قائمة املراجع واملصادر املصادر العربية القرآن الكرمي البغ د د ا ،أيب دمحم ب د د ن د د ب د د دمحم0241 ،ه0111 -م ،جمم ع ععع ال ع ععما
،جد د د
األول ،الق هرة-مصر ،ارالسالم للطب عة والنشر والتوزيع والرتمجة. أمح ،مجعه مح ان ،أحكام وصيغ العقود املصرفية الشائعة ىف السعودان ،ج معدة ندر كر ف ن. الزحيلي ،وهبة ،املعامال املاليّة املعاصرة ،ار الفكر بريوت لبن ن. مصد ددطفي ،قط د د ،4110 ،امل ع ع ّتأرا أحكامرع ععا واع ععرم ركو يفرع ععا وا ع ع مار ا الفقه اإل المية ،أر ن :ار النف ئس. مسو ،س مي حس امح ،رطو ر األعمال املصرفيّة ،مكتبة ار الرتاث، ص ددي م ،زك ددرح دمحم4102 ،م ،صع ععكوض امل ع ععاربة ودور ع ععا اإل المية
متو املشار ع اإلق صاد ة
فلسطني ،ج معة األزهر ،نزة.
زي ،عب املنعم أبو0111 ،م ،امل اربة وال ط يقاهتا العملية املعه الع ىل للفكر اإلسالمي ،الق هرة.
رفعي ع ع قع ععترة ال يفكع ععون
املصارف اإل الميّة،
عز ،فخر حسني ،0111 ،صيغ متو ع ال يفميعة
اإل عالم ال يفعس اإل عالم ،املعهد
اإلسالمي للبحوث وللت ري ،وق نع ن وة رقم ،41اخلرطوم 41-01 ،ين ير. س د نو ،قط د مص ددطفي ،امل ععتاأرا أحكامر ععا وا ععرم ركو يفر ععا وا ع ع مار ا
الفق ععه
اإل الم ،ار النف ئس للنشر والتوزيع. أبددو زي د ،دمحم عب د املددنعم ،امل ععاربة ورط يقاهتععا العمليععة
املصععارف اإل ععالميّة ،املعه د
العهلى للفكر اإلسالمى الق هرة. الفددريوز ي
،جم د ال د ي دمحم ب د يعقددو 4111 ،م ،القععاموحمل ا ععي ،ار املعرفددة،
الطبعة الرابعة ،بريوت -لبن ن . املصادر اإلنتونيسية Muhammad Syafi’i Antonio, 2001, Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik, Jakarta: Gema Insani. M. Yaziq, 2009, fiqhi Muamalah dan implementasinya dalam lembaga keuangan syari’ah, yogyakarta, Logung Pustaka Lexy J, 2012, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung, TP Remaja Rosdakarya. Sugiyono , 2012, Metode penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Bandung, Alfabeta.
Pertanyaan wawancara BMT Hasanah Ponorogo 1. Bagaimana latar belakang didirikan BMT Hasanah Ponorogo? BMT HASANAH adalah sebuah lembaga keuanga mikro yang didirikan pada tanggal 4 april 2011 berpayungkan hukum dan menteri negara koprasi usaha kecil dan menengah republik Indonesia. Dengan keputusan menteri nomor 554 / BH/ XVI.21/2011 BMT HASANAH telah mendapatkan pengesahan akta pendirian koprasi. Melihat kondisi rill masyarakat kita yang dari sisi ekonomi belum dapat hidup secara layak dan mapan, masih sering terjadi rentenir, tidak adanya lembaga yang dapat membantu untuk meningkatkan pendapatan mereka, tidak punya posisi tawar dengan pihak lain dan kondisi-kondisi lainnya yang serba tidak menguntungkan bagi masyarakat kecil. Padahal dari potensi yang dimiliki oleh mereka yang apabila dikelolah oleh system kebersamaan, maka akan dapat meningkatkan ekonomi mereka. Dengan memperhatikan permasalahan diatas, maka dirintislah BMT ( Baitul Mall wat Tamwil) Hasanah. BMT Hasanah merupakan lembaga keuangan mikro syari’ah yang notabennya adalah lembaga keuangan asset umat dengan prinsip oprasionalnya mengacu pada prinsip-prinsip syari’ah islam. BMT Hasanah dibentuk dalam upaya memberdayakan serta kegiatan-kegiatan lain yang berdampak pada peningkatan ekonomi anggota dan mitra binaan kearah yang lebih baik, lebih aman, serta lebih adil. Sebagai lembaga yang mengembangkan misi sosial, maka BMT Hasanah disamping mengelolah Baitul Mall juga sekaligus mengelolah Baitul Tamwil yang ini harus ditangani oleh muslim yang profesional dibidang keuangan, insya Allah akan terwujud lembaga keuangan syari’ah yang sehat, berkualitas, dan memenuhi harapan umat
2. Apa visi dan misi serta tujuan didirikannya BMT Hasanah Ponorogo? Visi: menjadi lembaga keuanga syariah yang mampu menginspirasi dan menggerakan umat menuju kemandirian, serta meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan bagi anggota dan mitra binaan sehingga mampu berperan aktif sebagai khalifah AllahSubhanhu wa Ta’ala, untuk menggapai Ridhonya. Misi: kami bertekat untuk memberikan layanan dan solusi terbaik dalam hal menghimpun dana serta menyalurkannya dalam bentuk pembiayaan, pembinaan, pembandingan dan pengembangan ekonomi umat secara amanah dan profesional dengan menerapkan prinsip-prinsip syariah dalam kegiatan ekonomi, memberdayakan pengusaha mikro, kecil dan menengah, mensinergikan kepedulian Aghniya’ (orang mampu) dengan dhuafa’ (kurang mampu) secara terpola dan kesinambungan
Tujuan: meningkatkan kesejahtraan umat dan mempunyai posisi tawar (daya saing) anggota dan mitra binaan serta menjamin ukhuwah islamiyah dengan saling tolong-menolong sebagai perwujudan firman Allah di dalam Al-Qur’an surat Al-Maidah ayat 2, yang artinya “dan tolong-menolonglah dalam kebajikan dan taqwa dan jangan tolong-menolong dalam pelanggaran dosa”. 3. Bagaimana struktur organisasi pada BMT Hasanah Ponorogo? BIDANG KELEMBAGAAN 1. Oraganisasi KOPSYAH BMT HASANAH telah berbadan hukum dengan nomor 554 / BH/ XVI.21/2011 tanggal 04 April 2011 yang dikeluarkan oleh kepala dinas industri perdagangan koperasi usaha kecil dan menengah kabupaten ponorogo.. Pengurus KOPSYAH BMT HASANAH periode 2013-2016 sebagai berikut: a) Ketua : B. sulistio b) Seketaris : Faruq Ahmad Futaqi, M.E. Sy c) Bendahara : Wasito, S. Pd
2. 1) 2) 3)
Dewan pengawas syaria’ah Drs. Mudiono, M. pd B. sudarmanto, S. pd Ir. Agus Edi Sumanto, M. Ec
3. 1) 2) 3)
Pengelolahan karyawan Tamwil Manajer : Tony Sasono Kepala keuangan : Dwi rahayu Teller/ Admin : Ririn Untari : Arin Prasticha, S.H.I : Frida Rativatul Ulfa : Rusmini
4) Marketing
: Faizun Ahmad : Fitri Ainul Fuad : Samsul Hadi ; Syahril Sifaul An’am, S.H.I
5) Pengelolahan/ Karyawan Mall 1) Manajer : Kurniadi, A.md 2) Keuangan : Dwi Rahayu 3) Fundriset : Eko Rudiant, S.Ag
4. Apa saja produk-produk dan jasa yang ditawarkan oleh BMT Hasanah Ponorogo? Produk pembiayaan di BMT Hasanah Ponororgo A.
Produk simpanan
1.
SIMPANAN WADIAH
a. SIMPANAN INSANI: simpanan yang bersifat titipan, bisa diambil sewaktu-waktu. Boleh dipergunakan untuk perputaran kinerja BMT (titipan yathomanah). Dan BMT diperbolehkan memberi bonus pada akhir bulan. b. SIMPANAN IDUL FITRI: simpanan yang sifatnya titipan, pengambilannya hanya bisa pada waktu hari raya idul fitri. Dan BMT diperbolehkan memberi bonus pada alhir bulan. c. SIMPANAN QURBAN: simpanan yang sifatya titipan, pengembaliannya hanya bisa pada waktu hari raya Qurban. Dan BMT diperbolehkan bonus pada akhir bulan. e. SIMPANAN PENDIDIKAN: simpanan yang sifatnya titipan, pengembaliannya pada waktu pendaftaran sekolah. Dan BMT diperbolehkan bonus pada akhir bulan. 2.
SIMPANAN MUDHARABAH (SIMPANAN BERJANGKAU)
Simpanana yang nominalnya tidak bisa ditambah ataupun dikurangi dan tidak dapat diambil sebelum masa jatuh temponya habis (sesuai dengan jenis simpanan deposito yang di kehendaki). Simpanan berjangka ini hanya satu kali setora pada waktu pembukaan rekening simpanan berjangka, dan anggota diwajibkan untuk membuka rekening simpanan insani sebagai rekening transferan untuk mendapatkan bagi hasil deposito tersebut setiap bulannya dengan nisbah bagi hasil yang telah ditentukan oleh BMT, dan tranferan untuk nominal deposito pada saat masa jatuh temponya habis. Simpanan ini dapat di pergunakan untuk perputaran kinerja BMT. Jenis simpanan Mudharabah (simpanan berjangka) ada 3: a. SIMPANAN BERJANGKA 3 BULAN Deposit ini berakhir setelah 3 bulan pembukaan rekening simpanan berjangka tersebut. b. SIMPANAN BERJANGKA 6 BULAN Deposit ini berakhir setelah 6 bulan pembukaan rekening simpanan berjangka tersebut. c. SIMPANAN BERJANGKA 12 BULAN
Deposit ini berakhir setelah 12 bulan pembukaan rekening simpanan berjangka tersebut. 5. Apa sajah produk yang digunakan untuk melakukan pembiayaan? A. PRODUK PEMBIAYAAN 1. PEMBIAYAAN JUAL BELI a. MURABAHAH: Pembiayaan jual beli dimana dalam perjanjiaan si penjual (BMT Hasanah) memberitahukan harga pokok barang, keuntungan dan harga jual pada si pembeli. b. MUSYAWAMAH: Pembiayaan jual beli dimana dalam perjanjiaan si penjual (BMT Hasanah) hanya memberitahuakan harga jualnya saja pada si pembeli. c. ISTHISNA: Pembiayaan jual beli yang sebelumnya diawali dengan pemesanan. 2. INVESTASI (PEMBIAYAAN BAGI HASIL) a. MUDHARABAH: Pembiayaan dimana modal yang BMT investasikan adalah sepenuhnya (100%) dalam usaha yang diajukan dan dikelola oleh anggota. Pengelolahan usaha sepenuhnya oleh anggota, BMT tidak ikut campur dalam pengelolahannya dan hanya mengawasi saja. b. MUSYARAKAH: Pembiayaan dimana modal yang kita investasikan hanya sebagian dalam usaha yang diajukan dan dikelolah oleh anggota. Pengelolahan usaha sepenuhnya oleh anggota, BMT tidak ikut dalam pengelolahannya dan hanya mengawasi saja. 3. JASA a. IJARAH: Pembiayaan yang dilakukan untuk sewa (baik tenaga ataupun berupa barang) b. RAHN: Pembiayaan terjadi dengan system gadai yaitu dengan sistem anggota menitipkan barang berharga kepada BMT untuk disimpan selama waktu yang telah disepakati, dan anggota akan menerima uang sesuai dengan kesepakatan sebelumnya dengan BMT. Anggota akan dikenai biaya penitipan barang dengan hitungan system harian yang akan dibayarkan secara akumulasi sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. Biaya penitipan barnag tersebut sesuai dengan lamanya barang yang dititipkan di BMT. c. HAWALAH:
Pembiayaan pengalihan tanggung jawab hutang pihak pertama pada pihat kedua yang dialihkan kepada pihak ketiga (BMT) untuk melunasi hutang. d. QARDUL HASAN: Pembiayaan yang bersifat sosial (membantu) anggota yang dalam kesulitan keuangan yang pembiayaan tersebut tidak dapat dimasukkan dalam jenis pembiayaan sebelumnya diatas. Dalam sistem pembiayaan ini anggota tidak diminta kelebihan atau laba dari pokok pembiayaan.
6. Bagaimana prosedur pengajuan pembiayaan modal kerja pada penerapan akad Mudharabah? a. Prosedur pengajuan pembiayaan Mudharabah 1. Pengajuan pembukaan rekening simpanan baik secara tertulis ataupun lisan. 2. Menyerahkan foto copy identitas KTP/ SIM. 3. Setiap pembukaan rekening simpanan baru harus menyetorkan simpanan awal minimal Rp 1.000.000, 4. Pembukuan rekening simpanan berjangka tidak dikenakan biaya admistrasi, Bilyet simpanan berjangka/ Bilyet Deposito diberikan kepada 3 anggota sebagai bukti kalua anggota memiliki rekening simpanan berjangka di BMT dengan disertai slip setoran simpanan Berjangka. 5. Setiap pembukaan rekening simpanan berjangka anggota di wajibkan membuat rekening dimpanan wadiah, Karena bagi hasil simpanan berjangka yang diperoleh tiap bulannya akan di transfer ke rekening simpanan wadiah. 6. Pencairan simpanan berjangka pada waktu jatuh tempo harus membawa bukti Bilyet simpanan berjangka/ Bilyet Deposito. 7. Bagian prosedur simpanan: • Anggota dating ke BMT mengajukan permohonan pembukaan rekening tabungan. • BMT akan membuatkan rekening tabungan sesuai dengan permintaan anggota, tentunnya setelah anggota mengetahui jenis dan pengertian tabungan yang ada di BMT, dan juga telah memenuhi syarat pembukaan rekening baru, baik simpanan wadiah ataupun simpanan berjangka. • Anggota akan mendapatkan buku tabungan untuk jenis simpanan wadiah, dan bilyet simpanan berjangka/ Bilyet Deposito untuk jenis simpanan Mudharabah b. Nisbah Bagi Hasil Besarnya nilai marjin atau keuntungan dalam pembiayaan mudharabah di BMT Hasanah Ponorogo ditentukan langsung diawal akad oleh pihak BMT, yaitu :60%
untuk Pihak BMT dan 40% untuk Nasabah. Nisbah bagi hasil ini ditentukan berdasarkan perkiraan rata-rata keuntungan usaha perbulanya. c. Jaminan Dalam pembiayaan mudharabah di BMT Hasanah Ponorogo diharuskan adanya jaminan sebagai antisipasi apabila modal yang diberikan kepada nasabah (mudharib) tidak kembali. Jika harga penjualan atas barang jaminan lebih besar dari total pembiayaan maka pihak BMT wajib mengembalikan kelebihanya, dan jika harga penjualan barang jaminan lebih kecil dari total pembiayaan maka nasabah wajib melunasi kekurangan tersebut.
7. Bagaimana praktek pembiayaan mudharabah? Praktek pembiayaan Mudharabah 1.
Proses pembiayaan melalui beberapa tahap:
Setiap calon nasabah pembiayaan terlebih dahulu akan mengisi berkasa pengajuan SPP (surat pengajuan permohonan), disertai foto copy kartu identitas KTP/ SIM, foto copy KK, foto copy agunan (BPKB, STNK bila agunan yang digunakan kendaraan bermotor) sebagai persyaratan. 2.
Proses Analisa SPP yang telah masuk.
ACC/ persetujuan pencairan SPP dan pihak yang berwenang manager dan pengurus. Dengan acuan 5C yaitu: character (sifat), capacity (kapasitas kemampuan anggota untuk membayar), capital (kemampuan modal pendapatan anggota), collateral (lagunan yang dimiliki anggota), conditions (keadaan ekonomi secara global). 3.
Proses administrasi:
proses pencairan uang kepada nasabah, dengan disertai surat wakalah yang isinya mewakili kepada anggota untuk membeli sendiri barang pembiayaan yang di kehendaki sesuai dengan isi SPP yang diajukan. Dalam proses ini belum terjadi akad perjanjian, akad perjanjian akan terjadi setelah anggota mengembalikan nota pembelian barang. Bila uang yang dicairkan ada sisa pembelian, maka uang tersebut harus dikembalikan pada BMT. Bila terjadi kekurangan pada pembelian barang maka kekurangannya menjadi tanggungan anggota sendiri. Selanjutnya akan terjadi akad, nominalnya sesuai dengan yang tertera dalam nota pembelian barang. •
Pencairan piutang: proses pencairan uang atau barag yang harus diberikan kepada anggota dan langsung terjadi akad perjajian/ tanda tangan perjanjian.
•
Akad perjanjian dibuat sesuai dengan jenis pembiayaan yang terjadi.
•
Anggota akan diberi jadwal melakukan asuransi.
8. Bagaimana system dan mekanisme bagi hasil dari pembiayaan modal kerja pada penerapan akad Mudharabah yang diterapkan di BMT Hasanah Ponorogo? A. Bagi Hasil Mudharabah Bagi hasil adalah perhitungan pembagian pendapatan yang diperoleh berdasarkan nisbah (rasio) yang disepakati. B. Nisbah Bagi Hasil Pembiayaan Mudharabah di BMT Hasanah Ponorogo. Nisbah pembiayaan mudharabah adalah rasio perolehan bagi hasil yang disepakati antara shohibul maal dan mudharib berdasarkan jangka waktu penempatan dana.Nisbah bagi hasil pembiayaan mudharabah di Hasanah Ponorogo adalah 70 : 30 (nasabah dan BMT). Bisa juga tergantung kesepakatan antara kedua belah pihak. Perhitungan dalam pembiayaan mudharabah di BMT Hasanah Ponorogo 5 % menurun dengan berdasarkan saldo pembiayaan. Semakin besar pokok dibayar semakin kecil bagi hasilnya. Data Kasus Perhitungan bagi Hasil Pembiayaan Mudharabah, Dalam hal ini akan diketengahkan bagaimana bank dan nasabah memperoleh keuntungan berdasarkan konsep bagi hasil. Contoh kasus Bu partin menginginkan pembiayaan mudharabah sebesar Rp 3.564.000 untuk pembiayaan seragam sekolah dengan jumlah 72 buah, dengan nisbah bagi hasil40% BMT dan 60% bu partin, dengan jangka waktu yang telah ditentukan. Berikut penghitungan nisbah bagi hasil BU Partin dan pihak BMT Hasanah:
Atasan baju Rp 25.000 x 1 meter = Rp 25.000 Bawahan baju Rp 35.000 x 0,7 meter = Rp 24.500 Biaya produksi
= Rp 35.000
Tolat
= Rp 84.500
Dengan nilai jual @ seragam Rp 95.000 Nilai jual-biaya produksi seragam Rp 95.000 - Rp 84.500= Rp 10.500 Jadi laba yang di terima per@ yaitu Rp10.500, sedangkan jumlah seragam yang diproduksi sebanyak 72 buah jadi lababersinya yaitu Rp 10.500 x 72 = Rp 756.000.
Jawaba: a. profit sharing BMT hasanah = 40% x Rp 756.000 = Rp 226.800 Bu Partin = 60% x Rp 756.000 = Rp 529.200.
9. Apa saja resiko-resiko penerapan akad Mudharabah pada pembiayaan modal kerja di BMT Hasanah Ponorogo? pembiayaan bermasalah Sudah menjadi bahasa umum jika beberapa lembaga keuangan baik yang berbentuk bank maupun non bank memiliki beberapa permasalaahan pembiayaan, tidak terkecuali adalah permasalahan pembiayaan yang terjadi di bmt hasanah. Adapun permasalahan yang sering terjadi di bmt hasanah adalah permasalahan ketidak terpenuhinya tanggung jawab seorang nasabah/anggota terhadap pengembalian pembiayaan atau angsuran. Faktor yang menjadikan sebuah pembiayaan bermasalah 1) Dari nasabah, faktor terjadinya pembiayaan bermasalah itu meliputi: a) Faktor kesengajaan. Faktor ini muncul karena karakter atau watak dari nasabah/anggota yang tidak mau menepati kewajibanya untuk melunasi pembiayaan tersebut, walaupun pada kenyataannya keadaan ekonomi dari nasabah/anggota dalam keadaan baik. b) Ketidak sengajaan Disini nasabah/anggota mempunyai niat membayar akan tetapi keadaan memaksanya tidak bisa melakukannya, sebagai contoh keadaan ekonomi dari nasabah dalam keadaan tidak baik atau kebangkrutan yang dialami usahanya. 2) Dari pihak bmt itu sendiri, ini bisa terjadi karena ketidak akuratan seorang Accounting Officer dalam menganalisis kelayakan nasabah penerima fasilitas pembiayaan. Buruknya karakter nasabah juga sebagai penyumbang terjadinya suatu permasalahan pembiayaan. Sehingga mereka bisa lari dari tanggung jawab yang mereka harus jalankan.
10. Strategi apa saja yang digunakan BMT Hasanah Ponorogo untuk menangani resiko pembiayaan modal kerja, khususnya pada penerapan Mudharabah? Penanganan pembiayaan bermasalah di bmt hasanah. Penanganan pembiayaan yang dilakukan di bmt hasanah diantaranya dilakukan melalui: A. Menjaga hubungan baik dengan nasabah. Pihak Bmt berupaya untuk melakuakn pendekatan nasabah yang mengalami kesulitan dalam pembiayaan
terhadap
1) Pengembalian pokok. Dilakukan dengan cara mengalihkan akad dari murabaha ke akad qardulhasan, ini bisa memperkecil angsuran dan meminimalkan terjadinya resiko. 2) Peringatan I,II,III. Peringatan diberikan sebagai secara bertahap mulai dari peringatan I, apabila peringatan I diabaikan maka peringatan II di berikan dan seterusnya sampai peringatan ke III. Baru bmt Melakukan tindakan selanjutnya. Jangka antara satu peringatan dengan surat peringatan lain adalah selama 3 bulan.
B. Penyitaan sampai penjualan barang agunan. Saat penyelesaian diatas sudah tidak bisa menyelesaikannya maka jalan terakhirnya adalah menjual/ melelang barang jaminnan di lembaga arbitrase. Dan besarnya harga jual kemudian di konversikan kepada pihak bank.
1) Evaluasi. Untuk melakukan pengawasan dan mengontrol penanganan pembiayaan yang dilakukan. 2) Hapus buku.
Apabila nasabah/anggota yang melakukan pembiayaan tidak diketahui informasi dan kabarnya, maka pihak bmt berhak menghapus pembiayaan yang telah dilakukan. 11. Apa pengaruh resiko pembiayaan modal kerja pada akad Mudharabah terhadap anggota dan BMT Hasanah Ponorogo? Dalam pelaksanaannya terjadi mudharabah macet disebabkan karena :
pembiayaan
a) Usaha yang dibiayai macet b) Penyalahgunaan akad c) Dilarikan, tidak niat mengangsur d) Konflik diantara keluarga peminjam Dalam hal ini BMT HASANAH melakukan penanganan dengan cara : a) Melalui pendekatan secara kekeluargaan b) Melakukan akad ulang c) Eksekusi jaminan d) Pengalihan akad e) Memberi solusi untuk mengembalikan .
12. Apa upaya dan rencana pengembangan pembiayan modal kerja pada akad Mudharabah di BMT Hasanah Ponorogo? Untuk rencan kedepanya BMT akan mengusahakan adanya kajian pembelajaran kepada masyarakat sekitar dan juga Anggota BMT guna untuk lebih mengetahui akad-akad dalam Islam, sehingga kedepanya masyarakat lebih paham dan mengerti pembiayaan mana yang baik dan bagus untuk di gunakan.
