104
STAIN Palangka Raya
BOOK REVIEW Pembelajaran Bahasa Inggris: Pendekatan Qur’ani Rahmadi Nirwanto ABSTACK Pembelajaran bahasa Inggris dengan menggunakan pendekan qur’ani menjadi Ada 3 (tiga) kriteria yang dapat dijadikan dasar penilaian terhadap buku ini, yaitu dari segi tujuan (goal), isi (content), dan kesesuaian (suitability). Dari segi tujuan (goal), penulis melihat kenyataan bahwa sedikitnya bukubuku sumber pembelajaran bahasa Inggris yang dihubungkan dengan ajaran Islam. Buku ini bertujuan untuk menambah perbendaharaan buku yang dapat menjadi acuan untuk mengembangkan pembelajaran bahasa Inggris secara kreatif dan inovatif di lingkungan pendidikan Islam seperti MI, MTs, MA dan Perguruan Tinggi Islam. Dari segi isi (content), seperti disebutkan sebelumnya bahwa buku ini dibuat dalam 7 (tujuh) bab, dengan urutannya lebih sesusai dengan teori kebahasaan karena menyimak (listening) dan berbicara (speaking) merupakan receptive skills (keahlian bersifat menerima/pemahaman) sementara membaca (reading) dan menulis (writing) merupakan productive skills (keahlian bersifat menghasilkan). Dari segi kesesuaian/kecocokan (suitability), buku ini sesuai dengan eksistensi lembaga pendidikan Islam yang tidak hanya mengedepankan transfer ilmu pengetahuan (transfer of knowledge) tetapi juga transfer nilai (transfer of values) dengan melakukan pendekatan secara Qur’ani. Kata Kunci : Pembelajaran Bahasa Inggris: Pendekatan Qur’ani A. Pendahuluan Kehadiran buku”Pembelajaran Bahasa Inggris:Pendekatan Qur’ani” merupakan hal yang mengembirakan bagi guru, dosen dan mahasiswa sebagai calon guru bahasa Inggris nantinya terutama di lingkungan lembaga pendidikan Islam mulai dari MI, MTs, MA dan perguruan tinggi Islam. Buku ini menjadi rujukan sekaligus sebagai inspirasi bagi guru-guru maupun dosen untuk kreatif dalam menggali dan mengembangkan pembelajaran bahasa Inggris sarat dengan nilai-nilai moral-moral Islamnya. Dengan melihat judul buku, maka muncul pertanyaan,”Apa yang dimaksud dengan pendekatan qur’ani?’ Sekilas kita akan mengalami kebingungan tentang pembelajaran bahasa Inggris dengan pendekatan nilai-nilai Al-Qur’an. Tetapi setelah membaca buku ini kita dapat menangkap makna bahwa pendekatan Qur’ani adalah pendekatan yang digunakan dengan membuat materi-materi pembelajaran bahasa Inggris dikaitkan dengan nilai-nilai Islam. Dengan kata lain, tema-tema pembelajaran bernuansakan Islam dengan bersumberkan kepada Al*
Penulis adalah dosen Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Palangka Raya, Alamat Kantor: Jln. G. Obos Kompleks Islamic Centre Palangka Raya Kalimantan Tengah 73112.
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 2, Nomor 2, Desember 2008
105
STAIN Palangka Raya
Qur’an yang bagi umat Islam tidak saja dipahami secara skriptualis (tertulis) tetapi juga harus dipahami secara substansialis (hakekat) untuk dapat dipraktekan dalam kehidupan sehari-hari. Selama ini ada kesan bahwa mempelajari bahasa Inggris jauh dari agama. Bahkaaan lebih ekstrim lagi ada sementara kalangan yang mengharamkan mempelajari bahasa Inggris karena lebih bersifat keduniawian. Pandangan seperti itu adalah keliru karena bahasa merupakan ilmu digunakan dalam rangka kepentingan kemaslahatan untuk menggali ilmu pengetahuan sesuai dengan perintah Allah SWT. Ilmu menembus budaya, peradaban, etnis dan, negara. Buku ini bagaikan oase di padang pasir yang mengobati kehausan akan perbendaharaan buku-buku yang memuat materi-materi pembelajaran bahasa Inggris lebih Islami dan Qur’ani yang selama ini sedikit sekali ditemukan di literatur-literatur yang ada. Dapat kita lihat pada sejumlah buku-buku teks yang diperuntukan bagi MI, MTsN, MA dan Perguruan Tinggi Islam yang kebanyakan memuat materi bahasa Inggris secara umum. Langka sekali ditemukan materimateri yang dikaitkan atau terintegrasi dengan nilai-nilai Islam. Sejatinya, pengajar di lingkungan lembaga pendidikan Islam seperti MI, MTs, MA dan Perguruan Tinggi Islam lebih produktif dalam menghasilkan buku materi pembelajaran lebih banyak sebab lembaga pendidikan Islam seperti MI, MTsN, MA dan perguruan Tinggi Islam adalah lembaga yang berfungsi sebagai benteng pertahanan nilai-nilai Islam. Pengajaran bahasa Inggrispun tidak bisa dipisahkan dari nilai-nilai Islam. Tampaknya penulis ini berkompeten dalam bidang pengajaran bahasa dan memiliki latar belakang pendidikan bahasa mulai dari tingkat sarjana (S-1) sampai tingkat Pascasarjana. Apalagi dia bekerja sebagai dosen bahasa Inggris di Universitas Islam (UIN), maka dengan pengalamannya sebagai dosen, sangat memahami seluk beluk atau liku-liku pembelajaran bahasa Inggris di lingkungan lembaga pendidikan Islam. Buku ini cocok untuk para guru, dosen maupun mahasiwa sebagai calon guru di khususnya di lingkungan lembaga pendidikan Islam. Buku ini berisikan 7 (tujuh) bab yang terdiri dari bab 1 pendahuluan, bab 2 pembelajaran tata bahasa, bab 3 pembelajaran membaca, bab 4 pembelajaran menulis, bab 5 pembelajaran berbicara, bab 6 menyimak dan bab 7 penutup. Bab 2 pembelajaran tata bahasa merupakan dasar pembelajaran bahasa, bab 3 sampai dengan bab 6 merepresentasikan tentang keempat bidang keahlian bahasa Inggris (the four skills of the English Language) yang mencakup menyimak (listening), berbicara (speaking), membaca (reading) dan menulis (writing). Dalam bab pendahuluan, penulis menekankan betapa pentingnya pentingnya nilai-nilai Islam yang tertanam dalam diri anak sehingga dapat membentengi mereka dari kehidupan serba materialistis dan individualistis sebagai dampak fenomena dunia global sekarang, sehingga guru dan dosen dituntut lebih profesional (mumpuni) dalam bidang ilmunya sekaligus memahami ajaran agama sehingga penguasaan ilmu pengetahuan dan nilai-nilai spiritualitas berjalan secara seimbang dan bersinergi antara satu sama lain.
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 2, Nomor 2, Desember 2008
106
STAIN Palangka Raya
Yang menjadi inti utama dari buku ini model-model pembelajaran dengan pendekatan qur’ani yang dipaparkan sebagai berikut. B. Model Pembelajaran Tata Bahasa: Pendekatan Qur’ani Salah satu topik yang penting diajarkan untuk anak didik adalah “tenses.” Yang mendasar sekali untuk diketahui adalah bentuk simple present. Bentuk ini dapat digunakan untuk menjelaskan kebiasan binatang maupun rutinitas (daily routines) kita sehari-hari. Anak didik, misalnya, diminta untuk mendeskripsikan seekor kelinci dalam bahasa Inggris: It lives in a hole. It eats plants and vegetables. It has a lot of babies. It runs very fast. Dengan bentuk contoh seperti ini anak didik diharapkan dapat menguasai struktur kalimat dalam bentuk present. Guru atau dosen menanamkan nilai-nilai agama dengan memberikan kesadaran kepada anak didik bahwa diantara binatang itu adalah anugrah Allah SWT yang disediakan untuk manusia Kemudian guru atau dosen dapat mengaitkannya dengan Surat An-Nahl ayat 5: Dan Dia menciptakan binatang ternak untuk kamu; padanya ada yang menghangatkan dan berbagai manfaat dan sebahagian kamu makan. (Q.S. An-Nahl:5). Untuk kegiatan sehari-hari (daily routines), anak didik diajak untuk mendiskusikan kegiatan-kegiatan sehari-hari yang bersifat positif baik itu dilakukan sehari-hari, sekali sebulan ataupun sekali setahun seperti contoh-contoh berikut ini: I help my mother to cook every day. I visit my grandmother once a month. I give alms to the orphans in a orphanage once a month. Ahmad prays Tahajjud every day. I do Idul Fitri prayer once a year. Banyak contoh-contoh kalimat lain mengandung nilai-nilai ajaran agama yang dapat dikembangkan oleh guru atau dosen. C. Model Pembelajaran Membaca: Pendekatan Qur’ani Secara umum membaca bertujuan untuk mendapatkan ide pokok, informasi spesifik, memahami sebagian besar atau seluruh pesan, menikmati sebuah ceritera dan sebagainya. Aktivitas pembelajaran membaca dengan pendekatan qur’ani dapat dilakukan dengan mencari teks bernuansa, misalnya “Muhammad and Islam” yang berisikan riwayat singkat Rasulullah SAW seperti berikut ini: Muhammad and Islam Muhammad was born in Makkah in 570 AD. He was orphaned as a young child and brought up first by his grandfather and later by his uncle. As a young man, he was well known for his unusual truthfulness and wisdom, and he was
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 2, Nomor 2, Desember 2008
107
STAIN Palangka Raya
one of the new people in Makkah who did not believe in idol worship, but tried instead to follow the original teachings of Abraham. When he was in 20s, Muhammad was hired by a wealthy widow, Khadijja to let her carravan. Khadija admired this extraordinary young man and eventually they were married. They settled into a peaceful and prosperous life. Muhammad was concerned about the idol worship, corruption and cruelty that he saw around him, and he began to withdraw to the mountains for long periods of meditation and fasting. When he was forty years old, he withdrew into a cave high on a nearby mountain when he had a vision of the Archangel Gabriel commanding him to: Recite. In the name of your Lord…..’ From that moment Muhammad became a Prophet or Messenger of God. He received revelations from God through Gabriel, and these revelations formed the Holy Qur’an, the scared book of the religion called Islam. Islam is a word meaning both submission and peace. According to its teachings, human being can attain both inward and outward peace by submitting to the command of God, or Allah (an Arabic word meaning the God). And according to Islam, this peace and obedience leads to salvation and entry into Heaven. Muhammad was ordered to called people to Islam. It involves observing five “pillars of faith“. These are: the firm belief in one God and in the prophethood of Muhammad; regular ritual five times a day; giving alms to the poor and needy; fasting during the holymonth of Ramadan; and the performance of the annual pilgrimage or Hajj, once in every Muslim’s life it is all possible. (Qouted from: Hollyer, Belinda (editor). Living in Makkah, 1987:12). Materi ini memberikan keuntungan kepada anak didik karena mereka dapat menyerap sejumlah kosa kata, mengetahui pola wacana dan mendekatkan mereka akan sejarah hidup Rasulullah SAW sekaligus menanamkan kecintaan kepadanya. Teks ini juga mengingatkan nabi dan agamanya seperti tercantum surat AlFath:29: Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaanNya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud (Q.S.Al-Fath:29). Materi reading tidak terbatas pada teks saja tetapi juga dalam bentuk lain, mislanya dengan cara meminta anak didik untuk membaca puisi-puisi Islami. Salah satu yang terkenal adalah puisinya Rabiah Al-Adawiyah yang merupakan salah seorang tokoh spiritual di dunia Islam klasik. Ia dilahirkan sekitar tahun 717 di sebuah negara yang sekarang bernama Irak. Setelah membaca membaca puisi ini, anak didik diminta untuk membahas, menyimpulkan maksud dan tujuan, serta menceritakan kembali puisi ini. Berikut ini adalah sebuah puisi Rabiah AlAdawiyah yang menunjukan rasa cinta mendalam kepada Allah SWT dalam versi bahasa Inggris. MY Greatest Need is You Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 2, Nomor 2, Desember 2008
108
STAIN Palangka Raya
Your hope in my heart is the rarest treasure Your Name on my tongue is the sweetest word My choicest hours Are the hours I spend with You. O Allah, I can’t live in this world Without remembering You. How can I endure the next world Without seeing Your face? I am stranger in Your country And lonely among Your worshippers: This is the substance of my complaint. Language, meaning and message dari puisi ini mendorong anak untuk memahami sejumlah arti kata, mencari makna dan memahami pesan-pesan di dalamnya. Selain itu, mereka dapat mencari hikmah terkandung di dalamnya. D. Model Pembelajaran Menulis: Pendekatan Qur’ani Menulis bertujuan untuk melatih anak didik menuangkan pikiran, gagasan maupun perasaan dengan menggunakan kaidah bahasa dengan benar. Sebagai bahan untuk tulisan anak didik dapat memanfa’atkan lukisan, foto, gambar maupun pemandangan. Sebagai contoh, gambar seorang anak kecil yang sedang belajar shalat di masjid. Kemudian anak didik diminta untuk membuat sebuah paragraf dengan mendeskripsikan gambar tadi. Topik-topik lain bisa diambil adalah berkaitan dengan tsunami di Aceh, ataupun menuliskan paparan tentang karya lukisan kaligrafi. Pembelajaran menulis juga dapat dihubungkan dengan unsur-unsur Islami. E. Model Pembelajaran Berbicara: Pendekatan Qur’ani Dengan pembelajaran berbicara, diharapkan anak didik dapat berbicara dengan ancar dan tepat dengan mengambil tema tata cara berwudhu dengan menjelaskannya kepada teman-temanya di depan kelas. Yang dipilih, misalnya, tentang cara berwudhu dimulai dari niat sampai membaca doa. First, make niyyah (intention) that you are making wudhu for shalat and begin saying “Bismillah” (in the name of Allah the most merciful and the most kind). Wash both hands up to the wrist three times, making sure that water has reached between the fingers. Put a handful of water into your mouth and rinse it thoroughly three times. Sniff water gently into your nostrils three times to clean them and then wash the tip of the nose. Wash your face three times from the lobe of your right ear to your left ear and from your hairline (forehead) to your chin. Wash your right arm then your left arm thoroughly from wrist up (and including) your elbow three times. Move the wet palms over the head from the top of forehead to the back of the head. Pass the wet tips index fingers into the grooves and holes of both ears and also pass the wet thumbs behind the ears. Wash both feet to (and including) the ankles starting from
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 2, Nomor 2, Desember 2008
109
STAIN Palangka Raya
the right, making sure that water has reached between the toes and all other parts of the feet. Selain kaya akan kosa kata yang berkaitan dengan wudhu, mereka harus paham bahwa wudhu tidak boleh ditinggalkan manakala mau mendirikan shalat. “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tindak memperoleh air, Maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu supaya kamu bersyukur.” (Q.S. AlMaidah:6) F. Model Pembelajaran Menyimak: Pendekatan Qur’ani Pembelajaran menyimak adalah untuk memahami informasi secara lisan. Dengan menyimak anak didik dapat mencari ide pokok, ide secara deatail, menyimpulkan makna dan menentukan konteks. Ada beraneka ragam bahan atau materi yang digunakan seperti iklan, pidato, percakapan telefon dan sumbersumber lainnya. Untuk topik menyimak, misalnya, pengajar membacakan cerita mengenai “The Tailor” seorang penjahit miskin. The Tailor The tailor is very poor man who is always busy making beautiful clothes for his customers. He never has time or money to make clothes for himself, although he really wants to. One evening, he goes to the back of his shop and he finds just enough material to make himself a beautiful coat. He wears the coat proudly all over town. One day, he realizes that the coat is getting old and worn. He is sad to part with the special gift he has given himself. So, he decides to make it into a fine jacket. So he cuts and sews and makes himself a beautiful little jacket. He wears his jacket proudly all over town. But, one day the tailor realizes that his jackets, too, is getting old and worn. Again, he feels sad to get rid of his special gift. Only the sleeves are frayed, so he decides to make it into a vest. He wears the vest proudly all over town. Every time he wears it, it reminds him of his coat and his jacket. However, as time passes he realizes the vest, too, is getting old and worn. Once more, reluctant to part with the vest, the clever and creative tailor goes into his shop and cuts and sews. Soon he emerges with a hat made of the same material as the coat, the jacket, and the vest. Again, he wears the hat proudly all over town. In time, the hat too gets old and worn. Now the tailor is really sad, but being the resourceful person that he is, and being reluctant to part with his gift, once more he returns to his shops. When he finally emerges for the last time, he is holding something very small in his hand. It is a button, but it is not just a button. Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 2, Nomor 2, Desember 2008
110
STAIN Palangka Raya
It is a whole lot more. Whenever he looks at the button, he sees the hat, the vest, the jacket, and the coat, and he thinks of all wonderful memories of that special gift he gave himself so long ago. Ceritra ini mengandung pesan-pesan moral untuk selalu memberikan bantuan kepada sesama seperti dalam ayat berikut ini: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (Q.S Al-Baqarah:277) Ada 3 (tiga) kriteria yang dapat dijadikan dasar penilaian terhadap buku ini, yaitu dari segi tujuan (goal), isi (content), dan kesesuaian (suitability). Dari segi tujuan (goal), penulis melihat kenyataan bahwa sedikitnya bukubuku sumber pembelajaran bahasa Inggris yang dihubungkan dengan ajaran Islam. Buku ini bertujuan untuk menambah perbendaharaan buku yang dapat menjadi acuan untuk mengembangkan pembelajaran bahasa Inggris secara kreatif dan inovatif di lingkungan pendidikan Islam seperti MI, MTs, MA dan Perguruan Tinggi Islam. Dari segi isi (content), seperti disebutkan sebelumnya bahwa buku ini dibuat dalam 7 (tujuh) bab yang masing-masing terdiri dari bab 1 pendahuluan, bab 2 pembelajaran tata bahasa, bab 3 pembelajaran membaca, bab 4 pembelajaran menulis, bab 5 pembelajaran berbicara, bab 6 menyimak dan bab 7 penutup. Bab 2 pembelajaran tata bahasa merupakan dasar pembelajaran bahasa, bab 3 sampai dengan bab 6 merepresentasikan tentang keempat bidang keahlian bahasa Inggris. Tetapi kelemahannya adalah tata urutan keahlian yang ditempat pada masingmasing bab, seharusnya juga dibuat sesuai dengan urutan kronologis sehingga urutannya adalah bab 2 tentang pembelajaran tata bahasa, bab 3 tentang pembelajaran menyimak, bab 4 tentang pembelajaran berbicara, bab 5 tentang pembelajaran membaca, bab 6 tentang pembelajaran menulis. Dengan demikian urutannya lebih sesusai dengan teori kebahasaan karena menyimak (listening) dan berbicara (speaking) merupakan receptive skills (keahlian bersifat menerima/pemahaman) sementara membaca (reading) dan menulis (writing) merupakan productive skills (keahlian bersifat menghasilkan) Dari segi kesesuaian/kecocokan (suitability), buku ini sesuai dengan eksistensi lembaga pendidikan Islam yang tidak hanya mengedepankan transfer ilmu pengetahuan (transfer of knowledge) tetapi juga transfer nilai (transfer of values) dengan melakukan pendekatan secara Qur’ani. Tetapi kelemahannya buku ini tidak secara spesifik ditujukan kepada tingkat tertentu, apakah MI, MTs, MA atau Perguruan Tinggi Islam. Padahal, masing-masing anak didik dari berbagai potensi kepekaan dan kematangan berbeda dalam pemerolehan bahasa (language acquisition). Anak yang sudah pada tingkat MTS berbeda dengan MI, anak yang sudah berada di tingkat Aliyah berbeda dengan anak tingkat MTs begitu seterusnya. G. Kesimpulan
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 2, Nomor 2, Desember 2008
111
STAIN Palangka Raya
Pembelajaran bahasa Inggris dengan menggunakan pendekan qur’ani menjadi Ada 3 (tiga) kriteria yang dapat dijadikan dasar penilaian terhadap buku ini, yaitu dari segi tujuan (goal), isi (content), dan kesesuaian (suitability). Dari segi tujuan (goal), penulis melihat kenyataan bahwa sedikitnya bukubuku sumber pembelajaran bahasa Inggris yang dihubungkan dengan ajaran Islam. Buku ini bertujuan untuk menambah perbendaharaan buku yang dapat menjadi acuan untuk mengembangkan pembelajaran bahasa Inggris secara kreatif dan inovatif di lingkungan pendidikan Islam seperti MI, MTs, MA dan Perguruan Tinggi Islam. Dari segi isi (content), seperti disebutkan sebelumnya bahwa buku ini dibuat dalam 7 (tujuh) bab, dengan urutannya lebih sesusai dengan teori kebahasaan karena menyimak (listening) dan berbicara (speaking) merupakan receptive skills (keahlian bersifat menerima/pemahaman) sementara membaca (reading) dan menulis (writing) merupakan productive skills (keahlian bersifat menghasilkan). Dari segi kesesuaian/kecocokan (suitability), buku ini sesuai dengan eksistensi lembaga pendidikan Islam yang tidak hanya mengedepankan transfer ilmu pengetahuan (transfer of knowledge) tetapi juga transfer nilai (transfer of values) dengan melakukan pendekatan secara Qur’ani. DAFTAR PUSTAKA Rina Sari, Pembelajaran Bahasa Inggris: Pendekatan Qur’ani, Malang:UIN Press, 2007. Depag RI, al-Quran dan Terjemahnya, Jakarta, 1992
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 2, Nomor 2, Desember 2008