keuangan dan teknik-teknik pengelolaan modal kerja antara. Secara umum, penelitian menunjukkan bahwa responden menganggap
30
analisa keuangan dan modal kerja manajemen untuk menjadi penting dan sebagian besar perusahaan-perusahaan pengguna berat konsep-konsep ini.
5
Zariyawati
1996-2006
Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Dari Perusahaan Di Malaysia
Working Capital Management, Cash Conversion Cycle, Profitability and Liquidity
Analisis Regresi Ols
Hasil kajian ini menemukan bahwa siklus konversi kas secara signifikan diasosiasikan negatif untuk profitabilitas perusahaan. Jadi, perusahaan palungan harus peduli terhadap pengurangan uang tunai periode konversi tujuan penciptaan kekayaan pemegang saham.
31
I.
Kerangka Pemikiran
Modal kerja merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan karena dibutuhkan untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan. Menurut Weston dan Brigham (1993 : 412) bahwa pengelolaan modal kerja menjadi perhatian penting bagi perusahaan karena : 1. Hampir semua manajer keuangan mencurahkan sebagian besar waktunya untuk operasi internal sehari-hari perusahaan, dan hal ini merupakan bagian dari pengelolaan modal kerja. 2. Aktiva lancar merupakan bagian yang cukup besar dari total aktiva. Sedang aktiva lancar berfluktuasi dengan penjualan, dan penjualan berubah terus menerus. Jadi pengelolaan aktiva lancar merupakan proses yang dinamis dan mengharuskan manajer keuangan memantau penjualan agar bias diantisipasi dan memastikan bahwa aktiva yang ada cukup memenuhi target penjualan dan produksi. 3. Pengelolaan modal kerja khususnya penting bagi perusahaan kecil, karena perusahaan kecil relatif sukar memasuki pasar modal jangka panjang, maka mereka akan sangat bergantung pada utang dagang, dan kredit jangka pendek, yang keduanya mempengaruhi modal kerja dengan meningktkan kewajiban lancar. 4. Pertumbuhan penjualan mempunyai hubungan yang erat dan langsung dengan investasi dalam bentuk aktiva lancar. Engan bertumbuhnya penjualan,
32
perusahaan harus menaikkan piutang dan persediaan, dan uang kasnya pun mungkin perlu dinaikkan juga. Menurut Weston and Brigham (1993 : 353), modal kerja adalah investasi perusahaan pada aktiva jangka pendek seperti kas, surat berharga, persediaan dan piutang dagang. Salah satu factor yang mempengaruhi jumlah modal kerja adalah cash conversion cycle, yaitu jangka waktu rata-rata sejak dilakukannya pengeluaran tunai untuk sumber dana produksi (bahan baku dan tenaga kerja) hingga diterimanya uang hasil penjualan produksi. Didalamnya terdiri dari number of days inventories ditambah number of days accounts receivable dikurang dengan number of days accounts payable. Disini dapat dikatakan bahwa semakin besar jumlah cash conversion cycle, maka semakin besar kebutuhan perusahaan akan pendanaan eksternal atau dari luar. Hal ini berarti bahwa pengurangan modal kerja berarti peningkatan perputaran modal kerja. Kenaikan persediaan dapat dikaitkan dengan peningkatan hutang dagang, dimana dapat menganggu kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba (profitabilitas perusahaan) sehingga dibutuhkan pengelolaan modal kerja yang efektif yang dapat meningktkan laba operasi perusahan. Investasi pada modal kerja memerlukan biaya, dengan demikian penurunan modal kerja akan menurunkan biaya modal dan berarti ada penghematan sehingga dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut, dapat digambarkan skema kerangka pemikirannya adalah sebagai berikut :
33
Pemilihan Sampel Perusahaan
Perputaran Kas
Perputaran Persediaan
Umur Perusahaan
Return On Investment
Uji Model Regresi
Uji Asumsi Klasik
Uji Regresi Berganda
Uji F
Uji T
R2
Interprestasi
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Konseptual Uji Regresi Berganda
Leverage
34
J.
Hipotesis Berdasarkan perumusan masalah tersebut di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
a. H0 : βj = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara perputaran kas, perputaran persediaan, umur perusahaan, leverage. Terhadap profitabilitas secara simultan pada perusahaan manufaktur yang go public di Indonesia.
Ha : βj ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara perputaran kas, perputaran persediaan, umur perusahaan, leverage. Terhadap profitabilitas secara simultan pada perusahaan manufaktur yang go public di Indonesia.
b. H0 : β1 = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara perputaran kas, perputaran persediaan, umur perusahaan, leverage. Terhadap profitabilitas secara parsial pada perusahaan manufaktur yang go public di Indonesia.
Ha : βj ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara perputaran kas, perputaran persediaan, umur perusahaan, leverage. Terhadap profitabilitas secara parsial pada perusahaan manufaktur yang go public di Indonesia.
BAB III METODELOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan pengaruh langsung dan tidak langsung indikator modal kerja yang terdiri atas variabel perputaran kas, perputaran persediaan, umur perusahaan, leverage. Terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2009. B. Metode Penentuan Sampel 1. Populasi Populasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciriciri yang telah ditetapkan. Sedangkan menurut Nur Indriantoro dan Bambang Supomo (2002; 115) populasi adalah sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu. Masalah
populasi
timbul
terutama
pada
penelitian
opini
yang
menggunakan metode survei sebagai teknik pengumpulan data. Dengan demikian populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufactur go public yang terdaftar di Bursa Efek Indoesia (BEI) dengan periode observasi tahun 2006 sampai dengan tahun 2009. 2. Sampel Sampel adalah bagian dari populasi, pemilihan sampel dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode purposive sampling. Metode 35
36
purposive sampling adalah pantauan sampel dengan pengambilan datadata tertentu yang dianggap sesuai dan terkait dengan penelitian yang dilakukan. Sampel dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan beberapa Kriteria sebagai berikut: 1. Perusahaan Manufactur go public yang terdaftar secara berturut-turut di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode observasi tahun 2006-2009. 2. perusahaan tersebut mempublikasikan laporan keuangan yang telah diaudit secara teratur sejak tahun 2006 sampai dengan tahun 2009. Berdasarkan kriteria tersebut di atas maka diperoleh sampel penelitian sebanyak 22 (dua puluh dua) perusahaan, sebagaimana diuraikan di bawah ini:
37
Tabel 3.1 Perusahaan Sampel Penelitian No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Kode AQUA ASII CTBN DLTA GDYR GGRM HMSP IGAR IKBI INDF INDR KAEF LION LMSH MERK MLBI MYOR RMBA SMGR SMSM TRST UNVR
Nama Perusahaan Aqua Golden Mississippi Tbk Astra Internasional Tbk Citra Tubindo Tbk Delta Djakarta Tbk Goodyear Indonesia Tbk Gudang Garam Tbk HM Sampoerna Tbk Kageo Igar Jaya Tbk Sumi Indo Kabel Indofood Sukses Makmur Tbk Indorama Synthetics Tbk Kimia Farma (Persero) Tbk Lion Metal Works Lionmesh Prima Tbk Merck Tbk Multi Bintang Indonesia Tbk Mayora Indah Tbk Bentoel Internasional Investama Tbk Semen Gresik (Persero) Tbk Selamet Sempurna Tbk Trias Sentosa Unilever Indonesia Tbk
Bidang Usaha Minuman Otomotif Logam Minuman Otomotif Rokok Rokok Plastik Kabel Makanan Tekstile Farmasi Logam Logam Farmasi Minuman Makanan Rokok Semen Otomotif Plastik Keb. RT
C. Metode Pengumpulan Data Data-data yang digunakan dalam penelitian ini, baik yang bertujuan untuk mendiskripsikan maupun untuk menganalisis, diperoleh dari data sekunder yang bersifat kuantitatif. Data sekunder adalah data yang informasinya diperoleh secara tidak langsung dari perusahaan. Sedangkan menurut Nur Indriantoro dan Bambang Supomo (2002; 147), Data sekunder
38
adalah sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Sumber data sekunder adalah data-data yang dikumpulkan oleh peneliti melalui pihak kedua atau tangan kedua (Usman, 2003: 20). Adapun data-data sekundernya adalah Laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit di Bursa Efek Indonesia (BEI) per 31 Desember 2006-2009. Adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengutip langsung data yang diperoleh dari perusahaan manufaktur melalui Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada penelitian ini data sekunder tersebut didapat dengan cara sebagai berikut: a. Studi Kepustakaan Penelitian kepustakaan dilakukan dengan cara mengumpulkan, membaca dan memahami bahan-bahan yang berkaitan dengan bidang yang menjadi topik pembahasan penulis, penelitian ini dimaksudkan agar penulis memperoleh gambaran yang jelas tentang aspek-aspek teoris dari masalah yang akan penulis bahas. b. Teknik Dokumentasi Adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengutip langsung data yang diperoleh dari perusahaan melalui Bursa Efek Indonesia (BEI).
39
D. Metode Analisis Data Untuk melakukan pengujian hipotesis maka dilakukan pengujian dengan bantuan metode analisis secara kuantitatif. Dalam melakukan pengujian analisis kuantitatif pengujian hipotesis dilakukan dengan alat uji statistik. Alat uji statistik yang digunakan antara lain : 1. Analisis Regresi Linier Berganda Sebelum analisis regresi berganda digunakan dalam pengujian hipotesis, terlebih dahulu model tersebut akan diuji uji normalitas dan asumsi klasik, yang mana asumsi ini merupakan asumsi yang mendasari analisis regresi. a. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik distribusi dan analisis statistik P-P Plot atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusannya jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, atau garis histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model
regresi
(Ghazali,2005:110,112).
memenuhi
asumsi
normalitas.
40
Normalitas
data
akan
dilakukan
menggunakan
uji
Kolmogorov Smirnov. Klomogorov Smirnov H0 : Data tidak terdistribusi dengan normal Ha : Data terdistribusi dengan normal Dalam pengujian hipotesis, kriteria untuk menolak atau tidak menolak H0 berdasarkan P-value adalah sebagai berikut : Jika P-value < 0.05 H0 diterima Jika P-value > 0.05 H0 ditolak 2. Uji Multikolonieritas Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan
adanya
korelasi
antar
variabel
bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dari : a. nilai tolerance (TOL) dan lawannya, b. variance inflation factor (VIF). Nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF = I / tolerance). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolarance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10. (Ghazali, 2005:91).
41
3. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Deteksi adanya heteroskedastisitas dilakukan dengan cara melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Jika pola tertentu, seperti titik
yang
ada
(bergelombang,
membentuk melebar
pola
kemudian
tertentu
yang
teratur
menyempit)
maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik – titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. (Ghazali, 2005:105). 4. Uji Autokorelasi Autokorelasi dikenalkan oleh Maurice G. Kandali dan William R. Buckland. Uji ini merupakan pengujian asumsi dalam regresi diamana nilai variable dependent tidak berkolerasi dengan nilai variable itu sendiri, baik nilai periode sebelumnya atau nilai periode sesudahnya.
Untuk mendeteksi gejala autokorelasi
menggunakan uji Durbin-waston (DW). Uji ini menghasilkan nilai DW hitung (d) dari nilai DW tabel (dl dan dv).
42
Menurut Suharyadi dan Purwanto (2004:529), Terdapat satu cara untuk mendeteksi gejala autokorelasi yaitu : 1.
Metode grafik yang menghubungkan antara error (e) atau residu dengan waktu, apabila terdapat hubungan yang
sistematis baik
meningkat
atau
menurun
menunjukan adanya autokorelasi. 2.
Menggunakan uji Durbin-Watson (dw). Uji ini menghasilkan nilai dw dihitung (d) dan nilai dw tabel (dL & dV). Rumus untuk menghitung dw adalah
∑ (et – et-1)2 ∑e2
Dan Hipotesisnya adalah sebagai berikut : H0 : Tidak ada autokorelasi, jika Durbin Watson-2 sampai dengan 2 Ha : Ada autokorelasi positif / negative jika Durbin Watson <-2 maka terjadi autokerelasi positif, dan jika DW > 2 maka terjadi autokorelasi negatif.
b. Uji Regresi Berganda Menurut Arikunto (2002;56) Analisis regresi berganda adalah analisis tentang hubungan antara satu dependent variabel dengan dua atau lebih independent variabel. Untuk mengukur pengaruh variabel independent dengan variabel dependen dapat digunakan analisa regresi
43
berganda. Dimana variabel independent dilambangkan dengan “x” dan variabel dependen dengan “y”. rumus regresi garis lurus berganda tersebut berupa : Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + e Keterangan : y = varibel dependen, yaitu profitabilitas x1 = variabel independen, yaitu perputaran kas x2 = variabel independent, yaitu perputaran persediaan x3 = variabel independent, yaitu leverage a = nilai y pada x = 0 b = perobahan nilai y apabila x berubah 1 unit e = error
c. Pengujian Hipotesis 1. Uji Global atau Uji F Uji global disebut juga uji signifikan serentak atau uji f. uji ini dimaksudkan untuk melihat kemampuan menyeluruh dari variabel bebas yaitu X1, X2,… Xk., untuk dapat atau mampu menjelaskan tingkah laku atau keragaman variabel tidak bebas Y. Uji global juga dimaksudkan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas memiliki koefisien regresi sama dengan nol. Untuk melakukan pengujian secara global, maka ada beberapa langkah yang diperlukan yaitu:
44
b. Menyusun Hipotesis Hipotesa yang ingin diuji adalah kemampuan variabel bebas menjelaskan tingkah laku variabel tidak bebas, apabila variabel bebas tidak dapat mempengaruhi variabel bebas dapat dianggap nilai koefisien regresinya sama dengan nol sehingga berapapun nilai variabel babas tidak akan berpengaruh terhadap variabel bebas. Dalam menyusun hipotesa selalu ada hipotesa nol dan hipotesa alternatif. Untuk hipotesa nol selalu mengandung unsur kesamaan, maka dapat dirumuskan hipotesa nol adalah koefisien regresi sama dengan nol. Untuk hipotesa alternatifnya adalah koefisien regresi tidak sama dengan nol. Hipotesanya kemudian dirumuskan sebagai berikut; H0 : β1 = β2 = 0 H1 : β1 ≠ β2 ≠ 0 c. Menentukan daerah keputusan Untuk uji ini digunakan table F. untuk mencari nilai F-tabel perlu diketahui derajat bebas pembilang pada kolom, derajat bebas penyebut pada baris dan taraf nyata. Umumnya ada dua taraf nyata yang dipakai yaitu 1% dan 5%, untuk derajat pembilang digunakan nilai k-1, yaitu jumlah variabel dikurang 1. Dan untuk derajat penyebut digunakan n-1, yaitu jumlah sample dikurangi dengan jumlah variable.
45
d. Menentukan nilai F-hitung Nilai F-hitung ditentukan dengan rumus sebagai berikut:
R2
F=
(k 1) (1 R 2 ) (n 3)
Keterangan : R2
= Koefisien Determinasi
k
= Jumlah Variabel Independen
n
= Jumlah sample
e. Menentukan daerah keputusan Menentuakn wilayah H0 dan
H1,
serta membandingkan dengan
nilai F-hitung untuk mengetahui apakah menerima H0 atau menerima H1. f. Memutuskan hipotesa
Jika F-hitung > F-tabel maka H0 ditolak, dan jika F-hitung < F-tabel maka H0 diterima.
Jika probabilitas signifikan < 0,01 maka H0 ditolak, dan jika probabilitas signifikan > 0,01 maka H0 diterima.
2. Uji t atau uji Individual Untuk menetukan uji-t ada beberapa langkah yang diperlukan seperti berikut ini.
46
a. Menentukan hipotesa Variabel bebas berpengaruh tidak nyata apabila nilai koefisiennya sama dengan nol, sedangakn variabel bebas akan berpengaruh nyata apabila niali koefisiennya tidak sama dengan nol. Hipotesa selengkapnya adalah sebagai berikut : H0 : β1 = 0
H1 : β1 ≠ 0
H0 : β2 = 0
H1 : β2≠ 0
b. Menetukan daerah kritis Daerah kritis ditentukan oleh nilai t-tabel dengan derajat bebas yaitu n-k, dan taraf nyata α. c. Menetukan nilai t-hitung Nilai t-hitung untuk koefisien b1 dan b2 dapat dirumuskan sebagai berikut:
t-hitung =
bi Bi dengan Bi = 0 maka Sbi
t-hitung =
bi Sbi
Dimana
:
bi
= Koefisien variabel ke-i
Bi
= Parameter ke-i yang dihipotesiskan
Sbi
= Kesalahan standar variabel ke-i
d. Menentukan daerah keputusan e. Menentukan keputusan
47
Jika t-hitung > t-tabel, maka H0 ditolak. Dan jika t-hitung < ttabel, maka H0 diterima.
Jika profitabilitas signifikan < 0,01 dan 0,05 maka H0 ditolak. Dan jika profitabilitas signifikan > 0,01 dan 0,05, maka H0 diterima.
3. Koefisien Determinasi ( R2) Nilai R2 mempunyai interval model regresi antara 0 sampai 1 (0 = R2 = 1). Semakin besar R2 (mendekati 1), semakin baik hasil untuk model regresi tersebut dan semakin mendekati 0, maka variabel independent secara keseluruhan tidak dapat menjelaskan variabel dependen. (Sulaiman, 2004;86)
E. Operasional Variabel Penelitian Untuk dapat melihat seberapa jauh pengaruh antara efisiensi komponenkomponen modal kerja yang dinilai dari perputaran aliran kas, perputaran dan periode perputaran persediaan, leverage serta umur perusahaan dengan profitabilitas perusahaan. Digunakan analisa regresi berganda. Dalam perhitungannya untuk mendapatkan regresi berganda dalam penelitian ini digunakan dua variabel yaitu variabel independent dan variabel dependen. Dengan demikian dalam penelitian ini efektifitas komponen modal kerja, leverage, umur perusahaan merupakan variabel independen dan profitabilitas merupakan variabel dependen.
48
1. Variabel Dependen Variabel dependen dalam penelitian ini adalah profitabilitas. Profitabilitas yaitu tingkat perolehan laba perusahaan pada periode tertentu (Y) diproksikan dengan ROI. Return
on
Investment
merupakan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan yang akan digunakan untuk menutup investasi yang dikeluarkan. Laba yang digunakan untuk mengukur rasio ini adalah laba bersih setelah pajak atau EAT. Formula yang digunakan untuk menghitung ROI adalah sebagai berikut : ROI = EAT / Total Aktiva
2. Variabel Independen a. Rasio perputaran kas berguna untuk mengetahui sampai seberapa jauh efektifitas
perusahaan
dalam
mengelola
dana
kasnya
untuk
menghasilkan pendapatan / penjualan (Kuswadi, 2006;136). Perputaran kas, yaitu menunjukkan jika perputaran arus kas yang terjadi dalam perusahaan jika mengalami penurunan maka akan mengakibatkan terjadinya penurunan profitabilitas yang akan diterima perusahaan. Rumus Perputaran Kas menurut Kuswadi (2006;136) adalah =
Penjualan Bersih Kas
49
b.
Perputaran persediaan Rasio ini menunjukan berapa kali persediaan dapat berputar dalam setahun (Sigiono, 2009:73). Menunjukkan berapa cepat perputaran persediaan dalam siklus produksi normal, dimana semakin tinggi tingkat perputaran persediaan maka produksi akan berjalan dengan baik (X3) diproksikan dengan Invevtory Turn Over. Rumus Sugiono (2009:73) Invevtory Turn Over adalah;
Invevtory Turn Over =
c.
H arga Pokok Persediaan Persediaan
Umur perusahaan juga merupakan faktor yang mempengaruhi profitabilitas.
Pengukuran
variabel
ini dengan
melihat
umur
perusahaan yang dihitung dari perusahaan itu berdiri atau saat konsolidasi sampai saat penelitian. d.
Debt to Equity Ratio Rasio ini merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rumus untuk mencari debt to equity ratio sebagai berikut (Kasmir, 2010 : 123) ; Debt to Equity Ratio = Total Utang (Debt) X 100 Ekuitas (Equity)
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sejarah Pasar Modal 1. Pengertian Dan Sejarah Pasar Modal di Indonesia Menurut Rodoni dan Nasarudin (2007) pasar modal dalam arti sempit adalah suatu tempat dalam pengertian fisik yang terorganisasi dengan efek-efek yang diperdagangkan yang disebut bursa efek. Bursa efek
(stock
exchange)
adalah
suatu
sistem
terorganisasi
yang
mempertemukan penjual dan pembeli efek yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung. Sedangkan efek adalah setiap surat berharga yang diterbitkan oleh perusahaan seperti saham, obligasi, surat pengakuan hutang, surat berharga komersial (commercial paper), dan sebagainya. Definisi yang lain tentang pasar modal adalah pasar keuangan untuk dana-dana jangka panjang dimana jatuh temponya lebih dari satu tahun dan merupakan pasar yang konkrit. Pasar modal berbeda dengan pasar uang (money market). Pasar uang berkaitan dengan instrumen keuangan jangka pendek dimana jatuh temponya kurang dari satu tahun. Pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh
50
51
pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC. Pada tanggal 11 Januari 1925 bursa efek dibuka di kota Surabaya dengan 6 perusahaan pialangnya. Selanjutnya pasar serupa merambah ke kota Semarang pada tanggal 1 Agustus 1925 dengan 4 perusahaan anggota sekuritasnya. Para pemain di bursa itu pada umunya adalah kalangan Belanda, Arab, dan Cina. Masyarakat Indonesia belum tampil sebagai penanam modal (investor). Di antara ketiga bursa itu, bursa efek Batavia yang paling besar dan marak perdagangannya. Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Ketika Perang Dunia II mulai melanda negeri Belanda, kegiata bursa terkena imbasnya. Ketika negeri Belanda diserbu tentara Jerman, kegiatan bursa efek di negeri induk itupun lumpuh yang berdampak hingga ke bursa di negeri jajahan. Pada tanggal 10 Mei 1940 bursa efek di Hindia-Belanda ditutup setelah 28 tahun beroperasi dengan 250 jenis saham yang nilainya mendekati 1,4 milyar gulden. Perkembangan pasar modal selama tahun 1977 sampai dengan 1987 mengalami kelesuan meskipun pemerintah telah memberikan fasilitas kepada perusahaan-perusahaan yang memanfaatkan dana dari bursa efek. Dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan
52
seiring dengan berbagai insentif dan deregulasi yang dikeluarkan pemerintah. Dengan keberadaan pasar modal, perusahaan akan lebih mudah memperoleh dana sehingga akan mendorong perekonomian nasional menjadi lebih maju, terciptanya lapangan kerja yang luas, dan meningkatkan pendapatan pajak bagi pemerintah.
2. Organisasi yang Terkait di Bursa Efek Indonesia a. Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) Lembaga pemerintah yang mempunyai tugas sebagai berikut: 1) Memonitor dan mengatur surat pasar dimana sekuritas-sekuritas dapat diterbitkan dan diperdagangkan secara teratur, wajar dan efisien dengan maksud untuk melinduingi kepentingan para pemodal dan masyarakat. 2) Mengawasi dan memonitor pertukaran sekuritas, clearing, settlement
dan
lembaga-lembaga
penyimpanan
reksadana,
perusahaan sekuritas dan para pialang, berbagai lembaga pendukung pasar modal dan para profesional. 3) Untuk memberikan rekomendasi tentang pasar modal kepada Menteri Keuangan.
53
Dengan
fungsi
tersebut
diharapkan
BAPEPAM
lebih
bisa
melaksanakan fungsi pengawasan karena kegiatan perdagangan efek dan berbagai kegiatan yang berkaitan dengannya diselenggarakan oleh bursa efek sendiri.
b. Perusahaan yang Go Public (Emiten) Perusahaan yang melakukan emisi atau yang telah melakukan penawaran dalam surat berharga. Pihak ini membutuhkan dana guna membelanjai operasi rencana investasi.
c. Perusahaan Efek Perusahaan yang kegiatannya berperan sebagai perantara pedagang efek yaitu bahwa perusahaan efek melakukan jual beli saham atas kepentingan pihak lain atau dirinya sendiri. Selain itu, perusahaan efek juga dapat bertindak sebagai penjamin emisi efek dan manajer investasi/penasehat investasi.
d. Self Regulatory Organization (SRO) Organisasi yang mewakili kewenangan untuk membuat peraturan yang berhubungan dengan aktivitas usahanya. SRO terdiri dari:
1) Bursa Efek Pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan sarana mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek diantara mereka.
54
2) Lembaga Kliring dan Penjamin (LKP) Pihak yang menyelenggarakan jasa kliring dan penjamin transaksi bursa agar terlaksana secara teratur, wajar, dan efisien. Setiap transaksi
akan
melewati
lembaga
ini
untuk
diselesaikan
transaksinya. Lembaga yang memperoleh izin usaha sebagai LKP oleh BAPEPAM adalah PT. Kliring Penjaminan Efek Indonesia (PT. KPEI).
3) Lembaga Penyimpan dan Penyelesaian (LPP) Pihak
yang
menyelenggarakan
kegiatan
custodian
central
(penyimpanan efek) bagi bank kustodian, perusahaan efek dan yang lainnya. Lembaga yang memperoleh izin usaha sebagai LPP oleh BAPEPAM adalah PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia (PT. KSEI).
e. Perusahaan Reksadana Pihak yang kegiatan umumya melakukan penanaman modal dalam berbagai portofolio saham yang beragam (diversified portfolio).
f. Lembaga Penunjang Lembaga penunjang meliputi tempat penitipan harta, wali amanat atau penanggung yang menyediakan jasa. Tempat penitipan harta adalah yang menyelenggarakan penyimpanan harta dalam penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak tanpa mempunyai hak kepemilikan atas harta tersebut. Wali amanat (trust agent) adalah
55
pihak yang dipercayakan untuk mewakili kepentingan seluruh pemegang obligasi atau sertifikat kredit. Penanggung (gurator) adalah pihak yang menanggung kembali jumlah pokok atau bunga emisi obligasi atau sekuritas kredit dalam hal emiten cidera janji.
g. Profesi Penunjang Terdiri dari akuntan publik, notaris, perusahaan penilai (appraisal) dan konsultan hukum. Akuntan publik adalah pihak yang memiliki keahlian dalam bidang akuntansi dan pemeriksa akuntan (auditing). Fungsi akuntan adalah memberi pendapat atas kewajaran laporan keuangan emiten atau calon emiten. Notaris adalah pejabat yang berwenang membuat akte otentik sebagaimana dimaksudkan dalam Staad Glad 1860 No. 3 tentang pengaturan jabatan notaris. Peran notaris adalah membuat perjanjian, penyusunan anggaran dasar dan perubahannya, perubahan pemilik modal dan lain-lain. Penilai (appraisal) adalah pihak yang menerbitkan dan menandatangani laporan penilai. Laporan penilai mencakup pendapat atas aktiva yang disusun berdasarkan pemerikasaan menurut keahlian penilai. Konsultan hukum adalah ahli hukum mengenai emisi atau emiten. Fungsi utama konsultan hukum adalah melindungi pemodal atau calon pemodal dari segi hukum. Tugasnya antara lain meneliti akte pendirian, izin usaha, dan lain-lain. h. Pemodal (Investor) Pihak perorangan maupun lembaga yang menanamkan modalnya dalam efek-efek yang diperdagangkan.
56
B. Analisis Dan Pembahasan 1. Deskriptif Data Sesuai
dengan
tujuan
dilakukannya
penelitian
ini
yaitu
untuk
membuktikan pengaruh efektifitas komponen modal kerja, leverage, umur perusahaan terhadap profitabilitas perusahaan pada 22 perusahaan manufaktur yang go public di Indonesia. Sebelum dilakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu dijabarkan deskriptif umum dari data yang mendukung variabel penelitian, seperti yang terlihat pada tabel 4.1 dibawah ini: Tabel 4.1 Deskriptif Statistik Data Penelitian
Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
PROFITABILITAS
88
.02
89.50
18.1792
16.34838
PRPTRN_KAS
88
.18
187.22
28.4224
39.28239
PRPTRN_PERSEDIAAN
88
.01
113.51
8.5241
17.10677
umur_perushaan
88
16.00
108.00
41.1818
20.54910
leverage
88
.10
3.11
.9142
.64107
Valid N (listwise)
88
Dari tabel diketahui bahwa variabel profitabilitas memiliki nilai terendah sebesar 0,02 sedangkan nilai profitabilitas tertinggi adalah sebesar 89,50. Jika dilihat secara total rata-rata profitabilitas yang mampu dihasilkan perusahaan sampel adalah sebesar 18,1792 yang menghasilkan standar deviasi sebesar 16,34838. Estimasi data yang dilakukan dalam penelitian
57
ini menggunakan sampel sebanyak 88 yang merupakan data profitabilitas 22 perusahaan manufaktur yang go public di Indonesia. Untuk variabel perputaran kas dengan menggunakan jumlah data sebanyak 88 diperoleh nilai terendah dari data yang dimiliki salah satu perusahaan adalah sebesar 0,18 sedangkan nilai data perputaran kas tertinggi yang dimiliki salah satu perusahaan adalah sebesar 187,22. Jika dilihat secara total diketahui rata-rata perputaran kas yang dimiliki perusahaan sampel adalah sebesar 28,4224 yang menghasilkan standar deviasi sebesar 39,28239. Untuk variabel yang diukur dengan perputaran persediaan berdasarkan deskriptif data statistik diketahui nilai terendah dari data adalah sebesar 0,01 sedangkan nilai data perputaran persediaan tertinggi yang dimiliki salah satu perusahaan adalah sebesar 113,51. Jika dilihat secara total ratarata perusahaan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menghasilkan perputaran persediaan sebesar 8.5241 yang menghasilkan standar deviasi sebesar 17.10677 Estimasi data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 88 yang merupakan data perputaran persediaan 22 perusahaan manufaktur yang go public di Indonesia. Untuk variabel yang diukur dengan umur perusahaan berdasarkan deskriptif data statistik diketahui nilai terendah dari data adalah sebesar 16 sedangkan nilai data umur perusahaan tertinggi yang dimiliki salah satu perusahaan adalah sebesar 108.00. Jika dilihat secara total rata-rata perusahaan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menghasilkan
58
umur perusahaan sebesar 41.1818 yang menghasilkan standar deviasi sebesar 20.54910 Estimasi data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 88 yang merupakan data umur perusahaan 22 perusahaan manufaktur yang go public di Indonesia. Untuk variabel yang diukur dengan leverage berdasarkan deskriptif data statistik diketahui nilai terendah dari data adalah sebesar 0,10 sedangkan nilai data leverage tertinggi yang dimiliki salah satu perusahaan adalah sebesar 3,11. Jika dilihat secara total rata-rata perusahaan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menghasilkan leverage sebesar 0,914 yang menghasilkan standar deviasi sebesar 0.64107 Estimasi data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 88 yang merupakan data leverage 22 perusahaan manufaktur yang go public di Indonesia.
2.
Uji Normalitas Sebelum dilakukan pengujian hipotesis perlu dilakukan pengujian normalitas data yang berguna untuk mengetahui pola penyebaran dari nilai variance data, dalam melakukan pengujian normalitas digunakan bantuan uji non-parametrik One Sample Kolmogorov Smirnov Test. Normalnya sebuah variabel diketahui dari nilai asym sig yang dihasilkan > 0,05. Berdasarkan hasil pengujian normalitas yang telah dilakukan diperoleh ringkasan hasil seperti yang terlihat pada Tabel 4.2 dibawah ini yaitu:
59
Tabel 4.2 Uji Normalitas Kolmogorov – Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test LN LN PRPTRN_PERSE PROFITABILITAS LN PRPTRN_KAS DIAAN
N
LN umur_perushaan
LN leverage
88
88
88
88
88
44.50000
44.50000
44.50000
44.50000
44.50000
25.547342
25.547342
25.547117
25.529676
25.544867
.062
.062
.062
.078
.067
Positive
.062
.062
.062
.078
.064
Negative
-.062
-.062
-.062
-.075
-.067
Kolmogorov-Smirnov Z
.578
.578
.578
.736
.631
Asymp. Sig. (2-tailed)
.892
.892
.892
.651
.821
Normal Parametersa
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences Absolute
a. Test distribution is Normal.
Berdasarkan hasil pengulangan uji normalitas diketahui seluruh variabel yang digunakan dalam penelitian ini telah berdistribusi normal, itu dibuktikan dengan asymp sig > 0,05 oleh sebab itu pengujian hipotesis telah dapat dilakukan.
C. Analisis Pengujian Model Regersi a. Pengujian Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Data Uji normalitas bertujuan
untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel dependen, variabel independen atau keduanya memiliki distribusi normal.
60
Gambar 4.1 Hasil Pengujian Normalitas Data
Sumber : Output SPSS
Dengan melihat tampilan grafik normal plot dapat disimpulkan bahwa grafik normal plot terlihat titik-titk menyebar disekitar garis diagonal, serta mengikuti arah garis diagonal. dapat dikatakan bahwa distribusi data model regresi adalah normal.
2. Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika veriabel independen saling berkorelasi, maka variabelvariabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama
61
dengan nol. Pengujian dalam uji multikolinearitas dengan melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor) harus berada di bawah 10, hal ini akan dijelaskan sebagai berikut :
Tabel 4.3 Hasil Pengujian Multikolinearitas Coefficientsa
Collinearity Statistics Model 1
Tolerance
VIF
(Constant) LNprptrn_kas
.992
1.008
LNprptrn_persediaan
.992
1.008
LNleverage
.998
1.002
umur_perusahaan
.986
1.014
a. Dependent Variable: LNprofitabilitas
Sumber : Output SPSS Tabel 4.4 di atas menjelaskan bahwa data yang ada tidak terjadi gejala multikolinearitas antara masing-masing variabel independen yaitu dengan melihat hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) menunjukan tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi. 3. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem outokorelasi (ghozali, 2005 : 94).
62
Dalam penelitian ini, pengujian autokorelasi dilakukan dengan melihat nilai uji Durbin Watson (DW-nya). Hasil uji autokorelasi dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.4
Hasil Pengujian Autokolerasi b
Model Summary Model
Durbin-Watson
1
1.795
a. Predictors: (Constant), umur_perusahaan, LNleverage, LNprptrn_persediaan, LNprptrn_kas b. Dependent Variable: LNprofitabilitas
Sumber : Output SPSS Dari tabel dapat dilihat bahwa nilai durbin watson 1.795 dan dapat dibaca dari tabel statistik durbin watson dengan α 0.05 dl dan du (1.706 dan 1.760) dan nilai dari 4-dl dan 4-du (2.294 dan 2.24). dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai du
4. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homokedastisitas dan jika berbeda disebut
Heteroskedastisitas.
Model
regresi
yang
baik
adalah
63
Homokedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas (ghozali, 2005 : 94).
Diagnosis adanya heteroskedastisitas dalam uji regresi dapat
diidentifikasi dari pola scatter plot diagram. Gambar 4.2
Uji Heteroskedastisitas
Sumber : Output SPSS Pada gambar 4.2 terlihat bahwa titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y dan tidak terlihat pola tertentu. Dengan demikian pada persamaan regresi linier berganda dalam model ini tidak ada gejala atau tidak terjadi heteroskedastisitas. b. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan untuk membuktikan apakah masingmasing variabel independen perputaran aliran kas, perputaran persediaan, umur perusahaan dan leverage terhadap variabel dependen profitabilitas mempunyai pengaruh signifikan atau tidak signifikan, maka dilakukan pengujian Uji-F untuk pengujian variabel independen secara silmultan dan uji-t pada masing-masing variabel independen.
64
1. Uji F simultan Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen perputaran aliran kas, perputaran persediaan, umur perusahaan dan leverage, terhadap variabel dependen profitabilitas secara simultan atau serentak. Tabel 4.5 Hasil Pengujian Uji F Simultan
b
ANOVA Model 1
Sum of Squares Regression
df
Mean Square
8.501
4
2.125
Residual
37.142
83
.447
Total
45.643
87
F 4.749
Sig. .002a
a. Predictors: (Constant), umur_perusahaan, LNleverage, LNprptrn_persediaan, LNprptrn_kas b. Dependent Variable: LNprofitabilitas
Sumber : Output SPSS
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa secara simultan atau bersama-sama variabel independen memiliki tingkat signifikan sebesar 0,002, angka signifikan ini lebih kecil dari alpha 5% atau Fhitung sebesar 4.749 dimana diperoleh Ftabel dengan alpha 5% dan df1 = 4, df2 = 83 sebesar 2,53 , maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis alternatif diterima artinya hipotesis alternatif diterima yang artinya secara signifikan semua variabel independen perputaran aliran kas, perputaran persediaan,
65
umur perusahaan dan leverage terhadap variabel dependen profitabilitas.
2. Uji t Parsial Uji t bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individu dalam menerangkan variansi variabel independen dengan model regresi.
Tabel 4.6 Hasil Pengujian Uji t Parsial Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
B
Standardized Coefficients
Std. Error
Beta
(Constant)
.989
.189
LNprptrn_kas
.201
.052
LNprptrn_persediaan
.071
LNleverage umur_perusahaan
t
Sig.
5.244
.000
.381
3.834
.000
.060
.117
1.177
.243
.269
.042
.264
2.652
.002
.000
.144
.000
.005
.996
a. Dependent Variable: LNprofitabilitas
a. Perputaran Kas Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa secara parsial perputaran kas memiliki tingkat signifikan sebesar 0.000 atau 0% dan t-hitung sebesar 3.834 dimana diperoleh t-tabel dengan alpha 5% dan df =87 , sebesar 1,980 hipotesis Ho ditolak, karena angka signifikan berada di bawah alpha 5%, yang artinya
66
bahwa variabel Perputaran Kas berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas.
b. Perputaran Persediaan Berdasarkan tabel menunjukan bahwa secara parsial Perputaran Persediaan memiliki tingkat signifikan sebesar 0.243 atau 24.3% dan t-hitung sebesar 1.177 dimana diperoleh t-tabel dengan alpha 5% dan df =87 , sebesar 1,980 hipotesis Ho diterima, karena angka signifikan berada di atas alpha 5%, yang artinya bahwa variabel Perputaran persediaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas.
c. Umur Perusahaan Berdasarkan tabel menunjukan bahwa secara parsial Umur Perusahaan memiliki tingkat signifikan sebesar 0. 996 atau 99.6% dan t-hitung sebesar 0.005 dimana diperoleh ttabel dengan alpha 5% dan df =87 , sebesar 1,980 hipotesis Ho diterima, karena angka signifikan berada di atas alpha 5%, yang artinya bahwa variabel Umur Perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas.
d. Leverage Berdasarkan tabel menunjukan bahwa secara parsial Leverage memiliki tingkat signifikan sebesar 0,002 atau 0% dan thitung sebesar 2.652 dimana diperoleh t-tabel dengan alpha 5% dan df =87 , sebesar 1,980 hipotesis Ho ditolak, karena angka signifikan berada di bawah alpha 5%, yang artinya bahwa variabel Leverage berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas.
67
c. Pengujian Koefisien Determinasi Melalui pengujian serentak dapat diketahui besarnya koefisien 2
2
determinasi ( R ). Dari koefisien determinasi ( R ) dapat diketahui derajat ketepatan dari analisis regresi linier berganda menunjukkan besarnya variasi sumbangan seluruh variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Tabel 4.7 Hasil Pengujian Koefisien Determinasi Model Summaryb
Model
R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square a
1
Adjusted R
.432
.186
.147
Durbin-Watson
.66895
1.795
a. Predictors: (Constant), umur_perusahaan, LNleverage, LNprptrn_persediaan, LNprptrn_kas b. Dependent Variable: LNprofitabilitas
Sumber : Output SPSS Berdasarkan table 4.8 diatas ditunjukkan oleh nilai koefisien determinasi ( R Square) sebesar 0,186 yaitu persentase pengaruh variabel independen perputaran aliran kas,
perputaran persediaan,
umur
perusahaan dan leverage berpengaruh terhadap variabel dependen profitabilitas sebesar 18.6% dan sisanya 81.4% dijelaskan oleh variabelvariabel lain diluar penelitian ini.
68
d. Pengujian Analisis Regresi Berganda Adapun hasil regresi linier berganda pengaruh yaitu perputaran aliran kas, perputaran persediaan, umur perusahaan dan leverage berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas . adalah sebagai berikut: Y = 0.989 + 0.201x1 + 0.269x4 + e Berdasarkan persamaan diketahui bahwa variabel perputaran kas memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0.201 berarti perputaran kas berpengaruh positif terhadap profitabilitas, yang secara nyata dibuktikan dari pengujian t-statistik yang menghasilkan nilai signifikan 0,000 jauh lebih kecil dari alpha 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang mengungkapkan perputaran kas berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas dapat dibuktikan. Untuk pengujian regresi variabel leverage diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.269 berarti leverage berpengaruh positif terhadap profitabilitas, yang secara nyata dibuktikan dari pengujian t-statistik yang menghasilkan nilai signifikan 0,002 jauh lebih kecil dari alpha 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang mengungkapkan leverage berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan dapat dibuktikan.
69
D. Interprestasi Berdasarkan
hasil
pengujian
ditemukan
bahwa
perputaran
kas
berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas perusahaan. Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Andra Ilham (2010) yang mengemukakan bahwa perputaran kas tidak berpengaruh terhadap modal kerja dimana tidak stabilnya nilai perputaran kas yang disebabkan oleh terjadinya fluktuasi nilai penjualan perusahaan yang terjadi karena adanya faktor yang berasal dari luar perusahaan seperti inflasi dan penurunan nilai kurs Rupiah terhadap Dollar sehingga mengakibatkan harga produk menjadi tidak stabil dan sering bergerak naik, terjadinya kecenderungan kenaikan harga membuat masyarakat mengalami penurunan daya beli karena pendapatan yang mereka miliki tidak bertambah. Terjadinya penurunan penjualan membuat perputaran kas yang masuk kedalam perusahaan menjadi tidak stabil sehingga mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Untuk pengujian ditemukan bahwa perputaran persediaan tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini disebabkan oleh terjadinya fluktuasi perputaran persediaan yang disebabkan oleh terjadinya fluktuasi nilai penjualan yang diterima perusahaan, ketidakstabilan penjualan membuat jumlah persediaan yang terpakai untuk aktifitas produksi tidak dapat diprediksi secara pasti, ketidakstabilan penjualan membuat aliran dana yang bersumber dari laba perusahaan juga menjadi tidak stabil sehingga mempengaruhi hasil yang
70
ditemukan dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Andra Ilham (2010). Umur perusahaan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap profitabilitas, hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Andra Ilham (2010) yang menyatakan umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap profitabilitas. Dan
hasil penelitian tentang
variabel leverage adalah leverage
berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas. Pada penelitian ini leverage memiliki pengaruh terhadap profitabilitas ini sesuai dengan teori yang diungkapkan Riyanto (1995) yang menyatakan bahwa semakin tinggi profitabilitas (ROA) maka akan menurunkan rasio leverage (DER), karena Debt to Equity Ratio menggambarkan kemampuan perusahaan membayar hutang.
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan pengaruh langsung dan tidak langsung indikator modal kerja yang terdiri atas variabel perputaran kas, perputaran persediaan, umur perusahaan, leverage. Terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2009. Selama periode penelitian tercatat 22 (dua puluh dua) perusahaan yang dijadikan sampel. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh yang signifikan antara Efektifitas Komponen Modal Kerja, Leverage, Umur Perusahaan Terhadap Profitabilitas. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Analisis Pengaruh variabel Perputaran kas terhadap profitabilitas: Terdapat pengaruh yang signifikan variabel Perputaran kas terhadap profitabilitas. 2. Analisis Pengaruh variabel Perputaran Persediaan terhadap profitabilitas: Tidak Terdapat pengaruh yang signifikan variabel Perputaran Persediaan terhadap profitabilitas.
71
72
3. Analisis Pengaruh variabel Leverage terhadap profitabilitas: Terdapat
pengaruh
yang
signifikan
variabel
Leverage
terhadap
profitabilitas.
4. Analisis pengaruh variabel umur perusahaan terhadap profitabilitas: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan variabel umur perusahaan terhadap profitabilitas.
5. Analisis pengaruh variabel perputaran kas, perputaran persediaan, leverage, umur perusahaan terhadap profitabilitas: Terdapat pengaruh yang signifikan variabel perputaran kas, perputaran persediaan, leverage, umur perusahaan terhadap profitabilitas.
B. Implikasi Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, maka penulis mengemukakan beberapa implikasi yang mungkin bermanfaat bagi pihakpihak yang berkepentingan di bawah ini sebagai berikut: 1. Bagi perusahaan Terdapatnya pengaruh antara perputaran kas, perputaran persediaan, leverage, umur perusahaan terhadap profitabilitas, diharapkan hasil penelitian ini dapat membantu perusahaan dalam mempertimbangan keputusan pendanaan yang akan diambil, karena keputusan pendanaan yang diambil akan berpengaruh terhadap keputusan-keputusan lain dan
73
berpengaruh terhadap kemajuan dan kelangsungan hidup masyarakat di masa yang akan datang. 2. Bagi investor Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam menentukan dan memutuskan investasi yang akan dilakukan, karena tentunya setiap investor menginginkan prospek yang lebih baik bagi perusahaannya di masa depan. 3. Bagi akademisi Penelitian ini memiliki beberapa kelemahan yang dapat dijadikan dalam pertimbangan bagi penelitian selanjutnya. Seperti misalnya pendeknya periode tahun penelitian yang hanya 4 tahun, jumlah sampel yang terbatas, sehingga pada penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah periode penelitian yang digunakan sehingga menghasikan informasi yang lebih mendukung. Jumlah sampel yang digunakan dapat ditambah dan diperluas kebeberapa sektor perusahaan, jumlah rasio keuangan yang dijadikan sebagai model penelitian diperbanyak sehingga nantinya diharapkan kesimpulan yang diperoleh lebih sempurna.
74
C. Saran
Berdasarkan hasil pembahasan penelitian diatas, dapat disimpulkan beberapa saran sebagai berikut :
1. Bagi peneliti dimasa yang akan datang penulis menyarankan agar menggunakan jangka waktu pengambilan sampel yang lebih panjang, dan menambahkan satu variabel baru yang tidak digunakan dalam penelitian ini. Hal ini penting dilakukan agar hasil penelitian yang diperoleh dimasa yang datang akan menjadi lebih sempurna dari penelitian ini. 2. Bagi perusahaan, penulis menyarankan agar senantiasa menjaga kinerja keuangan yang dimiliki perusahaan yang meliputi perputaran kas, perputaran persediaan, umur perusahaan dan leverage karena kestabilan kenerja tersebut akan membuat tercapainya efektifitas penggunaan komponen modal kerja
yang
sangat mempengaruhi kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba. 3. Bagi
peneliti
selanjutnya,
penulis
menyarankan
kepada
peneliti
selanjutnya untuk memperluas lingkup penelitiannya, yaitu dengan perusahaan yang berbeda, agar dapat diperoleh kesimpulan yang berbeda untuk menambah wawasan dan pengetahuan.
75
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, ”Prosedur Penelitian : Pendekatan Praktek, Edisi, Revisi IV”, Rineka Cipta, Jakarta, 2004.
Agnes Sawir, “Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan, Cetakan ke-5”, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2005.
Bambang Riyanto, “Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat, Cetakan Ketujuh”, Penerbit BPEF, Yogyakarta, 2001.
Halim, Abdul., "Manajemen Keuangan Bisnis", Ghalia Indonesia, Bogor, 2007.
Husnan, Suad, “Manajemen Keuangan – Teori dan Penerapan (Keputusan Jangka Panjang), Buku 1, Edisi keempat, Cetakan keempat”, BPFE, Yogyakarta, 2000.
Ilham, Andra, “Pengaruh Efektifitas Komponen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur”, 2010.
Indrianto Nur, Bambang., "Metodologi Penelitian Bisnis", Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta, 2002. Isumsu, “Analisis Sumber Dan Penggunaan Modal Kerja Pada Perusahaan Rokok Yang Terdaftar Bursa Efek Indonesia”, 2008.
Kasmir, "Pengantar Manajemen Keuangan", Jakarta, Prenada Media Group, 2010.
Lamberson, Morris, “Financial Analysis And Working Capital Management Techniques Used By Small Manufacturers: Survey And Analysis”, 2006.
76
Mahaldi, Martha, ”Pengaruh Efisiensi Komponen Modal Kerja terhadap Profitabilitas Perusahaan”, Fakultas Ekonomi. Universitas Andalas, Padang, 2003.
Mardiyanto, Handono, “Inti Sari Manajemen Keuangan”,Grasindo, Jakarta, 2009.
S. Munawir, “Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Cetakan Ketigabelas”, Penerbit Liberty, Yogyakarta, 2004.
Santoso, Singgih, ”Statistik and Product Service Solution/SPSS”, Jakarta, Alex Media Komputindo, 2001
Santoso, Singgih, “Seri Solusi Bisnis Bebasis TI: Menggunakan SPSS untuk Statistik Parametik”, Jakarta, PT Elex Media Komputindo, 2006.
Setia Atmaja, Lukas, “Manajemen Keuangan”, Edisi Revisi, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2003.
Shinta, Soekro, dkk, “Tim Biro Hubungan dan Studi Internasional – Bank Indonesia”, 2008.
Sjahrial, Dermawan., “Manajemen Keuangan”, Jakarta, Mitra Wacana Media, 2007.
Suharyadi dan Purwanto, “Statistik Untuk Ekonomi Dan Keuangan Modern”, Jakarta, Salemba Empat, 2004.
Weston Fred. J dan Brigham F. Euqene, Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Jilid 1 Edisi Kesembilan Cetakan Kedua, Erlangga, Jakarta, 2001.
77
Yunus, Hadori, “Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Sektor Industri Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”, 2005.
Zariyawati, “Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Dari Perusahaan Di Malaysia”, 2006.
Rasyid Adrianto Arief, “Tim Biro Hubungan dan Studi Internasional – Bank Indonesia”, 2008. Bambang Riyanto, “Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan”, Penerbit BPEF, Yogyakarta, 1995.
www.idx.co.id
www.ksei.co.id
78
Lampiran 1 Daftar Sampel Emiten Tahun 2006 – 2009 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Kode AQUA ASII CTBN DLTA GDYR GGRM HMSP IGAR IKBI INDF INDR KAEF LION LMSH MERK MLBI MYOR RMBA SMGR SMSM TRST UNVR
Nama Perusahaan Aqua Golden Mississippi Tbk Astra Internasional Tbk Citra Tubindo Tbk Delta Djakarta Tbk Goodyear Indonesia Tbk Gudang Garam Tbk HM Sampoerna Tbk Kageo Igar Jaya Tbk Sumi Indo Kabel Indofood Sukses Makmur Tbk Indorama Synthetics Tbk Kimia Farma (Persero) Tbk Lion Metal Works Lionmesh Prima Tbk Merck Tbk Multi Bintang Indonesia Tbk Mayora Indah Tbk Bentoel Internasional Investama Tbk Semen Gresik (Persero) Tbk Selamet Sempurna Tbk Trias Sentosa Unilever Indonesia Tbk
Bidang Usaha Minuman Otomotif Logam Minuman Otomotif Rokok Rokok Plastik Kabel Makanan Tekstile Farmasi Logam Logam Farmasi Minuman Makanan Rokok Semen Otomotif Plastik Keb. RT
79
Lampiran 2 Hasil Output SPSS Deskriptif Statistik Data Penelitian Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
PROFITABILITAS
88
.02
89.50
18.1792
16.34838
PRPTRN_KAS
88
.18
187.22
28.4224
39.28239
PRPTRN_PERSEDIAAN
88
.01
113.51
8.5241
17.10677
umur_perushaan
88
16.00
108.00
41.1818
20.54910
leverage
88
.10
3.11
.9142
.64107
Valid N (listwise)
88
Lampiran 3 Hasil Output SPSS Uji Normalitas Sebelum Ditransformasikan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test profitbls N Normal Parametersa
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences Absolute
prptrn_kas prptrn_prsdiaan
umur_per
leverage
88
88
88
88
88
18.1792
28.4224
8.5241
41.1818
.9142
1.63484E1 39.28239
17.10677
20.54910
.64107
.212
.258
.416
.270
.135
Positive
.212
.258
.416
.270
.135
Negative
-.133
-.236
-.309
-.145
-.111
1.986
2.425
3.898
2.529
1.268
.001
.000
.000
.000
.080
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal.
80
Lampiran 4 Hasil Output SPSS Uji Normalitas Sesudah ditransformasikan
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test LN LN PROFITABILITAS LN PRPTRN_KAS
N
PRPTRN_PERSE
LN
DIAAN
umur_perushaan
LN leverage
88
88
88
88
88
44.50000
44.50000
44.50000
44.50000
44.50000
25.547342
25.547342
25.547117
25.529676
25.544867
.062
.062
.062
.078
.067
Positive
.062
.062
.062
.078
.064
Negative
-.062
-.062
-.062
-.075
-.067
Kolmogorov-Smirnov Z
.578
.578
.578
.736
.631
Asymp. Sig. (2-tailed)
.892
.892
.892
.651
.821
Normal Parametersa
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences Absolute
a. Test distribution is Normal.
81
Lampiran 5 Hasil Output SPSS Regresi Berganda [DataSet1] Variables Entered/Removedb
Model 1
Variables
Variables
Entered
Removed
Method
umur_perusaha an, LNleverage, LNprptrn_persed
. Enter
iaan, LNprptrn_kasa a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: LNprofitabilitas
Model Summaryb Std. Error of the Model 1
R
R Square
.432a
Adjusted R Square
.186
Estimate
.147
Durbin-Watson
.66895
1.795
a. Predictors: (Constant), umur_perusahaan, LNleverage, LNprptrn_persediaan, LNprptrn_kas b. Dependent Variable: LNprofitabilitas
ANOVAb Model 1
Sum of Squares Regression
df
Mean Square
8.501
4
2.125
Residual
37.142
83
.447
Total
45.643
87
F
Sig.
4.749
a. Predictors: (Constant), umur_perusahaan, LNleverage, LNprptrn_persediaan, LNprptrn_kas b. Dependent Variable: LNprofitabilitas
.002a
82
Coefficientsa
Model 1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
(Constant)
.989
.189
LNprptrn_kas
.201
.052
LNprptrn_persediaan
.071
LNleverage umur_perusahaan a. Dependent Variable: LNprofitabilitas
Beta
Collinearity Statistics t
Sig.
Tolerance
VIF
5.244
.000
.381
3.834
.000
.992
1.008
.060
.117
1.177
.243
.992
1.008
.269
.042
.264
2.652
.002
.998
1.002
.000
.144
.000
.005
.996
.986
1.014
83
Lampiran 6 Perhitungan Perputaran Kas Tahun Nama Emiten ASII CTBN DLTA GGRM HMSP IGAR IKBI INDF INDR KAEF LION LMSH MERK MLBI MYOR RMBA SMGR SMSM TRST UNVR AQUA GDYR
2006 Penjualan Bersih
2007
Kas
Jumlah
Penjualan Bersih
2008 Kas
Jumlah
Penjualan Bersih
2009 Kas
Jumlah
Penjualan Bersih
Kas
Jumlah
55508135
4729943
11,7354
50620922
5946818
8,5122
73765
9092
8,113
44761
9322
4,801
273181321
28687193
9,5227
140.211.870
35.453.873
3,9547
303332693
35378871
8,573
42.824.323
237.145.747
0,1805
396732902
117968365
3,363
300178630
157406449
1,907
673769675
289951365
2,3237
386104973
1264851082
0,3052
26339297
439140
59,9792
21792625
730816
29,8195
30251643
1134826
26,657
39557655
1800854
21,966
29545083
1005445
29,385
29787725
557239
53,455
34680445
499362
69,449
38972186
527681
73,855
400.291.400.900
30.052.006.327
13,3199
469.192.438.977
33.325.906.372
14,078
469.501.156.785
36.296.169.245
12,935
501.126.702.936
75.231.868.234
6,661
8,47181E+11
44344353968
19,1045
7,52416E+11
80967314675
9,292
1,64533E+12
1,57768E+11
10,428
862.112.294.567
180.496.170.354
4,776
21941558
1794451
12,2274
27.858.304
4.536.937
6,1403
38.799.279
4.271.208
9,083
37.140.830
4.474.830
8,299
471671916
2810681
167,814
370406727
2468372
150,0611
553813876
12511228
44,265
489948089
6963363
70,3608
2.189.714.886.927
210.381.277.934
10,4083
1.488.494.368.869
119.859.692.692
12,418
2.704.728.409.703
221.955.781.752
12,185
2.854.057.690.479
163.821.008.601
17,421
143.271.657.090
59.153.793.167
2,422
103.163.232.346
65.682.447.169
1,5706
229.607.016.136
80.467.053.220
2,853
197.507.850.435
127.049.613.035
1,554
79.342.796.777
1.717.561.860
46,19502
79.937.556.910
1.270.102.595
62,9378
163.316.661.433
2.948.837.132
55,383
124.810.716.264
2.714.439.392
45,9802
487.601.198
79.189.092
6,1574
273.723.062
65.025.053
4,2095
637.134.080
134.140.181
4,749
751.403.033
79.336.284
9,4711
891.001
4.759
187,2244
457.095
29.376
15,5601
1.325.661
276.849
4,788
1.616.264
337.162
4,793
1.971.513.231.132
54.255.385.079
36,3376
282.440.024.641
120.002.105.073
2,3536
3.907.674.046.231
316.330.699.463
12,353
4.777.175.386.540
321.582.619.407
14,855
2.996.514.058.026
273.691.401.940
10,9485
4.586.006.760.621
593.803.498.850
7,7231
5.940.801.161.593
76.694.242.894
77,4608
6.081.726.161.346
84.310.801.719
72,1346
8.727.857.819
1.743.589.294
5,0056
4.431.057.413
2.232.842.622
1,9844
12.209.846.050
3.746.684.082
3,2588
1.438.749.799
3.410.263.396
0,4218
881.116.458.927
7.309.824.676
120,5387
517.406.455.640
5.792.020.150
89,3309
1.353.586.085.743
13.616.224.914
99,409
1.374.651.605.661
8.680.070.248
158,3687
542.462.299.622
27.373.139.379
19,8173
1,42467E+12
33608766368
42,3897
1.810.919.828.384
102.800.661.656
17,615
1.571.510.960.979
63.367.841.226
24,799
8.669.090
1.030.051
8,4161
525165636
83.952.802
6,255
5.717.710.461.544
915.682.276.642
6,244
18246872
858322
21,2587
1.665.614.794.189
36.576.849.174
45,5374
6,32408E+11
74.408.027.937
8,499
2,33153E+12
60938360436
38,2605
2733713
230843
11,8423
743.485.487
84.818.073
8,765
9603256
794417
12,088
1.244.519.327
161.867.147
7,688
1.292.819.431
90.833.120
14,2329
84
Lampiran 7 Perhitungan Perputaran Persediaan
Tahun Nama Emiten ASII CTBN DLTA GGRM HMSP IGAR IKBI INDF INDR KAEF LION LMSH MERK MLBI MYOR RMBA SMGR SMSM TRST UNVR AQUA GDYR
2006 harga pokok persediaan
2007
persediaan
Jumlah
harga pokok persediaan
2008
persediaan
Jumlah
harga pokok persediaan
2009
persediaan
Jumlah
harga pokok persediaan
persediaan
Jumlah
43386103
4000697
10,844
38836848
3644818
10,655
8666
75334
0,115
34122
6869
4,967
234444451
50167276
4,6732
118.098.036
14.742.136
8,0109
257463670
46397365
5,549
199.837.055
35.962.561
5,55
208099393
46090248
4,515
2104833
161337581
0,013
389438123
73810281
5,276
401524361
66544644
6,033
21622622
11649091
1,856
17826181
11264447
1,582
25095136
13528987
1,854
433.521.805.600
59.233.728.243
7,3188
21092522
7432208
2,837
21005260
8929824
2,3522
24695196
7657848
3,2248
27737465
9539067
2,9077
3,10055E+11
54609007865
5,6777
3,30066E+11
73640511477
4,4821
3,2482E+11
81594934890
3,9808
3,35518E+11
84695534690
3,961
7,86874E+11
1,11701E+11
7,0444
6,75734E+11
1,31602E+11
5,134
1,45199E+12
1,20904E+11
12,009
740.527.278.263
115.561.383.048
6,408
16760382
2975274
5,633
21.281.752
4.169.150
5,1045
29.822.362
6.061.219
4,92
27.018.884
5.117.484
5,279
427907056
62963104
6,7961
339416934
80117111
4,2365
509675405
75548434
6,746
458704762
72214321
6,351
1.595.251.796.805
220.258.240.066
7,2426
1.023.134.060.811
323.829.428.515
3,159
1.982.480.481.232
414.916.063.504
4,778
2.065.807.554.976
437.405.549.887
4,7228
83.207.987.858
58.930.488.426
1,411
59.504.856.636
90.590.342.061
0,656
131.822.701.754
91.074.476.433
1,447
107.741.935.136
68.593.265.698
1,577
70.163.101.923
14.254.343.410
4,922
71.757.005.681
22.595.958.656
3,175
141.419.861.596
28.538.526.699
4,955
25.152.295.442
115.081.907.677
0,2185
202.773.913
63.320.084
3,202
111.168.911
62.594.601
1,776
275.656.371
70.421.530
3,914
31377104
79.842.596
0,392
466.684
76.459
6,1037
245.245
73.977
3,315
686.556
100.145
6,855
766.918
110.497
6,9406
1.464.582.214.740
230.680.554.557
6,3489
2.199.880.212.358
266.716.379.613
8,248
3.643.389.861.189
458.602.867.325
7,944
3.643.389.861.189
458.602.867.325
7,944
2.295.512.390.002
842.688.256.896
2,724
3.581.028.758.931
2.106.725.621.762
1,699
4.824.168.058.193
2.644.168.608.078
1,8244
4.959.473.890.044
2.401.087.075.723
2,056
5.400.345.664
1.025.981.780
5,2635
2.743.577.390
922.622.335
2,9736
6.855.225.226
1.580.551.957
4,3372
7.613.708.634
140.757.716
54,0908
683.232.459.013
186.127.056.105
3,6707
407.450.745.225
221.226.158.137
1,8417
1.024.832.073.460
286.370.184.563
3,5786
1.058.386.588.783
254.929.357.536
4,151
550.975.575.845
276.807.223.280
1,9904
550.975.575.845
276.807.223.280
1,9904
1.542.040.971.198
316.681.700.360
4,8693
1.305.962.635.529
245.681.323.302
5,315
5.704.438
763.398
7,472
1,34651E+12
27678753333
48,6478
7.946.674
1.284.659
6,1858
9.200.878
1.340.036
6,866
1.567.476.726.426
23.732.384.943
66,048
427.814.070
98.372.833
4,3489
2,20485E+12
26278139926
83,904
2566767
22612
113,513
676.526.466
113.539.731
5,958
4.764.475
801451
5,944
1.149.962.296
150.949.721
7,618
1.100.244.222
180.333.384
6,1011
85
Lampiran 8 Perhitungan Return On Invesment dan Debt to Equity Ratio
Tahun Nama Emiten ASII
2006 Return On Invesment
CTBN DLTA GGRM HMSP IGAR IKBI INDF INDR KAEF LION LMSH MERK MLBI MYOR RMBA SMGR SMSM TRST UNVR
2007 Debt to Equity Ratio
Return On Invesment
2008 Debt to Equity Ratio
Return On Invesment
2009 Debt to Equity Ratio
Return On Invesment
Debt to Equity Ratio
0,41
0,767
1,17
0,834
1,21
0,685
1,02
0,685
0,42
0,884
0,73
12,275
1,11
0,941
0,89
12,837
0,31
0,805
0,29
0,479
0,34
10,272
0,3
0,569
0,65
13,823
0,69
0,754
0,55
11,147
0,52
1,258
1,21
0,0207
0,94
0,117
1
0,036
0,88
0,0685
0,58
0,8187
0,65
0,6311
0,6
0,183
0,39
11,425
0,7
0,887
0,4
13,509
0,42
0,539
0,1
0,991
2,13
11,841
2,62
0,896
3,11
12,946
2,68
118,09
1,52
5,115
1,54
13,167
1,76
0,983
1,36
16,713
0,35
0,1831
0,48
0,215
0,65
0,615
0,68
0,582
0,21
10,671
0,33
0,8407
0,26
0,687
0,21
0,901
0,82
0,909
1,12
0,804
0,69
0,449
0,66
0,207
0,21
0,055
0,2
0,555
0,17
0,0682
0,2
0,148
0,3
0,623
2,22
0,7687
0,17
0,2744
2,09
0,255
0,57
0,204
0,58
1,155
1,04
12,207
1,12
0,7507
0,75
12,517
1,36
0,799
1,85
0,8333
1,53
0,43308
0,35
0,5225
0,27
12,909
0,3
0,225
0,26
0,077
0,71
0,846
0,61
13,704
0,53
0,298
0,59
0,524
1,11
0,8
1,13
0,881
1,14
0,515
0,8
12,658
0,95
0,0925
0,98
0,045
1,1
0,276
0,92
0,3906
AQUA 0,77 GDYR
0,7528 1,71
0,517
0,74
0,604 2,45
0,71
0,356
0,867 0,94
86
0,059
0,74
12,837 0,62
1,258